Anda di halaman 1dari 150

BAB 1

ELEKTROSTATIKA

A. MEDAN LISTRIK
Dalam kuliah ini anda akan belajar mengenai:
1. Konsep medan listrik
2. Tiga cara untuk menyelesaikan masalah dalam elektrostatika:
a) Aplikasi dari Prinsip Superposisi (PS)
b) Aplikasi dari Hukum Gauss dalam bentuk integral (HGI)
c) Aplikasi dari Hukum Gauss dalam bentuk diferensial (HGD)

A. 1. Medan Listrik Statik


Di dalam bab ini kita mempelajari medan listrik yang disebabkan oleh akumulasi muatan-
muatan listrik. Muatan-muatan tersebut biasannya stasioner. Ketika muatan-muatan bergerak,
kita asumsikan bahwa kecepatan dan percepatanya kecil. Ini menjamin bahwa medan listrik
adalah hampir sama seolah-olah muatan-muatan adalah stasioner. Kita juga mengabaikan medan
magnet. Pada bagian pertama ini kita memfokuskan pada hukum Coulomb dan Gauss.

A. 2. Hukum Coulomb
Eksperimen-eksperimen menunjukkan bahwa gaya yang dikerjakan oleh muatan titik
stasioner Qa pada sebuah muatan titik stasioner Qb terletak sejauh r dinyatakan oleh
Qa Qb
Fab  rˆab (1-1)
4 o r 2

dimana vektor satuan r̂ab berarah dari Qa ke Qb, seperti ditunjukkan dalam Gambar 1-1. Ini

merupakan hukum Coulomb. Hukum Coulomb mendeskripsikan gaya elektrostatik dengan sifat
=bertolakan jika kedua muatan mempunyai tanda sama, dan tarik-menarik jika mereka berbeda
tanda. Muatan diukur dalam satuan coulomb, gaya dalam satuan newton, dan jarak dalam meter.
Konstanta o adalah permitivitas ruang bebas dan mempunyai nilai:
o = 8,854187817  1012 farad/meter

1
Gambar 1-1. Muatan-muatan Qa dan Qb terpisah oleh jarak r. Hukum Coulomb
menjelaskan gaya Fab yang dikerjakan oleh Qa pada Qb jika Qa adalah stasioner.

Dengan mensubstitusi nilai o, kita mendapatkan bahwa


Qa Qb
Fab  9  109 newton (1-2)
r2
dimana faktor 9 adalah terlalu besar berkisar satu bagian dalam satu ribu.
Untuk saat ini, kita bisa mengambil nilai o yang telah ditetapkan, dan menggunakan
hukum ini sebagai definisi sementara satuan muatan. Apa kondisi agar hukum Coulomb tetap
valid ketika Qa dan Qb adalah tidak stasioner?
(1) Jika Qa stasioner dan Qb adalah tidak stasioner, maka hukum Coulomb berlaku, Qa
mengerjakan gaya pada Qb, berapapun kecepatan dari Qb. Ini adalah fakta eksperimen.
Sebenarnya, lintasan partikel bermuatan di dalam osiloskop, spektrograf massa, dan
akselerator ion selalu dapat dihitung berbasis kondisi ini.
(2) Jika Qa tidak stasioner. Hukum Coulomb tidak lagi valid.
Hukum Coulomb berlaku pada sepasang muatan yang diletakkan di dalam vakum. Ia juga
berlaku di dalam dielektrik dan konduktor jika Fab adalah gaya langsung antara Qa dan Qb, tanpa
tergantung dengan gaya-gaya yang muncul dari muatan-muatan lain di dalam medium.
Dengan muatan-muatan yang diperluas, jarak antara muatan-muatan tidak mempunyai arti
khusus. Lebih jauh, kehadiran Qb dapat memodifikasi distribusi muatan di dalam Qa, dan
sebaliknya, yang menghasilkan suatu variasi gaya yang rumit sebagai fungsi jarak.
Gaya-gaya listrik di dalam adalah sangat besar bila dibandingkan dengan gaya gravitasi,
m a mb
F  6,67259  10 11 (1-3)
r2
Sebagai contoh, gaya gravitasi pada sebuah proton di permukaan matahari (massa = 2  1030
kilogram, jejari = 7  108 meter) adalah sama dengan gaya listrik antara satu proton dan satu

2
microgram electron, yang dipisah oleh jarak sama dengan jejari matahari. Atau tolakan listrik
antara dua proton (massa = 9,1  1031 kilogram) adalah berkisar 4,2  1042 kali lebih besar
daripada tarikan gravitasi.
Terdapat dua alasan mengapa, kita tidak menyadari gaya listrik yang besar. Pertama,
materi umumnya adalah benar-benar netral. Eksperimen-eksperimen telah menunjukkan bahwa
tidak ada atom atau molekul membawa sebuah muatan lebih besar dari pada 1020 kali muatan
elektronik. Kedua, mobilitas beberapa elektron di dalam bahan mencegah akumulasi sejumlah
besar muatan yang berbeda tanda.
Jika muatan mengalir melewati seutas kawat dengan laju 1 coulomb/detik, maka arus
adalah 1 ampere. Ini bukanlah definisi ampere yang sesuai, karena ia berdasar pada definisi
sementara dari coulomb.

Contoh 1-1.
(a) Dua belas muatan yang sama, q, terletak di sudut-sudut sebuah poligon segi duabelas
(sebagai Contoh 1., setiap muatan berada di posisi angka-angka sebuah permukaan jam).
Berapakah gaya total pada sebuah muatan uji Q di pusat poligon?
(b) Anggap salah satu dari kedua belas muatan diambil (yang berada di angka 6). Berapa gaya
pada Q. Beri alasan yang rasional.
(c) Sekarang tiga belas muatan yang sama, ditempatkan pada poligon segi tiga belas. Berapa
gaya pada sebuah muatan uji Q di pusat?
(d) Jika salah satu dari ketiga belas muatan diambil, berapa gaya pada Q? Jelaskan alasan anda.
Penyelesaian:
(a) Nol
1 qQ
(b) F  , dimana r adalah jarak dari pusat ke masing-masing muatan. F berarah ke
4 o r 2
muatan yang diambil. Penjelasan: dengan superposisi, ini ekivalen dengan (a), dengan
sebuah muatan ekstra –q di angka 6, karena gaya keduabelas muatan adalah nol, gaya total
adalah –q saja.
(c) Nol

3
1 qQ
(d) F berarah menuju muatan yang diambil. Sama seperti (b). Namun demikian,
4 o r 2
perhatikan bahwa jika anda menjelaskan (b) sebagai suatu penghapusan pasangan muatan yang
berlawanan (posisi jam 1 berlawanan dengan posisi jam 7; posisi jam 2 berlawanan dengan
posisi jam 8, dst), dengan satu muatan q tak berpasangan yang melakukan gaya, maka diperlukan
penjelasan berbeda untuk (d)

A.3. Kuat Medan Listrik E


Gaya antara dua muatan listrik Qa dan Qb disebabkan interaksi Qb dengan medan Qa di
posisi Qb, atau sebaliknya dinyatakan oleh hukum Coulomb (persamaan (1-1)). Maka kita dapat
mendefinisikan kuat medan listrik E di sebuah titik sebagai gaya persatuan muatan yang
dikerjakan pada sebuah muatan uji Qb di titik tersebut. Maka, pada jarak r dari muatan Qa, medan
listrik adalah
Fab Qa
Ea   rˆ newton/coulomb, atau volt/meter (1-4)
Qb 4 o r 2
dimana 1 volt sama dengan 1 joule/coulomb. Medan dari Qa adalah sama, apakah muatan uji Qb
terletak di dalam medan atau tidak, meskipun Qb adalah lebih besar dari pada Qa.

A.4. Prinsip Superposisi


Apakah sebenarnya medan listrik itu? Kita awali dengan penafsiran minimal dari E,
sebagai suatu langkah untuk menghitung gaya listrik. Medan dianggap sebagai suatu wujud fisis
yang real, yang mengisi ruang di sekitar muatan listrik.
Ditinjau beberapa muatan listrik q1, q2, q3, ... (disebut muatan sumber). Berapa gaya yang
bekerja pada muatan lain Q (muatan uji) (Gambar.1- 2)? Posisi muatan-muatan sumber
ditentukan, sebagai fungsi waktu; lintasan muatan uji dihitung. Secara umum, keduanya (muatan
sumber dan muatan uji) mungkin bergerak.
Penyelesaian dari masalah ini difasilitasi oleh Prinsip Superposisi, yang menyatakan
bahwa interaksi antara dua muatan sama sekali tidak mempengaruhi muatan yang lain. Ini berarti
bahwa untuk menghitung gaya pada Q, pertama dihitung F1, disebabkan oleh q1 saja (abaikan
muatan yang lain); kemudian menghitung F2 disebabkan oleh q2 saja; dan seterusnya untuk

4
muatan lain. Akhirnya, resultan gaya dari masing-masing gaya individu adalah: F = F1 + F2 + F3
+ ....

Gambar. 1-2. Prinsip Superposisi

Jika terdapat beberapa muatan sumber q1, q2, ..., qn pada jarak r1, r2, ..., rn dari Q, maka
gaya total pada Q adalah

1  q1Q qQ qQ  Q  q1 q q 
F  F1  F2  ...   2 rˆ1  22 rˆ2  32 rˆ3  ...    2 rˆ1  22 rˆ2  23 rˆ3  ... 
4 0  r1 r2 r3  4 0  r1 r2 r3 
atau F = QE
dimana
n
1 qi
E r   r rˆ (1-5)
4 0 i 0 i
2 i

E adalah medan listrik muatan-muatan sumber. Perhatikan bahwa medan merupakan fungsi
posisi (r), karena vektor pemisah r1 tergantung pada lokasi dari titik medan P (lihat Gambar 1-3).
Tetapi ia tidak mengacu pada muatan uji Q. Medan listrik adalah sebuah kuantitas vektor yang
bervariasi dari titik ke titik dan ditentukan oleh konfigurasi muatan sumber; secara fisik, E(r)
adalah gaya per satuan muatan yang dikerjakan pada sebuah muatan uji di P.

Gambar 1-3. Beberapa muatan sumber q1, q2, ..., qn pada jarak r1, r2, ..., rn dari Q

5
Gaya pada Q tergantung pada jarak pisah r antara kedua kedua muatan (Gambar 1-3), dan
juga pada kecepatan dan percepatan dari q. Selanjutnya, bukanlah posisi, kecepatan, dan
percepatan dari q yang menjadi masalah: gelombang elektromagnet bergerak dengan kelajuan
cahaya, maka yang menjadi perhatian Q adalah posisi, kecepatan dan percepatan q beberapa saat
lebih awal ketika gelombang dipancarkan. Hal ini secara lebih dalam akan kita pelajari dalam
bab radiasi elektromagnet. Dalam kasus elektrostatis semua muatan sumber adalah stasioner,
walaupun muatan uji mungkin juga sedang bergerak.
Definisi medan listrik di atas mengasumsikan bahwa sumber medan merupakan
sekumpulan muatan-muatan titik yang diskrit. Jika muatan terdistribusi secara kontinyu pada
suatu daerah, jumlahnya menjadi suatu integral (lihat Gambar 1-4):
1 1
E r   r rˆdq (1-6)
4 0 2

Gambar.1-4. Distribusi Muatan Kontinyu.

Jika muatan tersebar sepanjang sebuah garis Gambar 1-4.b, dengan muatan per satuan panjang ,
maka dq =  dl’ (dimana dl’ adalah sebuah elemen panjang sepanjang garis); jika muatan merata
pada sebuah permukaan (Gambar1-4. c), dengan muatan per satuan luasan  , mka dq =  da’
(dimana da’ adalah sebuah elemen luasan pada permukaan); dan jika muatan mengisi suatu
volume (Gambar 1-4.d), dengan muatan persatuan volume , maka dq =  d’ (dimana d’
adalah sebuah elemen volume):
dq  dl '  da '  d '
Maka medan listrik dari sebuah muatan garis adalah

6
1  r '
E P r    rˆdl ' (1-7)
4 0 r2
untuk sebuah muatan luasan,
1  r '
E P r    rˆda ' (1-8)
4 0 r2
untuk sebuah muatan volume,
1  r ' 
E P r    rˆd ' (1-9)
4 0 r2
Persamaan (1-9) sendiri sering dirujuk sebagai hukum Coulomb, karena sebuah muatan volume
merupakan kasus yang lebih umum. Perhatikan secara hati-hati arti dari r di dalam rumus ini.
Mula-mula, di dalam persamaan (1-5), r̂ adalah vektor dari dq ke titik pengukuran (berarti dari
dl’, da’, atau d’) ke titik medan r.

Contoh 1-2
Kita mengetahui bahwa sebuah muatan tunggal menghasilkan suatu medan radial yang
q 
dinyatakan oleh E  r . Sekarang kita meninjau kasus dua muatan:
4 o r 2

q1  q2 
E1  r1 dan E 2  r2
4 r o 1
2
4 r
o 2
2

Medan E total di sebarang titik merupakan jumlahan vector dari kontribusi setiap muatan:
ETotal = E1 +E

7
Contoh 1-3:
(a)Tentukan medan listrik (besar dan arah) sejauh z di atas titik tengah antara dua muatan yang
sama, q, terpisah sejauh d (lihat gambar). Tentukan medan listrik bila z >> d.
(b) Ulangi bagian (a), dengan mengganti muatan di sebelah kanan dari q menjadi –q.

Penyelesaian:
(a) Komponen horisontal saling menghapus. Medan vertikal total adalah:
Disini r 2  z 2   d2  ; cos   rz , maka
2

1 2qz
Ez  ẑ
4 o  2 3/ 2

 d 
z   
2
  2  

Ketika z >>d (d mendekati 0) ini terlihat seperti sebuah muatan tunggal 2q; medan akan
1 2q
tereduksi menjadi E z  ẑ .
4 o z 2
(b) Sekarang komponen horisontal saling menghapus, menghasilkan

8
1 qd
Ez  x̂
4 o  2 3/ 2

 d 
z   
2
  2  

atau
1 qd
Ez  x̂
4 o  2 3/ 2

 d 
z   
2
  2  

1 qd
Dari jauh, z >> d, medan menjadi E  zˆ , yang menyerupai medan dari sebuah
4 o z 3

dipol listrik. (Jika diatur d  0, diperoleh E = 0, konfigurasi ini menyerupai sebuah muatan
titik tunggal yang jauh, muatan total adalah nol, maka E  0.)

Contoh 1- 4
Tentukan medan listrik sejauh z di atas titik tengah sebuah segmen garis lurus sepanjang 2L,
yang membawa sebuah muatan garis uniform  (lihat gambar)
Penyelesaian

9
Lebih mudah meletakkan garis vertikal secara simetri di tengah-tengah (di  x), sehingga
komponen horisontal dari kedua medan saling menghapus, dan medan total adalah
1  dx 
dE  2   cos  zˆ
4 o  r 2 

z
Disini cos   , r  z 2  x 2 , dan x bergerak dari 0 ke l, maka medan di P adalah
r
L
1
L
2z 2 z  x  1 2 L
Ez 
4 o  z
0
2
 x2 
32
dx 
4 o
 2 2 2 

 z z  x  0 4 o z z  x
2 2

yang berarah sepanjang sumbu z. Untuk titik-titik jauh dari garis (z>>L), maka hasil di atas
tereduksi menjadi:
1 2L
E
4 o z 2
atau, secara lebih umum
1 2
E
4 o z
dimana s adalah jarak dari kawat.

Contoh 1-5
Tentukan medan listrik di titik P yang berada sejauh d di atas salah satu ujung sebuah segmen
garis lurus yang panjangnya L, yang membawa sebuah muatan garis uniform . Periksa bahwa
rumus anda konsisten dengan apa yang anda harapkan untuk kasus z >> L.

10
Penyelesaian

dx
L
1  z
Ez 
4 o 
0
r 2
cos   r 2  z 2  x 2 ; cos   
 r
L
1
L
dx 1 1 x 1  L
Ez  z  2 dx  z  2 2 

4 o 0 z  x 
2 3/ 2
4 o  z z  x  0 4 o z
2
z  L2
2

L
1
L
dx 1 xdx 1  1 
Ex 
4 o 
0
r2
sin   
4 o

z 2
 x2 
32
   2
4 o 

z  x2  0
1  1 1 
   2 
4 o z z z x 
2

1   1   L  
E   1   xˆ    zˆ
4 o z  z2  x2   z x
2 2
 
Untuk z >> L anda dapat memandangnya sebagai sebuah muatan titik q = L:
1 L
E zˆ .
4 o z 2

1 L
Untuk z >> L suku xˆ  0 , dan suku zˆ  zˆ .
4 o z z

Contoh 1-6:
Berapakah medan magnet total di titik P yang berjarak z dari pusat cincin di sumbu z?
Penyelesaian:
Prinsip kesimetrian: Kontribusi medan total pada komponen x dan juga komponen y dari di
titik P keduanya adalah nol (Mengapa?)

11
Komponen z dari kontribusi medan untuk setiap elemen ds dapat ditambahkan secara aljabar
untuk mendapatkan medan total:
 2a  2a z
E z  x  y  0, z   cos 

4 o a  z
2 2
 
4 o a  z 2 2
 a2  z2
Untuk jarak z >> a, medan bertingkah laku seperti sebuah titik muatan dengan medan total 2a
 2a
E z  x  y  0, z  z  a 
4 o z 2

Contoh 1-7
Berapakah medan listrik total di titik P pada jarak z dari pusat kawat pada sumbu z?

Penyelesaian:
Prinsip Kesimetrian: Kontribusi total pada komponen x dan juga komponen y dari medan listrik
di titik P adalah nol (mengapa?)
Komponen z dari setiap komponen dz’ dapat ditambahkan secara aljabar untuk mendapatkan
medan total dalam bentuk integral :

L/2
dz ' L
E z  x  y  0, z    
L / 2 4 0  z  z '
2

4 0 z  L / 2 
2 2

Untuk jarak z >> L, medan menyerupai medan dari sebuah muatan titik dengan muatan total L.

12
L
E z  x  y  0, z  z  L 
4 0 z 2

Contoh 1-8 : Medan Dari Dipol Muatan


Tinjau dua muatan sama dan berlawanan.

Medan total adalah jumlahan dari medan oleh muatan +q dan q:
ET  E   E 
Sedangkan jarak dari titik pengamatan P diukur dari kedua muatan adalah :
d d
r  r  cos  dan r  r  cos
2 2
Sehingga medan total ET di P dapat diperoleh dengan menentukan komponen medan total dalam
arah rˆ dan ˆ :
q q q
E T  rˆ    2d cos 
 d 
2
 d 
2
4 o r 3
4 o  r  cos   4 o  r  cos  
 2   2 
q d q d q
ET  ˆ  sin   sin   d sin 
4 o r 2r2
4 o r 2r
2
4 o r 3
maka,

ET 
qd
4 o r 3
2 cos rˆ  sin  ˆ 
Kita tertarik pada medan dari kedua muatan pada jarak r dari pusat pasangan, dimana r >> d.

13
Sketsa dari sebuah dipol.

A.5. Hukum Gauss


- Bentuk Integral:   0 E  da   dV atau  D  da   dV
Apa makna fisis hukum ini…?
Hukum Gauss: Fluks listrik total yang keluar dari sebuah permukaan tertutup sama dengan
muatan total yang dilingkupi oleh permukaan tertutup tersebut (tidak memandang bentuk dari
permukaan tertutup)

Poin penting untuk dicatat: Hukum ini menetapkan muatan sebagai sumber atau penampungan
dari medan listrik (yaitu muatan-muatan menghasilkan atau menampung garis-garis medan
listrik). Jika fluks total yang menembus suatu permukaan tertutup adalah positif, maka muatan
total yang dilingkupi adalah positif. Jika fluks total yang menembus suatu permukaan tertutup
adalah negatif, maka muatan total yang dilingkupi adalah negatif.
- Bentuk diferensial
Teorema divergensi:  A.da   . AdV
14
Fluks dari sebuah vector menembus suatu permukaan tertutup adalah sama dengan integral dari
divergensi vector tersebut meliputi volume yang dilingkupi oleh permukaan tertutup itu
(Perhatikan gambar di atas).
Menggunakan teorema divergensi dengan hukum Gauss dalam bentuk integral diperoleh:

 D  da   dV     DdV  dV


   D   atau     0 E   (1-10)

A.5.1. Aplikasi Hukum Gauss Dalam Bentuk Integral (HGI)


Contoh 1-9 : Medan dari sebuah muatan titik.
Tinjau sebuah muatan titik q coulomb di r = 0.
Dengan prinsip simetri, medan listrik dapat hanya berarah dalam arah radial

  0 E .da   dV (1-11)

Kelilingi muatan dengan suatu permukaan Gaussian dalam bentuk sebuah kulit sferis berjejari r.
Dengan kesimetrian, besar medan-E pada permukaan haruslah uniform dan mengrah dalam arah
radial.

Gunakan hukum Gauss:  0 E r 4r 2   q  E r 


q q 
atau E  r
4 0 r 2
4 0 r 2

Contoh 1-10: Medan Dari Bidang Tak Terhingga Bermuatan

15
Prinsip Kesimetrian: Distribusi muatan adalah simetri dalam arah +z dan z. Oleh karena itu, jika
di sebarang titik terdapat suatu komponen dalam arah +z, terdapat juga komponen medan E
dalam arah z. Karena medan tidak dapat mempunyai komponen z yang mengarah ke arah +z
dan z pada saat bersamaan, maka tidak terdapat komponen z dari medan.
Begitu pula, tidak terdapat komopenen y dari medan E, maka medan hanya mempunyai
komponen x.
 Gambar suatu permukaan Gaussian dalam bentuk silinder seluas A menembus bidang muatan
 Fluks listrik total yang keluar dari permukaan = 20ExA
 Muatan total yang dilingkupi oleh permukaan = A

 Menggunakan hukum Gauss: 20ExA = A  E x 
2 0

Contoh 1-11 : Syarat batas rapat Muatan Permukaan


Anggap kita mengetahui medan listrik tergak lurus permukaan pada salah satu sisi dari suatu
bidang permukaan dengan rapat muatan permukaan . Berapakah medan yang tegak lurus
permukaan pada sisi lain dari bidang muatan ?
Penyelesaian:

16
 Gambar suatu permukaan Gaussian dalam bentuk silinfder seluas A menembus bidang
permukaan
 Fluks total yang keluar dari permukaan = 0(E2  E1)A
 Muatan total yang dilingkupi oleh permukaan = A
 Hukum Gauss: 0(E2  E1)A = A  0(E2  E1) = 
 0(E2  E1) =  Ini adalah hasil yang sangat penting yang mengkaitkan medan listrik tegak
lurus permukaan dengan pada ke dua sisi dari suatu bidang muatan dengan rapat muatan
permukaan .

Contoh 1-12 : Prinsip superposisi dalam kasus dua bidang bermuatan


Ketika bidang-bidang muatan didekatkan kontribusi medan dari setiap bidang di luar bidang
saling menghapus dan medan di dalam bidang saling memperkuat.

Contoh 1-13:. Medan Dari Sebuah Bola Bermuatan Uniform (HGI)

17
Dengan kesimetrian, medan E seharusnya hanya mempunyai sebuah komponen dalam arah
radial (yaitu arah r̂ )
Untuk 0  r  a :
 Gambar sebuah permukaan Gaussian dalam bentuk sebuah kulit bolah berjejari r (lihat
gambar tengah di atas)
 Fluks total yang keluar dari permukaan = 0Er(4r2)
 Muatan total yang dilingkupi oleh permukaan = (4r3/3)

 Hukum Gauss: E r  r
3 0
Periksalah jawaban tersebut (apakah penyelesaian di atas memenuhi Hukum Gauss?) Mari kita
menghitung divergensi dari medan E dalam jawaban yang diperoleh:
1  2
. 0 E   
r  0 E r    rumus untuk divergensi dalam koordinat sferis
r 2 r
Untuk a  r   :
 Gambar sebuah permukaan Gaussian dalam bentuk sebuah kulit bolah berjejari r (lihat
gambar kanan di atas)
 Fluks total yang keluar dari permukaan = 0Er(4r2)
 Muatan total yang dilingkupi oleh permukaan = (4a3/3)
 43 a 3
 Hukum Gauss: E r 
4 0 r 2
Periksa jawaban tersebut (apakah penyelesaian di atas memenuhi hukum Gauss?):
Mari kita menghitung divergensi dari medan E dalam jawaban yang diperoleh:
1  2
. 0 E   
r  0 E r  0  rumus untuk divergensi dalam koordinat sferis
r 2 r

18
Sketsa Medan Listrik: perhatikan bahwa medan divergensi tak nol dilibatkan di dalam sketsa.

A.5.2. Hukum Gauss dalam Bentuk Diferensial


Contoh 1-14. Medan Dari Sebuah Bola Bermuatan Uniform
Gunakan hukum Gauss dalam bentuk diferensial:    o E  

 Untuk 0  r  a:
1  2 
 oE   
r r
2
r Er 
o
 
Kalikan kedua ruas dengan r2 dan integralkan dari 0 ke r (dimana r  a)
r
 2
r
 2  3
 
0 r r Er dr  0  o r dr  r Er r   3 o r
2


E r r   r
3 o
Sama seperti sebelumnya
 Untuk a  r  :
1  2
 o E  0 
r 2 r
r Er  0  
Kalikan kedua ruas dengan r2 dan integralkan dari 0 ke r (dimana r  a)

r

 r r 
E r dr  0  r 2 E r r   a 2 E r a   0
2

4
2  a 3
a
E r r   E r a   3
r2 4 o r 2
Sama seperti sebelumnya

Contoh 1-15
Anggap medan listrik di dalam suatu daerah dinyatakan dalam koordinat bola diketahui
E  kr 3rˆ , di dalam koordinat bola (k adalah konstanta).
(a)Dapatkan rapat muatan .
(b)Dapatkan muatan total yang terkandung di dalam sebuah bola berjari-jari R, terpusat di origin.
(Kerjakan dengan dua cara berbeda)
Penyelesaian

19
1  2 3
(a).    o   E   o
r r
2
r kr    o 2 k 5r 4   5 o kr 2
r
1

(b). Dengan hukum Gauss: Qenc   o  E  da   o kR 3 4R 2   4 o kR 5

R R
Dengan integral langsung: Qenc   d   5 o kr 2 4r 2 dr   20 o k  r 4 dr  4 o kR 5
0 0

Contoh 1-16
Sebuah muatan q berada di sudut belakang sebuah kubus, seperti ditunjukkan dalam gambar di
bawah. Berapakah fluks E yang menembus sisi yang melingkupinya

Penyelesaian
Tinjau kubus merupakan satu dari delapan yang mengelilingi muatan. Masing-masing dari 24
persegi yang membuat permukaan dari kubus yang lebih besar mencapai fluks sama seperti yang
lain, maka:
1
 E  da  24  E  da
satu satu
muka muka

q
Integral terakhir adalah q/o:  E  da  24
satu o
muka

Contoh 1-17 : Divergensi E


Sekarang kita menghitung divergensi E secara langsung dari persamaan (1-9):
1 rˆ
E r    r 2  r 'd
4 o semua
ruang

20
(Mula-mula integral adalah meliputi volume yang ditempati oleh muatan, tetapi kita dapat
memperluasnya ke semua ruang, karena  = 0 di luar ruang.) Catat bahwa kegayutan r
terkandung di dalam r = r – r’, kita peroleh
1  rˆ 
  E r       r
2 
 r ' d '
4 o 
dimana
 rˆ 
   2   4 3 r 
r 
Maka
1 1
  E r    4 r  r ' r 'd '    r 
3

4 o o

Yang merupakan hukum Gauss dalam bentuk diferensial. Untuk mengatasi bentuk integral (, kita
mengoperasikan argumen sebelumnya: menjalankan integral pada suatu volume dan menerapkan
teorema divergensi:
1 1
   E d   E  da     d  
V S o V o
Qyang dilingkupi

Contoh 1- 18.
Tentukan medan di luar sebuah bola pejal bermuatan serba sama berjari-jari R dan muatan total q.
Penyelesaian
Gambar sebuah permukaan sferis berjari-jari r > R (lihat gambar); ini disebut sebuah permukaan
Gaussian. Hukum Gauss menyatakan bahwa untuk permukaan ini
1
 E  da  
S o
Qyang dilingkupi

dan Qyang dilingkupi = q. Secara sepintas, ini sangat sulit, karena kuantitas E terkubur di dalam
integral permukaan. Untungya, dengan kesimetrian memungkinkan kita menyederhanakan E dari
tanda integralnya: E sudah tentu secara radial berarah keluar, begitu juga da, maka kita dapat
membuang perkalian dot,

 E  da   E da
S S

21
dan besar E adalah konstan pada permukaan Gauss, maka ia keluar integral:

 E da  E  da  E 4r
2

S S

1 1 q
Maka E 4r 2  q atau E rˆ
o 4 o r 2

Perhatikan bahwa keunggulan hasil ini: Medan di luar bola secara tepat sama dengan bila
semua muatan terpusat di pusat bola.

Contoh 1-19.
Sebuah silinder panjang membawa muatan yang kerapatannya proporsional dengan jarak dari
sumbu:  = ks, untuk k konstanta. Tentukan medan listrik di dalam silinder.
Penyelesaian:
Gambarkan sebuah permukaan silinder Gaussian dengan panjang l dan jejari s. Untuk permukaan
ini, hukum Gauss menyatakan:
1
 E  da  
S o
Qyang dilingkupi

Muatan yang dilingkupi adalah


s
2
Qyang   d   ks' s ' ds' ddz   2kl  s ' 2 ds '  kls 3
dilingkupi 0
3

(Elemen volume yang sesuai dengan koordinat silinder digunakan dan mengintegralkan  dari 0
ke 2, dz dari 0 ke l. Tanda aksen pada variabel integrasi s’, untuk membedakan dengan jejari s
dari permukaan Gaussian)

22
Sekarang, kesimetrian mewajibkan bahwa E berarah keluar, untuk bagian melengkung dari
silinder Gaussian maka:

 E  da   E da  E  da  E 2sl ,
sedangkan kedua sisi tidak berkontribusi apapun (disini E tegak lurus da). Maka,
1 2
E 2sl  kls 3
o 3
1
atau E  ks 2 sˆ
3 o

Contoh 1-20.
Sebuah bidang kecil membawa sebuah muatan permukaan uniform. Tentukan medan listriknya.
Penyelesaian:
Gambar sebuah kotak Gaussian, yang menembus bagian bawah dan atas bidang dengan jarak
yang sama. Terapkan hukum Gauss pada permukaan ini:
1
 E  da   o
Qyang
dilingkupi

Dalam kasus ini, Qenc = A, dimana A adalah luas tutup kotak. Dengan kesimetrian, E berarah
menjauh dari bidang (ke atas untuk titik-titik di atas, ke bawah untuk titik-titik di bawah). Maka,
permukaan atas dan bawah menghasilkan

 E  da  2 A E ,

23
sedangkan bagian pinggir tidak berkontribusi. Maka
1
2A E  A ,
o
atau

E nˆ
2 o
dimana adalah vektor satuan yang berarah tegak lurus menjauhi permukaan. Di dalam Contoh
1-16, anda mendapatkan hasil yang sama menggunakan metode yang lebih rumit.

Contoh 1-21.
Dua plat sejajar infinite membawa rapat muatan uniform sama tetapi berlawanan tanda  
(lihat gambar). Dapatkan medan di dalam setiap daerah: (i) di kiri keduanya, (ii) di antara kedua
plat, (iii) di kanan keduanya.
Penyelesaian
Plat sebelah kiri menghasilkan medan  / 2 0 yang menjauhi plat (lihat gambar) - ke kiri di

dalam daerah (i) dan ke kanan dalam daerah (ii) dan (iii). Plat sebelah kanan, bermuatan negatif,
menghasilkan medan  / 2 0 , yang menuju plat- ke kanan dalam daerah (i) dan (ii) dan ke kiri

dalam daerah (iii). Kedua medan saling menghapus di dalam (i) dan (iii); mereka bergabung di
daerah (ii).
Kesimpulan: Medan  /  0 , dan menuju ke kanan, di antara plat.

24
Contoh 1-22.
Menggunakan hukum Gauss untuk mendapatkan medan listrik di dalam dan di luar sebuah kulit
bola berjari-jari R, yang membawa rapat muatan permukaan uniform .
Penyelesaian

 E  da  E 4r    Q
1
Di dalam: 2
yang 0 E 0
o dilingkupi

 E  da  E 4r    4R   E  Rr


2
2 1 2
Di luar: rˆ
o o
2

Contoh 1-23
Gunakan hukum Gauss untuk mendapatkan medan listrik di dalam bola bermuatan uniform
(rapat muatan ).

 E  da  E 4r    Q
1 1 4 3 1
2
 r  .Maka E  rrˆ
o
yang
dilingkupi o 3 3 o

25
4 3 1 Q
Karena Qtot  R  , E  rˆ
3 4 o R 3

Contoh 1-24
Sebuah plat tak terhingga, ketebalan 2d, membawa rapat muatan volume uniform  (lihat
gambar). Dapatkan medan listrik, sebagai fungsi y, dimana y = 0 di pusat. Gambarkan E versus y,
sebut E positif ketika ia ke arah +y dan negatif ketika ia ke arah –y.

Pada bidang-xz, E = 0 karena simetri. Atur kotak Gaussian dengan salah satu muka dalam bidang
ini dan lainnya di y
1 1 
 E  da  E  A   0
Qenc 
0
Ay maka E 
0
yyˆ (untuk y  d )

1 
Qenc  Ad  E  dyˆ (untuk .y>d)
0 0

Contoh 1-25
Dua bola, masing-masing berjari-jari R dan membawa rapat muatan uniform + dan ,
diletakkan sehingga mereka saling bertumpukan sebagian (lihat gambar). Bila vektor dari pusat
bola positif ke bola negatif d. Tunjukkan bahwa medan di dalam bagian bertumpukan adalah
konstan, dan tentukan harganya.

26

Dari Contoh 1-18, medan di dalam bola positif adalah E  r , dimana r+ adalah vektor dari
3 o
pusat bola positif ke titik yang ditinjau. Begitu pula medan dipusat bola negatif adalah
 
E r_ . Maka medan total adalah: E  r  r 
3 o 3 o


Karena r+  r = d, maka E  d
3 o

B. POTENSIAL LISTRIK
Dalam kuliah ini kita akan belajar mengenai :
 Potensial skalar listrik
 Persamaan Laplace dan Poisson
 Potensial dari beberapa distribusi muatan sederhana

B.1. Medan Konservatif atau Irotasional


Medan vektor F untuk mana   F  0 disebut medan irotasional atau konservatif.
Ini secara tidak kangsung berarti bahwa untegral garis dari F mengelilingi sebaranglintasan
tertutup adalah nol.

Persamaan elektrostatik dari perkuliahan sebelumnya adalah


. 0 E      E  0 (1-12)

27
Di dalam elektrostatik atau elektrokuasistatuk, medan E adalah konservatif atau
irotasional. (Tetapi ini tidak benar di dalam elektrodinamika). Jika integral garis dari F
mengelilingi lintasan tertutup adalah nol, maka integral garis dari F antara dua titik adalah tidak
tergantung linstasan tertentu (yaitu integral garis adalah sama untuk semua lintasan yang
mungkin antara kedua titik)

B.2. Potesial Skalar Listrik


Sebarang medan konservatif dapat selalu ditulis sebagai gradient dari sebarang kuantitas
skalar. Ini berlaku karena curl dari suatu gradien adalah selalu nol.
Jika F   maka   F        0 . Untuk medan E konservatif dituliskan:
E   (1-13)
(Tanda negatif hanyalah suatu konvensi). Dimana  adalah potensial listrik skalar.
Potensial skalar didefinisikan hanya hingga konstan. Jika potensial skalar (r)
menghasilkan suatu medan listrik tertentu maka potensial skalar (r) + C akan juga
menghasilkan medan yang sama (dimana C adalah konstanta). Nilai mutlak dari potensial di
dalam suatu masalah umumnya ditetapkan dengan sautu alasan fisis yang prinsipnya menetapkan
nilai dari konstanta C.
Kita mengetahui bahwa E   . Ini secara langsung menyarankan bahwa :
 Integral garis dari medan E antara dua titik adalah perbedaan antara potensial-potensial di
titik-titik itu.
r2 r2

 E  dl       dl   r    r 
r1 r1
1 2 (1-14)

 Integral garis dari medan E mengelilingi suatu lintasan tertutup adalah nol
r2 r2

 E  dl       dl  0
r1 r1
(1-15)

28
Contoh 1-26
Dapatkan potensial di dalam dan di luar sebuah kulit bola berjari-jari R (lihat gambar), yang
membawa muatan permukaan uniform. Aturlah titik acuan di tak terhingga.

Penyelesaian:
Dari hukum Gauss, medan di luar adalah
1 q
E rˆ
4 o r 2
dimana q adalah muatan total pada bola. Medan di dalam adalah nol. Untuk titik-titik diluar bola
(r > R)
r r r
1 q 1 q 1 q
V r     E  dl   r'2 dr'  4 o r'   4 o r'
O
4 o

Untuk mendapatkan potensial di dalam bola (r < R), kita harus memecah integral dalam dua
bagian, gunakan disetiap bagian medan yang merata di sana:
R r R
1 q 1 q 1 q
V r    r'2 dr' R 0dr'  4 o r'   0  4 o R
4 o

Perhatikan bahwa potensial adalah tidak nol di dalam bola, meskipun medan nol. V adalah
konstan di dalam daerah ini, sehingga V = 0. Di dalam masalah ini, potensial dihitung dari titik
acuan; yaitu dimana potensial ditetapkan. Menggambarkan potensial di dalam bola berdasarkan
medan di dalam bola saja, adalah tidak tepat: potensial di dalam bola adalah dipengaruhi oleh
apa yang terjadi di luar bola. Jika sebuah kulit bola bermuatan kedua ditempatkan mengelilingi
luar bola pertama dengan jejari R’ > R, potensial di dalam R akan berubah, meskipun medan
akan tetap nol. Hukum Gauss menjamin bahwa muatan di luar, di titik tertentu, (yaitu lebih besar
r) tidak menghasilkan medan pada titik itu, membuktikan ia adalah simetri silindris atau sferis;
tetapi tidak terdapat aturan seperti itu untuk potensial, ketika tak terhingga digunakan sebagai
titik acuan.

29
B.3. Potensial Dari Beberapa Distribusi Muatan
Contoh 1-27 : Potensial skalar dari suatu muatan titik.
Asumsi : Potensial skalar diasumsikan mempunyai suatu nilai sama dengan nol di jauh tak
terhingga jauh dari muatan.

Lakukan integral garis dari tak terhingga ke titik r, dimana potensial perlu ditentukan
r2 r2  0 

 E  d l        d l   r        r    r    E  dl
r1 r1 r

 
q q
 r    E  dl   dr   r  
r r 4 o r 2
4 o r

Contoh 1-28 : Potensial dari suatu kulit bola bermuatan uniform

Menggunakan sistem koordinat bola:


 Untuk a  r   :
  2  0 
  A
 1   2    Asumsikan suatu penyelesaian :  r    F
0
 r 2 r  r 
r r


F haruslah 0 sehingga potensial adalah 0 di r = .


A  A
 r   dan E r r     2
r r r
 Untuk 0  r  a :

30
  2  0 
  B
 1   r 2    0 Asumsikan suatu penyelesaian :  r    D
 r 2 r  r   r

Potensial haruslah tidak menjadi tak terhingga di r =  seharusnya 0.



 r   D dan E r r    0
r
Syarat Batas
Kita memerlukan dua syarat batas tambahan untuk menentukan kedua koefisien tak diketahui A
dan D.
(1) Di r = a potensial adalah kontinyu (yaitu ia sama tepat di dalam dan di luar bola bermuatan)
A
D
a
(2) Di r = a medan listrik tidak kontinyu. Lompatan komponen medan yang tegak lurus pada
kulit (yaitu komponen radial) terkait dengan rapat muatan permukaan

 0 E r      A 
luar
 Er dalam 0  2  0  
a 

Contoh 1-29 : Syarat batas rapat muatan permukaan


Anggap kita mengetahui medan listrik tegak lurus permukaan pada satu sisi suatu bidqang
muatan dengan rapat muatan permukaan .
Pertanyaan : Berapakah medan tegak lurus permukaan pada sisi lain bidang muatan ?
Penyelesaian :
 Gambar permukaan Gaussian dalam bentuk sebuah silinder seluas A menembus bidang
permukaan.
 Fluks total yang keluar permukaan:  0 E 2  E1 A

 Muatan total yang dilingkupi oleh permukaan: A


 Hukum Gauss:  0 E 2  E1  A  A   0 E 2  E1   

Ini adalah hasil yang sangat penting yang mengkaitkan medan listrik tegak lurus permukaan pada
kedua sisi bidang muatan dengan rapat permukaan muatan .

31
Dari uraian diatas maka potensial listrik dari suatu kulit bola bermuatan uniform :

 Untuk 0  r  a :  r  
4a   a
2

4 o a o

 Untuk a  r   :  r  
4a 
2

4 o r

Contoh 1-30. Potensial dari sebuah bola bermuatan uniform


Di dalam koordinat bola, potensial dapat hanya berupa sebuah fungsi r (bukan  dan )

32
 Untuk a  r   :
  2  0 
  A
 1   r 2    0 Asumsikan suatu penyelesaian :  r    F
 r 2 r  r   r

F haruslah 0 sehingga potensial adalah 0 di r = .


A
 r  
r
 Untuk 0  r  a :
  
  2   
0 B
 Asumsikan suatu penyelesaian :  r    D  Cr 2
 1   2    
 2 r 
r    solusi
 r r  r  0  bagian homogen khusus


Dengansubstitusi penyelesaian dalam persamaan Poisson mendapatkan C : C  
6 0

Potensial haruslah tidak menjadi tak terhingga di r =  seharusnya 0.


 2
 r   D  r
6 0
Syarat Batas
Kita perlu dua syarat batas tambahan untuk menentukan dua koefisien tak diketahui A dan D
(1) Di r = a potensial adalah kontinyu (yaitu ia tepat sama di dalam dan tepat di luar bola
bermuatan)
(2) Di r = a medan lsitrik radial adalah kontinyu (yaitu ia sama tepat di dalam dan tepat di

luar bola bermuatan)  E r  
r
 2 A  A  3
(1) Menghasilkan D  a  dan (2) menghasilkan a  2 , maka A  a dan
6 0 a 3 0 a 3 0
 2
B a .
2 0
Oleh karena itu Potensial dari sebuah bola bermuatan uniform:

 Untuk a  r   :  r  
 a 3 
4
3

4 0 r

33
  2 r2 
 Untuk 0  r  a :  r    a  
2 0  3

Sketsa Potensial

B.4. Prinsip Superposisi Untuk Potensial Listrik


Persamaan Poisson adalah linier dan memungkinkan untuk prinsip superposisi berlaku
 Anggap untuk rapat muatan 1 diperoleh potensial 1
 Anggap untuk rapat muatan 2 diperoleh potensial 2
Prinsip superposisi menyatakan bahwa jumlah (1 + 2) adalah penyelesaian untuk rapat muatan
(1+2) :
1 2
 21    2 2  
0 0

 21   2 2  
1  2

   2 
  2 1   2    1
0 0 0

Contoh 1-31 : Potensial dari sebuah dipol muatan


Tinjau dua muatan sama dan berlawanan. Kita tertarik pada potensial pada suatu jarak r dari
pusat pasangan dalam bidang muatan, dimana r >> d. Kontribusi potensial dari kedua muatan
dapat ditambahkan secara aljabar.
Sedangkan jarak dari titik pengamatan P diukur dari kedua muatan adalah :
d d
r  r  cos  dan r  r  cos
2 2

34
Sehingga potensial total  (r)di P dapat diperoleh dengan menjumlahkan potensial dari kedua
muatan di titik P:
q q
 r   
4 o r 4 o r
q q qd
 r     2 cos 
 d   d  4 o r 2
4 o  r  cos  4 o  r  cos 
 2   2 
Dengan mengetahui nilai potensial kedua muatan di titik P, maka medan E diperoleh dalam
bagian B dapat diperoleh dengan mensuperposisi medan E individual dari kedua muatan.

qd
 r   2 cos 
4 o r 2

E   r  
qd
4 o r 3
2 cos rˆ  sin  ˆ
Kita dapatkan nilai medan yang sama seperti dalam bagian B.

35
Contoh 1-32: Potensial dari sebuah garis bermuatan
Tinjau sebuah muatan garis yang keluar dari bidang kertas.

Medan listrik, dengan kesimetrian, mempunyai hanya sebuah komponen radial. Gambarkan
sebuah permukaan Gaussian dalam bentuk silinder berjejari r dan panjang L tegak lurus bidang
kertas. Menggunakan hukum Gauss:

 0 E r 2rL   L  E r 
2 0 r

  r  
Tetapi E r      
r r 2 0 r

 r 
Dengan mengintegralkan dari r0 ke r kita mendapatkan:  r    r0   ln 0  .
2 0  r 
Dimana r0 adalah sebuah konstanta integrasi dan merupakan posisi dimana potensial diketahui.
Masalahya adalah bahwa penyelesaian ini menjadi tak terhingga di r = .

Contoh 1-33: Potensial dari sebuah Dipol kawat


Tinjau dua kawat bermuatan sama dan berlawanan keluar dari bidang kertas.

Dengan menggunakan prinsip superposisi, potensial dapat ditulis sebagai :

 r   r   r 
 r   ln o   ln o   ln  
2 o  r  2 o  r  2 o  r 

36
Jawaban akhir tersebut tidak tergantung pada parameter r0. Pertanyaa: Dimanakah potensial
bernilai nol? Titik-tik untuk mana r+ dan r mempunyai potensial nol. Titik-titik ini menyusun
keseluruhan bidang y-z.

B.5. Integral Superposisi 3 Dimensi Untuk Potensial


Dalam kebanyakan skenario umum, kita harus menyelesaikan persamaan Poisson:
 r 
 2 r   
0
Kita mengetahui bahwa penyelesaian untuk sebuah muatan titik yang berada di origin adalah:
q
 r  
4 0 r
Untuk mendapatkan potensial di sebarang titik kita dapat menjumlahkan kontribusi dari pabgian-
bagian berbeda dari suatu distribusi muatan dengan memperlakukan masing-masing sebagai
sebuah muatan titik
 r '
 r    dV ' ; dV '  dx' dy ' dz ' (1-16)
4 0 r  r '

Cek: untuk sebuah muatan titik di origin  r '  q 3 r '  q  x'  y '  z '

 r ' q 3 r ' q q
 r    dV '   dV '  
4 0 r  r ' 4 0 r  r ' 4 0 r 4 0 r

Contoh 1-34: Medan dari sebuah distribusi muatan sferis uniform


Distribusi muatan sferis mempunyai jejari R dan rapat uniform , seperti dalam Gambar
1-4. Dapatkan E dan V sebagai fungsi jarak r dari pusat bola. Dengan kesimetrian, E dan V
adalah tidak tergantung koordinat sferis  dan . Dengan kesimetrian, E adalah radial. Ia
mengarah keluar jika Q adalah positif.

37
(a) Kuat medan listrik E
Di luar, distribusi muatan di P’ dimana r > R, kita membayangkan sebuah bola berjejari r
dan luas permukaan 4r2. Muatan yang dilingkupi adalah
4 3
Q R 
3
Q R 3
Dari hukum Gauss, Eo  
4 o r 2 3 o r 2
Seolah-olah semuah muatan terletak di pusat O.

Gambar 1-4. Distribusi muatan sferis

Di dalam bola, di P’’, muatan yang dilingkupi oleh bola imajiner adalah Q(r/R)3. Dengan
menggunakan hukum Gauss, kita mendapatkan bahwa

Q r R  r
3
Qr
Ei   
4 o r 2
4 o R 3
3 o
Gambar 1-17 menunjukkan E sebagai fungsi r.
Perhatikan bahwa Ei = Eo di r = R. Ini sesuai dengan hokum Gauss karena sebuah kulit bola
bertebal infinitesimal tepat di dalam permukaan bola membawa muatan nol.
(b) Potensial listrik V
Q
Di P’, Vo 
4 o r
karena medan adalah sama seperti medan dari sebuah titik muatan Q di O.
Untuk mendapatkan potensial di P’’, kita menggunakan persamaan:
 R 
Vi   Edr   Ei dr   Eo dr
r r R

38
Integral terakhir adalah potensial di r = R dari sebuah muatan titik Q terletak di O, atau
Vo  Q 4 o r . Maka
R
Qr dr Q Q 3 r2 
Vi       
r
4 o R 3 4 o R 4 o R  2 2 R 2 

Lihat Gambar 1-5.

Gambar 1-5. Potensial V dan kuat medan listrik E sebagai fungsi jarak radial r dari sebuah
distribusi jejari R dan rapat muatan volume .

Contoh 1-35
Tentukan potensial dari sebuah kulit bola bermuatan uniform berjari-jari R
Penyelesaian:
Masalah ini adalah permasalahan yang sama dengan Contoh 1-22, tetapi dalam kasus ini
digunakan persamaan:
1 
4 o  r da '
Bila diatur titik r pada sumbu z dan menggunakan hukum cosinus untuk menyatakan r dalam
sudut polar :
r 2  R 2  z 2  2 Rz cos  '

39
Sebuah elemen permukaan pada bola ini adalah R2sin’d’d’, maka
R 2 sin  ' d ' d '
4 0 V z    
R 2  z 2  2 Rz cos  '

sin  '
 2R  
2
d '
0 R  z 2  2 Rz cos  '
2


 1 
 2R  
2
R 2  z 2  2 Rz cos  ' 
 Rz 0


2R
z

R 2  z 2  2 Rz  R 2  z 2  2 Rz 
2R 
 R  z   R  z  
2

z  
Pada fase ini kita harus berhati-hati untuk mengambil akar positif. Untuk titik-titik di luar bola, z

adalah lebih besar dari pada R, dan maka R  z 2  z  R ; untuk titik-titik di dalam bola

R  z 2  R  z . Maka

R
R  z   z  R   R 
2
V z   di luar;
2 0 z 0z
R
V z   R  z   R  z   R di dalam
2 0 z 0
Dinyatakan dalam muatan total pada kulit bola, q = 4R2, V(z) = (1/4o)(q/z) (atau, secara
umum, V(z) = (1/4o)(q/r) untuk titik-titik di luar bola, dan V(z) = (1/4o)(q/R) untuk titik-titik
di dalam bola.
Sudah tentu, dalam kasus khusus ini, lebih mudah mendapatkan V dengan menggunakan
persamaan (1-31) dari pada persamaan (1-57), karena hukum Gauss memberi kita E dengan lebih
muda.

40
B.6. Persamaan Poisson dan Persamaan Laplace
Dalam kasus tertentu hukum Gauss tidak mudah untuk menyelesaikan medan listrik.
Diperlukan persamaan medan potensial untuk menentukan medan listrik. Berangkat dari hukum
Gauss : . 0 E   dan menggunakan E    . 0      , maka diperoleh


 2   (1-17)
0
Persamaan (1-17) dikenal sebagai persamaan Poisson. Jika rapat muatan volume adalah nol
maka persamaan Poisson menjadi :
 2  0 . (1-18)
Persamaan (1-18) dikenal sebagai persamaan Laplace. Persamaan Poisson atau Laplace dapat
diselesaikan untuk menghasilkan potensial skalar berdasar distribusi muatan dan selanjutnya
dapat diperoleh kuat medan yang disebabkan distribysi muatan tersebut.

Gambar 1-6. Relasi antata medan listrik (E), potensial listrik (V), dan rapat muatan sumber ().

Di dalam elektrostatika, masalah utamanya adalah menentukan medan dan potensial listrik yang
disebabkan oleh sumber muatan (). Dari uraian di atas dapat dirangkum relasi antara ketiga
besaran tersebut dalam Gambar 1-6 di atas.

Contoh 1-36: Medan Sebuah Distribusi Muatan Sferis Uniform


Tinjau sebuah distribusi muatan sferis dengan rapat volume uniform  dan jejari R seperti
dalam Gambar 1-12.

41
Gambar 1-12. Distribusi muatan sferis

Di luar bola,  = 0 dan


 2Vo  0 (a)

Sekarang, menggunakan kesimetrian, Vo adalah tak tergantung  dan . Oleh karena itu, dalam
koordinat bola:
1   2 Vo    2 Vo 
r   0, r 0 (b)
r 2 r  r  r  r 
Vo A A
 2, Eo   (c)
r r r2
Q R 3
dimana A adalah sebuah konstanta integrasi. Ini sesuai dengan persamaan Eo  
4 o r 2 3 o r 2

dengan A = Q/(4o).
Di dalam bola,

 2Vi   (1-35)
o
1   2 Vi  
r  (1-36)
r r  r 
2
o

 2 Vi   r2
 r    (1-37)
 r  o

 2 Vi  r2
r    B (1-38)
 r  3 o

42
r B
Ei   (1-39)
3 o r 2
Dimana B adalah konstanta integrasi lainnya.
Ini jelas bahwa Ei tidak dapat menjadi tak terhingga di r = 0; maka B adalah nol dan
r Qr
Ei   (1-40)
3 o 4 o R 3

Contoh 1-37: Diode Vakum


Ditinjau distribusi potensial antara plat-plat sebuah diode vakum yang mempunyai katoda
dan anoda berupa bidang, sejajar, dan terpisah oleh jarak s yang kecil dibandingkan luas
liniernya, seperti ditunjukkan dalam Gambar 1-13. Kita asumsikan bahwa katoda adalah di
potensial nol dan anoda di potensial positif Va. Katoda panas memancarkan electron-elektron
yang dipercepat ke arah anoda. Kita juga mengasumsikan bahwa elektron-elektron mempunyai
kecepatan awal nol dan bahwa arus tidak dibatasi oleh suhu katoda tetapi dapat ditingkatkan
dengan meningkatkan Va.

Gambar 1-13. Diagram skema diode vakum plat sejajar. Katoda di sebelah kiri,
memancarkan a elektron. Sebuah electron bermuatan e mengalir kea rah anoda dengan
kecepatan v.

Karena V tergantung hanya pada x, secara hipotesis, persamaan Poisson menjadi


d 2V 
 (1-41)
dx 2
o

43
Dimana rapat muatan ruang electron  adalah negatif. Maka d 2V dx 2 adalah positif, tetapi kita

belum mendapatkan .
Sekarang  sama dengan rapat arus dibagi kecepatan elektron v, maka
d 2V J
 (1-42)
dx 2
 ov
dimana J adalah besar rapat arus.
Menggunakan kekekalan energi,
mv 2
 eV (1-43)
2
dimana m adalah massa sebuah electron dan e adalah muatan listrik electron: e = + 1,6  1019
coulomb. Maka
2
 dV  J
   (1-44)
 dx   o 2eV m 1 2
Untuk mengintegralkan, kita mengalikan ruas kiri dengan 2dV dx dx dan ruas kanan dengan
2dV. Maka

4 J mV 2e 
2 12
 dV 
   A (1-45)
 dx  o
dimana A adalah sebuah konstanta integrasi.
Sekarang kita mendapatkan nilai A. Di katoda, V = 0 dan A  dV dx  . Tetapi
2

dV dx adalah nol di katoda untuk alasan berikut. Jika suatu tegangan dikenakan ke anoda ketika
katoda dingin, dV dx adalah positif dan sama dengan Va/s. Jika sekarang katoda dipanaskan, ia
memancarkan electron, terdapat sebuah muatan ruang negatif, dan dV dx menurun. Bersamaan

dV dx adalah positif di katoda, elekteron-elektron yang dipancarkan bergerak dipercepat


menuju anoda dan tidak dapat kembali ke katoda. Arus tersebut kemudian dibatasi oleh emisi
termionik dan tidak oleh Va. Ini berlawanan dengan apa yang kita asumsikan di depan. Namun
demikian, jika dV dx adalah negatif, elektron-elektron tidak pernah dapat meninggalkan anoda,

dan muatan ruang nol, yang tidak masuk akal. Maka dV dx dapat positif maupun negatif. Maka
ia adalah nol, dan A adalah juga nol. Maka

44
12 14
dV J  m
 2    V 1 4 (1-46)
dx   o   2e 
12
J  m
V 34
 1,5    x  B (1-47)
  o   2e 
Konstanta integrasi B adalah nol karena V adalah nol di x = 0. Maka
23 13 43
 9J   m  4 3  x 
V      s   (1-48)
 4 o   2e  s
Ketika x =s, V = Va. Oleh karena itu
43
x
V  Va   (1-49)
s
Juga, tanpa memperhatikan tanda E,
43
4 Va  x 
E   (1-50)
3 s s

4 o 2e m  Va3 2
12 32
 6 Va
J   2, 335  10 ampere/meter2 (1-51)
9s 2 s2
4 oVa
 (1-52)
9 s 2 x s 
23

Persamaan (1-51) dikenal sebagai hokum Child-Langmuir. Hukum ini valid hanya untuk diode
bidang sejajar dengan mengabaikan efek-efek tepi dan untukelektron-elektron yang dipancarkan
dengan kelajuan nol. Namun demikian, untuk sebarang geometri, J adalah proporsional dengan
Va3 / 2 .

Gambar 1-14 menunjukkan V, E, dan  sebagai fungsi x/s. Di dalam dioda sebenarnya,
kecepatan emisi electron-elektron adalah terhingga dan terdapat suatu potensial minimum tepat
di depan katoda. Hanya elektro-elektron dengan kecepatan awal lebih besar dari pada harga
tertentu dapat melewati batas minimum ini.

45
Gambar 1-14. Rapat muatan ruang , kuat medan listrik E, dan potensial V sebagai fungsi jarak x
dari katoda sebuah dioda bidang sejajar. Subindeks a merujuk pada nilai variable tersebut di
anoda

B.7. Penyelesaian Persamaan Laplace Untuk Beberapa Kasus


B.7.1. Penyelesaian Persamaan Laplace Dalam Koordinat Persegi.
Penyelesaian persaman Laplace 2V = 0 dikenal sebagai fungsi harmonic. Fungsi-fungsi
ini mempunyai sejumlah sifat-sifat umum. Jika kita dapat memperoleh penyelesaian V1, V2,
V3, …. Persamaan Laplace, maka sebarang kombinasi linier A1V1 + A2V2 + A3V3 + …, dimana A
adalah konstanta, juga merupakan sebuah solusi. Ini menjadi jelas dengan mengganti jumlah ke
dalam persamaan awal.

46
Gambar 1-65. (a) Medan di kiri interface Gambar 11-3 adalah sama seperti medan dari
pasangan muatan ini. (b) , (c) Medan di kanan interface adalah sama seperti medan dari
kedua susunan ini.

Sebagai sebuah aturan, kita dapat menyelesaikan persamaan Laplace dengan memisah
variable-variabel. Sebagai contoh, di dalam koordinat Cartesian, kita dapat mencari penyelesaian
berbentuk
V = X(x)Y(y)Z(z) (1-296)
dimana X adalah sebuah fungsi x saja, Y adalah sebuah fungsi y saja, Z adalah sebuah fungsi z
saja. Dengan mensubustitusi ke dalam persamaan Laplace diperoleh
d2X d 2Y d 2Z
YZ  ZX  XY 0 (1-297)
dx 2 dy 2 dz 2
Dengan membagi dengan XYZ menghasilkan
1 d 2 X 1 d 2Y 1 d 2 Z
  0 (1-298)
X dx 2 Y dy 2 Z dz 2
dimana suku pertama hanya tergantung pada x, begitu pula untuk dua suku lainnya.

47
Gambar 1-66. Garis-garis D(panah) dan ekuipotensial untuk sebuah muatan titik berada di
dekat dielektrik. Dengan memutar gambar terhadap sumbu simetri horizontal
membangkitkan permukaan ekuipotensial. Gambar tidak menunjukkan ekuipotensial di
dekat muatan titik.

Karena ketiga suku ini berjumlah nol di sebarang titik di dalam medan, masing-masing sama
dengan suatu konstanta dan
d2X d 2Y d 2Z
 C1 X ,  C1Y ,  C1Z (1-299)
dx 2 dy 2 dz 2
Dengan
C1  C2  C3  0 , (1-300)
Sekarang kita telah memisahkan variable-variabel. Penyelesaian ketiga persamaan secara
terpisah menghasilkan X, Y, Z, dan juga V.
Amati bagaimana cermatnya ini: kita telah mentransformasi sebuah persamaan diferensial
parsial dalam semua ketiga variabel x, y, z ke dalam ketiga persamaan diferensial biasa sederhana
dalam x, dan y, dan z.
Kadang-kadang, seperti dalam contoh di bawah, kita harus menjumlahkan tak terhingga
penyelesaian seperti ini, masing-masing dikalikan oleh sebuah koefisiean yang sesuai, untuk
menyesuaikan dengan syarat batas tertentu.

Contoh 1-44 : Medan antara dua elektroda sejajar semi tak terhingga ditanahkan yang
dibatasi oleh sebuah elektroda yang dipertahankan pada suatu potensial
tetap: Deret Fourier.

48
Gambar 1-67 menunjukkan elektroda-elektroda. Kita ingin mendapatkan V(x, y) antara plat-plat.
Secara hipotesis, medan tak tergantung z dan C3 = 0. Maka
d2X d 2Y
 k 2
X ,   k 2Y (1-301)
dx 2 dy 2
Kita telah mensubstitusi k2 untuk C1 dan k2 untuk C2 untuk menghindari akar kuadrat dalam
penyelesaian. Seperti akan kita lihat segera, C2 haruslah negative.
Kita menyelesaikan persamaan Y dengan mengatur
Y  A sin ky  B cos ky (1-302)
dimana A dan B adalah konstanta. Penyelesaian ini secara mudah diverivikasi dengan substitusi.
Sekarang V harus memenuhi syarat batas berikut:
(1) V = 0 di x = 0, y = b ; (2) V = Vo di x = 0 ; (3) V  0 saat x  .
Karena V = 0 di y = 0, maka B = 0. Juga, syarat V = 0 di y = b menghendaki bahwa
n
kb  n , k (n = 1, 2, 3, …) (1-303)
b
Maka
n y
Y  A sin (n = 1, 2, 3, …) (1-304)
b
Kita mengabaikan nilai n = 0 karena ia berhubungan dengan medan nol. Persamaan diferensial
untuk X sekarang adalah
2
d 2 X  n 
  X (1-305)
dx 2  b 
dan
n x  n x 
X  G exp  H exp   (1-306)
b  b 
dimana G dan H adalah konstanta integrasi. Kita dapat memverifikasi penyelesaian ini dengan
substitusi. Karena V menuju nol ketika x menuju tak terhingga, G = 0. Maka
n y  n x 
V  XY  C sin exp   (1-307)
b  b 
dimana C adalah konstanta lainnya.

49
Tetapi ini tidak benar! Walaupun V ini memenuhi syarat (1) dan (3), ini jelas tidak
memenuhi syarat (2). Kita dapat juga memenuhi syarat (2) dengan menambahkan sejumlah tak
terhingga penyelesaian seperti ini:

n y  n y 
V   Cn sin exp   (1-308)
n 1 b  b 
Maka kita menggunakan syarat (2) untuk mengevaluasi koefisien Cn dengan mengatur x = 0.
Maka

n y
Vo   Cn sin (1-309)
n 1 b
Untuk semua y antara 0 dan b.

Gambar 1-67. Elektroda-elektroda semi infinite bidang sejajar ditanahkan dibatasi oleh
sebuah elektroda bidang di potensial Vo.

Suatu deret tak terhingga berbentuk



 n y n y 
  C
n 0
n sin
b
 Dn cos
b 

dimana Cn dan Dn adalah konstanta, adalah sebuah deret Fourier dan membentuk sebuah
himpunan lengkap: diberikan sebuah fungsi baik V(y) yang didefinisikan dalam interval y = 0
hingga y = b, terdapat suatu deret Fourier yang sama dengan V(y) dalam interval ini.
Kita bisa mendapatkan nilai koefisien-koefisien Cn dengan teknik cerdas yang ditemukan
oleh Fourier. Pertama, kita mengalikan kedua ruas persamaan (1-309) dengan sin py b  ,
dimana p adalah suatu bilangan bulat, dan kemudian kita mengintegrasi dari y = 0 ke y = b:

50
p y n y p y
b b

 V0 sin dy    Cn sin sin dy (1-310)


0
b n 1 0 b b

Di ruas kiri,
 2bVo
p y
b
 , p adalah ganjil
0 Vo sin b dy   p (1-311)
0 , p adalah genap

Suku-suku suatu deret Fourier maka dikatakan ortogonal. Di ruas kanan,


 0 ,pn
n y p y
b

0 Cn sin b sin b dy   Cn b ,pn


(1-312)
 2

Disimpulkan bahwa
 4Vo
 , jika n adalah ganjil
C n   n (1-313)
0 , jika n adalah genap

Akhirnya,
4Vo 
1 n y  n x 
V 
 1,3,5... n
sin
b
exp 
 b 
 (1-314)

Suku-suku berurutan dalam deret menjadi secara progresif kurang penting, karenanya
faktor 1/n, tetapi hampir sebagian besar karena fungsi eksponensial. Gambar 1-68 menunjukkan
derajat pemdekatan yang dicapai dengan 1, 3, 10, dan 100 suku deret.

Gambar 1-68. Syarat V = Vo di x = 0, seperti dipenuhi oleh sebuah deret Fourier dengan
mengambil (a) hanya suku pertama, (b) tiga suku pertama, (c) sepuluh suku pertama, dan
(d) seratus suku pertama.

51
Perhatikan bagaimana cepatnya fungsi eksponensial berkurang dengan x. Untuk n = 1 dan x = b
fungsi turun ke exp(), atau 4%. Secara garis besar, medan dari plat bermuatan tidak menembus
dalam arah x melebihi suatu jarak sama dengan jarak pisah b antara kedua plat.
Perhatikan juga bagaimana cepatnya eksponensial berjurang dengan n. Untuk n = 1 dan x
= b adalah 0,04, tetapi untuk n = 2 dan x = b adalah 0,002. Ini berarti bahwa V(y/b) secara cepat
menjadi sebuah kurva sinus, dengan meningkatnya x. Gambar 11-8 menunjukkan ekuipotensial.

Gambar 1-69. Plot tiga dimensi potensial V untuk medan Gambar 1-66. Kurva berbentuk U
adalah ekuipotensial; kurva lainnya menunjukkan interseksi permukaan potensial dengan bidang
sejajar denganbidang xV.

B.7.2. Penyelesaian Persamaan Laplace Dalam Koordinat Bola: Persamaan Legendre


Beberapa medan listrik sangat mudah ditentukan dalam koordinat polar bola. Penyelesaian
persamaan Laplace dinyatakan dalam koordinat bola dikenal sebagai fungsi harmonik bola.
Kita membatasi diri pada medan yang mempunyai simetri sumbu dan oleh karena itu medan
menjadi tak tergantung sudut azimuth . Maka persamaan laplace mempunyai bentuk sebagai
berikut:
  2 V  1   V 
r   sin  0 (1)
r  r  sin     
Untuk memisah variabel, kita definisikan:
V  Rr   (2)
dimana R adalah suatu fungsi dari r saja dan () fungsi dari  saja. Maka, dengan substitusi,
  2 V  R    
 r   sin  0 (3)
r  r  sin     

52
Dengan membagi dengan R, kita mendapatkan
1   2 V  1    
r   sin  0 (4)
R r  r   sin     
Kita sekarang menuliskan turunan total sebagai ganti turunan parsial karena R dan  masing-
masing merupakan fungsi sebuah variabel tunggal.
Suku kedua adalah tak tergantung r. Maka suku pertama juga tak tergantung r dan sama
dengan sebuah konstanta:
1   2 V 
r k (5)
R r  r 
Kemudian
1    
 sin    k (6)
 sin     
Karena jumlah kedua konstanta harus sama dengan nol.
Mari kita menguji persamaan R terlebih dahulu. Dengan mengalikan kedua sisi dengan R dan
mendeferensialkan suku yang di dalam kurung, kita mendapatkan bahwa
d 2R dR
r2
2
 2r  kR  0 (7)
dr dr
Penyelesaian dari persamaan ini adalah berbentuk
R  A' r" B ' r  n1 (8)
nn  1  k (9)

Dengan menuliskan kembali persamaan  dihasilkan


d  d 
 sin    nn  1 sin   0 (10)
d  d 
Sekarang dengan mengatur
  cos  (11)
Dengan mengingat bahwa, untuk sebarang fungsi f(),
df d
df

d d d
  sin 
df
d
  1  2  
1/ 2 df
d
(12)

Maka persamaan  menjadi persamaan Legendre:


d  d 

d 

1  2 
d 
 nn  1  0 (13)

53
Jika n adalah bilangan bulat, penyelesaiannya adalag polinomial Legendre:
  Pn cos   (14)

Kita akan menggunakan sifat persamaan Legengre berikut. Karena


nn  1  n' n'1 , jika n'  n  1 , (15)
Maka
Pn1 cos    Pn cos   (16)

Dapat disimpulkan bahwa, untuk setiap penyelesaian persamaan Laplace berbentuk


V  Ar n Pn cos   (17)

terdapat satu penyelesaian lain benbentuk


V  Br  n1 Pn1 cos   Br  n1 Pn cos  (18)

Perhatikan bahwa hasil ini sesuai dengan persamaan (8).


Maka penyelesaian umum persamaan Laplace untuk medan yang memiliki simetri sumbu
adalah

 

V   An r n  Bn r n 1 Pn cos   (19)
n0

Deret ini analog dengan deret Fourier dengan cara sebagai berikut. Pertama, ekspresi di bawah
tanda jumlahan membentuk suatu himpunan lengkap: deret tersebut dapat memenuhi syarat batas
yang menunjukkan simetri sumbu.Kedua
1 0 jika m  n

1 m
P cos  Pn cos  d cos     2 jika m  n
(20)
 2n  1

Polinomial Legendre maka adalah orthogonal. Ketiga, kita dapat menggunakan ortogonalitas ini
untuk menghitung nilai koefisien An dan Bn.

Tabel 1. Penyelesaian persamaan Laplace dalam koordinat polar bola untuk medan yang
memiliki simetri sumbu (Ditunjukkan enam suku pertama).
n r n Pn cos   r  n1 Pn cos  
0 1 r 1
1 r cos  r 2 cos 
2  3 cos   1  3  3 cos   1 
2 2

2 r   r  
 2   2 

54
 5 cos 3   3 cos   5 cos 3   3 cos 
3 r 3   r  4  
 2   2 
 35 cos 4   30 cos 2   3   35 cos 4   30 cos 2   3 
4 r 4   r 5  
 8   8 
 63 cos 5   70 cos 3   15 cos   63 cos 5   70 cos 3   15 cos 
5 r 5   r 6  
 8   8 

Contoh 1-45: Bola penghantar tak bermuatan berada di dalam suatu medan listrik yang
mula-mula uniform.
Sebula bola penghantar tak bermuatan dan terisolasi berada di dalam suatu medan listrik yang
sebelumnya uniform E0. Medan ini berasal dari distribusi muatan yang berada jauh yang tidak
dipengaruhi oleh keberadaan bola tersebut.
Pada sebarang titik di dalam ruang, baik di dalam maupun di luar bola, E = Eo + Ei,
dimana Ei adalah medan muatan induksi pada bola. Muatan-muatan terinduksi mengatur dirinya
sendiri sedemikian membuat muatan total di dalam sama dengan nol.
Kita menghitung medan di luar bola dengan menyelesaikan persamaan Laplace dengan dua cara:
(a) Pertama kita menggunakan koordinat polar, dengan origin di pusat bola dan sumbu polas
sepanjang Eo. Syarat batas maka adalah:
(1) Vr a  0 (2) Vr    E 0 z   E 0 r cos  (21)

Dari syarat batas 1 dan dari persamaan (19),


 
0   An a n Pn cos     Bn a n 1 Pn cos   (22)
n0 n 0

Kita sekarang mengevaluasi koefisien A dan B dengan cara analog dengan koefisien dalam
contoh di atas. Kita mengalikan kedua ruas persamaan dengan Pm(cos ) dan
mengintegralkan dari cos  = 1 ke cos  = +1:

0   An a n Pn cos Pm cos  d cos  
n 0
 1
(23)
   Bn a   n 1
Pn cos  Pm cos  d cos  
n  0 1

Sesuai dengan persamaan (20), suku-suku yang tidak lenyap adalah dimana m = n. Maka
Setiap jumlahan tereduksi ke suku tunggal:

55
1 1

 P cos d cos   B a  P cos d cos 


  n 1
0  An a n
n
2
n n
2

1 1
  n 1
(24) – (25)
A a  Bn an
 n
n  12
Maka
Bn   An a 2 n1 (26)

Dengan mensubstitusi ke dalam persamaan (19) didapatkan

 

V   An r n  a 2 n1r n 1 Pn cos   (27)
n 0

Sekarang syarat batas (2) berkaitan nilai V di tak terhingga dimana semua pangkat invers
atau negatif dari r mendekati nol. Karenanya, di r  ,

V   E o r cos    E 0 rP1 cos     An r n Pn cos   (28)
n 0

untuk semua . Dengan memeriksa, hanya suku tak nol di kanan adalah untuk n = 1. Lihat
Tabel 1. Maka
A1 = Eo (29)
dan semua A lainya adalah nol. Juga, dari persamaan (26), semua B adalah nol kecuali B1 :
B1   A1a 3  E 0 a 3 (30)

Akhirnya, di sebarang titik di luar bola,


E 0 a 3 cos   a3 
V   E 0 r cos    1  3  E 0 r cos  (31)
r2  r 

V  2a 3 
Er    1  3  E 0 cos  (32)
r  r 

1 V  a3 
E    1  3  E0 sin  (33)
r   r 
Rapat muatan permukaan pada bola konduksi adalah
   0 E r r  a   3 0 E 0 cos  (34)

Dalam ekspresi untuk V, amati bahwa suku pertama berasal dari E0, sedangkan kedua adalah
V dari sebuah dipol titik terletak di origin dan sepanjang sumbu-z, dari momen 40a3E0.

56
(b) Kita dapat juga memperoleh V dengan suatu metode formal paling sederhana, sebagai
berikut.
Kita memerlukan suku E0 r cos sehingga memnuhi syarat di tak terhingga. Tidak ada
fungsi lain dengan pangkat r positif diijinkan.Satu suku ini, namun demikian, tidak
mencukupi untuk memenuhi syarat di r = a, dimana V haruslah tak tergantung .

Gambar 1. Garis-garis dari E (panah) dan ekuipotensial untuk sebuah bola penghantar tak
bermuatan yang berada di dalam medan listrik yang sebelumnya tak uniform. Garis-garis E tegak
lurus pada permukaan, dan terdapat medan nol di dalam. Amati bahwa medan sangat terganggu
pada jarak lebih besar dari pada satu jejari dari permukaan bola. Origin dari koordinat polar bola
yang digunakan untuk perhitungan adalah di pusat bola.

Oleh karena itu kita harus menambahkan fungsi lain yang juga melibatkan faktor cos  sehingga
koefisien dari cos  akan menjadi nol di r = a. maka, dari persamaan (19),
B cos 
V   E 0 r cos   (35)
r2
Akhirnya kita membuat B = E0a3 untuk membuat V = 0 di r = a. Penyelesaian kita memenuhi
baik persamaan Laplace maupun syarat batas; oleh karena itu ia merupakan penyelesaian yang
tepat, sesuai dengan teorema keunikan.

Contoh 1-46: Bola Dielektrik Di Dalam Medan Listrik Yang Mula-Mula Uniform
Kita sekarang mempunyai suatu medan Eo yang mula-mula uniform, seperti dalam bagian
sebelumnya, dan syarat batas berikut; dimana a adalah jejari bola:
(1) V adalah kontinyu di r = a.
(2) Komponen normal dari D adalah kontinyu di r = a.
(3) Vr =  Eor cos .

57
Sebagi ganti penyelesaian formal, seperti kita lakukan dalam bagian (a) dari contoh sebelumnya,
kita memproses seperti dalam (b) dan membagi suatu kombinasi harmonic bola yang memenuhi
semua ketiga syarat.
Sekarang terdapat suatu medan di dalam bola. Maka kita memerlukan dua penyelesaian,
satu yang valid di dalam dan satu yang valid di luar. Medan di luar harus memenuhi syarat batas
(3). Maka kita memerlukan sebuah suku  Eor cos  dan bukan pangkat positif dari r yang lain.
Semua pangkat negatif r memenuhi. Di dalam bola, seharusnya tidak terdapat pangkat negative r,
karena V tidak dapat menjadi tak terhingga di r = 0.
Misalkan Vo dan Vi adalah potensial di luar dan di dalam bola. Maka

Vo   E o r cos    Bn r n 1 Pn cos   , (36)
n 0


Vi   C n r n Pn cos  (37)
n 0

Syarat batas (1) dan (2) memerlukan bahwa, di r = a,


Vo V
Vo = Vi,    r i (38)
r r
Maka kita mempunyai dua persamaan berikut:
Bo B1 cos  B2 P2 cos 
 E o a cos      ...
a a2 a3 (39)
 C o  C1a cos   C 2 a 2 P2 cos    ...
dan
Bo 2 B1 cos  3B2 P2 cos 
 E o cos      ...
a2 a3 a4 (40)
  r C1 cos   2C 2 aP2 cos    ...

Dua persamaan ini berlaku untuk semua nilai . Disimpulkan bahwa koefisien dari suatu
fungsi tertentu dari  di kiri haruslah sama dengan koefisien dari fungsi yang sama di kanan.
Dari persamaan pertama,
Bo B1 B2
 Co ,  Eo a   C1a ,  C2 a 2 (41)
a a2 a 3

Dari kedua,
2
Bo 2 B1 3 B2
 Co , Eo a    r C1 ,  2 r C 2 a (42)
a a3 a4

58
Dengan mengkombinasi persamaan-persamaan ini

Gambar 2. Garis-garis D (panah) dan ekuipotensial untuk sebuah bola dielektrik (r) terletak di
dalam medan listrik yang mula-mula unigorm. Garis-garis D rapat berkumpul di dalam bola, dan
D lebih besar di dalam dari pada di luar. Ekuipotensial menyebar di dalam, maka E lebih kecil di
dalam dari pada di luar. Terdapat suatu rapat muatan permukaan terikat, dan E adalah
diskontinyu di permukaan. Seperti untuk bola penghantar (Gambar 1), medan sangat terganggu
pada jarak lebih besar dari pada satu jejari dari permukaan. Medan di dalam uniform.

 r 1
B0  C 0  0 , B1  E0 a 3 (43)
r  2
3
C1  E0 , Bn  C n  0 (n > 1) (44)
r  2
Akhirnya,
  r  1a 3 
Vo  1   E r cos 
3  0
(45)
  r  2 r 
3
Vi   E 0 r cos  (46)
r  2
Sudah tentu, r cos  = z.
Perhatikan bahwa jika r >> 1 maka Vo hampir sama seperti V dari bola penghantar dalam
contoh di atas. Juka, E di dalam adalah uniform :
3
E i  V  E0 zˆ (47).
r  2
Lihat Gambar 2.

59
B.7.3. Persamaan Poisson Untuk E Di Dalam Medan Elektrosatatik
Kita telah mendiskusikan persamaan Poisson untuk V dalam bagian sebelumnya. Terdapat juga
persamaan Poisson untuk E.
    E    2 E  .E  (48)
Sekarang, di dalam medan elektrostatik, curl dari E adalah nol, sehingga

 2 E  .E   , (49)
0
Dari bagian sebelumnya, dimana  adalah rapat muatan total, muatan bebas ditambah muatan
terikat.
Kita dapat menyelesaikan persamaan ini pertama dengan memisahkannya ke dalam
ketiga komponennya, komponen x adalah
 
 2 Ex  (50)
x  0
Persamaan skalar ini sama dengan persamaan Poisson untuk V yang solusinya adalah V dalam
1 dv'
bentuk: V 
4 0 
v'
r
. Karenanya

1  x'
Ex 
4 0 v ' r dv' (51)

Dan sama untuk kedua komponen yang lain. Seperti biasanya, tanda aksen merujuk pada
distribusi muatan, dan r adalah jarak antara titik medan P(x, y, z) dan titik sumber P’(x’, y’, ‘z).
Penyelesaian persamaan Laplace untuk E karenanya adalah
1 ' 
E
4 0 v ' r 
dv' (52)

Persamaan ini menghubungkan E dengan gradient dari rapat muatan total. Perhatikan tanda
negatif dan pangkat r satu dalam penyebut. Persamaan ini valid apapun sifat dari medium yang
ada di dalam medan, begitu pula gradien adalah dapat didefinisikan.
Ekspresi yang lebih berguna untuk E dari sebuah distribusi volume dari muatan adalah
suatu konsekuensi dari hukum Coulomb dan ia adalah salah satu yang kita dapatkan dalam
prinsip superposisi :
1 rˆ
E
4 0 r
v'
2
dv' (53)

60
Walaupun kedua integral untuk E adalah sama, namun integrannya jelas berbeda. Satu
integral berlaku hanya dimana  adalah tidak nol, sedang integral lainnya melingkupi distribusi
muatan lengkap.

C. Multipol Listrik
C.1.Dipol Listrik
Dipole listrik adalah sejenis distribusi muatan. Dipol listrik terdiri dari dua muatan, satu
positif dan lainya negative, besarnya sama, terpisah oleh jarak s. Kita mendapatkan V dan E di
suatu titik P yang terletak pada suatu jarak r >> s, seperti dalam Gambar 1-33. Di P,

Q 1 1
V     (1-135)
4 o  rb ra 
2
s
dimana ra2  r 2     rs cos  (1-136)
2
Sekarang kita membagi kedua ruas dengan r2 dan mengambil inversinya:
1 / 2 2
r   s  
2
s 1  s2 s  3  s2 s 
 1     cos    1   2  cos     2  cos    ... (1-137)
ra   2r  r  2  4r r  8  4r r 
Jika kita mengabaikan suku berorde (s/r)3 dan lebih tinggi, maka
r s s 2 cos 2   1
 1  cos   2 . (1-138)
ra 2r 4r 2
Hal yang sama,
r s s 2 3 cos 2   1
 1  cos   2 . (1-139)
rb 2r 4r 2

Qs
dan V  cos  (r3>>s3) (1-140)
4 o r 2

61
Gambar 1-33. Dua muatan +Q dan Q terpisah oleh jarak s dan membentuk sebuah dipol.
Momen dipole adalah p. Kita menghitung potensial di P dengan menjumlahkan potensial
kedua muatan.

Perhatikan bahwa potensial di dalam medan sebuah dipol berkurang proporsional dengan
1/r2 sedangkan potensial sebuah muatan titik tunggal bervariasi hanya dengan 1/r. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut: muatan-muatan sebuah dipole muncul bersamaan dan berdekatan
untuk seorang pangamat yang berada pada suatu jarak, sehingga medannya semakin berkurang
ketika jaraknya r bertambah.
Momen dipol p = Qs adalah sebuah vektor yang berarah dari muatan negatif ke positif.
Maka
p  rˆ
V  (1-141)
4 o r 2
Sekarang kita dapat memperoleh kuat medan listrik E. Dalam koordinat bola,
V 2 p cos 
Er    (1-142)
r 4 o r 3

1 V p sin 
E    (1-143)
r  4 o r 3

1 V
E   0 (1-144)
r sin  

E
p
4 o r 3
2 cos rˆ  sin ˆ (1-145)

62
E berkurang proporsional dengan r3.
Gambar 1-34 menunjukkan garis-garis medan E dan garis-garis ekuipotensial untuk
sebuah dipole listrik. Garis-garis ekuipotensial yang mengelilingi sumbu vertical membangkitkan
permukaan ekuipotensial.

Gambar 1-34. Garis-garis E, ditunjukkan dengan panah, dan garis-garis ekuipotensial untuk
dipol listrik Gambar 1-33. Di daerah pusat garis-garis menjadi sangat berdekatan/rapat.
Panah di pusat adalah vektor p.

Secara umum, momen dipole sebuah distribusi muatan adalah

 r ' dv'
p   r ' dv '  Q v'
 Qr ' (1-146)
v  dv'
v'

dimana Q adalah muatan total yang menempati volume v’, dan r’ mendefinisikan posisi pusat
muatan, dengan analogi dengan pusat massa dalam mekanika.
Jika Q = 0, maka r’  dan Qr’ adalah tak tertentu. Namun demikian, integral r’dv’
masih memberik nilai yang benar dari p. Jika Q = 0, momen dipole adalah tak tergantung pilihan
acuan. Jika Q  0, momen dipole distribusi adalah nol ketika origin (acuan) di pusat muatan,
maka r’ = 0.

C.2. Quadropol Listrik Linier


Quadropol listrik linier adalah sebuah kumpulan tiga muatan, seperti dalam Gambar 1-35.
Pemisah s adalah kecil dibandingkan jarak r ke titik P.

63
Gambar 1-35. Muatan + Q, 2Q, + Q membentuk sebuah quadropol linier

Di P

1  Q 2Q Q  Q r r 
V          2  (1-147)
4 o  ra r rb  4 o r  ra rb 
Kita dapat mengekspansi rasio r/ra dan r/rb seperti di depan, dengan mengganti s/2 dengan s.
Maka, jika kita mengabaikam suku berorde (s/r)3 dan lebih tinggi,
r s s 2 3 cos 2   1
 1  cos   2 (1-148)
ra r r 2

r s s 2 3 cos 2   1
 1  cos   2 (1-149)
rb r r 2

2Qs 2 3 cos 2   1
dan V 
4 o r 3 2
r 3
 s 3  (1-150)

Potensial V dari sebuah quadropol listrik linier bervariasi dengan 1/r3, sedangkan E,
dihitung seperti untuk dipol, bervariasi dengan 1/r3. Medan ketiga muatan lenyap hampir
semuanya untuk r>>s.

C.3. Multipol Listrik


Adalah mungkin mengembangkan konsep dipole dan quadropol pada sejumlah besar
muatan positif dan negatif. Susunan muatan seperti itu disebut multipol. Sebuah muatan titik
tunggal disebut monopol. Sebuah dipole diperoleh dengan menggeser sebuah monopol sejauh

64
jarak yang kecil s1 dan menempatkan diposisi monopol pertama sebuah monopol lain yang
besarnya sama tetapi berlawanan tanda. Begitu pula quadropol diperoleh diperoleh dengan
menggeser sebuah dipol sejauh jarak yang kecil s2 dan menempatkan diposisi dipol pertama
sebuah dipol lain yang besarnya sama tetapi berlawanan tanda. Untuk qudropol linier, s2 = s1.
Konsep multipol dapat diperluas secara tak terhingga. Sebagai contoh quadropol dapat
digeser sejauh jarak kecil s3, dan posisi quadropol pertama diganti dengan quadropol yang semua
muatannya tandanya diganti. Ini menghasilkan oktopol. Sebuah 2l-pol menghendaki l pergeseran
s1, s2, …, sl.
Kita telah melihat bahwa potensial dipole bervariasi dengan 1/r2 dan potensial quadropol
bervariasi dengan 1/r3. Untuk 2l-pol, V bervariasi dengan 1/rl+1 dan E bervariasi dengan 1/rl+2.
Kita telah menghitung potensial V di dalam medan sebuah dipole dan sebuah quadropol
dengan cara berikut. Kita mendapatkan jumlah potensial muatan individu, mengekspansi jumlah
sebagai suatu deret kuasa, dan kemudian mereduksi. Pendekatan ini adalah parktis, dan ia
mempunyai keuntungan menunjukkan secara pasti pendekatan apa yang dilibatkan.

C.4. Medan Listrik Di luar Sebuah Distribusi Muatan, Diperluas dalam Suku-suku
Multipol
Sebuah distribusi muatan dengan kerapatan (x’, y’, z’) menempati sebuah volume v’ dan
'
mengembang ke suatu jarak maksimum rmax dari titik origin O, seperti dalam Gambar 1-36. Kita

memilih O bisa di dalam volume v’ atau mendekati volume tersebut.


Kita akan melihat bahwa potensial V di sebuah titik P di luar distribusi muatan sedemikian
'
hingga r > rmax adalah sama dengan (1) potensial V1 sebuah muatan titik, atau monopol, sama

dengan muatan total dari distribusi tersebut, ditambah (2) potensial V2 sebuah titik dipol dengan
momen dipol sama dengan momen dipol muatan total dari distribusi tersebut, ditambah (3)
potensial V3 sebuah quadropol titik dengan momen quadropol sama dengan momen quadropol
dari distribusi tersebut, ditambah, dan seterusnya, monopol, dipol, qudropol, dst, semuanya
terletak di origin manapun.
Hal yang sama, E di titik P adalah jumlah dari E dari monopol, dipole, quadropol dst diatas.
Jika Q = 0, maka V2 adalah tak tergantung pilihan origin. Secara lebih umum, Vl adalah tak
tergantung pilihan origin jika semua momen multipol di atas 2l-1 pol adalah nol.

65
Gambar 1-36. Sebarang distribusi muatan yang dilingkupi di dalam suatu volume v’.
Potensial di P adalah sama seolah-olah di origin monopol ditambah dipol ditambah
quadropol ditambah, ditambah oktopol, dst. Namun demikian, r harus lebih besar dari pada
nilai maksimum dari r’

Karena V dari sebuah monopol berkurang sebagai fungsi 1/r, dipol sebagai fungsi 1/r2,
'
quadropol sebagai fungsi 1/r3, dst, maka pada jarak yang jauh, dimana r >> rmax , medan

sebarang distribusi muatan adalah sederhana. Ini adalah sebuah muatan titik di origin dan V  V1.
Lebih dekat ke dalam, V  V1 + V2. Masih lebih dekat ke dalamV3 menjadi tak dapat dilihat,
kemudian V4, dst., dan medan menjadi lebih kompleks.

C.4.1. Nilai V. Polinomial Legendre


'
Kita ingin mendapatkan V di suatu titik P sedemikian hingga r >> rmax . Dari Gambar 5-4,

potensial adalah
dv '
V   (1-151)
v' 4 o r"


dimana r"  r  r '   x  x '    y  y '  z  z '
2 2

2 1/ 2
(1-152)

Titik P(x, y, z) adalah diam. Maka r” adalah sebuah fungsi (x’, y’, ‘z), dan kita dapat
mengekspansi 1/r” sebagai suatu deret Taylor di dekat origin. Misal
1
wu   (1-153)
ur ' r

Faktor u adalah tak berdimensi. Kita menghendaki w(1), yang merupakan 1/r”:

66
1  w  1  2w 
w1   w0      2   ..., (1-154)
r"  u  u 0 2!  u  u 0
dimana w(0) = 1/r. Untuk menghitung turunan di ruas kanan, kita memerlukan turunan parsial
dari ur ' r terhadap u:


u
ur '  r 

u

ux' x 2  uy ' y 2  uz ' z 2 
12


1
2 ur '  r
2ux ' 2 2 x ' x  2uy ' 2 2 y ' y  2uz ' 2 2 z ' z  (1-155)

ur ' 2  r 'r ur ' r   r '


 
ur '  r ur '  r

Maka
w

1 ur ' r   r '   ur ' r   r ' (1-156)
u ur '  r
2
ur '  r ur '  r
3

 w  r  r ' rˆ  r ' r ' cos 


dan    3  2  (1-157)
 u  u 0 r r r2

dimana r̂ dan  adalah seperti dalam Gambar 1-36. Juga

 2 w 3ur ' r   r '


2
r'
  (1-158)
u 2
ur '  r
5
ur '  r
3

 2w  r 'r  r ' 2 r ' 2 3 cos 2   1


 2   5  3  (1-159)
 u  u 0 r r r3

 nw  r' n
Secara umum,  2   n 1 n! Pn cos   1-160)
 u  u 0 r
dimana

Pn cos   
1 dn
2 n! d cos  
n n
cos 2   1
n
(1-161)

adalah sebuah polinomial Legendre. Tabel 1-2 memberi lima yang pertama, sedangkan Gambar
1-37 menunjukkan empat yang pertama sebagai fungsi sudut . Untuk sebarang ,
Pn cos    1 (1-162)

Maka dari persamaan (1-154)


1 1 r ' cos  r ' 2 3 cos 2   1 
1 n
  2
 3
 ...   n 1
r ' Pn cos   (1-163)
r" r r 2r n 0 r

67
Karena Pn cos    1 seperti di atas, deret ini konvergen untuk rmax
'
 r.

Dengan mensubstitusi dalam persamaan %-18, kita akhirnya mendapatkan bahwa


1 1 3 cos 2   1
1
4 o r v ' 4 o r 2 v ' 4 o r 3 v '
V dv '  r ' cos  dv '  r' 2
dv '
2
1 5 cos 3   3 cos 
  r' dv '
3

4 o r 4 v'
2 (1-164)
1 35 cos 4   30 cos 2 
  r' dv '  ...
4

4 o r 5 v'
8
 V1  V2  V3  V4  V5  ....

Mari kita uji tiga suku pertama secara berurutan.

C.4.2 Suku Monopol


Suku pertama adalah V yang diperoleh di P jika muatan keseluruhan terkonsentrasi di origin :
Q
V1  (1-165)
4 o r
dimana Q adalah muatan total dalam distribusi. Ini adalah suku monopol. Ia adalah nol jika
muatan total adalah nol. Nilainya tergantung pada posisi yang dipilih untuk origin.

C.4.3. Suku Dipol


Suku kedua bervariasi sebagai fungsi 1/r2, seperti potesial listrik sebuah dipole.
persamaan (1-164)
1 rˆ
V2 
4 o r 2  r' cos  dv'  4
v' o r2
  rdv '
v'
(1-166)

dimana integral di ruas kanan adalah momen dipole dari distribusi muatan:

p   rdv ' (1-167)


v'

p  rˆ
Maka V2  (1-168)
4 o r 2
seperti dalam persamaan (1-141)

68
Tabel 1-2. Polinomial Legendre

n Pn(cos)
0 1
1 cos
2 3 cos 2   1
2
3 5 cos   3 cos 
3

2
4 35 cos   30 cos 2   3
4

8
5 63 cos   70 cos 3   15 cos 
5

Gambar 1-37. Empat yang pertama Polinomial Legendre

C.4.4. Suku Quadropol


Sekarang tinjau suku V3 dari persamaan (1-164). Ia melibatkan sebuah faktor 1/r3, seperti
V dari quadropol linier. Jika kita menghitung V3 untuk quadropol linier dengan Q, 2Q, dan Q di
z = s, 0, dan s, berturut-turut, kita mendapatkan bahwa ia sama dengan V dalam persamaan (1-
150). Maka V3 adalah sama seolah-olah kita mempunyai sebuah quadropol kecil di origin.
Sekarang

 3rˆ  r ' 
1 3 cos 2   1 1
3 
V3  2
r' dv'  1 2
 r ' 2 dv '
4 o r v ' 4 o r 3
2
2 v'
(1-169)

69
Diatur rˆ  lxˆ  myˆ  nzˆ (1-170)
dimana l, m, n adalah cosinus arah dari r̂ dan dimana
l 2  m2  n2  1 (1-171)
Maka mengekspansi dan mengelompokkan suku-sukus. Ini menghasilkan

1 
V3   3mn  y ' z ' dv '  3nl  z ' x ' dv '  3lm  x ' y ' dv '
4 o r  3
v' v' v'
(1-172)
3l 2  1 3m 2  1 3n 2  1 2 
        z ' dv ' 
2 2
x ' dv ' y ' dv '
2 v' 2 v' 2 v' 
Integral ini, seperti integral persamaan (1-167), tergantung hanya pada distribusi muatan listrik di
dalam v’, dan tidak pada koordinat x, y, z darik titik medan P. Ini menjelaskan Sembilan
komponen momen quadropol dari distribusi muatan:

p xx   x ' 2 dv '  Qx ' 2 (1-173)


v'

p yy   y ' 2 dv '  Qy ' 2 (1-174)


v'

p zz   z ' 2 dv '  Qz ' 2 (1-175)


v'

p yz  p zy   y ' z ' dv '  Qy ' z ' (1-176)


v'

p zx  p xz   x ' z ' dv '  Qx ' z ' (1-177)


v'

p xy  p yx   x ' y ' dv '  Qx ' y ' (1-178)


v'

Tanda bar menunjukkan nilai rerata. Maka


1  3l 2  1
V3   3mnp  3nlpzx  3lmp  p xx
4 o r 3 
yx xy
2
(1-179)
3m 2  1 3n 2  1 
 p yy  p zz 
2 2 
Jika distribusi muatan menampilkan simetri lingkaran terhadap sumbu z
p yz  p zx  p xy  0 p xx  p yy (1-180)

Maka ini sesuai dengan definisi sebuah kuantitas tunggal

70
MQ = 2(pzz  pxx) (1-181)
yang dikenal juga sebagai momen quadropol distribusi muatan. Maka, dengan mengingat bahwa
l2 + m2 + n2 = 1, kita mendapatkan bahwa
MQ MQ
V 
16 o r 3
3n 2
 1 
16 o r 3
3 cos 2
  1 (1-182)

di titik r, ,  di dalam koordinat sferis.


Kita dapat menyimpulkan bahwa kuat medan listrik dari relasi E = V.

Contoh 1-50 : Medan enam titik muatan disusun secara simetri terhadap origin.
Gambar 1-38 menunjukkan enam muatan. Sebuah titik Pdalam ruang berada sejauh r > a dari
origin. Potensial di P dinyatakan oleh deret persamaan (1-164). Mari kita hitung tiga suku
pertama. Dari persamaan (1-165)
12Q
V1  (1-183)
4 o r
Dari persamaan (1-167) dan (1-169),
p   r 'Q  0 V2 = 0. (1-184)

Dari persamaan (1-173) sampai (1-178),


p xx  2a 2Q , p yy  2a 2Q p zz  8a 2Q (1-185)

p yz  p zx  p xy  0 (1-186)

Gambar 1-38. Enam muatan disusun secara simetri mengelilingi origin.

71
Akhirnya, dari persamaan (1-179),

V3 
1
4 o r 3
3l 2
 1a 2Q  3m 2  1a 2Q  3n 2  1a 2Q 

a 2Q
4 o r 3
3l 2  3m 2  12n 2  6  (1-187)


a 2Q
4 o r 3
9 n 2
 3 
3a 2Q
4 o r 3
3n 2  1

Dan
MQ = 12a2Q (1-188)
Sedangkan V4 = 0, dan

V3 
a 4Q
16 o r 5

35l 4  m 4  4n 4   90n 2  12  (1-189)

V  V1  V3  V5  ...
Di P, 6Q  3n 2  1 a 2  (1-190)
 
4 o r 
1 
2 r 2

1
24
35l 4
 m 4
 
4 n 4
  90 n 2
 12
a4
r 4

 ...

Karena cosinus arah l, m, n adalah masing-masing berorde satu, dengan l2 + m2 + n2 = 1,
koefisien a2/r2 adalah juga berorde satu, dan di r  10a deret tereduksi ke suku pertamanya
dengan kesalahan terbesar 1%. Suku V3, V5,… menjadi secara progresif lebih dominan ketika r/a
berkurang.

D. USAHA DAN ENERGI DALAM ELEKTROSTATIS


D.1. Usaha Yang Dikerjakan Untuk Menggerakan Sebuah Muatan
Misal anda mempunyai sebuah konfigurasi muatan-muatan sumber stasioner, sebuah
muatan uji Q dipindahkan dari titik a ke titik b (Gambar 1-22). Pertanyaan: Berapa besar usaha
dikerjakan? Di semua titik sepanjang lintasan, gaya listrik pada Q adalah F = QE; gaya yang
harus anda kerjakan, berlawanan dengan gaya listrik ini, adalah QE. (Jika tanda tersebut
mengganggu, analogikan dengan mengangkat sebuah bata: Gravitasi mengerjakan sebuah gaya
mg ke bawah, tetapi sebuah gaya mg dikerjakan ke atas. Sudah tentu, bila sebuah gaya lebih
besar positif dikenakan, maka bata akan dipercepat, dan sebagian dari usaha akan berubah
menjadi energi kinetik. Apa yang menarik disini adalah gaya minimum yang harus dikerjakan
untuk melakukan usaha tersebut) Oleh karena itu, usaha adalah

72
Gambar 1-22. Sebuah muatan uji Q dipindahkan dari titik a ke titik b
b b
W   F  dl  Q  E dl  QV b   V a 
a a

Perhatikan bahwa Penyelesaianan tersebut tidak tergantung lintasan yang anda ambil dari a ke b;
di dalam mekanika, kita menyebut gaya elektrostatis konservatif. Dengan membagi dengan Q,
kita mendapatkan
W
 V b   V a  (1-71)
Q
Secara verbal, beda potensial antara titik a dan b adalah sama dengan usaha per satuan muatan
yang diperlukan untuk membawa sebuah partikel dari a ke b. Secara khusus, jika anda ingin
membawa muatan Q dari jarak jauh dan menempatkannya di titik r, usaha yang harus dikerjakan
adalah
W  QV b   V  
Maka, jika anda harus mengatur titik acuan tersebut di tak terhingga,
W = QV(r) (1-72)
Dalam konteks ini, potensial adalah energi potensial (usaha yang diambil untuk mencipkatan
sistem ini) per satuan muatan (tepat seperti medan merupakan gaya per satuan muatan)

D.2. Energi sebuah Distribusi Muatan Titik


Berapa besar usaha yang diperlukan untuk menghimpun muatan-muatan titik? Bayangkan
memindahkan muatan-muatan tersebut, satu per satu, dari jauh (Gambar 1-23). Muatan pertama,
q1, tidak membawa usaha, karena tidak terdapat medan untuk melawan usaha. Sekarang
memindahkan q2. Sesuai persamaan (1-72), usaha sama dengan q2V1(r2), dimana V1 adalah
potensial disebabkan oleh q1, dan r2 adalah posisi dimana q2 diletakkan:

73
1 q 
W2  q2  1 
4 0  r12 

Gambar 1-23.

(r12 adalah jarak antara q1 dan q2). Sekarang pindahkan q2; ini memerlukan usaha q3V1,2(r3),
dimana V1,2 adalah potensial disebabkan muatan-muatan q1 dan q2, yaitu, (1/4o)(q1/r13 + q2/r23).
Maka

1 q q 
W3  q3  1  2 
4 0  r13 r23 

Hal yang sama, usaha ekstra untuk memindahkan q4 adalah

1 q q q 
W4  q4  1  2  2 
4 0  r14 r24 r34 

Usaha total yang diperlukan untuk menghimpun empat muatan tersebut, maka adalah

1  q1q2 q1q3 q1q4 q2 q3 q2 q4 q3q4 


W       
4 0  r12 r13 r14 r23 r24 r34 

Aturan umum: Ambil perkalian masing-masing pasangan muatan, dibagi dengan jarak pisahnya,
dan menambahkan semuannya:
1 n n qi q j
W
4 0

i 1 j 1 rij
(1-73)
j i

74
Ketentuan j > i adalah hanya untuk mengingatkan anda untuk tidak menghitung pasangan
yang sama dua kali. Sebuah cara yang lebih muda untuk menyelesaikan ini adalah secara sengaja
menghitung masing-masing pasangan dua kali, dan kemudian membagi dengan 2:
1 n n qi q j
W
8 0

i 1 j 1 rij
(1-74)
j i

(sudah tentu, kita masih harus menghindari i = j). Perhatikan bahwa dalam bentuk ini
penyelesaiannya secara jelas tidak tergantung pada urutan dimana anda mengumpulkan muatan-
muatan, karena setiap pasangan terjadi di dalam penjumlahan. Selanjutnya faktor qi ditarik keluar:
 
1 n  n 1 qj 
W   qi  
2 i 1  i 1 4 0 rij 
 j i 
Suku di dalam kurung adalah potensial di titik ri (posisi dari qi) disebabkan semua muatan
lainnya. Maka,
1 n
W  qiV ri 
2 i 1
(1-75)

Yaitu besar usaha yang diperlukan untuk menghimpun sebuah konfigurasi muatan-muatan titik;
ia juga merupakan jumlah usaha yang anda dapatkan bila anda membongkar sistem muatan
tersebut. Sementara itu, ia menyatakan energi yang tersimpan di dalam konfigurasi (disebut juga
energi potensial)

D.3. Energi dari Sebuah Distribusi Muatan Kontinyu


Untuk sebuah rapat muatan volume , persamaan (1-75) menjadi
1
2
W Vd (1-76)

(Berturut-turut, integral yang berhubungan dengan muatan permukaan dan garis adalah  Vdl

dan  Vda ).Terdapat sebuah cara yang indah untuk menuliskan kembali hasil ini, dimana  dan

V diganti dengan E. Pertama menggunakan hukum Gauss untuk menyatakan  dalam E:


0
   0  E maka W 
2    E Vd
Sekarang menggunakan integral parsial untuk mentransfer turunan dari E ke V:

75
W
0
2
  E  V d   VE  da
Tetapi V = E, maka

0  
W   E d   VE  da 
2
(1-77)
2 V S 
Tetapi berapa volume yang kita integralkan? Mari kembali ke rumus (1-76). Dari turunannya,
jelas bahwa kita akan mengintegralkan meliputi daerah dimana muatan berada. Luasan lebih
besar di luar daerah itu tidak akan memberi sumbangan pada integral, karena  = 0. Dengan
pemikiran ini, mari kembali ke persamaan (1-77). Apa yang terjadi di sini, begitu kita
memperluas volume melewati minimum yang diperlukan untuk menjebak semua muatan? Baik,
integral E2 hanya dapat meningkat (integran adalah positif); jelas integral permukaan harus
berkurang. Faktanya, pada jarak yang jauh dari muatan, E proporsional dengan 1/r2 dan V
proporsional 1/r, sedangkan luas permukaan proporsional dengan r2. Maka integral permukaan
berkurang proporsional 1/r. Persamaan (1-77) memberi anda energi yang tepat W, apapun
volumenya yang anda gunakan (melingkupi semua muatan), tetapi kontribusi dari integral
volume bertambah, dan kontribusi dari integral permukaan berkurang, begitu anda mengambil
volume lebih besar dan lebih besar. Secara khusus, mengapa tidak mengintegralkan meliputi
seluruh ruang? Maka integral permukaan menjadi nol, dan kita tinggalkan itu
0
W E d
2
(1-78)
2 semua
ruang

Contoh 1-38
Dapatkan energi sebuah kulit bola bermuatan uniform dengan muatan total q dan berjari-jari R.
Penyelesaian 1: Menggunakan persamaan (1-76),
1
2
W  V da ,

Sekarang, potensial di permukaan bola ini adalah (1/4o)q/R (sebuah konstanta), maka
1 q 1 q2
8 0 R 
W  da 
8 0 R
Penyelesaian 2: Menggunakan persamaan (1.45). Di luar bola E = 0; di luar,

76
2 
0  q2  2
Wtot    1 1 1 q2
  r 4  r sin  dr d d  32 2 0 q 4 R r 2 dr  8 0 R
  2

24 0 
2
di luar 

1 q q2
E rˆ maka E2 
4 0 r 2 4 0 2 r 4

D.4. Komentar mengenai Energi Elektrostatis


(i) Ketidakkonsitenan. Persamaan (1-78) menjelaskan bahwa energi sebuah distribusi muatan
stasioner adalah selalu positif. Di lain pihak, persamaan (1-75) dapat positif atau negatif.
Sebagai Contoh, menurut persamaan (1-75), energi dua muatan berlawanan dan sama besar
terpisah sejauh r adalah (1/4o)(q2/r). Kedua persamaan adalah benar, tetapi mereka
berkaitan dengan situasi yang sedikit berbeda. Dalam persamaan (1-75), kita mulai dengan
muatan-muatan titik dan secara sederhana mendapatkan usaha yang diperlukan untuk
mengumpulkan mereka. Ini adalah cara yang benar, karena (1-78) menunjukkan bahwa
energi dari sebuah muatan titik adalah tak terhingga:

0  q2  2
Wtot    q2 1
  r 4  r sin  dr d d  8 0 0 r 2 dr  
 
24 0 
2

Persamaan (1-78) adalah lebih lengkap, dalam hal ini ia menginformasikan energi total yang
tersimpan di dalam sebuah konfigurasi muatan, tetapi persamaan (1-75) lebih cocok bila
dikaitkan dengan muatan-muatan titik. Dalam prakteknya, muatan-muatan titik (elektron)
sudah ada dalam bahan; yang kita kerjakan adalah memindahkan mereka ke sekitarnya.
Ketakkonsistenan diantara persamaan (1-75) dan (1-78): Dalam (1-75) V(ri) menyatakan
potensial yang disebabkan oleh semua muatan lain tetapi bukan qi, sedangkan di dalam (1-
78), V(r) adalah potensial sepenuhnya. Untuk sebuah distribusi kontinyu tidak terdapat
perbedaan, karena jumlah muatan tepat di titik r adalah kecil, dan kontribusinya pada
potensial adalah nol.
(ii) Dimana energi disimpan? Persamaan (1-76) dan (1-78) menawarkan dua cara berbeda
dalam menghitung hal yang sama. Persamaan (1-76) merupakan sebuah integral meliputi
distribusi muatan; sedangkan (1-78) adalah sebuah integral meliputi medan. Sebagai Contoh,
dalam kasus kulit bola muatan dibatasi permukaan, sedangkan medan listrik ada disetiap
tempat di luar permukaan ini. Maka dimana energi tersebut? Apakah disimpan di dalam
medan, seperti dinyatakan oleh persamaan (1-78), atau apakah ia disimpan di dalam

77
muatan?, seperti ditunjukkan oleh persamaan (1-76). Ini merupakan sebuah pertanyaan tak
terselesaikan. Dalam konteks teori radiasi rapat energi tersimpan di dalam medan adalah
0
E 2  energi persatuan volume (1-79)
2
Tetapi di dalam elektrostatis energi tersimpan di dalam muatan, dengan kerapatan
1
V
2
(iii) Prinsip Superposisi. Karena energi elektrostatis adalah kuadrat medan, ia tidak mematuhi
prinsip superposisi. Energi sebuah sistem gabungan bukanlah jumlahan energi dari bagian-
bagiannya yang ditinjau secara terpisahterdapat juga suku-suku persilangan:
0 0 0
E  E 2  d   E  E2  2 E1  E2 d
2  2 
d 
2
Wtot  E 2
1 1
2

Wtot  W1  W2   0  E1  E2 d (1-80)

Sebagai contoh , jika muatan dilipatgandakan di setiap tempat, energi total berlipat empat.

E. KONDUKSI LISTRIK DAN KONDUKTOR


Dalam kuliah ini anda akan mempelajari :
 Syarat batas medan listrik
 Konduksi kistrik di dalam bahan
 Konsep konduktor
 Masalah elektrokuasistatik dengan konduktor
 Metode bayangan

E.1. Syarat Batas Medan Listrik


(1) Diskontiyuitas dari komponen tegak lurus medan E pada interface terkait denga rapat muatan
permukaan di interface

78
Bukti :
Mulai dari hukum Gauss :    0 E  

 0 E x  x 
Untuk masalah 1 dimensi :   x 
x
Untuk sebuah rapat muatan permukaan di x = x0 :   x  x0 

 0 E x  x 
   x  x0 
x
Integralkan persamaan di atas dari segmen di belakang x0 segmen di depan x0
 0 E x x 
x0  x x0  x


x0   x
x
   x  x    E x
x0   x
0 0 x 0  x   E x  x0  x   

Ambil batas bahwa x mendekati nol


Limit x  0 :  0 E x  x0  x   E x  x0  x      0 E 2  E1   

(2) Komponen sejajar dari medan listrik di interface adalah selalu kontinyu di interface

Bukti :

Mulai dari hukum Faraday :  E .ds   t   0 H .da

Integralkan persamaan di atas sepanjang lintasan yang ditunjukkan dalam gambar


 0 H z  x0 
E x
y 0  x   E y x0  x L  2xL
t
Ambil batas yang x mendekati nol  ruas kanan akan menuju nol
Limit x  0 : E x  x0  x   E x  x0  x   E 2  E1   0 E 2  E1   

79
E.2. Konduktivitas Listrik
Ketika medan E ada di dalam suatu bahan, ia memaksa muatan-muatan di dalam bahan untuk
bergerak yang menyebabkan arus liastrik. Rapat arus J (satuan : Amp/m2) terhubung dengan
medan E oleh relasi
J(r) = E(r)
Dimana  adalah konduktivitas bahan (satuan: 1/(-m) atau siemen/m). Jangan mengacaukan
konduktifitas  dengan rapat muatan permukaan  (keduanya bersimbol sama)

E.3. Konduktor
 Sebuah konduktor mempunyai konduktivitas tak terhingga ( =)
Sudah tentu, tidak ada logam real mempunyai konduktivitas. Namun demikian beberapa
logam seperti perak, tembaga, dan e,as ,e,punyai konduktivitas cukup tinggi yang mereka bisa
dipanadang sebagai konduktor.
 Konduktor tidak mempunyai medan E di dalamnya
Rapat arus dan medan E terhubung oleh relasi : J(r) = E(r). Suatu konduktivitas tak
terhingga berarti bahwa untuk sebarang medan E tak nol kita akan mendapatkan suatu rapat
arus tak terhinggadan ini secara fisis tidak mungkin. Satu-satunya cara menghindari
katastropik ini adalah jika tidak pernah ada medan E di dalam sebuah konduktor.
 Konduktor adalah selalu ekuipotensial (yaitu potensial listrik di dalam konduktor mempunyai
nilai sama disetiap tempat.

Beda potensial antara dua titik dinyatakan oleh

80
r2

 r1    r2    E .dl


r1

Jika medan E adalah nol di dalam sebuah konduktor maka beda potensial antara dua titik di
dalam sebuah konduktor haruslah juga nol.
 Pada permukaan suatu konduktor komponen medan E sejajar dengan permukaan haruslah nol
(dengan kata lain, tidak terdapat komponen medan pada permukaan suatu konduktor yang
sejajar dengan permukaan).

Jika terdapat suatu komponen sejajar tak nol dari medan E tepat di luar logam, seharusnya
terdapat komponen sejajar yang sama dari medan E tepat di dalam konduktor (dengan
menggunakan syarat batas bahwa komponen dari medan E sejajar dengan interface adalah
sama dengan di kedua sisi dari interface)
Tetapi karena tidak boleh terdapat medan E di dalam suatu konduktor, tidak harus ada suatu
komponen sejajar dari medan E tepat di luar suatu konduktor.

Contoh 1-39 : Plat Konduktor Sejajar  Medan dan Potensial


Tinjau suatu masalah dengan dua plat sejajar konduktor seperti ditunjukkan di bawah :

Tentukan:
(a) potensial (x) kedua plat konduktor,
(b) medan listrik di antara kedua plat konduktor,

81
(c) Rapat muatan permukaan,
(d) Beda Potensial dan Sumber Tegangan.
Asumsikan pemisah d antara plat-plat jauh lebih kecil dari pada ukuran plat maka plat dapat
diasumsikan tak terhingga ukurannya.

Penyelesaian :
 2
Perlu menyelesaikan :  2   0 dengan dua syarat batas :
x 2
 d  d
 x     V dan  x     0
 2  2

1 x
(a)Asumsikan suatu penyelesaian:   x   V    
2 d 
  x  V
(b) E x   
x d
(c)Rapat Muatan Permukaan

Medan listrik harus berawal dari muatan positif pada permukaan plat sebelah kiri dan harus
berakhir di muatan negative pada permukaan sebelah kanan. Menggunakan syarat batas :
 0 E 2  E1   
Pada plat sebelah kiri asumsikan rapat muatan L :
 Medan di dalam logam adalah nol
 Medan tepat di luar logam adalah V/d
V  V
0  0   L  L   0
d  d

82
Pada plat sebelah kanan asumsikan rapat muatan R:
 Medan tepat di luar logam adalah V/d
 Medan di dalam logam adalah nol
 V V
 00     R   R   0
 d d

(d) Beda Potensial dan Sumber Tegangan


Kesalahan umum:
 Potensial pada plat sebelah kiri adalah V volt
 Apakah ini berarti bahwa beda potensial antara tak terhingga dan plat sebelah kiri adalah
V volt?

Jawab: Hati-hati pada kehadiran sumber tegangan. Sumber tegangan hanya berarti bahwa beda
potensial antara plat kiri dan kanan adalah V volt. Sumber tegangan tidak berarti bahwa beda
potensial antara plat kiri dan tak terhingga adalah V volt.
Mari kita tinjau situasi actual seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.

83
Contoh 1-40: Silinder Konsentrik
Tinjau sebuah masalah dengan dua silinder konsentrik konduktor, seperti ditunjukkan di bawah
ini :
(a) Tentukan beda potensial (r) antara kedua silinder (untuk a  r  b)
(b) Rapat Muatan Permukaan
Catatan: Silinder adalah tak terhingga dalam arah z. Silinder luar pada potensial V volt. Silinder
dalam pada potensial 0 volt
Penyelesaian:
(a)Bedan Potensial

 Menyelesaikan persamaan  2  0 untuk (a  r  b) dengan dua syarat batas:

 r  b   V dan  r  a   0 .
 Dengan kesimetrian, potensial (r) tidak dapat mempuyai kegayutan angular:
1    
 2  0  r 0
r r  r 

Untuk a  r  b, asumsikan sebuah penyelesaian: (r) = B ln (r) + D


 Kedua koefisien tak diketahui, B dan D, ditentukan oleh kedua syarat batas:  r  b   V dan
 r  a   0 .
Jawaban akhir adalah:
r
ln 
a  r  V
 r   V    E r r    
b r b
ln r ln 
a a

84
Medan listrik harus berawal dari muatan positif pada permukaan dalam dari silinder luar dan
harus berakhir pada muatan negatif permukaanluar dari silinder dalam (lihat gambar sebelah
kanan di atas).

(b)Rapat Muatan Permukaan


Pada silinder luar (luar)
 Medan di dalam logam adalah nol
V
 Medan tepat di luar logam adalah
b ln b a 

 V  V
 0   0    luar   luar   0
 b ln b a   b lnb a 

Pada silinder dalam (dalam)


V
 Medan tepat di luar logam adalah
a ln b a 

 Medan di dalam logam adalah nol


 V  V
 0  0     dalam   dalam   0
 a ln b a   a ln b a 

E.4. Metode Bayangan


Sampai sejauh ini kita telah membatasi diskusi kita mengenai medan listrik pada tinjauan
umum dan distribusi muatan sederhana. Sekarang kita mengarahkan perhitungan medan lebih
kompleks. Bab ini akan melengkapi kajian kita mengenai medan listrik.

E.4.1. Teorema Keunikan Untuk Medan Elektrostatik


Menurut teorema keunikan untuk medan elektrostatik, tidak mungkin ada lebih dari satu
potensial V(x,y,z) yang memenuhi baik persamaan Poisson maupun sekumpulan syarat batas
tertentu. Teorema ini penting karena ia membiarkan kita bebas menggunakan sebarang ,etode,
bahkan instuisi, untuk mendapatkan V. Jika kita dapat menemukan suatu fungsi V(x, y, z) yang
memenuhi kedua hal di atas, maka ia merupakan satu-satunya fungsi potensial yang mungkin.
Beberapa bukti dari teorema ini diketahui, masing-masing berdasarkan pada
sekumpulan asumsi. Kita secara tegas mengasumsikan bahwa teorema keunikan selalu berlaku.

85
E.4.2. Bayangan
Jika suatu distribusi muatan listrik berada di dalam suatu dielektrik uniform yang
bersentuhan dengan sebuah benda konduktif, maka metode bayanag sering memberi cara
perhitungan medan listrik paling sederhana. Metode tersebut dijelaskan secara jelas oleh contoh-
contoh seperti dalam dua contoh di bawah ini.
Ingat distribusi muatan Q, dielektrik D, dan konduktor C. Kita mengganti C dengan yang
lebih dielektrik D’ dan dengan sebuah distribusi muatan kedua Q’ sedemikian hingga syarat
batas original tidak terdistribusi. Maka medan di dalam D tidak terganggu, sesuai dengan
teorema keunikan. Distribusi muatan Q’ disebut bayangan dari Q. Sudah tentu, dielektrik D bisa
berupa udara atau vakum.
Jika distribusi muatan Q berada di dalam dielektrik uniform D1 yang bersentuhan dengan
dielektrik kedua D2, maka kita dapat menghitung medan D1 dan D2 dengan cara yang sama,
seperti akan kita lihat dalam contoh kedua di bawah ini.

Contoh 1-41 : Muatan dekat konduktor


Misalkan kita meletakkan sebuah muatan titik dekat suatu konduktor.

Jelas, terdapat kesalahan dalam gambar di atas. Medan E dari muatan adalah masuk ke dalam
logam  tetapi konduktor tidak dapat mempunyai medan E di dalamnya. Apa yang sebenarnya
terjadi ditunjukkan dalam gambar di bawah.

86
 Muatan negatif, dibawa pengaruh medan E dari muatan titik, terdorong ke permukaan
 Muatan-muatan negatif ini (disebut muatan induksi) tempat berakhir medan E sehingga tidak
terdapat medan E di dalam logam (yaitu muatan induksi menyaring atau menghalangi medan
eksternal)
 Medan yang dihasilkan di luar logam tidak mempunyai komponen sejajar permukaan logam.
 Terdapat muatan permukaan negatif pada permukaan logam.
 Medan di luar yang dihasilkan disebabkan baik oleh muatan titik maupun rapat muatan
permukaan induksi pada logam.

Contoh 1-42 : Muatan Bayangan di dalam konduktor


Bagaimana kita menghitung medan di luar konduktor ?

 Medan di luar logam dapat ditemukan dengan membayangkan sebuah muatan titik fiktif yang
sama besarnya seperti muatan titik di luar tetapi berlawanan tanda yang berada di dalam
konduktor berjarak jarak sama di bawah permukaan.
 Muatan fiktif ini disebut muatan bayangan.
 Medan di luar logam dapat ditentukan seperti suatu superposisi medan-medan dari muatan
sesungguhnya dan muatan bayangan.
 Sekarang anda melihat bahwa medan di luar menyerupai medan dari suatu dipole muatan.

E.4.3. Metode bayangan


 Prinsip yang sama bekerja untuk sebarang distribusi muatan yang diletakkan dekat konduktor.
 Muatan bayangan adalah cermin dari distribusi muatan di luar logam tetapi mempunyai
polaritas berlawanan.
 Medan di luar logam dapat ditentukan sebagai suatu superposisi medan dari muatan
sebenarnya dan muatan bayangan.

87
Contoh 1-43 : Logam Konduktor Tidak Sempurna

Berapa lama waktu yang diperlukan muatan induksi untuk menyaring medan listrik dari dalam
bahan konduktor ? Ingat persamaan-persamaan elektrokuasistatik adalah :
 0 E
 0E    E  0  H  J 
t
Bila J = E maka persamaan terakhir dari ketiga persamaan-persamaan elektrokuasistatik di atas
menjadi:
 0 E
0  E 
t
E r , t  E r , t 
Atau :   0 d = waktu relaksasi dielektrik = 0 /
t d

88
 t 
Asumsikan Penyelesaian : E r , t   E r ,0  exp   :
 d 
Sebarang medan E inisial di dalam suatu konduktor meluruh secara eksponensial pada suatu
skala waktu yang dinyatakan oleh d. Untuk konduktor d = 0 s, sedangkan untuk air d = 0,05 s.
Konduktor bertingkah laku seperti konduktor pada skala waktu lebih panjang dari pada waktu
relaksasi dielektrik dalam arti bahwa konduktor dapat menyaring (menghalangi) medan listrik.

Contoh 1-44 : Konduktifitas logam terhingga dan Netralitas Muatan


 Tinjau masalah dengan dua plat sejajar konduktor dan sebuah sumber tegangan
 Sisipkan sebuah plat konduktor lain di antara kedua plat konduktor.
 Muatan-muatan akan bertambah pada permukaan dari logam yang disisipkan yang akan
menghalangi medan listrik dari logam yang disisipkan.
 Muatan total pada plat yang disisipkan haruslah nol karena plat yang disisipkan bermuatan
netral.

Contoh 1-45 : Muatan Titik Di dekat Sebuah Plat Konduktif Ditanahkan.


Gambar 1-62(a) menunjukkan sebuah muatan titik Q terletak di suatu jarak D dari sebuah plat
konduktif ditanahkan. Jelas, jika kita mengganti plat dan menambahkan suatu muatan bayangan
Q di suatu jarak D seperti dalam Gambar 1-62(b), maka setiap titik di dalam bidang yang
mulanya ditempati oleh plat akan berjarak sama dari kedua muatan dan maka akan berada di
potensial nol. Maka medan di dalam daerah di kiri posisi yang semula ditempati oleh plat adalah
sama dalam kedua gambar.

89
Ini mengesankan. Metode bayangan memberi sebuah penyelesaian trivial pada masalah yang
agak rumit. Gambar 1-63 menunjukkan garis-garis E dan ekuipotensial.

Gambar 1-62. (a) Muatan titik Q dekat sebuah lembar konduktif ditanahkan yang besar. (b)
Kita telah mengganti lembar konduktif dengan muatan bayangan Q. Medan di kiri garis
putus-putus tidak dipengaruhi.

Gambar 1-63. Garis-garis E (panah) dan ekuipotensial untuk medan Gambar 11-1(a).
Ekuipotensial di dekat muatan didekatkan satu sama lain. Dengan memutar gambar pada
sumbu horizontal simetri membangkitkan permukaan ekuipotensial.

Contoh 1-46: Muatan titik di dekat sebuah dielektrik


Muatan titik Q terletak sekarang berada di dalam udara di dekat sebuah balok dielektrik besar
seperti dalam Gambar 1-64. Kita ingin mengetahui E di kedua sisi permukaan batas (interface).

90
Gambar 1-64. Muatan titik Q dekat sebuah balok dielektrik besar. Panah untuk medan-
medan diorientasikan berdasar asumsi bahwa Q dan b adalah positif. Jika Q positif dan
b adalah negaitif

Kita dapat menghitung E tanpa menggunakan metode bayangan dalam cara sebagai
berikut. Medan dari Q mempolarisasi dielektrik, dan suatu rapat muatan permukaan terikat b
muncul pada interface. Maka E di sebarang titik pada sisi lain dari ineterface adalah sama
seolah-olah kita mempunyai muatan titik Q dan lembar muatan-muatan terikat dengan rapat b
yang berada di dalam vakum. Seperti akan kita lihat, akan mudah untuk mendapatkan b. Tetapi
kemudian perhitungan E akan menjadi agak janggal. Masalah tersebut jauh lebih mudah
diselesaikan dengan metode bayangan.
Pertama kita menghitung nilai komponen normal dari E terhadap interface dan kedua sisi.
Adalah komponen normal ini, En, yang akan kita gunakan sebagai syarat batas. Dalam proses ini,
kita akan mendapatkan b.
 
Bagian En yang berkaitan dengan Q adalah Q 4 o r 2  D r  . Medan ini adalah sama

pada kedua sisi interface, seperti dalam Gambar 1-64.


Dari hukum Gauss, b memberikan kuat medan normal sama  b 2 o pada sisi lain dari

interface, diorientasi seperti dalam gambar. Kita akan mendapatkan bahwa tanda dari b
berlawanan dengan tanda dari Q.
Oleh karena itu, tepat di dalam dielektrik, komponen normal dari E yang mengarah ke
kanan adalah
QD 
E ni   b (1-291)
4 o r 3
2 o

91
Sekarang, dari persamaan (1-198) dan (1-218),
 b  P  nˆ  Pn   o  r  1E ni (1-292)

dimana vektor satuan n̂ adalah normal pada interface dan menuju ke kiri. Oleh karena itu

b  
 r  1QD (1-293)
2  r  1r 3

Seperti diharapkan, Q dan b mempunyai tanda berlawanan.


Jika kita mengambil arah tangan kanan sebagai positif, komponen mormal dari E di luar
dan di dalam dielektrik, berturut-turut sebagai berikut :
   1  QD 2 r QD
Eno  1  r   (1-294)
  r  1  4 o r  r  1 4 o r 3
3

   1  QD 2 QD
Eni  1  r   (1-295)
  r  1  4 o r  r  1 4 o r 3
3

Karena  r E ni  Eno , komponen normal dari D adalah kontinyu melintasi interface. Ini

diharapkan karena rapat muatan permukaan bebas adalah nol. Menngunakan teorema keunikan
dan metode bayangan masalah ini terpecahkan.

Medan di kiri Interface


(a)Syarat batas dinyatakan oleh persamaan (1-294) dan (1-295). Dari persamaan (1-294), kita
dapat menggeser dielektrik dan menggantinya dengan sebuah muatan bayangan Q’, seperti
dalam Gambar 1-65(a), tanpa mengganggu Eno. Maka, dari teorema keunikan, medan
dimanapun di ruas kiri interface adalah medan dari Q ditambah medan dari Q’.
(b)Sekarang, sesuai dengan persamaan (1-294), Eno juga tidak terpengaruh jika dielektrik digeser
dan mengganti Q dengan sebuah muatan
2 r
Q"  Q (1-296)
r 1
Tetapi kemudian kita memodifikasi distribusi muatan, dan juga medan, di dalam daerah yang
kita tinjau. Maka medan ekivalen yang benar adalah medan dari Gambar 1-65(a).

92
Medan di kanan Interface
(a)Dari persamaan (1-295), Eni adalah sama seolah-olah kita mempunyai, sebagai ganti Q dan
dielektrik, muatan Q dan Q’ pada jarak D di kanan interface. Ini tidak menjadi perhatian
karena ini mengubah medan di kanan.
(b)Dari persamaan (1-295), medan di kanan interface adalah sama seolah-olah tidak ada
dielektrik dan sebuah muatan Q” mengganti Q, seperti dalam Gambar 1-65(b).
(c)Gambar 1-65(c) menunjukkan kemungkinan lain: dielektrik mengembang pada kedua sisi
interface, dan Q” mengganti Q.
Gambar 1-66 menunjukkan garis-garis dari D dan ekuipotensial untuk medan ini.

E.5. Permukaan Ekuipotensial


Permukaan yang mempunyai nilai potensial sama disebut permukaan ekuipotensial. Permukaan
ekuipotensial selalu tegak lurus arah medan E di setiap titik.
Contoh :
 Tiga permukaan ekuipotensial dalam bentuk bidang-bidang yang ditunjukkan oleh garis
putus-putus dalam kasus plat sejajar.
 Tiga permukaan ekuipotensial dalam bentuk kulit silinder yang ditunjukkan oleh garis putus-
putus dalam kasus silinder konsentrik

Contoh 1-45: Energi potensial E sebuah bola konduktif bermuatan


Kita mendapatkan energy potensila E sebuah bola bermuatan berjejari R yang membaca
sebuah muatan Q dalam tiga cara berbeda
Penyelesaian:

93
1. Cara Pertama
Muatan keseluruhan Q pada potansial Q/4oR. Maka
1 Q Q2
E Q  (1-84)
2 4 o R 8 o R
2. Cara Kedua
Bayangkan bahwa jejari konduktor bola bermuatan bertambah secara perlahan dan
secepatnya menjadi tak terhingga. Usaha mekanik total yang dikerjakan oleh muatan adalah sana
dengan energi potensial awal
Selama ekspansi, medan di luar tetap tidak terpengaruh (hukum Gauss). Sebuah elemen muatan
dA = oEdA dikenai sebuah kuat medan listrik sama dengan E/2, dan usaha yang dikerjakan
oleh elemen ini, ketika jejari bola bertambah sebesar dR, adalah

E oE 2
dE   o EdA dR  dv (1-85)
2 2
dimana dv adalah elemen volume yang disapu oleh elemen luasan dA. Setelah jejari diekspansi
ke tak terhingga, usaha total yang dikerjakan oleh muatan adalah
  2
oE 2 o  Q  Q2
E dv     4 r 2
dr  (1-86)
R
2 R
2  4 o r 2  8 o R

Gambar 1-26. Konduktor Sferis yang membawa muatan Q, dan permukaan bola imajiner
konsentrik luas A(r).

3. Cara Ketiga
Bila A(r) adalah luas permukaan berjejari r, konsentrik dengan bola konduktif dan di luarnya,
seperti dalam Gambar 1-26. Maka dari hukum Gauss,

94

1 1
E QV    o EdA Edr (1-87)
2 2 A r  R

Karena kedua integral adalah saling bebas.

1   1
  
oE 2 oE 2
E
2 R  Ar 
 o EdA 
 2
 4 r 2
 o E Edr  R 2 4 r 2
dr  R 2 dv 
8
Q2
 R
(1-88)
 R o

Contoh 1-46: Kapasitor plat sejajar


Sebuah kapasiptor plat sejajar (Gambar 1-27) terdiri dari dua plat konduktor luas A,
terpisah oleh jarak sejauh s. Plat membawa muatan Q dan Q. Kita mengabaikan efek tepi. Dari
hukum Gauss,
 Q Qs
E  V  (1-89)
 o A o A o
Maka
o A
C (1-90)
s
Juga, energy yang tersimpan adalah
QV CV 2 Q 2 Q2s
E    (1-91)
2 2 2C 2 o A
atau
2
o E 2 o  Q  Q2s
E dv     As  (1-92)
2 2   o A  2 o A

Gambar 1-27. Kapasitor plat sejajar dihubungkan dengan sebuah baterei.

95
Contoh 1-41.
Dapatkan energi yang tersimpan di dalam sebuah bola pejal bermuatan uniform berjari-jari R dan
muatan q. Kerjakan dengan tiga cara berbeda:
(a)Menggunakan persamaan (1-76)
(b)Menggunakan persamaan (1-78). Jangan lupa untuk mengintegralkan pada semua ruang.
(c)Menggunakan persamaan (1.77). Ambil sebuah volume bola berjari-jari a. Perhatikan apa
yang terjadi ketika a.
Penyelesaian

1   2 r2  1 q  r2 
2
(a) W   Vd   V   R     3  
2 0  3  4 0 2 R  R 2 
R
q  r 3 q  3 R 3 
R
1 1 q  r2  1 r5 
2 4 0 2 R 0 
W   3   4 r 2
dr  3   R  
R 2  4 0 R  R 2 R 2 5  0 4 0 R  5 
q 2 qR 2 q 1  3 q2 
 R    
5 0 5 0 43 R 3 4 0  5 R 

0 1 q 1 q
2 
(b) W  E 2
d . Di luar (r > R) E  rˆ ; Di dalam (r < R) E  rrˆ
4 0 r 2
4 0 R 3

0   1 2 R 2

q   4 r 4dr     3  4r 2 dr 
1  r 
W 2

2 4 0 2  R r 0
R  

q2  1  1  r 5  R  1 q2  1 1 3 q2
1   1 
     6       
4 0 2  r  R R  5  0  4 0 2  R 5R  4 0 5 R

0  
(c) W    VE  da   E d  ,
2

2 S V 
dimana V adalah cukup besar untuk melingkupi semua muatan. Digunakan menggunakan
1 q
sebuah bola berjari-jari a > R. Disini V  .
4 0 r

96
 0  
2
 1 q  1 q  2 R a
 1 q
W      
2 r a  4 0 r  4 0 r 2 
r sin  d  d   0 E 2
d   R  4 0 r 2 
  4 r 2
dr  
 

 0  1  
a
q2 1 q 2 4 1 2
  4   4 q    
2  4 0 2 a 4 0 2 5R 4 0 2  r  R 
1 q2  1 1 1 1  1 3 q2
      
4 0 2  a 5R a R  4 0 5 R

1 q2
Ketika a, kontribusi dari integral permukaan menuju nol, sedangkan integral
4 0 2a

 1 q2  6a  
volume   1  berkurang.
 40 2a  5R  

Contoh 1-42.
Sebuah konduktor bola tak bermuatan terpusat di origin mempunyai sebuah rongga berbentuk
sembarang (lihat gambar). Di suatu tempat di dalam rongga terdapat sebuah muatan q.
Pertanyaan: Berapa medan di luar bola?
Penyelesaian:
Sepintas terlihat bahwa Penyelesaianan tergantung pada bentuk rongga dan pada penempatan
muatan. Tetapi ini adalah salah: Penyelesaianannya adalah
1 q
E rˆ
4 0 r 2
Konduktor menyembunyikan semua informasi yang berhubungan dengan sifat rongga, yang
menunjukkan hanya muatan total yang dikandung. Bagaimana hal ini bisa? Muatan +q
menginduksi sebuah muatan berlawanan q, untuk semua titik-titik di luar rongga. Karena
konduktor tidak membawa muatan total, ini membiarkan +q untuk mendistribusi dirinya secara
uniform pada permukaan bola. (Uniform karena pengaruh tak kesimetrian muatan titik +q
ditiadakan oleh ketak simetrian muatan terinduksi q pada permukaan bagian dalam.) Untuk
titik-titik di luar bola, kemudian, satu-satunya hal yang bertahan adalah medan dari kelebihan +q,
secara uniform terdistribusi meliputi permukaan luar. Terdapat tiga medan yang bekerja disini,
Eq, Eterinduksi, dan Elebihan. Kita mengetahui bahwa jumlah ketiganya adalah nol di dalam
konduktor, namun demikian dua yang pertama saja hilang, sedangkan yang ketiga secara terpisah

97
adalah nol. Selanjutnya, meskipun dua yang pertama hilang di dalam konduktor. Mereka hilang
untuk titik-titik di dalam rongga. Saya tidak dapat memberi anda suatu Penyelesaianan
memuaskan yang lengkap, tetapi ini setidaknya benar: Terdapat sebuah cara mendistribusikan q
pada permukaan bagian dalam untuk menghapus medan q di semua titik luar. Untuk itu rongga
yang sama dapat dibuat di dalam sebuah konduktor bola yang sangat besar dengan jejari 27 mil
atau tahun cahaya. Dalam kasus ini +q lebihan di permukaan bagian luar sangat jauh untuk
menghasilkan medan, dan dua medan lainnya saling menghapus.

Jika sebuah rongga yang dikelilingi oleh bahan konduktor tidak berisi muatan, maka medan di
dalam rongga adalah nol. Untuk semua garis medan berawal dan berakhir pada dinding rongga,
dari muatan positif ke muatan negatif (lihat gambar). Misalkan garis medan adalah bagian dari

sebuah loop tertutup, sisanya yang berada di dalam konduktor (dimana E = 0), integral  E  da
adalah positif, melanggar persamaan (1-19). Disimpulkan bahwa E = 0 di dalam sebuah rongga
kosong, dan faktanya tidak terdapat muatan pada permukaan rongga. (Mengapa anda relatif
aman di dalam sebuah mobil logam selama badaianda mungkin hangus, jika petir menyambar,
tetapi anda tidak akan terstrum. Prinsip yang sama berlaku pada penempatan piranti sensitif di
dalam sebuah sangkar Faraday yang ditanahkan, untuk melindungi dari medan listrik yang
nyasar.

98
Contoh 1-42.
Sebuah bola logam berjari-jari R, yang membawa muatan q, dikelilingi oleh kulit logam
konsentrik tebal (jejari dalam a, jejari luar b, lihat gambar). Kulit tidak membawa muatan total.
(a) Dapatkan rapat muatan permukaan  di R, di a, dan di b.
(b) Tentukan potensial di pusat, dengan menggunakan tak terhingga sebagai titik acuan.
(c) Sekarang permukaan luar dihubungkan ke kawat ground, yang lebih rendah potensialnya
terhadap nol (sama seperti di tak terhingga).

Penyelesaian
q q q
(a)  R  ; a  ; R  ;
4R 2
4Ra 2
4b 2
0 b
 1 q a 0
 1 q 0
(b) V 0    E  dl      dr  b 0 dr  R  4 0 r 2  R 0dr
  dr 
 
4 0 r 2 

1 q q q
V 0     
4 0  b R a 

(c)  b  0 (muatan berhenti mengalir);


a R
 1 q 0
1 q q
V 0    0 dr    dr   0 dr 
2    
 a
4 0 r  R
4 0  R R 

E.8. Muatan Permukaan dan Gaya Pada Konduktor


Karena medan di dalam sebuah konduktor adalah nol, syarat batas (1-66) mempersyaratkan
bahwa medan tepat di luar adalah

E nˆ (1-93)
0
Konsisten dengan kesimpulan sebelumnya bahwa medan adalah tegak lurus permukaan.
Dinyatakan dalam potensial, persamaan menjadi

99
V
   0 (1-94)
n
Persamaan ini memungkinkan anda menghitung muatan permukaan pada suatu konduktor, jika
anda dapat menentukan E atau V.
Dengan adanya medan listrik, sebuah muatan permukaan akan mengalami suatu gaya;
gaya per satuan luas, f adalah  E. Tetapi ada suatu masalah disini, untuk medan listrik tak
kontinyu di sebuah muatan permukaan, maka medan yang mana yang dipakai: Eatas, Ebawah, atau
di antaranya? Penyelesaianannya adalah bahwa kita bisa menggunakan rerata keduanya:
1
f   E rerata   Eatas  E bawah  (1-95)
2
Mengapa rerata? Alasannya adalah sangat sederhana: mari fokuskan perhatian kita pada sebuah
segmen permukaam yang mengelilingi titik yang ditanyakan (Gambar 1-28). Segmen luas dibuat
cukup kecil, sehingga betul-betul datar dan muatan permukaan di dalamnya konstan. Medan total
terdiri dari dua bagian-yang terkait medan segmen, dan yang disebabkan bagian lainnya (daerah
lain dari permukaan, seperti sumber eksternal):
E = Epatch + Elain
Segmen tidak dapat mengerjakan gaya pada dirinya sendiri, anda tidak dapat mengangkat diri
anda dengan berdiri di dalam keranjang dan menarik pegangan keranjang. Gaya pada patch,
adalah disebabkan oleh Elain, dan ini tidak mengalami ketakkontinyuan (jika kita menggeser
patch, medan di dalam lubang yang ditinggalkan patch akan halus secara sempurna).
Ketakkontinyuan disebabkan seluruhnya oleh muatan pada patch yang menempatkan medan
(/2o) di sisi lain, yang mengarah menjauhi permukaan (lihat gambar).

Gambar 1-29
Maka,

100

E atas  E lain  nˆ
2 0

E bawah  E lain  nˆ
2 0
dan maka
1
Elain  Eatas  Ebawah   Ererata
2
Rerata hanyalah sebuah piranti untuk menggeser kontribusi dari segmen itu sendiri.
Argumen itu berlaku pada semua muatan permukaan; dalam kasus khusus sebuah konduktor,
medan adalah nol di dalam dan   0 n̂ di luar (persamaan (1-93)), maka reratanya adalah

 2 0 n̂ , dan gaya per satuan luas adalah


2
f  nˆ (1-96)
2 0
Ini mengarah pada suatu tekanan elektrostatis berarah keluar pada permukaan, yang condong
menarik konduktor ke dalam medan, tanpa memandang tanda dari . Dengan menyatakan
tekanan dalam medan tepat di luar permukaan,
0
P E2 (1-97)
2

E.8. Gaya Listrik dan Garis-garis E


Gambar 1.30 menunjukkan garis-garis E untuk empat pasangan muatan garis.
Dalam Gambar 1-30(a) dan (c), gaya adalah atraktif dan garis-garis E adalah jelas dibawah
tegangan. Sebenarnya, gaya tegangan per meter kuadrat adalah oE2/2.
Dalam Gambar 1-30(b) dan (d), di lain pihak, kita dapat melihat garis-garis E yang saling
bertolakan secara lateral. Rapat gaya permukaan repulsive di dalam daerah dimana garis-garis E
sejajar adalah juga oE2/2.
Kita dapat juga menghitung gaya listrik dengan metode usaha semu. Metode ini terdiri
dari langkah mempostulatkan sebuah perpindahan infinitesimal dan kemudian menerapkan
prinsip kekekalan energy. Kita pertama mendefinsikan sebuah sistem. Dan kemudian kita
menghitung energy yang diberikan ke sistem pada saat perpindahan. Energi ini sama dengan
pertambahan energy internal sistem.

101
Metode usaha semu merupakan metode umum dan reliable untuk menghitung gaya, tetapi
berdasar dua syarat: (1) kita harus secara tepat menentukan sistem yang dikaji, dan (2) kita harus
hati-hati dalam menggunakan tanda.

Gambar 1-30. Garis-garis E antara pasangan muatan-muatan garis. Adalah berguna


memvisualisasi gaya-gaya listrik atraktif seperti desebabkan oleh suatu tegangan dalam
garis-garis E, seperti dalam (a) dan (c). Hal yang sama, gaya listrik repulsif bisa
dipandang disebabkan oleh suatu repulsif lateral antara garis-garis E, seperti dalam (b)
dan (d). Dalam (c) dan (d) muatan di sebelah kiri adalah dua kali besarnya dari lainya.

F. Hukum Kekekalan Muatan Listrik


Tinjau sebuah permukaan tertutup seluas A yang melingkupi sebuah volume v. Rapat
muatan volume di dalam adalah . Aliran muatan di dalam dan di luar, dan rapat arus di suatu
titik pada permukaan adalah J ampere/meter2.
Fakta eksperimen menunjukkan bahwa tidak ada pembentukan muatan listrik total. Maka
sebarang aliran mengurangi muatan yang dilingkupi Q: pada saat tertentu,

102
d dQ
 J  dA   dt  dv  
A v
dt
(1-98)

dimana vektor dA mengarah ke luar, menurut konvensi tanda biasanya.


Dengan menerapkan teorema divergensi di sebelah kiri, kita mendapatkan bahwa

   Jdv    t dv
v v
(1-99)

Kita telah mentransfer turunan waktu ke dalam integral, tetapi kemudian kita harus
menggunakan turunan parsial karena  mungkin adalah fungsi x, y, z, dan t. Sekarang volume v
bisa berbentuk dan berukuran apapun. Oleh karena itu

J   (1-100)
t
Persamaan (1-98) dan (1-200) berturut-turut adalah bentuk integral dan diferensial dari hukum
kekekalan muatan listrik.

F.1. Konduksi
Di dalam konduktor yang baik seperti tembaga atau aluminium, masing-masing atom
memiliki satu atau dua electron konduksi yang bebas berkeliaran di dalam bahan.
Semikonduktor mungkin berisi dua jenis muatan bergerak: electron konduksi dan hole
positif. Sebuah hole merupakan sebuah tempat yang ditinggalkan oleh sebuah electron yang
dibebaskan dari struktur ikatan valensi di dalam bahan. Sebuah hole bertingkah laku sebagai
sebuah partikel bebas bermuatan +e, dan ia bergerak di dalam semikonduktor seperti sebuah
gelumbung udara yang muncul menembus air.
Di dalam kebanyakan konduktor yang baik dan semikonduktor, rapat arus J adalah
proporsional dengan E:
J=E (1-101)
dimana  adalah konduktivitas listrik bahan yang dinyatakan dalam siemens per meter, dimana 1
siemens adalah 1 ampere/volt. Satuan siemen diberikan untuk menghormati fisikawan Jerman
Ernst von Siemens (1816-1892). Ini adalah hukum Ohm dalam bentuk lebih umum. Seperti akan
kita lihat kemudian, suatu konduktivitas listrik mungkin adalah kompleks. Kita akan
mendapatkan suatu bentuk yang masih lebih umum dari hukum Ohm dalam Bab Medan Magnet.
Tabel 1-1 menunjukkan konduktivitas beberapa bahan. Hukum Ohm tidak selalu berlaku.

103
Sebagai contoh, di dalam suatu jenis semikonduktor keramik, J proporsional dengan pangkat
seperlima dari E. Juga beberapa konduktor adalah tak isotrop.

Tabel 1-1. Konduktivitas Beberapa Bahan


Konduktivitas ,
Konduktor
Siemens/meter
Aluminium 3,54  107
Brass (65,8 Cu, 2 Zn) 1,59  107
Krom 3,8  107
Tembaga 5,80  107
Emas 4,50  107
Grafit 7,1  104
Besi 1,0  107
Mumetal(75 Ni, 2 Cr, 18 Fe) 0,16  107
Nickel 1,3  107
Air laut 5
Perak 6,15  107
Tin 0,870  107
Zinc 1,86  107

F.2. Resistansi
Jika hukum Ohm berlaku, resistansi antara dua elektroda yang ditetapkan pada sebuah
sampel bahan adalah
V
R (1-102)
I
dimana V adalah beda potensial antara kedua elektroda dan I adalah arus.

Contoh 1-43
Untuk sebuah silinder bertampang lintang A dan panjang L, konduktivitas uniform , dan dengan
elektroda diujung-ujungnya seperti dalam Gambar 1-31(a),

104
AV
I  AJ  AE  (1-102)
L
L
R (1-103)
A
Tabung dalam gambar 1-31(b) mempunyai jejari dalam dan luar berturut-turut adalah R1 dan R2,
panjang L, dan konduktivitas uniform . Terdapat elektroda-elektroda tembaga pada permukaan
silindris dalam dan luar. Resistansi suatu elemen silindris setebal dr adalah dr/ 2 rL. Maka
R2
dr 1 R2
R   2rL  2L ln R
R1 1
(1-104)

(a) (b)
Gambar 1-13. (a) Silinder dari bahan konduktivitas lemah dengan elektroda di kedua
ujunngnya. (b) Tabung dari bahan konduktivitas lemah dengan elektroda-elektroda di
permukaan dalam dan luar.

F.3. Konduksi di dalam Medan listrik steady


Untuk menyederhanakan, kita asumsikan bahwa pembawa muatan adalah electron. Gerak
sebuah electron konduksi individual adalah sangat kompleks karena electron bertumbukan
dengan sebuah atom dan memantul. Tentunya atom-atom bergetar di sekitar posisi setimbangnya,
dikarenakan agiatsi termal, dan pertukaran energy dengan electron-elektron konduksi.
Namun demikian, secara rerata, masing-masing electron mempunyai energy kinetic 3
2 kT ,

dimana k adalah konstanta dan T adalah suhu dalam kelvin. Maka, pada suhu kamar, kecepatan
vth berkaitan dengam agitasi termal dinyatakan oleh

 kT  1,38  10 23  300   6  10  21 joule ,


mvth2 3 3
(1-106)
2 2 2
dan

105
1/ 2
 12  10  21 
vth   
31 
 10 5 meter/detik (1-107)
 9,1  10 
Di bawah aksi suatu medan listrik steady, awan electron konduksi mengalir dengan
kecepatan tetap vd sedemikian hingga
J  E   Nevd (1-108)

dimana vd menuju ke arah berlawanan dengan J dan dengan E, dan N adalah jumlah electron
konduksi per meter kubik.
Kecepatan aliran adalah rendah. Di dalam tembaga, N = 8,5  1028. Jika arus sebesar 1
ampere mengalir di dalam kawat yang mempunyai tampang lintang 1 milimeter2, J = 106 dan vd
sebesar 10-4 meter/detik, atau berkisar 360 milimeter/jam. Maka kecepatan aliran lebih kecil dari
pada agitasi termal dengan orde 109. Dalam persamaan 4-34 vd adalah kecil, tetapi Ne adalah
sangat besar. Di dalam tembaga,
Ne = 8,85  1028  1,6  1019  1010 coulombs/meter3 (1-109)
Kecepatan aliran rendah elektron-elektron konduksi adalah sumber dari banyak paradoks.
Sebagai contoh, sebagai antena transmisi radio adalah berkisar 75 meter panjangnya dan
beroperasi di sekitar 1 megahertz. Bagaimana electron konduksi dapat bergerak dari satu ujung
ke ujung lainnya dan kembali dalam 1 microdetik? Jawabnya adalah bahwa mereka tidak begitu.
Mereka bergetar mundur dan maju sejauh 1 diameter atomic, dan itu cukup untuk
membangkitkan arus yang dikehendaki.

F.4. Mobilitas M electron-elektron Konduksi


Mobilitas electron konduksi
vd 
M   (1-110)
E Ne
merupakan kuantitas positif. Ia tidak tergantung pada E adalah independen di dalam konduktor
linier. Maka
  NeM (1-111)
dimana, kita biasanya mengambil e sebagai besar muatan listrik.
Jika medan listrik yang menggerakkan adalah konstan, maka kecepatan alir adalah

106
konstan. Ini berarti bahwa gaya total rerata waktu pada sebuah electron konduksi adalah nol, atau
bahwa gaya pengerem rerata disebabkan oleh tumbukan tepat menghapus gaya eE yang
dikerjakan oleh medan.
Berapa besar gaya pengerem ini?
e vd e
  eE   eE   vd (1-112)
M M
Dari definisi mobilitas M. Gaya pengerem dan vd mengarah berlawanan arah. Situasi ini analog
dengan sebuah benda yang jatuh ke dalam zat cair; setelah sesaat, gaya viskous secara tepat
mengimbangi gaya gravitasi, dan besar kedua gaya berlawanan adalah sama.
Kuantitas N, M, dan  untuk konduktor yang baik (gc) dan semikonduktor (sc) terhubung
sebagai berikut:
Ngc >> Nsc, gc >> sc Mgc << Msc (1-113)

F.5. Konduksi dalam Medan Listrik Bola-Balik


Jika kita mengabaikan agitasi termal, maka terdapat dua gaya yang bekerja pada sebuah
electron konduksi: gaya penggerak eE dan gaya pengerem persamaan (38). Di dalam medan
listrik bolak-balik kedua gaya ini tidak sama, dan persamaan geraknya adalah
dv d e
m*   eE m exp jt  vd (1-114)
dt M
dimana m* adalah massa efektif. Kuantitas ini memperhitungkan tumbukan. Sebagai sebuah
aturan, m* adalah lebih kecil dari pada massa sebuah electron terisolasi.
Di dalam silikon m* = 0,97m, tetapi di dalam gallium arsenid (GaAs) massa efektif hanya
0,07m. Kecepatan electron di dalam piranti zat padat adalah berorde 105 meter/detik di dalam
silikon dan berkisar 4 kali lebih besar di dalam GaAs. Dengan mengganti turunan waktu dengan
j dan dengan menyederhanakan, kita mendapatkan bahwa
M
vd   E m exp jt (1-115)
1  jm * M e

Tetapi J = E = Nevd. Dapat disimpulkan bahwa


NeM
 (1-116)
1  jm * M e

107
Dengan  = 0 kita kembali ke persamaan (1-115). Relasi ini tidak berlaku pada frekuensi
berorde 1 gigahertz (f = 109) atau lebih tinggi, dimana gejala atomik menjadi dominan. Untuk
tembaga pada suhu kamar,
m * M m 2f  9,1  10 31  5,8  10 7
   1,5  10 13 f (1-117)
8,5  10  1,6  10 
2 19 2
e Ne 28

Suku imajiner dalam persamaan (116) dapat diabaikan untuk f << 7  1012. Di atas 1 gigahertz
awan elekton konduksi bergerak sefase dengan E, dan  = NeM.
Dengan menurunkan suhu meningkatkan lintasan bebas rerata dari pembawa, yang
meningkatkan mobilitas M. Pada suhu sangat rendah konduktivitas logam murni adalah
kompleks:
Ne 2
 j (1-118)
m *

F.6. Rapat Muatan Volume  di dalam Konduktor


(1) Asumsikan syarat keadaan steady dan konduktor homogen. Maka  t menurut hukum
kekekalan muatan,   J  0 . Jika J adalah rapat arus konduksi di dalam sebuah konduktor
homogen yang memenuhi hukum Ohm J = E, maka
  J    E    E  0,    E  0 (1-119)
Tetapi divergensi E adalah proporsional dengan rapat muatan volume . Maka di bawah
syarat keadaan steady dan di dalam konduktor homogen ( tak tergantung koordinat), 
adalah nol.
Sebagai sebuah aturan, rapat muatan permukaan pada suatu benda konduktif yang membawa
suatu arus adalah tidak nol.
(2) Sekarang anggap bahwa muatan diinjeksikan ke dalam sepotong tembaga dengan
menembakinya dengan electron-elektron. Apa yang terjadi dengan rapat muatan ? Dalam
kasus itu,

J   (1-120)
t
Tetapi, dari bagian 3.7,

  J    E  (1-121)
 r o

108
dimana r adalah permitivitas relatif bahan (bagian 9.9). Maka

   t 
     o exp   (1-122)
t  r o 
 r o

dan  berkurang secara eksponensial dengan waktu.


Permitivitas relatif r dari sebuah konduktor yang baik adalah dapat diukur karena konduksi
secara sempurna mengalahkan polarisasi. Kita bisa menduga bahwa r berorde 3, seperti di
dalam dielektrik umumnya.
Inversi dari koefisien t di dalam eksponen di atas adalah waktu relaksasi.
Kita telah mengabaikan fakta bahwa  adalah gayut waktu dan maka ia sendiri merupakan
fungsi waktu relaksasi. Waktu relaksasi di dalam konduktor yang baik faktanya adalah
pendek ; dan  mungkin dibuat sama dengan nol di dalam prakteknya. Sebagai contoh,
waktu relaksasi untuk tembaga pad suhu kamar adalah berkisar 4  1014 detik, bukanya 
1019 detik sesuai dengan perhitungan di atas.
(3) Di dalam konduktor homogen yang membawa arus bolak-balik,  adalah nol karena
persamaan (1-114) berlaku.
(4) Di dalam konduktor nonhomogen yang membawa arus,  adalah tidak nol. Sebagai contoh,
di bawah syarat keadaan steady,
  J    E      E    E  0 (1-123)

dan   E 


   E = (1-124)
 r o 
(5) Jika terdapat gaya magnetic pada pembawa muatan, maka J = E tidak berlaku dan terdapat
suatu rapat muatan volume.

F.7. Efek Joule


Tanda adanya medan listrik, awan elektron konduksi tetap dalam kesetimbangan termal
dengan susunan kisi atom-atom konduktor. Pada saat dikenai medan listrik, elektron-elektron
meningkat energi kinetiknya antara tumbukan-tumbukan, dan mereka membagi energi ekstra ini
dengan kisi kisi atom-atom konduktor. Maka konduktor memanas. Ini disebut efek Joule.
Berapakah energi kinetik yang diterima oleh electron-elektron konduksi? Tinjau sebuah
kubus konduktor, dengan sisi a. Kenakan suatu tegangan V antara muka-muka yang berhadapan.

109
Arus adalah I. Maka energi kinetik yang diterima adalah VI, dan daya yang didisipasi sebagai
panas per meter kubik adalah
VI  V  I 
P'       EJ (1-125)
a 3  a  a 2 

J2
P '  E 2  watt/meter2 (1-125.a)

Jika E dan J adalah fungsi sinusoida waktu,
2
J rms
Pav'  E rms J rms  E rms
2
 (1-126)

F.8. Konduktor Terisolasi di dalam Medan Statis


Jika konduktor homogen terisolasi dimuati, elektron-elektron konduksi bergerak kira-kira
hingga mencapai posisi setimbangnya dan kemudian di dalam konduktor, E adalah nol.
Disimpulkan bahwa (1) semua titik di dalam konduktor adalah berpotensial yang sama ; (2)
rapat muatan volume adalah nol, dari persamaan (1-119) ; (3) muatan statis total apapun berada
pada permukaan konduktor ; (4) E adalah normal di permukaan konduktor, untuk muatan-
muatan lain akan mengalir sepanjang permukaan ; (5) tepat di luar permukaan ; E = ch/o,
dimana ch adalah rapat muatan permukaan, dari hukum Gauss.
Perhatikan paradoks : kita dapat menyatakan E di permukaan sebuah konduktor dalam
rapat muatan permukaan local saja, sebagai ganti fakta bahwa E tergantung pada besar dan posisi
semua muatan, apakah mereka berada pada konduktor ataupun di tempat lain.
Apa yang terjadi jika konduktor adalah tidak homogen ? Sebagai contoh, kita mempunyai
seutas kawat tembaga direkatkan pada sebuah terminal plat emas. Maka elektron-elektron
konduksi mengaliri permukaan interface dan membentuk suatu potensial kontak, biasanya
sebesar fraksi 1 volt. Besar dan tanda potansial kontak tergantung pada sifat bahan.

Contoh 1-44: Konduktor berlubang yang melingkupi sebuah benda bermuatan.


Gambar 1-29 menunjukkan tampang lintang sebuah konduktor berlubang dengan suatu
muatan listrik total Q di dalam cavity. Permukaan Gaussian yang terletak di dalam konduktor di
dalam medan E nol melingkupi muatan total nol, karena hukum Gauss. Maka muatan permukaan
pada permukaan dalam konduktor adalah Q

110
Gambar 1-29. Sebuah konduktor berlubang melingkupi sebuah benda yang membawa
suatu muatan total Q. Garis putus-putus adalah permukaan Gauss yang berada di dalam
bahan konduktor, dimana E = 0.

Jika konduktor membawa suatu muatan total nol, maka muatan total di permukaan luar adalah Q.
Rapat muatan permukaan di sebuah titik tertentu di permukaan luar konduktor adalah tak
tergantung distribusi Q di dalam cavity. Ia sama seolah-olah konduktor adalah pejal dan
membawa muatan total Q.
Sebaliknya, medan di dalam cavity adalah tak tergantung medan di luar konduktor. Maka
konduktor beraksi sebagai sebuah perisai elektrostatis.

G. KAPASITOR
Dalam kuliah ini anda akan mempelajari:
 Kapasitansi
 Kapasitansi untuk beberapak struktur sederhana
 Beberapa penyelesaian sederhana persamaan Laplace

G.1. Kapasitansi
Tinjau dua obyek logam yang dihubungkan dengan sumber tegangan.
 Muatan total pada kedua obyek logam mempunyai besar sama tetapi berlawanan tanda.
 Muatan sebanding dengan tegangan yang dikenakan : Q  V
 Konstanta kesebandingan disebut kapasitansi C: Q = CV
 Kapasitansi mempunyai satuan coulomb/volt atau farad
dQ
 Secara lebih umum, kapasitansi juga didefinisikan sebagai C 
dV
111
 Dalam satuan SI, C diukur dalam farad (F); satu farad adalah satu coulomb per volt. Satuan
ini adalah sangat besar, dalam prakteknya biasanya dinyatakan dalam satuan microfarad (10-6
F) dan pikofarad (10-12 F).

G.2. Kapasitansi Dari Beberapa Struktur Sederhana


Contoh 1-45: Kapasitor Plat Sejajar
Dapatkan kapasitansi sebuah kapasitor plat sejajar yang terdiri dari dua permukaan logam luas A
berjarak d satu sama lain (gambar bawah)

Penyelesaian
Jika kita meletakkan +Q di kiri dan Q di kanan, mereka akan menyebar secara uniform pada
kedua permukaan, jika luasan sangat besar dan jarak pisah kecil. Rapat muatan permukaan
adalah  = Q/A di plat atas, dan maka medan adalah E = V/d = (1/o)Q/A. Beda potensial di
antara plat oleh karena itu
Q
V d,
A 0

112
dan oleh sebab itu
A 0
C (1-128)
d
Sebagai Contoh, jika plat-plat tersebut adalah persegi dengan sisi 1 cm, dan mereka terpisah
sejauh 1 mm satu sama lain, maka kapasitansinya adalah 9 × 10-13 F.

Contoh 1-46: Kapasitor Plat Sejajar


Sebuah kapasitor plat sejajar dihubungkan dengan sebuah baterei yang mensuplai suatu
tegangan tertentu. Lihat Gambar 1-32. Kita mengsumsikan bahwa jarak s antara plat bertambah
sebesar ds, dan kita menerapkan prinsip usaha virtual. Kita akan menghitung energi yang
berkaitan dengan kapasitor. Maka energy total yang diberikan ke kapasitor selama perpindahan
ds plat sebelah atas akan sama dengan pertambahan energy listrik yang tersimpan di dalam
kapasitor. Maka
EF + EB = EE (1-129)
dimana
EF = F ds EB = V dQ (1-130)
dengan dQ adalah muatan ekstra yang dikirim ke dalam kapasitor oleh baterei.

Gambar 1-32. Kapasitor plat sejajar yang diakaitkan dengan sebuah baterei yang
mensuplai tegangan tetap V. Kita dapat menghitung gaya tarik antara plat dengan
membayangkan sebuah gaya berlawanan tetapi sama F yang menarik salah satu plat
menjauh sejauh jarak infinitesimal ds. Garis putus-putus mengingatkan kita bahwa kita
menerapkan prinsip kekekalan energy pada kapasitor saja.

o A
   o E 2  Ads 
ds
Disini E B  V VdC   V 2 d   V 2 o A (1-131)
s s

113
Jika ds adalah positif, dC adalah negatif dan energi mengalir dari kapasitor ke dalam baterei.
Akhirnya, karena E = V/s.
  E2    V 2 As  AV 2  ds  oE 2
E E  d  o As   d  o 2    o      Ads (1-132)
 2   2s  2  s2  2

Perhatikan tanda negative! Rapat energy oE2/2V berkurang lebih cepat daripada pertambahan
volume As. Maka
o E 2
Fds   o E 2 Ads   Ads (1-133)
2
oE 2
F A (1-134)
2
dan gaya per satuan luas adalah sama dengan energy per satuan volume, seperti sebelumnya.
Separuh energi yang disuplai oleh sumber menjadi energi mekanik, dan separuh lainnya menjadi
energy listrik. Ini merupakan aturan umum.

Contoh 1-47
Dapatkan kapasitansi dari dua kulit logam sferis konsentrik, dengan jari-jari a dan b.
Penyelesaian
Letakkan muatan +Q pada bola bagian dalam, dan Q pada bola bagian luar. Medan di antara
kedua bola adalah
1 Q
E rˆ ,
4 0 r 2
Maka beda potensial antara kedua boal adalah
a a
Q 1 Q 1 1
V    E  dl   r dr    
b
4 0 b
2
4 0  a b 

V adalah proporsional dengan Q; kapasitansi adalah


Q ab
C  4 0
V b  a 
Untuk memuati sebuah kapasitor, anda harus memindahkan elektron-elektron dari plat
positif dan membawanya ke plat negatif. Dalam hal ini anda melawan medan listrik, yang
menarik elektron kembali ke konduktor positif dan mendorong elektron menjauhi plat negatif.
Berapa besar usaha yang dilakukan untuk memuati kapasitor sampai mencapai Q? Anggap

114
bahwa pada suatu fase tertentu dalam proses ini muatan pada plat positif adalah q, sehingga beda
potensial adalah q/C. Menurut persamaan (1.38), usaha yang harus dikerjakan untuk
memindahkan bagian muatan berikutnya, dq, adalah
q
dW   dq
C 
Usaha total yang diperlukan dari q = 0 ke q = Q, maka adalah
Q
q 1 Q2
W    dq  ,
0
C 2 C

atau, karena Q = CV,


1
W CV (1.55)
2
dimana V adalah potensial final kapasitor.

Contoh 1-48. Kapasitansi Silinder Konsentrik

Karena struktur adalah tak terhingga dalam arah z (yaitu arah yang keluar bidang) kita dapat
hanya menyatakan kapasitansi per satuan panjang (farad/m)
V
Q  muatan per satuan panjang  2b  0
b lnb / a 

dQ Q 2 0
dan C  kapasitansi per satuan panjang   
dV V ln b a 

Contoh 1-49 : Kapasitansi Kawat Logam Sejajar

Tinjau dua kawat logam panjang tak terhingga yang dihubungkan oleh suatu sumber tegangan
(kawat panjang tak terhingga dalam arah z). Akan ditentukan kapasitansi per satuan pajnag

115
antara kedua kawat dengan asumsi bahwa d >> a. Untuk itu ditinjau kembali kasus satu garis
bermuatan dan dipol garis bermuatan.

 r 
 Potensial garis bermuatan :  r   ln 0 
2 0  r 

 r 
 Potensial Dipol garis bermuatan :  r   ln  
2 0  r 

 Tinjau medan E dari dipol garis bermuatan :

116
 Gambar silinder imajiner jejari a mengelilingi masing-masing garis:

Perhatikan bahwa garis-garis medan E hampir tegak lurus terhadap permukaan silinder (saat d
<< a).
Fluks listrik total per satuan panjang yang keluar dari silinder kiri adalah +.
Fluks listrik total per satuan panjang yang keluar dari silinder kanan adalah .

Sekarang jika kita mengganti silinder dan kawat bermuatan dengan kawat logam berjejari a yang
membawa + dan  coulomb muatan persatuan panjang maka medan di luar tetap hampir tidak

117
berubah. Muatan total yang dibawa oleh kawat kiri adalah + dan muatan total yang dibawa oleh
kawat kanan adalah .

 r 
 r   ln  
2 0  r 

Sekarang kita kembali ke permasalahan yang betkait dengan sumber tegangan:

 d  V
 Potensial di silinder kiri:  r   ln  
2 0  a  2

 a V
 Potensial di silinder kiri:  r   ln   
2 0  d  2
Akhirnya kita menghitung kapasitansi per satuan panjang :
 d 
 Beda potensial: V  ln 
 0  a 
dQ Q   0
 Kapasitansi per satuan panjang : C    
dV V  d  d 
ln  ln 
 0  a  a

Contoh 1-41
Dua tabung logam silindris koaksial panjang (jejari dalam a, jejari luar b) berdiri vertikal di
dalam sebuah sebuah tangki minyak dielektrik (susceptibilitas e, rapat masa ). Tabung dalam
dipertahankan pada potensial V, dan tabung luar ditanahkan (Gambar 1-61). Sampai ketinggian
berapa minyak naik di udara di antara kedua tabung?
Penyelesaian:

118
Gambar 1-61. Dua tabung logam silindris koaksial panjang (jejari dalam a, jejari luar b) berdiri
vertikal di dalam sebuah sebuah tangki minyak dielektrik (susceptibilitas e, rapat masa )

Pertama dapatkan kapasitansi, sebagai suatu fungsi h:


2 2  b 
Bagian udara : E  V  ln  

4 0 s 4 0  a 
  '  
   ;  '  ; r 
2 ' 2 ' 2 '  b    0  0 0
Bagian minyak : D  E V  ln 
4s 4s 4 0  a  

Q   ' h   l  h    r h  h  l    r  1h  l     e h  l  ,

dimana l adalah tinggi total.


Q   e h  l   h  l  .
C  4 0  2 0 e
V 2 ln b a  ln b a 
Gaya ke atas total dinytakan oleh persamaan (2.64):
1 dC 1 2 2 0  e
F  V2  V .
2 dh 2 ln b a 
Gaya gravitasi ke bawah adalah
 0  eV 2
F  mg   b 2  a 2 gh  h 
 b 2  a 2 g ln b a 

H. POLARISASI
Dalam sub bab ini kita akan mempelajari pengaruh medan listrik di dalam bahan. Dalam
hal ini, bahan merujuk pada beberapa wujud zat, padat, cair, gas, yang merespon secara berbeda
terhadap medan listrik. Namun demikian, kebanyakan obyek merupakan bagian dari dua
kelompok besar zat: konduktor dan isolator (atau dielektrik). Kita telah mengenal konduktor;

119
yang merupakan zat yang mengandung banyak muatan yang bebas bergerak di dalam bahan.
Dalam kehidupan sehari-hari, ini berarti bahwa banyak elektron (satu atau dua per atom di dalam
logam tertentu) tidak terikat pada inti, tetapi berkeliaran di dalam atom. Sebaliknya, di dalam
dielektrik semua muatan terikat pada atom tertentu atau molekul-mereka terikat dan hanya dapat
bergeser sedikit di dalam atom atau molekul. Pergeseran mikroskopik seperti itu tidak sebesar
yang terjadi di dalam konduktor, tetapi efek komulatifnya mengendalikan tingkah laku dari
bahan dielektrik. Sebenarnya terdapat dua mekanisme utama dimana medan listrik dapat
mendistorsi distribusi muatan sebuah atom atau molekul dielektrik: strecthing dan rotating.
Dalam bagian ini anda akan mempelajari:
 Polarisasi bahan
 Matematika Polarisasi
 Permitivitas dielektrik
 Konduktor vs Dielektrik

H.1. Polarisasi Bahan


H.1.1. Dipol muatan dan Momen dipole
Tinjau sebuah dipole muatan :

Momen dipol dari dipol muatan adalah vektor p yang mengkaitkan besar muatan dan jarak kedua
muatan: p = qd

H.1.2. Konduktor di dalam medan listrik


 Tinjau masalah ketika sebuah plat konduktif yang diletakkan di dalam medan listrik
 Konduktor mempunyai muatan bebas yang dapat bergerak mengelilingi (kebanyakan muatan-
muatan bebas ini adalah elektron yang tidak menempel pada atom tertentu)
 Di bawah pengaruh medan E eksternal muatan-muatan bebas ini bergerak untuk menghalangi
atau menyaring medan E dari dalam bahan konduktor.

120
H.2. Material Dielektrik Di Dalam Medan Listrik
H.2.1. Polarisasi
Apa yang terjadi pada sebuah atom netral ketika diletakkan di dalam medan listrik E?
Mungkin tidak terjadi apa-apa, karena atom tidak bermuatan, medan tidak mempunyai efek pada
atom. Namun jawaban ini adalah tidak tepat. Walaupun secara kelistrikan atom sebagai suatu
kesatuan adalah netral, terdapat sebuah inti yang bermuatan positif (nukleus) dan awan elektron
yang bermuatan negatif yang mengelilingi inti. Kedua daerah muatan ini di dalam atom
dipengaruhi oleh medan: nukleus bergeser searah medan, dan elektron bergeser ke arah
berlawanan. Pada prinsipnya, jika medan cukup besar, ia dapat menarik sebagian dengan ionisasi
(bahan kemudian menjadi sebuah konduktor). Namun demikian dengan medan yang kecil,
kesetimbangan segera terbangun, untuk itu pusat massa awan elektron tidak berimpit dengan inti,
muatan positif dan negatif ini berinteraksi satu sama lain. Kedua gaya yang berlawanan ini, yaitu
E menarik elektron dan nucleus, mencapai kesetimbangan dan menyebabkan atom terpolarisasi,
dengan muatan positif tergeser sedikit menjauhi muatan negatif. Sekarang atom menjadi sebuah
momen dipol listrik p, yang searah dengan E. Dengan kata lain, momen dipol terinduksi secara
proposional dengan medan (selama medan listrik tidak terlalu kuat):
p = E (1-191)
Konstanta kesebandingan  disebut polarisabilitas atomik. Nilainya tergantung pada struktur dari
atom. Tabel 1-3 mendaftar beberapa polarisabilitas atomik yang ditentukan secara eksperimen.

H He Li Be C Ne Na Ar K
Cs
0,667 0,205 24,3 5,60 1,76 0,396 24,1 1,64 43,4
59,6
Tabel 2.1. Polarisabilitas atomik (/4oa3, dalam satuan 10-30 m3)

121
Sumber: Handbook of Chemistry and Physics, 78th ed
(Boca Raton: CRC Press, Inc., 1997)

Suatu molekul mempunyai sebuah momen dipole permanen dan dikatakan molekul polar.
Molekul lainya adalah non polar. Suatu substansi tertentu bisa menjadi suatu dielektrik dalam
kondisi tertentu dan menjadi sebuah konduktor dalam kondisi yang sesuai. Sebagai contoh,
fotokonduktor biasanya bukan konduktor, tetapi menjdai konduktor ketika disinari cahaya.
Dalam bagian ini kita akan mempelajari konsep-konsep polarisasi, susceptibilitas, dan
permeitivitas relatif dalam medan statis.

Tiga Proses Polarisasi Dasar


(1) Dibawah aksi suatu medan listrik luar, pusat muatan awan elektron di dalam suatu molekul
bergeser terhadap pusat muatan inti. Ini adalah polarisasi elektronik. Pergeseran adalah
sangat kecil bahkan pada skala atom, 108 kali diameter sebuah atom.

Contoh 1-31
Sebuah model primitif untuk sebuah atom terdiri dari sebuah inti (+q) dikelilingi oleh suatu
awan sferis bermuatan uniform (-q) berjari-jari a (lihat Gambar 1-3(9a)). Hitunglah
polarisabilitas atomik atom tersebut.
Penyelesaian:
Dengan adanya medan eksternal E, inti akan tergeser ke kanan dan awan elektron ke kiri,
seperti Gambar 1-39(b). (Karena pergeseran sebenarnya adalah sangat kecil, adalah
beralasan untuk mengasumsikan bahwa awan elektron tetap berbentuk bola). Katakan bahwa
kesetimbangan terjadi ketika inti tergeser sejuah d dari pusat bola. Dalam hal ini medan
eksternal yang mendorong inti ke kanan secara tepat mengimbangi medan internal yang
menarik nya ke kiri: E = Ee, dimana Ee adalah medan yang dihasilkan oleh awan elektron.
Maka medan pada suatu jarak d dari pusat bola bermuatan merata adalah
1 qd
Ee 
4 o a 3

122
Gambar 1-39. (a) Sebuah inti (+q) dikelilingi oleh suatu awan sferis bermuatan uniform (-
q) berjari-jari a. (b) Medan eksternal E, menggeser inti akan ke kanan dan awan elektron
ke kiri

Pada kesetimbangan,
1 qd
E , atau p = qd = (2.4oa3)E
4 o a 3

Oleh karena itu polarisabilitas atomik adalah


 = 4oa3 = 3ov (1-192)
dimana v adalah volume atom. Walaupun model atom ini sangat kasar, hasil (1-192) akurat
untuk kebanyakan atom-atom sederhana.
Untuk molekul situasinya tidaklah sederhana, karena umumnya mereka lebih terpolarisasi
pada arah tertentu dari pada arah yang lain. Karbon dioksida (Gambar 1-40), sebagai contoh,
mempunyai polarisabilitas 4,5  10-40 C2 m/N ketika dikenai medan sejajar sumbu molekul,
tetapi hanya 2  10-40 C2 m/N untuk medan tegak lurus sumbunya. Ketika medan
membentuk sudut dengan sumbu, medan harus diuraikan menjadi komponen sejajar dan
tegak lurus, dan masing-masing dikalikan dengan polarisabilitas yang relevan:
p    E    ll E ll

Gambar 1-40. Molekul Karbondioksida


Dalam kasus ini momen dipol induksi mungkin tidak sama dengan arah E. Dalam kasus CO2
adalah relative sederhana, karena atom-atom mengatur mereka sendiri sepanjang garis lurus;
untuk sebuak molekul asimetris komplek persamaan (1-191) diganti oleh relasi linier yang
paling umum antara E dan p:

123
px   xx Ex   xy E y   xz Ez 

p y   y Ex   yy E y   yz Ez  (1-193)

pz   zx Ex   zy E y   zz Ez 

Himpunan kesembilan konstanta ij menyusun tensor polarisabilitas untuk molekul. Harga
sebenarnya tergantung pada orientasi sumbu-sumbu yang dipilih, walaupun selalu mungkin
untuk memilih sumbu prinsipal sedemikian hingga semua suku non diagonal (xy, zx, xz dst)
hilang, dengan hanya meninggalkan tiga polarisabilitas tidak nol: xx, yy, zz .

(2) Molekul polar menyearahkan dirinya sendiri dan menjadi lebih terpolarisasi bila dikenai
medan listrik luar. Ini adalah polarisasi orientasional. Namun demikian, tumbukan yang
disebabkan agitasi termal mengacaukan penyearahan ini.
Atom netral tidak mempunyai momen dipol- untuk itu p diinduksi oleh medan luar.
Beberapa molekul mempunyai momen dipol permanent. Di dalam molekul air, sebagai
contoh, elektron-elektron cenderung mengumpul disekitar atom oksigen (Gambar 1-41), dan
karena molekul melengkung membentuk sudut 105o, ini meninggalkan sebuah muatan
negative di vertex dan sebuah muatan positif total di ujung positif. (Momen dipol air
biasanya besar: 6,1  10-30 C m; faktanya, ini yang bertanggung jawab pada efektifitas
larutan) Apa yang terjadi ketika molekul-molekul seperti di atas (di sebut molekul polar)
diletakkan di dalam medan listrik?

Gambar 1.41. (a) Molekul air . (b) Torsi dalam molekul air.

Jika medan adalah uniform, gaya pada ujung positif, F+ = qE, mengimbangi gaya pada ujung
negative, F- = -qE (1-41 (b)). Namun demikian, akan terdapat torsi:
N  r  F   r  F   d 2  qE    d 2    qE   qd  E
Maka sebuah dipol p = qd di dalam sebuah medan uniform E mengalami torsi

124
N  pE (1-194)
Perhatikan bahwa N dalam arah seperti itu menyejajarkan p terhadap E; sebuah molekul-
molekul polar yang bebas berotasi akan berayun sehingga ia searah dengan medan listrik luar.
Jika medan adalah tidak uniform, sehingga F+ tidak secara tepat mengimbangi F, akan
terdapat sebuah gaya total pada dipol, selanjutnya pada torsi. Sudah tentu, E haruslah
berubah secara agak tiba-tiba agar terjadi variasi signifikan di dalam ruang satu molekul, ini
bukanlah tinjauan umum mengenai tingkah laku dielektrik. Namun demikian, rumus untuk
gaya pada sebuah dipol di dalam sebuah medan nonuniform dapat dituliskan:
F = F+ + F = q(E+ + E) = q(E)
dimana E menyatakan beda antara medan pada ujung positif dan medan pada ujung negatif.
Dengan mengasumsikan dipol adalah sangat pendek, kita bisa menggunakan persamaan
untuk mendekati perubahan kecil dalam Ex:
Ex  (Ex).d
dengan rumus yang sama untuk Ey dan Ez. Secara lebih kompak,
E  (d.).E
dan oleh karena itu
F = (p.).E (1-195)
Untuk sebuah dipol sempurna yang panjangnya infinitesimal, persamaan (1-194) menyatakan
torsi disekitar titik pusat dipol bahkan di dalam sebuah medan nonuniform; sedang di sekitar
titik yang lain N = (p  E) + (r  F). Persamaan (1-196) adalah gaya eksak pada dipol.

(3) Proses dasar ketiga adalah polarisasi atomik, dalam mana ion berbeda tanda di dalam suatu
zat padat seperti NaCl bergerak dalam arah berbeda ketika dikenai suatu medan listrik.
Dielektrik ferroelektrik menunjukkan polarisasi atomik.
Suatu dielektrik yang terpolarisasi mempunyai medan sendiri, yang menambah medan
muatan lain. Kedua medan sebanding besarnya.

Banyak bahan tidak mempunyai elektron bebas yang dapat bergerak, tetapi mempunyai
elektron-elektron yang terikat pada atom, seperti ditunjukkan di bawah ini. Namun ketika ada
medan E luar yang dikenakan, awan elektron dalam setiap atom terdistorsi sehingga setiap atom
menyerupai sebuah dipole muatan.

125
H.2.2. Vektor Polarisasi

Vektor polarisasi P adalah vektor yang menyatakan banyaknya dipol persatuan volume :
P = Np = Nqd
Dimana N adalah jumlah dipole muatan per satuan volume di dalam bahan. Satuan P adalah
coulomb/m2. Vektor polarisasi mendeskripsikan rapat polarisasi medium dibawa pengaruh
medan listrik.
G.2.3. Susceptibilitas Listrik
Polarisasi bahan adalah proporsional dengan kuat medan listrik:
P  E  P   0e E

Konstanta kesebandingan e disebut susceptibilitas listrik bahan.

126
H.2.4. Polarisasi Bahan dan Rapat Muatan Permukaan
 Bahan di dalam kotak dalam keadaan netral (jumlah yang sama antara muatan positif dan
negatif).
 Terdapat rapat muatan permukaan negatif total pada muka kiri dari bahan sebagai akibat
polarisasi bahan.
 Terdapat rapat muatan permukaan positif total pada muka kanan dari bahan sebagai akibat
polarisasi bahan.

 Total muatan negatif antar muka disebabkan dipol dalam volume Ad = QNAd
 Jika kita membagi muatan antar muka total dengan luasan A kita mendapatkan muatan antar
muka per satuan luas yang akan menjadi rapat muatan permukaan p
QANd
p     NQd   P
A

H.2.5. Polarisasi Bahan dan Rapat Muatan Volume

127
Secara lebih umum, kita dapat menuliskan rapat muatan volume disebabkan oleh polarisasi
bahan sebagai :
 p  .P
Bukti :
Ekspresi yang mengkaitkan rapat muatan polarisasi dengan divergensi vektor polarisasi,
 p  .P , dapat dibuktikan secara lebih formal sebagai berikut :
Potensial dari dipol terisolasi yang diletakkan di origin dan mengarah ke sumbu z adalah :

p cos 
 r  
4 o r 2
Secara lebih umum, potensial dari sebuah dipol yang diletakkan pada posisi r’ dan berarah
sembarang adalah :

1 p  r  r'
 r  
4 o r  r ' 3

Jika suatu bahan mempunyai vektor rapat polarisasi P(r’) maka potensial yang disebabkan oleh
semua dipol dapat ditentukan dengan menggunakan prinsip superposisi :

1 P r   r  r ' 1   1 
 r    dV '   P r   '   dV '

4 o r  r'
3
4 o   r  r ' 
1  1 
   'P r '  dV '
4 o  r  r ' 
 ' P r 
  dV '
4 o r  r '

Ini menyerupai integral superposisi untuk sebuah rapat muatan volume yang dinyatakan oleh

128
 P r '    P r '
Akan terdapat suatu rapat muatan volume tak nol total di dalam suatu bahan jika polarisasi bahan
adalah fungsi ruang. Dalam satu dimensi
Px
 p x   
x

H.3. Matematik Polarisasi : Medan D


Hukum Gauss menyatakan : . 0 E  

Tetapi rapat muatan mungkin mempunyai dua tipe :


1) Rapat muatan pasangan p (disebabkan polarisasi bahan : rapat muatan berpasangan)
2) Rapat muatan tak berpasangan f (disebabkan hal lain- bahan biasa : rapat muatan
bebas/tak berpasangan)
Maka :
. 0 E   f   p   f  .P (Ingat :  p  .P )

 . 0 E  P    f .

Jika kita mendefinisikan medan D di dalam bahan sebagai: D   0 E  P , maka hukum Gauss di

dalam bahan menjadi :


. D   f

129
H.3.1. Permitivitas dielektrik
Jika medan D didefinisikan sebagai D   0 E  P , maka . D   f . Perhatikan bahwa:

D   0 E  P   0 E   0  e E   0 1   e E

Jika didefiniskan permitivitas dielektrik suatu bahan sebagai :


   0 1   e 
maka medan D di dalam bahan dapat ditulis sebagai:
D = E.
Di dalam bahan medan D mematuhi hukum Gauss:
. D  . E   f

H.3.2. Rapat Arus Polarisasi


Sejauh ini kita telah melihat rapat arus yang disebabkan oleh gerakan muatan-muatan tak
berpasangan bebas :
J=E
Gerakan muatan berpasangan juga mengakibatkan suatu rapat arus :
P  0  e E 
Jp  
t t
Jp disebut rapat arus polarisasi

  0 E 
Hukum Ampere secara tepat menjadi :   H  J f  J p 
t
 E 
Yang dapat juga ditulis sebagai :   H  J f 
t

H.3.4. Persamaan Maxwell Termodifikasi

130
Kita dapat melupakan semua hal mengenai polarisasi bahan, rapat muatan polarisasi, dan rapat
arus polarisasi, selama kita menggunakan permitivitas dielektrik  sebagai ganti permitivitas
ruang hampa 0. Persamaan Maxwell di dalam bahan dielektrik berbentuk :
. 0 E   f   p . 0 E   f   f rapat muatan bebas/tak berpasangan
  o H  0   o H  0
 o H atau  o H
 E    E  
t t
  o E    o E 
 H  J f  JP   H  J f   rapat arus bebas
t t

H.3.5. Syarat Batas


Bagaimana menghubungkan medan listrik pada kedua sisi antar muka dielektrik? Hukum Gauss
dengan adanya bahan dielektrik adalah:
  D    E    f atau  D  da    f dV

Bagaimana relasi lain antara medan listrik pada kedua sisi antar muka dielektrik?
Hukum Gauss di dalam bahan dielektrik juga dituliskan: . 0 E    f   p

Untuk mendapatkan syarat batas, gambarlah sebuah permukaan Gaussian pada antar muka:
 0 E 2  E1 A   f   p A atau  0 E 2  E1    f   p 
Komponen sejajar dari medan E pada antar muka bahan selalu kontinyu di antar muka (tidak ada
perubahan)
E2  E1   0

Sedangkan komponen tegak lurus dari medan E pada antar muka bahan selalu tidak kontinyu di
antar muka :

131
D2  D1 A   f A  D2  D1   f atau  2 E 2   1 E1   f

H.4. Dielektrik Vs Konduktor


Konduktor : muatan-muatan tak berpasangan bebas bergerak secara sempurna menghalangi
medan E pada skala waktu lebih panjang dari pada waktu relaksasi dielektrik.
Dielektrik : muatan-muatan berpasangan yang disebabkan polarisasi bahan sebagian
menghalangi medan E hampir sesaat.
 Ketika f = 0 :  2 E 2   1 E1  0 juga  0 E 2  E1    p

Ketidak kontinyuan dari komponen tegak lurus dari medan E adalah disebabkan oleh muatan
berpasangan di antar muka (bahkan ketika f = 0 )

 Beberapa bahan bersifat konduktor saja atau dielektrik saja

132
 Kebanyakan konduktor seperti emas, tembaga, dan perak, dan semikonduktor seperti
silikon adalah konduktor maupun dielektrik
 Mereka mempunyai suatu lautan elektron bebas yang mengakibatkan suatu nilai
konduktivitas tak terhingga dan mereka juga mempunyai elektron-elektron inti yang
terikat kuat yang menentukan nilai untuk permitivitas dilektrik.

 Waktu relaksasi dielektrik untuk material-material ini adalah  d 

Contoh 1-33: Elektret Lembar Tak terhingga
Elektret dalam contoh 1-32, E   b  o nˆ dan mengarah ke bawah. Juga, P mengarah ke atas

dan besarnya adalah b. Oleh karena itu E dan P/o adalah sama besarnya, tetapi arahnya
berlawanan, seperti dalam Gambar 1-45.

Contoh 1-32: Medan Dari Sebuah Elektret Lembar Tak terhingga

133
Sebuah elektret adalah ekivalensi kelistrikan dari sebuah magnet permanen. Dalam
kebanyakan dielektret polarisasi lenyap segera pada saat medan listrik dihilangkan, tetapi
beberapa dielek trik mempertahankan polarisasinya untuk periode yang panjang. Sebagai contoh,
polimer tertentu mempunyai waktu hidup yang diekstrapolasi beberapa ribu tahun pada suhu
kamar.
Sebagai sebuah aturan, elektret mempunyai bentuk lembaran, dengan polarisasi normal ke
permukaan. Salah satu cara mengkutubkan sebuah elektret adalah dengan menempatkan bahan di
dalam sebuah medan listrik sebesar 108 volt/meter pada suhu sekitar 100oC. Muatan permukaan
terikat terbentuk sebagai molekul-molekul yang mengatur diri mereka sendiri, dan sampel maka
didinginkan ke suhu kamar tanpa memindahkan medan listrik.
Biasanya digunakan material polyvinylidene fluoride (PVF2). Ini adalah sebuah polimer
yang terdiri dari sebuah rantai CH2CF2. Polarisasi remanennya adalah 50 hingga 70
milicoulomb/meter2. Material ini digunakan dalam bermacam-macam jenis transduser, mikrofon,
karena ia juga mempunyai sifat yang dikelompokkan ke dalam keadaan terpolarisasi metastabil
ketika diregangkan.
Untuk sebuah elektret lembaran, dengan mengabaikan efek tepi, polarisasi P adalah
uniform dan sama dengan b seperti dalam Gambar 1-44. Maka b adalah nol, dari persamaan (1-
201). Di dalam lembar tersebut,
b
E (1-206)
o

Gambar 1-45. Sebuah lembaran elektret. Vektor E dan P berlawanan arah.

Contoh 1-34: Elektret Batang

134
Asumsikan bahwa, di dalam elektret batang Gambar 1-46, polarisasi P adalah uniform. (Ini
adalah contoh yang menarik namun tidak realistis karena faktanya P adalah tidak uniform.)
Maka P adalah nol dan , dari persamaan (1-201), b adalah nol.

Gambar 1-46. (a) Elektret batang ideal terpolarisasi uniform sejajar sumbunya. (b) Medan E dari
elektret batang adalah sama dengan medan sepasang plat sirkular yang membawa rapat muatan
permukaan uniform P dengan polaritas berlawanan.

Terdapat hanya muatan terikat di permukaan-permukaan ujung. Maka medan E, baik di


dalam maupun di luar elektret batang, adalah medan dari sepasang plat muatan sirkular dari rapat
muatan uniform +P dan P, seperti ditunjukkan dalam Gambar. (Rapat muatan permukaan pada
sebuah plat konduktif adalah lebih besar di dekat ujung-ujung dari pada di dekat pusat.)
Di luar, garis-garis D adalah identik dengan garis-garis E karena D = oE. Di dalam, D =
oE + P, dengan E dan P berlawanan arah. Divergensi dari D disetiap tempat adalah nol. Lihat
Gambar 1-47.

Gambar 1-47. Garis-garis E untuk elektret batang ideal dalam Gambar 1-46. Garis-garis D
ditunjukkan putus-putus di dalam elektret; di luar mereka mengikuti garis-garis E. Polarisasi
adalah uniform dan berarah ke kiri.

Contoh 1-35: Rapat Muatan Volume Terikat dan Bebas

135
Hadirnya rapat muatan volume bebas f mempolarisasi suatu dielektrik dan menghasilkan
f. Jika dielektrik adalah homogen, isotrop, dan linier, maka
 1 
P  D   o E  1   D , (1-221)
 r 

 1
  P  1    D (1-222)
 r 

 1
 b  1    f (1-223)
  r 
Jika f adalah nol, maka b adalah nol dan P adalah juga nol. Jika f adalah tidak nol,
yang mana jarang terjadi, rapat muatan total  mempunyai tanda sama seperti f tetapi
lebih kecil.
f
   f  b  (1-224)
r

Contoh 1-36: Rapat Muatan Permukaan Terikat dan Bebas di Interface antara Sebuah
Dielektrik dan Konduktor.
Pada interface antara sebuah konduktor dan sebuah dielektrik linier dan isotrop, konduktor
membawa rapat muatan f dan dielektrik membawa b. Jika medan adalah statis, E = 0 dan D =
0 di dalam konduktor. Karena komponen tangensial dari E adalah kontinyu melintasi interface,
baik D maupun E adalah normal ke interface di dalam dielektrik, mendekati konduktor.
Sekarang bayangkan sebuah volume Gaussian tipis G menaungi suatu luasan A dari
interface seperti dalam Gambar 1-48. Hukum Gauss menyatakan bahwa fluks D yang keluar
dalam Gambar 1-48 adalah sama dengan muatan bebas yang dilingkupi fA. Ambil arah ke atas
adalah positif. Maka, karena P = b dalam cotoh ini,
f = D = o r E = o E + P = o Eb. (1-225)
dan
 f  b
E (1-226)
o
Perhatikan bahwa hukum Gauss untuk E, seperti disebutkan dalam persamaan (1-207), mengarah
pada nilai E yang sama.

136
Karena D = o r E,

 1
 f  D   r  f   b   b  1   f (1-227)
 r 
f
   f  b  (1-228)
r
Bandingkan dengan (1-223) dan (1-224)

Gambar 1-48. Di interface antara sebuah dielektrik dan sebuah konduktor terdapat rapat
muatan permukaan bebas f pada konduktor dan rapat muatan permukaan terikat b pada
dielektrik. Jika f adalah positif, seperti dalam kasus ini, maka b adalah negative dan
vector D, P, E menuju ke arah yang ditunjukkan gambar.

Contoh 1-37: Kapasitor Plat Sejajar disekat Dielektrik


Gambar 1-49 menunjukkan tampang lintang sebuah kapasitor plat sejajar. Kita telah
menunjukkan ruang udara pada sisi lembar dielektrik sehingga membuat diskusi kita lebih
terarah, tetapi sebenarnya plat bersentuhan dengan dielektrik.
Kita mengasumsikan muatan dan medan statis. Juga, hampir tidak berubah, f = 0 dan
P = 0. Dengan mengabaikan efek-efek tepi, rapat muatan permukaan f dan b adalah uniform/
Hal yang sama, vector-vektor P, E, dan D adalah uniform di dalam dielektrik dan uniform di
ruang adara.
Volume Gaussian G melingkupi interface udara-konduktor. Di dalam konduktor, E = 0
dan D = 0. Oleh karena itu, di dalam ruang udara,
f
Ea  Da   f (1-229)
o

137
Begitu pula untuk volume Gaussian G’,
 f  b
Ed  Dd   f (1-130)
o
Tetapi
Dd f
Ed   (1-231)
 r o  r o
Disimpulkan bahwa
 1
 b  1   f (1-232)
  r 
Sudah tentu,  b  P .

Gambar 1-49. Representasi cara dalam E bervariasi di dalam sebuah kapasitor plat sejajar
yang mengandung selembar dielektrik dengan r = 2. Sudah tentu, garis-garis individual E
tidak ada. Disini  b   f 2 .

Tegangan V melintas kapasitor adalah

138
f   
V  g  h   f s  Q  g  h  s  (1-233)
o  r o o A  r 

dimana f = Q/A, Q adalah besar muatan dan A luas satu plat. Kapasitansi adalah
Q fA o A
C   (1-234)
V V g  h  s r
Tanpa ruang udara di sisi dielektrik, g + h = 0 dan
Q
V  s (1-235)
 r o A
 r o A
C (1-236)
s
Ini adalah r kali lebih besar dari pada kapasitansi yang kita dapatkan untuk sebuah
kapasitor plat sejajar disekat udara.
Pengukuran sebuah kapasitansi, dengan dan tanpa dielektrik, member sebuah cara yang
cocok dalam pengukuran permitivitas relative.

Contoh 1-38: Medan Dari Muatan-mutan Bebas yang ditempelkan Dalam Sebuah
Dielektrik.
Bayangkan sebuah bola konduktif kecil yang membawa sebuah muatan bebas Qf dan
ditempelkan pada sebuah dielektrik stasioner, linier, isotrop, homogen, dan tak terhingga.
Permukaan dielektrik bersentuhan dengan bola bermuatan membawa sebuah muatan terikat
dengan tanda berlawanan. Pada setiap titik pada permukaan bola persamaan (1-228) berlaku, dan
muatan total adalah Q/r. Maka, di sebarang titik di dalam dielektrik pada jarak r dari bola
konduktif bermuatan,
Qf r Qf
E  (1-237)
4 o r 2
4 r  o r 2

Begitu pula, jika suatu distribusi muatan-muatan bebas tertentu f diletakkan di dalam
sebuah dielektrik seperti di atas, rapat muatan total adalah f /r, dan E di sebarang titik adalah Eo
/r, dimana Eo adalah medan yang akan diperoleh jika distribusi muatan bebas berada di dalam
vakum.
Jika dielektrik tidak tak terhingga, maka kita harus memperhitungkan medan muatan-
muatan terikat di permukaan.

139
I. MASALAH SYARAT BATAS
Dalam perkuliahan ini anda akan mempelajari:
 Bagaimana menyelesaikan masalah syarat batas.
I.1. Penyelesaian Persamaan Laplace Dalam Koordinat Bola
Untuk semua penyelesaian berikut :  2 r   0
A
 Penyelesaian simentri bola (Kasus titik muatan) :  r   B
r
 Penyelesaian medan listrik uniform konstan :  r    Ar cos    Az dan
E r    r   Aˆz
cos 
 Penyelesaian dipole terorientasi sepanjang sumbu –z :  r   A
r2

I.2. Kulit Bola Bermuatan Tak uniform


Tinjau sebuah kulit bola bermuatan dimana rapat muatan permukaan tetap dan dinyatakan oleh :
   cos 
Melihat dari luar potensial ini seperti potensial sebuah dipole. Maka coba sebuah penyelesaian
seperti dipole untuk r > a

140
cos 
Untuk r > a :  luar r   A  C , dimana C = 0 (Mengapa ?)
r2
Untuk r < a : Coba sesuatu yang tidak mendekati tak terhingga di r = 0
dalam r   Br cos   D , dimana D = 0 (Mengapa ?)


 r  0    r      E  dl  0
r 0

Bagaimana anda akan mengetahui jika penyelesaian anda adalah benar?

Teorema Keunikan (Uniqueness Theorem):


Terdapat hanya satu penyelesaian yang benar dan jika anda mempunyai sebuah penyelesaian
yang memenuhi semua syarat batas maka anda mempunyai penyelesaian yang benar.

cos 
 luar r   A dan dalam r   Br cos 
r2
Syarat Batas:
 Potensial di dalam dan di luar harus kontinyu di permukaan kulit
cos 
 dalam r  r a   luar r  r a  Ba cos   A
a2
 Ketakkontiyuan medan listrik radial di permukaan harus dikaitkan dengan rapat muatan
permukaan lokal

141
 luar r  r    cos 

 0 Eluar, r r a
 E dalam, r r a
     0
r r  a

  0 dalam
r
0
r a

cos   cos 
 2A  B cos   0
a 3
0
Penyelesaian :
  o a 3  cos   o   
luar r     2 dan  dalam r    r cos   o  z
 3 o  r  3 o   3 o 

Suatu rapat muatan permukaan berbentuk :    cos  menghasilkan suatu medan


searah z uniform di dalam kulit bermuatan dan suatu medan E yang menyerupai dipol di
luar kulit bermuatan.

I.3. Bola Konduktor di dalam Suatu Medan E.


Tinjau sebuah bola konduktor di dalam suatu medan E searah z uniform. Garis-garis medan yang
ditunjukkan di dalam gambar bukan sebenarnya, tidak terdapat medan E di dalam konduktor.

Pertanyaan : Maka apa yang terjadi ketika sebuah bola logam diletakkan di dalam suatu medan
listrik uniform konstan ?

142
Jawab : Muatan-muatan permukaan induksi muncul pada bola logam yang
menyaring/menghalangi medan di luar bola.
Pertanyaan : Komponen rapat muatan yang diinduksi pada bola logam yang menghasilkan suatu
medan uniform di dalam bola yang menghapus medan listrik luar yang dikenakan ?
Jawab : Rapat muatan permukaan uang induksi pada bola logam haruslah :   cos()

Penyelesaian :
Potensial di luar menyerupai suatu kombinasi dari :
(i) Potensial yang berkaitan dengan medan listrik E searah z uniform
(ii) Potensial menyerupai dipole dari rapat muatan permukaan induksi pada bola logam.
Maka coba penyelesaian berikut :
cos 
Untuk r > a:  luar r   A  E 0 r cos 
r2
Untuk r < a: Bola logam merupakan ekuipotensial dengan potensial nol
dalam r   0

143
(i) Potensial di permukaan logam haruslah kontinyu (yaitu sama di dalam dan di luar) dan, oleh
karena itu, haruslah nol.
cos 
dalam r  r a   luar r  r a  A  E 0 a cos   0
a2
cos 
Penyelesaian:  luar r   E0 a 3  E 0 r cos 
r2
Rapat Muatan Permukaan :
Mari kita hitung rapat muatan permukaan induksi pada permukaan bola logam

 0 Eluar, r r a
 Edalam, r r a
 
di luar r 
0 0 
r r a

   3 0 E 0 cos 

Seperti diharapkan, rapat muatan permukaan induksi adalah tepat yang dibutuhkan untuk
menghapus medan listrik luar yang dikenakan di dalam bola logam untuk menghasilkan medan
E total nol.

I.4. Kapasitor Plat Sejajar Disisipi Dielektrik


Tinjau kapasitor plat sejajar dengan dielektrik disisipkan di antara kedua platnya. Kita perlu
menhhitung potensial di antara kedua plat

 2
Menyelesaikan:  2  0
x 2
 d  d
Dengan syarat batas:   x     V dan  x     0
 2  2

144
1 x  x  V
Maka diperoleh penyelesaian:   x   V     E x  x    
2 d  x d
Rapat muatan permukaan pada plat logam
Syarat batas :  2 E 2   1 E1   u

Plat sebelah kiri (kiri) :


V V
- Medan tepat di luar logam adalah V/d :   0   kiri   kiri  
d d
- Medan di dalam logam adalah nol
Plat sebelah kanan (kanan) :
- Medan di dalam logam adalah nol
V V
- Medan tepat di luar logam adalah V/d : 0     kanan   kanan   :
d d

A
Muatan total pada plat positif : Q  V
d
Q dQ A
Karenanya, kapasitansi : C   
V dV d

I.5. Kapasitor Plat Sejajar Disisipi Dielektrik Tak Uniform


Tinjau sebuah kapasitor yang disisipi dielektrik tak uniform yang merupakan paduan dua
dielektrik 1 dan 2:

145
 21
Di daerah 1:  1  2  0 dengan penyelesaian: 1  x   Ax  B
2

x
 2 2
Di daerah 2:   2 
2
 0 dengan penyelesaian:  2  x   Cx  D
x 2

Diperlukan 4 syarat batas untuk menentukan A, B, C, dan D:


 d
(1) 1  x     V
 2

 d
(2)  2  x     0
 2
(3) 1  x  0   2 x  0  kontinyuitas potensial di x  0

 2 1
(4)  2 E 2  x  0    1 E1  x  0     2  1   f ketakkontinyuan komponen
x x 0 x x 0

normal dari medan E di x = 0


Reviu: Syarat Batas
(1) Ketakkontinyuan komponen normal dari medan D di perbatasan suatu bahan berkaitan
dengan rapat muatan permukaan (bebas atau tak berpasangan) di perbatasan itu:
D2  D1   f  2 E 2   1 E1   f  o E 2  E1    f   p

146
(2) Komponen sejajar dari medan E diperbatasan suatu bahan selalu kontinyu di perbatasan
tersebut (tidak ada muatan disini): E 2  E1  0

Rapat muatan permukaan pada plat logam:


Plat sebelah kiri : 

 d  V 2 1 2 
 kiri   1 E x  x    
 2  d  1   2  Q  kanan A 2 1 2 A
Kapasitansi : C   
Plat sebelah kanan :  V V 1   2 d
 d V 2 1 2 
 kiri   2 E x  x     
 2 d  1   2 

Rapat muatan permukaan berpasangan di perbatasan kedua dielektrik :


 o E 2  E1    f   p

Menggunakan:  0 E 2 x  0   E1 x  0    f   p   p

Ketakkontinyuan medan E di perbatasan kedua dielektrik berkaitan dengan rapat muatan


permukaan yang disebabkan oleh muatan-muatan yang berpasangan (polarisasi), p.

147
Contoh 1-39
Sebuah bola dari bahan dielektrik linier homogen diletakkan di dalam sebuah medan
listrik uniform E0 (Gambar 1-57). Tentukan medan listrik di dalam bola
Penyelesaian:
Sebuah bola konduktor tak bermuatan dimasukkan di dalam sebuah medan uniform. Dalam
kasus ini medan dari muatan induksi menghapus E0 di dalam bola; di dalam sebuah dielektrik,
penghapusan (dari muatan terikat) adalah hanya sebagian.
Masalah kita adalah menyelesaikan persamaan Laplace, untuk Vin(r,) ketika
r  R, dan Vluar(r,) ketika r  R, bekerja pada syarat batas
(i ) Vdalam V luar, di r  R 
V V 

(ii )  dalam   luar di r  R  (1-260)
r r 
(iii ) V luar  E0 r cos  untuk r  R 

Gambar 1-57

148
(Dua dari persamaan di atas disimpulkan dari persamaan (1-258), karena tidak terdapat muatan
bebas di permukaan.) Di dalam bola

Vdalam r,     Al r l Pl cos  ; (1-261)
l 0

Di luar bola, dengan melihat (iii), kita mendapatkan



Bl
Vluar r,     E0 r cos    Pl cos   (1-262)
l 0 r l 1
Syarat batas (i) menghendaki bahwa
 
Bl
 A R P cos    E R cos   R
l o
l
l
l 0
l 0
P cos  
l 1 l

maka
Bl 
Al R l  untuk l  1
R l 1 
 (1-263)
Bl 
Al R   E0 R  2 
R
Sedangkan, syarat (ii) menghasilkan

 r  lAl R l 1Pl cos     E0 cos   

l  1Bl P cos   ,
l
l 0 l 0 R l 2
maka

 r lAl R l  
l  1Bl , 
untuk l  1
R l 2

 (1-264)
2 B1 
 r Al   E0  3 
R
Dapat disimpulkan bahwa
Al  Bl  0 untuk l  1 

3 r 1 3  (1-265)
A1   E B1   R E0 
r  2 0 r  2 
Maka
3E 0 3E 0
Vdalam r,     r cos    z
r  2 r  2
dan maka medan di dalam bola adalah uniform:

149
3
E E (1-266)
r  2 0

150

Anda mungkin juga menyukai