Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2023/2024

Mata Kuliah : Pembelajaran Kelas Rangkap Hari/Tanggal : -


Kelas/Semester : - Jam : -
Dosen Pengampuh : Bhakti Prima Fhindiga Hermuttaqien, M.Pd. Sifat Ujian : Open Book

Nama : Regita Naila Azzahra


NIM : 210407511013
Kelas : BC21.2

1. Indonesia adalah negara kepulauan yang luas. Banyaknya pulau di Indonesia


membuat kondisi Pendidikan di Indonesia tidak bisa merata, karena minimnya akses
transportasi didaerah terpencil. Minimnya akses didaerah terpencil membuat sekolah
didaerah tersebut kurang guru. karena kecilnya minat guru yang siap ditugaskan
didaerah tersebut. Guna mengatasi permasalahan tersebut maka pembelajaran kelas
rangkap (PKR) sangat diperlukan. Jelaskan hasil analisis anda tentang alasan
diterapkannya PKR mengacu pada kondisi yang telah dijelaskan ?
2. Pak Udin yang sedang merangkap kelas 5 dan kelas 6, dalam kegiatan pembelajaran
Pak Udin meminta beberapa murid kelas 6 yang pintar untuk membantu beberapa
teman kelas 5 dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Apakah Tindakan Pak Udin
bisa dikatakan sebagai penerapan prinsip PKR ? (Berikan alasan anda dan sebutkan
prinsip mana yang diterapkan Pak Udin)
3. Silahkan Tonton Video yang ada pada bagian Ujian Tengan Semester yang tersedia
pada Syam-Ok lalu tuliskan hasil analisis pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap
yang dilakukan mengacu pada Prinsip Didaktik-Metodik dan Prosedur Dasar PKR
4. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Rangkap membutuhkan ketrampilan mengajar
Pembelajaran Kelas Rangkap. Silahkan analisis Ketrampilan dasar mengajar PKR dari
pelaksanaan pembelajaran Kelas Rangkap dibawah ini.

Mungkin tidak banyak yang tahu jika di pulau Jawa, apalagi di Bogor yang
tidak jauh dari pusat pemerintahan RI masih dijumpai sekolah yang kekurangan
guru. Mengajar kelas rangkap, tentu saja tidak dapat dihindarkan. Itulah yang
terjadi dengan Pak Ade (bukan nama sebenarnya).
Pak Ade mengajar di kelas 5 dan kelas 6. Murid dari dua tingkat kelas yang
berbeda ini diajar dalam satu ruang kelas dan dalam waktu yang bersamaan.

bhakti@unm.ac.id
Pada saat pengamatan, sedang berlangsung pelajaran Matematika untuk kelas 5
dan pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 6. Murid kelas 5 berada di jajaran
sebelah kanan, sedangkan murid kelas 6 berada di jajaran sebelah kiri. Baik
murid kelas 5

maupun kelas 6 duduk dalam formasi kelompok kecil yang terdiri dari 3- 5
orang murid. Di depan ada dua papan tulis.
Pak Ade memulai pelajarannya dengan mengucapkan selamat pagi. Dengan
air muka yang cerah, dan sunggingan senyum yang simpatik ia berkata ke
seluruh kelas. "Bapak ingin tahu pengalamanmu hari ini. Coba ingat apa yang
baru saja kalian alami dalam perjalanan dari rumah ke sekolah tadi pagi." Ia
berhenti sejenak, memberikan kesempatan pada anak untuk berpikir.
"Sofyan, coba ceritakan pengalamanmu". Sofyan menceritakan, ia hampir
terjatuh karena kakinya terpeleset. Ia harus melompati batu- batu yang ada di
sungai, setiap kali ia akan pergi dan pulang dari sekolah. Kemudian, Pak Ade
juga menanyai Erna; Erna menceritakan ia harus melewati pematang sawah
setiap kali akan ke sekolah. Pak Ade juga meminta yang lainnya untuk
menceritakan pengalaman yang menarik.
Pak Ade kemudian memanggil ketua-ketua kelompok murid kelas 5 dan 6
ke depan kelas. Mereka diberikan wacana*) (bahan bacaan) dan meminta agar
wacana itu di baca di kelompok masing- masing, secara berpasangan: dua orang
murid bergiliran membaca. Apa yang harus dilakukan di dalam kelompok, telah
ditulis oleh Pak Ade di papan tulis. Murid-murid diminta membaca petunjuk di
papan tulis itu, dan dipersilakan bertanya jika ada yang belum jelas. Sementara
murid membaca, Pak Ade datang memantau semua kelompok; ia mencocokkan
jumlah yang hadir dengan daftar murid.Ia juga membagikan lembar tugas, dan
sekali-sekali mengecek apakahada kesulitan yang dihadapi murid. Selama
kurang lebih 20 menit, murid-murid terlibat dalam kerja berpasangan. Tuti dan
Cici, misalnya sedang mengerjakan sebuah soal matematika. Sekali-sekali
mereka tampak, seperti berdebat, untuk mendiskusikan mana jawabanyang
benar.
Lili, mengacungkan tangannya; guru mendekat. Ia dan Estu sudah selesai
dengan tugas Bahasa Indonesia. Pak Ade menugaskan Lilik membantu pasangan
Adi-Budi yang sedang mengerjakan soal matematika. Estu membantu pasangan
Adnan-Jazir yang belum menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia.

*) Wacana itu bercerita tentang upaya penduduk membuat sebuah jembatan dari
bhakti@unm.ac.id
bambu secara gotong royong. Berapa jumlah bambu, tali, berapa lama waktu
penyelesaian dengan sekian banyak pekerja, berapa ketinggian jembatan jika air
naik sekian sentimeter, berapa biaya yang diperlukan, berapa persen
sumbangan masyarakat setempat, dan sebagainya adalah bagian yang sengaja
dimasukkan untuk materi matematika. Apa arti:musyawarah, mewakili, rumpun,
curah hujan, dan sebagainyaadalah bagian yang sengaja dimasukkan untuk
materi Bahasa Indonesia.
Pak Ade memberikan batas waktu yang berbeda bagi murid kelas 5 dan
kelas 6 dalam menyelesaikan tugas mereka. Sementara kelompok murid kelas 5
belum seluruhnya menyelesaikan tugas mereka, Pak Ade membicarakan tugas-
tugas murid kelas 6. "Erni, ada kata-kata yang belum kamu mengerti". Erni
mengatakan belum paham betul apa makna semangat gotong-royong. Pak Ade
meminta Anto menjelaskannya. Begitulah seterusnya sehingga sebagian besar
murid kelas 6 mendapatkan giliran, entah itu bertanya atau mencoba
memberikan jawaban.
Setelah itu, Pak Ade menjelaskan kembali bagian yang belum sepenuhnya
dikuasai anak, memberikan ringkasan penting, dan PR. Pelajaran berikutnya
adalah IPA untuk kelas 6. Murid- murid diminta membaca buku IPA secara
bergiliran.
Pak Ade kemudian menghadapi murid kelas 5. Ia menugaskan Eman (dari
Kelompok 1) untuk menjawab soal matematika nomor 1, Andi (Kelompok 2)
untuk soal nomor 2, Tating (Kelompok 3) untuk soal nomor 3, dan seterusnya,
sampai semua kelompok mendapatkan giliran. Kelompok yang lain diminta
mencocokkan jawaban. Jika ada perbedaan, Pak Ade membahas mana jawaban
yang betul dan mengapa itu betul atau salah. Begitulah seterusnya sehingga
seluruh murid kelas 5 ikut aktif dalam pembahasan tersebut.
Beberapa menit sebelum jam pelajaran matematika berakhir, Pak Ade tak
lupa memberikan PR.

Catatan :
1. Kerjakan secara mandiri dan jujur apabila ada jawaban yang sama persis akan saya
anggap tidak mengumpulkan/gugur
2. Jawaban diketik dengan Font Times New Roman 12 dengan Spasi 1,5

bhakti@unm.ac.id
Jawaban :

1. Penggunaan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) di Indonesia adalah respons terhadap


kondisi geografis negara yang terdiri dari banyak pulau yang tersebar luas.
Sebagian besar wilayah Indonesia, terutama yang terpencil, seringkali sulit dijangkau
karena kurangnya sarana yang memadai, seperti jalan, jembatan, alat transportasi dsb. Hal
ini membuat siswa dan guru kesulitan untuk mencapai sekolah secara teratur. Selain itu
Banyak guru enggan atau tidak mampu untuk ditempatkan di daerah-daerah terpencil
karena kendala aksesibilitas dan kurangnya fasilitas. Akibatnya, sekolah di daerah
terpencil sering mengalami kekurangan tenaga pengajar. Faktor-faktor seperti kualitas
hidup, fasilitas kesehatan, dan fasilitas pendukung lainnya menjadi pertimbangan bagi
guru untuk menerima penugasan di tempat-tempat terpencil. PKR adalah salah satu solusi
untuk meningkatkan akses pendidikan bagi siswa di daerah terpencil. Dengan PKR, siswa
dapat belajar di sekolah yang jaraknya lebih dekat dengan rumah mereka, sehingga
mereka tidak perlu menempuh perjalanan jauh. Hal ini memungkinkan lebih banyak anak
untuk mendapatkan akses ke pendidikan. PKR juga memungkinkan sekolah untuk
menggunakan guru yang ada dengan lebih efisien. Karena seorang guru bisa mengajar
beberapa kelas dengan tingkat yang berbeda secara bersamaan, sehingga mengatasi
kekurangan guru di daerah tersebut.
Penerapan PKR adalah salah satu langkah yang penting dalam upaya untuk mengatasi
kesenjangan pendidikan di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil. Meskipun PKR
memiliki beberapa kelemahan, seperti tantangan dalam manajemen dan kualitas
pengajaran yang dapat dipengaruhi, tetapi bisa menjadi solusi yang efektif untuk
memastikan bahwa lebih banyak anak Indonesia dapat mengakses pendidikan berkualitas
meskipun berada di daerah yang sulit dijangkau.
2. Tindakan Pak Udin dalam meminta beberapa murid kelas 6 yang pintar untuk membantu
beberapa teman kelas 5 dalam menyelesaikan tugas dapat dikatakan sebagai penerapan
prinsip PKR.
Alasannya karena tindakan Pak Udin untuk meminta siswa kelas 6 untuk membantu siswa
kelas 5 menunjukkan pendekatan inklusif yang memungkinkan berbagai tingkatan
kemampuan berinteraksi dan bekerja sama. Prinsip PKR menekankan pentingnya

bhakti@unm.ac.id
menghargai perbedaan, menerima keberagaman, dan menciptakan lingkungan
pembelajaran yang inklusif, di mana semua siswa merasa diberikan kesempatan untuk
berkembang sesuai dengan potensi masing-masing.
Prinsip PKR yang digunakan oleh Pak Udin adalah prinsip Keserempakan Kegiatan
Pembelajaran.
3. Seorang guru menggabungkan dua kelas yaitu kelas 3 dan kelas 4 dalam satu ruangan
yang dimana materi dari pelajaran kelas 3 membahas tentang macam-macam benda dan
materi kelas 4 membahas tentang kerja sama baik itu disekolah, lingkungan masyrakat
maupun lingkungan keluarga. Sebelum memasuki materi guru tersebut membuka dengan
mengucapkan salam dan meminta siswa untuk menyanyikan lagu nasional serta membaca
doa belajar. setelah itu, guru tersebut menjelaskan materi tentang macam-macam benda
yang ditujukan kepada siswa kelas 3 terlebih dahulu. Lalu memberikan contoh serta
mengajak siswa untuk lebih aktif dengan memberikan pertanyaan terkait materi tersebut.
setelah proses tanya jawab selesai dilakukan, guru tersebut lalu memberikan tugas yang
dikerjakan secara berkelompok. Tak berhenti sampai disitu, guru itu lalu menjelaskan
materi kepada siswa kelas 4 yaitu tentang kerja sama. Guru tersebut menggukana metode
yang sama dengan yang dilakukannya kepada siswa kelas 3 tdi yaitu dengan menjelaskan
materi lalu memberi contoh dan dan melakukan proses tanya jawab untuk mengajak siswa
lebih aktif di dalam proses pembelajaran lalu memberikan tugas yang akan dikerjakan
secara berkelompok. setelah semuanya selesai, guru lalu menutup kegiatan pembelajaran
dan memberikan Pekerjaan rumah (PR) kepada siswa kelas 3 dan Siswa kelas 4.
4. Berdasarkan teks, pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap (PKR) diatas yang
dilaksanakan oleh Pak Ade mencakup beberapa keterampilan dasar mengajar. adapun
keterampilan dasar mengajar PKR yakni:
a) Pengelolaan Kelas: Pak Ade mengelola dua tingkat kelas yang berbeda dalam satu
ruang kelas dan waktu yang bersamaan (kelas 5 dan 6). Ini menunjukkan kemampuan
dalam mengorganisasi dan mengelola suasana kelas yang kompleks.
b) Pengamatan dan Penghargaan terhadap Siswa: Pak Ade memulai pelajarannya dengan
bertanya kepada siswa tentang pengalaman mereka. Ini menciptakan penghargaan
terhadap pengalaman individu siswa dan membangun hubungan baik antara guru dan
siswa.
c) Diferensiasi Instruksi: Pak Ade memberikan wacana dan tugas yang berbeda untuk
kelas 5 dan kelas 6 sesuai dengan tingkat kelas masing-masing. Hal ini menunjukkan
kemampuan untuk mengadaptasi instruksi sesuai dengan kebutuhan siswa.
d) Kerja Berpasangan: Siswa diberikan tugas yang melibatkan kerja berpasangan, yang
bhakti@unm.ac.id
mendorong kolaborasi dan komunikasi antara siswa. Ini adalah salah satu keterampilan
sosial yang penting dalam pembelajaran.
e) Pertanyaan dan Diskusi: Pak Ade mengajukan pertanyaan kepada siswa dan
mendorong mereka untuk berdiskusi. Hal ini menciptakan lingkungan di mana siswa
dapat berpikir kritis, berbicara, dan berbagi pemikiran mereka.
f) Evaluasi dan Pemantauan: Pak Ade secara teratur memantau kemajuan siswa selama
pembelajaran berlangsung. Ia memastikan bahwa siswa bekerja sesuai dengan
instruksi dan membagikan lembar tugas. Ini adalah keterampilan penting dalam
memastikan pemahaman siswa.
g) Keterampilan Bahasa dan Literasi: Pak Ade mengintegrasikan keterampilan bahasa
dan literasi dalam pembelajaran dengan memasukkan wacana dan meminta siswa
untuk membaca dan berbicara tentang topik tertentu. Hal ini mendukung
pengembangan keterampilan bahasa siswa.
h) Penugasan: Pak Ade memberikan PR kepada siswa sebagai tugas rumah. Ini adalah
keterampilan dasar dalam memberikan umpan balik kepada siswa dan memungkinkan
mereka untuk melatih materi yang telah dipelajari di rumah.
Dalam keseluruhan pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap, Pak Ade berhasil
menggabungkan berbagai keterampilan dasar mengajar, termasuk manajemen kelas,
diferensiasi instruksi, keterampilan sosial, dan penggunaan sumber daya untuk menciptakan
pengalaman pembelajaran yang efektif bagi siswa kelas 5 dan 6 yang diajar.

bhakti@unm.ac.id
bhakti@unm.ac.id
bhakti@unm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai