Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Dalam bab sebelumnya kita mengkaji interaksi muatan listrik yang diam; sekarang
kita siap untuk mengkaji muatan yang bergerak. Arus listrik terdiri dari muatan-muatan yang
bergerak dari satu daerah ke daerah lainya.Bila gerak ini berlangsung di dalam sebuah
lintasan konduksi yang membentuk sebuah simpal tertutu,maka lintasan itu di namakan
rangkaian listrik.
Pada dasarnya , rangkain listrik adalah saranan untuk menghantarkan energy dari satu
tempat ke tempat lain.Sewaktu partikel bermuatan bergerak di dalam sebuah rangkaian,maka
energy potensial listrik di pindahkan dari sebuah sumbe{seperti aki atau generator}ke sebuah
alat tempat energy tersebut di simpan atau dikonversi ke dalam bentuk energy lain;menjadi
bunyi dalam system stereo atau menjadi kalor atau cahaya dalam pemanggang roti atau bola
lampu.
Dari sudut pandang teknoligi,rangkaian listrik berguna karena memungkingkan
energy untuk pindahkan {di angkut}tampa bagian bagian yang bergerak itu.Rangkaian
listrik adalah jantung dari senter.CD player, computer, pemancar dan penerima radio dan
televisi, dan system distribusi daya rumah tangga dan industry. Sistem saraf hewan dan
manusia adalah rangkaian listrik khusus yang menyangkut sinyal vital dari satu bagian tubuh
ke tubuh lainya.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan hukum coulomb, medan listrik, potensial listrik, arus dan
hambatan?
2. Bagaimana cara perhitungannya?

1.3

Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang dapat dirumuskan dalam pembuatan
makalah ini antara lain untuk mengetahui:
1. Pengertian dari hukum coulomb, medan listrik, potensial listrik, arus dan hambatan?
2. Rumus dari hukum coulomb, medan listrik, potensial listrik, arus dan hambatan?
3. Cara perhitungannya coulomb, medan listrik, potensial listrik, arus dan hambatan?

BAB II
PEMBAHASAN

1.1

Hukum coulomb
KLASIFIKASI MATERIAL

1. Konduktor
Konduktor merupakan material yang mudah menghantarkan arus listrik.
Contoh: tembaga.
2. Insulator
Insulator merupakan material yang susah menghantarkan arus listrik.
Contoh: kaca.
3. Semikonduktor
Semikonduktor adalah material yang memilki sifat antara konduktor dan insulator.
Contoh: silikon.

HUKUM COULOMB
Hukum Coulomb ( C ) adalah gaya tarik-menarik atau gaya tolak menolak antara dua
muatan listrik yang di sebut coulomb ( Fc ). Apabila gaya muatannya sama maka ( Fc ) akan
tarik menarik. Dan apabila tak sama maka akan tolak-menolak.
Besar Coulomb tergantung pada:
1. Besar masing-masing Coulomb ( Q1 dan Q2 )
2. kuadrat jarak antara dua coulomb ( r )
Bunyi hukum coulomb:
Besar gaya tolak-menolak atau gaya tarik-menarik antara dua benda bermuatan listrik,
berbanding lurus dengan besar masing-masing muatan listrik dan berbanding terbalik dengan
kuadrat antara dua benda bermuatan.

Hukum Coulomb adalah hukyang menjelaskan hubungan antara gaya yang timbul
antara dua titik muatan, yang terpisahkan jarak tertentu.
Dirumuskan:

Keterangan:
F : Gaya Coulomb (N)
k : Konstanta Coulomb =
q1 : besar muatan pertama (C)
q2 : besar muatan kedua (C)
r : jarak antar muatan (m)

Hukum ini menyatakan apabila terdapat dua buah titik muatan maka akan timbul gaya
di antara keduanya, yang besarnya sebanding dengan perkalian nilai kedua muatan dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar keduanya.
Gaya yang timbul dapat membuat kedua titik muatan saling tarik-menarik atau saling
tolak-menolak, tergantung nilai dari masing-masing muatan. Muatan sejenis (bertanda sama)
akan tolak-menolak. Sedangkan muatan yang berbeda jenis akan tarik menarik
Dalam notasi vektor, Hukum Coulomb dapat dituliskan sebagai:

1.1.1

Contoh soal hukum coulomb


Dua muatan sejenis besarnya + 2 10-6 C dan + 6 10-4 C. Jika jarak kedua muatan

6 cm, berapa kah gaya Coulomb yang di alami kedua muatan?

Dua buah muatan yang besarnya sama, masingmasing QA dan QB didekatkan


sehingga kedua muatan tersebut saling menolak dengan gaya F. Jika masing-masing muatan
diperbesar dua kali, maka berapakah gaya tolak antara keduanya?
Penyelesaian:

2.1.

Medan Listrik
Pengertian medan listrik Medan listrik didefinisikan sebagai ruang disekitar suatu

muatan sumber dimana muatan listrik lainnya dalam ruang ini mengalami gaya coulomb atau
gaya listrik ( gaya tarik menarik atau tolak menolak
Garis Medan Listrik
Benda yang bermuatan listrik dikelilingi sebuah daerah yang disebut medan listrik.
Dalam medan ini, muatan listrik dapat dideteksi. Menurut Faraday (1791- 867), suatu medan
listrik keluar dari setiap muatan dan menyebar ke seluruh ruangan. Untuk memvisualisasikan
medan listrik, dilakukan dengan menggambarkan serangkaian garis untuk menunjukkan arah
medan listrik pada berbagai titik di ruang, yang disebut garis-garis gaya listrik. Untuk lebih
jelasnya lihatlah gambar ilustrasi berikut.

Gambar a merupakan partikel bermuatan positif. Garis-garis yang keluar dari partikel a
disebut dengan medan listrik. Arah medan listrik pada gambar a keluar dari partikel
bermuatan positif. Perhatikan pada gambar b, pada gambar tersebut merupakan partikel
bermuatan negatif. sama dengan gambar a garis-garis yang ada pada gambar b merupakan
medan listrik. Bedanya dengan partikel bermuatan positif, arah medan listrik pada partikel
bermuatan negatif menuju pusat arah partikel. Dari pembahasan ini kita dapat menjelaskan
bagaimana dua partikel yang sejenis tolak-menolak dan partikel yang lain jenis tarik menarik.
Agar lebih jelas perhatikan ilustrasi gambar berikut ini.

Gambar
a merupakan interaksi dua partikel yang berlainan jenis. Perhatikan garis medan listriknya,
garis dari partikel postif menuju partikel negatif.Ini menjeelaskan mengapa dua partikel
tersebut dapat tarik menarik. Pada gambar b dapat kita lihat partikel yang muatanya sama.
Garis medan listrik pada partikel tersebut saling menjauhi satu sama lain. Sehingga kedua
partikel tersebut saling tolak-menolak.

Secara matematik kuat medan Listrik dirumuskan :

Atau

Karena Besar gaya Columb antara muatan sumber Q dan muatan uji q, maka Rumus Kuat
Medan Listrik adalah sebagai berikut :

dengan : E = kuat medan listrik (N/C)


Q = muatan sumber

(C)

r = jarak muatan uji trhadap muatan sumber (m)


k = konstanta = =9109 Nm2/C2
0 = permitivitas listrik vakum = 8,85 . 10-12 C2/Nm2

2.1.1

Contoh Medan Listrik


Titik A berada pada jarak 5 cm dari muatan +10 mikro Coulomb. Besar dan arah

medan listrik pada titik A adalah (k = 9 x 109 Nm2C2, 1 mikro Coulomb = 106 C)
Pembahasan

Diketahui :

Ditanya : Besar dan arah medan listrik pada titik A


Jawab :

Arah medan listrik di titik A :


Muatan listrik positif karenanya arah medan listrik menjauhi muatan listrik dan menjauhi titik
A.
Jarak antara titik P dan muatan -20 mikro Coulomb adalah 10 cm. Tentukan kuat
medan listrik dan arah medan listrik pada titik P.
Pembahasan
Diketahui :

Ditanya : Besar dan arah medan listrik pada titik P


Jawab :

Arah medan listrik di titik A :


Muatan listrik negatif karenanya arah medan listrik menuju muatan listrik dan menjauhi titik
P.
Dua muatan listrik terpisah sejauh 40 cm. Kuat medan listrik dan arah medan listrik
pada titik yang terletak di tengah-tengah kedua muatan adalah

Pembahasan
Andaikan titik yang terletak di tengah-tengah kedua muatan adalah titik P.
Diketahui :

Ditanya : besar dan arah medan listrik pada titik yang terletak di tengah-tengah kedua muatan
(titik P)
Jawab :
Medan listrik yang ditimbulkan oleh muatan A pada titik P :

Muatan A negatif sehingga arah medan listrik menuju


muatan A (ke kiri).

10

Medan listrik yang ditimbulkan oleh muatan B pada titik P :

Muatan B positif sehingga arah medan listrik menjauhi muatan B (ke kiri).
Resultan medan listrik pada titik A :
EA dan EB searah karenanya dijumlahkan.
E = EA + EB
E = (4,5 x 105) + (9 x 105)
E = 13,5 x 105 N/C
Arah medan listrik adalah menuju muatan A dan menjauhi muatan B (ke kiri).

3.1

Potensial Listrik

Potensial listrik didefinisikan sebagai perubahan energi potensial tiap satuan muatan ketika
sebuah muatan uji dipindahkan dari suatu titik yang potensialnya berbeda. Jika dirumuskan
maka cara mencari potensial listrik menggunakan rumus:

Keterangan:
V = potensial listrik (volt)
k = konstanta Coulomb (9 x 109 Nm2/C2 )
Q = muatan (C)
r = Jarak sebuah titik ke muatan (m)
Potensial listrik berbeda dengan gaya listrik atau medan listrik. Gaya listrik atau medan listrik
merupakan besaran vektor sedangkan potensial listrik merupakan besaran skalar. Sehingga
dalam perhitungan potensial listrik tanda muatan dimasukkan dalam persamaan.
Hubungan potensial listrik dengan Medan listrik
11

V=E.d
Keterangan:
E = medan listrik (N/C)
d = jarak 2 keping (m)

Contoh soal dan Pembahasan


Nomor 1
Pada titik sudut persegi ABCD diberi muatan listrik masing-masing Qa = Qc = +52 . 10 -6 C
dan Qb = Qd = - 52 . 10-6 C. Jika rusuk persegi tersebut 10 cm, maka hitunglah potensial
listrik total pada perpotongan diagonal persegi tersebut?
Pembahasan
Vtot = Va + Vb + Vc + Vd
Vtot = k (Qa / Ra) + (- k (Qb/Rb)) + k (Qc/Rc) + (- k (Qd/Rd))
Vtot = k ( +52 . 10-6 C/102 - 52 . 10-6 C/102 + 52 . 10-6 C/102 - 52 . 10-6 C/102)
Vtot = 9 x 109 Nm2/C2 (0)
Vtot = 0

4.1

Energi Potensial Listrik

Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik


Gaya Coulomb dan medan litrik merupakan besaran vektor, sedangkan energi potensial listrik
dan potensial listrik merupakan besaran skalar.

1) Energi Potensial Listrik

12

Energi potensial listrik akan timnul bila sebuah muatan uji qodidekatkan pada sebuah
muatan q. Besarnya energi potensial yang timbul pada muatan qosebanding dengan usaha
yang diperlukan untuk melawan gaya Coulomb FC. Perhatikan Gambar 4.18. Perubahan
energi potensial dari keadaan (1) ke keadaan (2) sebagai berikut:
EP = -FC cos (s)= W12 ..(4.1.10)
dengan :
FC = gaya Coulomb
s = perpindahan muatan
Tanda minus pada persamaan di atas berarti beda energi potensial sebanding dengan usaha
untuk melawan gaya Coulomb Fc. Jadi, dibutuhkan gaya sebesar F untuk melawan gaya
Coulomb, F=-FC. Pada Gambar 4.18 terlihat bahwa arah gaya F sama dengan arah
perpindahan Ds sehingga

cos

0=

1,

maka EP = Fs. Untuk s sangat

kecil, r1

r2 =0. Gaya F pada selang EPdapat dianggap sebagai gaya rata-ratadari F1 dan F2 dengan:

Perubahan potensialnya :
EP = W12 = Fs
EP =(r1-r2) = kqoq (4.1.11)
dengan :
EP = perubahan energi potensial listrik antara kedudukan akhir dan kedudukan akhir
W12 = usaha yang dilakukan untuk memindahan muatan qo.
qo = muatan, uji, q = muatan sumber.
r2 = jarak antara muatan uji dan muatan sumber pada kedudukan akhir yaitu titik 2.
r1 = jarak antara muatan uji dan muatan sumber pada kedudukan awal yaitu titik 1.
13

1.Sebuah bola kecil dimuati -3,0010-6 C. Bola lain yang bermuatan +6,00 10-8 C
digerakkan di antara kedudukan awal yang jauhnya 0,200 m dan kedudukan akhirnya jauhnya
0,800 m. Berapa perubahan energi potensial yang terjadi diantara kedua kedudukan ini?
Penyelesaian:
Perubahan energi potensial EP bila muatan uji qo =+6,0010-8C digerakkan diantara kedua
titik:
EP = kqoq=(9109)(-3,0010-6 )(+6,0010-8 )
EP = 6,06 10-3 J.

2.Sebuah proton (muatan proton = +e = +1,610-19C) digerakkan menuju sebuah inti atom
yang bermuatan q. Jarak pisah awal kedua partikel tersebut 2,510-11m dan jarak pisah
akhirnya 2,010-11m. Apabila usaha yang diperlukan dalam proses terebut 1,4410-17J,
tentukan muatan inti atom tersebut!
Penyelesaian:
W12 = kqoq
1,4410-17J =(9109 Nm2C-2)(1,610-19C)(q)
q = 10-18 coulomb.

5.1

Arus listrik
Arus

listrik

merupakan

satu

dari

tujuh

satuan

pokok

dalam satuan

internasional Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A).Secara formal satuan
Ampere

didefinisikan

sebagai

arus

konstan

yang,

bila

dipertahankan,

akan
14

menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar,
dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang
hampa udara.

Secara matematis dapat ditulis:

Contoh cara menghitung arus listrik:


1. Pada suatu penghantar mengalir muatan listrik sebanyak 60 coulomb selama 0,5 menit.
Hitung besar arus listrik yang mengalir pada penghantar tersebut ?
Penyelesaian:
Diketahui: Q = 60 C
t = 0,5 menit
= 30 sekon
Ditanyakan: I = ........ ?
Dijawab:
I= Q/t
I = 60 / 30
I = 2 ampere
Jadi besar kuat arus listrik yang mengalir pada penghantar 2 ampere.

Medium yang mengalir sebenarnya adalah elektron atau (muatan negatif) yang tidak
bisa kita lihat dengan kasat mata. Contoh sederhananya, bila kita menghubungkan kutub
positif dengan kutub negatif battery dengan kabel, maka akan terjadi aliran elektron dari
kutub negatif ke kutub positif battery. Arus listrik ternyata didefinisikan sebagai aliran
15

muatan positif (hole) yang seolah-olah mengalir dari kutub positif ke kutub negatif karena
aliran elektron dari arah sebaliknya seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Dianggap sebagai aliran muatan positif, karena sebenarnya muatan positif tidak dapat
bergerak. Arus ini bergerak dari potensial tinggi ke potensial rengah, dari kutub positif ke
kutub negative, dari anode menuju katode. Arah arus listrik ini berlawanan arah dengan arus
electron. Di dalam bahan semikonduktor, hantaran arus listrik tidak hanya dilakukan oleh
electron-elektron yang ada pada pita konduksi, tetapi juga oleh kekosongan energy pada pita
valensi, yang ditinggalkan electron. Kekosongan ini disebut hole, seolah-olah sebagai muatan
positif yang lindah dan dapat mengantarkan arus.

Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi beda
potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimaan arah arus positif
mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus negatif mengalir sebaliknya.

5.1.1

MACAM-MACAM ARUS

Arus dapat dibagi menjadi 2 yaitu:


1.

Arus searah (Direct Current/DC)

Arus searah adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya negatif saja (tidak
berubah dari positif kenegatif, atau sebaliknya

16

Arus DC juga bias diartikan sebagai arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap
satuan waktu, artinya diaman pun kita meninjau arus tersebut pada wakttu berbeda akan
mendapatkan nilai yang sama Rangkaian Listrik.

2.

Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)

Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan waktu dengan
karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu tertentu (mempunyai perida waktu :
T).

C.

ARAH ARUS

Arus(current)adalah sebarang gerak muatan dari suatu daerah ke daerah lainya .Dalam
subbah ini kita akan membicarakan arus dalam material konduksi. Sebagian besar pemakaian
tekhnologi muatan yang bergerak yang bergerak melibatakan arus semacam ini.
Dalam situasi elektrostatis medan listrik itu adalah nol di mana pun di dalam konduktor, dan
tidak arus.
Perhatikan gambar di bawah ini:

17

Arus yang mengalir masuk suatu percabangan sama dengan arus yang mengalir keluar dari
percabangan tersebut. i1 + i4 = i2 + i3 . Untuk arus yang konstan, besar arus I dalam Ampere
dapat diperoleh dengan persamaan:

di mana I adalah arus listrik, Q adalah muatan listrik, dan t adalah waktu (time). Sedangkan
secara umum, arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu adalah:

Dengan demikian dapat ditentukan jumlah total muatan yang dipindahkan pada rentang
waktu 0 hingga t melalui integrasi.

Sesuai dengan persamaan di atas, arus listrik adalah besaran skalar karena
baik muatan Q maupun waktu t merupakan besaran skalar. Dalam banyak hal sering
digambarkan arus listrik dalam suatu sirkuit menggunakan panah, salah satunya seperti pada
diagram di atas. Panah tersebut bukanlah vektor dan tidak membutuhkan operasi vektor. Pada
diagram di atas ditunjukkan arus mengalir masuk melalui dua percabangan dan mengalir
keluar melalui dua percabangan lain. Karena muatan listrik adalahkekal maka total arus
18

listrik yang mengalir keluar haruslah sama dengan arus listrik yang mengalir ke dalam
sehingga i1 + i4 = i2 + i3. Panah arus hanya menunjukkan arah aliran sepanjang penghantar,
bukan arah dalam ruang.

Definisi

arus

listrik

yang

mengalir

dari

kutub

positif

(+)

ke

kutub

negatif

(-) baterai (kebalikan arah untuk gerakan elektronnya)


Pada diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel
bermuatan positif (muatan positif) atau disebut dengan istilah arus konvensional. Pembawa
muatan positif tersebut akan bergerak dari kutub positif baterai menuju ke kutub
negatif. Pada kenyataannya, pembawa muatan dalam sebuah penghantar listrik adalah
partikel-partikel elektron bermuatan negatif yang didorong oleh medan listrik mengalir
berlawan arah dengan arus konvensional. Sayangnya, dengan alasan sejarah, digunakan
konvensi berikut ini:

Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya dari pembawa muatan
positif, walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah muatan negatif dan bergerak
pada arah berlawanan.

19

Konvensi digunakan pada sebagian besar keadaan karena dapat diasumsikan bahwa
pergerakan pembawa muatan positif memiliki efek yang sama dengan pergerakan pembawa
muatan negara.

5.1.2

ARUS , KECEPATAN PENYIMPANG , DAN KERAPATAN ARUS


Kita dapat menyatakan arus dalam kecepatan penyimpang dalam muatan yang

bergerak. Misalnya terdapat n partikel bermuatan persatuan volume. Kita menamakan n


sebagai konsentrasi partikel;satuan SI nya adalah m3.anggaplah semua bahwa partikel itu
bergerak dengan kecepatan menyimpang yang sama dengan vd. Dalam selang waktu setiap
dt, setiap partikel berjarak vddt. Partikel-partikel yang mengalir keluar dari ujung kanan
silinder yang dinaungin dengan panjang Vd dt. Selama dt adalah partikel-partikel yang berada
dalam silinder ini pada permulaan selang waktu dt. Volume silinder itu adalah Avd dt, dan
banyaknya partikel di dalamnya adalah nAvd dt.Jika setiap partikel mempunyai muatan
q.muatan dq yang mengalir ke luar dari ujung silindir itu selama waktu dt.
Dan arus itu adalah
dQ=q(nAv d dt)=nqv d A dt.
I= dQ/dt = nqvdA

Arus persatuan luas penampang dinamakan kerapatan arus (current density)


J =I/A = nqVd.

Satuan kerapatan aruas adalah ampere per meter kuadrat (A/m2). Jika muatan yang
bergerak itu adalah negative dan bukan positif, seerti dalam gambar 26-2b, keceapatan
penyimpang itu berlawanan dengan E tetapi arus itu masih brada dalam arah yang sama
seperti E disetiap titik dalam konduktor itu. Maka harus I dan kerapatan arus J tidak
bergantung pada muatan itu, sehingga dalam pernyataan- pernyataan yang di atas itu untuk I
dan J kita menggantikan q dengan nilai mutlaknya.

20

5.1.3

Menghitung Arus Listrik (I)

Rumus yang dapat kita gunakan untuk menghitung Arus Listrik adalah I = V / R
Contoh Kasus 1 :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V,
kemudian atur Nilai Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik (I) ?
Masukan nilai Tegangan yaitu 10V dan Nilai Resistansi dari Potensiometer yaitu 10 Ohm ke
dalam Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
I=V/R
I = 10 / 10
I = 1 Ampere
Maka hasilnya adalah 1 Ampere.
Contoh Kasus 2 :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V,
kemudian atur nilai Potensiometer ke 1 kiloOhm. Berapakah nilai Arus Listrik (I)?
Konversi dulu nilai resistansi 1 kiloOhm ke satuan unit Ohm. 1 kiloOhm = 1000 Ohm.
Masukan nilai Tegangan 10V dan nilai Resistansi dari Potensiometer 1000 Ohm ke dalam
Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
I=V/R
I = 10 / 1000
I = 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere
Maka hasilnya adalah 10mA

Menghitung Tegangan (V)

21

Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Tegangan atau Beda Potensial adalah V = I
x R.

Contoh Kasus :
Atur nilai resistansi atau hambatan (R) Potensiometer ke 500 Ohm, kemudian atur DC
Generator (Power supply) hingga mendapatkan Arus Listrik (I) 10mA. Berapakah
Tegangannya (V) ?
Konversikan dulu unit Arus Listrik (I) yang masih satu miliAmpere menjadi satuan unit
Ampere yaitu : 10mA = 0.01 Ampere. Masukan nilai Resistansi Potensiometer 500 Ohm dan
nilai Arus Listrik 0.01 Ampere ke Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
V=IxR
V = 0.01 x 500
V = 5 Volt
Maka nilainya adalah 5Volt.

Menghitung Resistansi / Hambatan (R)


Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Nilai Resistansi adalah R = V / I
Contoh Kasus :
Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) adalah 12V dan nilai Arus Listrik (I) di Amperemeter
adalah 0.5A. Berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?
Masukan nilai Tegangan 12V dan Arus Listrik 0.5A kedalam Rumus Ohm seperti dibawah ini
:
R=V/I
R = 12 /0.5
R = 24 Ohm
Maka nilai Resistansinya adalah 24 Ohm

22

DAFTAR PUSTAKA
Tipler. 1991. Fisika untuk Sains dan Tekhnik jilid 2 edisi ke-3. Jakarta : Erlangga
Young dan Freedman. 2001. Fisika Universitas jilid 2 edisi ke-10. Jakarta: Erlangga

23

Anda mungkin juga menyukai