Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN

EKSPERIMEN
FISIKA MODERN

JUDUL :
HAMBURAN COMPTON

TANGGAL PRAKTIKUM : SENIN, 11 OKTOBER 2021


ASISTEN : YULPRISTA PUTRI
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA A
KELOMPOK / SESI : IV/1
NAMA : MUZAKKIR
NIM : 1912041011
ANGGOTA KELOMPOK : 1. HUSNUL KHATIMAH
: 2. ALMAYANTI EKADESI

UNIT LABORATORIUM FISIKA


JURUSAN FISIKA FMIPA UNM
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan banyak kejadian menunjukkan adanya aliran elektron.
Contoh sederhana ialah pada rangkaian tertutup yang terdiri dari sebuah lampu
kecil dan baterai. Pada saat saklar ditutup arus konvensional mengalir dari
potensial tinggi ke potensial rendah titik arus yang dimaksud adalah aliran
muatan positif, sementara di saat yang sama juga mengalir muatan negatif dari
potensial rendah ke potensial tinggi. Berbicara tentang muatan listrik telah
banyak percobaan yang dilakukan untuk mendukung ilmu di bidang kelistrikan
dan menjawab pertanyaan apakah motor listrik udah sebuah aliran listrik
merupakan sebuah perkalian bilangan bulat dari suatu kuantitas tertentu atau
apakah muatan dapat dibagi secara kontinu. Kemudian Robert millikan
melakukan percobaan yang dikenal dengan nama percobaan oil drop atau tetes
minyak milikan. Dengan menyemprotkan minyak parafin ke dalam ruang antar
pelat kapasitor dan mengamati gerakan tetes minyak dengan mikroskop.
Media yang digunakan ialah fluida udara yang salah satu sifatnya adalah
memiliki kekentalan (viskositas). Nilai koefisien kekentalan yang dimiliki
setiap fluida berbeda-beda titik nilai kekentalan gas jauh lebih kecil dari nilai
kekentalan cairan viskositas fluida sangat dipengaruhi oleh temperatur. Jika
temperatur naik viskositas gas bertambah dan viskositas cairan berkurang.
Selama periode tahun 1909 hingga 1913, Robert Milikan menampilkan sebuah
eksperimen yang luar biasa untuk mengukur muatan elektron. Besaran dari
muatan dasar di atas elektron dan mendemonstrasikan kuantitas alam dari
muatan ini.
Untuk memahami konsep dari eksperimen ini maka dilakukanlah
eksperimen “Tetes Minyak Milikan” ini dengan tujuan agar mahasiswa
khususya jurusan fisika mampu mengetahui penentuan muatan elementer
partikel elektron, serta mengetahui bahwa elektron bersifat diskrit. Serta mampu
untuk menentukan persamaan yang digunakan pada eksperimen ini.
B. Rumusan Masalah
Berapa besar muatan elementer partikel elektron ?
C. Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan dapat menentukan besar muatan elementer partikel
electron.
D. Manfaat Praktikum
a. Secara teori
Dengan percobaan ini kita selaku mahasiswa khususnya jurusan
fisika dapat mengetahui besar muatan elementer pada partikel elektron
melalui percobaan tetes minyak milikan ini. Tidak hanya itu kita juga
mampu memahami persamaan yang berlaku pada perumusan percobaan
ini yang sangat berguna untuk meningkatkan pemahaman.
b. Secara praktis
Pada manfaat praktis kita dapat aplikasikan dalam kehidupan kita
sehari-hari dari setiap alat-alat yang dialiri aliran listrik. Bahwa ternyata
besar muatan elementer partikel elektron memiliki nilai yang sangat kecil.
Pemanfaatan dalam menciptakan alat yang menggunakan aliran listrik
juga sudah dapat diperhitungkan agar tidak terjadi sebuah kerusakan.
BAB II
LANDASAN TEORI

Thomson telah menemukan model atom seperti roti kismis sehingga


dinamakan dengan model Atom Thomson. Pada tahun 1897, Thomson menemukan
angka banding muatan electron (e) terhadap massanya (m), e/m sebesar -1,76 x 108
C/g. Penemuan angka banding ini membuka jalan bagi penemuan massa dan
muatan electron. Percobaan yang dilakukan Thomson didasarkan pada sifat
electron dalam medan magnet dan medan listrik. Pada percobaan Thomson, ia tidak
dapat menemukan baik harga massa maupun muatan electron (Khery, 2019).
Rbert A. Milikan (1868-1953), warga Amerika Serikat), mungkin seorang
fisikawan eksperimen terbaik dari zamannya. Pekerjaannya menyangkut penentuan
tetapan Planck secara saksama dengan menggunakan efek fotoelektrik (untuk itu ia
menerima hadiah Nobel pada tahun 1923) dan pengukuran muatan electron dengan
menggunakan peralatan “tetes minyak” nya itu (Krane, 1992).

Gambar 4.1.a. Skema Alat Percobaan Milikan; b. Gaya-Gaya yang Bekerja pada
Elektron Ketika Terjadi Kesetimbangan Gaya
(Sumber : Daton, 2007)

Minyak disemprotkan ke dalam bejana kaca melalui lubang di bagian atas bejana.
Karena gesekan dengan udara, maka tetes-tetes minyak menjadi bermuatan.
Gerakan tetes minyak diamati dengan menggunakan teropong. Plot A dan B
dihubungkan dengan sumber tegangan yang dapat diatur tegangannya. Dengan
demikian, akan timbul medan listrik E di antara kedua plat. Misalkan muatan tetes
minyak adalah q, besar gaya elektrostatik yang dialami muatan adalah
𝐹𝐸 = 𝑞 𝐸 ………………………………………………..………………………. (1)

∆𝑉
𝐹𝐸 = 𝑞 ………………………………………………………………………. (2)
𝑑

Dimana,

q = muatan tetes minyak (C)


m = massa tetes minyak (kg)
∆𝑉= beda potensial kedua plat (V)
d = jarak kedua plat (m)

Bila pelat tak diberi beda tegangan atau potensial listrik, butiran minyak akan
jatuh dari pelat teratas ke bawah, karena beratnya. Berat butiran ini dapat dihitung
dengan mengukur besar kecepatannya ketika ia jatuh. Dari hasil ini dapat dtentukan
massa butiran minyak yang diamati. Percobaan ini dilakukan secara berulang oleh
Milikan dengan pilihan ukuran butiran yang berbeda massanya. Setelah
menganalisis data pengamatannya, Milikan tiba pada kesimpulan bahwa muatan
listrik yang dimiliki setiap butiran minyak ternyata merupakan kelipatan bulat dari
suatu bilangan tertentu yang sama dengan muatan listrik electron. Dengan
menggabungkan hasil percobaannya dengan yang diperoleh Thomson, Milikan
mendapati bahwa nilai berat atau massa electron ini sekitar satu per satu triliun-
triliun milligram (tepatnya 9,106 x 10-28 gram) (Wospakrik, 2005).
Menurut Iskandar (2015), minyak ketika disemprotkan ke dalam tabung yang
bermuatan listrik. Akibat gaya Tarik gravitasi akan mengendapkan tetesan minyak
yang turun. Bila tetesan minyak diberi muatan negatif maka akan tertarik ke kutub
positif medan listrik. Milikan menemukan bahwa muatan tetes-tetes minyak selalu
bulat dari suatu muatan tertentu, yaitu 1,602 x 10 -19 C.
Gaya stokes dan gaya Archimedes arah gayanya berlawanan dengan arah
gerak butiran minyak sehingga gaya-gaya tersebut menghambat gerak butiran. Saat
gerakan turun butiran minyak dipengaruhi gaya listrik, gaya gravitasi bumi, gaya
stokes dan gaya Archimedes. Gaya listrik yang arahnya ke atas searah dengan gaya
Archimedes tetapi berlawanan dengan gaya stokes dan gaya gravitasi, resultan gaya
yang dialam butiran minyak tersebut menyebabkan gerak butiran ke bawah
membutuhkan waktu lebih cepat. Adanya gerakan yang lebih cepat ini dikarenakan
ada gaya listrik sangat besar sehinga menyebabkan gerak turunnya butiran lebih
cepat. Gaya listrik yang dialami butiran minyak menunjukkan butiran minyak
memiliki muatan (Pertiwi, 2015).
Ketika tidak ada medan listrik di dalam tabung, gaya yang bekerja pada tetes
minyak hanyalah gaya berat mg dan gaya gesek kv.(Sebenarnya juga terdapat gaya
apung, namun gaya ini sangat kecil sehingga dapat kita abaikan). Pada keadaan
seperti ini, tetes minyak akan bergerak ke bawah dengan kelajuan terminal vt.
Ketika medan listrik dalam tabung dinyalakan, medan listrik diatur sedemikian
sehingga tetes minyak bergerak ke atas dengan kelajuan rendah vr. Dengan
mengamati gerak tetes minyak dalam tabung melalui mikroskop, kelajuan vt dan vr
dapat diukur. Dari persamaan gerak untuk kedua keadaan gerak seperti gambar, dan
dengan mengeliminasi konstanta gesekan k, diperoleh

𝑚𝑔(𝑣𝑡 +𝑣𝑟 )
𝑞= …………………………………………………………..………. (3)
𝐸𝑣𝑡

Gambar 4.2. Gerak Tetesan Minyak


(Sumber : Surya, 2009)

Medan listrik E dihitung dari beda potensial ∆V dibagi jarak antar pelat d,
sedangkan massa tetesan minyak m dihitung dari massa jenis dikali
volumenya(massa minyak tidak dapat ditimbang, tidak ada timbangan yang cukup
ketelitiannya untuk mengukur massa tetes minyak ini). Kemudian Untuk
menghitung volume, jari-jari tetes minyak didapatkan dari teorema Stokes yang
dimodifikasi (Surya, 2009).
Menurut Firmansyah (2016), Prinsip bola jatuh pada eksperimen tetes minyak
milikan yakni jika sebuah benda berbentuk bola jatuh bebas, dalam suatu
fluida kental, kecepatannya akan terhambat, karena pengaruh gaya gravitasi bumi.
Sehingga mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar
yang tetap tersebut dinamakan kecepatan terminal. Pada saat kecepatan terminal
tercapai, beraku keadaan seperti berikut

Σ 𝐹 𝑦 = 0 ……………………………………………………………………….. (4)

𝐹𝐴 + 𝐹𝑆 = 𝑊 …………………………………………………..……………….. (5)

ρf𝑣𝑦 + 6𝜋𝑟𝜂 = 𝑚𝑔 …………………………………………………………….. (6)

4 4
ρf 𝑔 + 6𝜋𝑟𝜂𝑣 = 𝑔………………………………………………….. (7)
3𝜋𝑟 3 3𝜋𝑟 3 𝜌𝑏

2𝑟 2 𝑔
v= (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 ) ……………………………………………….…………….. (8)
9𝜂

Menurut Alim (2017), Viskositas dalam ilmu fisika menjelaskan mengenai


tingkat kekentalan suatu zat fluida. Viskositas merupakan pengukuran dari
ketahanan suatu fluida yang dirubah baik dengan suatu tekanan maupun tegangan.
Konsep dari viskositas berhubungan dengan tingkat kebebasan suatu fluida dapat
bergerak. Artinya, dengan menggunakan fluida dengan nilai viskositas lebih besar
akan sulit mengalami pergerakan daripada suatu fluida dengan nilai viskositas yang
lebih kecil. Viskositas akan memiliki hubungan dengan teorema gaya stokes. Yang
mana, nilai suatu kekentalan zat dapat dilakukan Analisa dengan menjatuhkan suatu
benda padat ke dalam cairan fluida tersebut. Apabila kita menggunakan benda padat
berupa bola pejal, maka nilai viskositas suatu zat cair dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan

𝐹
𝑠
𝜂 = 6𝜋𝑟𝑣 ………………………………………………………………………… (9)

Dimana viskositas dilambangkan dengan 𝜂 dengan satuan Pa.s. selanjutnya nilai


viskositas tersebut dipengaruhi oleh besarnya gaya Stokes yang ada dan jari-jari
serta kelajuan bola ketika bola yang digunakan telah terjatuh dan melewati zat
fluida yang dianalisa.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Hari / Waktu
Senin / 13.10-17.40
B. Alat dan Bahan
a. Alat eksperimen milikan oil 1 set
b. Milikan supply unit 1 buah
c. Kabel Penghubung 3 buah
d. Timer Box 2 buah
C. Identifikasi Variabel
1. Variabel respon : Waktu (t)
2. Variabel Tetap: Tegangan (V)
3. Variable Kontrol : Tetesan Minyak
D. Definisi Operasional Variabel
a. Waktu
Dengan adanya waktu dalam eksperimen ini kitab bisa mengetahui waktu
tempuh butiran minyak yang bergerak naik dan dari batas gerak bawah
menuju batas garis atas dan ketika butiran minyak bergerak turun dari batas
garis atas menuju garis batas bawah.
b. Minyak
Tetes minyak digunakan untuk megetahui apakah terdapat perbedaan
antaranilai muatan tetesan minyak secara eksperimen dengan teori yang ada.
c. Tegangan
Dalam eksperimen ini, dapat diketahui bahwa adanya medan listrik
karena adanya tegangan. Ini berarti terdapat tetesan muatan elementer.
E. Prosedur Kerja
1. Diatur mikrometer okuler secara vertical dan atur eyepiece sampai anda
dapat dengan jelas melihat skala mikrometer.
2. Diatur saklar U dan t di posisi bawah (keadaan off)
3. Diatur tegangan U pada kapasitor dengan memutar tombol potensiometer
secara perlahan pada tegangan (400-600 V). Sambil mengamati melalui
teleskop, pijat atomizer dengan cepat sehingga tetesan minyak yang dipilih
naik dengan kecepatan sekitar 1-2 tanda skala per detik (yakni terlihat naik
ketika diamati melalui eyepiece).
4. Dimatikan tegangan pada kapasitor dengan mengatur saklar U ke posisi
off
5. Setelah tetesan minyak terletak pada tanda skala yang dipilih, mulailah
menjalankan waktu t pada timer box dengan mengatur saklar t pada posisi
keadaan on.
6. Setelah tetesan minyak jatuh (diamati melalui eyepiece) melalui 20 tanda
skala (setara dengan 1 mm), beri tegangan pada kapasitor dengan menekan
saklar U dan waktu t2 diukur secara otomatis.
7. Segerah setelah tetesan minyak berada pada puncak tanda skala pertama,
hentikan pemberian tegangan dengan menekan saklar U ke posisi off.
Dilakukan perhitungan sampai 5 kali geraka naik dan jatuh.
8. Dicatat nilai yang terukur yaitu waktu jatuh t1, waktu naik t2, dan tegangan
U.
9. Diulangi pengukuran untuk tetes minyak yang lain (ambil 5 tetesan
minyak).
F. Prinsip Kerja
Adapun prinsip kerja dari percobaan tetes minyak milikan ialah dengan
menyemprotkan minyak milikan ke dalam ruang tabung hampa dengan cara
menekan atomizer, atomizer dalam hal ini adalah alat yang digunakan untuk
mengubah liquid menjadi semprotan halus. Pada saat minyak masuk ke dalam
ruang tabung hampa, minyak mengalami gerak jatuh bebas yang diakibatkan
oleh gaya gravitasi. Saat butiran minyak jatuh terjadi gesekan terhadap fluida
(udara) dan cahaya lampu sehingga butiran minyak terionisasi. Ionisasi
menghasilkan elektron yang akan melekat ke butiran minyak, sehingga tetes
minyak menjadi bermuatan. Saat tombol tegangan digerakkan ke atas maka
tetes minyak yang bermuatan negatif akan bergerak yaitu tetes minyak akan
mendekati pelat kutub positif. Data yang diperoleh dari percobaan ini yaitu
waktu saat tetes minyak naik dari batas garis bawah sampai batas garis atas dan
waktu ketika tetes minyak turun dari batas garis atas ke batas garis bawah. Pada
saat butiran naik waktu yang diperlukan juga lebih lama dibandingkan pada
saat butiran turun sehingga kecepatan saat naik lebih kecil daripada kecepatan
saat turun.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan
Tegangan : ∣ 533 ± 1 ∣ V
Jarak tempuh dalam medan listrik : ∣ 1.00 ± 0.05 ∣ mm
Jarak tempuh tanpa medan listrik : ∣ 1.00 ± 0.05 ∣ mm
Tabel 4.1 Hasil pengukuran waktu tempuh tetesan minyak
Waktu Tempuh Tetesan Minyak (s)
Tetesan
Tanpa Medan Listrik Dalam Medan Listrik
Minyak
Jatuh Bebas, t1 (s) Ke Atas, t2 (s)
∣ 8.69 ± 0.01 ∣ ∣ 3.37 ± 0.01 ∣
∣ 9.62 ± 0.01 ∣ ∣ 3.22 ± 0.01 ∣
1 ∣ 9.27 ± 0.01 ∣ ∣ 3.39 ± 0.01 ∣
∣ 9.49 ± 0.01 ∣ ∣ 3.36 ± 0.01 ∣
∣ 9.02 ± 0.01 ∣ ∣ 3.23 ± 0.01 ∣
Rata-Rata ∣ 9.22 ± 0.53 ∣ ∣ 3.31 ± 0.09 ∣
∣ 14.70 ± 0.01 ∣ ∣ 4.28 ± 0.01 ∣
∣ 14.20 ± 0.01 ∣ ∣ 4.50 ± 0.01 ∣
2 ∣ 14.60 ± 0.01 ∣ ∣ 4.26 ± 0.01 ∣
∣ 14.39 ± 0.01 ∣ ∣ 4.43 ± 0.01 ∣
∣ 14.70 ± 0.01 ∣ ∣ 4.48 ± 0.01 ∣
Rata-Rata ∣ 14.51 ± 0.31 ∣ ∣ 4.39 ± 0.13 ∣
∣ 7.69 ± 0.01 ∣ ∣ 12.99 ± 0.01 ∣
∣ 7.32 ± 0.01 ∣ ∣ 12.38 ± 0.01 ∣
3 ∣ 8.02 ± 0.01 ∣ ∣ 13.51 ± 0.01 ∣
∣ 7.78 ± 0.01 ∣ ∣ 13.03 ± 0.01 ∣
∣ 7.78 ± 0.01 ∣ ∣ 13.22 ± 0.01 ∣
Rata-Rata ∣ 7.71 ± 0.39 ∣ ∣ 13.02 ± 0.64 ∣
4 ∣ 12.74 ± 0.01 ∣ ∣ 5.10 ± 0.01 ∣
∣ 12.29 ± 0.01 ∣ ∣ 5.11 ± 0.01 ∣
∣ 12.02 ± 0.01 ∣ ∣ 5.17 ± 0.01 ∣
∣ 12.96 ± 0.01 ∣ ∣ 5.71 ± 0.01 ∣
∣ 12.37 ± 0.01 ∣ ∣ 5.70 ± 0.01 ∣
Rata-Rata ∣ 12.47 ± 0.56 ∣ ∣ 5.35 ± 0.45 ∣
∣ 9.09 ± 0.01 ∣ ∣ 9.73 ± 0.01 ∣
∣ 9.42 ± 0.01 ∣ ∣ 9.86 ± 0.01 ∣
5 ∣ 9.72 ± 0.01 ∣ ∣ 9.82 ± 0.01 ∣
∣ 9.85 ± 0.01 ∣ ∣ 9.66 ± 0.01 ∣
∣ 9.04 ± 0.01 ∣ ∣ 9.04 ± 0.01 ∣
Rata-Rata ∣ 9.42 ± 0.42 ∣ ∣ 9.62 ± 0.58 ∣

B. Analisis
1. Kecepatan tetesan minyak ke bawah (v1 )
s
v1 =
t1
1 x 10−3 m
v1 =
9.22 s
v1 = 1.08 x 10−4 m/s
Analisis ketidakpastian mutlak
∂v1 ∂v1
dv1 = | | ds + | | dt1
∂s ∂t1
∂(st1−1 ) ∂(st1−1 )
dv1 = | | ds + | | dt1
∂s ∂t1
∆v1 = |t1−1 |∆s + |st1−1 |∆t1
∆v1 t1−1 ∆s + t1−2 ∆t
=| |
v1 st−1
∆s ∆t1
∆v1 = | + |v
s t1 1
5 x 10−5 m 0.53 s
∆v1 = | + | 1.08 x 10−4 m/s
1 x 10−3 m 9.22 s
∆v1 = |1.07483731 x 10−2 |1.08 x 10−4 m/s
∆v1 = 1.16577 x 10−5 m/s
Kesalahan relatif
∆v1
KR = × 100%
v1
1.16577 x 10−5 m/s
KR = × 100%
1.08 x 10−4 m/s
KR = 0.1 % (2 AB)
Pelaporan Fisika (PF)
v1 = |v1 ± ∆v1 |
v1 = | 0.10 ± 0.11 | × 10−4 m/s
2. Kecepatan tetesan minyak ke atas (v2 )
s
v2 =
t2
1 x 10−3 m
v2 =
3.314 s
v2 = 3.0175 x 10−4 m/s
Analisis ketidakpastian mutlak
∂v2 ∂v2
dv2 = | | ds + | | dt2
∂s ∂t2
∂(st−1
2 ) ∂(st −1
2 )
dv2 = | | ds + | | dt2
∂s ∂t 2
∆v2 = |t2−1 |∆s + |st−1
2 |∆t 2

∆v2 t2−1 ∆s + t−2


2 ∆t
=| −1
|
v2 st
∆s ∆t2
∆v2 = | + |v
s t2 2
5 × 10−5 m 0.09 s −4
∆v2 = | | + | | x 3.0175 x 10 m/s
1 × 10−3 m 3.31 s
−2 −4
∆v2 = |7.83 x 10 | 3.0175 x 10 m/s
−5
∆v2 = 2.36 x 10 m/s
Kesalahan relatif
∆v2
KR = × 100%
v2
2.36 x 10−5 m/s
KR = × 100%
3.0175 x 10−4 m/s
KR = 0.07 % (2 AB)
Pelaporan Fisika (PF)
v2 = |v2 ± ∆v2 | satuan
v2 = | 3.01 ± 0.23 | × 10−4 m/s
3. Jari-jari tetesan minyak (tanpa faktor koreksi)

9ηv1
r0 = √
2∆ρg
1
9ηv1 2
r0 = ( )
2∆ρg
1
9η 2 1
r0 = ( ) (v1 )2
2∆ρg
1
9(1.856 × 10−5 ) 2 1
r0 = ( ) (1.08 x 10−4 m/s)2
(2)(874.01)(9.8)
r0 = 1.02 x 10−6 m
Analisis ketidakpastian mutlak

9ηv1 9η
r0 = √ =√ . √v1 = c√v1
2∆ρg 2∆ρg

∂r0
∂r0 = | | dv1
∂v1
1
c(v1 )2
∂r0 = | | dv1
2

1
∂r0 c(v1 )2
=| 1 | dv1
r0 ( )
2 c v1 2
∆v1
∆r0 = | |r
2v1 0
0.1 × 10−5 m/s
∆r0 = | | 1.02 x 10−6 m
(2)1.08 x 10−4 m/s
∆r0 = 5.53 × 10−8 satuan
Kesalahan relatif
∆r0
KR = × 100%
r0
5.53 × 10−8 m
KR = × 100%
1.02 x 10−6 m
KR = 0.05 % (2AB)
Pelaporan fisika
r0 = | r0 ± ∆r0 |
r0 = | 1.02 ± 0.05 | × 10−6 satuan
4. Muatan elementer (tanpa faktor koreksi)
4
q0 =
U
6(3.14)(1.856 × 10−5 )(1.02 x 10−6)(0.006)
q0 = (1.08 x 10−4 + 2.36 x 10−5 )
533
q0 = 16.6053 × 10−19 C
Analisis ketidakpastian mutlak
∂q 0 ∂q 0 ∂q 0 ∂q 0
dq 0 = | | dr0 + | | dv1 + | | dv2 + | | dU
∂r0 ∂v1 ∂v2 ∂U
∂(6πηr0d(v1 + v2 ))U −1 ∂(6πηr0 d(v1 + v2 ))U −1
dq 0 = | | dr0 + | | dv1
∂r0 ∂v1
∂(6πηr0d(v1 + v2 ))U −1 ∂(6πηr0 d(v1 + v2 ))U −1
+| | dv2 + | | dU
∂v2 ∂U
−1
∆q 0 6πηd(v1 + v2 )U−1 (6πηr0 U ) + v2
= | | ∆r 0 + | |∆
q0 6πηr0 d(v1 + v2 )U−1 6πηr0 d(v1 + v2 )U−1
−1
(6πηr0 U ) + v1
v2 + | | ∆v1
6πηr0 d(v1 + v2 )U−1
∆r0 ∆v1 ∆v2 ∆U
∆q 0 = | | + | |+| | + | |q
r0 v1 v2 U 0
5.53 × 10−8 1.16577 x 10−5 2.36 x 10−5 1
∆q 0 = | −6
| + | −4
| + | −4
| + | | 16.6053 × 10−19
1.02 x 10 1.08 x 10 3.0175 x 10 533
∆q 0 = 4.01 x 10−19 C
Kesalahan relatif
∆q 0
KR = × 100%
q0
4.01 x 10−19 C
KR = × 100%
16.6053 × 10−19 C
KR = 0.24% (2AB)
Pelaporan fisika
q 0 = | q 0 ± ∆q 0 | satuan
q 0 = | 16.60 ± 4.01 | × 10−19 C
5. Jari-jari tetesan minyak (dengan faktor koreksi)

A2 A
r = √(r0 2 + )−
4 2

(7.737 × 10−8 )2 7.737 × 10−8


r = √((1.02 x 10−6 )2 + )−
4 2

r = 9.9 x 10−7 m

Analisis ketidakpastian mutlak


∂r
dr = | | dr0
∂r0
1
2 A2 2 A
∂ ( r0 + ) −
| 4 2|
dr = dr
| ∂r0 | 0

1
−2
1 A2
∆r = | ( r0 2 + ) 2r0 | ∆r0
2 4

1
−2
A2
∆r = |( r0 2 + ) r0 | ∆r0
4

1
2 −
2
2+A )
∆r | r 0 ( r 0 4 |
= ∆r0
r | A 2 1/2
A|
2
( r0 + ) −
4 2
1
−2
2 A2
r0 ( r0 + ) ∆r0
| 4 |
∆r = r
| A2
1/2
A|
( r0 2 + ) −
4 2
1

(7.7368 x 10−8 )2 2
1.02 x 10−6 m ( (1.02 x 10−6 m)2 + ) 5.53 × 10−8 m
4
∆r = | | 9.9 x 10−7 m
| (7.7368 x 10 −8 )2 1/2 7.7368 x 10−8 |
( (1.02 x 10−6 m)2 + 4 ) − 2

∆r = 1.38 × 10−7 m

Kesalahan relatif

∆r
KR = × 100%
r
0.63351 × 10−7 m
KR = × 100%
9.9 x 10−7
KR = 1.39 % (2 AB)

Pelaporan fisika

r = | r ± ∆r|
r = | 9.90 ± 1.38 | × 10−7 satuan
6. Muatan elementer (dengan faktor koreksi)
q0
q=
A 1.5
(1 + )
r
0.16 × 10−19
q= 1.5
7.737 × 10−8
(1 + )
9.9 x 10−7
q = 0.14 × 10−19 C
Analisis ketidakpastian mutlak
q0
q=
A 1.5
(1 + r )

∂q ∂q 0 A
∂q = | | dq 0 + | 1.5| d (1 + )
∂q 0 A r
∂ (1 + r )

A −1.5 A −2.5 A
∂q = |(1 + ) | dq 0 + |1.5 q 0 (1 + ) | d (1 + )
r r r
A −1.5 A −2.5
(1 + ) 1.5 q (1 +
∂q r 0 r) A
=| −1.5 | dq 0 + | −1.5 | d (1 + )
q A A r
q 0 (1 + r ) q 0 (1 + r )

∆q 0 ∆r
∆q = | |+| |q
q0 A
(1 + r )
3
4.01 × 10−19 (7.737 × 10−8 )(0.63351 × 10−7 )
∆q = | |+| 2 | 5.05475 × 10−19 C
−19 2 7.737 × 10−8
0.16 × 10 (10.3207 × 10−7) (1 +
9.01241 × 10−7
)

∆q = 0.893 × 10−19 C
Kesalahan relatif
∆q
KR = × 100%
q
0.893 × 10−19 C
KR = × 100%
0.14 × 10−19 C
KR = 0.06% (2AB)
Pelaporan fisika
q = | q ± ∆q| satuan
q = | 0.14 ± 0.89 | × 10−19 C
Dengan analisis yang sama diperoleh jumlah elektron pada tetes minyak
lainnya adalah sebagai berikut,
Tabel 4.2 Hasil analisis tetesan minyak milikan
Tetesan V1 V2 𝐫𝟎 𝐪𝟎 r q
minyak (10-5m/s) (10-5m/s) (10-7m/s) (10-19m/s) (10-7m/s) (10-19m/s)
1 |1.08 ± 1.65| |3.01 ± 2.36| |10.28 ± 0.55| |16.60 ± 4.01| |9.90 ± 1.38| |0.14 ± 0.89|
2 |6.88 ± 0.49| |2.27 ± 1.81| |8.19 ± 0.29| |9.31 ± 1.07| |7.81 ± 0.72| |8.07 ± 0.86|
3 |1.30 ± 1.31| |7.68 ± 0.76| |11.20 ± 0.57| |9.13 ± 2.32| |10.9 ± 1.43| |8.23 ± 0.90|
4 |8.06 ± 0.03| |1.90 ± 0.70| |8.86 ± 0.02| |9.03 ± 1.39| |8.49 ± 0.40| |8.30 ± 0.87|
5 |1.06 ± 0.05| |1.03 ± 1.14| |10.17 ± 0.02| |8.40 ± 1.01| |9.79 ± 0.60| |7.50 ± 0.89|

7. Jumlah elektron yang terkandung pada tetesan minyak


q = ne
q
n=
e
0.148 × 10−19 C
n=
1.602 × 10−19 C
n = 9.26 ≈ 9
Dengan analisis yang sama diperoleh jumlah elektron pada tetes minyak
lainnya adalah sebagai berikut,
Tabel 4.3 Hasil analisis jumlah elektron
Tetesan
q (10-19 C) n ~n
Minyak
1 | 14.80 ± 0.89| 9.26 9
2 | 8.07 ± 0.09| 5.04 5
3 | 8.23 ± 0.90| 5.14 5
4 | 7.92 ± 0.87| 4.94 5
5 | 7.50 ± 0.89| 4.68 5

8. Muatan elektron pada tetesan minyak (e̅praktikum)


q = ne
q
e=
n
14.80 × 10−19 C
e=
9
e = 1.64 C
Dengan analisis yang sama diperoleh jumlah elektron pada tetes minyak
lainnya adalah sebagai berikut,
Tabel 4.4 Hasil analisis muatan elektron
Tetes Minyak q (10-19 C) ~n e (10-19 C)
1 | 14.80 ± 0.89| 9 1.640
2 | 8.07 ± 0.09| 5 1.615
3 | 8.23 ± 0.90| 5 1.646
4 | 7.92 ± 0.87| 5 1.585
5 | 7.50 ± 0.89| 5 1.500
Rata-rata nilai muatan elektron secara praktikum (e̅praktikum)
e1 + e2 + e3 + e4 + e5
e̅praktikum =
5
1.640 + 1.615 + 1.646 + 1.585 + 1.500
e̅praktikum =
5
e̅praktikum = 1.5972 X 10−19 C
9. Persentase perbedaan

eteori − epraktikum
%diff = | e +e | × 100%
teori praktikum
2

(1.602 × 10−19C) − (1.5972 X 10−19 C)


%diff = | | × 100%
(1.602 × 10−19C) + (1.5972 X 10−19 C)
2
%diff = 0.3%
C. Pembahasan
Suatu percobaan yang bertujuan untuk menentukan muatan elementer
partikel elektron dengan eksperemennya tetes minyak milikan ini sebenarnya
berfokus kepada jumlah muatan pada tetesan minyak dengan mengacu pada
teknik jatuh-naik. Pada dasarnya terdapat dua teknik untuk menentukan muatan
elektron namun pada percobaan ini kita menggunakan teknik jatuh-naik karena
kecepatannya benar-benar diukur pada teknik ini.
Pada praktikum ini kita melakukan 5 kali pengambilan data / percobaan.
Pada masa percobaan, dengan mengakumulasi dari refensi berupa teori terkait
eksperimen ini serta dengan pengamatan langsung kita dapat melihat pada butir
minyak bergerak jatuh bebas setelah disemprotkan menggunakan atomizer
terdapat beberapa gaya yang berpengaruh terhadap gerak jatuhnya, diantaranya
yaitu gaya gravitasi (gaya tarik ke pusat bumi) dan gaya yang berpengaruh
lainnya yaitu gaya stokes (gaya gesek fluida), fluida yang dimaksud
dipercobaan ini adalah udara. Kemudian pada tinjauan gerak naik terdapat pula
beberapa gaya yang berpengaruh, yaitu gaya elektrostatis, gaya stokes, dan
gaya apung (archimedes). Hal ini membuktikan bahwa elektron bersifat diskrit
yaitu gaya kebawah pada tetes milikan akan terhambat oleh suatu gaya stokes.
Percepatan ke bawah tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
Adapun cara minyak dapat bermuatan yaitu dengan ionisasi molekul
udara, dimana cahaya menubruk molekul udara, sehingga udara melepaskan
muatan elektron. Minyak yang bergesekan dengan udara memungkinkan
elektron yang terlepas tadi masuk ke dalam tetesan minyak. Pada plat logam
bagian atas bermuatan positif hal inilah yang menyebabkan tetesan minyak
bergerak naik ketika tegangan dinyalakan. Lalu bagaimana dengan tetesan
minyak yang tetap jatuh meskipun tegangan sudah on ?. sesuai dengan
penjelasan awal, dapat dipastikan bahwa tetesan minyak tersebut tidak
mengandung muatan. Lambat dan cepatnya muatan bergerak dipengaruhi oleh
massa dan muatan pada tetsan minyak serta beda potensial pada plat logam
Syarat minyak yang digunakan pada percobaan ini yaitu, massa jenisnya
0.8 sampai 0.9 gr/cm3 , titik didihnya tinggi, bersifat netral dan yang penting
ialah mampu mengikat elektorn.
Berdasarkan hasil 5 kali percobaan, kita telah mendapatkan rata-rata
muatan elektron sesuai praktikum yaitu 1.597 x 10-19 C. dimana muatan untuk
teori 1.602 x 10-19 C dengan besar persentase perbedaanya adalah 0.3%.
meskipun terlihat cukup mendekati nilai teori namun masih tetap terdapat
kesalahan. Hal ini disebabkan bahan amatan cukup kecil serta nampak dua
dimensi sehingga memungkinkan keslahan pembacaan waktu serta skala
pengamatan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diperoleh besar muatan elementer elektron dari hasil eksperimen ialah
1.597 x 10-19 C dengan persentase perbedaannya dengan muatan elektron
secara teori adalah 0.3%.
B. Saran
1. Untuk Praktikan
Untuk praktikan diharap agar lebih memahami teori serta prinsip
kerja agar percobaan dapat berjalan dengan baik sehingga terhindar
dari kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir dan pada saat mengamati
diharap lebih focus.
2. Untuk Asisten
Sebaiknya mempersiapkan dan mengecek semua alat dan bahan
dengan baik sebelum percobaan dimulai agar dapat mengefisienkan
waktu dan meminimalisir kesalahan.
3. Untuk Laboran
Sebaiknya melengkapi dan mengganti alat dan bahan yang sudah
rusak atau yang tidak berfungsi dengan baik agar data percobaan yang
diperoleh tidak memiliki kesalahan yang besar dan spektrum garis
yang terlihat sesuai dengan spektrum garis yang ada pada
referensi/teori atau yang pernah dilakukan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alim, Muhammad Istajarul., Novia, Dwi Lestari., dan Fairus, Salimatul Fajriyah.
2017. Tetes Minyak Milikan. Jurnal Fisika Modern. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember

Firmansyah, Rizky., Roihatur, Rohmah., Fairus, Salimatul., dan Eddy, Yahya.


2016. Tetes Minyak Milikan. Jurnal Fisika Modern Tetes Minyak Milikan.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Iskandar, Soetyono. 2015. Ilmu Kimia Teknik. Yogyakarta : Penerbit Deepublish

Khery, Yusran., Asma,Nurfida., dan Suryati. 2019. Kimia Umum : Atom, Molekul,
dan Sifat Zat. Yogyakarta : Penerbit Deepublish

Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia.

Pertiwi, Puji Kumala., Yovanita, Ayu Ningsih., dan M, Zainuri. 2015. Tetes
Minyak Milikan. Jurnal Sains dan Seni. Vol 4, No 1. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember

Surya, Yohanes. 2009. Seri Bahan Persiapan Olimpiade Fisika Fisika Modern.
Tangerang : PT Kandel

Wospakrik, Hans. 2005. Dari Atomos Hingga Quark. Jakarta : Penerbit Universitas
Atma Jaya

Anda mungkin juga menyukai