Anda di halaman 1dari 6

I.

Tujuan
1. Praktikan dapat mengetahui prinsip kerja charger menggunakan metode MPPT
2. Praktikan dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil percobaan.
3. Praktikan dapat mengetahui karakteristik dari rangkaian charger menggunakan metode MPPT.

II. Dasar Teori


2.1. Solar Panel
Solar panel merupakan alat yang dapat mengonversi energi surya menjadi energi listrik.
Energi cahaya matahari diharapkan dapat mengatasi permasalahan kebutuhan energi masa
depan. Untuk saat ini, harga solar panel masih cukup mahal. Oleh karena itu, solar panel lebih
sering digunakan pada daerah yang memang tidak terjangkau oleh sumber listrik utama (PLN).
Energi surya juga dapat digunakan sebagai energi cadangan pada saat energi listrik utama mati
atau tidak tersedia.
a. Efek Perubahan Pancaran Iradiasi Matahari
Sebuah solar panel dapat beroperasi secara maksimum jika irradiasi yang diterima
permukaan solar panel 1000 W/m2. Apabila energi matahari yang diterima melemah maka besar
daya listrik yang dihasilkan juga akan berkurang. Gambar 2.1. menunjukkan besar irradiasi yang
diterima terhadap daya yang didapat.

Gambar 2.1. Kurva Karakteristik P-V Saat Terjadi Perubahan Iradiasi.

b. Efek Perubahan Temperatur


Sebuah solar panel dapat beroperasi secara maksimum jika temperature tetap normal (pada
25ºC), kenaikan temperature lebih tinggi dari temperature normal pada solar panel akan
melemahkan voltage.
Setiap kenaikan temperature solar panel 1ºC (dari 25º) akan berkurang sekitar 0.4% pada
total tenaga yang dihasilkan atau akan melemah 2 kali lipat untuk kenaikan temperature sel per
10ºC seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Kurva Karakteristik P-V Saat Terjadi Perubahan Suhu.

c. Arah Hadap Solar Panel


Rangkaian solar panel harus dipasang dengan sudut kemiringan dan sudut azimut yang
tepat, yaitu terhadap arah datangnya sinar matahari. Arah hadap panel surya menentukan jumlah
keluaran yang cukup dari pembangkit listrik. Idealnya, arah hadap solar panel harus diatur tegak
lurus dengan sinar matahari untuk menerima radiasi secara langsung.

2.2. MPPT (Maximum Power Point Traking)


MPPT adalah suatu algoritma untuk mencari titik maksimum dari tegangan dan arus
keluaran pada solar panel. Cara kerja MPPT adalah dengan mengubah titik operasi/ kerja pada
kurva karakteristik P-V dari solar panel sehingga dc-dc konverter dapat membangkitkan daya
maksimum dari sel surya pada setiap perubahan tingkat iradiasi. Sistem Salah satu metode yang
mudah diterapkan pada sistem MPPT adalah dengan menaikkan dan menurunkan tegangan
sampai ditemukannya titik daya maksimal panel surya. Mengingat perubahan level iradiasi
matahari berubah-ubah setiap waktu, diharapkan sistem MPPT dapat bekerja secara dinamis
dalam mencari titik daya maksimum.
Sistem MPPT diimplementasikan ke dalam suatu alat elektronik. Hasil keluaran alat
elektronik tersebut berupa duty cycle (D) yang selanjutnya digunakan untuk switching mosfet
pada dc-dc konverter. Sehingga dengan mengatur nilai D diharapkan dapat menemukan titik
daya maksimum dari solar panel.

2.3.MPPT Solar Charger Controller


MPPT solar charger controller dirancang dengan menggunakan metode Maximum Power
Point Tracking (MPPT) serta dilengkapi dengan algoritma Perturb and Observe (P&O). P&O
dari asal katanya adalah mengganggu dan observasi, yang berarti sistem akan dipantau dan
dikontrol apabila terdapat error. Sedangkan, MPPT adalah metode error correction agar daya
yang dihasilkan berada pada titik maksimumnya. Gambar 1 adalah proses kerja dari solar
controller dengan memaksimalkan daya panel surya melalui perbandingan daya keluaran panel
surya (Pk) dan daya keluaran panel surya setelah proses maksimalisasi (P(k-1)). Daya
maksimum panel surya secara matematis adalah dP/dV=0. Untuk memperoleh perbandingan
tersebut dilakukan pengontrolan oleh mikrokontroler, Arduino Uno. Fungsi dari mikrokontroler
adalah memantau dan mengatur agar daya keluaran panel surya tetap pada kondisi
maksimumnya. Proses ini dilengkapi dengan suatu algoritma, yaitu P&O, yang mampu
mendeteksi dan mengamati perubahan daya panel surya dalam segala kondisi.
Proses MPPT solar charge controller dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pendeteksian daya
keluaran panel surya, pemantauan dan pengaturan daya maksimum keluaran panel surya, serta
sistem pengisian baterai. Pada pendeteksian daya keluaran panel surya, tegangan dan arus
keluaran panel surya, terlebih dahulu dideteksi melalui sensorsensornya. Selanjutnya, keduanya
dikalkulasi sehingga diperoleh parameter utama yaitu daya keluaran panel surya. Hasil dari
kalkulasi tersebut digunakan sebagai acuan agar MOSFET bekerja secara otomatis untuk
mengalirkan energi yang dibutuhkan dalam pengisian baterai. MOSFET akan membuka dan
menutup switch secara otomatis untuk menjaga tegangan keluaran dalam pengisian baterai.
Proses ini dinamakan proses pemantauan dan pengaturan daya maksimum panel surya. Lalu,
proses selanjutnya adalah pengisian baterai, dimana terdapat induktor dan kapasitor sebagai filter
frekuensi energi masukan baterai. Proses buka dan tutup MOSFET mengakibatkan perubahan
frekuensi yang tidak menentu, sehingga diperlukan suatu filter yang mampu melewati frekuensi
tertentu. Filter tersebut akan menjaga energi dari frekuensi-frekuensi yang dapat menganggu
proses pengisian baterai. Apabila frekuensi pengganggu tersebut tidak diredam, maka pengisian
baterai menjadi tidak optimal karena tegangan keluaran yang dihasilkan tidak stabil.

Gambar 2.3 Diagram MPPT Charge Controller


Gambar 2.4 Rentang operasi MPPT Controller

III. Peralatan Yang Digunakan


1. Modul MPPT Solar Charge Controller.
2. Baterai 12 Volt
3. Stopwatch
4. Avometer
5. Amperemeter

IV. Rangkaian Simulasi


V Pmax
Vcell
S V Icell V 0.813
S Rin_Bat
A

Irradiance Battery
11.51
1000u D
T
25

i
Gating
v

V PoMPPT - Incremental Conductance method

Gambar 4.1 Rangkaian Simulasi MPPT Solar Charge Controller Metode Increamental
Conductance pada Software PSIM

V. Langkah Langkah Percobaan


1. Ikuti prosedur sesuai dengan manual block dari MPPT Solar Charge Controller.
2. Buat rangkaian simulasi seperti pada gambar 4.1
3. Amati nilai tegangan, arus, dan daya pada PV.
4. Lakukan langkah no. 3 dengan variasi nilai iradiasi 100-1000 W/m2 dengan step
perubahan 100 W/m2
5. Buat grafik daya terhadap nilai irradiasi.

VI. Data Hasil Praktikum


Iradiasi (W/m2) V(Volt) I(Ampere) P(Watt)

100 15,528966 0,34494606 5,4659309

200 15,813643 0,71341737 11,41193

300 15,972873 1,0824828 17,492571

400 16,013672 1,455486 23,634758

500 16,041758 1,8280436 29,804095

600 16,069328 2,199529 35,980143

700 16,096487 2,5698829 42,149654

800 16,123283 2,939012 48,303195

900 16,149782 3,3067958 54,433252

1000 16,175975 3,6731 60,534698

Kurva Daya Terhadap Nilai Iradiasi


70

60

50

40

30

20

10

0
0 200 400 600 800 1000 1200
VII. Analisa Data
Pada praktikum kali ini dilakukan simulasi menggunakan software PSIM untuk
mengamati tegangan, arus dan daya pada panel surya yang diimplementasikan sebagai charger
baterai 12V dengan kapasitas baterai sebesar 5 AH. Sama seperti pada praktikum sebelumnya,
digunakan sumber tegangan DC seri dengan resistor sebagai rangkaian pengganti dari baterai.
Resistor diasumsikan sebagai tahanan dalam baterai. Adapun nilai resistansi yang digunakan
yaitu sebesar 0,8133 Ω yang diperoleh berdasarkan perhitungan rumus:
Rin = (E-V)/I
Rin = (12,73-11.51)/1,5
Rin = 0,8133 Ω
Dimana :
E = Kondisi SOC Baterai 100%
V = Kondisi SOC Baterai 10%
I = Arus Charging Baterai

Pada solar charger dengan metode MPPT, terdapar converter daya yang digunakan
sebagai MPPT. Jenis converter yang digunakan sebagai MPPT pada simulasi ini yaitu Buck
Konverter dengan metode MPPT yaitu increamental conductance. Berdasarkan hasil simulasi,
adanya penambahan MPPT pada solar charge controller mampu membuat PV menghasilkan
daya maksimum sebesar 60 Watt saat nilai iradiasi 1000 W/m 2, sesuai dengan spesifikasi PV
yang digunakan pada simulasi. Hasil simulasi yang diperoleh dengan membuat variasi nilai
iradiasi, perubahan tegangan output PV yang terjadi tidak terlalu signifikan seperti perubahan
arus pada aplikasi solar charger menggunakan MPPT. Pada kondisi ideal seperti simulasi yang
telah dilakukan, dengan adanya penambahan MPPT ini, mampu menyulut PV untuk
membangkitkan daya maksimum, sehingga daya yang dibangkitkan oleh PV berbanding lurus
terhadap nilai iradiasi yang diterima oleh PV.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil praktikum dan analisa dapat disimpulkan:
 Pada Implementasi Solar Charger Controller metode MPPT membutuhkan uatu converter
daya yang digunakan sebagai MPPT.
 Solar Charger Controller metode MPPT mampu menyulut PV untuk membangkitkan
daya maksimum.
 Korelasi daya yang dibangkitkan PV terhadap iradiasi yang diterima PV adalah
berbanding lurus.

Anda mungkin juga menyukai