Anda di halaman 1dari 51

MUATAN, MEDAN, POTENSIAL

DAN ARUS LISTRIK

11/26/23 MATRIKULASI FISIKA TEKNIK II 1


Tujuan Instruksional
Dapat menentukan gaya, medan, energi dan potensial
listrik yang berasal dari muatan-muatan statik serta
menentukan kapasitansi dari suatu kapasitor
Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi
listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm
dan aturan Kirchhoff pada analisa rangkaian listrik.
Pembatasan:
 gaya-gaya atau medan-medan yang dibahas merupakan gaya-
gaya atau medan-medan yang segaris
 Kapasitor yang dibahas adalah kapasitor keping sejajar
 Arus listrik bersifat steady dimana besar dan arahnya konstan (arus
DC )
 Rangkaian hanya terdiri atas komponen resistor

11/26/23 2
Sifat-sifat Muatan Listrik – Observasi
Makroskopik
Berdasarkan pengamatan :
 Penggaris plastik yang digosokkan ke rambut/kain akan menarik
potongan-potongan kertas kecil
 Batang kaca yang digosok sutera akan tarik-menarik dengan
pengaris plastik yang digosok dengan rambut
 Batang kaca yang digosok sutera akan tolak menolak dengan
batang kaca lain yang juga digosok sutera.
Berdasarkan pengamatan tersebut tampak ada dua
jenis muatan yang kemudian oleh Benjamin Franklin
(1706-1790) dinamakan sebagai muatan positif dan
negatif.
Disimpulkan : muatan sejenis tolak menolak, muatan
tak sejenis tarik menarik

11/26/23 3
Klasifikasi Material – Insulator, Konduktor
dan Semikonduktor
Secara umum, material dapat diklasifikasikan berdasarkan
kemampuannya untuk membawa atau menghantarkan muatan
listrik
Konduktor adalah material yang mudah menghantarkan muatan
listrik.
Insulator adalah material yang sukar menghantarkan muatan listrik.
 Kaca, karet adalah contoh insulator yang baik.
 Tembaga, emas dan perak adalah contoh konduktor yang baik.
Semikonductor adalah material yang memiliki sifat antara konduktor
dan insulator.
 Silikon dan germanium adalah material yang banyak digunakan dalam
pabrikasi perangkat elektronik.

11/26/23 4
Hukum Coulomb

1785 Charles Coulomb :


Sebuah gaya listrik memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
 Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara partikel-partikel
bermuatan tersebut
 Sebanding dengan hasil kali besar muatan partikel-partikel
tersebut.
 Saling tarik menarik untuk muatan tak sejenis dan tolak menolak
untuk muatan sejenis.

q1 q2
r
11/26/23 5
Formulasi Matematik Hukum Coulomb

ke dikenal sebagai konstanta Coulomb.


Secara eksperimen nilai ke = 8.9875109 Nm2/C2.

r r
-
+ F 21 q2
+ q2 + F 21
q1 q1 F 12
F 12

Ketika menghitung dengan hukum Coulomb, biasanya tanda muatan-muatan


diabaikan dan arah gaya ditentukan berdasarkan pada apakah gayanya tarik
menarik atau tolak menolak.

11/26/23 6
Referensi

Muatan dan massa dari Elektron, Proton


and Neutron.
Partikel Muatan ( C) Massa (kg)

Elektron -1.60 10  19 9.11 10  31

Proton +1.60 10  19 1.67 10  27

Neutron 0 1.67 10  27

11/26/23 7
Contoh :
Elektron dan proton dari sebuah atom hidrogen terpisah pada jarak rata-rata
sekitar 5.3x10-11 m. Tentukan besar gaya Coulomb antara keduanya !

Jawab :
Diketahui :
q1 = -1.60x10-19 C
q2 =1.60x10-19 C
r = 5.3x10-11 m

1.6 10 C 
2
2 19
e
Fe  ke  8.99 109  8.2 108 N
2
Nm
C2
5.3 10 m 
2 2
r 11

11/26/23 8
Prinsip Superposisi
Berdasarkan pengamatan, jika dalam sebuah sistem terdapat banyak muatan, maka gaya yang bekerja pada sebuah
muatan sama dengan jumlah vektor gaya yang dikerjakan oleh semua muatan lainnya pada muatan tersebut.
Gaya listrik memenuhi prinsip superposisi.

Contoh: tiga muatan titik terletak pada sumbu x ; q1= 8C terletak pada titik asal, q2= -4C terletak pada jarak 20 cm di
sebelah kanan titik asal, dan q0= 18C pada jarak 60 cm di sebelah kanan titik asal. Tentukan besarnya gaya yang
bekerja pada muatan q0
F net  F1  F2  F3  ...

11/26/23 9
Medan Listrik

Medan bukan merupakan materi, melainkan konsep abstrak untuk


menyatakan pengaruh dari materi terhadap sekitarnya.
Konsep medan listrik pertama kali diperkenalkan oleh Michael
Faraday (1791-1867).
Medan listrik merupakan pengaruh muatan listrik terhadap
sekitarnya.
Ketika muatan uji q0 diletakkan di sekitar muatan q akan mendapat
gaya listrik F.
Secara kuantitatip, medan listrik didefinisikan sebagai :

F
E
qo

11/26/23 10
• Untuk muatan q positip, medan listrik pada suatu titik
berarah radial keluar dari q.

r
+ E
qo
q

• Untuk muatan negatip, medan listrik pada suatu titik


berarah menuju q.
r

- E qo
q

11/26/23 11
Medan listrik dari sebuah muatan titik q di titik P yang berjarak r dari
muatan tersebut :
q E
E  ke
r2 q r P

Jika dalam sebuah sistem terdapat banyak muatan, maka medan


listrik di sebuah titik sama dengan jumlah vektor medan listrik dari
masing-masing muatan pada titik tersebut.

E net  E1  E2  E3  ...

Contoh:
Sebuah muatan q1= 12 nC diletakkan di titik asal dan muatan kedua q2= -8 nC
diletakkan di x = 4 m. (a). Tentukan kuat medan di x = 2m. (b) Tentukan titik
di sumbu x yang kuat medannya adalah nol.

11/26/23 12
Garis-garis Medan Listrik

Salah satu cara termudah dalam memvisualisasikan


pola-pola medan listrik adalah dengan menggambarkan
garis-garis dalam arah medan listrik.
Garis-garis ini disebut garis-garis medan listrik.
Vector medan listrik di sebuah titik, tangensial terhadap
garis-garis medan listrik.
Jumlah garis-garis per satuan luas permukaan yang
tegak lurus garis-garis medan listrik, sebanding dengan
medan listrik di daerah tersebut.

11/26/23 13
Garis-garis Medan Listrik dari Muatan
Positip dan Negatip

a) b)

+ q - q

11/26/23 14
Garis-garis Medan Listrik dari Sebuah Dipole

+ -

11/26/23 15
ENERGI POTENSIAL ELEKTROSTATIK

Jika terdapat dua benda titik bermuatan q1 dan q2 yang dipertahankan


tetap terpisah pada jarak r, maka besar energi potensial sistem
tersebut adalah :
q1. q2
PE  k
r

Jika ada lebih dari dua muatan, maka energi potensial yang tersimpan
dalam sistem tersebut adalah jumlah (skalar) dari energi potensial dari
tiap pasang muatan yang ada. Untuk tiga muatan:

qq qq q q 
PE  k  1 2  1 3  2 3 
 r12 r13 r23 

11/26/23 16
Potensial Listrik
Beda potential antara titik A dan B, VB-VA, didefinisikan sebagai
perubahan energi potensial sebuah muatan, q, yang digerakkan
dari A ke B, dibagi dengan muatan tersebut.
PE
V  VB  VA 
q
Potensial listrik merupakan besaran skalar
Potensial listrik sering disebut “voltage” (tegangan)
Satuan potensial listrik dalam sistem SI adalah : 1 V  1 J C
Potensial listrik dari muatan titik q pada sebuah titik yang berjarak r
dari muatan tersebut adalah : (anggap titik yang potensialnya nol
terletak di tak berhingga)

q
V  ke
r
11/26/23 17
Jika terdapat lebih dari satu muatan titik,maka
potensialnya di suatu titik akibat muatan-muatan
tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan prinsip
superposisi
Total potensial listrik di titik P yang diakibatkan oleh
beberapa muatan titik sama dengan jumlah aljabar
potensial listrik dari masing-masing muatan titik.

Satuan energi yang biasanya digunakan dalam atom,


nuklir dan fisika partikel adalah elektron volt (eV).
Satu elektron volt didefinisikan sebagai energi yang
dimiliki elektron (proton) ketika dipercepat melalui
perbedaan potensial 1 V.
Relasinya dengan satuan SI:
1 eV = 1.6010-19 C·V = 1.6010-19 J

11/26/23 18
Kapasitor
Kapasitor (kondensator) adalah sebuah alat yang dapat
menyimpan muatan berupa dua konduktor yang
dipisahkan suatu isolator atau bahan dielektrik.
Jika kapasitor diberi tegangan maka pelat akan
bermuatan, satu pelat bermuatan negatip dan pelat yang
lain bermuatan positip dengan jumlah yang sama.
Jumlah muatan Q yang didapat setiap pelat berbanding
lurus dengan beda potensial V.

A Q = CV
+Q

d
A Dimana : C = kapasitansi
-Q

11/26/23 19
Kapasitor Pelat Sejajar

Kapasitansi sebuah kapasitor


bergantung pada faktor
geometris kapasitor (bukan
pada Q dan V). A
+Q
A
C  0 d
d -Q
A

dimana A luas pelat, d = jarak


antara kedua pelat, 0 =
permitivitas ruang hampa
0= 8.8510-12 C2/N·m2

11/26/23 20
Contoh :
Kapasitor pelat sejajar memiliki luas pelat 2 m 2, dipisahkan oleh udara sejauh 5 mm. Beda
potensial sebesar 10,000 V diberikan pada kapasitor tersebut. Tentukan :
- Kapasitansinya
- Muatan pada masing-masing pelat

Solusi :
Diketahui : Untuk kapasitor pelat sejajar, kapasitansinya dapat
diperoleh sebagai berikut :
V=10,000 V
2
A 2.00 m
A = 2 m2
d = 5 mm 
C   0  8.85 1012 C 2 N  m 2
d

5.00 103 m
 3.54 109 F  3.54 nF
Diminta :

C=?
Muatan pada masing-masing pelat :
Q=?
 
Q  C V  3.54  109 F 10000V   3.54 105 C

11/26/23 21
Energi yang Disimpan dalam Kapasitor

Misalkan sebuah batere dihubungkan ke


sebuah kapasitor.
Batere melakukan kerja untuk
menggerakkan muatan dari satu pelat ke
V
pelat yang lain. Kerja yang dilakukan untuk
memindahkan sejumlah muatan sebesar q
melalui tegangan V adalah W = V q.
Dengan menggunakan kalkulus energi V
potensial muatan dapat dinyatakan sebagai :

1 Q 2
1
U  QV   CV 2
2 2C 2
q
11/26/23 Q 22
Contoh :

Tentukan kerapatan energi medan listrik (energi persatuan


volume) dalam kapasitor pelat sejajar

1
Jawab : U  CV 2












2
 A
C 0 volume  Ad V  Ed
d
Sehingga, u  U / volume  energy density












1 0 A
= ( Ed ) 2 /( Ad )
2 d
1
Jadi kerapatan energinya : u  0E2
2
11/26/23 23
Kapasitor dengan Dielektrik
Dielektrik adalah material insulator (karet, glass, kertas, mika, dll.)
Misalkan, sebuah bahan dielektrik disisipkan diantara kedua pelat kapasitor.

Q Q Q Q

V0 V
Maka beda potensial antara kedua keping akan turun (k = V0/V)
Karena jumlah muatan pada setiap keping tetap (Q=Q0) → kapasitansi naik

Q0 Q0  Q0 A
C     C0 C   0
V V0  V0 d

Konstanta dielektrik : k = C/C0

Konstanta dielektrik merupakan sifat materi


11/26/23 24
Rangkaian Kapasitor

Kapasitor-kapasitor dapat dirangkaikan seri, pararel atau


kombinasi keduanya.

C3
C2 C1

C5
C1

C4
C3
C2

11/26/23 25
Rangkaian Pararel
Jika sebuah batere dihubungkan dengan
kapasitor-kapasitor yang dirangkai pararel
maka setiap kapasitor akan memiliki beda
a potensial yang sama.

C1 +Q1 C2 +Q2
V1  V2  V
V=Vab Q1 Q2 Total muatan yang diberikan batere pada
sistem sama dengan jumlah muatan pada
kedua kapasitor tersebut.
b
Q1  Q2  Q

Dari definisi, Q1  C1V1 Q2  C2V2


Q Q1  Q2 Q1 Q2 Q1 Q2
Sehingga, Ceq menjadi Ceq      
V V V V V1 V2
Q1  Q2  Q
CCeqeq CC11CC22
V1  V2  V
11/26/23 26
Contoh
Dua buah kapasitor masing-masing dengan muatan 3 F dan 6 F dihubungkan
pararel melalui batere 18 V. Tentukan kapasitansi ekuivalen dan jumlah muatan
yang tersimpan
a

Diketahui : C1 +Q1 C2 +Q2


V=Vab Q1 Q2
V = 18 V
C1= 3 F
b
C2= 6 F

Pertama tentukan kapasitansi ekuivalen dari C1 dan C2:


Tentukan :
C12  C1  C2  9  F
Ceq=?
Q=? Kemudian, tentukan muatannya :

Q  C V  9 106 F  18V   1.6 104 C

11/26/23 27
Rangkaian Seri
Kapasitor-kapasitor yang dirangkai seri dan
dihubungkan dengan sebuah batere akan
memiliki jumlah muatan yang sama
a

C1 +Q1 Q1  Q2  Q
Q1
V=Vab c
+Q2 Jumlah beda potensial dari setiap kapasitor
C2
Q2 sama dengan tegangan batere.
b V  V1  V2

Dari definisi, Q1  C1V1 Q2  C2V2


1 V V1  V2 V1 V2 V1 V2
Jadi, Ceq menjadi      
Ceq Q Q Q Q Q1 Q2
11 11 1 1 Q1  Q2  Q
 
CCeqeq CC1 1 CC
2 2 V1  V2  V
11/26/23 28
Contoh
Dua buah kapasitor masing-masing dengan muatan 3 F dan 6 F dihubungkan
seri melalui batere 18 V. Tentukan kapasitansi ekuivalen dan jumlah muatan yang
tersimpan
a

C1 +Q1
Diketahui : Q1
V=Vab c
C2 +Q2
V = 18 V
Q2
C1= 3 F
b
C2= 6 F

Pertama, tentukan kapasitansi ekuivalen dari C1 dan C2 :


Tentukan :
C1C2
Ceq   2 F
Ceq=? C1  C2
Q=? Kemudian tentukan muatannya :

 
Q  C V  2  106 F 18V   3.6  10 5 C

11/26/23 29
Arus Listrik

Definisi: arus listrik adalah jumlah total


muatan yang melewati suatu lokasi per
satuan waktu.
Misalkan jumlah muatan Q yang
melewati area A dalam selang waktu t,
Q
I
maka arus merupakan perbandingan
antara muatan dan waktu tersebut.

+ +
+
t
+
A +
I
Satuan SI untuk arus listrik adalah ampere (A).
 1 A = 1 C/s ( 1 C muatan yang melewati area dalam selang
waktu 1 s)
Pembawa muatan pada arus listrik dapat berupa muatan
positif atau negatif ( pada gas dan elektrolit ).
Arus Konvensional dinyatakan sebagai aliran yang
searah dengan pergerakan muatan positif.
Pada konduktor logam seperti tembaga, arus listrik
merupakan pergerakan dari elektron ( muatan negatif ).

- -
- - v
I
Contoh :
Jumlah muatan yang melewati filamen dari lampu bolam dalam 2.00 s
adalah 1,67 C. Tentukan :
(a) arus listrik pada lampu
(b) Jumlah elektron yang melewati filament dalam 1 detik.

Solusi :
a. Q 1.67C
I   0.835 A
t 2.00 s

 
N q  N 1.60 1019 C / electron  0.835C
b. 0.835C
N
1.60 1019 C / electron
N  5.22 1018 electrons
Arus listrik dan kecepatan Drift
Misalkan arus pada konduktor melewati penampang A,
maka besar arus I dapat dinyatakan :
I = Q/ t = n A vd q.
dengan n adalah jumlah muatan per unit volum dan vd
adalah kecepatan drift.
Kecepatan drift umumnya sangat kecil (Electrons
traveling at 2.46x10-6 m/s )

vd
q
A

vdt
Hambatan Listrik dan Hukum Ohm
Ketika tegangan listrik (beda potensial) diberikan pada
ujung-pangkal konduktor logam maka didapatkan arus
yang sebanding dengan tegangan yang diberikan.

I  V
V

I
Nilai kesebandingan tersebut dapat ditulis sebagai :

V  IR V

• Konstanta kesebandingan R disebut hambatan dari


konduktor.
• Sehingga persamaan hambatan listrik :
V
R
I
• Dengan satuan volt/ampere atau ohms (Ω).
George Simon Ohm
(1787-1854)
Hukum Ohm

V  IR R konstan dan tidak tergantung


terhadap ∆V

Non-Linier atau
Linier atau Ohmic Material Non-Ohmic Material
I I

V V

Most metals, ceramics Semiconductors


e.g. diodes
Contoh :

Sebuah setelika listrik menarik arus 7.40 A ketika


dihubungkan dengan sumber tegangan 120 V. Tentukan
hambatan listrik dari seterika tersebut.

V 120V
R   16.2
I 7.40 A
Hambat jenis (Resistivity)
Pergerakan elektron dalam konduktor mengalami hambatan oleh
adanya tumbukan dengan atom-atom di dalamnya.

Nilai hambatan ini akan sebanding dengan panjang l dan


berbanding terbalik dengan luas penampang A dari konduktor.

l
R
A
Konstanta kesebandingan ρ disebut hambat jenis bahan (resistivity)
dengan satuan m.
Konduktor mempunyai hambat jenis rendah dan Insulator
mempunyai hambat jenis tinggi.
Nilai hambat jenis tergantung lingkungan misalnya temperatur.

  o 1   T  To 
• α disebut temperature coefficient of resistivity.

Sehingga untuk konduktor dengan luas penampang tetap berlaku :

R  Ro 1   T  To 
Resistivity of various materials
Material Resistivity (10-8 m) Material Resistivity (10-8 m)

Silver 1.61 Bismuth 106.8


Copper 1.70 Plutonium 141.4
Gold 2.20 Graphite 1375
Aluminum 2.65 Germanium 4.6x107

Pure 3.5 Diamond 2.7x109


Silicon
Calcium 3.91 Deionized 1.8x1013
water
Sodium 4.75 Iodine 1.3x1015
Tungsten 5.3 Phosphorus 1x1017
Brass 7.0 Quartz 1x1021
Uranium 30.0 Alumina 1x1022
Mercury 98.4 Sulfur 2x1023
Platinum Resistance Thermometer
Termometer resistan mengukur temperatur dengan mengukur
perubahan hambatan listrik, dibuat dari platina ( =3.92x10-3(oC)-1)
yang mempunyai hambatan 50.0 Ω pada 20oC. Ketika termometer
ini digunakan untuk mengukur titik leleh indium resistansinya naik
menjadi 76,8 Ω. Tentukan temperatur dari titik leleh indium.
Solusi :
=3.92x10-3(oC)-1
Ro=50.0 .
To=20oC.
R=76.8 . R  Ro 76.8  50.0
T  To  
 Ro  
3.92 103 o C 1  50.0 
 
 137o C
T  157o C
Energi dan Daya Listrik
Dengan adanya tumbukan pada proses pergerakan elektron dalam
konduktor maka energi listrik dapat berubah menjadi energi termal
yang selanjutnya menghasilkan kalor. Contoh pemanas, seterika,
toaster, lampu pijar.
Laju perubahan energi ini disebut Daya P dengan satuan watt
(joule/s)

E Q
P  V  I V
t t

Dari hukum Ohm :


 V 
2

P  I V  I 2
R
R
Contoh :
Sebuah pemanas listrik beroperasi 3 jam sehari selama
30 hari. Jika harga pemakaian listrik per kWh Rp. 300,
berapakah biaya yang harus dikelurkan jika pemanas
beroperasi pada tegangan 120V dan menarik arus 15A.

Solusi
E  P t  I V t
= 15 (A) 120 (V) 3 (h) 30
= 162.000 Wh
= 162 kWh

Biaya = Rp.300 x 162 = Rp. 48.600


Rangkaian Arus Searah
 Syarat terjadinya arus dalam rangkaian :
- Ada sumber tegangan ( Baterai, Generator, Accu, PLN)
- Rangkaian tertutup ( Close loop circuit )
V = IR

+ - V = IR = Vbat
I

Vbat

Hindari terjadinya hubung singkat ( R = 0 ohm )


Gunakan pembatas arus / sekering untuk pengaman rangkaian
 Baterai
• Mengubah energi kimia menjadi energi listrik.
• Baterai membangkitkan gaya gerak listrik / EMF (E) dan
mempunyai hambatan dalam (r).
• Hambatan dalam makin lama membesar seiring dengan lama
pemakaian sehingga dikatakan baterai habis.
• Tegangan terminal VAB dirumuskan sebagai berikut :
B C

r VAB  E  Ir  IR
R
EE E  IR  Ir
A D
 Resistor dalam Rangkaian Seri
v2 _
+
• Arus : I = I 1 = I2
R2
• Tegangan : V = V1 + V2
+ +
I Rt = I R 1 + I R 2 v _ i1 R1 v1
• Resistor : Rt = R1 + R2 _

• Untuk kombinasi seri berlaku :


Req  R1  R2  R3  ...

• Rangkaian berprilaku sebagai pembagi tegangan (voltage divider)


R1
V1  V
R1  R2
 Resistor dalam Rangkaian Paralel

• Tegangan : V = V1 = V2
•Arus : I = I 1 + I2
V / Rt = V1 / R1 + V2 / R2
• Resistor : 1/Rt = 1/R1 + 1/R2

• Untuk1kombinasi
1 1 Paralel
1 berlaku :
    ...
Req R1 R2 R3

• Rangkaian berprilaku
I sebagai pembagi arus I(current divider)
+ I2 I1 +

V V Req
R2 R1
_ _
Contoh :
Tentukan besar arus I1 dan I2 serta nilai tegangan Vx dalam gambar
rangkaian di bawah.

I 7
Pertama cari nilai hambatan total yang
I2 I1 terlihat oleh sumber 20V :
+

20 V +
_ Vx 4 12  4(12)
Req  7   10 
12  4
_

20V 20V
Kemudian cari arus total I I    2A
Req 10

I1 dan I2 dapat dicari (coba sendiri):

Akhirnya, Tegangan Vx adalah : Vx  I 2  4   1.5 A  4   6V


Aturan Kirchhoff’s
Prosedur analisa rangkaian yang komplek dapat diselesaikan dengan
aturan Kirchhoff ( aturan arus dan tegangan )
Aturan Arus ( Jucntion )
Jumlah arus yang masuk node ( titik persambungan) sama dengan
jumlah arus yang meninggalkannya.

Ia Ic

Ib Ia + Ib = Ic + Id
Id

I a , I b , I c , a n d I d c a n e a c h b e e ith e r a p o s itiv e
o r n e g a tiv e n u m b e r.
Aturan Kirchhoff’s 1
R1
a I1 b
Aturan Tegangan ( loop )
Jumlah perubahan potensial I4 I2
mengelilingi lintasan tertutup
pada suatu rangkaian harus
R2
nol. R4

3 2
4 R3

d c
I3
Sebagai contoh untuk loop abcd di atas :

(1 - 2 + 3 + 4) – (I1R1 - I2R2 + I3R3 - I4R4) = 0

1 - 2 + 3 + 4 = I1R1 - I2R2 + I3R3 - I4R4


Contoh rangkaian listrik searah dua simpal

Hitunglah arus yang melalui hambatan-hambatan pada


rangkaian di bawah ini

1
2
1
10V 5V

Anda mungkin juga menyukai