Kompleks
DTH1B3 – MATEMATIKA TELEKOMUNIKASI I
D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU TERAPAN
TELKOM UNIVERSITY
Capaian Pembelajaran
Mampu memahami sistem bilangan kompleks dan aturan De Moivre.
Materi Pembelajaran
Bilangan Kompleks Kartesian
Diagram Argand & Konjugasi Kompleks
Aritmatika Bilangan Kompleks
Persamaan Kompleks
Bilangan Kompleks Bentuk Polar
Aplikasi Bilangan Kompleks
Teorema De Moivre
Quadratic Formula:
Untuk menyelesaikan persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0
dapat digunakan rumus berikut:
Sistem Bilangan
Kompleks
Contoh 1: Selesaikan persamaan
Kartesian Solusi: Dengan menggunakan quadratic formula diperoleh:
Nilai tidak dapat didefinisikan dalam bilangan riil. Jika
suatu operator j didefinisikan sebagai , atau
maka solusi dari persamaan kuadrat pada contoh 1 dapat
dinyatakan sebagai:
Sistem Bilangan
Kompleks
-1 + j2 dan -1 – j2 disebut sebagai bilangan kompleks, yang
Kartesian secara umum dapat dinyatakan sebagai
a + jb
Dimana a merupakan bagian riil, dan jb merupakan bagian
imajiner. Bentuk ini disebut sebagai Bilangan Kompleks
Kartesian. Pada matematika murni, direpresentasikan
dengan huruf i. Namun, didalam ilmu teknik, i digunakan
untuk merepresentasikan arus. Sehingga huruf j yang
digunakan untuk menyatakan
Selesaikan persamaan
Solusi:
Sistem Bilangan
Kompleks
Kartesian
Contoh 3
Evaluasi:
Solusi:
Sistem Bilangan
Kompleks
Kartesian
Contoh 4
Sehingga
Bilangan kompleks dapat direpresentasikan pada koordinat
kartesian (Diagram Argand), dimana sumbu horizontal ( x)
menyajikan nilai riil, sedangkan sumbu vertikal ( y) menyajikan
nilai imajiner dari suatu bilangan kompleks.
Sistem Bilangan
Kompleks Titik Agrand A: 3 + j2
Kartesian Titik Agrand B: -2 + j4
Titik Agrand C: -3 – j5
Diagram Argand
Titik Agrand D: 1 – j3
Konjugasi kompleks dari suatu bilangan kompleks dapat
diperoleh dengan menukar tanda pada bagian imajinernya.
Misal, konjugasi kompleks dari a + jb adalah a – jb.
Perkalian antara suatu bilangan kompleks dengan
Sistem Bilangan konjugasinya selalu menghasilkan bilangan riil.
Kompleks Contoh 7:
Kartesian
Konjugasi
Kompleks
Misalkan dan
Maka
Penjumlahan &
Pengurangan
Perkalian pada bilangan kompleks dapat dilakukan dengan
mengasumsikan semua bagian adalah bilangan riil, dan j2 = -1.
Contoh 6:
Sistem Bilangan
Kompleks
Kartesian
Perkalian
Menyelesaikan pembagian bilangan kompleks dilakukan
dengan cara mengalikan pembilang dan penyebut pecahan
tersebut dengan konjugasi kompleks penyebutnya.
Contoh 8:
Sistem Bilangan
Kompleks
Kartesian
Pembagian
Contoh 9:
Jika dan selesaikan
Solusi:
Sistem Bilangan
Kompleks
Kartesian
Pada dua bilangan kompleks bernilai sama, maka bagian real
kedua bilangan tersebut adalah sama, dan bagian imajiner
kedua bilangan tersebut juga sama.
Persamaan
Kompleks
Sistem Bilangan
Kompleks
Bentuk Polar
biasanya dinyatakan dalam bentuk
yang disebut sebagai bentuk polar dari suatu bilangan
kompleks.
r disebut sebagai modulus atau magnitude dari Z, ditulis
sebagai mod Z atau |Z| = r =
θ disebut sebagai argument atau amplitude dari Z, dan ditulis
sebagai
Dalam mengubah bentuk bilangan kompleks dari kartesian
menjadi polar, sangat dianjurkan untuk menggunakan grafik
agar lebih mudah dalam melihat solusinya.
Contoh: Tentukan modulus dan argumen dari bilangan
Sistem Bilangan kompleks Z = 2 + j3, dan nyatakan Z dalam bentuk polar.
Solusi:
Kompleks
Bentuk Polar
Sistem Bilangan
Kompleks
Bentuk Polar
Contoh
Jika dan maka:
Sistem Bilangan
Kompleks
Contoh: Tentukan
Bentuk Polar Solusi:
Perkalian dan
Pembagian
Contoh: Tentukan
Sistem Bilangan
Kompleks Solusi:
Bentuk Polar
Perkalian dan
Pembagian atau
= atau
Contoh: Tentukan resistansi dan induktansi (atau kapasitansi)
dari rangkaian seri yang memiliki impedansi sebagai berikut,
dengan mengasumsikan frekuensi adalah 50 Hz.
Aplikasi
Bilangan
Kompleks
Solusi:
(a) Impedansi Z = 4.0 + j7.0 berarti resistansi (real) adalah
4.0Ω dan reaktansi (imajiner) adalah 7.0Ω. Karena bagian
imajiner bernilai positif, maka reaktansinya bersifat induktif.
(b) Impedansi Z = - j20 berarti resistansi (real) adalah 0Ω dan
reaktansi (imajiner) adalah 20Ω. Karena bagian imajiner
bernilai negatif, maka reaktansinya bersifat kapasitif.
Aplikasi
Bilangan
Kompleks
(c) Impedansi Z