Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN BILANGAN KOMPLEKS PADA RANGKAIAN

RLC
Dodi saputra lesmana[1],Feby Srigayatri[2],Nurmadinah[3],Anita Aruan Langi[4],Dwi
Indrayani[5]
Program studi Pendidikan fisika bilingual, fakultas matematika dan ilmu pengetahuan
alam,universitas negeri makassar, makassar, Sulawesi selatan,90224
Email : dodisaputra7895@gmail.com
ABSTRACK
The RLC circuit is an electrical circuit in everyday life. If you are familiar with
complex numbers, calculations with RLC circuits are not that difficult. Numbers are a
number system in mathematics with the main characteristic being the notation a + bi.
Where a and b are real numbers and i are imaginary numbers. In mathematics, broadly
speaking, all types of mathematical numbers are part of complex numbers. The
application of complex numbers is often used in various things in everyday life. In this
paper, we discuss how to calculate the resistance and capacitance of an RLC circuit
using complex numbers. This paper discusses the various ways in which complex
numbers can be represented, and their corresponding transformations.

ABSTRAK
Rangkaian RLC merupakan rangkaian listrik dalam kehidupan keseharian. Jika
Anda terbiasa dengan bilangan kompleks, perhitungan dengan rangkaian RLC tidak
terlalu sulit. bilangan kompleks sendiri adalah sebuah sistem bilangan dalam ilmu
matematika dengan ciri utamanya adalah sebuah notasi a + bi. Dengan a, b adalah
bilangan real serta bilangan i adalah bilangan imajiner. Dalam ilmu matematika, secara
garis besar semua jenis bilangan matematika adalah bagian dari bilangan kompleks.
Penerapan bilangan kompleks ini seringkali digunakankan pada berbagai hal di
kehidupan sehari hari. Dalam makalah ini, kami membahas cara menghitung resistansi
dan kapasitansi rangkaian RLC menggunakan bilangan kompleks. Makalah ini
membahas berbagai cara di mana bilangan kompleks dapat disajikan, dan transformasi
yang sesuai.
Kata Kunci— bilangan kompleks, rektangular, polar, rangkaian RLC, resistor,
induktor, kapasitor, impedansi
I. PENDAHULUAN
Bilangan kompleks adalah sebuah sistem bilangan dalam ilmu matematika dengan ciri
utamanya adalah sebuah notasi a + bi. Dengan a, b adalah bilangan real serta bilangan i adalah
bilangan imajinernya. Bilangan kompleks ini mjuga merupakan himpunan terbesar dalam
matematika. Pada bilangan komplek dengan fungsi y = a + ib , jika a = 0 maka fungsi tersebut
merupakan murni fungsi imajiner begitupun sebaliknya jika b = 0 maka fungsi tersebut murni
fungsi real. Bilangan imajiner sendiri di definisikan sebagai :
i=√−1
Pada kehidupan sehari hari pengaplikasian bilangan kompleks ini terdapat pada
rangkaian RLC rangkaian RLC sendiri adalah rangkaian yang mengandung resisitor, iduktor,
dan kapasitor. Pada rangkaian ini bilangan kompleks diterapkan untuk menghitung tegangan,
impedansi, induktansi dan aris maksimum pada rangkaian.
Pada teori rangkaian RLC dengan menggunakan bilangan imajiner , notasi i (imajiner)
seringkali diganti dengan notasi j (imajiner). Tapi tetap memiliki artian yang sama.

Gambar 1.1 Rangkaian RLC


II. Teori Dasar
A. Bilangan Kompleks
Seperti yang dijelaskan pada bagian I, bilangan kompleks terdiri dari bilangan real
dan bilangan imajiner, di mana bilangan imajiner didefinisikan sebagai akar kuadrat dari
minus 1. Bilangan kompleks dapat melakukan operasi tambah, kurang, kali, dan bagi
seperti bilangan real. Namun, ada beberapa sifat bilangan kompleks yang menyebabkan
pengoperasian matematika pada bilangan kompleks berbeda dengan bilangan real.
Berikut sifat-sifat operasi matematika pada bilangan kompleks:
1. Penjumlahan
Penjumlahan pada bilangan komplek dapat dinyatakan :
(a+ bi)+(c+ di)=(a+ c)+(b+d )i
Dimana pada penjumlahan bilangan kompleks bagian real dijumlahkan dengan real dan
bagian imajiner dijumlahkan dengan emajiner lainnya. Sebagai contoh
( 3+ 4 i )+ ( 2+ 8 i ) =( 3+2 ) + ( 4 +8 ) i=5+12 i
2. Pengurangan
Pengurangan bilangan kompleks tidak jauh beda dengan penjumlahan dimana dapat
dinotasikasn sebagai berikut :
( a+ bi )−( c +di )=( a−c ) + ( b−d ) i
3. Perkalian
Perkalian pada bilangan komplek dapt dinyatakan sebagai berikut :
( a+ bi )∗( c +di )=a∗c+ a∗di+ bi∗c +bi∗di
¿ ac + ( a∗d ) i+ ( b∗c ) i+ ( b∗d ) i 2
maka ; karna i=√−1 , diperolehi =−1 , sehingga :
2

¿ ( ac−bd ) + ( ad+ bc ) i
4. Pembagian
Pembagian dalam bilangan kompleks sendiri dapat dituliskan
a+bi
∗c−di
a+bi c+ di
=
c +di c−di
( a+bi )∗( c+ di )
¿ 2 2
c +d
( ac−bd ) + ( ad +bc ) i
¿
c 2 + d2
Selain, operasi sederhana bilangan kompleks juga dapat direpresntasekan dengan
beberapa cara yakni sebagai berikut ;
1. Bentuk Rektangular
Misalkan ada bilangan kompleks z = x + yj, di mana x adalah bagian real dan y
adalah bagian imajiner. Maka bilangan kompleks tersebut dapat digambarkan pada
bidang Argand seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Bentuk Rektangular


Pada gambar di atas, r adalah garis yang terbentuk dari titik awal ke titik z,
sedangakan 𝜃 adalah sudut yang terbentuk dari garis r dengan sumbu x. Semua titik yang
berada pada sumbu x mewakili garis bilangan real.
2. Bentuk Angular
Dengan berdasarkan bentuk Rektangular dapat di gunakan persamaan
trigonometri sehingga diperoleh :
r =√ x + y
2 2

sehingga,
y
θ=arctan
x
Maka diperoleh bahwa , x + yj=r (cos θ+ jsin θ),
3. Bentuk Eksponen
pada persamaan eksponen diperoleh :

e =cos θ+ j sin θ
Sehinga dengan menggunakan persamaan angular dan rectangular persamaan
eksponen pada bilangan kompleks dapat dituliskan sebagai berikut;
j
x + yj=r e
Dimana dengan hubungan fungsi trigonometri dan eksponensial ;
+ jθ − jθ
e +e
sin θ= =ℑ(e jθ )
2j
e+ jθ +e− jθ
sin θ= =ℜ ( e jθ )
2
Oleh karenannya, bilangan kompleks erat kaitannya untuk dengan logaritma maka
dapat dituliskan persamaannya ;

jika , z=r e =r ¿
j
ln z=ln r+ ln (cos θ + j sin θ)=ln r + ln e
B. Rangkaian RLC
Ada berbagai rangkaian listrik, masing-masing dengan sifatnya sendiri. Salah satu
jenis rangkaian ada yang terdiri dari resistor, induktor, dan kapasitor. Rangkaian yang
terdiri dari resistor, induktor, dan kapasitor disebut rangkaian RLC. Rangkaian ini
membentuk osilasi harmonik dan akan beresonansi dengan cara yang sama seperti
rangkaian LC. Sebelum masuk ke deskripsi rangkaian RLC.
1. Resistansi, reaktansi, dan impedansi
Resistansi adalah hambatan yang diberikan oleh sebuah resistor. Reaktansi adalah
resistansi yang bereaksi terhadap perubahan arus dan tegangan. Nilai resistor berubah
tergantung pada perbedaan fase tegangan dan arus. Sedangkan Impedansi adalah
keseluruhan properti resistansi terhadap arus, terlepas dari apakah itu termasuk resistansi,
reaktansi, atau keduanya. Impedansi sering juga disebut sebagai resistansi internal.
Satuan dari ketiga jenis hambatan ini adalah ohm (Ω).
2. Induktor dan Kapasitor
Induktor adalah komponen listrik yang menyimpan energi listrik dalam bentuk
energi magnetik. Induktor menghambat arus dengan cara menurunkan tegangan,
berbanding lurus dengan laju perubahan arus. Menurut hukum Lenz, tegangan terinduksi
selalu dalam polaritas sedemikian sehingga menjaga nilai arus sama seperti sebelumnya.
Jadi, ketika arus meningkat, tegangan terinduksi akan melawan aliran elektron.
Sedangkan ketika arus menurun, polaritas akan berbalik dan mendorong aliran elektron.
Hal ini disebut sebagai reaktansi. Dalam indukor, energi disimpan pada medan
magnetnya. Berikut hubungan antara tegangan dengan laju perubahan arus melalui
induktor:
di
V =L
dt
Dengan , dengan V adalah tegangan, L adalah induktor, dan i adalah arus. Simbol
reaktansi induktif adalah XL. Reaktansi induktif dapat dihitung dengan persamaan
berikut:
XL=2 πfL
Sedangkan, Kapasitor adalah komponen listrik yang dapat menyimpan muatan
listrik. Tidak seperti induktor, kapasitor justru membolehkan arus untuk melewatinya,
berbanding lurus dengan laju perubahan tegangan. Arus yang melalui kapasitor adalah
reaksi dari perubahan tegangan pada kapasitor tersebut. Dalam kapasitor, energi disimpan
dalam medan listriknya. Berikut hubungan antara arus dengan laju perubahan tegangan
melalui kapasitor:
dV
i=C
dt
dengan V adalah tegangan, C adalah kapasitor, dan i adalah arus. Simbol reaktansi
kapasitif adalah XC. Reaktansi kapasitif dapat dihitung dengan persamaan berikut:
1
Xc=
2 πfc
dengan XC dalam ohm, f (frekuensi) dalam Herts, dan C dalam Farad (F). Setelah
kita mendapatkan reaktansi induktor dan reaktansi kapasitor, besar impedansi pada
rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut :
|Z|=√ R2 + ( XL+ Xc )2
Sehingga diperoleh juga persamaan tegangan yakni;

Vef = √ Vr + ( Vl−Vc )
2 2

Maka ; dapat dituliskan persamaan sudut menggunakan aturan bilangan kompleks


Vl−Vc XL =Xc
θ=arctan =arctan
Vr R
Sifat-sifat rangkaian RLC bergantung pada reaktansi induktif dan kapasitif
rangkaian. Jika reaktansi induktif lebih besar dari reaktansi kapasitif, rangkaian bersifat
induktif. Di sisi lain, jika reaktansi induktif lebih kecil dari reaktansi kapasitif, rangkaian
bersifat kapasitif. Namun jika reaktansi kapasitifnya sama dengan reaktansi induktif
maka rangkaian tersebut akan bersifat resisitif dengan frekuensi yang besarnya dapat
dituliskan sebagai berikut ;

fresistif =
1
2π √ 1
L∗C
Ketika rangkaian resistif, impedansi rangkaian mencapai minimum dan sama dengan
nilai resistor. Ketika impedansi minimum, arus yang mengalir mencapai maksimum.
Untuk arus bolak-balik (AC), tegangan sinusoidal dapat ditulis dalam bentuk persamaan
tegangan versus waktu, yaitu
V =Vm sin ( 2 πft )
III. Penerapan BilKomp pada rangkain RLC
Pada rangkaian RLC beberapa perhitungan mengunakan bilangan kompleks. Salah
satu perhitungan pada rangkain RLC yang menggunakan bilangan kompleks adalah
perhitungan impedansi dan induktansi. Impedansis sendiri telah dipaparkan yakni
keseluruhan sifat hambatan dengan besarnya dapat di hitung menggunakan persamaan :
|Z|=√ R2 + ( XL+ Xc )2
Dengan,
z=R+ ( XL+ Xc ) j
Dengan persamaan tegangan dapat menggunkan hukum ohm sebagai berikur;
V Vo jϑ
I= = e
Z Z
yang menunjukkan bahwa arus tidak sefasa dengan tegangan dengan perbedaan
fase sejauh θ . Saat memecahkan masalah rangkaian RLC, kita perlu mengubah bentuk
bilangan kompleks untuk melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk mengubah bentuk rektangular
menjadi bentuk polar dan sebaliknya. Dalam operasi penjumlahan dan pengurangan apa
pun, lebih baik menggunakan bentuk rektangular. Sedangkan operasi perkalian dan
pembagian menggunakan bentuk polar.
 Contoh perhitungan dalam rangkaian RLC menggunakan bilangan
kompleks.

Gambar 3.1 Contoh soal rangkaian RLC


Pada gambar rangkaian diatas, untuk menghitung impedansi totalnya, terlebih
dahulu harus dicari/ditentukan reaktansi induktif dan kapasitif. Dimana
XL=2 πfL=2∗3,14∗60∗650∗10−3=244,92 Ω
1 1
Xc= = =1769,28 Ω
2 πfc 2∗3,14∗60∗1,5∗10−6
Sehingga diperoleh masing masing impedansi komponen ;
ZR=( 250+ 0 j ) Ω
ZL=( 0+ j244,92 ) jΩ
Zc=( 0− j1769,28 ) Ω
Maka impedansi totalny adalah ;
Ztotal=ZR+ ZL+Zc
¿ ( 250+0 j ) Ω+ ( 0+ j 244,92 ) jΩ+ ( 0− j 1769,28 ) Ω
¿ ( 250− j1524,46 ) Ω

dimana diperoleh ; Ztotal=√ x + y


2 2

|Ztotal|=√ 2502 +1524,462=1544,72 Ω


Dengan fase sejauh ;
1524,46
ϑ =360−arctan =360−80,68=279,32°
250
Dimana dapat ditentukan arus totalnya yakni;
Vtot 120
I tot = = =0,0776 A <279,32°
Ztot 1544,72
IV. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan sebelumnya adalah:
•Bilangan kompleks memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan, salah satunya adalah
perhitungan rangkaian listrik.
• Bilangan kompleks terdiri dari bilangan real dan imajiner.
•Anda dapat melakukan operasi aritmatika pada bilangan kompleks, seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Operasi ini hampir sama dengan operasi
aritmatika pada bilangan real
. Bilangan kompleks memiliki beberapa bentuk representasi, antara lain persegi panjang,
kutub, dan eksponensial.
•Transformasi dari satu bentuk ke bentuk lain pada bilangan kompleks dapat dapat
dilakukan.
• Rangkaian RLC adalah rangkaian listrik yang mengandung resistor, induktor, dan
kapasitor.
•Dalam perhitungan sirkuit RLC, bilangan kompleks digunakan dalam impedansi, arus,
tegangan, dll.
V. Referensi
Asran, A. (2014). Bahan Ajar Rangkaian Listrik I.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sirkuit_RLC
http://tan.awardspace.com/pubi/vk1.PDF,
http://runaldysahputra.blogspot.co.id/2013/11/bilangan-kompleks-bentuk-rectangular
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik%20Pertanian/
MATERI%20WEB%20ELP/Bab%20VIII%20
RANGKAIAN%20RLC/indexRLC.htm
Lizelwati, N. (2016). Resonansi pada rangkaian RLC. Sainstek: Jurnal Sains dan
Teknologi, 3(1), 90-95.
Rezki Nalandari, S. T., & MM, R. (2021). Modul Rangkaian Listrik sebagai panduan
Praktikum Rangkaian Listrik edisi tahun 2021.
Sardi, H. (2014). Sistem Bilangan Kompleks.
Vince, John. 2008. Geometric Algebra for Computer Graphics. London: Springer.

Anda mungkin juga menyukai