Anda di halaman 1dari 18

Rangkuman

Listrik

DOSEN PEMBIMBING

Ida Umarul Mufidah, S.T., M.Si.,

DISUSUN OLEH ( KELOMPOK 4 )

1. Chandra Wildan Ardilafiza


2. Eva Nadiyah
3. Lintang Puri Hapsari

POLITEKNIK KETENAGAKERJAAN

PROGRAM STUDI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

2018/2019
Listrik Statis

Listrik statis (electrostatic) adalah muatan listrik yang berada dalam keadaan diam
(statis). Listrik statis dapat menjelaskan bagaimana sebuah penggaris yang telah
digosok-gosokkan ke rambut dapat menarik potongan-potongan kecil kertas. Gejala tarik
menarik antara dua buah benda seperti penggaris plastik dan potongan kecil kertas dapat
dijelaskan menggunakan konsep muatan listrik.

Rumus

Hukum Coulomb
“Besarnya suatu gaya tarik-menarik atau tolak-menolak dari dua benda bermuatan listrik yang berbeda,
berbanding sama dengan muatannya masing-masing. Muatan tersebut juga berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak dari setiap masing-masing benda bermuatan listrik”.

𝑞1 𝑞2
𝐹𝑐 = 𝑘
𝑟2
Keteragan:
Q1,Q2 = Muatan listrik (C)
r = jarak kedua muatan (m)
k = permeabilitas ruang hampa
= 8,99x109 N.m2 /C2

Bila ada lebih dari satu gaya yang mempengaruhi suatu muatan:

Medan Listrik
Sebagian daerah disekitar muatan listrik yang masih mendapat pengaruh gaya
elektrostatis, besaran vektor dan digambarkan dengan garis-garis gaya medan listrik
yang arahnya menjauhi muatan positif dan menuju muatan negatif.
Besar medan listrik disebut kuat medan listrik (E):

Kuat medan di titik P dirumuskan

𝑄
𝐸𝑃 = 𝑘
𝑟2
Keterangan:
Q = muatan listrik (C)
R = jarak titik P ke Q (m)
K = permeabilitas ruang hampa

= 8,99x109 N.m2 /C2

1. Medan listrik pada bola konduktor

Kuat medan lisrrik pada tempat/titik pada bola dirumuskan:


 Pada titik A (dalam bola), E = 0.
 Pada titik B (permukaan bola)
𝑄
𝐸𝐵 = 𝑘 𝑅2
 Pada titik C (di luar bola), r > R
𝑄
𝐸𝐵 = 𝑘 2
𝑟
Potensial Listrik
Merupakan besaran skalar yang berada di sekitar muatan listrik

𝑄
𝑣𝑃 = 𝑘
𝑟

Bila muatan sumber negatif, maka harga potensial di sekitar muatan juga negatif.
Potensial listrik pada suatu titik akibat pengaruh beberapa muatan:
1. Energi potensial listrik
Energi potensial yang dimiliki muatan q yang berada pada tempatberpotensial
listrik V adalah:
𝑄𝑞
𝐸𝑝 = 𝑘
𝑟
Keterangan:
EP = energi potensial (joule)
Q = muatan sumber (C)
q = muatan uji (C)
r = jarak muatan uji muatan sumber (m)

2. Usaha potensial listrik


Usaha yang membawa muatan q dari suatu titik ke titik yang lain memenuhi:
W12 = Ep2 – Ep1
W12 = q (V2 – V1)

Keterangan:
W12 = usaha untuk membawa muatan q dari titik satu ke titik dua (joule)
Ep1 = energi potensial q pada titik 1 (joule)
Ep2 = energi potensial q pada titik 2 (joule)
V1 = potensial pada titik 1 (volt)
V2 = potensial pada titik 2 (volt)

Kapasitor
kapasitor atau sering disebut juga kondesator adalah komponen yang dbuat untuk
menyimpan muatan listrik yang besar untuk sementara waktu.
1. Kapasitas Kapasitor
Sebagai perbandingan antara muatan yang tersimpan tiap satu satuan beda
potensial bidang bidangnya.
𝑄
𝑐=
𝑣
Keterangan:
C = kapasitas kapasitor (farad)
Q = muatan yang tersimpan (coloumb)
V = beda potensial antara kedua plat (volt)

2. Faktor-faktor yang menentukan kapasitas kapasitor


Beda potensial antara kedua plat adalah
V=E.d

karena kuat medan antara kedua plat adalah

𝑄 𝑄𝑑
𝐸= maka, 𝑣 = 𝐴⋅𝜀
𝐴⋅𝜀𝑜̇ 0

Sehingga dari C = Q/V, maka


𝐴𝜀0
𝐶0 =
𝑑
Keterangan:
Co = kapasitas berisi udara (F)
A = luas plat (m2)
d = jarak kedua plat (m)
𝜀0 = permitivitas udara
Bila diantara kedua plat diberi zat dielektrik dengan konstanta dielektrik K, maka
permitivitas antara kedua keping menjadi 𝜀0 yang nilainya:
𝜀 = 𝐾 ⋅ 𝜀0
Dan kapasitas kapasitor menjadi

𝐶 = 𝐴𝐾𝜀
𝐴𝜀 0
𝐶= atau
𝑑
𝑑

Sehingga, C = K . Co
Keterangan:

Co= kapasitas ketika berisiudara (F)

C=kapasitas ketika berisi zat dielektrik (F)


𝜀
K= tetapan dielektrik zat = permitivitas relatif = 𝜀
0

Dari persamaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kapasitas kapasitor


ditentukan oleh:

 Luas bidang plat


 Jarak antara kedua plat
 Zat dielektrik antara kedua plat

3. Rangkaian kapasitor
a. Rangkaian Seri
V1 + V2 = Vtotal
Q1 + Q2 = Qtotal
1 1 1
= + +⋯
𝑐𝑠 𝑐1 𝑐2

b. Rangkaian paralel
Pada rangkaian paralel berlaku:
V1 = V2 = Vtotal
Cp = C1 + C2 + ...
Q1 + Q2 + ... = Qtotal,
Dengan Q1 = C1. Q2 = C2.V

c. Energi kapasitor
Energi yang tersimpan pada kapasitor dirumuskan:
W = 1/2 Q . V
W = 1/2 C . V2
W = 1/2 Q2/C

Keterangan:
W = energi yang tersimpan pada kapasitor
Q = muatan listrik (C)
V = potensial kapasitor (V)
C = kapasitas kapasitor (F)
Contoh soal:
1. Dua buah muatan listrik masing-masing sebesar q1=+40mC dan Q2=-50mC
terpisah sejauh 2m. Hitung besar gaya eletrostatis antara kedua muatan jika di
udara.

Diketahui:
Q1 = + 40 µC = + 4.10-5C
Q2 = - 50µC = - 5.10-5C
r = 2m
Ditanyakan :
a. F
b. F’
Jawab:
𝑞1 𝑞2
a. F1 = 𝑘 𝑟2
5. 10−5 . 4. 10−5
9
= 9. 10
22
-1
= 45.10 N
= 4,5N

b. F’ =F/K
= 4,5 /80
= 0,56 N
LISTRIK DINAMIS

Arus Listrik

Ditimbulkan oleh aliran muatan-muatan listrik positif. Arah arus listrik berlawanan
dengan arah aliran electron. Kuat arus listrik didefinisikan sebagai banyaknya muatan
yang mengalr tiap satuan waktu pada suatu penghantar.

𝑄
𝐼=
𝑡
I = Kuat Arus ( A )
Q = Muatan Listrik ( C )
t = waktu ( s )

Tegangan / Beda Potensial

Kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda
potensial antar ujung-ujung penghantar tersebut. Dari hasil percobaan diperoleh :

𝜀
= 𝑅 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛

R adalah hambatan pada pengantar. Besarnya hambatan pengantar dirumuskan :

𝐼
𝑅=𝜌
𝐴
R = hambatan kawat(𝛺)
𝜌 = Hambat jenis kawat ( 𝛺m)
I = Panjang kawat ( m )
A = Luas penampang (m2)

Hambatan suatu penghantar juga dipengaruhi suhu pengantar, karena hambat jenis
penghantar dipengaruhi oleh suhu yang ditunjukkan dengan persamaan :
𝜌𝑡 = 𝜌0 (1 + 𝛼𝛥𝑡 )

Sehingga hambatan kawat juga berubah jika suhu berubah dengan ditunjukkan
persamaan :
𝑅𝑡 = 𝑅0 (1 + 𝛼𝛥𝑡 )
𝜌𝑡 = Hambat jenis pada suhu t (per 0 𝐶)
𝜌0 = Hambat jenis mula-mula (per 0 𝐶)
α = Tetapan suhu (per 0 𝐶)
𝛥𝑡 = Perubahan suhu ( 0 𝐶)
𝑅𝑡 = Hambatan penghantar pada suhu t (𝛺)
𝑅0 = Hambatan pengantar mula-mula (𝛺)

Rangkaian Arus Listrik Searah

1. Susunan Hambatan
a. Susunan Seri

b. Susunan Paralel
c. Hambatan Jembatan Wheatstone

Cara menentukan hambatan pengganti

Bila R1 x R3 = R2 x R4, maka R5 tidak dialiri arus, sehingga rangkaian diatas menjadi
𝑅1,2dan R3,4

Bila R1 x R3 ≠R2 x R4, maka R5 ikut diperhitungkan dengan cara perubahan bentuk

2. Susunan Sumber Tegangan


a. Susunan Seri

𝑛𝜀
ⅈ=
𝑅 + 𝑛𝑟
𝜀 = ggl sumber tegangan
n = jumlah sumber tegangan

b. Susunan Paralel

Kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian :


𝜀
ⅈ= 𝑟
𝑅+
𝑛

3. Hukum Kirchoff
a. Hukum Kirchoff I
“ Jumlah arus yang masuk suatu titik percabangan sama dengan jumlah
arus yang keluar titik cabang tersebut”
b. Hukum Kirchoff II
“Dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ggl)
sama dengan jumlah aljabar penurunan potensial listriknya”
𝛴𝜀 = 𝛴𝑖 𝑅

1) Rangkaian dalam sebuah Loop


a. Tentukan arah loop dalam rangkaian
b. Tentukan arah arus dalam rangkaian
c. Bila loop sumber tegangan bertemu
kutub positif maka ggl diberi tanda
positif dan sebaliknya
d. Bila arah arus searah dengan
penelusuran loop, maka arus diberi
tanda positif dan sebaliknya
e. Bla dalam perhitungan terakhir kuat
arus bertemu positif, maka
perumpamaan arah arus benar

2) Rangkaian dengan dua loop


Sumber Arus Searah
1. Elemen Primer
Elemen Primer adalah elemen yang memerlukan penggantian bahan-bahan
pereaksi setelah digunakan. Contoh elemen primer adalah elemen volta,
Daniel, kering

Energi dan Daya Listrik


1. Energi Listrik
𝑊 =𝑣⋅ⅈ⋅𝑡
W = i2.R.t
W = energi listrik ( joule )
R = Hambatan listrik ( 𝛺 )
i – Kuat Arus ( A )
I = Waktu ( s )

2. Daya Listrik
Energi listrik yang diserap atau dipakai tiap satuan waktu.
𝑤 2
𝑉2
𝑃 = =ⅈ 𝑅 =𝑉⋅ⅈ =
𝑡 𝑅
Bila suatu alat dengan spesifikasi P1, V1 dipasang pada tegangan V2, maka daya
yang diserap akan berubah.
𝑃1 𝑣1 2
=( )
𝑃2 𝑣2

Contoh Soal

Hitung kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar, bila muatan yang
mengalir 200 C tiap 0,5 menit

Pembahasan

Diketahui
C= 200 Coulomb
T = 0,5 menit = 30 s
i =?
I = Q/t
= 200/30
= 6,67 A
TRANSFOMATOR

Transformator adalah perangkat yang dapat mentransfer energi listrik dari suatu
rangkaian arus bolak-balik AC (alternate current) ke rangkaian listrik lain baik dengan
meningkatkan atau mengurangi tegangan.

Bagian-Bagian Transformator
Sebuah transformator pada prinsipnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu inti besi
(inti magnetik), kumparan primer (Np), dan kumparan sekunder (Ns). Kumparan primer
adalah kumparan tempat masukkan tegangan mula-mula dan kumparan sekunder
adalah tempat dialirkannya tegangan hasil. Perhatikan bagian-bagian transformator
dalam ilustrasi berikut:

Sumber : Rumushitung.com

Prinsip Kerja Sebuah Transformator


Transformator mengambil tegangan dari sebuah litrik dan kemudian mengubahnya ke
listrik dengan tegangan yang berbeda. Pada dasarnya transformator bekerja dengan
mengubah tegangan dengan menggunakan 2 sifat listrik. Pertama listrik yang mengalir
pada sebuah kumparan akan menimbulkan medan magnet. Kedua perubahan medan
magnet (fluks magnet) akan menimbulkan ggl induksi. Arus bolak balik yang masuk pada
kumparan primer akan menyebabkan adanya fluks magnet bolak-balik yang intik
magnetik. Setelah itu, fluks magnet bolak-balik akan melewati kumparan skunder dan
menimbulkan adanya ggl induksi. Besarnya ggl induksi akan bergantung pada laju
perubahan fluks dan jumlah lilitan pada kumparan skunder.
Persamaan dan Rumus Transformator
Dalam transformator bisa di buat sebuah persamaan atau rumus matematik

𝑉𝑝 𝑁𝑝
=
𝑉𝑠 𝑁𝑠
Vp =tegangan pada kumparan primer
Vs = tegangan pada kumparan sekunder
Np = banyaknya lilitan pada kumparan primer
Ns = banyaknya lilitan pada kumparan sekunder

Berdasarkan jenis pengubahan tegangan yang dikerjakan transformator bisa dibedakan


menjadi 2 jenis.

Jenis-Jenis Transformator
a. Transformator Step-Up
berfungsi untuk menaikkan atau memperbesar tegangan bolak-balik suatu sumber. Ciri-
ciri dari transfomator ini adalah

– Tegangan pada kumparan sekunder lebih besar dari tegangan pada kumparan
primer Vs > Vp
– Jumlah lilitan pada kumparan sekunder lebih banyak dari kumparan primer Ns > Np
– Arus pada kumparan primer lebih besar dari arus listrik pada kumparan sekunder Ip >
Is
b. Transformator Step-Down
berfungsi untuk menurunkan atau memperkecil tengan bolak balik dari suatu sumber.
Ciri-cirinya Vp > Vs, NP > Ns. Ip < Is

Efisiensi Transformator
Efisiensi adalah nilai yang menyatakan perbandingan antara daya keluaran (Pout)
dengan daya masukan (Pin). Nilai efisiensi transfomator dirumuskan

dengan
η = Efisiensi transformator (%)
Ps = daya pada kumparan sekunder (W)
Pp = daya pada kumparan primer (W)
Is = kuat arus pada kumparan sekunder (A)
Ip = kuat arus pada kumparan primer (A)

Apabila efisiensi sebuah transformator sama dengan 100% berarti daya listrik pada
kumparan primer sama dengan daya listrik pada kumparan sekunder.

Ps = Pp

Vp Ip = Vs Is

Vp/Vs = Is/Ip
karena

Vp/Vs = Np/Ns

maka

Is/Ip = Np/Ns
Transformator yang demikian disebut dengan transformator ideal. Apabila efisiensi
transformator kurang dari 100% maka ada daya listrik yang hilang atau disebut rugi
daya. Transformator ini disebut transfomator tidak ideal Besarnya daya yang hilang
dirumuskan

Ph = Pin – Pout = Pp – Ps
Ph = daya listrik yang hilang atau rugi daya (W)

Contoh Soal

1. Ubah tegangan AC 220 volt menjadi 110 volt dengan suatu transformator.
Tegangan 220 volt tadi dihubungkan dengan kumparan primer yang memiliki
1,000 lilitan. Kumparan sekundernya harus memiliki jumlah lilitan ….

Jawab
Diketahui
Vp = 220 volt
Vs = 110 volt
Np = 1.000 lilitan

Ditanya Ns = …?
Jawab:
Vp/Vs = Np/Ns
Ns = Vs/Vp x Np
Ns = 220/110 x 1.000 = 2.000 lilitan

2. Pada transformator tidak ideal, daya listrik primer 440 watt dan sekunder 400
watt. berapa rugi daya dari transformator tersebut?

Ph = Pp – Ps = 440 – 400 = 40 watt


Sumber

https://www.scribd.com/doc/27031714/Listrik-Statis-Dan-Dinamis

https://rumushitung.com/2015/03/14/tansformator-dan-rumusnya/

Anda mungkin juga menyukai