Anda di halaman 1dari 5

Penerapan Bilangan Kompleks pada Rangkaian RLC

Hishshah Ghassani - 13514056


Program Studi Informatika
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
hishshah@students.itb.ac.id

Abstrak— Rangkaian RLC adalah salah satu rangkaian II. TEORI DASAR
listrik yang banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari.
Perhitungan pada rangkaian RLC tidak terlalu sulit apabila A. Bilangan Kompleks
kita memahami bilangan kompleks dengan baik, karena Seperti yang dijelaskan pada bagian I, bilangan
pada perhitungannya, rangkaian RLC banyak kompleks terdiri dari bilangan real dan bilangan imajiner,
menggunakan konsep bilangan kompleks. Pada makalah ini,
di mana bilangan imajiner didefinisikan sebagai akar
dibahas perhitungan pada rangkaian RLC yang
menggunakan bilangan kompleks. Pada makalah ini juga kuadrat dari -1. Munculnya bilangan kompleks dapat
dibahas bentuk-bentuk penyajian bilangan kompleks dan dihasilkan dari persamaan matematika sederhana,
transformasinya. misalnya persamaan kuadrat:
𝑎𝑥! + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0
Kata Kunci— bilangan kompleks, rektangular, polar, Salah satu cara mencari solusinya adalah dengan rumus
rangkaian RLC, resistor, induktor, kapasitor, impedansi. abc, yaitu:
−𝑏 ± 𝐷
𝑥!,!!
2𝑎
I. PENDAHULUAN
Bilangan kompleks adalah himpunan bilangan terbesar dengan diskriminan D = b2 – 4ac. Untuk diskriminan
di dalam matematika. Secara umum, bilangan kompleks besar dari sama dengan nol, maka akar-akarnya bersifat
terdiri dari bilangan real dan bilangan imajiner. Dalam real. Sedangkan untuk kasus diskriminan kecil dari nol,
bilangan kompleks X + jY, suku pertama (X) adalah menyebabkan akar-akarnya tidak real karena akan
bagian bilangan real sedangkan suku kedua (jY) adalah mengandung bilangan imajiner, sehingga akar
imajiner. Jika X = 0, maka bilangan kompleks adalah persamaannya termasuk bilangan kompleks. Jika
bilangan imajiner murni yang terletak pada sumbu j. diskriminan tersebut ditulis sebagai –d2, maka akar
Sedangkan apabila Y – 0, maka bilangan kompleks adalah kompleksnya adalah:
bilangan real yang terletak pada sumbu real. Bilangan −𝑏 ± 𝑗 𝑑
𝑥!,!!
imajiner didefinisikan sebagai 2𝑎
𝑗 = −1
Salah satu aplikasi dari bilangan kompleks pada bidang Pada persamaan tersebut, x1 dan x2 dikatakan sekawan
elektro adalah pada rangkaian RLC. Rangkaian RLC karena apabila dikalikan menghasilkan bilangan real.
adalah rangkaian listrik yang di dalamnya mengandung Bilangan kompleks dapat melakukan operasi tambah,
resistor, induktor, dan kapasitor yang berhubungan satu kurang, kali, dan bagi seperti bilangan real. Namun, ada
sama lain, baik secara seri maupun secara paralel. Pada beberapa sifat bilangan kompleks yang menyebabkan
perhitungannya, rangkaian RLC banyak menggunakan pengoperasian matematika pada bilangan kompleks
bilangan kompleks, seperti perhitungan tegangan, berbeda dengan bilangan real. Berikut sifat-sifat operasi
impedansi, dan arus maksimum. matematika pada bilangan kompleks:
1. Penjumlahan
Penjumlahan pada bilangan kompleks dapat dinyatakan
dengan:
𝑎 + 𝑏𝑗 + 𝑐 + 𝑑𝑗 = 𝑎 + 𝑐 + 𝑏 + 𝑑 𝑗
Penjumlahan bilangan kompleks hampir sama dengan
penjumlahan bilangan real biasa. Bagian real dijumlahkan
dengan bagian real (a + c), sedangkan bagian imajiner
dijumlahkan dengan bagian imajiner pula (b + d). Berikut
contoh penjumlahan bilangan kompleks:
3 + 5𝑗 + 2 + 2𝑗 = 3 + 2 + 5 + 2 𝑗
= 5 + 7𝑗
Gambar 1. Rangkaian RLC Seri

Makalah IF2123 Aljabar Geometri – Informatika ITB –Semester I Tahun 2015/2016


2. Pengurangan
Pengurangan pada bilangan kompleks dapat dinyatakan
dengan
𝑎 + 𝑏𝑗 − 𝑐 + 𝑑𝑗 = 𝑎 − 𝑐 + 𝑏 − 𝑑 𝑗
Pengurangan bilangan kompleks tidak jauh berbeda
dengan penjumlahan, hanya saja pengurangan terjadi pada
bagian yang sama. Berikut contoh pengurangan bilangan
kompleks:
3 + 5𝑗 − 2 + 2𝑗 = 3 − 2 + 5 − 2 𝑗
= 1 + 3𝑗

3. Perkalian
Perkalian pada bilangan kompleks dapat dinyatakan Gambar 2. Bentuk Rektangular
dengan: Pada gambar di atas, r adalah garis yang terbentuk dari
𝑎 + 𝑏𝑗 ∗ 𝑐 + 𝑑𝑗 = 𝑎 ∗ 𝑐 + 𝑎 ∗ 𝑑𝑗 + 𝑏𝑗 ∗ 𝑐 + 𝑏𝑗 ∗ 𝑑𝑗
titik awal ke titik z, sedangakan 𝜃 adalah sudut yang
=𝑎∗𝑐−𝑏∗𝑑+𝑎∗𝑑+𝑏∗𝑐𝑗 terbentuk dari garis r dengan sumbu x. Semua titik yang
sehingga berada pada sumbu x mewakili garis bilangan real.
𝑎 + 𝑏𝑗 ∗ 𝑐 + 𝑑𝑗 = 𝑎 ∗ 𝑐 − 𝑏 ∗ 𝑑 + 𝑎 ∗ 𝑑 + 𝑏 ∗ 𝑐 𝑗 j
adalah akar kuadrat dari -1, sehingga perkalian bj*dj akan 2. Bentuk Polar
menghasilkan – b*d. Bilangan tersebut sudah tidak Dengan anggapan bahwa:
imajiner karena sudah tidak mengandung j. Berikut
𝑟= 𝑥 ! + 𝑦!
contoh perkalian bilangan kompleks:
dan
3 + 5𝑗 ∗ 2 + 2𝑗 = 3 ∗ 2 − 5 ∗ 2 + 3 ∗ 2 + 5 ∗ 2 𝑗 𝑦
= −4 + 16𝑗 𝜃 = tan!!
𝑥
maka
4. Pembagian 𝑥 + 𝑦𝑗 = 𝑟 cos 𝜃 + jrsin 𝜃) = 𝑟(cos 𝜃 + jsin 𝜃)
Pembagian pada bilangan kompleks dapat dinyatakan Untuk mempersingkat bentuk penulisan, bentuk
dengan: 𝑟(cos 𝜃 + jsin 𝜃) sering ditulis sebagai 𝑟 𝑐𝑖𝑠𝜃. Persamaan
𝑎 + 𝑏𝑗 𝑎 + 𝑏𝑗 𝑐 − 𝑑𝑗 bentuk polarnya menjadi:
= ∗
𝑐 + 𝑑𝑗 𝑐 + 𝑑𝑗 𝑐 − 𝑑𝑗 𝑟<𝜃

= 𝑎 + 𝑏𝑗 ∗ (𝑐 − 𝑑𝑗) 3. Bentuk Eksponen


𝑐! − 𝑑! Bentuk eksponen dari bilangan kompleks adalah:
𝑎 ∗ 𝑐 + 𝑏 ∗ 𝑑 + −𝑎 ∗ 𝑑 + 𝑏 ∗ 𝑐 𝑗 𝑥 + 𝑦𝑗 = 𝑟 𝑒!"
= Bentuk ini diperoleh dari bentuk polar, dengan
𝑐 ! − 𝑑!
hubungan fungsi trigonometri dengan fungsi eksponensial
Pembagian pada bilangan kompleks memang sedikit kompleks:
lebih rumit daripada operasi lainnya. Hal ini dikarenakan
kita harus membuat penyebut menjadi sederhana. Dengan 𝑒𝑗𝜃 − 𝑒−𝑗𝜃
sin 𝜃 = = 𝐼𝑚(𝑒 𝑗𝜃)
memanfaatkan sifat (x + y) * (x – y) = (x 2 – y2), maka kita 2𝑗
kalikan penyebut dengan sekawannya (c – dj). Agar tidak 𝑗𝜃 −𝑗𝜃
mengubah persamaan, maka pembilang juga dikalikan cos 𝜃 = 𝑒 + 𝑒 = 𝑅𝑒(𝑒𝑗𝜃)
dengan (c – dj). Berikut adalah contoh pembagian 2
bilangan kompleks: Bilangan kompleks sangat berkaitan dengan
eksponensial. Oleh karena itu, dapat dicari logaritma
2 + 2𝑗 2 ∗ 3 + 2 ∗ 5 + −2 ∗ 5 + 2 ∗ 3 𝑗 natural dari bilangan kompleks. Misalkan:
3 + 5𝑗 = 3! − 5 !
!
16 − 4𝑗 1 𝑗= 𝑒 !

= = −1 + 𝑗 maka
−16 4 𝜋
ln 𝑗 = 𝑗
2
Bilangan kompleks dapat direpresentasikan dengan Kemudian, jika
beberapa cara. Berikut adalah penyajian bilangan 𝑧 = 𝑟(cos 𝜃 + 𝑗 sin 𝜃)
kompleks: maka
1. Bentuk Rektangular
ln 𝑧 = ln 𝑟 + ln(cos 𝜃 + 𝑗 sin 𝜃) = ln 𝑟 + ln 𝑒 !"
Misalkan ada bilangan kompleks z = x + yj, di mana x
ln 𝑧 = ln 𝑟 + 𝑒!"
adalah bagian real dan y adalah bagian imajiner. Maka
bilangan kompleks tersebut dapat digambarkan pada
Bentuk bilangan kompleks dapat ditransformasi dari
bidang Argand seperti pada gambar berikut ini:
satu bentuk ke bentuk lainnya. Berikut adalah persamaan
transformasi antara bentuk rektangular dan polar, dan sebaliknya:
Makalah IF2123 Aljabar Geometri – Informatika ITB –Semester I Tahun 2015/2016
1. Transformasi dari bentuk rektangular ke bentuk polar dalam cara yang sama sebagai rangkaian LC. Sebelum
Apabila didefinisikan dalam bentuk polar r < 𝜃, maka masuk ke pembahasan rangkaian RLC, penulis akan
dalam bentuk rektangular, di mana persamaannya z = x + menjelaskan terlebih dahulu komponen-komponen pada
jb, didefinisikan x = rcos 𝜃, dan y = rsin𝜃. rangkaian RLC:
2. Transformasi dari bentuk polar ke bentuk rektangular 1. Resistansi, Reaktansi, dan Impedansi
a. Apabila bentuk rektangularnya z = x + jb, maka Resistansi adalah hambatan yang diberikan oleh
bentuk persamaan polarnya adalah: resistor. Reaktansi adalah hambatan yang bersifat reaksi
𝑟 <𝜃 terhadap perubahan arus dan tegangan. Nilainya berubah-
dengan ubah tergantung dengan perbedaan fase dari arus dan
𝑟 = 𝑥 ! + 𝑦! tegangan. Sedangkan impedansi adalah keseluruhan dari
𝑦
𝜃 = tan!! sifat hambatan terhadap arus, baik mencakup resistansi,
𝑥 reaktansi, atau keduanya. Impedansi sering juga disebut
b. Apabila bentuk rektangularnya z = -x + jb, maka hambatan dalam. Satuan ketiga jenis hambatan ini adalah
bentuk persamaan polarnya adalah: ohm (Ω).
𝑟 <𝜃 2. Induktor dan Kapasitor
dengan Induktor adalah komponen listrik yang menyimpan
𝑟 = 𝑥 ! + 𝑦! energi listrik dalam bentuk energi magnetik. Induktor
𝑦
𝜃 = 180 − tan!! menghambat arus dengan cara menurunkan tegangan,
𝑥 berbanding lurus dengan laju perubahan arus. Menurut
c. Apabila bentuk rektangularnya z = -x - jb, maka hukum Lenz, tegangan terinduksi selalu dalam polaritas
bentuk persamaan polarnya adalah: sedemikian sehingga menjaga nilai arus sama seperti
𝑟 <𝜃 sebelumnya. Jadi, ketika arus meningkat, tegangan
dengan terinduksi akan melawan aliran elektron. Sedangkan
𝑟 = 𝑥 ! + 𝑦! ketika arus menurun, polaritas akan berbalik dan
𝑦
𝜃 = 180 + tan!! mendorong aliran elektron. Hal ini disebut sebagai
𝑥 reaktansi. Dalam indukor, energi disimpan pada medan
d. Apabila bentuk rektangularnya z = x - jb, maka magnetnya. Berikut hubungan antara tegangan dengan laju
bentuk persamaan polarnya adalah: perubahan arus melalui induktor:
𝑟 <𝜃 𝑑𝑖
𝑉 =𝐿
dengan 𝑑𝑡
𝑟 = 𝑥 ! + 𝑦! dengan V adalah tegangan, L adalah induktor, dan i
𝑦 adalah arus.
𝜃 = 360 − tan!!
𝑥 Simbol reaktansi induktif adalah X L. Reaktansi induktif
Untuk lebih singkatnya, persamaan-persamaan di atas dapat dihitung dengan persamaan berikut:
dapat dijelaskan denan gambar berikut: 𝑋𝐿 = 2 𝜋𝑓 𝐿
dengan XL dalam ohm, f (frekuensi) dalam Hertz, dan
L dalam Henry.
Kapasitor adalah komponen listrik yang menyimpan
muatan listrik. Tidak seperti induktor, kapasitor justru
membolehkan arus untuk melewatinya, berbanding lurus
dengan laju perubahan tegangan. Arus yang melalui
kapasitor adalah reaksi dari perubahan tegangan pada
kapasitor tersebut. Dalam kapasitor, energi disimpan
dalam medan listriknya. Berikut hubungan antara arus
dengan laju perubahan tegangan melalui kapasitor:
𝑑𝑉
𝑖 =𝐶
𝑑𝑡
dengan V adalah tegangan, C adalah kapasitor, dan i
Gambar 3. Kuadran pada Koordinat Kartesius adalah arus.
Simbol reaktansi kapasitif adalah XC. Reaktansi
B. Rangkaian RLC
kapasitif dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Salah satu jenis rangkaian listrik adalah terdiri dari 1
resistor, induktor, dan kapasitor. Karena terdiri dari 𝑋𝑐 =
resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C), maka 2 𝜋𝑓 𝐶
rangkaian tersebut dinamakan rangkaian RLC. Rangkaian dengan XC dalam ohm, f (frekuensi) dalam Herts, dan
ini membentuk osilasi harmonik dan akan beresonansi C dalam Farad (F).
Setelah kita mendapatkan reaktansi induktor dan
reaktansi kapasitor, besar impedansi pada rangkaian dapat
dicari dengan persamaan 𝑍=
𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)2 Selain impedansi, kita juga dapat mencari tegangan
Makalah IF2123 Aljabar Geometri – Informatika ITB –Semester I Tahun 2015/2016
𝑉𝑅2 + (𝑉𝐿 − 𝑉𝐶)2
efektif pada rangkaian dengan persamaan digunakan bentuk polar. Berikut adalah contoh soal
𝑉𝑒𝑓 = rangkaian RLC yang menggunakan bilangan kompleks[5]:
sehingga sudut fase rangkaiannya adalah
𝑉𝐿 − 𝑉𝐶 𝑋𝐿 − 𝑋𝐶
tan 𝜑 = =
𝑉𝑅 𝑅
Sifat rangkaian RLC tergantung pada reaktansi induktif
dan reaktansi kapasitif pada rangkaian tersebut. Apabila Gambar 4. Soal Rangkaian RLC
reaktansi induktif lebih besar dari reaktansi kapasitif,
maka rangkaian tersebut bersifat induktif. Sebaliknya, Untuk menghitung impedansi total pada rangkaian
apabila reaktansi induktif lebih kecil dari reaktansi tersebut, kita perlu mencari reaktansi induktif dan
kapasitif, maka rangkaian tersebut bersifat kapasitif. reaktansi kapasitif:
Sedangkan apabila reaktansi induktif dan reaktansi XL = 2𝜋f L = (2)(3,14)(60)(650 x 10-3) = 244,92 Ω
1 1
kapasitifnya sama, maka rangkaian tersebut bersifat
−6 = 1769,28 Ω
XC = =
resistif dan akan terjadi resonansi yang besar frekuensinya 2 𝜋𝑓 (2)(3,14)(60)(1,5 𝑥 10 )
𝐶
dapat diketahui dengan persamaan: Setelah mendapatkan reaktansi induktif dan reaktansi
11 kapasitif, dicari impedansi masing-masing komponen:
𝑓𝑟𝑒𝑠 = 2𝜋𝐿. ZR = (250 + j0) Ω = 250 Ω
𝐶 ZL = (0 + j244,92) Ω
Apabila rangkaian bersifat resistif, maka impedansi ZC = (0 - j1769,28) Ω
rangkaian mencapai minimum dan besarnya sama dengan
nilai resistor. Saat impedansinya minimum, arus yang Kemudian, kita dapat mencari impedansi total dengan
mengalir mencapai maksimum. cara menjumlahkan semua impedansi di atas:
Pada arus bolak-balik (Alternating Current – AC), Ztotal = ((250) + (0 + j244,92) + (0 – j1769,28)) Ω
tegangan sinusoida dapat dituliskan dalam bentuk Ztotal = ((250 + 0 + 0) + j(244,92 – 1769,28)) Ω
Ztotal = (250 – j1524,36) Ω
persamaan tegangan sebagai fungsi waktu, yaitu:
𝑉 = 𝑉! sin(2𝜋𝑓𝑡) Apabila ditransformasi ke bentuk polar, impedansi
totalnya menjadi:
III. BILANGAN KOMPLEKS PADA 𝑟 = 𝑥 ! + 𝑦 ! = 250! + 1524,36! = 1544,72
RANGKAIAN RLC 𝑦 1524,36
𝜃 = 360 − tan!! = 360 − tan!!
Bilangan kompleks pada rangkaian RLC diterapkan 𝑥 250
saat perhitungan-perhitungan pada rangkaian. Salah satu = 360 − 1,4 = 358,59
perhitungan yang memakai bilangan kompleks adalah Ztotal = 1544,72 Ω < 358,590
impedansi. Pada bagian Dasar Teori, sudah dijelaskan Jika diketahui impedansi totalnya, kita juga dapat
bahwa impedansi adalah keseluruhan dari sifat hambatan. mencari arus total pada rangkaian tersebut:
Sudah dijelaskan juga persamaan mencari besar
impedansi. Namun, untuk mencari impedansi sebenarnya !!"!#$ !"# ! ! = 0.078 𝐴 < −358,59°
Itotal = ! =
memakai bilangan kompleks, dengan persamaan: !"!#$ !"##,!"!!"#,!"

𝑧 = 𝑅 + 𝑗𝑋! + 𝑗𝑋!
𝑧 = 𝑍𝑒!"
Untuk mengetahui apakah arus atau tegangan yang IV. KESIMPULAN
bergetar lebih dulu, dapat digunakan hukum ohm: Kesimpulan yang dapat diambil dari pemaparan di atas
𝑉 𝑉! !(!!!) adalah:
𝐼 = = 𝑒
𝑧 𝑍  Bilangan kompleks memiliki banyak penerapan
yang menunjukkan arusnya ketinggalan fase sejauh ϕ dalam kehidupan, salah satunya dalam perhitungan
dari tegangannya. rangkaian listrik.
Dalam penyelesaian soal rangkaian RLC, kita harus
 Bilangan kompleks terdiri dari bilangan real dan
mengubah bentuk bilangan kompleks agar dapat
bilangan imajiner.
melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,
 Pada bilangan kompleks, dapat dilakukan operasi
dan pembagian. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan
aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan,
untuk transformasi bentuk bilangan kompleks rektangular
perkalian, dan pembagian. Operasi-operasi tersebut
ke polar maupun sebaliknya. Setiap operasi penjumlahan
hampir sama dengan operasi aritmatika pada
dan pengurangan, sebaiknya digunakan bentuk
bilangan real.
rektangular. Sedangkan operasi perkalian dan pembagian,
 Bilangan kompleks memiliki beberapa bentuk

Makalah IF2123 Aljabar Geometri – Informatika ITB –Semester I Tahun 2015/2016


penyajian, di antaranya bentuk rektangular, bentuk
polar, dan bentuk eksponen.
 Dapat dilakukan transformasi dari satu bentuk ke
bentuk yang lain.
 Rangkaian RLC adalah rangkaian listrik yang
mengandung resistor, induktor, dan kapasitor.
 Pada perhitungan rangkaian RLC, bilangan
kompleks digunakan dalam impedansi, arus,
tegangan, dan lain-lain.

VII. UCAPAN TERIMA KASIH


Pada bagian ini, penulis ingin mengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas nikmat, rahmat, dan berkah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada orangtua
dan keluarga, yang selalu mendukung dan memberikan
semangat kepada penulis dalam menjalankan tugas-tugas
kuliah. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Pak Rinaldi Munir dan Pak Judhi Santoso, selaku dosen
mata kuliah IF2123 Aljabar Geometri, atas bimbingan,
dukungan, dan referensi-referensi yang sangat membantu
dalam penyelesaian makalah ini.

DAFTAR REFERENSI
[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Sirkuit_RLC, diakses pada 15
Desember 2015 pukul 7:39.
[2] http://tan.awardspace.com/pubi/vk1.PDF, diakses pada 15
Desember 2015 pukul 8:20.
[3] Vince, John. 2008. Geometric Algebra for Computer Graphics.
London: Springer.
[4] http://runaldysahputra.blogspot.co.id/2013/11/bilangan-kompleks-
bentuk-rectangular.html, diakses pada 15 Desember 2015 pukul
15:07.
[5] http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20L
istrik%20Pertanian/MATERI%20WEB%20ELP/Bab%20VIII%20
RANGKAIAN%20RLC/indexRLC.htm, diakses pada 15
Desember 2015 pulul 15:36.

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa makalah yang saya
tulis ini adalah tulisan saya sendiri, bukan saduran, atau
terjemahan dari makalah orang lain, dan bukan plagiasi.

Bandung, 16 Desember 2015

Hishshah Ghassani – 13514056

Anda mungkin juga menyukai