Anda di halaman 1dari 45

62 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

BAB

GELOMBANG

ELEKTROMAGNETIK

Anda tentunya sudah mengenal tentang gelombang elektromagnetik yang


di antaranya berupa gelombang radio, gelombang mikro cahaya, dan sebagainya.
Gelombang-gelombang

elektromagnetik

tersebut

memiliki

karakteristik

gelombang yang bersifat umum baik itu ketika melewati sebuah medium maupun
ketika di dalam vakum. Beberapa sifat gelombang elektromagnetik yang masih
teringat jelas dalam memori kita adalah bahwasanya gelombang elektromagnetik
akan mengalami perisriwa refleksi, transmisi, polarisasi dan dispersi ketika
melewati bidang batas dua medium yang berbeda. Coba anda buka kembali
beberapa referensi terkait dalam mata kuliah gelombang yang telah anda tempuh.
Adapun kompetensi yang harus dicapai setelah kegiatan pembelajaran nantinya
adalah diharapkan anda mampu membedakan sifat-sifat dari gelombang
elektromagnetik ketika melewati dua medium yang berbeda, baik itu
medium yang bersifat non penghantar (non konduktor) maupun medium
konduktor.
Rangkaian materi dalam Bab 5 ini disajikan kedalam 5 subpokok bahasan
yakni Persamaan Gelombang, Gelombang Elektromagnetik Dalam Medium Non
Penghantar, Gelombang Bidang Elektromagnetik Dalam Medium Konduktor,
Dispersi dan Pandu Gelombang.
5.1 Persamaan Gelombang
Pada Bab 2 telah dibahas bahwasanya khusus untuk kondisi dalam sebuah
daerah tanpa adanya sumber muatan maupun sumber arus, disebut juga sebagai
ruang bebas, persamaan Maxwell terjabarkan sebagai berikut

i .E 0

iii E B

ii .B 0

iv B 0 0 E

(5.1)

63 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Untuk menganalisis persamaan Maxwell di atas, kita dapat menerapkan operasi


Curl pada persamaan (iii) dan (iv).
B

E .E 2 E

2E
B 0 0
t
t 2
E

B .B 2 B 0 0

E 0 0 B
0 0
t
t 2

Dengan menggunakan asumsi untuk ruang bebas .E .B 0 , maka


didapatkan
2E
,
2
t

2 E 0 0

2B

2 .
t

2 B 0 0

(5.2)

Dalam persamaan (5.2) nampak bahwasanya ekspresi untuk E dan B muncul


secara terpisah. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa di dalam vakum, komponen
E dan B memenuhi persamaan gelombang (klasik), yaitu :
2 f

1 2 f
v 2 t 2

dengan kecepatan rambatnya :


v

0 0

3 ,00 10 8 m

Jika kasus yang terjadi diperluas untuk permasalahan di dalam material, tetapi
tetap dengan mengkondisikannya dalam ruang bebas f J f 0 , maka
persamaan Maxwell akan berbentuk:

i .D 0

iii E B

ii .B 0

iv H

D
t

(5.3)

Sekilas tidak nampak adanya perbedaan yang mencolok dari persamaan


sebelumnya. Untuk medium yang bersifat linier isotropik,
D E

1
B

64 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

dan homogen ( dan tidak bervariasi), maka persamaan (5.3) menjadi :

iii E B

i .E 0
ii .B 0

t
iv B 0 E
t

(5.4)

Dengan cara yang sama seperti memperlakukan persamaan (5.1), maka dari
persamaan (5.4) akan kita dapatkan :
2 E
t 2

2 E

2 B

2B
t 2

yang komponen-komponennya membentuk persamaan gelombang, dengan


kecepatan rambatnya :
v

0 0

Perbandingan cepat rambat gelombang elektromagnetik di dalam vakum dengan


pada material disebut indeks bias :
n

.
0 0

5.1.1 Persamaan gelombang dalam 1-dimensi


Tinjau seutas tali panjang dengan tegangan T. Resultan gaya vertikal pada
segmen tali antara

x dan x x :

F T sin ' T sin

f
T

x+ x

Gambar 5.1. Segmen tali dengan tegangan T

65 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Dengan menganggap gangguan pada tali tidak besar, maka dan ' adalah
sudut-sudut yang kecil sehingga sin ~ tan ' , maka persamaan di atas menjadi:
f
x

F T tan ' tan T

x x

f
x

2 f
x
x 2

Jika adalah massa per satuan panjang, maka Hukum II Newton memberikan :
F ( x )

2 f
.
t 2

Dengan menggabungkan kedua persamaan di atas, kita dapatkan ekspresi berikut


ini
2 f 2 f

x 2 T t 2

2 f
1 2 f

.
x 2 v 2 t 2

(5.5)

Dapat kita simpulkan bahwasanya gangguan kecil yang terjadi pada tali
memenuhi persamaaan gelombang dalam 1-dimensi dengan cepat rambatnya
sebesar
v

Kita dapat menuliskan solusi dari persamaan (5.5) dalam bentuk


f x ,t g x vt ,

(5.6)

yang merupakan sebuah fungsi yang bervariabel x dan t dalam kombinasi khusus

z x- vt . Sebagai bukti bahwa fungsi (5.6) memenuhi persamaan gelombang


(5.5) adalah
f
dg z dg

x
dz x
dz

f dg z
dg

v
t dz t
dz

dan

2 f dg d 2 g z d 2 g

x 2 x dz dz 2 x dz 2

2
2
2
f
dg
d g z 2 d g

v
v 2

t dz
t 2
dz 2 t
dz

d 2 g 2 f
1 2 f

dz 2
x 2 v 2 t 2

(terbukti !)

Secara fisis persamaan (5.6) menyatakan sebuah gelombang yang berjalan


sepanjang sumbu x positif (ke kanan) dengan laju v, dengan demikian maka

66 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

f ( x, t ) h( x vt )

menyatakan gelombang yang berjalan sepanjang sumbu x negatif (ke kiri) dengan
laju v. Persamaan gelombang di atas adalah linier, sebab jumlah dari dua buah
solusinya adalah solusi juga, yaitu

2 f1 2 f 2 1 2 f1 1 2 f 2 1 2
2

f1 f 2 .
1
2
x 2
x 2 x 2 v 2 t 2 v 2 t 2 v 2 t 2
Oleh karena itu superposisi dari gelombang yang bergerak ke kiri dan ke kanan
adalah:
f x, t g x vt h x vt

(5.7)

memenuhi persaman (5.5) untuk sembarang fungsi g dan h. Persamaan (5.7)


menyatakan solusi paling umum untuk persamaan gelombang dalam 1-dimensi.
5.1.2 Gelombang sinusoidal
(i)

Terminologi
Salah satu bentuk solusi gelombang yang mungkin adalah gelombang

sinusoidal :
f x, t A cos k x vt

(5.8)
f(x,0)

Maksimum
pusat

A
/

v
x

Gambar 5.2. Gelombang sinusoidal yang bergerak ke kanan

dalam persamaan di atas A menyatakan amplitudo gelombang, adalah konstanta


fase, dan k adalah bilangan gelombang yang didefinisikan oleh

2
.
k

67 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Pada saat x vt

k maka kita dapatkan bahwasanya argumen pada fungsi

cosinus sama dengan nol. Kondisi semacam ini disebut sebagai maksimum
pusat. Jika 0 maksimum pusat melalui titik asal pada t = 0.
Dalam satu siklus, periode osilasi akan terhitung sebagai
2
T

,
kv

sehingga besarnya frekwensi gelombang adalah


1 v
,
T

atau dapat pula dituliskan dalam bentuk frekuensi sudut


2 kv .

Persamaan (5.8) selanjutnya dapat ditulis menjadi:


f ( x , t ) A cos( kx t ) .

(5.9)

Dengan cara yang sama gelombang yang bergerak ke kiri dituliskan sebagai
f ( x , t ) A cos( kx t ) .

(5.10)
f(x,0)
Maksimum
pusat

v
Gambar 5.3. Gelombang sinusoidal yang bergerak ke kiri

Persamaan (5.10) dapat ditulis juga sebagai berikut


f ( x , t ) A cos( kx t ) .

Jadi dengan merubah tanda untuk k, kita akan dapatkan gelombang dengan
amplitudo, fase, frekuensi, dan panjang gelombang yang sama dengan arah yang
berlawanan.

68 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

(ii)

Notasi kompleks
Dengan menggunakan rumus Euler dalam bilangan kompleks
e i cos i sin

maka gelombang sinusoidal (5.9) dapat ditulis menjadi:


f ( x , t ) Re( Ae i( kx t ) ) .

Jika kita perkenalkan fungsi gelombang kompleks:


f ( x, t ) A e i ( kx t ) .

dengan amplitudo kompleks A Ae i , maka:


f ( x , t ) Re f ( x , t ) .

5.1.3 Polarisasi
Berdasarkan arah rambatnya gelombang dibedakan menjadi gelombang
transversal

dan

gelombang

longitudinal.

Gelombang

transversal

adalah

gelombang yang simpangannya tegak lurus dengan arah rambatannya. Sementara


gelombang longitudinal adalah gelombang yang simpangannnya searah dengan
arah rambatannya.
Untuk jenis gelombang transversal ada dua dimensi yang menunjukkan orientasi
yang senantiasa tegak lurus terhadap arah perambatan (propagasi). Dalam hal ini
kita katakan gelombang transversal mempunyai 2 macam polarisasi, yakni
polarisasi vertikal dan horizontal.
Polarisasi vertikal:
y

v
x

z
Gambar 5.4. Polarisasi vertikal

f V ( x , t ) A e i ( kx t ) j .

Polarisasi horizontal:
y

v
x

z
Gambar 5.5. Polarisasi horizontal

69 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

f h ( x , t ) A e i ( kx t ) k .

Polarisasi sepanjang arah lainnya dalam bidang YZ:


y

z
Gambar 5.6. Vektor polarisasi
~
.
f ( x, t ) A e i ( kx t ) n

Pada Gambar 5.6 menunjukkan sudut polarisasi.


memberikan definisi bidang vibrasi dan karena gelombang
Vektor polarisasi n

transversal, maka:
. i 0 .
n

juga dapat dituliskan sebagai berikut:


n
cos j sin k
n

Sehingga gelombang yang digambarkan terakhir dapat ditinjau sebagai


superposisi 2 gelombang, yaitu yang terpolarisasi vertikal dengan yang
terpolarisasi secara horizontal
~
f ( x , t ) ( A cos )e i ( kx t ) j ( A sin )e i ( kx t ) k .

5.1.4 Syarat batas: refleksi dan transmisi


Tinjau dua buah tali yang disambungkan dan kemudian diberi pulsa.
Kedua tali mempunyai tegangan yang sama, tapi karena massa persatuan
panjangnya berbeda maka kecepatannya v1 dan v2 akan berbeda ( v

).

70 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

v1

v1

v2
x

x
(a)

(b)

Gambar 5.7. Pulsa pada medium tali dengan massa persatuan panjang
berbeda : (a) Pulsa datang dan (b) Pulsa refleksi dan transmisi
Gelombang datang:

f I AI e i( k1 x t )

(x 0)

Gelombang refleksi:

f R AR e i( k1 x t )

(x 0)

Gelombang transmisi:

f T AT e i( k2 x t )

(x 0)

Semua bagian dari sistem berosilasi dengan frekwensi yang sama

1 k 2 v1

.
2 k1 v2

Total gangguan pada tali:

AI e i( k1x t ) AR e i( k1xt )
f ( x ,t ) i( k x t )
2
AT e

,untuk x 0
,untuk x 0

(5.11)

f ( x ,t ) adalah fungsi kontinu di x 0 , sehingga


f ( 0 ,t ) f ( 0 ,t ) ,

dan turunannya juga kontinu:


f
x

f
x

Syarat batas di atas juga berlaku untuk fungsi gelombang kompleks:


f ( 0 ,t ) f ( 0 ,t );

f
x

f
x

(5.12)
Jika kita terapkan syarat batas (5.12) ke persamaan (5.11), akan didapatkan:
AI AR AT ,

k 1 ( AI AR ) k 2 AT

yang selanjutnya akan memberikan bahwa:

71 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

k k2
AR 1
k1 k 2

AI ,

2v 2
AI .
AT
v 2 v1

Jika dinyatakan dalam bentuk kecepatan:


v v
AR 2 1 AI ,
v 2 v1

2v 2
AI
AT
v 2 v1

v v1
AI e i I ,
AR e i 2
v 2 v1

2v 2
AI e i I .
AT e i T
v 2 v1

Jika 2 1 v2 v1 , maka ketiga gelombang mempunyai sudut fase yang sama (


R T I ), sehingga
v v
AR 2 1 AI ,
v 2 v1

2v 2
AI .
AT
v 2 v1

Jika 2 1 v2 v1 , maka gelombang akan dipantulkan dengan beda fase

180 o R T I .
Selanjutnya karena
cos k 1 x t I cos k 1 x t I

maka gelombang yang didefinisikan akan terbalik. Dalam hal ini


v v
AR 1 2 AI ,
v 2 v1

2v 2
AI .
AT
v 2 v1

Dalam kasus khusus, yaitu jika tali kedua memiliki massa tak terhingga maka
AR AI

dan

AT 0 .

5.2 Gelombang Elektromagnetik dalam Medium Non Penghantar


5.2.1 Gelombang bidang monokromatik dalam vakum
Persamaaan gelombang untuk E dan B dalam ruang bebas :
2 E

1 2E
,
c 2 t 2

2 B

1 2B
c 2 t 2

(5.13)

72 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

dimana c

0 c0

adalah kecepatan cahaya dalam vakum.

Kita akan batasi perhatian kita pada gelombang sinus dengan frekuensi

Karena frekuensi bersesuaian dengan warna, maka persamaan (5.13) disebut


persamaan gelombang monokromatik. Andaikan bahwa gelombang berjalan
dalam arah x dan tidak mempunyai kebergantungan pada y dan z, maka ini disebut
sebagai gelombang bidang, sebab medan bersifat uniform di setiap bidang yang

arah propagasi:
~
~
~
~
E x, t E 0 e i kx t , B x, t B0 e i kx t ,
~
~
dengan E o dan Bo adalah amplitudo-amplitudo (kompleks) dari medan listrik

~ dan ~ .
dan medan magnetik. Medan-medan fisis merupakan bagian real dari E
B

Z
Gambar 5.8. Gelombang bidang monokromatik yang merambat dalam arah x
Dalam menurunkan persamaan (5.13) dari persamaan Maxwell kita telah
~
~
memasukkan kondisi khusus pada E o dan Bo , yaitu .E 0 dan .B 0 ,

yang memberikan:

E~ B~
o x

o x

0.

(5.14)

Persamaan (5.14) sekaligus menyatakan bahwa gelombang elektromagnetik


merupakan gelombang transversal. Medan listrik dan medan magnetik tegak lurus
terhadap arah propagasi. Sementara dari Hukum Faraday E

B
,
t

73 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

menyatakan secara langsung hubungan antara amplitudo- amplitudo medan listrik


dan medan magnetik, yaitu:

~
k Eo

~
Bo

, k E o y Bo z .
~

(5.15)

atau,

k
~
~
Eo .
Bo
x

Terlihat bahwa antara E dan B sebanding dan saling tegak lurus. Amplitudoamplitudo realnya dihubungkan oleh:
Bo

k
1
Eo Eo .

Dari persamaan Maxwell yang ke empat, B o o E / t menghasilkan


hal yang sama dengan persamaan (5.15).
Contoh 5.1
Jika E menunjuk dalam arah y, maka menurut persamaan (5.52) B akan menunjuk
dalam arah z,
~
~
E x, t E 0 e i kx t y ,

1 ~
~
B x, t E 0 e i kx t z
c

y
c
E0

x
E0 /c

Gambar 5.9.

z
Gelombang medan listrik dan
gelombang bidang lektromagnetik

medan

magnetik

pada

Atau
E ( x ,t ) E o cos( kx t ) y ; B( x ,t )

1
E o cos( kx t )z
c

Ini menyatakan gelombang yang terpolarisasi dalam arah y: kita gunakan arah E
untuk menyatakan polarisasi gelombang elektromagnetik.

74 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Tidak ada suatu kekhususan dalam arah x, sehingga kita dapat


menggeneralisasinya untuk gelombang yang berjalan dalam arah sembarang.
Perkenalkan vektor propagasi (atau vektor gelombang) k, yang menunjuk dalam
arah propagasi, yang memiliki amplitudo gelombang k. Produk skalar k.r
merupakan generalisasi dari kx , sehingga:
~
~
E ( r , t ) E o e i ( k.. r t ) n

~
1 ~
1
~
B (r , t ) E o e i ( k . r t ) k n k E ,
c
c
menyatakan vektor satuan propagasi.
adalah vektor polarisasi dan k
dengan n

Dikarenakan E transversal maka:


.k 0 .
n

Medan listrik dan medan magnetik (real) dalam gelombang bidang


adalah:
monokromatik dengan vektor propagasi k dan vektor polarisasi n
.
E ( r ,t ) E o cos( k.r t )n

B( r ,t )

1
).
E o cos( k.r t )( k n
c

( k .r )
Gambar 5.10.

Vektor
gelombang
k
menunjuk
dalam
propagasi gelombang elektromagnetik.
gelombang bidang lektromagnetik
5.2.2 Energi dan momentum dari gelombang elektromagnetik

arah

Telah kita ketahui bersama bahwa energi persatuan volume yang tersimpan
dalam medan elektromagnetik adalah:
U

1
1 2
o E 2
B .
2
o

Dalam kasus gelombang bidang monokromatik:

75 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

B2

1 2
E o o E 2 ,
2
c

sehingga:
2

U o E 2 o E o cos 2 ( kx t ) .
Energi inilah yang dibawa oleh gelombang dalam propagasinya. Rapat fluks
energi (energi persatuan luas persatuan waktu) yang dihantarkan oleh medan
diberikan oleh besaran yang disebut vektor Poynting
S

1
E B .
o

Untuk gelombang bidang monokromatik selanjutnya akan diekspresikan oleh


2

S c o E o cos 2 ( kx t ) x cU x .
Dalam selang waktu t , gelombang telah berpindah sejauh ct menembus
daerah A dengan membawa energi sebesar UAct , sehingga energi persatuan
luas persatuan waktu yang dihantarkan oleh gelombang adalah Uc.
A
c

ct

Gambar 5.11.
telah
dengan

Selama selang waktu


gelombang
berpindah sejauh menembus luasan A
membawa energi.

Medan elektromagnetik tidak hanya membawa energi, tapi juga membawa


momentum. Rapat momentum yang tersimpan dalam medan dinyatakan oleh:

1
S.
c2

(5.17)

Untuk gelombang bidang monokromatik, maka persamaan (5.17) menjadi:


1

p c o Eo

1
Ux
.
cos 2 ( kx t ) x
c

Jika kita ambil harga rata-rata untuk rapat energi dan momentum, maka didapat:

76 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

1
o Eo 2 .
2

1
2
cU x
.
c o E o x
2

1
1
U x
.
o Eo 2 x
2c
c

Pada persamaan di atas angka muncul dari nilai rata-rata cos 2 untuk satu
putaran penuh.
Daya rata-rata persatuan luas yang dihantarkan gelombang elektromagnetik yang
juga disebut intensitas adalah
I S

Contoh 5.2
Intensitas dari cahaya matahari adalah 1300 W/m2. Hitunglah amplitudo medan
listrik dan medan magnet!.
Solusi:
I

1
2
c o E o E o
2

2I
2( 1300 )

o c ( 8 ,85 10 12 )( 3 10 8

Dari hubungan B E / c maka Bo

1/ 2

0 ,99 10 3 V / m

9 ,9 10 2
3 ,3 10 6 T .
3 10 8

5.2.3 Propagasi melalui medium linier


Gelombang elektromagnetik yang telah kita turunkan pada bagian
sebelumnya adalah untuk ruang vakum. Kita dapat generalisasi hasil-hasil tersebut
untuk medium linier, yaitu dengan cara merubah o dan o , sehingga
laju propagasi gelombangnya adalah
v

dengan

c
n,

77 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

o o

disebut sebagai indeks bias dari material.


Rapat energi elektromagnetik dalam medium linier dinyatakan oleh
U

1
1
E 2 B 2 ,
2

dan vektor Poynting diekspresikan oleh


S

1
E B ,

Sedangkan intensitas gelombang elektromagnetik diberikan oleh


I

1
vE o 2 .
2

Apa yang akan terjadi jika gelombang melewati bidang batas dua medium yang
berbeda?
Dari pengetahuan kita tentang gelombang, kita dapat menebak akan adanya
gelombang yang di-refleksi dan di-transmisi. Syarat batas elektrodinamik yang
telah kita turunkan:

( i ) 1 E 1 2 E 2

( iii ) E1 // E 2 //

( ii ) B1 B2

1
1
( iv ) B1 // B2 //
1 2

(5.18)

Persamaan di atas akan kita generalisasi untuk menghasilkan hukum-hukum


pemantulan dan pembiasan bagi gelombang elektromagnetik.
5.2.4 Refleksi dan transmisi gelombang yang datang secara normal
terhadap bidang batas
Andaikan bidang YZ membentuk batas antara dua medium linier.
Gelombang

bidang

dengan frekwensi

merambat dalam arah x dan

terpolarisasi dalam arah y.


y

E1

ER
Vt

ET

v1

B1

BT
BR

V2

78 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Gambar 5.12 Refleksi dan transmisi dari gelombang yang datang normal
terhadap bidang batas.
Kita dapat tuliskan persamaan gelombang untuk setiap keadaan propagasi dari
sebuah gelombang datang secara terpisah.
Gelombang datang:
~
~
E I ( x ,t ) E oI e i( k x t ) y
1 ~ i ( k x t )
~
z
B I ( x ,t )
E oI e
v1
1

Gelombang refleksi:
~
~
E R ( x ,t ) E oR e i( k x t ) y
1 ~ i( k x t )
~
z
B R ( x ,t )
E oR e
v1
1

Gelombang transmisi:
~
~
ET ( x ,t ) E oT e i ( k x t ) y
1 ~ i ( k x t )
~
z
BT ( x ,t )
E oT e
v2
2

Gelombang transmisi merupakan komponen gelombang yang diteruskan pada


medium 2.
Di x 0 gelombang harus kontinu, artinya
~
~
~
~
~
~
E I E R ET dan B I BR BT .

Kita tahu bahwa tidak ada komponen medan yang dengan permukaan bidang
batas, sehingga persamaan (i) dan (ii) pada (5.18) tidak digunakan.
Di x 0 , syarat (iii) memberikan:
~
~
~
E oI E oR E0T ,

dan syarat (iv):

(5.19)

79 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

1
1

1 ~
1 ~
1 1 ~

E oI
E oR
E oT
v1
2 v2
v1

atau
~
~
~
E oI E oR E0T

(5.20)

dengan

1 v1
.
2 v2

Dari persamaan (5.19) dan (5.20) akan kita dapatkan:


1
~
E oR
1

~
2
~
E oI , E oT

~
E oI .

(5.21)

Jika ~ o maka: v1 / v2 , sehingga


v v1 ~
2v 2 ~
~
~
E oI , E oT
E oI
E oR 2
v 2 v1
v 2 v1

yang identik dengan persamaan gelombang pada tali. Jika v 2 v1 maka


gelombang refleksi sefase dan jika v 2 v1 gelombang refleksi berlawanan fase.
E oR

v 2 v1
2v 2
E oI , E oT
E oI .
v 2 v1
v 2 v1

E oR

n1 n 2
2 n1
E oI , E oT
E oI .
n1 n 2
n1 n 2

atau

Jika 1 2 o maka:
R

I R E oR

I I E oI

I T 2 v2

I I 1 v1

n1 n2
n1 n 2

EoT

E oI

n2
n1

(5.22)

2 n1
n1 n 2

dimana, R: koefisien refleksi dan T: koefisien transmisi, dan

R T 1
yang tidak lain menyatakan hukum kekekalan energi.

Contoh 5.3

(5.23)

80 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Hitunglah koefisien refleksi dan transmisi tanpa mengasumsikan 1 2 o .


Buktikan pula bahwa R T 1 !.
Solusi:
Dari persamaan (5.21) dan (5.22)
E
I
R R oR
I I E oI

1
dimana

1

1 v1
2 v2

Sementara dari persamaan (5.23) dan (5.21)


I
v
T T 2 2
II
1 v1

2
T

TR

E oT

E oI

v v v v v
, karena 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1
1 v1 2 1 1 v1 2 v 2 v1 2 v 2

maka

. Selanjutnya:

1
1
4 ( 1 )2
( 1 2 2 ) 1 .(terbukti)
2
2
(1 )
(1 )

5.2.5 Refleksi dan transmisi gelombang yang datang dengan sudut tertentu
terhadap bidang batas
Tinjau sebuah gelombang yang jatuh pada bidang batas dua medium
dengan membentuk sudut I .

KR

1(

) T

KT

K1

Gambar 5.13. Refleksi dan transmisi dari gelombang yang datang dengan
membentuk sudut terhadap bidang batas

81 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Seperti biasa kita dapat tuliskan persamaan gelombang dari ketiga macam
perambatan gelombang yang tertera pada gambar di atas sebagai berikut;
Gelombang datang:
~
~
E I ( r ,t ) E oI e i( k .r t )
1
~
~
B I ( r ,t )
k I EI .
v1
I

Gelombang pantul:
~
~
E R ( r ,t ) E oR e i ( k .r t )
1
~
~
B R ( r ,t )
k R ER .
v1
R

Gelombang transmisi:
~
~
ET ( r ,t ) E oT e i ( k .r t )
1
~
~
BT ( r ,t )
k T ET .
v2
T

Ketiga gelombang ini memiliki frekwensi yang sama, sehingga


k I v1 k R v1 k T v 2 , atau k I k R

v2
n
kT 1 kT .
v1
n2

(5.24)

Pada bidang batas 2 medium (x=0) syarat batas mempunyai bentuk umum sebagai
berikut:

e i k .r t e i k .r t e i k .r t .
I

Disebabkan syarat batas harus berlaku pada semua titik pada bidang batas dan
pada setiap saat, maka faktor eksponen haruslah sama, sehingga bentuk
spatialnya:
k I .r k R .r k T .r , di x=0

atau

k I y y k I z z k R y y k R z z kT y y kT z z
untuk setiap y dan z.
Jika y=0 kita dapatkan:

k I z k R z kT z .
Saat z=0 memberikan:

(5.25)

82 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

k I y k R y kT y .

(5.26)

Kita boleh memutar sumbu sedemikian rupa supaya k I terletak dalam bidang XY

k I z 0 , sehingga dari persamaan (5.25)


k R z kT z 0 .
Vektor gelombang datang, yang diteruskan, yang dipantulkan, serta garis
normal permukaan bidang batas membentuk sebuah bidang yang disebut sebagai
bidang datang. Berdasarkan persamaan (5.26), kita dapatkan bahwa
k I sin I k R sin R k T sin T .

(5.27)

Dalam hal ini I , R dan T masing-masing adalah sudut datang, sudut pantul
dan sudut transmisi (sudut bias).
Dari persamaan (5.24), didapatkan
I R

(5.28)

sin T
n
1.
sin I
n2

(5.29)

dan

Selanjutnya, persamaan (5.28) dan (5.29) disebut Hukum Snell.


Persamaan (5.27), (5.28) dan (5.29) merupakan hukum-hukum dasar dari optik
geometri. Kita generalisasi syarat batas (5.18) menjadi:

i 1 E~oI E~oR x 2 E~oT x


ii B~oI B~oR x B~oT x
iii E~oI E~oR y,z E~oT y , z
iv

1 ~
~
BoI BoR
1

y, z

1 ~
BoT
2

y, z

~
~
dengan Bo k E o / v .

Andaikan polarisasi dari gelombang


datang adalah sejajar bidang datang (bidang
BR y
kR

XY):

ER

R
1(
E1

ET

)T

kT
BT

k1
B1

Gambar 5.14.

Refleksi dan transmisi dari gelombang


datang yang terpolarisasi sejajar bidang datang

83 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Syarat batas menjadi:

~
~
~
( i ) 1 E oI sin I E oR sin R 2 E oT sin T

(5.30)

( ii ) 0 0
~
~
~
( iii ) E oI cos I E oR cos R E oT cos T

( iv )

1 ~
1 ~
~
E oI E oR
E oT .
1 v1
2 v2

(5.31)
(5.32)

Dengan bantuan Hukum Snell (5.28 dan 5.30) persamaan (5.31) dan (5.32)
menjadi:
~
~
~
E oI E oR E oT

(5.33)

dengan

1 v1 1 n 2

2 v 2 2 n1

dan persamaan (5.31) menjadi:


~
~
~
E oI E oR E oT

(5.34)

dengan

cos T
.
cos I

Kita eliminasi persamaan (5.33) dan (5.34) sehingga didapatkan



~
E oR

~
E oI ;

2
~
E oT

~
E oI .

Ini diketahui sebagai Persamaan Fresnel untuk kasus polarisasi dalam bidang
datang.

84 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Amplitudo gelombang transmisi dan refleksi bergantung pada sudut datang, sebab

merupakan fungsi dari I

1 sin 2 T

cos I

n1
n2

sin I

cos I

(5.35)

Perkenalkan sudut Brewster B yaitu sudut datang yang mana tidak ada
gelombang yang direfleksikan. Ini dipenuhi jika , sehingga persamaan
(5.35) menjadi

sin B
2

1 2

n1 2
n2

Untuk kasus dengan 1 2 n2 / n1 maka:


sin 2 B

2
,
1 2

tan B

n2
.
n1

atau

Jika kita hitung nilai intensitas untuk tiap-tiap gelombang baik gelombang datang,
galombang pantul maupun gelombang yang ditransmisikan maka besarnya
intensitas gelombang datang adalah
2

I I 12 1 v1 EoI cos I ,
sedangkan intensitas gelombang pantul dan yang ditransmisikan adalah
2

I R 21 1 v1 E oR cos R
2

I T 21 2 v 2 EoT cos T .
Dari sini kita dapat menuliskan ekspresi bagi R dan T sebagai berikut
E
I
R R oR
I I E oI

I
v
T T 2 2
I I 1 v1

R T 1.

E oT

E oI

cos T
2

cos I

85 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

5.3 Gelombang Bidang Elektromagnetik dalam Medium Konduktor


5.3.1 Energi dari Gelombang Elektromagnetik
Persamaan gelombang elektromagnetik dalam medium konduktor baik itu
gelombang untuk E maupun B adalah
~
~
E ( x ,t ) E o e k x e i( k x t ) j

(5.36)

dan
~
k ~ k x i( k x t )
B( x , t )
e
k.
Eo e

(5.37)

Karena k bilangan kompleks, maka


k k ik k e i ,

dengan
k

k k 1
2

Dari persamaan(5.36) dan (5.37), maka amplitudo kompleks didefinisikan oleh


~
~
E o E o e i E dan Bo Bo ei B ,
yang keduanya dihubungkan oleh
Bo e i B

k e i
Eo ei E ,

atau
B E .

Ini berarti bahwa medan magnetik dalam sebuah konduktor ketinggalan terhadap
medan listrik. Amplitudo real dari E dan B memenuhi persamaan berikut
Bo

k

E 1

Eo .

Akhirnya kita akan dapatkan:


E ( x ,t ) E o e k x cos( k x t E ) j
B( x ,t )

E o e k x cos( k x t E )k

86 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Medan-medan tersebut ditunjukkan oleh grafik tiga dimensi pada Gambar 5.15 di
bawah ini

y
Gambar 5.15.

Dalam
medium
konduktor
gelombang
medan
E
magnetik tertinggal terhadap gelombang
medan listrik.

Energi yang tersimpan dalam medan adalah

1
1
U E 2 B 2
2

x
B

k2
1
2
E o e 2 k x cos 2 k xz t E
cos 2 k x t E
2
2

1
2
E o e 2 k x 1
4

Terlihat bahwa kontribusi medan magnetik yang ditunjukkan oleh suku kedua dari
persamaan di atas selalu dominan; kenyataannya untuk konduktor baik
U

1
2
E o e 2 k x .
4

(5.37)
Fluks energi diberikan oleh vektor Poynting berikut ini
1

E B

k
2

Eo e 2 k

Karena

cos k x t E cos k x t E

1 2
1
cos cos( )d cos dan
2 0
2

k cos k ,

maka

87 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

1 k
2
E o e 2 k x i .
2

(5.38)

Contoh 5.4
Dalam perambatan gelombang pada konduktor, rapat energi berkurang disebabkan
oleh faktor atenuasi e 2 k x (persamaan 5.37). Kemanakah energi yang hilang
tersebut dan hitung pula besarnya?
Solusi:
Energi yang hilang tersebut menjadi panas dalam konduktor. Tinjau sebuah
lembar konduktor

Gambar 5.16. Lembar konduktor yang dilalui gelombang elektromagnetik.


Daya elektromagnetik yang didisipasikan sama dengan laju
rata- rata pemanasan lembar konduktor tersebut.
Hukum Pemanasan Joule menyatakan bahwa daya yang dihantarkan pada volume
V adalah

P E.J d atau
V

P E 2 A x .

Dalam kasus gelombang bidang, laju rata-rata pemanasan lembar tersebut adalah:
P

1
E o 2 e 2 k x A x .
2

Dari persamaan (5.38) daya rata-rata yang mengalir melalui lembar konduktor
dari kiri adalah
P

1 k
2
Eo e 2 k x A .
2

88 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Daya yang mengalir ke luar dari sebelah kanan diberikan oleh rumus yang sama
yang dievaluasi di x x . Daya yang didisipasikan dalam lembar konduktor
adalah selisih dari daya yang masuk dan ke luar, yaitu
1 k
d 2k x
2
E o A
e
x
2
dx

k k
2

E o e 2 k x Ax.

Akan tetapi karena k k 21 , maka


P

1
E o 2 e 2 k x Ax .
2

Ternyata daya elektromagnetik yang didisipasikan sama dengan laju rata-rata


pemanasan lembar konduktor tersebut.
5.3.2 Refleksi dan Transmisi pada Permukaan Konduktor
Seperti biasanya, untuk menganalisis sifat refleksi dan refraksi pada
bidang batas dua medium berbeda kita membutuhkan syarat batas (5.18). Kita
generalisasi syarat tersebut untuk kasus transmisi gelombang pada sebuah
permukaan konduktor. Dalam hal ini, f adalah rapat permukaan bebas dan Kf
adalah arus permukaan bebas yang keduanya hanya terdefinsi pada bidang
perbatasan dua medium yang berbeda. Khusus untuk konduktor yang bersifat
ohmic J f E tidak didapati arus permukaan bebas, sehingga Kf = 0.
Kita misalkan saja bidang xy sebagai bidang batas yang memisahkan
medium linier (1) dan medium konduktor (2). Sebuah gelombang bidang
monokromatik bergerak dalam arah x dan terpolarisasi dalam arah y. Bentuk
persamaan gelombang untuk tiap-tiap bagian gelombang diberikan sebagai
berikut;
Gelombang datang
~
~
E I ( x, t ) E oI e i ( k1 x t ) j
1 ~ i ( k1 x t )
~
B I ( x, t )
E oI e
k
v1

Gelombang refleksi:

89 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

~
~
E R ( x, t ) E oR e i ( k1 x t ) j
1 ~
~
B R ( x, t )
E oR e i ( k1 x t ) k
v1

Gelombang transmisi:
~
~
E T ( x, t ) E oT e i ( k 2 x t ) j
k ~
~
BT ( x, t ) 2 E oT e i ( k 2 x t ) k

dengan bentuk pelemahan (ditunjukkan oleh bagian imajiner k2) yang terjadi pada
saat penetrasi gelombang melalui perbatasan medium. Anda dapat menggunakan
kembali Gambar 5.12 untuk menerapkan syarat batas (5.18).
Pada saat x=0 kondisi batas mensyaratkan bahwasanya tidak terdapat
komponen medan listrik dan magnet yang tegak lurus terhadap permukaan bidang
batas. Dengan demikian komponen ke (i) dan (ii) terpenuhi terpenuhi dengan f
= 0, sedangkan komponen (iii) dari persamaan (5.18) memberikan
~
~
~
E oI E oR E oT

begitu pula untuk bagian ke (iv) yang memberikan definisi

1 ~
1 k 21 ~
~
E oI E oR
E oT 0
1 v1
2

atau
~
~
~
E oI E oR E0T

dimana

1v1 k 2
.
2

Dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada kasus medium linier maka
kita peroleh hubungan
1
~
E oR
1

~
2
~
E oI , E oT

~
E oI .

Untuk konduktor yang sempurna ( dan berharga tak hingga)


maka berlaku
~
~
E oI E oR

~
, E oT 0

Dalam kasus ini, gelombang 100% dipantulkan dengan perubahan sudut sebesar
1800. Oleh karena itulah, konduktor jenis ini dapat digunakan sebagai
cermin,sebagai contoh adalah perak. Unruk konduktor yang baik ( 2 dan

90 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

yang berharga cukup besar) maka besarnya koefisien refleksi yang diperoleh

dengan menjabarkan nilai dari

dalam bentuk deret kuasa adalah

R12 *1 82 1

1
2

5.4 Dispersi
Propagasi gelombang elektromagnetik ketika melewati sebuah medium
bergantung pada tiga macam sifat dari material itu sendiri yang meliputi:
permitivitas

, permeabilitas dan konduktivitas . Jika besarnya dan

relatif tidak berubah maka kecepatan gelombang elektromagnetik di dalam sebuah


medium nonkonduktor akan selalu bernilai
1

dengan indeks bias sebesar


n

(5.39)

dan keduanya akan selalu bernilai konstan. Di dalam bahasan optika, indeks bias
sangat bergantung pada besarnya frekuensi dari gelombang elektromagnetik yang
datang pada material. Dengan kata lain n adalah sebuah fungsi dari

Sebagai contoh, sebuah prisma akan membelokkan sinar biru lebih tajam daripada
sinar merah (fbiru > fmerah ) ketika dilewati cahaya polykromatik, seperti halnya pada
peristiwa terjadinya pelangi. Gejala semacam ini dikenal sebagai peristiwa
dispersi cahaya. Sedangkan medium yang menyebabkan gejala ini dikenal sebagai
medium yang dispersif.
Karena gelombang dengan frekuensi yang berbeda-beda berjalan dengan
kecepatan yang berbeda pula dalam medium dispersif, maka sebuah gelombang

91 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

akan membentuk kelompok frekuensi tertentu dengan kecepatan kelompok (grup)


sebesar
g

d
dk

Sementara itu, tidak selamanya nilai

, ,dan

berpengaruh besar terhadap permitivitas

. Pada beberapa kasus, besarnya tidak menunjukkan variasi

yang signifikan akibat perubahan

hal ini dikarenakan pada kebanyakan

material, nilai lebih mendekati 0 .


Dispersi dalam Medium NonKonduktor
Di dalam sebuah medium nonkonduktor, elektron-elektron bergetar di
sepanjang lintasannya dengan frekuensi alamiah

0 . Gaya ikat yang

menyebabkan pergerakan ini berasal dari komponen gaya pemulih dari elektron
yang secara matematis berdasarkan hukum Hooke dituliskan sebagai

Fb ky m 0 y
2

(5.40)

dengan y adalah pergeseran keseimbangan elektron, k sebuah tetapan dan m


menunjukkan massa elektron.
Oleh karena posisinya tersebut, elektron memiliki energi potensial yang
dapat kita peroleh melalui ekspansi Deret Taylor disekitar titik kesetimbangannya
sebagai berikut
dU
1 d 2U 2
y
y ...

2 dy 2 0
dy 0

U y U 0

Kita tahu bahwasanya energi potensial sangat bergantung pada posisi partikel dari
titik acuan (setimbang). Dengan demikian suku pertama dan kedua dari persamaan
di atas akan bernilai nol sedangkan suku ketiga cukup mewakili ekspresi untuk
energi potensial dengan penyederhanaan bentuk menjadi
U y

1
k y2
2

dengan
k

d 2U
.
dy 2

92 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Bagaimanakah dengan suku dengan orde yang lebih tinggi?


Ketika sebuah elektron dalam keadaaan berosilasi, akan bekerja sebuah
gaya peredam Fdamping yang besarnya sebanding dengan kecepatan osilasinya
sebesar
Fdamping m

dy
dt

(5.41)

Faktor peredam ini biasanya muncul dalam bentuk radiasi peredam dan lebih
lanjut akan kita bahas dalam bab berikutnya. Kita tahu bahwasanya interaksi antar
elektron akan menyebabkan munculnya gelombang elektromagnetik berfrekuensi

. Alhasil, pada elektron akan bekerja gaya penggerak Fdriving sebesar


Fdriving q E q E 0 cos t

(5.42)

dengan q adalah muatan elektron, dan E0 adalah amplitude dari gelombang di titik
elektron berada..
Jika kita kombinasikan persamaan (5.40), (5.41) dan (5.42) ke dalam
hukum Newton maka kita dapatkan sebuah persamaan differensial orde dua
sebagai berikut
d2y
dy
2
m
m 0 y m
q E 0 cos t .
2
dt
dt

Persamaan di atas akan lebih cantik jika beberapa variabel dinotasikan dalam
bentuk kompleks. Dengan sedikit penyederhanaan bentuk, mari kita lihat
persamaan berikut
d2~
y
d~
y q
2 ~

E 0 e i t .
0
2
dt m
dt

(5.43)

Ini adalah sebuah persamaan differensial tak homogen. Solusi yang diberikan
dapat dilihat kembali pada mata kuliah Fisika Matematika I. Jika kita berikan
sebuah solusi dari osilasi sebuah elektron dengan frekuensi penggerak

berikut

ini
~
y t ~
y 0 e 1 t ,

sehingga ketika kita operasikan solusi di atas pada persamaan (5.43), kita
y0
dapatkan ekspresi untuk ~

93 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

~
y0

q
m
2
0

E0

Pergerakan sebuah elektron tidak akan pernah lepas dari bahasan momen dipole.
Dalam fenomena semacam ini, kita dapat menghitung besarnya momen dipole
yang mungkin terjadi yakni

q2
~
p t q ~
yt

2
0

m
2

E 0 e i t

Dapat anda lihat bahwa notasi yang digunakan untuk momen dipole tetap
konsisten pada bentuk kompleks.
Mari kita perluas untuk kasus banyak elektron. Katakanlah dalam sebuah
sistem terdapat fj elektron yang memiliki frekuensi j dengan faktor peredam
. Untuk sejumlah N molekul persatuan volume, polarisasi yang dimiliki

N q2
~
P N ~
p t
m

~
E.

fj
2
j

~
P

adalah
(5.44)

2 i j

Untuk medium yang linier, kita dapat mensubstitusikan komponen berikut


~
~
P 0 e E

ke dalam persamaan (5.44). Dari sini kita dapatkan ekspresi untuk permitivitas
komplek 0 1 e yang menghubungkan besaran

~
~
D dan E sebagai

berikut

N q2
0 1

m0

fj
2
j

2 i j

(5.45)

Untuk medium yang dispersif, kita modifikasi persamaan gelombang


untuk

~
E

dengan memasukkan permitivitas komplek (5.45) pada persamaan

(5.2) sehingga diperoleh


~
2E
~
E 0
.
t2
2

Kita dapat mengambil analogi dari solusi gelombang bidang sebagai berikut

94 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

~
~
E x, t E 0 e i k x t

(5.46)

Mari kita analisis lebih jauh persamaan (5.46). Kita tahu bahwa

muncul

sebagai permitivitas komplek. Akibatnya, bilangan gelombang k


k

(5.47)

berbentuk kompleks dan harus dijabarkan ke dalam bagian real dan imajiner.
Dengan demikian kita dapatkan modifikasi persamaan (5.46) sebagai berikut
~
~
E x, t E 0 e k x e i k x t .
Selanjutnya, kita namakan faktor k sebagai pelemahan (atenuasi) gelombang.
Karena kita tahu bahwa intensitas sebuah gelombang sebanding dengan E2, maka
pada bagian eksponensial yang berisi faktor pelemahan gelombang dari
persamaan intensitas akan menjadi e 2 k x . Kuantitas
2 k

(5.48)

disebut sebagai koefisien absorbsi.


Jika kita terapkan osilasi elektron pada medium berbentuk gas, suku kedua
persamaan (5.45) akan bernilai kecil. Di bawah tanda akar, nilai dari

akan

mendekati bentuk berikut


1 x 1

1
x
2

Mari kita terapkan definisi di atas pada bilangan gelombang (5.47) dan alhasil kita
dapatkan

k
c

N q2
1
2m0

fj
2
j

2 i j

Sementera itu, indeks bias (5.39) dengan v k akan termodifikasi


menjadi

N q2
c
n k 1

2m0

f j j 2
2
j

2 j 2

(5.49)

Perhatikan bahwa kita telah memasukkan komponen real dari k pada perhitungan
indeks bias. Sedangkan bagian imajiner dari k akan menyempurnakan koefisien
absorbsi (5.48) menjadi

95 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

N q2 2
c m0

fj
2

2 2

j
2

j 2

Jikalau kita mencoba untuk mengabaikan faktor redaman, dalam hal ini
elektron berada dalam keadaan resonan, maka persamaan (5.49) akan
tersederhanakan menjadi

n 1

N q2
2m0

fj
2

2
j

(5.50)

Perlu diketahui bahwa untuk medium yang cukup transparant, resonansi terdekat
berada pada daerah ultraviolet. Ini berarti j , sehingga dengan sedikit
sentuhan matematis berikut ini

1
2

j 2
j2

1
2
j

1
2
1

j 2
j2

Definisi ini membuat persamaan (5.50) harus ditulis ulang menjadi


N q2
n 1
2m0

fj

2
j

N q
2 m0

f j 2

(5.51)

Akan nampak lebih sederhana apabila persamaan (5.51) dituliskan dalam bentuk
fungsi panjang gelombang 2 c untuk kondisi di dalam vakum sebagai
berikut
B

n 1 A 1 2 .

Persamaan ini dikenal sebagai persamaan Cauchy. Konstanta A disebut sebagai


koefisien refraksi dan B disebut sebagai koefisien dispersi.
5.5 Pandu Gelombang
Sejauh ini kita telah membahas fenomena propagasi gelombang bidang
pada medium bebas, bebas dalam artian batasan ruang yang dimiliki bersifat tak
terhingga. Pada bagian ini, kita akan mencoba menganalisis perjalanan gelombang
elektromagnetik ketika melewati sebuah wadah yang akan menjadi pemandu
jalannya. Alat yang biasa digunakan sebagai pandu bagi gelombang biasanya

96 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

berbentuk sebuah pipa silinder yang berrongga pada bagian dalam. Gambar 5.17
memberikan sedikit ilustrasi dari sebuah pandu gelombang.

y
x

z
Gambar 5.17

Sebuah model pandu gelombang yang terbuat dari sebuah


konduktor sempurna

Jika kita mengasumsikan pandu gelombang terbuat dari material konduktor yang
sempurna, maka tepat di dalam rongga akan memiliki nilai E = 0 dan B = 0
sedangkan pada dinding bagian dalam pipa akan memiliki
(i) E|| 0

(5.52)

(ii) B 0

Yang

akan

menjadi

perhatian

kita

adalah

bagian

gelombang

elektromagnetik yang melewati pipa menurut arah perjalanan rongga. Sebuah


gelombang monokromatik yang melewatinya dapat dituliskan sebagai
~
~
(i) E ( x, y, z , t ) E o y, z e i ( k x t )
~
~
(ii) B ( x, y, z , t ) B 0 y, z e i ( k x t )
(5.53)

97 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Baik medan listrik maupun medan magnet keduanya harus memenuhi persamaan
Maxwell (5.1). Faktor utama yang akan kita analisa adalah bagaimana
menentukan

~
E 0 dan

~
B 0 yang

memenuhi

persamaan

(5.1)

sekaligus

memperhatikan batasan (5.52) di atas. Ada baiknya kalau kita menuliskan kedua
besaran tersebut dalam bentuk komponen-komponennya sebagai berikut
~
E 0 E x i E y j E z k

~
B 0 B x i B y j B z k

(5.54)

Dengan mengoperasikan persamaan (5.54) ke dalam persamaan Maxwell (5.1)


pada suku (iii) dan (iv), maka akan kita dapatkan
E z E y

i Bx
y
z
E x
ii
i kE z i B y
z
E
iii i kE y x i B z
y

B z B y
i

2 Ex
y
z
c
B x
i
v
i kB z 2 E y
z
c
B
vi i kB y x i 2 E z
y
c

iv

(5.55)

Coba anda perhatikan sejenak. Persamaan di atas menunjukkan keteraturan bentuk


antara komponen medan listrik dan magnetik. Kita dapat pula menuliskan secara
eksplisit besarnya Ey, Ez, By , dan Bz sebagai berikut

Ey

ii

Ez

iii

By

iv

Bz

c 2
c

Ex
Bx

y
z

Ex
Bx

z
y

Bx E x
k

2
y c 2 z
k

k
2

(5.56)

Bx E x

2
y
c y

Ketika anda mensubstitusikan persamaan (5.56) ke dalam persamaan Maxwell


(5.1), akan anda dapatkan persamaan untuk Ex dan Bx sebagai berikut

2
2

2
2
z
c
y

2
2
ii 2 2
z
c
y

k 2 Ex 0

k Bx 0

(5.57)

98 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Dapat kita lihat bahwasanya baik Ex maupun Bx muncul dalam bentuk persamaan
differensial orde 2. Pada kondisi khusus dimana Ex bernilai nol, medan listrik akan
terpolarisasi dalam arah tegak lurus terhadap arah propagasi (arah x). Gelombang
semacam ini dikategorikan ke dalam transverse electric (TE) waves. Sebaliknya
untuk gelombang datang (5.53) dengan kondisi Bx = 0 dikategorikan ke dalam
transverse magnetic (TM) waves.

5.5.1 Gelombang TE dalam Pandu Gelombang Kotak


Misalkan kita memiliki sebuah pemandu gelombang berbentuk balok yang
tingginya a dan lebarnya b dan panjangnya terentang di sepanjang sumbu x.
Untuk lebih jelasnya silahkan lihat Gambar 5.18.

y
a
x
b
z

Gambar 5.18 Pandu gelombang kotak dengan penampang berukuran a x b


Berdasarkan gambar di atas tentunya anda sudah dapat menebak kemanakah
arah propagasi gelombang TE. Gelombang TE memang merambat di sepanjang
arah sumbu x. Oleh karena di sepanjang arah propagasi in nilai Ex nol maka hanya
komponen medan magnetik saja yang dapat di analisis. Kita harus
mengaplikasikan persamaan (5.56) (ii) untuk kondisi seperti yang ditenyatakan
oleh persamaan (5.52) untuk memperoleh besarnya Bx. Untuk lebih jelasnya mari
kita perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh 5.5

99 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Sebuah gelombang monokromatik terpolarisasi dalam arah tegak lurus terhadap


arah propagasi. Ambil arah propagasi sejajar sumbu x. Gunakan ilustrasi seperti
pada gambar 5.18 untuk menentukan Bx.
Solusi:
Kita misalkan solusi untuk Bx adalah produk dari fungsi medan magnet dalam
arah y dan arah z
B x y, z Y y Z z

(a)

Persamaan (5.171) selanjutnya akan berbentuk

2
2

2
2
z
c
y

k 2 Bx 0

2Y
2Z
Z

y2
z 2 c

(b)

YZ 0

Kita akan bagi persamaan (b) dengan YZ agar setiap suku mengandung variable
yang sama. Berdasarkan persamaan di atas kita dapat mengasumsikan
bahwasanya suku-suku yang bergantung pada variable y dan z adalah konstan,
sehingga kita dapat menuliskannya secara terpisah menjadi
1 2Y
2
ky
2
Y y

dan

1 2Z
2
kz ,
2
Z z

(c)

Dengan menggunakan pemisalan di atas, kita dapat menyederhanakan persamaan


differensial sebelumnya menjadi
2

ky kz

k 2 0.

(d)

Kita dapat mengasumsikan solusi umum dari persamaan (c) untuk bagian y
sebagai
Y A sin k y y B cos k y Y

Mari kita perhatikan beberapa kondisi batas yang dapat menyederhanakan


dY

persamaan solusi di atas. Ketika y 0 dan y a , besarnya dy 0 , sehingga


A 0

dan kita dapatkan


k y m a

(m = 0,1,2,3, ).

(e)

100 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Dengan cara yang sama, kita dapat pula menerapkan kondisi di atas untuk bagian
z sehingga akan kita dapatkan
k z n b (m = 0,1,2,3, ).

(f)

Dari sini kita dapat menyimpulkan solusi umum untuk Bx sebagai berikut
m y
n y
cos
.
a
b

B x B0 cos

Solusi ini disebut sebagai mode TEmn . Bilangan gelombang k didapatkan dengan
mensubstitusikan (e) dan (f) ke dalam (d),

/ c 2 2 m / a 2 n / b 2 .

Jika

m / a 2 n / b 2

mn
,
c

Maka k akan menjadi imajiner yang berarti bahwasanya gelombang akan


mengalami atenuasi medan. Notasi mn menunjukkan frekuensi terendah bagi
pandu gelombang untuk mode TEmn.

Berdasarkan contoh soal dari persamaan di atas, satu hal yang dapat kita
simpulkan yakni ada banyak kasus spesial yang dapat kita terapkan pada sebuah
permasalahan. Lebih jauh, karena kita telah mengetahui bahwasanya energi yang
dibawa oleh gelombang datang bergerak dengan kecepatan grup, maka kita haru
definisikan besarnya kecepatan grup,

vg

1
2
c 1 / mn
dk
d

5.5.2 Garis Transmisi Koaxial


Sebuah kondisi yang tidak dapat diberikan ketika Ex = 0 dan Bx = 0 ketika
pandu

gelombang

berbentuk

kotak

ternyata

terpecahkan

ketika

kita

mengaplikasikan model pemandu berbentuk kabel koaxial (lihat Gambar 15.9).

101 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Gambar 5.19 Garis transmisi dari sebuah kabel koaxial


Garis transmisi koaxial terdiri atas sebuah kawat yang diselubungi oleh lembaran
konduktor silindris berjejari a. Gelombang yang dipandu dikenal sebagai
Transverse Electric-Magnetic (TEM) Waves. Bilangan gelombang yang dimiliki
akan berbentuk
k

Persamaan (5.55) dalam kondisi seperti ini akan menjadi


cB z E y

dan

cB y E z .

Kalau kita amati sejenak, dua buah persamaan di atas menunjukkan bahwasanya
kedua komponen medan yang disebutkan di atas saling tegak lurus. Jika kita
cuplik kembali persamaan medan untuk muatan garis tak hingga berikut rapat
arusnya
E 0 E0

1
r
r

dan

B0

E0 1
,
c r

kemudian kita substitusikan persamaan tersebut pada gelombang monokromatik


(5.53), kita akan dapatkan persamaan gelombang elektromagnetik yang datang
sebesar
E E0

cos kx t
r
r

dan

B B0

cos kx t
.
r

102 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Rangkuman
Persamaan gelombang mekanik pada tali didefinisikan oleh
2 f
1 2 f

.
x 2 v 2 t 2

dengan v

menyatakan kecepatan perambatan gelombang dari tali.

Solusi umum dari persamaan gelombang tali adalah


f ( x , t ) Re f ( x , t ) dan

Superposisi

dari

persamaan

f V ( x , t ) A e i( kx t ) j

gelombang

dan horizontal

yang

terpolarisasi

f h ( x , t ) A e i ( kx t ) k

vertikal

menghasilkan

fungsi gelombang baru dalam arah n


.
f ( x , t ) A e i ( kx t ) n

Formulasi medan listrik dan medan magnetik dari propagasi gelombang bidang
monokromatik dalam vakum adalah,
.
E ( r ,t ) E o cos( k.r t )n

B( r ,t )

1
)
E o cos( k.r t )( k n
c

Besarnya energi dan vektor momentum dari gelombang elektromagnetik dalam


vakum dinyatakan oleh
2

U o E 2 o Eo cos 2 ( kx t ) .

1
1
Ux
.
o E o 2 cos 2 ( kx t ) x
c
c

Generalisasi untuk medium yang bersifat linier nonkonduktor dilakukan dengan


cara merubah tetapan o dan o .
Koefisien refleksi R dan transmisi T dari gelombang elektromagnetik yang
bergerak searah normal bidang batas dua medium yang berbeda adalah
E
I
R R oR
I I E oI

n n2
1
n1 n2

103 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

I T 2 v2

I I 1 v1

EoT

E oI

n2
n1

2 n1
n1 n2

Hukum kekekalan energi terpenuhi menurut hubungan R T 1 .


Ketika gelombang bergerak dalam arah membentuk sudut dengan bidang batas
medium maka besarnya koefisien refleksi R dan transmisi T adalah

R

dan T

Tidak terjadinya perubahan frekuensi dari gelombang elektromagnetik ketika


melewati dua medium yang berbeda memberikan formulasi dari Hukum Snell
I R dan

sin T
n
1.
sin I
n2

Persamaan Fresnel ditunjukkan oleh hubungan berikut ini


~
~
E oI ;
E oR

2 ~
~
E oI .
E oT

Bilangan gelombang untuk propagasi gelombang elektromagnetik pada medium


i
konduktor termodifikasi menjadi k k ik k e dengan k adalah

k k 1
2

Untuk konduktor yang sempurna ( dan

berharga tak hingga),

gelombang 100% dipantulkan dengan perubahan sudut sebesar 1800.


~
~
E oI E oR

~
, E oT 0

Utuk konduktor yang baik ( 2 dan


maka besarnya koefisien refleksi adalah

R12 *1 82 1

2
1

yang berharga cukup besar)

104 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Dispersi cahaya merupakan gejala pembelokan cahaya oleh sebuah prisma


sehingga gelombang cahaya polykromatik akan terhamburkan menjadi beberapa
cahaya monokromatik. Besarnya indeks bias dinyatakan oleh persamaan Cauchy
B

n 1 A 1 2 ,

dengan A disebut sebagai koefisien refraksi dan B disebut sebagai koefisien


dispersi. Gelombang elektromagnetik dalam sebuah pandu gelombang akan
dilewatkan menurut sifat gelombang datang yang dimiliki yaitu transverse electric
(TE) waves E 0 , transverse magnetic (TM) waves B 0 dan Transverse
Electric-Magnetic(TEM)Waves( E 0 dan B 0 ).

105 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Soal-soal Latihan
1.

Tuliskanlah ekspresi medan listrik dan medan magnet


untuk sebuah gelombang bidang monokromatik dengan amplitudo Eo,
frekwensi , dan sudut fase nol, yang menjalar dalam arah dari titik (1,0,2) ke
titik (2,1,3) dengan polarisasi sejajar terhadap bidang XZ !.

2.

Tinjau sebuah gelombang elektromagnetik monokromatik


yang datang pada selembar papan konduktor. Apakah daya total yang
didisipasikan dalam papan sama dengan daya yang melalui permukaan?.
(buktikan!.)

3.

Dapatkan semua elemen dari tensor tegangan Maxwell


untuk sebuah gelombang bidang monokromatik yang merambat dalam arah Y
dan terpolarisasi secara linear dalam arah X !. Dan menyatakan apakah tensor
tegangan Maxwell tersebut ?.

4.

Diketahui indeks bias permata adalah 2,42. Jika sebuah


gelombang bidang monokromatik datang dalam arah tegak lurus bidang batas
antara udara dengan permata (anggap 1 = 2 = 0), maka hitunglah:

5.

a.

Perbandingan amplitudo medan listriknya (

b.

Sudut Brewsters !

E oR
E
dan oT ) !
E oI
E oI

Hitunglah tekanan radiasi rata-rata pada konduktor yang baik untuk


gelombang datang dari udara dengan amplitudo E o dan frekwensi

(petunjuk: pertama dapatkan momentum gelombnag datang an gelombnag


pantul. Kemudian hitung berapa banyak momentum yang dihantarkan pada
konduktor dalam selang waktu t )

106 Bab 5 Gelombang Elektromagnetik

Sumber Bacaan:
Untuk membantu pemahaman anda akan beberapa materi yang tidak dibahas
secara tuntas, silahkan anda baca referensi dari Griffith D.J. 1995. Introduction to
Electrodynamic, Second Edition. Prentice Hall of India. India.

Anda mungkin juga menyukai