Anda di halaman 1dari 26

Tanggal Percobaan : 16 Desember 2022

Tanggal Pengumpulan : 23 Desember 2022

PRAKTIKUM FISIKA MODERN SEMESTER 117

PERCOBAAN KONSTANTA PLANCK

NAMA : Rahmah Hanifah


NIM : 1306621065
DOSEN PENGAMPU : Dr. Iwan Sugihartono, M.Si
: Haris Suhendar, S.Si., M.Sc.

ASISTEN LABORATORIUM :
Maria Belendina S. (1306620018) Shafa Rahma C. (1306620023)
Syeha Lutfiah (1306620008) Anggi Eka Safitri (1306620017)
Bayyinah (1306620004) Ambar Putri Atika (1306620024)

Laporan Awal Laporan Akhir Kinerja Total

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
TETAPAN PLANCK

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan arus yang terbaca tanpa filter.
2. Mengukur tegangan ambang dari suatu logam dengan menggunakan beberapa filter
cahaya.
3. Menganalisis dengan mencari hubungan antara frekuensi cahaya dengan potensila
ambang.
4. Menentukan konstanta Plank’s.
5. Mengukur arus yang dihasilkan logam dengan variasi jarak sumber cahaya.

B. TEORI DASAR
Dalam buku Fitri (2022, p. 2-5) Radiasi yang dipancarkan benda hitam tidaklah kontinyu,
melainkan dalam paket-paket energi yang disebut kuantum(foton). Besarnya paket energi
tiap foton akan bersesuaian dengan Panjang gelombang cahaya yang dipancarkannya,
yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
c
E=hf =h ………………………………………………………………… (1)
λ
Keterangan:
E = energi foton ( J );
h = tetapan Planck (6,63 x 10−34 Js);
f = frekuensi cahaya (Hz);
ë = Panjang gelombang cahaya ( m ) ;
c = kecepatan cahaya di udara (3 x 10 8 m/s ); dan

Molekul-molekul memancarkan energi dalam satuan diskret dari energi cahaya.


Berdasarkan teori kuantum, Planck mampu menyatukan hukum radiasi Wien dan
Rayleigh-Jeans yang sesuai untuk semua spektrum panjang gelombang yang dipancarkan
oleh benda. Teori kuantum Planck inilah yang menjadi dasar lahirnya fisika modern, yang
membuka pemahaman baru manusia akan sifat-sifat partikel dari cahaya. Sebelumnya
fisika klasik memandang cahaya hanya memiliki gejala sebagai gelombang. Sebelum
Anda menuju ke penerapannya, terlebih dahulu Anda perlu tahu apa itu efek fotolistrik.

1
Ketika cahaya foton ditembakkan ke suatu permukaan logam, foton-fotonnya akan
menumbuk elektron-elektron pada permukaan logam tersebut sehingga elektron itu dapat
lepas. Peristiwa lepasnya elektron dari permukaan logam itu dalam fisika disebut sebagai
efek fotolistrik. Elektron yang terlepas di terima oleh logam. sehingga dapat menimbulkan
arus pada sirkuit. untuk mengukur potensial penghenti maka kutub tegangan pada logam
dapat dirubah arahnya menjadi negatif. Jika keping katoda diberi tegangan minus dan
anoda diberi tegangan positif maka arus yang mengalir bertambah besar. Jika tegangan
anoda dan katoda dibalik, ternyata arus yang mengalir akan semakin kecil sampai
mendekati tegangan tertentu yang tidak ada arus. Potensial ini disebut sebagai potensial
penghenti atau disimbolkan sebagai Vs.

Hubungan antar arus dengan jarak sumber cahaya.


Pengamatan Hertz ini kemudian diselidiki oleh P. Lennard. Hasil percobaan Lennard dan
kawan-kawan menunjukkan bahwa energy kinetic foto elektron tidak bergantung pada
intensitas cahaya datang yang digunakan. Energi kinetic rata-rata elektron foto hanya
bergantung pada frekuensi foton datang. Perubahan intensitas cahaya yang datang pada
foto sel hanya berpengaruh pada jumlah elektron foto yang dihasilkan. Makin tinggi
intensitas cahaya datang, maka makin banyak jumlah elektron foto yang dihasilkan.

2
Hubungan antara frekuensi cahaya dengan panjang gelombang
Diketahui bahwa hanya frekuensi tertentu dari cahaya dapat menyebabkan keluarnya
elektron Jika frekuensi cahaya datang terlalu rendah (lampu merah, misalnya), maka tidak
ada elektron yang dikeluarkan bahkan jika intensitas cahaya yang sangat tinggi atau itu
menyinari ke permukaan material logam untuk waktu yang lama. Jika frekuensi cahaya
lebih tinggi (lampu hijau, misalnya), maka elektron mampu dikeluarkan dari permukaan
logam bahkan jika intensitas cahaya sangat rendah atau itu menyinari hanya untuk waktu
yang singkat. Frekuensi minimum ini diperlukan untuk menyebabkan keluarnyai elektron
disebut sebagai frekuensi ambang. Maka untuk menentukan frekuensi dari cahaya
dinyatakan dengan persamaan:
Frekuensi=C /λ …………………………………………………………..….. (2)
Ketika frekuensi cahaya yang diberikan masih rendah, maka walaupun intensitas cahaya
yang diberikan maksimum, foton tidak memiliki cukup energi untuk melepaskan elektron
dari ikatannya. Tapi ketika frekuensi cahaya yang diberikan lebih tinggi, maka walaupun
terdapat hanya 1 foton saja (intensitas rendah) dengan energi yang cukup, foton tersebut
mampu untuk melepaskan 1 elektron dari ikatannya. Intensitas cahaya dinaikkan setelah
mendapatkan nilai frekuensi, maka untuk menghitung konstanta planck menggunakan
persamaan regresi linear sebagai berikut :
y=mx+b …………………………………………………………………….. (3)
persamaan tersebut akan digunakan untuk menghitung nilai konstanta planck. Untuk
menentukan nilai gradien (m). Dimana sumbu x adalah nilai frekuensi (f) dan sumbu y ada
nilai dari stoping potensial (Vs).

3
Dari grafik bisa didapatkan persamaan:
m=(∆ V s)/(∆ f )
E cahaya=W + Ek elektron
h . f =h . f o + eV
e .V =h . f −h f o
V =(h / e) f −(h /e ) f o …………………….... (4)
Dengan:
E cahaya = Energi Cahaya (J)
Ek Elektron = Energi Kinetik Elektron (J)
hf = Energi foton cahaya yang digunakan (J)
hfo = Energi foton minimal yang diperlukan untuk melepaskan elektron disebut
h = konstanta Planck yang nilainya 6,63 x 1034 (J)
f = Frekuensi (Hz)
W = Fungsi kerja yang merupakan energi ambang atau energi ikat atom (J)
Fo = Frekuensi ambang (Hz)
e = muatan elektron bernilai 1,6 x 1019
Vs = Tegangan Potensial Penghenti (V)

Dari persamaan di atas dapat dilihat membentuk suatu persamaan garis lurus dengan
bentuk seperti persamaan (4). Sehingga dapat disimpulkan besar gradien garis lurus sama
dengan h/e atau dituliskan sebagai berikut:
m=h/e
h=m. e ………………………………. (5)
Hasil konstanta yang didapat juga mengindikasikan bahwa terjadinya suatu fenomena
adanya energi cahaya yang lebih besar daripada fungsi kerja logam, sehingga terlepasnya
electron dari logam. Untuk melihat keakuratan nilai konstanta planck dari hasil
eksperimen maka dapat dicari menggunakan perhitungan sebagai berikut:
Error=¿ nilai h eksperimen−nilai tetapan planck∨ ¿ x 100 % ¿
nilai tetapan planck
Jika nilai eror kurang dari 10% maka dapat dikatakan tingkat eror adalah rendah, namun
sebaliknya jika lebih dari 10% maka tingkat eror dikatakan tinggi.1
Teori Tambahan

4
Konstanta planc merupakan konstanta yang sangat penting dalam konsep mekanika
kuantum dan fisika umum. Konstanta ini menetapkan hubungan proporsional antara energi
foton dan frekuensi sudut serta meletakkan dasar mengenai definisi baru kilogram massa.
Metode ini terikat pada kesederhanaan konseptual yang menjelaskan fenomena interaksi
radiasi-materi oleh Einstein (Nugroho et al, 2019). |Jurnal
Planck mencari sebuah teori seperti rumus Wien dalam sebuah model proses atom yang
terperinci yang terjadi di dinding-dinding rongga. Dia menganggap bahwa atomatom yang
membentuk dindingdinding ini berperilaku seperti osilatorosilator elektromagnetik yang
kecil dan yang masingmasing mempunyai suatu frekuensi karakteristik osilasi.Osilator
tersebut memancarkan tenaga elektromagnetik kedalam rongga dan menyerap tenaga
elektromagnetik dari rongga tersebut. Jadi haruslah mungkin merduksi karakteristik
radiasi rongga dari karakteristik osilator dengan masa rasiasi rongga tersebut berada dalam
keseimbangan.Planck sampai pada kesimpulan untuk membuat dua anggapan radikal
mengenai osilator atom. Dan menimbulkan: (Arnandha Baghus,dkk,2012). |Jurnal
𝐸 = ℎ𝑣 (1)
Yang kedua yaitu osilator-osilator tidak meradiasikan tenaga secara kontinu, tetapi
hanya didalam kuanta. Kuanta energi ini dipancarkan bila sebuah osilator berubah dari
suatu keadaan kekeadaan yang lain, maka persamaan 2 memperlihatkan bahwa jumlah
tenaga yang diberikan oleh:
∆𝐸 = ∆𝑛ℎ𝑣 = ℎ𝑣 (2)
Einstein berbicara dengan mengangkat gagasan Max Planck tentang radiasi. Pada saat
itu Planck mencoba menjelaskan karakteristik radiasi yang dipancarkan oleh benda- benda
yang tidak dapat dimampatkan. Sebuah benda tidak perlu terlalu panas untuk
memancarkan gelombang elektromagnetik. Semua benda memancarkan energi ini terus
menerus, terlepas dari suhu. Planck mampu memperoleh formula yang dapat menjelaskan
radiasi spektrum ini sebagai fungsi dari suhu benda yang memancarkannya jika dia
percaya bahwa radiasi yang dipancarkan adalah anomali, dipancarkan dalam urutan kecil,
asumsi yang sangat asing bagi teori elektromagnetik ( Annisa Nurul, dkk, 2017). |Jurnal
Max Planck menemukan rumus yang dapat meliput seluruh kurva. Untuk itu Planck
mengasumsikan suatu benda-hitam sebagai kumpulan osilator dalam kesetimbangan
dengan medan radiasi sehingga persamaan 𝐸(𝑓)𝛿𝑓 = 8𝜋𝑓2 𝑢(𝑓)𝛿𝑓 dapat dipenuhi.
Menurut planck, suatu osilator dengan frekuensi f hanya bisa mengambil nilai energi.
5
Dimana h = 6,624 x 10-34 Js disebut konstanta Planck, dan hn disebut kuantum energi
(Rustam E. Siregar, 2018, hal 2). | Buku
Dari hasil eksperimen Lenard pada 1902, melalui percobaannya ditemukan bahwa
ketika pelat (seng) disinari dengan sinar ultraviolet, elektron akan lepas dan meninggalkan
pelat diketahui juga bahwa elektron tidak dapat dipancarkan pada nilai panjang gelombang
(frekuensi) berapa pun meskipun intensitasnya ditingkatkan. Fenomena yang diamati
Lenard bertentangan dengan teori fisika klasik. Teori kuantitas energi ini semakin
diperjelas oleh Einstein bahwa frekuensi dari pancaran cahaya diberi simbol v yang berisi
paket logam atau paket energi. Cahaya yang terdiri dari paket energi disebut dengan foton.
Jumlah foton per satuan luas penampang per satuan berbanding lurus dengan
menggunakan intensitas cahaya, tetapi tenaga foton tidak bergantung pada intensitas
cahaya. Energi foton hanya bergantung dalam frekuensi gelombang cahaya (Sutarno,
Erwin, & Hayat 2017).|Jurnal

C. ALAT DAN BAHAN

1. Sumber Cahaya
2. Rel Sumber Cahaya
3. Skala Jarak Sumber Cahaya
4. Drawtube
5. Cover
6. Celah Chamber Dalam
7. Material Logam
8. Alas Material

6
9. Tampilan Layar
10. Pengatur Tampilan Layar
11. Rentang Pengukuran Arus
12. Pengatur Intensitas Cahaya
13. Set Filter Cahaya (635, 570, 540, 460, 441) nm
14. Pengatur Tegangan Penghenti
15. Tutup Drawtube
16. Pengubah Arah Tegangan
17. Tombol ON/OFF
18. Lampu Indikator

D. LANGKAH PERCOBAAN
Persiapan Percobaan
1. Meletakkan alat percobaan pada bidang datar.
2. Mengatur jarak sumber cahaya sejauh 35 cm.
3. Menghubungkan stop kontak alat ke sumber tegangan.
4. Menekan tombol ON pada alat.
5. Mengatur intensitas cahaya medium.
6. Membuka penutup logam, kemudian mencatat arus yang terbaca.
7. Mengubah arah voltage direction ke posisi (-).
8. Mengubah display mode ke posisi voltage.
9. Memastikan nilai tegangan 0 V.
10. Mengubah Kembali display mode ke posisi arus.
11. Mengatur voltage adjustor hingga mendapatkan OuA pada display.
12. Mengubah display mode ke posisi voltage.

Percobaan 1
1. Mengatur kembali komponen alat seperti gambar.

7
2. Menekan tombol ON
3. Mengatur intensitas cahaya medium.
4. Memasang filter dengan panjang gelombang 635 nm.
5. Mencatat arus yang terbaca.
6. Mengubah arah voltage direction ke posisi (-).
7. Mengatur voltage adjustor hingga mendapatkan nilai OuA pada display.
8. Mengubah display mode ke posisi voltage. Mencatat tegangan yang terbaca.
9. Melakukan kembali Langkah 4 – 8 untuk filter cahaya yang berbeda. Kemudian
mencatat data yang didapat pada tabel pengamatan.

Percobaan 2
1. Memasang filter cahaya merah (635 nm).
2. Mengatur jarak sumber cahaya sejauh 30 cm
3. Mengamati arus yang dihasilkan dan catat pada tabel 1.b
4. Melakukan Langkah 4 dan Langkah 5 pada jarak yang berbeda.

Setelah Percobaan
1. Mengatur komponen alat seperti gambar.

2. Menekan tombol OFF


3. Menutup kembali lubang logam.
4. Mencabut stop kontak dari sumber tegangan.

8
E. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan perbedaan efek foto listrik dengan efek Compton!
Jawab:
- Pada efek fotolistrik ketika suatu cahaya mengenai permukaan logam, partikel
cahaya yang disebut foton mempunyai energi yang bersesuaian dengan frekuensinya
akan memberikan seluruh energinya pada elektron yang ditumbuknya. Satu foton
hanya berinteraksi dengan satu elektron. Itu artinya jika energi satu foton yang
diberikan cukup untuk mengeluarkan satu electron.
- Sedangkan pada efek compton menunjukkan bahwa cahaya dapat mengalami
peristiwa tumbukan sama seperti sebuah bola biliar yang menumbuk bola biliar lain
yang diam kemudian kedua bola terpental, dan setelah tumbukan keduanya
mengalami hamburan. Ini artinya sebagian energi foton diberikan kepada elektron
sehingga elektron mempunyai energi kinetik untuk bergerak. Di posisi lain, foton
yang terhambur juga kehilangan energi, hasil ini diamati bahwa panjang gelombang
foton yang terhambur menjadi lebih besar daripada panjang gelombang foton asal.
- Efek Fotolistrik, jika cahaya datang pada permukaan katoda, elektron akan
dipancarkan, jika elektron menumbuk anoda, terdapat arus pada rangkaian luarnya,
untuk mengeluarkan elektron dari permukaan logam dibutuhkan energi ambang. Efek
Compton, jika sejumlah elektron yang dipancarkan, ditembak dengan sinar X maka
akan menyebabkan terhamburnya foton, foton dianggap seperti partikel dengan energi
hf dan momentum hf/c , hamburan sinar X memiliki frekuensi lebih kecil daripada
frekuensi semula.

2. Uraikan bagaimana nilai tetapan planck diperoleh.


Jawab:
C
f=
λ
E=h . f
Subtitusi persamaan (1) ke persamaan (2)
C
E=h
λ
h h
λ= → λ ( jika ada massa)
p 2m
9
n
h=

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tetapan Planck sebagai tetapan semesta.
Jawab:
Tetapan planck sebagai tetapan semesta maksudnya ialah bahwa energi di alam semesta
terdiri dari paket-paket kecil dalam kelipatan tertentu, mirip dengan teori atom yang
menyatakan bahwa materi di alam semesta terdiri dari
paket-paket kecil dalam kelipatan tertentu. Paket-paket kecil energi ini dikenal sebagai
quanta dan konstanta planck, dilambangkan dengan huruf h.
Serta, karena konstanta planck merupakan banyaknya energi yang sebuah foton bawa
berdasarkan frekuensi dari gelombangnya. Maka konstanta plack dapat diterapkan
dimana saja.

10
A. DATA PENGAMATAN
Arus tanpa filter
I tanpa filter =1,01 μA=1,01× 10−6 A
Tabel 1a.

Warna Panjang Frekuensi Arus Stoping Potensial


Filter Gelombang (nm) (Hz) 1014 (MikroAmpere) (Volt) (V)
Merah 635 4,72 0,178 -0,28
Kuning 1 570 5,03 0,452 -0,46
Kuning 2 540 5,56 0,714 -0,62
Hijau 500 6,0 0,680 -0,73
Biru 460 6,5 0,685 -0,88

Tabel 1b.

Warna Panjang
Jarak (cm) ( 1/r 2 ) ×103 cm−2 Arus (MikroAmpere)
Filter Gelombang (nm)
18 3,09 3,60
20 2,50 2,54
22 2,07 1,835
Hijau 500 24 1,74 1,475
26 1,48 1,265
28 1,28 1,037
30 1,11 0,890

B. PENGOLAHAN DATA
Tidak ada pengolahan data pada percobaan ini.

C. PERHITUNGAN
1. Menghitung Frekuensi
8
C=3 ×10 m/ s

11
C
frekuensi=
λ
 Warna Filter Merah
3 × 108
frekuensi= −7
=4,72× 1014 Hz
6,35 ×10

 Warna Filter Kuning 1


3 × 108
frekuensi= −7
=5,03 ×10 14 Hz
5,70 ×10
 Warna Filter Kuning 2
3 × 108 14
frekuensi= =5,56 × 10 Hz
5,40 ×10−7
 Warna Filter Hijau
8
3 × 10
frekuensi= −7
=6,0 × 1014 Hz
5,00 ×10
 Warna Filter Biru
3× 108 14
frekuensi= −7
=6,5 ×10 Hz
4,60 ×10

2. Analisis Grafik Potensial dan Frekuensi Cahaya, menghitung h dan W


x=frekuensi( Hz)
y=stopping potensial (V )
SSxx=∑ ( x i−x mean )2

SSyy=∑ ( y i− y mean )
2

SSxy=∑ ( x ¿ ¿ i−x mean ) ( y i − y mean ) ¿

No. X Y XX YY SSxx Ssyy Ssxy


1 4.72E+14 0.28 2.23E+29 0.0784 7.09E+27 0.092416 2.64E+13
2 5.03E+14 0.46 2.53E+29 0.2116 2.83E+27 0.017956 7.13E+12
3 5.56E+14 0.62 3.09E+29 0.3844 4.00E+22 0.000676 -5.20E+09
4 6.00E+14 0.73 3.60E+29 0.5329 1.92E+27 0.018496 5.96E+12
5 6.50E+14 0.88 4.23E+29 0.7744 8.80E+27 0.081796 2.68E+13
 2.78E+15 2.97 7.73E+30 8.8209 2.06E+28 0.21134 6.63E+13
rata- 0.35283
5.56E+14 0.594 3.09E+29 4.13E+27 0.042268 1.33E+13
rata 6
12
x mean=
∑ x i = 2 ,781 ×10 15 =5,562 ×1014
n 5

y mean=
∑ y i = 2,97 =0,594
n 5

m=
∑ SSxy = 6,6346 ×10 13 =3,22068 ×10−15
∑ SSxx 2,06 ×10 28
b= y mean−m x mean=0,594−( ( 3,22068 ×10−15 )( 5,562 ×10 14 ) )
b=1,06406
−15
y=mx+b=3,22068 ×10 (x )+1,06406

x y
4.72E+14 2.58422
5.03E+14 2.68406
5.56E+14 2.85476
6.00E+14 2.996468
6.50E+14 3.13575

Grafik Potensial dan Frekuensi Cahaya


0.9

0.8
0.88
0.7
0.73
Vstop (V)

0.6

0.5 0.62

0.4
0.46
0.3
0.28
0.2
472000000000000 522000000000000 572000000000000 622000000000000

Frekuensi (x10^4 Hz)

Berdasarkan grafik hubungan potensial dan frekuensi cahaya dapat dilihat


bahwa semakin besar frekuensinya maka semakin besar juga potensialnya.
Jadi hubungan potensial dan frekuensi adalah berbanding lurus.

Analisis Error m dan b

13
y=m x i+ b
−15
y fit =3,22068 ×10 (xi)+1,06406

No. X Y XX YY SSxx Ssyy yfit Sse


1 4.72E+14 0.28 2.23E+29 0.0784 7.09E+27 0.092416 2.58422 5.30943
2 5.03E+14 0.46 2.53E+29 0.2116 2.83E+27 0.017956 2.68406 4.94644
3 5.56E+14 0.62 3.09E+29 0.3844 4.00E+22 0.000676 2.85476 4.99415
4 6.00E+14 0.73 3.60E+29 0.5329 1.92E+27 0.018496 2.996468 5.13688
5 6.50E+14 0.88 4.23E+29 0.7744 8.80E+27 0.081796 3.1357502 5.08841
 2.78E+15 2.97 7.73E+30 8.8209 2.06E+28 0.21134 14.2552582 25.47531
rata-
5.56E+14 0.594 3.09E+29 0.352836 4.13E+27 0.042268 2.85105164 5.095062
rata
SSe= ( y i− y fit )2

2 SSe 25,47531
S x , y= = =8,49177
n−2 5−2
S2 x , y
2 8,49177 −28
∆m = = =4,12222 ×10
SSxx 2,06 × 10 28

∆ m=√ 4,12222× 10
−28 −14
=2,03033 ×10
m=( m ± ∆ m )=(3,22068 × 10−15 ± 2,03033 ×10−14 )

(∑ x )
2 2
2 2 ( 2.78 ×1015 ) 6
∆ b =S x , y × =8,49177 × =6,38 X 10
n× SSxx 5 ×2,06 × 10
28

∆ b=√ 6,38 X 106=2,5 × 106

Menghitung Konstanta Planck (h) dan Energi Ambang (W)


Menggunakan rumus yang berasal dari
E foton=Eke +W
h . f =e . V stop + W
e .V stop=h . f −W
h W
V stop = f −
e e
Dengan
y=mx+b
y=V stop
14
Jadi,
h
m= atau h=e × m dengan satuan J . s
e
−W
b= atau W =e × b dengan satuan Joule
e

Sehingga untuk Konstanta Planck pada percobaan ini sebesar


h eksperimen=e × m=1,6 ×10−19 ×3,22068 ×10−15
−34
h eksperimen =5,153088× 10 J.s

Untuk Energi Ambang pada percobaan ini sebesar


W =e × b=1,6 × 10−19 × 1,06406
−19
W =1,702496× 10 Joule

Analisis Error h
href =6,62× 10−34 J . s

Error=¿ nilai h eksperimen−nilai tetapan planck∨ ¿ ×100 % ¿


nilai tetapan planck
|5,153088× 10−34 −6,62× 10−34|
Error= × 100 %
6,62 ×10−34
Error=−0,221588 ×100 %
Error=22,16 %

3. Analisis Grafik Arus dan Jarak


x=( 1/ r 2 ) ×10 3 c m−2
x dikonversikan menjadi m−2 sehingga hasil dari ( 1/r 2 ) ×103 dikalikan 108
y=arus dengan filter (A )
SSxx=∑ ( x i−x mean )2

SSyy=∑ ( y i− y mean )
2

SSxy=∑ ( x ¿ ¿ i−x mean ) ( y i − y mean ) ¿

15
x y x
2
y2 SSxx SSyy
No SSxy
(×10 )
8
( × 10−6 ) (×10 16 ) ( × 10−12 ) ( × 1016 ) ( × 10−6 )
1 3,09 3,60 9,5481 12,96 1,44 3,218436 2,14255
2 2,50 2,54 6,25 6,4516 0,3721 0,538756 0,44355
3 2,07 1,835 4,2849 3,367225 0,0324 0,000841 0.005054
4 1,74 1,475 3,0276 2,175625 0,0225 0,109561 0,05154
5 1,48 1,265 2,1904 1,600225 0,1681 0.292681 0,2249
6 1,28 1,037 1,6384 1,075369 0,3721 0,591361 0,47348
7 1,11 0,890 1,2321 0,7921 0,6084 0,839056 0,71971036

∑. 13,27 12,64 28,1715 28,422143 3,0156 5,590 4,06078


Rata-
1,89571 4,0245 4,060306 0,4308 0,798670 0,580112
1,806
rata 4286

x mean=
∑ x i = 13,27 ×10 8 =1,895714286 ×10 8
n 7

y mean=
∑ y i = 12,64 =1,806 ×10−6
n 7

m=
∑ SSxy = 4,06078 =1,34659 ×10−16
∑ SSxx 3,0156 ×10 16
b= y mean−m x mean

b=1,806 ×10 −( ( 1,34659 ×10 )( 1,895714286× 108 ) )


−7 −16

−7
b=1,55073 ×10
−16
y=mx+b=1,34659× 10 ( x ) +1,55073 ×10−7

x y
3.09E+08 1.96E-02
2.50E+08 1.89E-02
2.07E+08 1.83E-02
1.74E+08 1.79E-02
1.48E+08 1.75E-07
1.28E+08 1.72E-07
1.11E+08 1.70E-07

16
Grafik Hubungan Arus dan Jarak
3.8
3.6
3.3

Arus dengan filter (A)


2.54
2.8 1.835
1.475

×10^(−6) 2.3 1.037

0.89
1.8
1.265
1.3

0.8
1 1.5 2 2.5 3

×10^8
(1/𝑟^2 )×10^3 m^-2

Berdasarkan grafik hubungan arus dan jarak dapat dilihat bahwa semakin
besar jarak maka semakin besar juga arusnya. Jadi hubungan arus dan jarak
adalah berbanding lurus

Analisis Error m dan b


y=m x i+ b
−16
y fit =1,34659 ×10 ( x ) +1,55073 ×10−7
SSe= ( y i− y fit )2

x y x
2
y2 SSxx SSyy Yfit Sse
No
(×10 )
8
( × 10−6 ) (×10 16 ) ( × 10−12 ) ( × 1016 ) ( × 10−6 ) (×10 ¿¿−7)¿
−7 −11
1 3,09 3,60 9,5481 12,96 1,44 3,218436 1,96683 ×10 1,1582× 10
2 2,50 2,54 6,25 6,4516 0,3721 0,538756 1,88738 ×10−7 5,52843 ×10−12
−7 −12
3 2,07 1,835 4,2849 3,367225 0,0324 0,000841 1,82947 ×10 2,72928 ×10
4 1,74 1,475 3,0276 2,175625 0,0225 0,109561 1,78504 ×10−7 1,6809 ×10−12
−7 −12
5 1,48 1,265 2,1904 1,600225 0,1681 0.292681 1,75003 ×10 1,18809 ×10
6 1,28 1,037 1,6384 1,075369 0,3721 0,591361 1,72309 ×10−7 7,47691× 10−13
−7 −13
7 1,11 0,890 1,2321 0,7921 0,6084 0,839056 1,7002× 10 5,18371× 10
∑. 13,27 12,64 28,1715 28,422143 3,0156 5,590 12,6424 2,3948×10−11

17
Rata-
1,89571 4,0245 4,060306 0,4308 0,798670 1,806057 3,4211 ×10−12 ¿
1,806
rata 4286

SSe 2,3948 ×10−11


S2 x , y= = =4,7896 ×10−12
n−2 5
2 −12
2 S x , y 4,7896 ×10 −28
∆m = = =1,58827 ×10
SSxx 3,0156 ×10
16

∆ m=√ 1,58827 ×10


−28 −14
=1,26027 ×10
m=( m ± ∆ m )=(1,34659 ×10−16 ± 1,26027 ×10−14)

(∑ x )
2 2
2 2 −12 ( 13,27 × 108 )
∆ b =S x , y × =4,7896× 10 ×
n× SSxx 7 × 3,0156 ×10
16

2 −11
∆ b =3,99548 ×10
∆ b=√ 3,99548 ×10
−11 −6
=¿ 6,32098 ×10 ¿

D. ANALISIS
Praktikum Percobaan Tetapan Planck ini bertujuan untuk menentukan arus
yang terbaca tanpa filter, mengukur tegangan ambang dari suatu logam dengan
menggunakan beberapa filter cahaya, menganalisis dengan mencari hubungan antara
frekuensi cahaya dengan potensila ambang, dan menentukan konstanta Plank’s.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat praktikum terlebih
dahulu. Sebelum alat digunakan, pastikan sumber cahaya tegak dan lakukan kalibrasi
alat terlebih dahulu, salah satunya memastikan nilai tegangan 0 V pada alat.
Dalam menentukan konstanta planck, praktikan menggunakan alat pengukur
konstanta plank yang dipasang dengan 5 filter dengan panjang gelombang yang
berbeda, yaitu Merah (635 nm), kuning 1 (570 nm), kuning 2 (540 nm), hijau (500
nm), dan biru (460 nm). Praktikum kali ini menggunakan intensitas cahaya medium
dengan arus awal yang terbaca adalah 0,5 mA yang merupakan nilai dari arus sebelum
diberikan filter. Jarak yang diberikan sekitar 35 cm. Setelah dipasang dan dicatat, alat
akan diubah arah voltagenya ke negatif, diatur voltage adjustor sampai menampilkan
angka 0 dan diubah display mode ke posisi voltage. Tegangan yang muncul pada
display akan dicatat dan dianalisis.
18
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan data-data berupa :

Warna Panjang Frekuensi Arus Stoping Potensial


Filter Gelombang (nm) (Hz) 1014 (MikroAmpere) (Volt) (V)
Merah 635 4,72 0,178 -0,28
Kuning 1 570 5,03 0,452 -0,46
Kuning 2 540 5,56 0,714 -0,62
Hijau 500 6,0 0,680 -0,73
Biru 460 6,5 0,685 -0,88

Warna Panjang
Jarak (cm) ( 1/r 2 ) ×103 cm−2 Arus (MikroAmpere)
Filter Gelombang (nm)
18 3,09 3,60
20 2,50 2,54
22 2,07 1,835
Hijau 500 24 1,74 1,475
26 1,48 1,265
28 1,28 1,037
30 1,11 0,890

Sesuai tujuan, dari percobaan didapat arus yang terbaca tanpa filter yaitu
sebesar 1,01 μA atau 1,01 ×10−6 A . Untuk tegangan ambang dari suatu logam
menggunakan beberapa filter cahaya yang terukur dalam percobaan yaitu sebesar :
Dari perhitungan didapat grafik hubungan stopping potential dengan frekuensi
cahaya :

19
Grafik Potensial dan Frekuensi Cahaya
0.9
0.8
0.88
0.7
0.73
Vstop (V)
0.6
0.5 0.62
0.4
0.3 0.46
0.28
0.2
472000000000000 572000000000000
Frekuensi (x10^4 Hz)

Berdasarkan drafik dapat diketahui bahwa semakin besar frekuensi cahayanya


maka semakin besar juga potensial ambangnya. Jadi hubungan potensial dan
frekuensi adalah berbanding lurus.
Menjawab tujuan untuk menentukan konstanta planck, didapat besar
Konstanta Planck dari perhitungan pada percobaan ini sebesar 5 , 153088× 10−34 J . s.
Sedangkan untuk Energi Ambang pada percobaan ini sebesar 1 ,702496 × 10−19 Joule.
Dengan analisis error sebesar 22,16 % .
Dari perhitungan didapat grafik hubungan arus dengan jarak :

Grafik Hubungan Arus dan Jarak


3.8
2.54 3.6
Arus dengan filter (A)

3.3
1.475 1.835
2.8
×10^(−6)

2.3 1.037
0.89
1.8 1.265
1.3
0.8
1 1.5 2 2.5 3
×10^8
(1/𝑟^2 )×10^3 m^-2

Berdasarkan grafik hubungan arus dan jarak dapat dilihat bahwa semakin
besar jarak maka semakin besar juga arusnya. Jadi hubungan jarak dan arusnya adalah
berbanding lurus.

E. PERTANYAAN AKHIR
20
1. Buat grafik hubungan antara frekuensi (f) dengan tegangan (V)
Jawab:

Grafik Potensial dan Frekuensi Cahaya


0.9

0.8
0.88
0.7
0.73
Vstop (V)

0.6

0.5 0.62

0.4
0.46
0.3
0.28
0.2
472000000000000 522000000000000 572000000000000 622000000000000

Frekuensi (x10^4 Hz)

2. Hitung nilai konstanta Planck menggunakan persamaan


Jawab:
E foton=Eke +W
h . f =e . V stop + W
e .V stop=h . f −W
h W
V stop = f −
e e
Dengan
y=mx+b
y=V stop
Jadi,
h
m= atau h=e × m dengan satuan J . s
e
−W
b= atau W =e × b dengan satuan Joule
e
Sehingga untuk Konstanta Planck pada percobaan ini sebesar
−19 −15
h eksperimen =e × m=1,6 ×10 ×3,22068 ×10
−34
h eksperimen=5,153088× 10 J.s

21
3. Analisis hasil perhitungan nilai tetapan Planck yang didapat dan bandingkan
dengan literatur
Jawab:
Dalam literatur yang dilakukan, kami mendapatkan bahwa tetapan plank (h)
bernilai 6,626 ×10−34 J s. Sedangkan dalam percobaan yang kita lakukan, kita
mendapat tetapan plank bernilai 5,153088 ×10−34 J . s
Perbedaan hasil perhitungan dengan hasil literatur adalah karena,
kurangnya ketelitian pada saat praktikum ketika mengukur arus yang terbaca
di multimeter, dan juga adanya kesulitan dalam mengkalibrasi, alat yang tidak
bisa mengukur lebih dari 2 A, gangguan cahaya dari lingkungan, dan sumber
cahaya yang tidak tegak lurus dengan filter. Oleh karena itu, kami melakukan
Analisa error dengan rumus
|nilai h eksperimen−href |
Error= × 100 %
hef
Sehingga didapatkan Analisa error dari h yaitu sebesar 22 ,16 %yang artinya
kesalahan yang terjadi sangat serius sehingga hasilnya cukup jauh dari
literatur.

F. KESIMPULAN
1. Arus yang didapat sebelum dipasang dengan filter pada alat praktikum konstanta
planck adalah 1,01 μA atau 1,01 ×10−6 A
2. Tegangan Ambang yang didapat dari berbagai filter:

Warna Stoping Potensial


Filter (Volt) (V)
Merah -0,28
Kuning 1 -0,46
Kuning 2 -0,62
Hijau -0,73
Biru -0,88
3. Pada praktikum, hubungan antara frekuensi dengan potensial ambang adalah
berbanding lurus. Apabila frekuensi semakin besar maka potensial ambang

22
semakin besar pula. Perbedaan ini terjadi karena adanya kesalahan dalam
praktikum.
4. Nilai Tetapan Planck yang didapat pada praktikum kali ini adalah
5,153088 ×10−34 J . s. Tetapan planck (h) berdasarkan literatur adalah senilai
−34
h=6,626 ×10 J . s . Perbedaan hasil perhitungan dengan hasil literatur adalah
karena, kurangnya ketelitian pada saat praktikum ketika mengukur arus yang
terbaca di multimeter, dan juga adanya kesulitan dalam mengkalibrasi, alat yang
tidak bisa mengukur lebih dari 2 A, gangguan cahaya dari lingkungan, dan sumber
cahaya yang tidak tegak lurus dengan filter.
5. Panjang gelombang cahaya dapat dilihat dari warna filter :
a. Filter Biru, mempunyai panjang gelombang sebesar λ=460 nm
b. Filter Hijau, mempunyai panjang gelombang sebesar λ=540 nm
c. Filter Kuning 1, mempunyai panjang gelombang sebesar λ=570 nm
d. Filter Kuning 2, mempunyai panjang gelombang sebesar λ=540 nm
e. Filter Merah, mempunyai panjang gelombang sebesar λ=635 nm
6. Arus yang dihasilkan logam dalam praktikum ini :

Jarak (cm) Arus (MikroAmpere)


18 3,60
20 2,54
22 1,835
24 1,475
26 1,265
28 1,037
30 0,890

7. Pada praktikum, hubungan arus dan jarak adalah berbanding lurus. Dimana
semakin besar jarak maka semakin besar juga arusnya.
8. Fotolistrik disebabkan oleh elektron yang terpancar bila frekuensi cahaya cukup
tinggi. Efek fotolistrik bermula dari gelombang cahaya membawa energi dan
sebagian energi yang diserap oleh logam dapat terkonsentrasi pada elektron
tertentu dan muncul kembali sebagai energi kinetik.

23
24
DAFTAR PUSTAKA

Annisa Nurul, dkk. 2017. “Konstanta Planck”. Jurnal Sains ITS Vol.3, No. 1.
Surabaya: ITS
Arnandha Baghus, dkk. 2012. “Konstanta Planck”. JURNAL FISIKA MODERN.
Surabaya: ITS
Nugroho, B, S, Pernandes, Y, & Lapanporo, B, P 2019, “Aplikasi Spektrofotometer
Kisi Sederhana dan Lampu Pijar pada Eksperimen Radiasi Benda Hitam untuk
Penentuan Konstanta Plank”. Jurnal POSITRON, vol. 9, no. 1, pp. 21-26.
Siregar, Rustam E. 2018. Fisika Kuantum: Teori dan Aplikasinya. Jatinangor:
Departemen Fisika FMIPA UNPAD.
Sutarno, S, Erwin, E, & Hayat, M, S 2017, “Radiasi Benda Hitam dan Efek Fotolistrik
sebagai Konsep Kunci Revolusi Saintifik dalam Perkembangan Teori
Kuantum Cahaya” Jurnal Ilmiah Multi Sciences, vol. 9, no. 2, pp. 56.
Tim Dosen Fisika Modern. 2018. Modul Praktikum Fisika Modern. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai