BAB
GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK
elektromagnetik
tersebut
memiliki
karakteristik
gelombang yang bersifat umum baik itu ketika melewati sebuah medium maupun
ketika di dalam vakum. Beberapa sifat gelombang elektromagnetik yang masih
teringat jelas dalam memori kita adalah bahwasanya gelombang elektromagnetik
akan mengalami perisriwa refleksi, transmisi, polarisasi dan dispersi ketika
melewati bidang batas dua medium yang berbeda. Coba anda buka kembali
beberapa referensi terkait dalam mata kuliah gelombang yang telah anda tempuh.
Adapun kompetensi yang harus dicapai setelah kegiatan pembelajaran nantinya
adalah diharapkan anda mampu membedakan sifat-sifat dari gelombang
elektromagnetik ketika melewati dua medium yang berbeda, baik itu
medium yang bersifat non penghantar (non konduktor) maupun medium
konduktor.
Rangkaian materi dalam Bab 5 ini disajikan kedalam 5 subpokok bahasan
yakni Persamaan Gelombang, Gelombang Elektromagnetik Dalam Medium Non
Penghantar, Gelombang Bidang Elektromagnetik Dalam Medium Konduktor,
Dispersi dan Pandu Gelombang.
5.1 Persamaan Gelombang
Pada Bab 2 telah dibahas bahwasanya khusus untuk kondisi dalam sebuah
daerah tanpa adanya sumber muatan maupun sumber arus, disebut juga sebagai
ruang bebas, persamaan Maxwell terjabarkan sebagai berikut
i .E 0
iii E B
ii .B 0
iv B 0 0 E
(5.1)
E .E 2 E
2E
B 0 0
t
t 2
E
B .B 2 B 0 0
E 0 0 B
0 0
t
t 2
2 E 0 0
2B
2 .
t
2 B 0 0
(5.2)
1 2 f
v 2 t 2
0 0
3 ,00 10 8 m
Jika kasus yang terjadi diperluas untuk permasalahan di dalam material, tetapi
tetap dengan mengkondisikannya dalam ruang bebas f J f 0 , maka
persamaan Maxwell akan berbentuk:
i .D 0
iii E B
ii .B 0
iv H
D
t
(5.3)
1
B
iii E B
i .E 0
ii .B 0
t
iv B 0 E
t
(5.4)
Dengan cara yang sama seperti memperlakukan persamaan (5.1), maka dari
persamaan (5.4) akan kita dapatkan :
2 E
t 2
2 E
2 B
2B
t 2
0 0
.
0 0
x dan x x :
f
T
x+ x
Dengan menganggap gangguan pada tali tidak besar, maka dan ' adalah
sudut-sudut yang kecil sehingga sin ~ tan ' , maka persamaan di atas menjadi:
f
x
x x
f
x
2 f
x
x 2
Jika adalah massa per satuan panjang, maka Hukum II Newton memberikan :
F ( x )
2 f
.
t 2
x 2 T t 2
2 f
1 2 f
.
x 2 v 2 t 2
(5.5)
Dapat kita simpulkan bahwasanya gangguan kecil yang terjadi pada tali
memenuhi persamaaan gelombang dalam 1-dimensi dengan cepat rambatnya
sebesar
v
(5.6)
yang merupakan sebuah fungsi yang bervariabel x dan t dalam kombinasi khusus
x
dz x
dz
f dg z
dg
v
t dz t
dz
dan
2 f dg d 2 g z d 2 g
x 2 x dz dz 2 x dz 2
2
2
2
f
dg
d g z 2 d g
v
v 2
t dz
t 2
dz 2 t
dz
d 2 g 2 f
1 2 f
dz 2
x 2 v 2 t 2
(terbukti !)
f ( x, t ) h( x vt )
menyatakan gelombang yang berjalan sepanjang sumbu x negatif (ke kiri) dengan
laju v. Persamaan gelombang di atas adalah linier, sebab jumlah dari dua buah
solusinya adalah solusi juga, yaitu
2 f1 2 f 2 1 2 f1 1 2 f 2 1 2
2
f1 f 2 .
1
2
x 2
x 2 x 2 v 2 t 2 v 2 t 2 v 2 t 2
Oleh karena itu superposisi dari gelombang yang bergerak ke kiri dan ke kanan
adalah:
f x, t g x vt h x vt
(5.7)
Terminologi
Salah satu bentuk solusi gelombang yang mungkin adalah gelombang
sinusoidal :
f x, t A cos k x vt
(5.8)
f(x,0)
Maksimum
pusat
A
/
v
x
2
.
k
Pada saat x vt
cosinus sama dengan nol. Kondisi semacam ini disebut sebagai maksimum
pusat. Jika 0 maksimum pusat melalui titik asal pada t = 0.
Dalam satu siklus, periode osilasi akan terhitung sebagai
2
T
,
kv
1 v
,
T
(5.9)
Dengan cara yang sama gelombang yang bergerak ke kiri dituliskan sebagai
f ( x , t ) A cos( kx t ) .
(5.10)
f(x,0)
Maksimum
pusat
v
Gambar 5.3. Gelombang sinusoidal yang bergerak ke kiri
Jadi dengan merubah tanda untuk k, kita akan dapatkan gelombang dengan
amplitudo, fase, frekuensi, dan panjang gelombang yang sama dengan arah yang
berlawanan.
(ii)
Notasi kompleks
Dengan menggunakan rumus Euler dalam bilangan kompleks
e i cos i sin
5.1.3 Polarisasi
Berdasarkan arah rambatnya gelombang dibedakan menjadi gelombang
transversal
dan
gelombang
longitudinal.
Gelombang
transversal
adalah
v
x
z
Gambar 5.4. Polarisasi vertikal
f V ( x , t ) A e i ( kx t ) j .
Polarisasi horizontal:
y
v
x
z
Gambar 5.5. Polarisasi horizontal
f h ( x , t ) A e i ( kx t ) k .
z
Gambar 5.6. Vektor polarisasi
~
.
f ( x, t ) A e i ( kx t ) n
transversal, maka:
. i 0 .
n
).
v1
v1
v2
x
x
(a)
(b)
Gambar 5.7. Pulsa pada medium tali dengan massa persatuan panjang
berbeda : (a) Pulsa datang dan (b) Pulsa refleksi dan transmisi
Gelombang datang:
f I AI e i( k1 x t )
(x 0)
Gelombang refleksi:
f R AR e i( k1 x t )
(x 0)
Gelombang transmisi:
f T AT e i( k2 x t )
(x 0)
1 k 2 v1
.
2 k1 v2
AI e i( k1x t ) AR e i( k1xt )
f ( x ,t ) i( k x t )
2
AT e
,untuk x 0
,untuk x 0
(5.11)
f
x
f
x
f
x
(5.12)
Jika kita terapkan syarat batas (5.12) ke persamaan (5.11), akan didapatkan:
AI AR AT ,
k 1 ( AI AR ) k 2 AT
k k2
AR 1
k1 k 2
AI ,
2v 2
AI .
AT
v 2 v1
2v 2
AI
AT
v 2 v1
v v1
AI e i I ,
AR e i 2
v 2 v1
2v 2
AI e i I .
AT e i T
v 2 v1
2v 2
AI .
AT
v 2 v1
180 o R T I .
Selanjutnya karena
cos k 1 x t I cos k 1 x t I
2v 2
AI .
AT
v 2 v1
Dalam kasus khusus, yaitu jika tali kedua memiliki massa tak terhingga maka
AR AI
dan
AT 0 .
1 2E
,
c 2 t 2
2 B
1 2B
c 2 t 2
(5.13)
dimana c
0 c0
Kita akan batasi perhatian kita pada gelombang sinus dengan frekuensi
arah propagasi:
~
~
~
~
E x, t E 0 e i kx t , B x, t B0 e i kx t ,
~
~
dengan E o dan Bo adalah amplitudo-amplitudo (kompleks) dari medan listrik
~ dan ~ .
dan medan magnetik. Medan-medan fisis merupakan bagian real dari E
B
Z
Gambar 5.8. Gelombang bidang monokromatik yang merambat dalam arah x
Dalam menurunkan persamaan (5.13) dari persamaan Maxwell kita telah
~
~
memasukkan kondisi khusus pada E o dan Bo , yaitu .E 0 dan .B 0 ,
yang memberikan:
E~ B~
o x
o x
0.
(5.14)
B
,
t
~
k Eo
~
Bo
, k E o y Bo z .
~
(5.15)
atau,
k
~
~
Eo .
Bo
x
Terlihat bahwa antara E dan B sebanding dan saling tegak lurus. Amplitudoamplitudo realnya dihubungkan oleh:
Bo
k
1
Eo Eo .
1 ~
~
B x, t E 0 e i kx t z
c
y
c
E0
x
E0 /c
Gambar 5.9.
z
Gelombang medan listrik dan
gelombang bidang lektromagnetik
medan
magnetik
pada
Atau
E ( x ,t ) E o cos( kx t ) y ; B( x ,t )
1
E o cos( kx t )z
c
Ini menyatakan gelombang yang terpolarisasi dalam arah y: kita gunakan arah E
untuk menyatakan polarisasi gelombang elektromagnetik.
~
1 ~
1
~
B (r , t ) E o e i ( k . r t ) k n k E ,
c
c
menyatakan vektor satuan propagasi.
adalah vektor polarisasi dan k
dengan n
B( r ,t )
1
).
E o cos( k.r t )( k n
c
( k .r )
Gambar 5.10.
Vektor
gelombang
k
menunjuk
dalam
propagasi gelombang elektromagnetik.
gelombang bidang lektromagnetik
5.2.2 Energi dan momentum dari gelombang elektromagnetik
arah
Telah kita ketahui bersama bahwa energi persatuan volume yang tersimpan
dalam medan elektromagnetik adalah:
U
1
1 2
o E 2
B .
2
o
B2
1 2
E o o E 2 ,
2
c
sehingga:
2
U o E 2 o E o cos 2 ( kx t ) .
Energi inilah yang dibawa oleh gelombang dalam propagasinya. Rapat fluks
energi (energi persatuan luas persatuan waktu) yang dihantarkan oleh medan
diberikan oleh besaran yang disebut vektor Poynting
S
1
E B .
o
S c o E o cos 2 ( kx t ) x cU x .
Dalam selang waktu t , gelombang telah berpindah sejauh ct menembus
daerah A dengan membawa energi sebesar UAct , sehingga energi persatuan
luas persatuan waktu yang dihantarkan oleh gelombang adalah Uc.
A
c
ct
Gambar 5.11.
telah
dengan
1
S.
c2
(5.17)
p c o Eo
1
Ux
.
cos 2 ( kx t ) x
c
Jika kita ambil harga rata-rata untuk rapat energi dan momentum, maka didapat:
1
o Eo 2 .
2
1
2
cU x
.
c o E o x
2
1
1
U x
.
o Eo 2 x
2c
c
Pada persamaan di atas angka muncul dari nilai rata-rata cos 2 untuk satu
putaran penuh.
Daya rata-rata persatuan luas yang dihantarkan gelombang elektromagnetik yang
juga disebut intensitas adalah
I S
Contoh 5.2
Intensitas dari cahaya matahari adalah 1300 W/m2. Hitunglah amplitudo medan
listrik dan medan magnet!.
Solusi:
I
1
2
c o E o E o
2
2I
2( 1300 )
o c ( 8 ,85 10 12 )( 3 10 8
1/ 2
0 ,99 10 3 V / m
9 ,9 10 2
3 ,3 10 6 T .
3 10 8
dengan
c
n,
o o
1
1
E 2 B 2 ,
2
1
E B ,
1
vE o 2 .
2
Apa yang akan terjadi jika gelombang melewati bidang batas dua medium yang
berbeda?
Dari pengetahuan kita tentang gelombang, kita dapat menebak akan adanya
gelombang yang di-refleksi dan di-transmisi. Syarat batas elektrodinamik yang
telah kita turunkan:
( i ) 1 E 1 2 E 2
( iii ) E1 // E 2 //
( ii ) B1 B2
1
1
( iv ) B1 // B2 //
1 2
(5.18)
bidang
dengan frekwensi
E1
ER
Vt
ET
v1
B1
BT
BR
V2
Gambar 5.12 Refleksi dan transmisi dari gelombang yang datang normal
terhadap bidang batas.
Kita dapat tuliskan persamaan gelombang untuk setiap keadaan propagasi dari
sebuah gelombang datang secara terpisah.
Gelombang datang:
~
~
E I ( x ,t ) E oI e i( k x t ) y
1 ~ i ( k x t )
~
z
B I ( x ,t )
E oI e
v1
1
Gelombang refleksi:
~
~
E R ( x ,t ) E oR e i( k x t ) y
1 ~ i( k x t )
~
z
B R ( x ,t )
E oR e
v1
1
Gelombang transmisi:
~
~
ET ( x ,t ) E oT e i ( k x t ) y
1 ~ i ( k x t )
~
z
BT ( x ,t )
E oT e
v2
2
Kita tahu bahwa tidak ada komponen medan yang dengan permukaan bidang
batas, sehingga persamaan (i) dan (ii) pada (5.18) tidak digunakan.
Di x 0 , syarat (iii) memberikan:
~
~
~
E oI E oR E0T ,
(5.19)
1
1
1 ~
1 ~
1 1 ~
E oI
E oR
E oT
v1
2 v2
v1
atau
~
~
~
E oI E oR E0T
(5.20)
dengan
1 v1
.
2 v2
~
2
~
E oI , E oT
~
E oI .
(5.21)
v 2 v1
2v 2
E oI , E oT
E oI .
v 2 v1
v 2 v1
E oR
n1 n 2
2 n1
E oI , E oT
E oI .
n1 n 2
n1 n 2
atau
Jika 1 2 o maka:
R
I R E oR
I I E oI
I T 2 v2
I I 1 v1
n1 n2
n1 n 2
EoT
E oI
n2
n1
(5.22)
2 n1
n1 n 2
R T 1
yang tidak lain menyatakan hukum kekekalan energi.
Contoh 5.3
(5.23)
1
dimana
1
1 v1
2 v2
2
T
TR
E oT
E oI
v v v v v
, karena 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1
1 v1 2 1 1 v1 2 v 2 v1 2 v 2
maka
. Selanjutnya:
1
1
4 ( 1 )2
( 1 2 2 ) 1 .(terbukti)
2
2
(1 )
(1 )
5.2.5 Refleksi dan transmisi gelombang yang datang dengan sudut tertentu
terhadap bidang batas
Tinjau sebuah gelombang yang jatuh pada bidang batas dua medium
dengan membentuk sudut I .
KR
1(
) T
KT
K1
Gambar 5.13. Refleksi dan transmisi dari gelombang yang datang dengan
membentuk sudut terhadap bidang batas
Seperti biasa kita dapat tuliskan persamaan gelombang dari ketiga macam
perambatan gelombang yang tertera pada gambar di atas sebagai berikut;
Gelombang datang:
~
~
E I ( r ,t ) E oI e i( k .r t )
1
~
~
B I ( r ,t )
k I EI .
v1
I
Gelombang pantul:
~
~
E R ( r ,t ) E oR e i ( k .r t )
1
~
~
B R ( r ,t )
k R ER .
v1
R
Gelombang transmisi:
~
~
ET ( r ,t ) E oT e i ( k .r t )
1
~
~
BT ( r ,t )
k T ET .
v2
T
v2
n
kT 1 kT .
v1
n2
(5.24)
Pada bidang batas 2 medium (x=0) syarat batas mempunyai bentuk umum sebagai
berikut:
e i k .r t e i k .r t e i k .r t .
I
Disebabkan syarat batas harus berlaku pada semua titik pada bidang batas dan
pada setiap saat, maka faktor eksponen haruslah sama, sehingga bentuk
spatialnya:
k I .r k R .r k T .r , di x=0
atau
k I y y k I z z k R y y k R z z kT y y kT z z
untuk setiap y dan z.
Jika y=0 kita dapatkan:
k I z k R z kT z .
Saat z=0 memberikan:
(5.25)
k I y k R y kT y .
(5.26)
Kita boleh memutar sumbu sedemikian rupa supaya k I terletak dalam bidang XY
(5.27)
Dalam hal ini I , R dan T masing-masing adalah sudut datang, sudut pantul
dan sudut transmisi (sudut bias).
Dari persamaan (5.24), didapatkan
I R
(5.28)
sin T
n
1.
sin I
n2
(5.29)
dan
1 ~
~
BoI BoR
1
y, z
1 ~
BoT
2
y, z
~
~
dengan Bo k E o / v .
XY):
ER
R
1(
E1
ET
)T
kT
BT
k1
B1
Gambar 5.14.
~
~
~
( i ) 1 E oI sin I E oR sin R 2 E oT sin T
(5.30)
( ii ) 0 0
~
~
~
( iii ) E oI cos I E oR cos R E oT cos T
( iv )
1 ~
1 ~
~
E oI E oR
E oT .
1 v1
2 v2
(5.31)
(5.32)
Dengan bantuan Hukum Snell (5.28 dan 5.30) persamaan (5.31) dan (5.32)
menjadi:
~
~
~
E oI E oR E oT
(5.33)
dengan
1 v1 1 n 2
2 v 2 2 n1
(5.34)
dengan
cos T
.
cos I
~
E oI ;
2
~
E oT
~
E oI .
Ini diketahui sebagai Persamaan Fresnel untuk kasus polarisasi dalam bidang
datang.
Amplitudo gelombang transmisi dan refleksi bergantung pada sudut datang, sebab
1 sin 2 T
cos I
n1
n2
sin I
cos I
(5.35)
Perkenalkan sudut Brewster B yaitu sudut datang yang mana tidak ada
gelombang yang direfleksikan. Ini dipenuhi jika , sehingga persamaan
(5.35) menjadi
sin B
2
1 2
n1 2
n2
2
,
1 2
tan B
n2
.
n1
atau
Jika kita hitung nilai intensitas untuk tiap-tiap gelombang baik gelombang datang,
galombang pantul maupun gelombang yang ditransmisikan maka besarnya
intensitas gelombang datang adalah
2
I I 12 1 v1 EoI cos I ,
sedangkan intensitas gelombang pantul dan yang ditransmisikan adalah
2
I R 21 1 v1 E oR cos R
2
I T 21 2 v 2 EoT cos T .
Dari sini kita dapat menuliskan ekspresi bagi R dan T sebagai berikut
E
I
R R oR
I I E oI
I
v
T T 2 2
I I 1 v1
R T 1.
E oT
E oI
cos T
2
cos I
(5.36)
dan
~
k ~ k x i( k x t )
B( x , t )
e
k.
Eo e
(5.37)
dengan
k
k k 1
2
k e i
Eo ei E ,
atau
B E .
Ini berarti bahwa medan magnetik dalam sebuah konduktor ketinggalan terhadap
medan listrik. Amplitudo real dari E dan B memenuhi persamaan berikut
Bo
k
E 1
Eo .
E o e k x cos( k x t E )k
Medan-medan tersebut ditunjukkan oleh grafik tiga dimensi pada Gambar 5.15 di
bawah ini
y
Gambar 5.15.
Dalam
medium
konduktor
gelombang
medan
E
magnetik tertinggal terhadap gelombang
medan listrik.
1
1
U E 2 B 2
2
x
B
k2
1
2
E o e 2 k x cos 2 k xz t E
cos 2 k x t E
2
2
1
2
E o e 2 k x 1
4
Terlihat bahwa kontribusi medan magnetik yang ditunjukkan oleh suku kedua dari
persamaan di atas selalu dominan; kenyataannya untuk konduktor baik
U
1
2
E o e 2 k x .
4
(5.37)
Fluks energi diberikan oleh vektor Poynting berikut ini
1
E B
k
2
Eo e 2 k
Karena
cos k x t E cos k x t E
1 2
1
cos cos( )d cos dan
2 0
2
k cos k ,
maka
1 k
2
E o e 2 k x i .
2
(5.38)
Contoh 5.4
Dalam perambatan gelombang pada konduktor, rapat energi berkurang disebabkan
oleh faktor atenuasi e 2 k x (persamaan 5.37). Kemanakah energi yang hilang
tersebut dan hitung pula besarnya?
Solusi:
Energi yang hilang tersebut menjadi panas dalam konduktor. Tinjau sebuah
lembar konduktor
P E.J d atau
V
P E 2 A x .
Dalam kasus gelombang bidang, laju rata-rata pemanasan lembar tersebut adalah:
P
1
E o 2 e 2 k x A x .
2
Dari persamaan (5.38) daya rata-rata yang mengalir melalui lembar konduktor
dari kiri adalah
P
1 k
2
Eo e 2 k x A .
2
Daya yang mengalir ke luar dari sebelah kanan diberikan oleh rumus yang sama
yang dievaluasi di x x . Daya yang didisipasikan dalam lembar konduktor
adalah selisih dari daya yang masuk dan ke luar, yaitu
1 k
d 2k x
2
E o A
e
x
2
dx
k k
2
E o e 2 k x Ax.
1
E o 2 e 2 k x Ax .
2
Gelombang refleksi:
~
~
E R ( x, t ) E oR e i ( k1 x t ) j
1 ~
~
B R ( x, t )
E oR e i ( k1 x t ) k
v1
Gelombang transmisi:
~
~
E T ( x, t ) E oT e i ( k 2 x t ) j
k ~
~
BT ( x, t ) 2 E oT e i ( k 2 x t ) k
dengan bentuk pelemahan (ditunjukkan oleh bagian imajiner k2) yang terjadi pada
saat penetrasi gelombang melalui perbatasan medium. Anda dapat menggunakan
kembali Gambar 5.12 untuk menerapkan syarat batas (5.18).
Pada saat x=0 kondisi batas mensyaratkan bahwasanya tidak terdapat
komponen medan listrik dan magnet yang tegak lurus terhadap permukaan bidang
batas. Dengan demikian komponen ke (i) dan (ii) terpenuhi terpenuhi dengan f
= 0, sedangkan komponen (iii) dari persamaan (5.18) memberikan
~
~
~
E oI E oR E oT
1 ~
1 k 21 ~
~
E oI E oR
E oT 0
1 v1
2
atau
~
~
~
E oI E oR E0T
dimana
1v1 k 2
.
2
Dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada kasus medium linier maka
kita peroleh hubungan
1
~
E oR
1
~
2
~
E oI , E oT
~
E oI .
~
, E oT 0
Dalam kasus ini, gelombang 100% dipantulkan dengan perubahan sudut sebesar
1800. Oleh karena itulah, konduktor jenis ini dapat digunakan sebagai
cermin,sebagai contoh adalah perak. Unruk konduktor yang baik ( 2 dan
yang berharga cukup besar) maka besarnya koefisien refleksi yang diperoleh
R12 *1 82 1
1
2
5.4 Dispersi
Propagasi gelombang elektromagnetik ketika melewati sebuah medium
bergantung pada tiga macam sifat dari material itu sendiri yang meliputi:
permitivitas
(5.39)
dan keduanya akan selalu bernilai konstan. Di dalam bahasan optika, indeks bias
sangat bergantung pada besarnya frekuensi dari gelombang elektromagnetik yang
datang pada material. Dengan kata lain n adalah sebuah fungsi dari
Sebagai contoh, sebuah prisma akan membelokkan sinar biru lebih tajam daripada
sinar merah (fbiru > fmerah ) ketika dilewati cahaya polykromatik, seperti halnya pada
peristiwa terjadinya pelangi. Gejala semacam ini dikenal sebagai peristiwa
dispersi cahaya. Sedangkan medium yang menyebabkan gejala ini dikenal sebagai
medium yang dispersif.
Karena gelombang dengan frekuensi yang berbeda-beda berjalan dengan
kecepatan yang berbeda pula dalam medium dispersif, maka sebuah gelombang
d
dk
, ,dan
menyebabkan pergerakan ini berasal dari komponen gaya pemulih dari elektron
yang secara matematis berdasarkan hukum Hooke dituliskan sebagai
Fb ky m 0 y
2
(5.40)
2 dy 2 0
dy 0
U y U 0
Kita tahu bahwasanya energi potensial sangat bergantung pada posisi partikel dari
titik acuan (setimbang). Dengan demikian suku pertama dan kedua dari persamaan
di atas akan bernilai nol sedangkan suku ketiga cukup mewakili ekspresi untuk
energi potensial dengan penyederhanaan bentuk menjadi
U y
1
k y2
2
dengan
k
d 2U
.
dy 2
dy
dt
(5.41)
Faktor peredam ini biasanya muncul dalam bentuk radiasi peredam dan lebih
lanjut akan kita bahas dalam bab berikutnya. Kita tahu bahwasanya interaksi antar
elektron akan menyebabkan munculnya gelombang elektromagnetik berfrekuensi
(5.42)
dengan q adalah muatan elektron, dan E0 adalah amplitude dari gelombang di titik
elektron berada..
Jika kita kombinasikan persamaan (5.40), (5.41) dan (5.42) ke dalam
hukum Newton maka kita dapatkan sebuah persamaan differensial orde dua
sebagai berikut
d2y
dy
2
m
m 0 y m
q E 0 cos t .
2
dt
dt
Persamaan di atas akan lebih cantik jika beberapa variabel dinotasikan dalam
bentuk kompleks. Dengan sedikit penyederhanaan bentuk, mari kita lihat
persamaan berikut
d2~
y
d~
y q
2 ~
E 0 e i t .
0
2
dt m
dt
(5.43)
Ini adalah sebuah persamaan differensial tak homogen. Solusi yang diberikan
dapat dilihat kembali pada mata kuliah Fisika Matematika I. Jika kita berikan
sebuah solusi dari osilasi sebuah elektron dengan frekuensi penggerak
berikut
ini
~
y t ~
y 0 e 1 t ,
sehingga ketika kita operasikan solusi di atas pada persamaan (5.43), kita
y0
dapatkan ekspresi untuk ~
~
y0
q
m
2
0
E0
Pergerakan sebuah elektron tidak akan pernah lepas dari bahasan momen dipole.
Dalam fenomena semacam ini, kita dapat menghitung besarnya momen dipole
yang mungkin terjadi yakni
q2
~
p t q ~
yt
2
0
m
2
E 0 e i t
Dapat anda lihat bahwa notasi yang digunakan untuk momen dipole tetap
konsisten pada bentuk kompleks.
Mari kita perluas untuk kasus banyak elektron. Katakanlah dalam sebuah
sistem terdapat fj elektron yang memiliki frekuensi j dengan faktor peredam
. Untuk sejumlah N molekul persatuan volume, polarisasi yang dimiliki
N q2
~
P N ~
p t
m
~
E.
fj
2
j
~
P
adalah
(5.44)
2 i j
ke dalam persamaan (5.44). Dari sini kita dapatkan ekspresi untuk permitivitas
komplek 0 1 e yang menghubungkan besaran
~
~
D dan E sebagai
berikut
N q2
0 1
m0
fj
2
j
2 i j
(5.45)
~
E
Kita dapat mengambil analogi dari solusi gelombang bidang sebagai berikut
~
~
E x, t E 0 e i k x t
(5.46)
Mari kita analisis lebih jauh persamaan (5.46). Kita tahu bahwa
muncul
(5.47)
berbentuk kompleks dan harus dijabarkan ke dalam bagian real dan imajiner.
Dengan demikian kita dapatkan modifikasi persamaan (5.46) sebagai berikut
~
~
E x, t E 0 e k x e i k x t .
Selanjutnya, kita namakan faktor k sebagai pelemahan (atenuasi) gelombang.
Karena kita tahu bahwa intensitas sebuah gelombang sebanding dengan E2, maka
pada bagian eksponensial yang berisi faktor pelemahan gelombang dari
persamaan intensitas akan menjadi e 2 k x . Kuantitas
2 k
(5.48)
akan
1
x
2
Mari kita terapkan definisi di atas pada bilangan gelombang (5.47) dan alhasil kita
dapatkan
k
c
N q2
1
2m0
fj
2
j
2 i j
N q2
c
n k 1
2m0
f j j 2
2
j
2 j 2
(5.49)
Perhatikan bahwa kita telah memasukkan komponen real dari k pada perhitungan
indeks bias. Sedangkan bagian imajiner dari k akan menyempurnakan koefisien
absorbsi (5.48) menjadi
N q2 2
c m0
fj
2
2 2
j
2
j 2
Jikalau kita mencoba untuk mengabaikan faktor redaman, dalam hal ini
elektron berada dalam keadaan resonan, maka persamaan (5.49) akan
tersederhanakan menjadi
n 1
N q2
2m0
fj
2
2
j
(5.50)
Perlu diketahui bahwa untuk medium yang cukup transparant, resonansi terdekat
berada pada daerah ultraviolet. Ini berarti j , sehingga dengan sedikit
sentuhan matematis berikut ini
1
2
j 2
j2
1
2
j
1
2
1
j 2
j2
fj
2
j
N q
2 m0
f j 2
(5.51)
Akan nampak lebih sederhana apabila persamaan (5.51) dituliskan dalam bentuk
fungsi panjang gelombang 2 c untuk kondisi di dalam vakum sebagai
berikut
B
n 1 A 1 2 .
berbentuk sebuah pipa silinder yang berrongga pada bagian dalam. Gambar 5.17
memberikan sedikit ilustrasi dari sebuah pandu gelombang.
y
x
z
Gambar 5.17
Jika kita mengasumsikan pandu gelombang terbuat dari material konduktor yang
sempurna, maka tepat di dalam rongga akan memiliki nilai E = 0 dan B = 0
sedangkan pada dinding bagian dalam pipa akan memiliki
(i) E|| 0
(5.52)
(ii) B 0
Yang
akan
menjadi
perhatian
kita
adalah
bagian
gelombang
Baik medan listrik maupun medan magnet keduanya harus memenuhi persamaan
Maxwell (5.1). Faktor utama yang akan kita analisa adalah bagaimana
menentukan
~
E 0 dan
~
B 0 yang
memenuhi
persamaan
(5.1)
sekaligus
memperhatikan batasan (5.52) di atas. Ada baiknya kalau kita menuliskan kedua
besaran tersebut dalam bentuk komponen-komponennya sebagai berikut
~
E 0 E x i E y j E z k
~
B 0 B x i B y j B z k
(5.54)
i Bx
y
z
E x
ii
i kE z i B y
z
E
iii i kE y x i B z
y
B z B y
i
2 Ex
y
z
c
B x
i
v
i kB z 2 E y
z
c
B
vi i kB y x i 2 E z
y
c
iv
(5.55)
Ey
ii
Ez
iii
By
iv
Bz
c 2
c
Ex
Bx
y
z
Ex
Bx
z
y
Bx E x
k
2
y c 2 z
k
k
2
(5.56)
Bx E x
2
y
c y
2
2
2
2
z
c
y
2
2
ii 2 2
z
c
y
k 2 Ex 0
k Bx 0
(5.57)
Dapat kita lihat bahwasanya baik Ex maupun Bx muncul dalam bentuk persamaan
differensial orde 2. Pada kondisi khusus dimana Ex bernilai nol, medan listrik akan
terpolarisasi dalam arah tegak lurus terhadap arah propagasi (arah x). Gelombang
semacam ini dikategorikan ke dalam transverse electric (TE) waves. Sebaliknya
untuk gelombang datang (5.53) dengan kondisi Bx = 0 dikategorikan ke dalam
transverse magnetic (TM) waves.
y
a
x
b
z
(a)
2
2
2
2
z
c
y
k 2 Bx 0
2Y
2Z
Z
y2
z 2 c
(b)
YZ 0
Kita akan bagi persamaan (b) dengan YZ agar setiap suku mengandung variable
yang sama. Berdasarkan persamaan di atas kita dapat mengasumsikan
bahwasanya suku-suku yang bergantung pada variable y dan z adalah konstan,
sehingga kita dapat menuliskannya secara terpisah menjadi
1 2Y
2
ky
2
Y y
dan
1 2Z
2
kz ,
2
Z z
(c)
ky kz
k 2 0.
(d)
Kita dapat mengasumsikan solusi umum dari persamaan (c) untuk bagian y
sebagai
Y A sin k y y B cos k y Y
(m = 0,1,2,3, ).
(e)
Dengan cara yang sama, kita dapat pula menerapkan kondisi di atas untuk bagian
z sehingga akan kita dapatkan
k z n b (m = 0,1,2,3, ).
(f)
Dari sini kita dapat menyimpulkan solusi umum untuk Bx sebagai berikut
m y
n y
cos
.
a
b
B x B0 cos
Solusi ini disebut sebagai mode TEmn . Bilangan gelombang k didapatkan dengan
mensubstitusikan (e) dan (f) ke dalam (d),
/ c 2 2 m / a 2 n / b 2 .
Jika
m / a 2 n / b 2
mn
,
c
Berdasarkan contoh soal dari persamaan di atas, satu hal yang dapat kita
simpulkan yakni ada banyak kasus spesial yang dapat kita terapkan pada sebuah
permasalahan. Lebih jauh, karena kita telah mengetahui bahwasanya energi yang
dibawa oleh gelombang datang bergerak dengan kecepatan grup, maka kita haru
definisikan besarnya kecepatan grup,
vg
1
2
c 1 / mn
dk
d
gelombang
berbentuk
kotak
ternyata
terpecahkan
ketika
kita
dan
cB y E z .
Kalau kita amati sejenak, dua buah persamaan di atas menunjukkan bahwasanya
kedua komponen medan yang disebutkan di atas saling tegak lurus. Jika kita
cuplik kembali persamaan medan untuk muatan garis tak hingga berikut rapat
arusnya
E 0 E0
1
r
r
dan
B0
E0 1
,
c r
cos kx t
r
r
dan
B B0
cos kx t
.
r
Rangkuman
Persamaan gelombang mekanik pada tali didefinisikan oleh
2 f
1 2 f
.
x 2 v 2 t 2
dengan v
Superposisi
dari
persamaan
f V ( x , t ) A e i( kx t ) j
gelombang
dan horizontal
yang
terpolarisasi
f h ( x , t ) A e i ( kx t ) k
vertikal
menghasilkan
Formulasi medan listrik dan medan magnetik dari propagasi gelombang bidang
monokromatik dalam vakum adalah,
.
E ( r ,t ) E o cos( k.r t )n
B( r ,t )
1
)
E o cos( k.r t )( k n
c
U o E 2 o Eo cos 2 ( kx t ) .
1
1
Ux
.
o E o 2 cos 2 ( kx t ) x
c
c
n n2
1
n1 n2
I T 2 v2
I I 1 v1
EoT
E oI
n2
n1
2 n1
n1 n2
dan T
sin T
n
1.
sin I
n2
2 ~
~
E oI .
E oT
k k 1
2
~
, E oT 0
R12 *1 82 1
2
1
n 1 A 1 2 ,
Soal-soal Latihan
1.
2.
3.
4.
5.
a.
b.
Sudut Brewsters !
E oR
E
dan oT ) !
E oI
E oI
Sumber Bacaan:
Untuk membantu pemahaman anda akan beberapa materi yang tidak dibahas
secara tuntas, silahkan anda baca referensi dari Griffith D.J. 1995. Introduction to
Electrodynamic, Second Edition. Prentice Hall of India. India.