Anda di halaman 1dari 62

TUGAS KIMIA FISIKA

TUGAS KIMIA FISIKA BAGIAN 1 DAN 2

ERNA FITRIANY

123194033

PENDIDIKAN KIMIA A 2012

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

2013

1
B
A
G
I
A
N
1
LANDASAN TEORI ILMU KIMIA

Ilmu pengetahuan tentang kimia adalah ilmu yang mencakup sejumlah aspek
mengenai bahan-bahan kimia. Bahan kimia bukan merupakan bahan yang bastrak
yang mematikan dan perlu ditakuti. Dalam ilmu kimia akan dipelajari tentang

2
susunan(komposisi struktur) dari suatu zat, sifat zat, perubahan susunan atau sifat
zat, perubahan energi yang terjadi pada saat suatu zat mengalami perubahan.
Selain itu juga akan dibahas tentang perubahan, struktur, maupun energi dari
suatu zat.

1. Perubahan
Sifat materi terdiri dari sifat fisika dan sifat kimia. Ynag termasuk sifat
fisika antara lain : warna, bau, titik leleh, titik didih, massa jenis, indeks
bias, bentuk kristal, keadaan fasa, hantaran listrik, koefisien muai panjang
dan sebagainya. Sedangkan sifat kimia dari suatu materi antara lain :
kemudahan untuk berubah menjadi zat lain, beracun, mudah atau sukarnya
terbakar, bisa atau tidaknya membusuk, dan sebagainya.
Ditinjau dari ukuran dan jumlahnya, maka materi emmpunyai dua jenis
sifat yaitu sifat ekstensif dan sifat intensif. Sifat ekstensif merupakan sifat
yang tergantung pada jumlah dan ukuran misalnya massa dan volume.
Sedangkan sifat intensif merupakan sifat yang bergantung pada jumlah
dan ukurannya.
Misalnya pada waktu es mencair, maka es yang semula padat akan
berubah menjadi es yang mencair berupa air. Peristiwa tersebut disebut
dengan perubahan fisika. Perubahan fisika terjad apabila zat tidak berubah,
perubahan bersifat sementara dan dpat dikembalikan seperti keadaan
semula. Perubahan kimia terjadi apabila zat berubah menjadi zat lain atau
pada perubahan tersebut terjadi zat baru, dan perubahn tersebut bersifat
permanen serta sukar untuk dikembalikan seperti keadaan semula.
Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia yang digolongkan menjadi
reaksi analisis dan reaksi sintesis. Dalam istilah perubahan juga dikenal
dengan klasifikasi materi yang tersusun atas zat murni dan campuran. Zat
murni adalah materi yang tersusun atas satu jenis zat saja. Zat murni terdiri
atas unsur dan senyawa . unsur merupakan zat yang paling sederhana yang
tidak dapat diubah menjadi zat yang lebih sederhana lagi oleh zat kimia.
Sedangkan senyawa adalah zat yang terbentuk dari gabungan dua unsur
atau lebih dengan perbandingan massa tertentu dan masih dpat diuraikan
menjadi unsur-unsur pembentuknya.

3
Campuran merupakan materi yang tersusun dari beberapa jenis zat dengan
perbandinganbervariasi. Campuran dibedakan menjadi dua yaitu campuran
homogen dan campuran heterogen.

2. Struktur
a. Struktur Atom
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron berada
di dalam inti atom. Sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti
atom karena muatan listriknya. semua elektron bermuatan negatif (-) dan
semua proton bermuatan positif (+) . sementara itu neutron bermuatan
netral. Elektron bermuatan yang bermuatan negatif (-) ditarik oleh proton
yang bermuatan positif (+) pada inti atom.
b. Struktur Molekul
Molekul terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan
kovalen, dan atom tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari
atom tunggal, seperti gas mulia) sampai jumlah yang sangat banyak
(seperti pada polimer, protein atau bahkan DNA).

3. Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja dan energi bersifat
kekal atau tidak dapat dimusnahkan serta tidak dapat diciptakan. Namun
meskipun demikian energi dapat diubah bentuk dari bentuk energi yang
satu menjadi energi yang lain. Berdasarkan prinsipnya eneergi dapat
digolongkan menjadi energi potensial dan energi kinetik. Energi potensial
merupakan energi yang dimiliki oleh suatu benda atau materi karena
kedudukan atau posisi tempat benda atau materi berada. Yang termasuk
energi potensial antara lain yaitu : energi potensial tempat, energi potensial
mekanik, energi potensial listrik, dan energi yang dimiliki atau
ditimbulkan oleh benda atau materi yang sedang dalam keadaan bergerak.
Sedangkan jenis energi kinetik antara lain : energi kinetik mekanik, energi
panas, energi radiasi, atau energi gelombang elektromagnetik. Energi yang

4
dihasilkan dari gelombang elektromagnetik tergantung dari panjang
gelombangnya.

FISIKA KLASIK DALAM SJARAH MODEL ATOM

KESUKSESAN FISIKA KLASIK

1. KONSEP GERAK NEWTON

Untuk memahami adanya sifat jangkauan- jauh dari revolusi


kuantum , ilmu fisika pada akhir abad ke 19. Dua ratus tahun setelah kerja
awal Isaac Newton merupakan periode klasik dalam kajian tentang
mekanika, suatu cabang ilmu fisika yang memprediksi gerak partikel dan
kumpulan partikel yang menyusun mekanika kerja. Pada akhir periode
tersebut, kira-kira tahun 1900, para ahli fisika telah mencapai suatu
pemahaman mendalam dengan sukses berhasil menangani masalah yang
berkisar dari gerak planet dalam orbitnya hingga ke desain sepeda.
Pencapaian ini sekarang menyusun subjek yang disebut dengan mekanika
klasik , dan pencapaian ini sangat bermanfaat. Dalam mekanika klasik
peran fundamental dimainkan oleh energi , yang memiliki dua bagian
yaitu : engeri kinetik yang timbul dari gerak partikel dan energi potensial
yang timbul dari interaksi antar partikel antara satu sama lainatau dengan
medan luar deperti gravitasi dan bergantung pada posisi-posisi partikel.
Dengan menggunakan mekanika klasik , maka seseorang dapat
memprediksi posisi yang akan ditempati suatu kelompok partikel
berdasarkan posisinya dan momentanya yang sekarang.

Pada akhir abad ke-19, secara alami terpikirkan bahwa gerak


partikel elementer seperti elektron yang baru-baru ini ditemukan dpat
didepskripsikan dengan menggunakan mekanika klasik dan bahwa, begitu
hukum gaya yang benar telah ditemukan sifat-sifat atom dan molekul
dapat diprediksi hingga derajat ketelitian yang di inginkan dengan
menyelesaikan persamaan Newton tentang gerak. Pada saat itu juga
dipercaya hukum fundamental fisika telah ditemukan. Hal utama dari

5
perubahan-perubahan itu tidak saja pengakuan bahwa energi dapat
dikuantisasi tetapi juga penemuan bahwa semua partikel memiliki sifat
seperti gelombang. Pengaruh sifat seperti gelombang sangat mencolok
untuk partikel kecil dan bermassa rendah seperti elektron dalam atom.
Pencakupan aspek gelombang dan partikel dari suatu materi ke dalam
suatu teori komprehensiff tunggal merupakan keberhasilan bagi mekanika
kuantum.

2. KONSEP CAHAYA MAXWELL

Percobaan James Clerk Maxwell (1831 - 1879) seorang ilmuwan


berkebangsaan Inggris (Scotlandia) menyatakan bahwa cepat rambat
gelombang elektromagnetik sama dengan cepat rambat cahaya yaitu
3×108 m/s, oleh karena itu Maxwell berkesimpulan bahwa cahaya
merupakan gelombang elektromagnetik. Kesimpulan Maxwell ini di
dukung oleh:
 Seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, Heinrich Rudolph Hertz (1857 -
1894) yang membuktikan bahwa gelombang elektromagnetik merupakan
gelombang tranversal. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa cahaya
dapat menunjukkan gejala polarisasi.
 Percobaan seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, Peter Zeeman (1852
- 1943) yang menyatakan bahwa medan magnet yang sangat kuat dapat
berpengaruh terhadap berkas cahaya.

 Percobaan Stark (1874 - 1957), seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman


yang mengungkapkan bahwa medan listrik yang sangat kuat dapat
mempengaruhi berkas cahaya.

KEGAGALAN FISIKA KLASIK

1. TEORI ATOM DALTON

6
Banyak sekali teori yang menjelaskan tentang definisi atom hingga saat
ini. Teori atom yang paling tua dikenal adalah teori atom Dalton. John
Dalton adalah seorang guru sekolah di Inggris, yang mempublikasikan
teorinya tentang atom di tahun 1808. Temuannya didasarkan pada
eksperimen dan juga dari hukum kombinasi kimia.

Dalil Dalton

 Semua materi terdiri dari partikel yang tak dapat dibagi lagi yang
disebut atom.
 Atom dari unsur yang sama adalah serupa dalam hal bentuk dan
massa, tetapi atom unsur satu berbeda dari atom unsur lain.

 Atom tidak dapat diciptakan atau dihancurkan.Atom unsur yang berbeda


dapat digabungkan satu sama lain dalam rasio tertentu untuk membentuk
senyawa.

 Atom dari unsur yang sama dapat bergabung dalam lebih dari satu rasio
untuk membentuk dua atau lebih senyawa.

 Atom adalah unit terkecil dari materi yang dapat berpengaruh terhadap
reaksi kimia.

Kelemahan Teori Atom Dalton

7
 Ketidakterpisahan atom terbukti salah, karena, atom dapat dibagi lagi
menjadi proton, neutron dan elektron. Namun atom adalah partikel
terkecil, yang sangat berpengaruh dalam reaksi kimia.
 Menurut Dalton, atom-atom dari unsur yang sama adalah sama dalam
segala hal. Pernyataan ini salah karena atom dari beberapa unsur berbeda
dalam hal massa dan kepadatan. Atom seperti dari unsur yang sama
memiliki massa yang berbeda disebut isotop. Misalnya, klorin memiliki
dua isotop yang memiliki nomor massa 35 dan 37 satuan massa atom
(sma).

 Dalton juga mengatakan atom elemen yang berbeda berbeda dalam segala
hal. Hal ini telah terbukti salah dalam kasus-kasus tertentu seperti atom
argon dan atom kalsium, yang memiliki massa atom yang sama yaitu 40.
Atom unsur berbeda yang memiliki massa atom yang sama disebut isobar.

 Menurut Dalton atom unsur yang berbeda bergabung dalam rasio nomor
sederhana keseluruhan untuk membentuk senyawa. Hal ini tidak terlihat
pada senyawa organik kompleks seperti gula C12H22O11.

 Teori ini gagal untuk menjelaskan keberadaan alotrop. Perbedaan sifat


arang, grafit, berlian tidak dapat dijelaskan karena ketiganya terdiri dari
atom yang sama yaitu karbon.

Kelebihan Teori Atom Dalton

 Memungkinkan kita untuk menjelaskan hukum kombinasi kimia.


 Dalton adalah orang pertama yang mengakui perbedaan yang bisa
diterapkan antara partikel dari suatu unsur (atom) dan dari senyawa
(molekul).

8
2. SINAR KATODA THOMSON

Sir Joseph John Thomson atau lebih dikenal sebagai J.J Thomson
(1856-1940) adalah seorang ilmuwan yang lahir di Creetham Hill,
pinggiran kota Manchester pada tanggal 18 Desember 1856, di mana ia
diangkat sebagai profesor fisika eksperimental sejak 1884. Penelitiannya
membuahkan penemuan elektron. Thomson mengetahui bahwa gas
mampu menghantar listrik. Ia menjadi perintis ilmu fisika nuklir. Dia
mendaftar di Owens College, Manchester tahun 1870, dan tahun 1876
mendaftar di Trinity College, Cambridge sebagai pelajar biasa. Dia
menjadi anggota Trinity College tahun 1880, ketika dia menjadi penerima
Penghargaan Wrangler dan Smith (ke-2). Dia tetap menjadi anggota
Trinity College seumur hidupnya. Dia menjadi penceramah tahun 1883,
dan menjadi profesor tahun 1918. Dia adalah professor fisika
eksperimental di laboratorium Cavendish, Cambridge, dimana dia
menggantikan John Strutt, 3rd Baron Rayleigh, dari tahun 1884 sampai
tahun 1918 dan menjadi profesor fisika terhormat di Cambridge dan Royal
Institution, London.

Thomson baru-baru itu tertarik pada struktur atom yang


direfleksikan dalam bukunya, yang berjudul Treatise on the Motion of
Vortex Rings yang membuatnya memenangkan Adams Prize tahun 1884.
Bukunya yang berjudul Application of Dynamics to Physics and
Chemistry terbit tahun 1886, dan di tahun 1892 dia menerbitkan buku
berjudul Notes on Recent Researches in Electricity and Magnetism.
Pekerjaan belakangan ini membungkus hasil-hasil yang didapat berikutnya
sampai pada kemunculan risalat James Clerk Maxwell yang terkenal dan
sering disebut sebagai jilid ketiga Maxwell. Thomson bekerja sama
dengan Professor J.H. Poynting untuk menulis buku fisika dalam empat
jilid, berjudul Properties of Matter dan tahun 1895, dia menghasilkan buku
Elements of the Mathematical Theory of Electricity and Magnetism, edisi
kelima yang terbit di tahun 1921.

9
Dalam penelitiannya dia mempelajari bahwa tabung katoda pada
kondisi vakum parsial (hampir vakum) yang diberi tegangan tinggi akan
mengeluarkan "berkas sinar" dimana Thomson menyebut sinar ini sebagai
"berkas sinar katoda" disebabkan berkas sinar ini berasal dari katoda
(elektroda negative). Berkas sinar katoda ini apabila didekatkan dengan
medan listrik negative maka akan dibelokan (berkas sinar katoda ini
tertolak oleh medan negative), berdasarkan hal ini maka Thomson
menyatakan bahwa berkas sinar katoda itu adalah partikel-partikel yang
bermuatan negative yang ia sebut sebagai "corpuscle".

Dia juga meyakini bahwa corpuscle itu berasal dari atom-atom


logam yang dipakai sebagai elektroda pada tabung katoda. Dengan
menggunakan jenis logam yang berbeda-beda sebagai elektroda yang dia
gunakan pada tabung katoda maka percobaan Thomson tetap
menghasilkan berkas sinar katoda yang sama. Akhirnya Thomson
menyimpulkan bahwa setiap atom pasti tersusun atas corpuscle. Corpuscle
yang ditemukan oleh Thomson ini kemudian disebut sebagai "electron"
oleh G. Johnstone Stoney. Dari asumsi tersebut dia akhirnya meyakini
bahwa atom sebenarnya tidak berbentuk masiv (berbentuk bulatan yang
pejal) akan tetapi tersusun atas komponen-komponen penyususn atom.

Di alam atom berada dalam keadaan yang stabil dan memiliki


muatan yang netral, dengan demikian Thomson lebih lanjut
mengasumsikan bahwa didalam atom itu sendiri pasti terdapat bagian yang
bermuatan positif. Dari asumsi tersebut maka Thomson mengajukan
struktur atom sebagai bulatan awan bermuatan posistif dengan elektron
yang terdistribusi random di dalamnya. Model atom Thomson ini lebih
dikenal sebagai "plum pudding model" atau dalam bahasa Indonesia
dikenal sebagai "model roti kismis". Untuk memudahkan membayangkan
model atom ini maka Anda harus membayangkan sebuah roti dalam
bentuk bola yang didalamnya terdapat kismis yang menyebar merata
secara random.

10
3. SINAR CANAL RUTHERFORD

•       Diawali dengan pengamatan tetes minyak, Milikan dapat menghitung


besarnya muatan q. Nilai yang bisa diterima dari muatan listrik e adalah
-1,60219 x 10-19C. Dengan menggabungkan hasil Milikan dan Thomson
didapat massa sebuah elektron = 9,110 x  10-28 gram.
•       Penemuan partikel jenis baru yang disebut sinar kanal (canal rays)
atau sinar positif (kebalikan dari sinar katoda) oleh Eugen Goldstein.
Kesimpulan dari sifat sinar kanal ini ialah semua atom terdiri dari satuan
dasar yang bermuatan positif. Satuan dasar ini sekarang disebut dengan
proton.
Kesimpulan Model atom menurut Rutherford:
•       Sebagian dari massa dan muatan (+) sebuah atom berpusat pada
daerah yang sempit yang disebut inti atom, sebagian besar atom
merupakan ruang kosong.
•       Pada tahun 1930-an Chadwick membuktikan keberadaan neutron
melalui percobaan pemboman berilium dan boron dengan partikel ,
sehingga model atom yang terdiri dari elektron, proton dan neutron
lengkap ditemukan.

TITIK BALIK PENGGUNAAN KIMIA KUANTUM

Pengembangan prinsip energi terkuantasi

Radiasi benda hitam (Planck)

Pemijaran merupakan proses pemancaran radiasi dari permukaan suatu


benda padat. Bila sustu benda misalnya pada elemen pemanas pada tungku
listrik atau filamen pada bola lampu pijar. Apabila benda tersebut
dipanaskan maka pada awalnya akan berwarna merah, kemudian jingga
kemudian kuning , kemudian putih seiring dengan adanya peningkatan
suhu.

11
Teori fisika kuantum bermula ketika ilmu fisika klasik tak lagi mampu
menjelaskan sebuah fenomena radiasi benda hitam dan hal itu dirilis oleh
seorang ahli fisika yang bernama Max Planck. Jadi, pada mulanya pada
tahun 1879 Josef Stefan mengusulkan bahwa besar intensitas radiasi yang
dipancarkan oleh suatu benda memenuhi persamaan:

            Dengan           e = tetapan emistivitas, 0 ≤ e ≤ 1

                                    σ = tetapan Stefan-Boltzman = 5.67 x 10-8 w/(m2K4)

                                    T = suhu mutlak (K)

Namun ketika yang dipertanyakan adalah radiasi dari sebuah benda


hitam maka para ilmuwan menemukan suatu hal yang tak lazim. Hal itu
dikarenakan ketika suatu benda hitam dipanaskan pada tiap-tiap suhu
tertentu maka ia akan meradiasikan gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang yang berbeda-beda. Gelombang elektromagnetik ini
memiliki panjang gelombang yang nilainya berbanding terbalik dengan
suhu yang digunakan yangkemudian oleh Wien dibentuklah suatu
persamaan:

Dengan :         b = tetapan Wien = 2.898 x 10-3 mK

Para fisikawan mencoba menjelaskan fenomena radiasi benda hitam ini


secara teoritis. Rayleigh-Jean mencoba menyusun suatu model sederhan
untuk menjelaskan fakta ini. Mereka menganggap bahwa molekul/muatan
pada bola berongga (sebelumnya benda hitam diilustrasikan sebagai
sebuah rongga dimana tak ada cahaya yang dapat masuk di dalamnya

12
sebab tak memang amat sulit menemukan benda yang bersifat hitam
sempurna)di dinding benda berongga dihubungkan oleh pegas.

Gambar Model Rayleigh-Jean

Dengan model ini Rayleigh-Jean dapat menentukan intensitas


radiasinya dengan menganggap bahwa ketika suhu benda dinaikkan maka
muatan akan mendapat energi kinetik untuk bergetar. Getaran itu akan
menimbulkan percepatan sehingga menghasilkan radiasi. Model ini masih
menggunakan paradigma fisika klasik yang menyatakan bahwa energi
bersifat kontinu. Sehingga intensitas benda hitam tersebut adalah:

           Dengan :         c = kecepatan cahaya = 2.99792 x 108 m/s

                                 K = konstanta Boltzman = 1.38 x 10-23 j/K

Namun ternyata teori ini hanya mampu untuk menerangkan intensitas


radiasi dengan panjang gelombang yang relatif besar dan tidak cocok
untuk panjang gelombang kecil. Dan jika saja teori ini benar maka
seharusnya sinar UV yang memiliki panjang gelombang kecil akan
memiliki intensitas yang sangat besar dan bila hal ini benar-benar terjadi
maka alam semesta ini seharusnya mengalami bencana sinar UV sebab
alam semesta ini dibanjiri oleh UV tapi nyatanya hal ini tidak
terjadi.Karena kegagalan ini maka Wien kembali mengusulkan seuatu teori
lagi, sehinga intensitas yang dihasilkan oleh radiasi benda hitam adalah:

13
            Dengan :         A dan C merupakan konstanta.

Namun tetap saja teori Wien ini belum berlaku untuk seluruh
panjang gelombang. Hal ini karena Wien masih menerapkan prinsip
kekontinuan sehingga hanya dapat digunakan untuk gelombang dengan
panjang gelombang yang relatif pendek saja.

Kegagalan-kegagalan ini membuat Max Planck mengajukan asumsi-


asumsi baru yang awalnya asumsi tersebut dianggap sebuah asumsi yang
“gila” oleh para ilmuwan lainnya karena melawan hukum fisika pada
zaman itu. Asumsi-asumsi tersebut adalah:

1.      Energi yang dimiliki oleh molekul yang berosilasi bersifat diskrit
(tidak kontinu). Dan besar energi tersebut adalah:

E=nhν

Dimana           : n = bilangan bulat = 1,2,3,…

                          h = konstanta Planck = 6.626 x 10-34 Js

                               v = frekuensi getaran molekul

2.      Setiap molekul memancarkan atau menyerap energi dalam paket


energi diskrit yang dinamakan Kuanta (yang kemudian disebut dengan
foton).

Energi tiap foton adalah:

Dengan           : c = kecepatan cahaya

14
Dari kedua asumsi yang fenomenal ini maka Planck dapat menyusun
sebuah perumusan yang menyatakan intensitas yang dipancarkan oleh
benda hitam yang meradiasi adalah:

Dengan : I (v, T) =   jumlah enrgi per unit area per satuan waktu per
unit solid angle    (intensitas)  pada range frekuensi v+dv di benda   hitam
dengan suhu T

                          h             =  konstanta Planck = 6.626 x 10-34 Js

  k             =  konstanta Boltzman = 1.38 x 10-23 j/K

  c            =  kecepatan cahaya = 2.99792 x 108 m/s

  ν            =  frekuensi getaran molekul

  T            =  temperatur

Penemuan spektrum atom hydrogen

Pada tahun 1913, tidak lama setelah penemuan Planck dan


Einstein, fisikawan Denmark Neils Bohr memberikan penjelasan teoretis
untuk spektrum pancar atom hidrogen. Cara penyelesaian Bohr sangat
rumit dan tidak dianggap benar dalam semua aspek detailnya. Jadi kita
hanya berkonsenterasi pada asumsi-asumsi yang penting dan hasil
akhirnya saja, yamg dapat menjelaskan garis-garis spektrum. Dalam atom
hidrogen, dipercaya bahwa gaya tarik elektrostatik antara proton
(diibaratkan matahari) yang positif dan elektron (diibaratkan planet) yang
negatif menarik elektron ke dalam dan gaya ini diimbangi secara tepat oleh
percepatan yang disebabkan oleh gerak melingkar elektronnya.

15
Model atom Bohr menyertakan gagasan tentang gerakan elektron
dalam orbit melingkar, namun ia memasukkan syarat yang ketat. Tiap
elektron dalam atom hidrogen hanya dapat menempati orbit tertentu.
Karena tiap orbit memiliki energi tertentu, energi yang berkaitan dengan
gerakan elektron pada orbit yang diizinkan harus mempunyai nilai yang
konstan, atau terkuantitas.
Pancaran radiasi dari atom berenergi, dapat dihubungkan dengan
jatuhnya elektron dari orbit berenergi tinggi ke orbit yang berenergi
rendah, dan memberikan satu kuantum energi (foton) dalam bentuk
cahaya. Dengan menggunakan argumen yang didasarkan interaksi
elektrostatik dan hukum Newton tentang gerak, Bohr menunjukkan bahwa
elektron dalam aom hidrogen dapat memiliki energi yang diperoleh dari
rumus
Model atom Bohr berhasil menjelaskan kestabilan elektron
dengan memasukkan konsep lintasan atau orbit stasioner dimana elektron
dapat berada di dalam lintasannya tanpa membebaskan energi. Spektrum
garis atomik juga merupakan efek lain dari model atom Bohr. Spektrum
garis adalah hasil mekanisme elektron di dalam atom yang dapat berpindah
lintasan dengan menyerap atau melepas energi dalam bentuk foton cahaya.

Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan ke
dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh
setiap gas berbeda-beda dan merupakan karakteristik gas tersebut. Cahaya
dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan spektrum yang kontinu.

16
Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum garis diyakini
berkaitan erat dengan struktur atom. Dengan demikian, spektrum garis atomik
dapat digunakan untuk menguji kebenaran dari sebuah model atom.

Spektrum garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang


gelombang berbeda. Untuk gas hidrogen yang merupakan atom yang paling
sederhana, deret panjang gelombang ini ternyata mempunyai pola tertentu yang
dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis. Seorang guru matematika
Swiss bernama Balmer menyatakan deret untuk gas hidrogen sebagai persamaan
berikut ini.
Beberapa orang yang lain kemudian menemukan deret-deret yang lain
selain deret Balmer sehingga dikenal adanya deret Lyman, deret Paschen, Bracket,
dan Pfund. Pola deret-deret ini ternyata serupa dan dapat dirangkum dalam satu
persamaan. Persamaan ini disebut deret spektrum hidrogen.

1  1 1 
  R  2  2  ; R  109.677, 76 cm -1
  n1 n2 
Dengan : R = konstanta Rydberg

= 1,097 x 107 m – 1

nA = lintasan yang dituju

nB = lintasan asal elektron ( nB > nA)

Deret seret tersebut meliputi :

1. deret Lyman berupa deret ultra ungu, didapat jika nA = 1, nB >1


2. deret Balmer berupa deret cahaya tampak , didapat jika nA = 2, nB >2
3. deret Paschen berupa deret infra merah I, didapat jika nA = 3, nB >3
4. deret Brachett berupa deret infra merah II, didapat jika nA = 4, nB >4
5. deret Pfund berupa deret infra merah III , didapat jika nA = 5, nB >5
dari deret deret tersebut tiap deret akan didapat :

- panjang gelombang () terpanjang jika nA =1


- panjang gelombang () terpendek jika nB = 

17
Ketidakstabilan elektron dan spektrum kontinu sebagai konsekuensi dari
model atom Rutherford tidak sesuai dengan fakta bahwa atom haruslah stabil dan
memancarkan spektrum garis. Diperlukan penjelasan lain yang dapat menjelaskan
kestabilan atom dan spektrum garis atom hidrogen.

PENGEMBANGAN POSTULASI SIFAT DUALISME GELOMBANG-


MATERI

1. Efek fotolistrik

Pertentangan kedua antara hasil eksperimental dan teori klasik muncul dari
pengamatan efek foto listrik. Berkas cahaya yang bersinar pada permukaan logam
yang disebut dengan fotokatode dapat melepaskan elektron dan menyebabkan
suatu arus listrik. Foto elektron ini diemisi dengan energi kinetik bukan- nol. Jika
frekuensi dan intensitas berkas dipertahankan konstan, besarnya fotoarus akan
bergantung pada potensial listrik kolektor relatif terhadap foto katode. Pada
potensial yang cukup positifseluruh foto elektron ditarik ke kolektor. Saat
potensial elektron menjadi lebih negatif, maka fotoelektron dengan nilai energi
kinetik yang kecil akan ditolak dan foto arus akan berkurang. Hanya foto elektron
dengan energi kinetik yg cukup tinggi yang bisa mencapai kolektor.

Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu zat
(logam), bila permukaan logam tersebut disinari cahaya (foton) yang memiliki
energi lebih besar dari energi ambang (fungsi kerja) logam. Atau dapat di artikan
sebagai munculnya arus listrik atau lepasnya elektron yang bermuatan negatif dari
permukaan sebuah logam akibat permukaan logam tersebut disinari dengan berkas
cahaya yang mempunyai panjang gelombang atau frekuensi tertentu. Istilah lama
untuk efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi).

18
Prinsip pengukuran efek fotolistrik.

Efek fotolistrik ini ditemukan oleh Albert Einstein, yang menganggap bahwa
cahaya (foton) yang mengenai logam bersifat sebagai partikel.

Energi kinetik foto elektron yang terlepas:

Ek = h f – h fo

Ek maks = e Vo

hf = energi foton yang menyinari logam


h fo = Fo frekuensi ambang = fungsi kerja
  = energi minimum untuk melepas elektron
E = muatan elektron = 1.6 x 10-19C
Vo = potensial penghenti

Proses kebalikan foto listrik adalah proses pembentukan sinar X yaitu proses
perubahan energi kinetik elektron yang bergerak menjadi gelombang.

Hasil pengamatan Lenard tahun 1902 dari eksprimen efek foto listrik adalah:

1) kecepatan elektron (yang sebanding dengan energi kinetik elektron) yang lepas
dari seng itu tidak bergantung kepada intensitas cahaya, tetapi hanya bergantung
kepada frekuensi (atau panjang gelombang) sinar yang digunakan.

2) Untuk suatu logam tertentu, tidak ada pancaran elektron jika panjang
gelombang cahaya lebih besar dari suatu panjang gelombang tertentu.

19
2. Postulasi de Broglie

Radiasi elektromagnetik cahaya sinar-x dan sinar gamma digambarkan seperti


sebuah gelombang berjalan, bergerak di ruangan dengan kelajuan c. Jenis
gelombang lainnya ialah gelombang tegak dengan contoh sederhana ialah senar
gitar dengan kedua ujung tetap. Senar ini bervibrasi, tetapi hanya osilasi tertentu
yang dimungkinkan. Oleh karena kedua ujungnya tetap, osilasi yang dapat
bertahan adalah asilasi dimana bilangan bulat terdiri dari setengah panjang
gelombangnya cocok dengan panjang senar. Syarat panjang gelombang yang
terizinkan adalah :

dengan n adalah 1, 2, 3, ....

Osilasi dengan n=1 disebut dengan harmonik dasar atau harmonik pertama, dan
nilai-nilai n yang lebih tinggi berhubungan dengan harmonik yang lebih tinggi.
Pada titik tertentu dalam gelombang tegak, amplitudo osilasi sama dengan 0. Titik
ini diseut dengan simpul (node). Semakin tinggo frekuensi dan semakin tinggi
energi gelombang tegak tersebut.

De Broglie menyadari bahwa gelombang tegak ini merupakan contoh kuantisasi :


hanya tingkat- vibrasi diskret tertentu, yang dicirikan dengan “bilangan kuantum”
n , yang diizinkan untuk senar yang bergetar tersebut. Ia menyarankan bahwa
kuantisasi atom berelektro 1 mungjin memiliki asal yang sama dan bahwa
elektron mungkin berasosiasi dengan 1 gelombang tegak, dalam hal ini
gelombang tegak melingkar diseputar nukleus atom. Agar amplitudo gelombang
dapat didefinisikan dengan baik (bernilai tunggal dan halus), 1 bilangan bulat

panjang gelombang harus cocok dengan keliling lingkaran 2 . syarat untuk

panjang gelombang terizinkan untuk gelombang melingkar tegak ialah .

dengan n= 1,2,3,..

Asumsi Bohr mengenai kuantisasi momentum sudut suatu elektron ialah :

20
Perbandingan persamaan de Broglie dengan Bohr menunjukkan bahwa panjang
gelombang untuk gelombnag tegak berkaitan dengan momentum linier p dari
elektron tersebut melalui rumus sederhana :

De Broglie menunjukkan dengan teori relativitas bahwa hubungan yang tepat


sama terhadap diantara panjang gelombang dan momentum suatu foton. Dengan
demikian De Broglie mengajukan suatu generalisasi dimana setiap partikel yang
bergerak dengan momentum linier p memiliki sifat seperti gelombang dan

panjang gelombang yang terasosiasi dengan partikel tersebut.

TEORI ATOM BOHR

Pada tahun 1913, niels bohr mengembangkan model atom berdasarkan keteraturan
yang luar biasa yang terlihat pada spektrum atom hidrogen dan ion-ion elektron
satu seperti He+ , Li2+ dan Be3+. Bohr melengkapi model planeter ruterford
dengan asumsi bahwa suatu elektron dengan massa me bergerak dalam orbit
melingkar dengan jari-jari r diseputar suatu nukleus tetap. Berdasarkan hukum
coulomb, enegri potensial dari interaksi dua muatan, Q1 dan Q2 , yang berjarak r
ialah :

Energi potensial =

Dengan keterangan :

21
disebut dengan permivitas vakum, yaitu tetapan kesebandigan dengan nilai

numerik 8,854 x 10-12 C2J-1m-1 . untuk sebuah nukleus (dengan muatan +Ze) dan
sebuah elektron (dengan muatan -e) energi potensial ini yaitu :

Energi potensial = -

Fisika klasik memprediksi bahwa elektron yang dipercepat akan mengemisi


cahaya dengan frekuensi yang meningkay secara kontinyu dan akan bergerak
spiral ke arah nukleus. Bohr menghindari adanya pertentangan ini dengan cara
mempostulatkan bahwa hanya orbit-orbit diskret tertentu (dicirikan dengan jari-
jari rn dan energi En ) yang diizinkan dan bahwa cahaya diemisi atau di absorbsi
hanya jika elektron “melompat” dari satu orbit stabil ke orbit stabil lainnya.

Momentum linier sebuah elektron ialah hasil kali massa dan kecepatannya, MeV.
Momentum sudut ialah kuantitas lain yang mendeskripsikan geraka rotasi
(berputar) pada suatu ialah kuantitas lain yang mendeskripsikan gerak rotasi oada
suatu sumbu.

22
23
Disamping keberhasilannya, teori Bohr memiliki sejumlah kelemahan.
Pertama, teori ini tidak dapat memprediksi tingkat energi dan spektra atom-atom
dan ion-ion dengan jumlah elektron lebih dari 1. Demikian pula, pada dasarnya
teori Bohr merupakan gabungan antara konsep klasik dan non klasik yang kurang
menyenangkan postulat mengenai momentum sudut terkuantisasi- yang
menghasilkan orbit melingkar- adalah konsep yang tidak berdasar dan dianut pada
fisika klasik untuk memaksakan prediksi fisika klasik agar sesuai dengan hasil
eksperimental. Pada tahun 1926 teori Bohr digantikan oleh mekanika kuantum
modern dimana kuantisasi energi dan momentum sudut merupakan konsukuensi
alami dari postulat dasar dan tidak memerlukan asumsi tambahan. Orbit
melingkar pada teori Bohr tidak muncul pada mekanika kuantum. Teori Bohr
memberikan jembatan konseptual dan fisika teoritis klasik ke mekanika kuantum
yang baru. Pengaruh historis dan intelektualnya tidak dapat dibesar-besarkan.

24
Percobaan Bohr

. Sifat Gelombang dan Partikel

Louis de Broglie meneliti keberadaan gelombang melalui eksperimen difraksi


berkas elektron.
Dari hasil penelitiannya inilah diusulkan “materi mempunyai
sifat gelombang di samping partikel”, yang dikenal dengan
prinsip dualitas.

Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang
tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie
dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya.

Pertikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori
ini adalah petir dan kilat.
Pernahkan Anda mendengar bunyi petir dan melihat kilat ketika hujan turun?

25
Manakah yang lebih dulu terjadi, kilat atau petir?

Kilat akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang
berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara.
Hipotesis de Broglie dibuktikan oleh C. Davidson an LH Giermer (Amerika
Serikat) dan GP Thomas (Inggris)

PRINSIP HEISENBERG

Dalam fisika klasik, partikel memiliki posisi dan momenta yang jelas dan
mengikuti lintasan yang pasti. Akan tetapi, pada skala atomik, posisi dan
momenta tidak dapat ditentukan dengan presisi disebabkan prinsip
ketidakpastian yang dinyatakan oleh Werner Heisenberg pada tahun 1927.
Prinsip ketakpastian berkaitan langsung dengan proses pengukuran. Untuk
mengetahui posisi obek secara akurat, kita harus menggunakan cahaya dengan
panjang gelombang yang sebanding dengan atau lebih pendek daripada ukuran
obyek akan tetapi, dengan persamaan De Broglie, semakin pendek panjang
gelombang, semakin besar momentum foton. Suatu perkiraaan kasar

menggunakan ketakpastian minimum dari pengukuran posisi untuk

menggantikan dan ketakpastian pengukuran momentum untuk menggantikan

. maka akan didapat persamaan :

26
Prinsip ketidakpastian memberikan suatu limit mendasar untuk akurasi dimana
posisi dan momentum partikel dapat diketahui secara simultan. Prinsip ini
mengemukakan kelamahan mendasar pada model Bohr, yang menggambarkan
posisi dan momentum secara tepat untuk elektron yang berada pada orbit
melingkarnya di seputar nukleus.

1.Hitung panjang gelombang transisi terpanjang dalam deret Balmer yang


mempunyai n1 = 2, deret Paschen yang mempunyai n1=3, deret Bracket dengan n1
=4, dan deret Pfund dengan n1=5.

Jawab :

Deret Balmer Yang Mempunyai N1 = 2

27
cm-1

Panjang gelombang :

= 6,5 x 10-5cm

Deret Paschen Yang Mempunyai N1 =3

cm-1

Panjang gelombang :

= 1,87 x 10-5cm

Deret Bracket Yang Mempunyai N1 =4

28
cm-1

Panjang gelombang :

= 40,5 x 10-5cm

Deret Pfund Yang Mempunyai N1=5

cm-1

Panjang gelombang :

= 74,5 x 10-5cm

2.Apakah panjang gelombang transisi terpendek dalam deret Lyman, Balmer,


Paschen, Bracket, dan Pfund dari atom litium sama? Buktikan!!!!

Jawab :

a) deret Lyman berupa deret ultra ungu, didapat jika nA = 1, nB >1


b) deret Balmer berupa deret cahaya tampak , didapat jika nA = 2, nB >2
c) deret Paschen berupa deret infra merah I, didapat jika nA = 3, nB >3
d) deret Brachett berupa deret infra merah II, didapat jika nA = 4, nB >4
e) deret Pfund berupa deret infra merah III , didapat jika nA = 5, nB >5

29
3.Bila transisi elektronik melibatkan n1=3 dan n2=6, hitunglah energi dari transisi
tersebut bagi atom boron.

cm-1

4. Hitung jari-jari Bohr dan energi terkuantasi ke 2 dan ke 3 dari ion Li2+

R1 = (1,113x10-10 C2N-1m-2) (6,63x 10-34 JS)2 (1)2 : ((9,105x10-31kg) (1,6 x 10-19C) 4


(3,14)2)

= 0,00642 x 106

5. Buktikan bahwa energi dan panjang gelombang elektromagnetik yang


dipancarkan melalui transisi di atas konsisten dengan hasil perhitungan
berdasarkan persamaan Rydberg

Jawab :
Spektrum garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang
gelombang berbeda. Untuk gas hidrogen yang merupakan atom yang paling
sederhana, deret panjang gelombang ini ternyata mempunyai pola tertentu yang
dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis. Seorang guru matematika
Swiss bernama Balmer menyatakan deret untuk gas hidrogen sebagai persamaan
berikut ini.
Beberapa orang yang lain kemudian menemukan deret-deret yang lain
selain deret Balmer sehingga dikenal adanya deret Lyman, deret Paschen, Bracket,
dan Pfund. Pola deret-deret ini ternyata serupa dan dapat dirangkum dalam satu
persamaan. Persamaan ini disebut deret spektrum hidrogen.

1  1 1 
  R  2  2  ; R  109.677, 76 cm -1
  n1 n2 
Dengan : R = konstanta Rydberg

30
= 1,097 x 107 m – 1

nA = lintasan yang dituju

nB = lintasan asal elektron ( nB > nA)

31
B
A
G
I
A
N
2
TEORI KUANTUM

Teori mekanika gelombang dirumuskan oleh Werner Heisenberg dan Erwin


Schrödinger yang hampir bersamaan meskipun waktu dan tempatnya berbeda.
Sumbangan pemikiran yang penting untuk teori ini juga diberikan oleh Paul

32
Dirac, Max Born, dan Wolfgang Pauli. Mekanika kuantum dapat menjelaskan
materi baik dalam skala makro maupun skala mikro. Di bidang makro dapat
digunakan mekanika klasik, namun hanya mekanika kuantum yang dapat
menjelaskan peristiwa mikroskopik yaitu yang menyangkut elektron, atom, dan
molekul. Schrödinger memperjelas mekanika kuantum yang diusulkan
oleh de Brogliè dan Heisenberg, dengan usulan ‘probability’ menentukan posisi
dan momentum.

Postulat 1:

Untuk setiap keadaan yang mungkin terhadap suatu sistem digambarkan dengan
fungsi dari koordinat-koordinat sistem dan waktu yang secara lengkap
menggambarkan sistem tersebut.

Postulat 2:

Untuk suatu variabel dinamika (yang dapat diamati) selalu berkaitan dengan suatu
operator . postulat 2 ini, berkaitan dengan tentang bagaimana cara menerapkan
nilai dari operatornya. Untuk suatu variabel dinamika selalu berkaitan dengan 1
x  operator koordinat arah x
operator.

h d
pˆ x   operator momentum arah x
i dx

33
Postulat 3: dalam hal ini postulat 3 menjelaskan bahwa ukuran apapun yang
dihasilkan merupakan ekspektasi atau nilai yang diharapkan.

persamaan Schrödinger dapat dituliskan dalam bentuk yang sederhana ,


persamaannya yaitu : Hˆ Ψ  EΨ

dengan H adalah operator Hamilton yang menyatakan energi kinetik dan energi
potensial dari sistem. E adalah harga numerik energi untuk setiap fungsi
gelombang. Penyelesaian persamaan Schrodinger menghasilkan fungsi

gelombang yang disebut dengan “eigenfunction”. Sedangkan energi E , hasil

penyelesaiannya disebut dengan “eigenvalues”. Persamaan Schrodinger adalah


persamaan differensial yang rumit. Hanya untuk sistem yang sangat sederhana,
penyelesaiannya dapat dilakukan dengan baik, misalnya untuk atom hidrogen. Hal
tersebut nerupakan postulat yang ke 4 dari schrodinger yaitu :

Postulat 4 : dalam hal ini, postulat 4 tidak bergantung waktu.

34
PERSAMAAN SCHRODUNGER DIMENSI DALAM BOX

Dalam box 1 dimensi

35
Dalam box 2 dimensi

36
Dalam box 3 dimensi

37
Persamaan Schrodinger Potensial Barier Atau Tembus

Persamaan Schrodinger Potensial Anharmonik

Persamaan Schrodinger Potensial Harmonik

38
ATOM HIDROGEN

Atom hidrogen adalah contoh paling sederhana dari atom atau ion bereletron satu.
Contoh lainnya ialah He2+ , Li2+ , dan ion-ion lain yang hanya mempunyai satu
elektron karena semua elektron lainnya telah diambil. Contoh tersebut mempunyai
muatan Ze pada nukleus yang berbeda sehingga berbeda pula gaya tarik yang
dirasakan oleh elektron. Energi potensial juntuk atom berelektron satu, hanya
bergantung pada jarak elektrondari nukleus dan tidak bergantung pada orientasi
sudut. Solusi persamaan Schrodinger paling mudah dilaksanakan dalam
koordinat-koordinat yang mencerminkan simetri alami dan fungsi energi
potensial. Untuk sebuah atom ion-ion berelektron satu yang terisolasi, koordinat-
koordinat sferis (bola) lebih sesuai daripada koordinat Cartesius yang lebih
terkenal. Koordinat sferis didefinisikan dengan r adalah jarak elektron pada p dari

nukleus pada o, dan sudut berkaitan erat dengan dsudut yang digunakan

untuk menemukan titik pada permukaan bola bumi (globe). berhubungan

dengan garis lintang berhubungan dengan garis bujur.

untuk setiap keadaan kuantum (n.l,m) dengan menggunakan persamaan


Schrodinger menghasilkan fungsi gelombang yang dituliskan dalam bentuk :

 nlm  r, ,    Rnl  r  lm     m   

dimana fungsi gelombang total adalah hasil kali bagian radial Rnl (r) dan bagian
sudut Ylm. Bentuk hasil kali ini merupakan konsekuensi dari fungsi energi
potensial simetrik berbeda sfetris dan memungkinkan pemeriksaan terpisah
terhadap kontribusi sudut dan radial pada fungsi gelombang. Fungsi Y lm disebut

39
dengan harmonik sferis. Fungsi ini muncul dalam banyak persoalan fisis dengan
simetri sferis dan telah dikenal dengan baik sebelum dikenalnya persamaan

Schrodinger. Gerakan menyudut elektron yang dideskripsikan oleh

mempengaruhi bentuk fungsi gelombang melalui faktor sudut Ylm , meskipun


tidak mempengaruhi energinya

ATOM BUKAN HIDROGEN

Perhitungan Teori

Penulisan konfigurasi elektron untuk atom berelektron banyak didasarkan pada


aturan aufbau, aturan Hund, dan prinsip larangan Pauli. Untuk menentukan
jumlah elektron dalam atom, perlu diketahui nomor atom unsur bersangkutan.

a. Aturan Membangun (Aufbau)

Aturan pengisian elektron ke dalam orbital-orbital dikenal dengan prinsip Aufbau


(bahasa Jerman, artinya membangun). Menurut aturan ini, elektron dalam atom
harus memiliki energi terendah, artinya elektron harus terlebih dahulu menghuni
orbital dengan energi terendah (lihat diagram tingkat energi orbital pada Gambar
1.12).

40
Gambar 1.12 Diagram tingkat energi orbital

Tingkat energi elektron ditentukan oleh bilangan kuantum utama. Bilangan


kuantum utama dengan n = 1 merupakan tingkat energi paling rendah, kemudian
meningkat ke tingkat energi yang lebih tinggi, yaitu n = 2, n = 3, dan seterusnya.
Jadi, urutan kenaikan tingkat energi elektron adalah (n = 1) < (n = 2) < (n =3) < …
< (n = n). Setelah tingkat energi elektron diurutkan berdasarkan bilangan kuantum
utama, kemudian diurutkan lagi berdasarkan bilangan kuantum azimut sebab
orbital-orbital dalam atom berelektron banyak tidak terdegenerasi. Berdasarkan
bilangan kuantum azimut, tingkat energi terendah adalah orbital dengan bilangan
kuantum azimut terkecil atau l= 0. Jadi, urutan tingkat energinya adalah s < p < d
< f < [ l = (n–1)]. Terdapat aturan tambahan, yaitu aturan (n+l). Menurut aturan
ini, untuk nilai (n+ l) sama, orbital yang memiliki energi lebih rendah adalah
orbital dengan bilangan kuantum utama lebih kecil, contoh: 2p (2+1 = 3) < 3s
(3+0 =3), 3p (3+1 = 4) < 4s (4+0 =4), dan seterusnya. Jika nilai (n+ l) berbeda
maka orbital yang memiliki energi lebih rendah adalah orbital dengan jumlah (n+
l) lebih kecil, contoh: 4s (4+0 = 4) < 3d (3+2 =5). Dengan mengacu pada aturan
aufbau maka urutan kenaikan tingkat energi elektron-elektron dalam orbital
adalah sebagai berikut.

1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < …

41
b. Aturan Hund

Aturan Hund disusun berdasarkan data spektroskopi atom. Aturan ini menyatakan
sebagai berikut.

1. Pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama,


misalnya ketiga orbital-p atau kelima orbital-d. Oleh karena itu, elektron-elektron
tidak berpasangan sebelum semua orbital dihuni.

2. Elektron-elektron yang menghuni orbital-orbital dengan tingkat energi sama,


misalnya orbital pz, px, py. Oleh karena itu, energi paling rendah dicapai jika spin
elektron searah.

c. Prinsip Larangan Pauli

Menurut Wolfgang Pauli, elektron-elektron tidak boleh memiliki empat bilangan


kuantum yang sama. Aturan ini disebut Prinsip larangan Pauli. Makna dari
larangan Pauli adalah jika elektron-elektron memiliki ketiga bilangan kuantum (n,
l, m) sama maka elektron-elektron tersebut tidak boleh berada dalam orbital yang
sama pada waktu bersamaan. Akibatnya, setiap orbital hanya dapat dihuni
maksimum dua elektron dan arah spinnya harus berlawanan. Sebagai konsekuensi
dari larangan Pauli maka jumlah elektron yang dapat menghuni subkulit s, p, d, f,
…, dan seterusnya berturut-turut adalah 2, 6, 10, 14, …, dan seterusnya. Hal ini
sesuai dengan rumus: 2(2 l + 1).

42
ORBITAL HARTREE

Efek pemerisaian : urutan energi orbital-orbital Hartee

Diagram tingkat energi yang dihitung untuk atom berelektron banyakdengan


metode Hartree menyerupai diagram untuk atom hidrogen tetapi berbeda dalam
dua segi penting. Pertama degenerasi orbital p, d , dan f tidak ada. Oleh karena
orbital medan efektif dalam energi orbital Hartree berbeda dengan medan
coloumb dalam atom hidrogen, tingkat energi orbital Hartree bergantung pada n
maupun l . Kedua , nilai energi ini terutama pada nilai n yang lebih kecil, secara
nyata bergeser dari nilai orbital hidrogen yang terkait sebab gaya tarik yang lebih
kuatyang ditimbulkan oleh nukleus dengan Z>1. Kedua efek ini dapat dijelaskan
secara kualilatif, yaitu dalam hampiran yang disederhanakan untuk deskripsi
Hartree, medan efektif yang dialami oleh setiap elektron dalam kulit tertentu
dengan :

Z eff  n, l  e 2
V eff
nl  r   Enl  
r

Dengan Zeff (n) ialah muatan nukleus efektif di dalam kulit tersebut. Elektron-
elektron terdalam di dekat nukleus memerisai e1 dari muatan Z penuh dari nukleus
dengan secara efektif meniadakan sebagian muatan nukleus positif. Zeff (n) ialah
muatan nukleus yang telah berkurang, yang dirasakan oleh elektron tertentu
karena disebabkan oleh adanya elektron-elektron itu. Untuk atom netral Z eff (n)
dapat berkisar dari nilai maksimum Z di dekat nukleus sampai nilai minimum 1
untuk yang jauh dari nukleus. Efek pemerisaian pada energi jari-jari orbital
Hartree dengan mudah diestimasi melalui persamaan :

Z eff  n, l  e2
Enl  
r

43
Jadi elektron-elektron pada kulit dalam (n kecil) terikat erat ke nukleus dan posisi
rata-ratanya agak dekat dengan nukleus, karena hanya sedikit terperisai dari
muatan nukleus penuh Z. Elektron-elektron pada kulit luar hanya tertarik secara
lemah ke nukleus dan posisi rata-ratanya jauh dari nukleus, karena elektron
tersebut hampir sepenuhnya terperisai dari muatan nukleus Z.

FOTON

Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Biasanya foton


dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang
radio, dan Sinar-X. Foton berbeda dengan partikel elementer lain seperti elektron
dan quark, karena ia tidak bermassa dan dalam ruang vakum foton selalu bergerak
dengan kecepatan cahaya, c. Foton memiliki baik sifat gelombang maupun
partikel ("dualisme gelombang-partikel").

Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan


menunjukkan fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi
destruktif ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.

Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan


memindahkan energi sejumlah:

di mana adalah konstanta Planck, adalah laju cahaya, dan adalah panjang
gelombangnya.

Selain energi partikel foton juga membawa momentum dan memiliki polarisasi.
Foton mematuhi hukum mekanika kuantum, yang berarti kerap kali besaran-
besaran tersebut tidak dapat diukur dengan cermat. Biasanya besaran-besaran
tersebut didefinisikan sebagai probabilitas mengukur polarisasi, posisi, atau
momentum tertentu.

44
Deskripsi foton sebagai pembawa radiasi elektromagnetik biasa digunakan oleh
para fisikawan. Namun dalam fisika teoretis sebuah foton dapat dianggap sebagai
mediator buat segala jenis interaksi elektromagnetik, seperti medan magnet dan
gaya tolak-menolak antara muatan sejenis.

Konsep foton telah membawa kemajuan berarti dalam fisika teoretis dan
eksperimental, seperti laser, kondensasi Bose-Einstein, teori medan kuantum dan
interpretasi probabilistik dari mekanika kuantum. Menurut model standar fisika
partikel, foton bertanggung jawab dalam memproduksi semua medan listrik dan
medan magnet dan foton sendiri merupakan hasil persyaratan bahwa hukum-
hukum fisika memiliki kesetangkupan pada tiap titik pada ruang-waktu. Sifat-sifat
intrinsik foton seperti muatan listrik, massa dan spin ditentukan dari
kesetangkupan gauge ini.

Konsep foton diterapkan dalam banyak area seperti fotokimia, mikroskopi


resolusi tinggi dan pengukuran jarak molekuler. Baru-baru ini foton dipelajari
sebagai unsur komputer kuantum dan untuk aplikasi canggih dalam komunikasi
optik seperti kriptografi kuantu

Energi Ionisasi

Energi ionisasi pertama merupakan energi yang diperlukan untuk melepaskan


elektron terluar (paling mudah lepas) dari satu mol atom dalam wujud gas untuk
menghasilkan satu mol ion gas dengan muatan 1+.

Hal ini lebih mudah dipahami dalam bentuk simbol.

Pada penggambaran di atas, energi ionisasi pertama diartikan sebagai energi yang
dibutuhkan untuk menghasilkan perubahan per mol X. Simbol wujud zat – (g) –
penting. Pada membahas energi ionisasi, unsurnya harus dalam wujud gas.Energi
ionisasi dinyatakan dalam kJ mol-1 (kilojoules per mole). Nilainya bervariasi dari
381 (yang sangat rendah) hingga 2370 (yang sangat tinggi).Semua unsur memiliki

45
energi ionisasi pertama – bahkan atom yang tidak membentuk ion positif pada
tabung reaksi. Helium (E.I pertama = 2370 kJ mol -1) secara normal tidak
membentuk ion positif karena besarnya energi yang diperlukan untuk melepaskan
satu elektron.

Pola energi ionisasi pertama pada tabel periodik

20 unsur pertama

Energi ionisasi pertama menunjukkan periodicity. Itu artinya bahwa energi


ionisasi bervarisi dalam suatu pengulangan jika anda bergerak sepanjang tabel
periodik. Sebagai contoh pola dari Li ke Ne, dan kemudian bandingkan dengan
pola yang sama dari Na ke Ar. Variasi pada energi ionisasi pertama ini dapat
dijelaskan melalui struktur dari atom yang terlibat.

Faktor yang mempengaruhi energi ionisasi

Energi ionisasi merupakan ukuran energi yang diperlukan untuk menarik elektron
tertentu dari tarikan inti. Energi ionisasi yang tinggi menunjukkan tarikan antara
elektron dan inti yang kuat.

Besarnya tarikan dipengaruhi oleh:

Muatan inti

Makin banyak proton dalam inti, makin positif muatan inti, dan makin kuat
tarikannya terhadap elektron.

Jarak elektron dari inti

46
Jarak dapat mengurangi tarikan inti dengan cepat. Elektron yang dekat dengan inti
akan ditarik lebih kuat daripada yang lebih jauh.

Jumlah elektron yang berada diantara elektron terluar dan inti

Perhatikan atom natrium, dengan struktur elektron 2, 8, 1 (tak ada alasan mengapa
anda tak dapat menggunakan notasi ini jika ini sangat membantu!)

ika elektron terluar mengarah ke inti, tidak akan terlihat oleh inti dengan jelas.
Antara elektron terluar dan inti ada dua lapis elektron pada tingkat pertama dan
kedua. Pengaruh 11 proton pada inti natrium berkurang oleh adanya 10 elektron
yang lebih dalam. Oleh karena itu elektron terluar hanya merasakan tarikan bersih
kira-kira 1+ dari pusat. Pengurangan tarikan inti terhadap elektron yang lebih
dalam disebut dengan penyaringan (screening) atau perlindunga (shielding). Dua
elektron pada orbital yang sama mengalami sedikit tolakan satu sama lain. Hal ini
mengurangi tarikan inti, sehingga elektron yang berpasangan dapat dilepaskan
dengan lebih mudah dari yang anda perkirakan.

Hidrogen memiliki struktur elektron 1s1. Merupakan atom yang sangat kecil, dan
elektron tunggalnya dekat dengan inti sehingga dapat tertarik dengan kuat. Tidak
ada elektron yang menyaring tarikan dari inti sehingga energi ionisasinya tinggi
(1310 kJ mol-1).

Helium memiliki struktur 1s2. Elektron dilepaskan dari orbital yang sama seperti
pada contoh hidrogen. Elektronnya dekat dengan inti dan tidak tersaring. Energi
ionisasinya (2370 kJ mol-1) lebih besar dari hidrogen, karena elektronnya ditarik
oleh dua proton pada inti, bukan satu seperti pada hidrogen.

Litium memiliki struktur 1s22s1. Elektron terluarnya berada pada tingkat energi
kedua, lebih jauh dari inti. Anda mungkin berpendapat akan lebih dekat dengan
adanya tambahan proton pada inti, tetapi elektron tidak mengalami tarikan yang
penuh dari inti – tersaring oleh elektron 1s2.

47
Secara umum pola pada kedua periode sama – perbedaannya energi ionisasi
periode ketiga lebih rendah daripada periode kedua.

Menjelaskan kecenderungan umum pada periode 2 dan 3

Kecenderungan yang umum adalah energi ionisasi meningkat dalam satu periode
dari kiri ke kanan.Pada semua unsur periode 2, elektron terluar berada pada orbital
tingkat 2 – 2s atau 2p. Semuanya memiliki jarak yang sama dari inti, dan tersaring
oleh elektron 1s2.Perbedaan pentingnya adalah terjadi kenaikan jumlah proton
pada inti dari litium sampai neon. Hal itu menyebabkan makin kuatnya tarikan inti
terhadap elektron sehingga menaikkan energi ionisasi. Pada kenyataannya
kenaikan muatan inti menyebabkan elektron terluar lebih dekat ke inti. Kenaikan
energi ionisasi itu berada dalam satu periode. Pada periode 3, kecenderungannya
sama. Semua elektron yang dilepaskan berada pada tingkat ketiga dan tersaring
oleh elektron 1s22s22p6. Semuanya memiliki lingkungan yang sama, tetapi muatan
intinya makin meningkat.

Mengapa terjadi penurunan antara golongan 2 dan 3 (Be-B dan Mg-Al)?

48
Penjelasannya didasarkan pada struktur boron dan aluminium. Elektron terluar
kedua atom ini lebih mudah dilepaskan dibandingkan dengan kecenderungan
umum pada atom- atom
Be 1s22s2 E. I. pertama = 900 kJ mol-1
periode 2 dan 3 lainnya.
B 1s22s22px1 E. I. pertama = 799 kJ mol-1

Pada kenyataannya elektron terluar boron berada pada orbital 2p bukan pada 2s.
Orbital 2p memiliki energi yang sedikit lebih tinggi daripada orbital 2s, dan
elektronnya, rata-rata, berada lebih jauh dari inti. Hal ini memberikan dua
pengaruh.

 Bertambahnya jarak menghasilkan berkurangnya tarikan inti sehingga


mengurangi energi ionisasi
 Orbital 2p tidak hanya disaring oleh elektron 1s2 tetapi, sedikit, juga oleh
elektron 2s2. Hal itu juga mengurangi tarikan dari inti sehingga energi
ionisasinya lebih rendah.

Penjelasan terhadap turunnya energi ionisasi antara magnesium dan aluminium


sama, hanya saja terjadi pada tingkat ke-3 bukan tingkat ke-2.

Mg 1s22s22p63s2 E. I. pertama = 736 kJ mol-1


Al 1s22s22p63s23px1 E. I. pertama = 577 kJ mol-1

Elektron 3p pada aluminium sedikit lebih jauh dari inti dibandingkan 3s, dan
sebagian tersaring oleh elektron 3s2 sebagai elektron yang lebih dalam. Kedua
faktor ini mengurangi pengaruh bertambahnya proton.

N 1s22s22px12py12pz1 E. I. pertama = 1400 kJ mol-1


O 1s22s22px22py12pz1 E. I. Pertama = 1310 kJ mol-1

Penyaringannya sama (oleh 1s2 dan, sedikit, oleh elektron 2s2), dan elektron
dilepaskan dari orbital yang sama. Perbedaannya adalah pada oksigen elektron
dilepaskan dari salah satu pasangan 2px2. Adanya tolakan antara dua elektron pada
orbital yang sama menyebabkan elektron tersebut lebih mudah dilepaskan

49
dibandingkan yang lain. Penurunan energi ionisasi pada sulfur dijelaskan dengan
cara yang sama.

Kecenderungan turunnya energi ionisasi dalam satu golongan

Pada atom natrium terdapat 11 proton, tetapi pada atom litium hanya 3. Jadi
muatan inti natrium lebih besar. Anda mungkin memperkirakan energi ionisasi
natrium lebih besar, tetapi kenaikan muatan inti tidak dapat mengimbangi jarak
elektron dari inti yang makin jauh dan lebih tersaring.

Li 1s22s1 E. I. pertama = 519 kJ mol-1


Na 1s22s22p63s1 E. I. pertama = 494 kJ mol-1

Elektron terluar litium berada pada tingkat kedua, dan hanya memiliki elektron 1s2
yang menyaringnya. Elektron 2s1 mengalami tarikan dari 3 proton dan disaring
oleh 2 elektron – tarikan bersih dari pusat adalah +1.

Elektron terluar natrium berada pada tingkat 3, dan terhalangi dari 11 proton pada
inti oleh 10 elektron yang berada lebih dalam. Elektron 3s1 juga mengalami
tarikan bersih 1+ dari pusat atom. Faktor yang tersisa hanyalah jarak tambahan
antara elektron terluar dan inti pada natrium. Sehingga energi ionisasi natrium
lebih rendah.

Penjelasan yang sama berlaku jika anda bergerak ke bawah pada unsur lain pada
golongan tersebut, atau, pada golongan yang lain.

Kecenderungan energi ionisasi pada golongan transisi

50
Selain seng pada bagian akhir, energi ionisasi semua unsur relatif sama.

Semua unsur memiliki struktur elektron [Ar]3dn4s2 (or 4s1 pada kromium dan
tembaga). Elektron yang terlepas selalu dari orbital 4s.

Jika anda bergerak dari kiri ke kanan, dari satu atom ke atom lainnya dalam
deretan golongan transisi, jumlah proton pada inti meningkat, elektron pada 3d
juga bertambah. Elektron 3d mengalami beberapa pengaruh penyaringan, proton
tambahan dan elektron 3d tambahan dapat menambah atau mengurangi pengaruh
tarikan dari pusat atom yang diamati.

Kenaikan pada seng mudah untuk dijelaskan.

Cu [Ar]3d104s1 E. I. pertama = 745 kJ mol-1


Zn [Ar]3d104s2 E. I. pertama = 908 kJ mol-1

Pada contoh di atas, elektron yang dilepaskan berasal dari orbital yang sama,
dengan penyaringan yang sama, tetapi seng memiliki satu tambahan proton pada
inti sehingga daya tariknya lebih besar. Pada seng terdapat tolakan antar pasangan
elektron orbital 4s, tetapi pada kasus ini tolakannya tidak cukup untuk
mengimbangi pengaruh bertambahnya proton.

Energi ionisasi dan reaktivitas

Pada energi ionisasi yang lebih rendah, perubahan ini lebih mudah terjadi:

Anda dapat menjelaskan kenaikan reaktivitas logam golongan 1(Li, Na, K, Rb,
Cs) dari atas ke bawah dalam satu golongan karena turunnya energi ionisasi.

51
Bereaksi dengan apapun, logam-logam tersebut akan membentuk ion positif,
dengan energi ionisasi yang lebih rendah, ion lebih mudah terbentuk.

Bahaya dari pendekatan ini adalah pembentukan ion positif terjadi hanya satu
tahap dalam beberapa langkah proses.

Sebagai contoh, anda tidak mungkin memulai dengan atom gas; tidak juga
mengakhirinya dengan gas ion positif – anda akan mengakhiri dengan ion dalam
padatan atau larutan. Perubahan energi pada proses ini juga bervariasi dari satu
unsur ke unsur lainnya. Secara ideal anda perlu mempertimbangkan semua hal
dan tidak hanya mengambil sebagian saja.

Namun demikian, energi ionisasi unsur merupakan faktor utama yang berperan
dalam energi aktivasi suatu reaksi. Ingat bahwa energi aktivasi merupakan energi
minimum yang diperlukan sebelum reaksi berlangsung. Dengan energi aktivasi
yang lebih rendah, reaksi akan lebih cepat – tanpa mengabaikan seluruh energi
yang berubah pada reaksi tersebut.

Penurunan energi ionisasi dari atas ke bawah dalam satu golongan akan
menyebabkan energi aktivasi lebih rendah dan reaksi menjadi lebih cepat.

AFINITAS ELEKTRON

Afinitas elektron pertama

Energi ionisasi selalu ditekankan pada pembentukan ion positif. Afinitas elektron
ditekankan pada ion negatif, dan keduanya banyak dipakai untuk unsur-unsur
pada golongan 6 dan 7 pada tabel periodic. Afinitas elektron pertama adalah
energi yang dilepaskan ketika 1 mol atom gas mendapatkan satu elektron untuk
membentuk 1 mol ion gas 1-.Lebih mudah dipahami dalam bentuk simbol.

Pada penggambaran di atas, afinitas elektron pertama diartikan sebagai energi


yang dilepaskan (per mol X) pada saat perubahan ini terjadi.

52
Afinitas elektron pertama memiliki harga negatif. Sebagai contoh, afinitas
elektron pertama klor adalah -349 kJ mol -1. Berdasarkan perjanjian, tanda negatif
menunjukkan pelepasan energi.

Afinitas elektron pertama dari unsur-unsur golongan 7

F -328 kJ mol-1

Cl -349 kJ mol-1

Br -324 kJ mol-1

I -295 kJ mol-1

jika bergerak dari atas ke bawah dalam satu golongan, afinitas elektron pertama
makin berkurang (artinya energi yang dilepaskan makin berkurang ketika ion
negatif terbentuk). Fluor tidak mengikuti aturan itu, dan akan dijelaskan secara
terpisah. Afinitas elektron dihitung dari tarikan antara elektron yang datang
dengan inti − tarikan yang lebih kuat, energi yang dilepaskan makin besar. Faktor
yang mempengaruhi tarikan ini sama dengan faktor yang berpengaruh pada energi
ionisasi − muatan inti, jarak dan penyaringan (screening). Bertambahnya muatan
inti dari atas ke bawah dalam satu golongan terkurangi oleh tambahan
penyaringan elektron. Masing-masing elektron terluar mengalami tarikan 7+ dari
pusat atom, untuk semua atom golongan 7. Sebagai contoh, atom fluor memiliki
struktur elektron 1s22s22px22py22pz1. Terdapat 9 proton dalam inti. Elektron yang
datang masuk ke tingkat-2, dan mengalami penyaringan dari inti oleh 2 elektron
1s2 electrons. Oleh karena itu tarikan bersih dari inti adalah 7+ (9 proton dikurangi
2 oleh penyaringan elektron). Berbeda dengan klor yang memiliki struktur
elektron 1s22s22p63s23px23py23pz1. Klor memiliki 17 proton pada inti. Tetapi sekali
lagi elektron yang masuk merasakan tarikan bersih dari inti 7+ (17 proton
dikurangi 10 oleh penyaringan elektron pada tingkat pertama dan kedua). Faktor
yang menentuka n adalah bertambahnya jarak antara elektron yang datang dengan
inti dari atas ke bawah dalam satu golongan. Makin besar jarak, tarikan berkurang
dan energi yang dilepaskan sebagai afinitas elektron juga berkurang. Elektron

53
yang datang, pada fluor akan lebih dekat dengan inti dibandingkan unsur lain,
sehingga anda

Afinitas Elektron Golongan 6 Dan 7

Afinitas elektron pertama oksigen (-142 kJ mol -1) lebih rendah dari fluor (-328 kJ
mol-1). Sama dengan sulfur (-200 kJ mol -1) yang lebih rendah dari klor (-349 kJ
mol-1). Unsur golongan 6 memiliki 1 proton pada inti yang lebih sedikit daripada
tetangganya, golongan 7. Banyaknya penyaringan pada keduanya sama. Itu
artinya bahwa tarikan bersih dari inti pada golongan 6 lebih sedikit daripada
golongan 7, sehingga afinitas elektron lebih rendah.

Afinitas Elektron Pertama Dan Reaktivitas

Reaktivitas unsur golongan 7 turun dari atas ke bawah dalam satu golongan −
fluor merupakan unsur yang paling reaktif dan iod paling tak reaktif. Seringkali
pada reaksinya unsur-unsur ini membentuk ion negatif. Pada GCSE kadang-
kadang ditunjukkan penurunan reaktivitas karena tarikan terhadap elektron yang
datang berkurang kekuatannya dari atas ke bawah dalam satu golongan, sehingga
pembentukan ion negatif kurang disukai. Penjelasan itu masih dapat diterima
kecuali untuk fluor. Reaksi keseluruhan terdiri dari banyak tahapan yang berbeda
yang semuanya melibatkan perubahan energi, dan untuk menjelaskan
kecenderungan yang ada tidak cukup hanya dengan mengamati salah satu tahap
saja. Fluor lebih reaktif daripada klor (walaupun afinitas elektronnya lebih
rendah) karena energi yang dilepaskan pada salah satu langkah reaksinya
mengurangi energi yang dilepaskan sebagai afinitas elektron.

Afinitas Elektron Kedua

Afinitas elektron kedua adalah energi yang diperlukan untuk menambah satu
elektron pada masing-masing ion dari 1 mol ion gas 1- untuk menghasilkan 1 mol
ion gas 2-.

Lebih mudah dipahami dalam bentuk simbol.

54
Pada penggambaran di atas, afinitas elektron kedua diartikan sebagai energi yang
dibutuhkan untuk membawa perubahan per mol X-.

EA ke-1 = -142 kJ mol-1

EA ke-2 = +844 kJ mol-1

Tanda positif menunjukkan bahwa adanya yang memerlukan energi untuk


terjadinya perubahan ini. Afinitas elektron kedua oksigen tinggi, karena elektron
dipaksa masuk ke dalam ion yang kecil, elektronnya sangat rapat.

TUGAS KIMIA FISIKA CARA MENGUBAH KOORDINAT


KOTAK MENJADI KOORDINAT LINGKARAN MELALUI
PENURUNAN RUMUS SCHRODINGER

A. POSISI PARTIKEL MENUJU PUSAT KOORDINAT PERSEGI


PANJANG

55
Posisi dari partikel menuju ke koordinat persegi
panjang dan refleksi ke sumbu x, y, dan z

B. KOORDINAT PARTIKEL

• Dalam potensial dalam box 3D: dilakukan konversi dari koordinat


Cartesian menjadi koordinat polar-sferis

z z
x  r sin  cos 
y  r sin  sin 
z  r cos 
konversi
r θ r r 2  x2  y2  z2
y y


x x
Koordinat sumbu (x,y,z) Koordinat sferik (,θ, r)

0    2 , 0     , 0  r  
dengan batas-batas:

• Didapat persamaan Schrödinger koordinat polar-sferis:

2    2   1     1   2  

2 r 2  r  r r   sin    sin     sin 2    2    V (r )  E
                      
bergantung radial bergantung sudut ,  bergantung sudut , 

a. Penurunan rumus dari partikel koordinat yang berbentuk bola

• Persamaan umum dalam koordinat bola :

• Menjadi

• Keterangan

56
• Jadi :

Dari persamaan :

Untuk

Sehingga didapatkan persamaan koordinat partikel berbentuk bola :

C. HARGA TETAPAN BILANGAN KUANTUM UTAMA

• Dari persamaan radial berikut muncul harga tetapan n, bilangan kuantum


utama (principal quantum number) atau merupakan tingkat-tingkat energi
individual

Persamaan Radial : R (r)

• Solusinya :

dimana :

Harga tetapan bilangan kuantum Azimut

• Dari persamaan theta berikut muncul harga tetapan I, atau bilangan


kuantum azimut (azimutal quantum number).

57
• Persamaan theta Θ (θ)

• Solusinya

Harga tetapan bilangan kuantum Magnetik

• Dari persamaan phi muncul harga tetapan m, atau bilangan kuantum


magnetik (magnetic quantum number)

• Persamaan phi : Ф (ɸ)

• Solusinya :

dimana m = 0, ±1, ±2, ±3, ...

D. PERBEDAAN ANTARA ORBITAL DARI ATOM HIDROGEN DAN


ORBITAL ATOM BERELEKTRON BANYAK.

• Atom hidrogen :

gerakan dari elektron-elektron dapat diperlakukan sama dengan orbital


atomik 1s, 2s, 2px, 2py, 2pz dalam atom hidrogenik. Meskipun tingkat-tingkat
energi dari atom hidrogenik bergantung hanya pada bilangan kuantum utama
n

• Atom berelektron banyak :

tingkat-tingakat energi untuk atom dengan elektron banyak dengan


bilangan kuantum utama yang sama dapat berbeda dikarenakan nilai
terendah dari bilangan kuantum azimut akan memberikan tingkat energi yang
lebih rendah (lebih stabil).

E. APLIKASI PERSAMAAN SCHRODINGER


Koordinat bola dengan inti atom di titik asal :

58
• Inti atom diposisikan pada titik asal seperti terlihat pada gambar.

• Fungsi gelombang dinyatakan dalam r, θ, dan ϕ, menjadi ψ(r, θ, ϕ). Energi


potensial elektron, yang disebabkan oleh adanya pengaruh dari inti atom,
hanya merupakan fungsi r.

 2    2   1     1   2  
  r    sin        V (r )  E
2  r 2  r  r  sin       sin 2    2  
          
bergantung radial bergantung sudut ,  bergantung sudut , 

Perumusan Partikel Koordinat Yang Ditransformasi Dari Koordinat


Cartesian Ke Koordinat Bola

 Bentuk persamaan Schrodinger bebas waktu adalah (Persamaan


gelombang materi Schrodinger untuk elektron yang bergerak
mengelilingi atom hidrogen dalam sistem koordinat kartesian)

Jika koordinat Cartesian diubah ke dalam koordinat bola, maka


terdapat hubungan sbb:

 Jika suatu fungsi f tergantung variabel (r, θ, ϕ) maka secara umum


turunan terhadap x, y, z adalah:

59
 Dari persaman (1.2) dapat diturunkan

 Substansi persamaan (1.4), (1.5), (1.6) kedalam persamaan (1.7),


maka didapat:

 Maka dari persamaan (1.7) dapat dihitung V2, dan hasilnya

 Sehingga persamaan Schrodinger untuk atom Hidrogen dalam


koordinat bola adalah:

60
F. BILANGAN KUANTUM UTAMA, BILANGAN KUANTUM
AZIMUT, DAN BILANGAN KUANTUM MAGNETIK

a) Persamaan phi: Φ(Φ)

 Solusinya:

 Dari persamaan phi inilah muncul harga tetapan m, atau bilangan


kuantum magnetik dan juga dikenal sebagai kuantum mometum
sudut.

 Persamaan Theta:   
1 d  d  m2
 sin        0
sin  d  d  sin 2 
• Solusinya:

l , m    
2l  1  l  m  !  1

l

 sin  
m
d 
l m
sin 2l  
2  l  m  ! 2l l !  d cos  
l m

Dari persamaan theta inilah muncul harga tetapan l, atau bilangan


kuantum azimut dan dikenal juga sebagai bilangan kuantum proyeksi
momentum

• l= 0 1 2 3 ...

s p d f ...

b) Persamaan Radial : R  r 

d  2 dR  2ur 2
r    2n  1 R   E  V (r )  R  0
dr  dr  2

• Solusinya:
d 2l 1  d n 1
Rnl  r   e

2
 l

d 2 l 1
e
d n 1
 
n 1  n 1
e  dimana   na
2Z
r
0
• Dari persamaan radial inilah muncul harga tetapan n, bilangan
kuantum utama atau merupakan tingkat – tingkat energi individual

• n= 1 2 3 4... K L M N...

61
62

Anda mungkin juga menyukai