Anda di halaman 1dari 8

Nama : Regita naila azzahra

Nim : 21040711013

Kelas : Bc21.2

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK

1. Analisis pemerolehan bahasa pada anak

a. Anak usia 0-1 tahun


pada awal usia, anak belum mampu mengenal huruf sehingga menangis
dijadikan salah satu cara untuk menyampaikan keinginan mereka. Dalam usia
ini, bayi lebih banyak menunjukkan komunikasinya dengan menunjukkan suatu
ekspresi, bayi juga sudah mampu merespon suara meskipun hanya bisa
melafalkan huruf vokal seperti (aaaa). Jika sudah memasuki usia 10 bulan, si
bayi sudah mulai bisa mengucapkan kata sederhana seperti ma atau pa yang
biasanya disertai dengan suara-suara yang tidak tidak dipahami oleh orang
dewasa.

b. Anak usia 1-2 tahun


Pada usia ini anak mulai mengalami peningkatan dengan melewati
beberapa tahap. Salah satu tahapnya yaitu fase pengucapan beberapa kata.
Dalam fase ini anak sudah mampu menyebutkan kata seperti mama, papa, susu
dsb. anak bisa mengenal beberapa kata karena ia sering mendengar kata yang
diucapkan oleh orang terdekat. Meskipun masih terdapat beberapa kasus
dengan pelafalan yg belum sempurna, umumnya pada tahap ini anak sudah bisa
mengucapkan 1 sampai 2 kata yang sering anak dengar seperti contoh “itu
susu” artinya pada usia ini anak sudah mulai memahami intruksi bahasa dan
mengucap beberapa kata.
c. Anak usia 2-3 tahun
Pada usia ini anak sudah mulai mengenal dan belajar mengucapkan
perkataan sederhana melalui tahap ketiga yaitu tahap kalimat atau telegraphic.
Disini anak sudah mampu menyusun kalimat sederhana meskipun belum
terstruktur secara tepat. Namun bisa dimengerti oleh orang dewasa seperti
contoh ‘’mama maem nasi” yang artinya “mama aku mau makan nasi” bisa
juga berarti bahwa “mama sedang makan nasi” meskipun pengucapannya
belum begitu sempurna, anak sudah bisa memberikan respon .

d. Anak usia 3-4 tahun


Pada tahapan usia ini, anak sudah mulai bisa menyusun kata dan
menyampaikan keinginannya dalam sebuah kalimat dengan menggunakan
bahasa ibu. Anak juga sdh memahami susunan kata dan mengetahui maksud
dari kalimat yang dilontarkan kepada anak di usianya, anak juga mulai belajar
meniru dan berpura-pura. pada usia ini juga anak sudah bisa memahami
perintah-perintah sederhana contohnya “ambilkan buku” dan “tutup pintunya”
selain itu tingkat pengekspresian anak melalui kata atau kalimat semakin
meningkat.

e. Anak usia 4-5 tahun


Pada tahapan usia ini, anak sudah mampu menyusun kalimat dengan
lebih kompleks dengan bahasa yang dimengerti seperti " mama sedang pergi
kepasar" dsb. Ia sudah mampu mengenal makna dari kata yang diucapkan, ia
juga sudah dapat menyampaikan keinginannya dalam bentuk kalimat yang
lebih kompleks. Meskipun penyampaiannya belum terdengar secara sempurna
dan memberikan pendapatnya terhadap sesuatu yang ada disekitarnya. Pada
usia ini anak juga sudah mampu melontarkan pertanyaan, protes, penolakan,
ataupun menyampaikan perasaan.
f. Anak usia 5-6 tahun
Pada usia ini anak sudah mampu berkomunikasi dengan orang dewasa
dan mampu menyusun beberapa kalimat menjadi sebuah cerita. Perkembangan
anak di tahap sosial dan emosional akan berkembang pesat. Anak belajar
memahami karakteristik teman sebaya dan lingkungannya. Dalam masa ini,
wajar jika anak masih butuh arahan dalam mengendalikan emosinya. Termasuk
saat bermain bersama teman-temannya.

g. Anak usia 6-7 tahun


Pada usia ini anak sudah bisa mengetahui hal-hal yang menyangkut
dengan bahasa seperti struktur bahasa, cara pengucapan dsb terutama pada
bahasa daerahnya sendiri atau bahasa sehari hari yang ia gunakan. Anak juga
bisa memahami konteks kalimat yang diberikan dalam bentuk sempurna
sehingga anak sudah mampu berkomunikasi layaknya orang dewasa dengan
menggunakan konteks kalimat yang baik. Tidak hanya itu dalam
berkomunikasi anak bisa menyampaikan cerita dalam beberapa kalimat yang
baik dan kompleks dengan bahasanya sendiri.

h. Anak usia 7 tahun


Pada usia ini anak sudah mahir dalam berkomunikasi baik dalam bentuk
menyampaikan keinginan, mengutarakan pendapat, berkomentar atau
mengkritik, menyampaikan solusi atau saran dsb. Pada usia ini bisa dikatakan
bahwa anak sudah menguasai penggunaan bahasa sehari hari. Perkembangan
bahasa anak juga semakin meningkat, misalnya anak sudah bisa membaca
dengan baik, meski masih terbatas pada kata yang susah dieja. Kemampuan
anak dalam membaca memang akan terus meningkat di usia 7 tahun. Anak
mungkin semakin suka membaca buku dengan cerita yang lebih kompleks.
Kemampuan berbicara lebih baik dan bisa menyusun kalimat lengkap tanpa
bantuan. Serta mampu memahami bahwa satu kata mungkin memiliki lebih
dari satu makna.

2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak (daerah)


1) Umur anak
faktor fisik akan ikut mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya
pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan
dan isyarat. meningkatnya umur seorang anak meningkatnya juga pengalaman
serta serta intelegent atau kemampuan anak dalam memahami sesuatu semakin
bertambahnya umur anak semakin tinggi tinggkat pemahaman bahasanya.

2) Kondisi lingkungan
Tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar
dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda
dengan lingkungan pedesaan. Kecerdasan anak, yaitu kemampuan untuk
meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenal tanda-
tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik
seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat
berpikir. lingkungan anak yang terdiskriminasi yang menyebabkan anak susah
bersosialisasi dan berkomunikasi sangat mempengarhui tingkat kemampuan
berbahasa anak oleh karenanya sebagai orang tua kita perlu memperhatikan
perkembangan anak .

3) Status sosial ekonomi keluarga


Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan
situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota
keluarganya.
4) Kondisi fisik
Kondisi fisik, dimaksudkan kondisi kesehatan anak. Seseorang yang
cacat yang terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi seperti bisu, tuli,
gagap, atau organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan
berkomunikasi dan tentu saja akan mengganggu perkembangan dalam
berbahasa. keterbatasan fisik seorang anak berdampak bagi kemampuan
pemahaman bahasa anak apa bipa seorang anak memiliki kondisi fisik yang
kurang baik akan menghambat perkembangan pemahaman anak.

3. Solusi
Sebagai orang tua, ibu perlu berusaha menstimulasi kemampuan
berbahasanya ini. Pengucapan dan artikulasi yang tepat yang Anda ajarkan
pada Si Kecil bisa menjadi modal baginya untuk pandai berbahasa.
Selain itu, masih banyak cara yang bisa ibu lakukan untuk menstimulasi
kemampuan berbahasa balita, seperti:

1. Sering mengajak anak berbicara


Banyak sekali subjek yang bisa dijadikan topik pembicaraan saat Anda
mengajak anak berbicara, seperti apa saja kegiatan yang ia sukai, siapa teman
favoritnya, seperti apa model baju yang ia suka, dan masih banyak lagi.
Dengan sering mengajak anak berbicara, Anda pun sudah berperan dalam
proses penguasaan berbahasanya menjadi lebih baik.

2. Gunakan bantuan visual


Saat mengajak anak berbicara, Moms juga bisa menggunakan dukungan
seperti dari buku atau foto agar percakapan Anda dengannya berjalan lebih
mudah dan lancar.
3. Tingkatkan kosakatanya
Untuk meningkatkan kosakatanya, ibu bisa memberikan benda-benda berbeda
setiap harinya dan memberi tahu informasi tentang benda tersebut. Jelaskan
pula karakteristik, bentuk, warna, atau hal-hal yang berkaitan dengan benda
yang Anda tunjukkan pada anak..

4. Mendongeng
Dengan mendongeng, orang tua bisa memotivasinya untuk bisa berbahasa
dengan baik, karena saat mendongeng Anda bisa membuat suara, gerakan,
keriuhan, dan masih banyak hal lain yang membuat anak tertarik untuk bisa
melakukannya juga. Setelah Anda selesai mendongeng untuknya, jangan lupa
tanyakan beberapa hal yang mudah terkait dongeng yang Anda ceritakan.

5. Ajari bermain games sederhana


Ibu bisa menggunakan cara yang cukup seru untuk menstimulasi kemampuan
berbahasa balita, yaitu dengan mengajaknya bermain games sederhana seperti
menjadi mata-mata. Atau Anda bisa menyembunyikan beberapa objek di
sekitar rumah, dan memberinya petunjuk agar ia bisa mencarinya. Keuntungan
dari cara ini adalah anak bisa sekaligus belajar memproses bahasa.

6. Selalu dengarkan anak


Pastikan Moms selalu mendengarkan anak dengan baik ketika ia berbicara dan
berusahalah untuk selalu menjawab apa yang ia tanyakan. Hal ini akan
mendorongnya untuk terus berbicara dan membuat komunikasi jadi lebih
menyenangkan.

7. Ajak anak meniru pelafalan kata


Anak-anak belajar dengan mencontoh atau meniru orang tuanya. Maka saat
ayah atau ibu berbicara dengannya, bicaralah secara perlahan dengan pelafalan
yang benar. Jangan mengabaikannya ketika ia ingin berbicara dengan Anda,
dan pastikan Anda tidak memperkuat kesalahan yang ia lakukan saat berbicara.
8. Jangan menyela saat anak berbicara
Tentu bukan cara yang baik ya, memotong pembicaraan yang sedang anakl
lakukan dan memintanya untuk mengulangi apa yang ia bicarakan. Sebisa
mungkin, janganlah menyela pembicaraan anak..

9. Jangan berbicara kekanak-kanakan


Jika ayah atau ibu meniru cara balita Anda berbicara yang tentunya masih
kekanak-kanakan, hal ini akan memperlambat proses anak untuk bisa
berbahasa dengan baik.

10. Jangan membanding-bandingkan


Mengoreksi kesalahan saat anak berbicara adalah hal yang baik. Namun jangan
sampai Anda mengkritik, menertawai, atau marah pada anak saat ia salah
berbicara. Hindari pula membanding-bandingkan kemampuan berbahasa anak
dengan saudaranya, dan temannya.

Peranan Orang Tua sngatlah dibutuhkan. Orang tua juga harus teliti dan
terus memperhatikan bagaimana pengaruh lingkungan terhadap perkembangan
bahasa anak, contohnya banyaknya acara televisi yang menarik yang membuat
anak-anak suka menonton televisi. Terkadang acara tersebut tidak sesuai
dengan usia anak. Dalam hal ini, kontrol orang tua sangatlah penting agar anak
tidak salah dalam menafsirkan dan tidak mudah meniru kata-kata yang tidak
baik di acara TV yang dilihatnya. Selain itu lingkungan dan teman bermain
juga sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Anak dengan mudah
meniru dan mengikuti kata-kata yang didengarnya. Bahkan terkadang mereka
tidak mengerti apa arti dari kata yang diucapkannya. Penggunaan bahasa
seharusnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Bahasa Daerah, kalau
berada di tengah keluarga, saudara, atau acara adat istiadat, Bahasa Indonesia
ketika berinteraksi dengan orang di luar atau dalam situsi formal dengan begitu
terjalin persatuan, dan menggunakan bahasa Inggris sebagai komunikasi
dengan dunia Internasional”.

Anda mungkin juga menyukai