Anda di halaman 1dari 12

1

II. PENENTUAN MUATAN ELEMENTER ELEKTRON


DENGAN PERCOBAAN TETES MINYAK MILLIKAN

A. PENDAHULUAN

Pengukuran muatan elementer telah diupayakan


oleh Thompson sejak berhasil menentukan nilai e/m
untuk elektron. Dalam eksperimennya, Thompson
menggunakan “kamar kabut” (cloud chamber) temuan
C.T.R. Wilson, tetapi Thompson gagal. Dia tidak dapat
menemukan jejak-jejak tetes air bermuatan seperti yang
diharapkan untuk dapat menentukan muatan
Robert A. Millikan
elementer. Meskipun demikian, dalam percobaan
tersebut, Thompson mengamati keberadaan tetes-tetes air di sekitar ion
bermuatan yang membentuk semacam kabut. Dari kabut ini, Thompson
mengukur muatan total Q setelah melewatkannya pada sebuah kapasitor.
Kabut ion tersebut akan menyebabkan terjadinya pengosongan muatan pada
kapasitor yang dilaluinya. Thompson kemudian menentukan jumlah N tetesan
dalam kabut tersebut dengan membagi volume total air dalam kabut dengan
volume satu tetesan. Hasilnya memberikan nilai rata-rata muatan per tetesan,
Q/N, yang kemudian diambil sebagai nilai hasil pengukuran muatan elementer.
Metode Thompson kemudian diperbaiki oleh H. A. Wilson dengan cara
melakukan pengukuran dua jenis kecepatan yaitu kecepatan ke bawah akibat
berat tetesan, dan kecepatan ke atas akibat pengaruh medan listrik. Dari
kedua pengukuran kecepatan ini, Wilson menentukan massa dan muatan
tetesan. Untuk mengukur kecepatan tetesan, Wilson mengamati puncak
kabut tetesan yang tajam. Wilson menemukan bahwa dengan adanya medan
listrik, terdapat dua atau bahkan tiga puncak kabut yang bergerak dengan
2

kecepatan yang bervariasi. Ini berarti terdapat tetesan yang mengandung


satu, dua, dan lebih muatan elementer.
Dalam masa perkembangan inilah, pada tahun 1907 Robert Andrews
Millikan dan L. Begeman memulai penelitiannya pada topik yang sama.
Bersamaan Begeman, Millikan membuat perangkat yang sama dengan kamar
kabut Wilson. Tetapi dengan sebuah baterai berdaya tinggi yang dimilikinya
saat itu, Millikan dapat menghasilkan medan listrik yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan percobaan sebelumnya. Medan listrik yang besar ini
sangat membantu dalam mengamati tetesan air tunggal, bukan dalam bentuk
kabut tetesan. Pada tahun 1909, Millikan akhirnya memublikasikan hasil
pengukuran muatan fundamental yang didasarkan atas pengamatan tetesan
air bermuatan ini. Walaupun Millikan mengklaim telah mengeliminasi setiap
kesalahan yang mungkin akibat evaporasi dengan mengamati tetesan yang
berada dalam kesetimbangan dengan gas di sekelilingnya, belakangan
diketahui bahwa tetesan seperti itu tidak dapat diperoleh secara reliabel. Dari
sinilah muncul ide untuk mengganti air dengan minyak. Millikan selanjutnya
bekerja bersama Harvey Fletcher, seorang mahasiswa pascasarjana
bimbingannya yang lain, dalam eksperimen tetesan minyak ini.

Gambar 2. 1. Perangkat percobaan asli yang digunakan Robert A Millikan

Pada tahun 1910 Millikan pertama kali memublikasikan hasil


pengukuran yang dilakukannya bersama Fletcher. Tetesan minyak dihasilkan
dengan menggunakan atomizer, sebuah alat yang dikenalkan oleh J. Y. Lee
dua tahun sebelumnya di Laboratorium Ryerson untuk studi gerak Brownian.
3

Dalam makalah itu, Millikan menulis, “Tuan Harvey Fletcher dan saya, yang
telah bekerja bersama-sama dalam eksperimen ini sejak Desember 1909 telah
mempelajari tetes minyak ini antara bulan Desember dan Mei sebanyak satu
hingga dua ribu tetesan minyak yang memiliki muatan mula-mula antara 1 dan
150, dan kami lakukan dengan berbagai jenis zat, seperti minyak, raksa, dan
gliserin, dan dalam setiap kasus kami temukan bahwa muatan dari sebuah
tetesan sebenarnya merupakan sebuah perkalian dari nilai muatan terkecil
yang kami ketahui muatan tersebut berasal dari udara yang ditangkap oleh
tetesan”. Muatan terkecil ini merupakan muatan elementer e.
Lebih lanjut tentang percobaan ini, pada tahun 1910, R. A. Millikan
berhasil menunjukkan kuantisasi jumlah terkecil muatan listrik dengan
menggunakan minyak yang dikenal dengan metode tetesan. Dia mengamati
tetesan minyak yang dipengaruhi medan listrik pada pelat vertikal kapasitor
dengan jarak pelat d, dan menentukan muatan tetesan q dengan jari-jari
tetesan r dan medan listrik E = U/d. Dalam eksperimennya, dia menemukan
bahwa muatan q sebagai kelipatan integral dari e muatan elementer, yaitu q =
n.e.
Sebuah tetesan minyak berjari-jari r0, bergerak dengan kecepatan -v1
memenuhi hukum Stokes di dalam medium yang memiliki koefisien viskositas
η. Gaya yang dibutuhkan oleh tetesan minyak ketika bergerak ke atas,
F1  6rov1 (2.1)

Tetesan minyak yang bergerak dalam pengaruh medan listrik E,


memenuhi hukum Stokes,
F2  6rov2 (2.2)

Resultan kedua gaya pada persamaan (2.1) dan persamaan (2.2) sama
dengan q0 E yaitu,
qoU
qEo   F1  F2  6ro  v1  v2  (2.3)
d
atau
4

6 ro d  v1  v2 
qo  (2.4)
U
Untuk menentukan muatan qo kita perlu mengetahui besar jari-jari
tetesan ro. Nilai ini diperoleh dari resultan gaya gravitasi F = -V.Δρ.g dengan
gaya Stokes, dimana Δρ adalah perbedaan antara kerapatan udara dengan
minyak. Dengan demikian,
4
0  F  F1    ro3 g  6 rov1 (2.5)
3
atau

9v1
r0  (2.6)
2Δ g

Untuk penentuan nilai muatan q yang lebih akurat, harus


diperhitungkan bahwa gesekan Stokes mempunyai faktor koreksi untuk jari-
jari r yang sangat kecil. Persamaan terkoreksi untuk gaya gesekan Stokes
tergantung pada tekanan udara p, yang dapat dituliskan sebagai,
6𝜋  𝑟 𝑣
𝐹= 𝑏 (2.7)
1+
𝑟𝑝

Dengan b = 80 μm·hPa (konstan). Jika dimisalkan A = b/p, diperoleh,

 A2  A
r   r02    (2.8)
 4  2

Sehingga diperoleh muatan q sebagai,


q0
q 1,5 (2.9)
 A
1  r 
 
Ada dua macam cara atau metode untuk menentukan muatan q, yaitu
metode ambang dan metode jatuh-naik. Metode ambang dilakukan dengan
cara mengatur medan listrik sehingga gaya berat tetesan minyak tepat
diimbangi oleh gaya listrik sedangkan metode jatuh-naik dilakukan dengan
mengukur v1 dan v2 dalam pengaruh tegangan U. Metode jatuh-naik
5

menghasilkan nilai pengukuran yang lebih tepat dibandingkan metode


ambang karena dalam metode jatuh-naik kecepatan v2 benar-benar diukur.

Berikut ini disajikan beberapa data (nilai konstanta) yang mungkin anda
butuhkan pada saat menganalisis hasil percobaan anda, terkait dengan alat
dan bahan yang anda gunakan dalam praktikum.
 Perbedaan antara kerapatan udara dengan minyak, Δρ=874,01 kgm-3
(Kerapatan minyak, ρoil = 875,3 kgm-3. Kerapatan udara, ρL = 1,29 kgm-3).
 Koefisien viskositas, η=1,856 x 10-5 Ns/m2
 Jarak plat, d= 6 x 10-3 m
 Percepatan gravitasi, g=9,8 ms-2
 Nilai konstanta, A = b/p = (5,908 x 10-5)/(760)=7,7368 x 10-8

TUGAS PENDAHULUAN:
1. Buktikan persamaan (2.8) dan (2.9)!
2. Apakah yang dimaksud dengan viskositas dan bagaimana cara
mengukurnya?
3. Bagaimanakah menentukan bahwa tetesan minyak bermuatan positif
atau negatif?
4. Perhatikan gambar di bawah. Jika sebuah benda bermuatan berada di
antara plat kapasitor bermuatan, apakah posisinya terhadap salah satu
plat konduktor (atas atau bawah) berpengaruh terhadap kecepatan
geraknya? Jelaskan!

5. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi tetesan minyak dalam


percobaan ini dan bagaimana pengaruhnya masing-masing?
6

REFERENSI:

Hund, M. 2000. Cassy Lab. Manual- Millikan Experiment. Leybold Didactic GmbH
Giri, P.K. 2005. Physics Laboratory Manual For Engineering Undergraduates.
Indian Institute of Technology Guwahati: Department of Physics.

Millikan, R. A., On The Elementary Electrical Charge and The Avogadro Constant
Physical Review, 32 (1911) 349.

Roche, J & Brune, C. 2012. Electrons and photon Laboratory. Ohio University:
Department of Physics and Astronomy.

B. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan besar muatan elementer partikel
elektron.

C. ALAT DAN BAHAN

Satu set alat eksperimen Millikan oil Millikan supply unit


drop

3 Pasang kabel Penghubung


Dua buah Timer Box
7

D. METODE PERCOBAAN
Praktikum percobaan Milikan ini bertujuan untuk mengetahui nilai
muatan elektron. Metodenya adalah dengan mengatomisasi minyak dan
menghitung besar muatannya. Muatan yang terkandung dalam minyak
diasumsikan sebagai kelipatan dari muatan satu elektron. Dengan mengambil
dan membandingkan beberapa muatan tetesan minyak yang berbeda, maka
kita dapat menebak muatan per elektron dengan menentukan terlebih dahulu
jumlah elektron yang ada pada tiap tetesan minyak.
Penyetelan Peralatan dan Prosedur Kerja
Pelajari seluruh komponen alat seperti tampak pada Gambar 2.1 seluruh
komponen tersebut telah terpasang dengan benar sehingga Anda tidak perlu
melakukan pengaturan lagi.

Gambar 2. 1. Rangkaian percobaan tetes minyak Millikan


Metode Jatuh/Naik
1. Atur mikrometer okuler secara vertikal dan atur eyepiece sampai Anda
dapat dengan jelas melihat skala mikrometer.
2. Pertama, atur saklar U dan t di posisi bawah (keadaan off).
3. Atur tegangan U pada kapasitor dengan memutar tombol potensiometer
secara perlahan pada tegangan (400-600 V). Sambil mengamati melalui
teleskop, pijat atomizer dengan cepat sehingga tetesan minyak yang
dipilih naik dengan kecepatan sekitar 1-2 tanda skala per detik (yakni
terlihat naik ketika diamati melalui eyepiece).
8

4. Matikan tegangan pada kapasitor dengan mengatur saklar U ke posisi off.

Gambar 2.2. Tampilan Milikan


supply unit. Jika tegangan pada
plat kapasitor diubah ke posisi off,
maka semua tetesan bergerak ke
bawah.

5. Setelah tetesan minyak terletak pada tanda skala yang dipilih, mulailah
menjalankan waktu t pada timer box dengan mengatur saklar t pada posisi
keadaan on.
6. Setelah tetesan minyak jatuh (diamati melalui eyepiece) melalui 20 tanda
skala (setara dengan 1 mm), beri tegangan pada kapasitor dengan
menekan saklar U dan waktu t2 diukur secara otomatis.

Gambar 2.3. Tampilan tetes minyak yang akan diamati


7. Segera setelah tetesan minyak berada pada puncak tanda skala pertama,
hentikan pemberian tegangan dengan menekan saklar U ke posisi off.
Lakukan perhitungan sampai 5 kali gerakan naik dan jatuh.
8. Catat nilai yang terukur yaitu waktu jatuh t1, waktu naik t2 dan tegangan U.
9. Ulangi pengukuran untuk tetesan minyak yang lainnya (ambil 5 tetesan
minyak).
9

E. HASIL PENGUKURAN/PENGAMATAN
Tegangan = V
Jarak tempuh dalam medan listrik = mm
Jarak tempuh tanpa medan listrik = mm

Tetesan Waktu Tempuh Tetesan Minyak (s)

Minyak Tanpa Medan Listrik Dalam Medan Listrik


Jatuh Bebas, t1 (s) Ke atas, t2 (s)

Rata-Rata

Rata-Rata

Rata-Rata

Rata-Rata

Rata-Rata
10

F. HASIL ANALISIS

1. Untuk menganalisis data hasil pengamatan Anda, gunakan daftar


konstanta yang ada pada modul ini.

Tabel Analisis_____________________
Muatan Kecepatan kecepatan Jari-jari Muatan Jari-jari Muatan
ke bawah, ke atas, tanpa tanpa dengan dengan
v1 v2 faktor faktor faktor faktor
koreksi, koreksi, koreksi, koreksi,
ro qo r q
1
2
3
4
5

Berdasarkan analisis perhitungan muatan elektron q, nilai rata-rata dapat


diplot dalam distribusi frekuensi yaitu q = n.e (dengan e = 1.6022 x 10-19 C).
Anda harus memperkirakan jumlah muatan n untuk setiap tetesan sebagai
bilangan bulat terdekat dari q/e.
2. Hitung pula besar kesalahan pengukuran anda. Hasil ini mungkin akan
membantu anda dalam mengomentari hasil analisis yang anda peroleh.
Silahkan sajikan dalam table untuk lebih mempermudah penyajian hasil
analisis anda. (Bila anda memerlukan ruang yang lebih banyak untuk
menulis hasil analisis, maka anda dapat menuliskannya pada kertas lain).
11

G. SIMPULAN
Tuliaskanlah simpulan anda tentang percobaan ini
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
LAPORAN SEMENTARA EKSPERIMEN FISIKA MODERN
UNIT IV
PENGUKURAN MUATAN ELEMENTER ELEKTRON
(EKSPERIMEN TETES MINYAK MILLIKAN)
Nama :
NIM :
Kelompok :
Hari/Tanggal :

Data Hasil Pengamatan


Tegangan = V
Jarak tempuh dalam medan listrik = mm
Jarak tempuh tanpa medan listrik = mm
Waktu Tempuh Tetesan Minyak (s)
Tetesan
Tanpa Medan Listrik Dalam Medan Listrik
Minyak
Jatuh Bebas, t1 (s) Ke atas, t2 (s)

Rata-Rata

Rata-Rata

Rata-Rata

Rata-Rata

Rata-Rata
Makassar, 2021
Asisten

....................................
NIM.

Anda mungkin juga menyukai