Tujuan Umum:
Mahasiswa dapat memahami hubungan arus
dan tegangan pada saluran transmisi
Tujuan Khusus:
Mahasiswa dapat memahami klasifikasi
saluran berdasarkan panjang saluran
Mahasiswa mampu menganalisis saluran
transmisi berdarkan panjang saluran serta
menghitung nilai tegangan pada sisi kirim dan
terima
41
bahwa keempat parameter saluran transmisi
tersebar merata disepanjang saluran.
Persamaan umum yang dipakai menggunakan
parameter yang disatukan (lumped) yang
menghasilkan ketelitian yang cukup tinggi
untuk saluran pendek, saluran menengah. Jika
saluran atas tiang dimasukan ke dalam kelas
saluran pendek, kapasitansi paralel (shunt)
adalah demikian kecilnya sehingga seluruhnya
dapat diabaikan, dan hanya memperhitungkan
nilai R seri dan L seri untuk seluruh panjang
saluran.
Generator yang digambarkan sebagai suatu
impedansi yang dihubungkan seri dengan emf
yang dibangkitkan pada masing-masing
fasanya.
Saluran menengah (medium length) dapat
dipresentaikan dengan R dan L sebagai
parameter terpusat dengan setengah
kapasitansi ke netral dari saluran terpusat pada
masing-masing ujung rangkaian ekivalen.
Konduktansi paralel (shunt conductance) G,
biasanya diabaikan dalam perhitungan
tegangan dan arus pada saluran transmisi daya
atas tiang.
Sehubungan dengan perlu atau tidaknya
penanganan kapasitansi, Saluran kawat
terbuka 60 Hz yang kurang dari 80 km (50 mil)
adalah termasuk saluran pendek. Saluran
menengah anatara 80 km (50 mil) dan 240 km
(150 mil). Saluran yang lebih panjang dari 240
km (150 mil) memerlukan perhitungan yang
menggunakan konstanta tersebar (distribured).
42
Biasanya saluran transmisi dioperasikan
dengan beban tiga fasa seimbang. Meskipun
saluran tidak dipisahkan dengan jarak yang
sama dan tidak ditransposisikan,
ketidaksimetrisan yang dihasilkan biasanya
kecil saja, sehingga fasanya dapat dianggap
seimbang.
Untuk membedakan antara impedansi seri
keseluruhan saluran dengan impedansi per
satuan panjang dipakai tatanama berikut ini:
z = impedansi seri per satuan panjang per fasa
y = admitansi paralel / satuan pajang / fasa ke
netral
l = panjang saluran
Z = zl = impedasi seri total per fasa
Y = yl = admitansi paralel total per fasa
Vs V R I R .Z (4.2)
43
dimana Z adalah zl, yaitu impedansi seri
keselurhan saluran.
Pengaruh perobahan faktor daya dari beban
terhadap regulasi tegangan (voltage regulation)
saluran adalah paling mudah dimengerti untuk
saluran pendek. Regulasi tegangan pada
saluran transmisi adalah kenaikan tegangan
pada ujung penerima yang dinyatakan dalam
persentase tegangan beban penuh jika beban
penuh dengan faktor daya tertentu dilepaskan
sedangkan tegangan pada ujung pengirim
dibuat tetap. Dalam bentuk persamaan
VR , NL VR , FL
Persen reglasi 100 (4.3)
VR , FL
44
dengan nominal phi. Sehingga tegangan dan
arus pada ujung pengirim adalalah;
ZY
Vs 1 V R Z . I R (4.4)
2
ZY ZY
I s V R Y 1 1 I R (4.5)
4 2
sedangkan persamaan ini dapat juga
diturunkan menjadi persamaan pada nomial T,
dimana seluruh admitansi shunt saluran
terpusat pada cabang shunt T dan impedansi
serinya terbagi dua sama besar pada kedua
cabang serinya. Sehingga tegangan dan arus
pada ujung pengirim adalah:
ZY Z 2Y
V s 1
R
V Z I R (4.6)
2 4
ZY
I s YVR 1 I R (4.7)
2
45
panjangnya kira-kira 150 mil, diperlukan
ketelitian yang tinggi dengan memperhitungkan
parameter yang tidak terpusat menjadi satu,
melainkan tersebar merata diseluruh panjang
saluran.
46
kita hitung beda tegangan dan beda arus
diantara kedua ujung unsur tersebut. Kita
misalkan x adalah jarak yang diukur dari ujung
penerima saluran ke unsur kecil saluran itu,
sedangkan x panjang unsur itu. Maka
zx adalah impedansi seri sepanjang unsur
saluran itu, dan yx adalah amitansi shunt.
Tegangan terhadap netral pada ujung unsur
pada sisi beban adalah V, dan V aadalah rumus
kompleks tegangan rms, yang besar dan fasanya
berubah dengan jarak sepanjang saluran.
Tegangan pada ujung unsur pada sisi generator
adalah V V . Kenaikan tegangan di sepanjang
saluran u8nsur saluran dengan arah x yang
meningkat adalah V , yang merupakan
tegangan pada sisi generator dikurangi dengan
tegangan pada sisi beban. Kenaikan tegangan
pada arah x yang meningkat adalah juga
merupakan hasil kali arus dalam unsure yang
mengalir berlawanan dengan arah x yang
menigkat adalah juga merupakan hasil kali arus
dalam unsur yang mengalir berlawanan dengan
arah x yang meningkat dan impedansu unsur,
atau Izx , sehingga
V Izx 4.8)
atau
V
Iz (4.9)
x
dan untuk x 0, limit perbandingan di atas
menjadi
47
dV
Iz (4.10)
dx
demikian juga, arus yang mengalir ke luar dari
unsur menuju beban adalah I. Besar dan fasa I
ini berubah dengan jarak sepanjang saluran
karena admitansi shunt yang tersebat di
sepanjang saluran itu. Arus yang mengalir
menuju unsur dari arah generator adalah
I I . Arus yang memasuki unsur dari arah
generator adalah lebih besar dari pada arus
yang meninggalkan unsur ke arah beban, dan
selisih besarnya arus tersebut adalah I .
Selisih arus ini adalah arus Vyx yang mengalir
di dalam admitansi shunt unsur, maka
I Vyx
dan dengan mengikuti langkah-langkah seperti
pada persamaan (4.8) dan (4.9) kita dapatkan
dI
Vy (4.11)
dx
dengan mendeferensiasikan persamaan (4.10)
dan (4.11) kita peroleh
d 2V dI
2
z (4.12)
dx dx
dan
d 2I dV
2
y (4.13)
dx dx
Jika kita masukan nilai dI / dx dan dV / dx dari
persamaan (4.10) dan (4.11) barturut-turut ke
48
dalam persamaan (4.12) dan (4.13), kita
dapatkan
d 2V
yzV (4.14)
dx 2
dan
d 2I
yzI (4.15)
dx 2
Sekarang kita mempunyai suatu persamaan
(4.14) dimana variable-variabelnya hanyalah V
dan x, dan suatu persamaan lain (4.15) yang
variabelnya adalah I dan x. Penyelesaian
persamaan (4.14) dan (4.15) berturut-turut V
dan I harus merupakan rumusan yang bila
dideferensiasikan dua kali terhadap x yang
menghasilkan rumusan aslinya dengan
konstanta yz. Misalnya, penyelesaian untuk V
bila dideferensiasikan dua kali terhadap x harus
menghasilkan yzV. Ini berarti bahwa
penyelesaiannya akan berbentuk eksponensial.
Karena itu kita misalkan bahwA penyelesaian
persamaan (4.14) adalah
V A1eksp
yz .x A2 eksp yz .x (4.16)
d 2V
dx 2
yz A1eksp
yz .x A2 eksp yz .x (4.17)
49
masukan nilai V yang diberikan persamaan
(4.16) ke dalam persamaan (4.10), kita dapatkan
I
1
z/ y
A1eksp
yz .x
1
z/ y
A2 eksp yz .x
(4.18)
Konstanta A1 dan A2 dapat dihitung dengan
menggunakan keadaan pada ujung penerima
saluran, yaitu jika x 0,V VR dan I I R .
Dengan mensubsitusikan nilai-nilai ini dalam
persamaan (4.16) dan (4.18) diperoleh
VR A1 A2 dan IR
1
A1 A2
z/ y
50
dimana Zc z / y yang disebut impedansi
karakteristik saluran, dan yz yang disebut
konstanta rambatan (propagation constant).
Persamaan (4.19) dan (4.20) memberikan nilai-
nilai rms dari V dan I dengan sudut-sudut
fasanya pada setiap titik di sepanjang saluran
sebagai fungsi jarak x dari ujung penerima ke
titik tersebut, asal saja V R , I R dan parameter
saluran diketahui.
51
VR / Z c I R x jx VR / Z c I R x jx
I
2 2
(4.23)
Sifat-sifat dari x dan jx membantu kita
menjelaskan perubahan fasor tegangan dan
arus sebagai fungsi dari jarak di sepanjang
saluran. Suku x berubah-rubah besarnya jika
x berubah, tetapi suku jx , yang identik
dengan cos x j sin x , besarnya selalu sama
dengan 1 dan memyebabkan pergeseran fasa
sebesar rad per satuan Panjang saluran.
Suku pertama dalam persamaan
(4.22), VR I R Z c / 2 , bertambah besarnya
x jx
52
Suku kedua persamaan
(4.22), VR I R Z c / 2
x jx
, berkurang
besarnya dan mundur fasanya dari ujung
penerima menuju ujung pengirim. Suku ini
dinamakan tegangan pantul (reflected voltage).
Pada setiap titik di sepanjang saluran,
tegangannya adalah jumlah komponen tegangan
dating dan tegangan pantul pada titik itu.
Karena persamaan untuk arus sama dengan
persamaan untuk tegangan, arus dapat
dipandang sebagai terdiri dari arus dating dan
arus pantul.
Jika saluran ditutup dengan impedansi
karakteristiknya Z c , tegangan ujung penerima
VR sama dengan I R Z c dan tidak ada timbul
gelombang pantul baik berupa sebagai
pengganti VR dalam persamaam (4.22) dan
(4.23). Saluran yang ditutup dengan impedansi
karakteristiknya sendiri dinamakan saluran
datar (flat line) atau saluran tak terhingga
(infinite line). Istilah ini timbul dari kenyataan
bahwa saluran yang tak berhingga panjangnya
tidak akan mungkin mempunyai gelombang
pantul. Biasanya saluran daya tidak ditutup
dengan impedansi karakteristiknya, tetapi
saluran komunikasi sering ditutup demikian
untuk menghilangkan gelombang pantul. Suatu
nilai khas untuk Z c adalah 400 untuk
saluran rangkaian tunggal atas tiang 200
untuk dua rangkaian paralel.
53
c. Saluran Transmisi Panjang dalam
persamaan Hiperbolis
Gelombang datang dan gelombang pantul suatu
tegangan jarang didapat dalam perhitungan
tegangan saluran daya. Alasan untuk
membicarakan tegangan dan arus saluran
dalam komponen datang dan komponen
pantulnya ialah karena analisis semacam itu
sangat membantu dan mendapatkan pengertian
yang lebih mendalam mengenai beberapa gejala
yang ditimbulkan pada saluran transmisi.
Bentuk persamaan yang lebih mudah untuk
menghitung arus dan tegangan suatu saluran
tenaga diperoleh dengan memperkenalkan
fungsi hiperbolis. Fungsi hiperbolis didefinisikan
dalam bentuk eksponensial sebagai berikut:
snh (4.24)
2
cosh (4.25)
2
dengan mengatur kembali persamaan (4.19) dan
(4.20) dan memasukan fungsi hiperbolis untuk
suku eksponensialnya, didapatkan suatu
himpunan persamaan baru. Persamaan-
persamaan baru yang memberikan tegangan
dan arus di mana saja di sepanjang saluran
adalah
V VR cosh x I R Z c sinh x (4.26)
VR
I I R cosh x sinh x (4.27)
Zc
54
Dengan memisalkan x l untuk
mendapatkan tegangan dan arus pada ujung
pengirim, maka kita dapatkan
VS VR cosh l I R Z c sinh l (4.28)
dan
VR
I I R cosh l sinh l (4.29)
Zc
dengan meneliti persamaan-persamaan ini kita
lihat bahwa konstanta rangkaian umum untuk
saluran yang panjang adalah
sinh l
A cosh l C (4.30)
Zc
B Z c sinh l D cosh l (4.31)
Vs
I R I S cosh l sinh l (4.33)
Zc
Untuk saluran tiga fasa seimbang, arus dalam
persamaan-persamaan diatas adalah arus
saluran, dan tegangan adalah tegangan dari
saluran ke netral, yaitu tegangan dibagi dengan
3. Untuk menyelesaikan persamaan-
persamaan itu, hiperbolis harus kita hitung
dulu. Karena l biasanya kompleks, fungsi
55
hiperbolis itu juga rumit dan tidak dapat
ditemukan langsung dari tabel biasa atau
dengan kalkulator elektronik. Sebelum
pemakaian komputer digital meluas bermacam-
macam grafik, beberapa diantaranya dirancang
khusus untuk nilai-nilai yang biasa dijumpai
dalam perhitunga saluran transmisi, sering
digunakan untuk menghitung fungsi hiperbolis
dengan argumen kompleks. Pada masa kini
komputer digital menyediakan cara-cara yang
bisa untuk memasukan fungsi-fungsi semacam
itu ke dalam perhitungan kita.
Persamaan diferensial berikut memberikan
uraian sinus dan cosines hiperbolis dari bentuk
fungsi lingkaran :
Coshl jl cosh l. cos l j sinh l. sin l
(4.34)
Sinh l jl sinh l. cos l j cosh l. sin l
(4.35)
56
d. Pengaturan tegangan
Solusi:
VS I VR
PR 30 MW ; pf = 0,9 terkebelakang
V R 70 kV L L 70 / 3 kV L N
40.416 Volt L N
PR
IR
3 V R L L . pf
30.000 KW 25,84 0
274,94 25,84 0 A
3 70 kV 0,9
Z 0,2 j 0,608.50 ohm
10 j30,4 ohm 32 71,8 0
V S V R I .Z
40.416 274,94 25,84 0 32 71,8 Volt
40.416 8.798 45,96 0
57