Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN STUDI LAPANGAN

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Dosen Pengampu : Afri Mardicko, M.Pd.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Ryan Perdana Hilal 2021406405006
Rully Sulistiowati 2021406405007
Desti Oktalia 2021406405012
Elisa Aulia 2021406405013
Tiur Nanda Novita 2021406405020
Adi Saputra 2021406405025
Lisa Putri Anggraini 2021406405037

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
T.A 2024
PENDAHULUAN
Sekolah merupakan institusi pendidikan yang memiliki berbagai dimensi yang satu
sama lain berkaitan dan saling menunjang yang di dalamnya terdapat kegiatan
belajar mengajar untuk peningkatan kualitas dan pengembangan potensi peserta
didik. Pelaksana pendidikan tersebut diantaranya kepala sekolah, guru, komite
sebagai mitra dari sekolah tersebut.

Salah satu pelaksana pendidikan yang sangat berpengaruh di sekolah adalah guru.
Guru adalah fasilitator utama di sekolah yang berfungsi untuk menggali,
mengembangkan, mengoptimalkan potensi yang di milikinya sehingga menjadi
bagian masyarakat yang beradab.

Sistem pendidikan di Indonesia masih belum merata, misalnya dalam penyebaran


guru SD, sistem pendidikan di Indonesia belum mampu menyebarkan guru SD
secara merata di wilayah tanah air, akibatnya masih terjadi kekurangan guru SD
secara merata di setiap wilayah. Sistem kualitas hasil belajar di Indonesia terutama
di kota jauh lebih baik dibandingkan dengan sitem pendidikan yang berada di
daerah pedalaman terutama di daerah terpencil.

Menyadari perbedaan hasil belajar dan adanya kekurangan guru tersebut memang
hal yang sering di jumpai di daerah terpencil, oleh karena itu sebagai tanggung
jawab seorang guru sebagai tenaga pendidik dalam menentukan keberhasilan
belajar maka di perlukan suatu cara dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu
dengan diterapkanya pembelajaran kelas rangkap.

Menurut Djalil (2011) menyatakan bahwa kelas rangkap adalah bentuk


pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang
kelas atau lebih dalam saat yang sama dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas
yang berbeda.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan di UPT SDN 4


Kresnomulyo pada sabtu, tanggal 24 februari 2024 bahwa sekolah tersebut sudah
melakukan pembelajaran kelas rangkap, pelaksanaan kelas rangkap tersebut
dilakukan ketika terdapat beberapa Guru yang tidak dapat hadir dikelas tersebut,
sehingga Guru mengisi pembelajaran dalam kelas rangkap.

METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terhadap kepala sekolah dan guru UPT SDN 4 Kresnomulyo. Tujuan dari
wawancara ini adalah untuk mendapatkan wawasan yang komprehensif dan
mendalam mengenai pengalaman, persepsi, dan pandangan mereka mengenai
pembelajaran kelas rangkap. Melalui pertanyaan terstruktur dan terbuka, kami
berupaya memahami pendapat mereka mengenai efektivitas, tantangan, dan
manfaat yang dirasakan dari pembelajaran kelas rangkap, serta perbaikan dan saran
untuk pengembangan di masa depan. Metode selanjutnya yaitu data yang
dikumpulkan dari wawancara dan observasi.

HASIL DAN ANALISIS


HASIL
Wawancara dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pelaksanaan pembelajaran
kelas rangkap di UPT SDN 4 Kresnomulyo serta pengetahuan guru dan kepala
sekolah mengenai pembelajaran kelas rangkap. Wawancara dilakukan pada hari
Sabtu tanggal 24 Februari 2024 kepada beberapa informan, sebagai berikut :

Tabel 1. Informan
No Nama Jabatan
1 Joko Parmono, S.Pd. Kepala Sekolah
2 Eka Widiati, S.Pd. Wali Kelas I
3 Titi Khulidianita, S.Pd. Wali Kelas IV
4 Anwari, S.Pd. Wali Kelas V
Pada pertemuan awal, kami berbicara dengan Kepala Sekolah UPT SDN 4
Kresnomulyo, bapak Joko Parmono, S.Pd. Kami mengajukan pertanyaan tentang
konsep pembelajaran kelas rangkap. Menurut bapak Joko, pembelajaran kelas
rangkap mengacu pada penggabungan dua kelas menjadi satu, di mana guru harus
mencari solusi agar kedua kelas tersebut dapat berjalan dengan lancar. Kami juga
menanyakan apakah SD tersebut pernah menerapkan pembelajaran kelas rangkap,
dan ternyata UPT SDN 4 Kresnomulyo tidak melakukannya karena jumlah guru
dan kelas yang tersedia sudah mencukupi.

Kami juga menanyakan mengenai tujuan, manfaat, dan fungsi dari pembelajaran
kelas rangkap. Menurut Bapak Joko, tujuan dari pembelajaran kelas rangkap adalah
memastikan kelancaran proses pembelajaran. Fungsi dari pembelajaran kelas
rangkap adalah memastikan bahwa siswa tetap menerima materi pelajaran dan
suasana kelas tetap kondusif. Manfaatnya adalah bahwa guru harus memiliki
kemampuan untuk mengelola dan menciptakan suasana yang kondusif di kelas agar
siswa tetap merasa nyaman dan senang belajar.

Untuk wawancara kedua, kami bertemu dengan wali kelas I, Eka Widiati, S.Pd. Ibu
Eka telah familiar dengan konsep pembelajaran kelas rangkap. Menurutnya, kelas
rangkap adalah penggabungan dua kelas menjadi satu. Namun, menurut pandangan
Ibu Eka, pembelajaran kelas rangkap kurang efektif karena kurangnya waktu yang
tersedia untuk menyampaikan materi dan ketidak teraturan siswa dalam proses
pembelajaran. Meskipun demikian, dia juga mengakui manfaatnya, di mana
meskipun guru absen, siswa masih bisa menerima materi pembelajaran.

Pada wawancara ketiga, kami berbicara dengan wali kelas IV, Ibu Titi Khulidianita,
S.Pd. Menurut pandangannya, pembelajaran kelas rangkap adalah gabungan dari
dua pembelajaran menjadi satu. Ibu Titi juga menyatakan bahwa fungsi dan
manfaat dari pembelajaran kelas rangkap adalah menciptakan kondisi yang
kondusif bagi siswa dan memungkinkan kelancaran proses pembelajaran. Selain
itu, ada prinsip-prinsip yang menjadi dasar dari implementasi pembelajaran kelas
rangkap ini.
Pada wawancara terakhir dengan wali kelas V, Bapak Anwari, S.Pd., menjelaskan
bahwa pembelajaran kelas rangkap adalah saat siswa belajar bersama dua kelas
dalam waktu yang sama. Kami juga menanyakan mengapa pembelajaran kelas
rangkap diperlukan, dan menurutnya, hal ini untuk mengoptimalkan penggunaan
ruangan yang kosong sehingga menjadi efektif untuk diterapkan. Kami juga
menanyakan tentang tujuan, fungsi, dan manfaat dari pembelajaran kelas rangkap.
Bapak Anwari menjelaskan bahwa tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa
dapat belajar dengan baik, fungsi dari pembelajaran kelas rangkap adalah untuk
memanfaatkan waktu dengan lebih efisien, dan manfaatnya adalah mempermudah
guru dalam menyampaikan materi dalam satu waktu. Menurutnya, prinsip yang
mendasari pembelajaran kelas rangkap adalah penggunaan waktu yang lebih efisien
dan terbatasnya jumlah guru.

ANALISIS
Dari hasil wawancara dengan empat informan di UPT SDN 4 Kresnomulyo, kami
menyimpulkan bahwa semua informan memiliki pemahaman yang baik tentang
konsep, alasan, tujuan, fungsi, manfaat, dan prinsip pembelajaran kelas rangkap.
Namun demikian, meskipun pemahaman tersebut ada, SD tersebut tidak
menerapkan pembelajaran kelas rangkap karena ketersediaan guru dan ruangan
sudah mencukupi untuk semua peserta didik.

PENGERTIAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP


Menurut empat informan tersebut dapat disimpulkan, pengertian pembelajaran
kelas rangkap adalah pembelajaran yang menggabungkan dua kelas dalam waktu
yang sama. Hal ini tidak jauh berbeda, menurut Kusumawardani (2021) Kelas
rangkap adalah model pembelajaran yang inklusif dan adaptif untuk meningkatkan
akses dan kualitas pendidikan di daerah terpencil dengan menggabungkan dua atau
lebih tingkatan kelas dalam satu ruangan kelas dan diajar oleh satu orang guru
dengan menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang mengakomodasi
kebutuhan belajar yang berbeda-beda.
ALASAN DIPERLUKAN KELAS RANGKAP
Menurut keempat informan di SD tersebut, alasan diperlukannya kelas rangkap ini
dikarenakan jumlah guru yang terbatas dan ruang kelas yang kurang memadai.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa PKR diperlukan :

1. Meningkatkan Akses Pendidikan


PKR membantu meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak di daerah
terpencil dan sekolah kecil yang kekurangan guru. UNESCO (2015)
menyatakan bahwa PKR dapat membantu mencapai Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan, yaitu memastikan pendidikan yang berkualitas inklusif dan
berkeadilan bagi semua.
2. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
PKR dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memberikan perhatian
yang lebih individual kepada siswa. Hargreaves & Fullan (2012) menunjukkan
bahwa PKR dapat mendorong kolaborasi dan interaksi antar siswa, yang dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
3. Meningkatkan Efisiensi
PKR dapat meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya pendidikan.
World Bank (2018) menunjukkan bahwa PKR dapat membantu pemerintah
menghemat anggaran pendidikan, yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di bidang lain.
4. Meningkatkan Kemampuan Guru
PKR dapat meningkatkan kemampuan guru dengan mendorong mereka untuk
menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar. Akiba, et al. (2017)
menunjukkan bahwa PKR dapat membantu guru mengembangkan
keterampilan pedagogis dan manajemen kelas mereka.
5. Meningkatkan Kesadaran Akan Keragaman
PKR dapat meningkatkan kesadaran akan keragaman dan mendorong toleransi
antar siswa. Nieto & Bode (2018) menunjukkan bahwa PKR dapat membantu
siswa belajar menghargai perbedaan dan membangun hubungan dengan orang
lain dari berbagai latar belakang.
FUNGSI, TUJUAN, DAN MANFAAT PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
Menurut kesimpulan dari keempat informan tersebut, pembelajaran kelas rangkap
memiliki fungsi, tujuan, dan manfaat sebagai berikut:

1. Fungsi Pembelajaran Kelas Rangkap


a. Peserta didik tetap mendapat materi dan ruang kelas tetap kondusif.
b. Peserta didik menjadi kondusif.
c. Untuk membantu pembelajaran agar lebih berkembang lagi.
d. Mengatasi kekosongan kelas.
e. Waktu lebih efisien.
2. Tujuan Pembelajaran Kelas Rangkap
a. Memastikan lancarnya proses pembelajaran.
b. Memastikan peserta didik tetap menerima materi sesuai jadwalnya.
c. Mengatasi kekurangan tenaga pengajar.
d. Menyelesaikan pembelajaran sesuai jadwal dan program yang telah
ditentukan.
3. Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas dan menciptakan
suasana yang kondusif bagi peserta didik.
b. Mengatasi absensi guru dengan tetap menyediakan materi pembelajaran.
c. Menjamin peserta didik tetap mendapatkan materi meskipun guru tidak
hadir.
d. Memastikan kelancaran proses pembelajaran.
e. Meningkatkan interaksi antara peserta didik dan guru.

Dengan demikian, menurut Aria Djalil dkk (2020), tujuan, fungsi, dan manfaat dari
pembelajaran kelas rangkap adalah sebagai berikut:

1. Aspek Kuantitas dan Kesetaraan


Pembelajaran kelas rangkap memungkinkan pemenuhan aspek kuantitas
(jumlah) dan kesetaraan (pemerataan) dengan memanfaatkan sumber daya
yang tersedia. Dengan jumlah guru yang ada, layanan pendidikan dapat
diperluas untuk mencakup lebih banyak murid (kuantitas). Seiring dengan itu,
layanan tersebut dapat disebar lebih merata dan adil, bahkan hingga ke daerah-
daerah terpencil.
2. Aspek Ekonomi
Proses pembelajaran dapat tetap berlangsung dengan kehadiran satu atau
beberapa guru serta ruang kelas yang terbatas. Hal ini menyebabkan biaya
pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat menjadi lebih
efisien. Dengan jumlah dana yang sama, pelayanan pendidikan yang lebih luas
dapat diberikan, termasuk ke daerah-daerah sulit dan terpencil.
3. Aspek Pedagogis
Pengalaman dari beberapa negara menunjukkan bahwa pembelajaran kelas
rangkap dapat meningkatkan kemandirian murid. Guru dalam pembelajaran
kelas rangkap mendorong murid untuk aktif dan mandiri. Murid yang memiliki
kemampuan lebih membantu murid yang lain, sementara tugas-tugas
individual, berpasangan, atau kelompok digunakan secara aktif. Murid juga
dilibatkan dalam menciptakan dan memperluas sumber belajar, terutama
dengan memanfaatkan lingkungan sekitar mereka. Pajangan kelas yang dibuat
oleh murid bisa dianggap sebagai pengalaman belajar.
4. Aspek Keamanan
Dengan pendekatan pembelajaran kelas rangkap, pemerintah dapat mendirikan
sekolah dasar di lokasi yang mudah dijangkau oleh anak-anak. Ini mengurangi
kekhawatiran orang tua akan kemungkinan kecelakaan yang terjadi saat anak-
anak mereka pergi ke sekolah yang jauh. Mengunjungi sekolah yang jauh bisa
meningkatkan risiko pengulangan kelas dan putus sekolah, serta dapat
meningkatkan risiko kecelakaan seperti tergelincir ke jurang atau terkena
serangan binatang buas.

PRINSIP YANG MENDASARI PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP


Prinsip-prinsip yang menjadi dasar dari pembelajaran kelas rangkap, menurut
kesimpulan empat informan tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Pengaturan agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar.


2. Kemampuan guru untuk menggabungkan dua kelas menjadi satu dengan
mempertimbangkan perbedaan situasi kelas.
3. Kemampuan guru dalam menciptakan kondisi yang kondusif di ruang kelas
tersebut.
4. Optimalisasi penggunaan waktu dengan mempertimbangkan keterbatasan
jumlah guru.
5. Guru mengajar di beberapa kelas secara bersamaan.
6. Terjadinya pembelajaran secara bersamaan dan serempak.
7. Kesadaran akan keterbatasan jumlah guru yang tersedia.

Prinsip pembelajaran kelas rangkap secara umum sama dengan pembelajaran pada
umumnya seperti prinsip perbedaan individu yang harus diperhatikan. Guru pasif
menumbuhkan semangat dalam belajarnya sebagainya namun, pembelajaran kelas
rangkap memiliki prinsip khusus sebagai berikut yang dikemukakan oleh Djalil
(2011), antara lain :

1. Keserempakan kegiatan pembelajaran


guru menghadapi dua kelas murid atau lebih pada waktu yang sama Oleh
karena itu Prinsip utama pelajaran kelas rangkap adalah kegiatan pembacaan
terjadi persamaan atau serempak.
2. Kadar tinggi waktu keaktifan akademik
Saat berlangsungnya pembelajaran kelas menurut halus secara aktif
menghayati pengalaman belajar yang bermakna baik yang berkaitan dengan
tuntutan kurikulum yang berkaitan dengan tujuan-tujuan bersangka panjang.
3. Kontak psikologis buruh dan murid berkelanjutan
Guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara Agar semua murid merasa
mendapatkan perhatian guru secara terus-menerus guru harus dapat melakukan
tindakan instruksional yang tepat tindakan instrumen yaitu tindakan yang
menyusun berkaitan dengan penyimpanan isi kurikulum seperti menjelaskan
memberi tugas dan mengajukan pertanyaan.
4. Pemanfaatan sumber secara efisien
Dalam pembelajaran kelas rangkap ketika prinsip sebelumnya terpenuhi Maka
sangat kemungkinan guru dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada
sehingga diharapkan guru bisa menanamkan sikap kemenarian dalam belajar
perempuan sumber secara efisien sangat pemberian proses pembelajaran kelas
rangkap.

KESIMPULAN
Pembelajaran kelas rangkap adalah strategi yang digunakan untuk mengatasi
tantangan dalam pendidikan, terutama di daerah terpencil. Wawancara dengan
berbagai pihak di UPT SDN 4 Kresnomulyo menunjukkan bahwa semua informan
memahami konsep, alasan, tujuan, fungsi, manfaat, dan prinsip pembelajaran kelas
rangkap. Meskipun pemahaman tersebut ada, sekolah tersebut tidak menerapkan
pembelajaran kelas rangkap karena ketersediaan guru dan ruangan sudah
mencukupi untuk semua peserta didik.

Pengertian pembelajaran kelas rangkap adalah gabungan dua kelas dalam satu
waktu. Alasan diperlukannya pembelajaran kelas rangkap antara lain untuk
meningkatkan akses pendidikan, kualitas pembelajaran, efisiensi, kemampuan
guru, dan kesadaran akan keragaman.

Fungsi, tujuan, dan manfaat dari pembelajaran kelas rangkap mencakup


memastikan siswa tetap mendapatkan materi dan suasana kelas tetap kondusif,
meningkatkan efisiensi waktu, memastikan kelancaran proses pembelajaran, dan
meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas.

Prinsip-prinsip pembelajaran kelas rangkap meliputi pengaturan agar proses


pembelajaran berjalan lancar, kemampuan guru untuk menggabungkan kelas,
menciptakan kondisi kondusif, dan optimalisasi penggunaan waktu. Ini merupakan
solusi yang dapat membantu meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di daerah
terpencil serta memberikan manfaat ekonomis dan efisiensi.
DAFTAR PUSTAKA
Akiba, M., LeTendre, G., & Scribner, J. (2017). The impact of multigrade teaching
on student learning: A systematic review and meta-analysis. International
Journal of Educational Research, 85, 129-141.
Djalil, A. (2011). Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Universitas Terbuka
Djalil, Aria dan Winataputra, Udin S. (2020). Pembelajaran Kelas Rangkap.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Hargreaves, A., & Fullan, M. (2012). Professional capital: Transforming teaching
and learning. Routledge.
Kusumawardani, R. (2021). Model pembelajaran inklusif dan adaptif untuk kelas
rangkap di daerah terpencil. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 12(2), 245-254.
Nieto, S., & Bode, P. (2018). Affirming diversity: The sociopolitical context of
multicultural education (7th ed.). Routledge.
UNESCO. (2015). Education 2030: Incheon Declaration and Framework for
Action. UNESCO.
World Bank. (2018). The state of global learning: A systematic review and meta-
analysis. World Bank.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai