Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan teorema atom Bohr, aotm mempunyai orbit-orbit stabil dan berada
pada keadaan stasionernya. Tetapi dalam keadaan aktivasi, atom akan tereksitasi
atau melompat dari tingkat energi tinggi ke tingkat energi rendah. Eksitasi tersebut
terjadi karena adanya serapan energi kinetik elektron yang menumbuk partikel
gas. Pada fase gas, atom-atom uap gas mercury (Hg) memiliki persebaran atom
yang acak di dalam tabung. Apabila tabung tersebut dipanaskan di dalam oven
yang tersusun dari anoda dan katoda, pemanasan akan menyebabkan gerak
elektron semakin dipercepat, dan akan menghasilkan tenaga kinetik yang lebih
besar pula. Apabila energi kinetik elektron sama dengan tenaga ionisasi atom
Neon, maka elektron-elektron dapat mengionkan atom-atom gas tersebut. Gejala
ini ditandai oleh meningkatnya kuat arus anoda secara drastis.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat:

1. Membuat kurva Franck-Hertz dan menentukan potensial eksitasi kritis


elektron atom gas mercury (Hg).

2. Lebih memahami perkuliahan fisika modern, khususnya yang menyangkut


dengan eksitasi atom menurut teori atom Bohr.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Struktur atom bohr muncul karena model Rhuterford bertentangan dengan


hukum-hukum elektrodinamika klasik. Berdasarkan model atom tersebut, Niels
Bohr memberi sifat-sifat khusus pada atom berdasarkan teori kuantum dari Max
Planck dan teori Einstein tentang efek fotoelektrik dan kuantum sinar foton.
Postulat model atom Bohr menyatakan bahwa atom memiliki beberapa orbit yang
stabil atau keadaan stasioner dimana suatu elektron dapat bergerak tanpa
memancarkan energi sinar. Tetapi jika ada energi luar yang diberikan kepada
elektron, maka elektron akan melomcat dari tingkat energi tinggi ke tingkat energi
yang lebih rendah; selisih energi antara dua tingkatan tersebut sama dengan energi
kuantum sinar yang dipancarkan (Mau et. al, 2012).

Eksperimen Franck-Hertz pada tumbukan elektron gas Hg adalah salah satu


demonstrasi penting mengenai sifat quantum atom dan memberikan demonstrasi
non-optik terhadap keberadaan level energi diskrit di dalam atom. Rangkaian yang
umum digunakan dalam eksperimen dengan Hg atau Ne ini ditunjukan pada
gambar 2.1, dimana terdapat tabung katoda (C) yang dipanaskan secara tidak
langsung, dua kisi G1 dan G2 dipisahkan oleh jarak L, dan sebuah anoda A.
Aliran tegangan kecil U1 dapat diberikan diantara katoda dan kisi G1 untuk
mengontrol emisi elektron. Sebuah tegangan yang dapat dirubah U2 di
aplikasikan diantara kedua kisi, dimana elektron mendapat energi yang cukup
untuk menciptakan tumbukan tidak elastik dengan atom. Tegangan memperlambat
U3 diberikan diantara kisi G2 dan anoda A agar elektron yang telah mengalami
tumbukan tidak elastis dekat dengan G2 akan memiliki energi yang tidak cukup
untuk sampai pada anoda. Tabung merkuri tersebut perlu dipanaskan pada suhu
diantara 140 C dan 200 C agar tekanan merkuri tersebut tinggi (Rapior, Klaus,
& Baev, 2006).

2
Gambar 2.1. Skematik Perangkat Franck-Hertz

Tabung kaca percobaan memiliki sedikit jumlah merkuri yang jika dipanaskan
akan berubah menjadi uap. Tekanan uap tersebut proporsional dengan temperatur
yang memanaskan merkuri tersebut. Secara umum, elektron berenergi tinggi yang
dipancarkan dari katoda akan menumbuk atom merkuri secara elastis maupun
tidak elastis. Teori kuantum memprediksikan bahwa atom merkuri hanya akan
dapat menyerap energi dalam jumlah yang diskrit. Jumlah energi terkecil yang
dapat ia serap berhubungan dengan perpindahan orbital elektron dari keadaan
dasar ke level energi setelahnya (Ward, 1997).

3
BAB III

METODE

3.1 Waktu dan tempat

Eksperimen percobaan Franck-Hertz dilaksanakan di Laboratorium Fisika Inti


dan Material FMIPA Unsoed, pada hari Selasa, 16 Mei 2017 dimulai dari pukul
09.00 sampai 11.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang dibutuhkan dalam percobaan ini adalah :

1. Franck-Hertz supply unit 230 V (Seri 555 88, Leybold Didactic


Jerman)

2. Tabung Franck-Hertz (555 88)

3. Soket untuk tabung Franck-Hertz Tube gas Hg (555 861)

4. Oven elektrik 230 V (555 81)

5. Sensor Temperatur NiCr-Ni (666 183)

6. Multimeter Digital

3.3 Flowchart

Mulai

Menyiapkan
alat dan
bahan

Memanaskan tabung Franck-Hertz di dalam


tabung oven hingga 180 C dan menyalakan
sumber daya stabil
4
Mengulang untuk titik koordinat
cpm yang lain dan titik pojok dari
Selesai
wadah
Mengatur U1 sebesar 1 V dan U3 sebesar 3 V
pada suhu 180 C

Memvariasikan harga U2 dan mencatat


besarnya arus I. (nilai tegangan 0 32 V)

UA1

Selesai

3.4 Prosedur Percobaan

1. Menyusun peralatan (seperti pada gambar 3.1)

2. Memanaskan tabung Franck-Hertz di dalam tabung oven hingga


180 C dan menyalakan sumber daya stabil.

3. Mengatur U1 sebesar 1 V dan U3 sebesar 3 V pada suhu 180 C

4. Melakukan percobaan dengan variasi harga U2 dan mengamati


serta mencatat besarnya arus I. (pada nilai tegangan 0 32 V)

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

U2 UA1 ~ IA U2 UA1 ~ IA

0 0.06 16 0.832

1 0.078 17 0.862

2 0.086 18 1.013

3 0.125 19 1.398

4 0.149 20 1.693

5 0.185 21 1.459

6 0.204 22 1.412

7 0.226 23 1.564

8 0.264 24 2.17

9 0.309 25 2.688

10 0.388 26 2.346

11 0.389 27 2.115

12 0.441 28 3.357

13 0.526 29 3.487

14 0.751 30 4.388

15 0.927 31 3.864

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Franck-Hertz

6
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan atom gas mercury (Hg). Hg merupakan atom
dengan letak periode 6 dan golongan 12. Titik lebur dari Hg adalah 234,32 K dan
titik didihnya 629,88 K. Unsur logam transisi ini berwarna keperakan dan
kelimpahan di bumi menempati urutan ke-67 diantara elemen lainnya.
Pada percobaan ini, tabung oven terlebih dahulu dipanaskan sampai 180
C untuk memudahkan eksitasi terjadi. Proses pemanasan tabung yang cukup lama
menyebabkan tegangan saat elektron bereksitasi tidak stabil karena pengaruh suhu
saat pemanasan. Semakin lama suhu stabil atau semakin lama proses pemanasan
maka potensial pemercepat (U1) dan potensial henti (U2) menjadi tidak stabil.
Proses pemanasan yang terlalu lama ini mempengaruhi sinyal yang dihasilkan
pada MMD sehingga pada variasi potensial pemercepat (U1) dan potensial henti
(U2).

Percobaan dilakukan dengan variasi U2 dari tegangan 0-32 V dengan


rentang 1 V. Jika tegangan (U2) terus dinaikkan dari nol, maka makin banyak
elektron yang akan mencapai pelat anoda, dan bersamaan dengan itu naik pula
arus elektriknya yang ditandai dari makin menyimpangnya nilai I A. Elektron-
elektron di dalam tabung dapat menumbuk atom di dalam tabung tersebut (dalam
hal ini digunakan gas mercury), namun tidak ada energi yang digunakan dalam
tumbukan ini, jadi tumbukannya adalah elastik sempurna. Agar elektron dapat
melepas energinya dalam suatu tumbukan dengan atom mercury, elektron harus
memiliki energi yang cukup untuk menyebabkan atom mercury bertransisi ke
suatu keadaan eksitasi. Hasil percobaan yang didapat digambarkan pada kurva
dibawah ini:

IA

7 U2

Gambar 4.2.1 Kurva hasil percobaan Franck-Hertz


Nampak bahwa puncak pertama pada sekitar 15 V. Dengan demikian
apabila energi elektron sedikit lebih besar dari 15 eV (atau ketika tegangan
mencapai puncak pertama pada 15 V), elektron akan melakukan tumbukan tidak
elastis dengen atom mercury, dan meninggalkan energi sebesar 15 eV pada atom
mercury, sedangkan elektron setelah terjadi tumbukan dengan atom mercury
memiliki energi yang lebih rendah, tetapi setelah penurunan tegangan tersebut
masih terdapat penyimpangan nilai IA maka dapat disimpulkan bahwa elektron
masih mempunyai energi untuk melewati kisi (tegangan penghalang) sehingga
elektron masih dapat mencapai pelat anoda.

Jadi, potensial eksitasi krisis elektron atom gas mercury (Hg) terjadi pada
potensial 15 V dan kelipatan lima seterusnya, yaitu diringkas pada tabel dibawah
ini:

Puncak ke- U2 (Volt) UA1 (Volt)

I 15 0.927

II 20 1.693

III 25 2.688

IV 30 4.388
Tabel 4.2 potensial tiap puncak kurva

8
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh pada Percobaan Franck Hertz dapat disimpulkan
bahwa:

1. Kurva hasil yang diperoleh digambarkan pada Gambar 4.2.1. Potensial


eksitasi kritis didapat dari 15 Volt dan berkelanjutan untuk kelipatan lima.

2. Dapat dipahami prinsip eksitasi atom dari model Bohr yaitu dimana
eksitasi dapat terjadi apabila energi yang dimiliki elektron lebih besar atau
sama dengan energi eksitasinya.

5.2 Saran

1. Sebelum praktikum sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu sedikit mengenai


teori dasar yang berkaitan dengan percobaan ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adriano Mendonca Mau, B. B. (2012). Laporan Praktikum Eksperimen Franck-


Hertz. Kupang: Universitas Nusa Cendana.

Rapior, G., Klaus, S., & Baev, V. (2006). New Features of the Franck-Hertz
experiment. Am. J. Phys., Vol. 74, No. 5, 423-428.

Ward, D. (1997). The Franck-Hertz Experiment. Charleston: Phys


370/Experimental Physics.

10

Anda mungkin juga menyukai