Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HUBUNGAN ARUS DAN


TEGANGAN PADA
SALURAN TRANSMISI

Tujuan Umum:
 Mahasiswa dapat memahami hubungan arus
dan tegangan pada saluran transmisi

Tujuan Khusus:
 Mahasiswa dapat memahami klasifikasi
saluran berdasarkan panjang saluran
 Mahasiswa mampu menganalisis saluran
transmisi berdarkan panjang saluran serta
menghitung nilai tegangan pada sisi kirim dan
terima

4.1 Representasi Saluran

Persamaan-persamaan umum yang


menghubungkan tegangan dan arus pada
saluran transmisi memperhitungkan juga fakta

41
bahwa keempat parameter saluran transmisi
tersebar merata disepanjang saluran.
Persamaan umum yang dipakai menggunakan
parameter yang disatukan (lumped) yang
menghasilkan ketelitian yang cukup tinggi
untuk saluran pendek, saluran menengah. Jika
saluran atas tiang dimasukan ke dalam kelas
saluran pendek, kapasitansi paralel (shunt)
adalah demikian kecilnya sehingga seluruhnya
dapat diabaikan, dan hanya memperhitungkan
nilai R seri dan L seri untuk seluruh panjang
saluran.
Generator yang digambarkan sebagai suatu
impedansi yang dihubungkan seri dengan emf
yang dibangkitkan pada masing-masing
fasanya.
Saluran menengah (medium length) dapat
dipresentaikan dengan R dan L sebagai
parameter terpusat dengan setengah
kapasitansi ke netral dari saluran terpusat pada
masing-masing ujung rangkaian ekivalen.
Konduktansi paralel (shunt conductance) G,
biasanya diabaikan dalam perhitungan
tegangan dan arus pada saluran transmisi daya
atas tiang.
Sehubungan dengan perlu atau tidaknya
penanganan kapasitansi, Saluran kawat
terbuka 60 Hz yang kurang dari 80 km (50 mil)
adalah termasuk saluran pendek. Saluran
menengah anatara 80 km (50 mil) dan 240 km
(150 mil). Saluran yang lebih panjang dari 240
km (150 mil) memerlukan perhitungan yang
menggunakan konstanta tersebar (distribured).

42
Biasanya saluran transmisi dioperasikan
dengan beban tiga fasa seimbang. Meskipun
saluran tidak dipisahkan dengan jarak yang
sama dan tidak ditransposisikan,
ketidaksimetrisan yang dihasilkan biasanya
kecil saja, sehingga fasanya dapat dianggap
seimbang.
Untuk membedakan antara impedansi seri
keseluruhan saluran dengan impedansi per
satuan panjang dipakai tatanama berikut ini:
z = impedansi seri per satuan panjang per fasa
y = admitansi paralel / satuan pajang / fasa ke
netral
l = panjang saluran
Z = zl = impedasi seri total per fasa
Y = yl = admitansi paralel total per fasa

4.2. Saluran Transmisi Pendek

Rangkaian ekivalen suatu saluran transmisi


pendek, dimana Is dan IR merupakan arus pada
ujung pengirim dan ujung penerima.
Rangkaian itu dapat diselesaikan dengan
rangkaian ac seri yang sederhana. Karena tidak
terdapat cabang paralel (shunt), arus pada
ujung pengirim dan penerima akan sama
besarnya, sehingga
Is  IR (4.1)

tegangan pada ujung pengirim adalah

Vs  V R  I R .Z (4.2)

43
dimana Z adalah zl, yaitu impedansi seri
keselurhan saluran.
Pengaruh perobahan faktor daya dari beban
terhadap regulasi tegangan (voltage regulation)
saluran adalah paling mudah dimengerti untuk
saluran pendek. Regulasi tegangan pada
saluran transmisi adalah kenaikan tegangan
pada ujung penerima yang dinyatakan dalam
persentase tegangan beban penuh jika beban
penuh dengan faktor daya tertentu dilepaskan
sedangkan tegangan pada ujung pengirim
dibuat tetap. Dalam bentuk persamaan
VR , NL  VR , FL
Persen reglasi   100 (4.3)
VR , FL

Dimana V R , NL adalah besarnya tegangan pada


ujung penerima dalam keadaan tanpa beban
dan V R , FL adalah besarnya tegangan pada
ujung penerima dengan beban penuh dan Vs
konstan.

4.3 Saluran Transmisi menengah

Admitansi shunt yang biasanya merupakan


kapasitansi murni, dimasukan dalam
perhitungan untuk saluran jarak menengah.
Jika keseluruhan admitansi shunt saluran
dibagi dua sama besar dan ditempatkan pada
masing-masing ujung pengirim dan ujung
penerima rangkaian yang terbentuk dinamakan

44
dengan nominal phi. Sehingga tegangan dan
arus pada ujung pengirim adalalah;

 ZY 
Vs    1 V R  Z . I R (4.4)
 2 

 ZY   ZY 
I s  V R Y 1    1 I R (4.5)
 4   2 
sedangkan persamaan ini dapat juga
diturunkan menjadi persamaan pada nomial T,
dimana seluruh admitansi shunt saluran
terpusat pada cabang shunt T dan impedansi
serinya terbagi dua sama besar pada kedua
cabang serinya. Sehingga tegangan dan arus
pada ujung pengirim adalah:

 ZY   Z 2Y 
V s  1  
 R 
V  Z  I R (4.6)
 2   4 

 ZY 
I s  YVR  1  I R (4.7)
 2 

4.4 Saluran Panjang

Saluran panjang dapat diselesaikan dengan


beberapa persamaan diantaranya;
a. Persamaan Diferensial
Untuk penyelesaian yang teliti dari setiap
saluran transmisi dengan frekuensi 60 Hz yang

45
panjangnya kira-kira 150 mil, diperlukan
ketelitian yang tinggi dengan memperhitungkan
parameter yang tidak terpusat menjadi satu,
melainkan tersebar merata diseluruh panjang
saluran.

Gambar 4.1 Diagram Saluran Transmisi

Gambar 4.1 memperlihatkan satu fasa dan


hubungan netral saluran tiga fasa. Disini tidak
terlihat parameter terpusat, karena memang
kita sudah siap untuk membahas penyelesaian
saluran dengan impedansi dan admitansi yang
tersebar secara merata dan seragam (uniformly
distributed). Diagram yang sama jugsa
mempresentasikan saluran fasa-tunggal, jika
impedansi seri saluran itu adalah impedansi
seri keseluruhan (loop series impedance) dari
saluran fasa tunggal teersebut dan bukannya
seri per fasa untuk saluran tiga fasa, sedangkan
admitansi shunt adalah admitansi shunt antar
saluran untuk saluran fasa tunggal itu dan
bukannya amitansi shunt ke netral pada
saluran tiga fasa.
Dalam gambar 4.1 kita akan meninjau suatu
unsure yang sangat kecil dalam saluran dan

46
kita hitung beda tegangan dan beda arus
diantara kedua ujung unsur tersebut. Kita
misalkan x adalah jarak yang diukur dari ujung
penerima saluran ke unsur kecil saluran itu,
sedangkan  x panjang unsur itu. Maka
zx adalah impedansi seri sepanjang unsur
saluran itu, dan yx adalah amitansi shunt.
Tegangan terhadap netral pada ujung unsur
pada sisi beban adalah V, dan V aadalah rumus
kompleks tegangan rms, yang besar dan fasanya
berubah dengan jarak sepanjang saluran.
Tegangan pada ujung unsur pada sisi generator
adalah V  V . Kenaikan tegangan di sepanjang
saluran u8nsur saluran dengan arah x yang
meningkat adalah V , yang merupakan
tegangan pada sisi generator dikurangi dengan
tegangan pada sisi beban. Kenaikan tegangan
pada arah x yang meningkat adalah juga
merupakan hasil kali arus dalam unsure yang
mengalir berlawanan dengan arah x yang
menigkat adalah juga merupakan hasil kali arus
dalam unsur yang mengalir berlawanan dengan
arah x yang meningkat dan impedansu unsur,
atau Izx , sehingga
V  Izx 4.8)
atau
V
 Iz (4.9)
x
dan untuk x  0, limit perbandingan di atas
menjadi

47
dV
 Iz (4.10)
dx
demikian juga, arus yang mengalir ke luar dari
unsur menuju beban adalah I. Besar dan fasa I
ini berubah dengan jarak sepanjang saluran
karena admitansi shunt yang tersebat di
sepanjang saluran itu. Arus yang mengalir
menuju unsur dari arah generator adalah
I  I . Arus yang memasuki unsur dari arah
generator adalah lebih besar dari pada arus
yang meninggalkan unsur ke arah beban, dan
selisih besarnya arus tersebut adalah I .
Selisih arus ini adalah arus Vyx yang mengalir
di dalam admitansi shunt unsur, maka
I  Vyx
dan dengan mengikuti langkah-langkah seperti
pada persamaan (4.8) dan (4.9) kita dapatkan
dI
 Vy (4.11)
dx
dengan mendeferensiasikan persamaan (4.10)
dan (4.11) kita peroleh

d 2V dI
2
z (4.12)
dx dx
dan
d 2I dV
2
y (4.13)
dx dx
Jika kita masukan nilai dI / dx dan dV / dx dari
persamaan (4.10) dan (4.11) barturut-turut ke

48
dalam persamaan (4.12) dan (4.13), kita
dapatkan

d 2V
 yzV (4.14)
dx 2
dan

d 2I
yzI (4.15)
dx 2
Sekarang kita mempunyai suatu persamaan
(4.14) dimana variable-variabelnya hanyalah V
dan x, dan suatu persamaan lain (4.15) yang
variabelnya adalah I dan x. Penyelesaian
persamaan (4.14) dan (4.15) berturut-turut V
dan I harus merupakan rumusan yang bila
dideferensiasikan dua kali terhadap x yang
menghasilkan rumusan aslinya dengan
konstanta yz. Misalnya, penyelesaian untuk V
bila dideferensiasikan dua kali terhadap x harus
menghasilkan yzV. Ini berarti bahwa
penyelesaiannya akan berbentuk eksponensial.
Karena itu kita misalkan bahwA penyelesaian
persamaan (4.14) adalah

V  A1eksp   
yz .x  A2 eksp  yz .x  (4.16)

dengan dua kali mendiferensiasikan persamaan


(4.16) terhadap x

d 2V
dx 2

 yz A1eksp    
yz .x  A2 eksp  yz .x (4.17)

Oleh karena itu, persamaan (4.16) adalah


penyelesaian dari persamaan (4.14). Jika kita

49
masukan nilai V yang diberikan persamaan
(4.16) ke dalam persamaan (4.10), kita dapatkan

I
1
z/ y
A1eksp  
yz .x 
1
z/ y

A2 eksp  yz .x 
(4.18)
Konstanta A1 dan A2 dapat dihitung dengan
menggunakan keadaan pada ujung penerima
saluran, yaitu jika x  0,V  VR dan I  I R .
Dengan mensubsitusikan nilai-nilai ini dalam
persamaan (4.16) dan (4.18) diperoleh

VR  A1  A2 dan IR 
1
 A1  A2 
z/ y

Penggantian Z c  z / y dan penyelesaian


A1 memberikan
VR  I R Z c VR  I R Zc
A1  dan A2 
2 2
Kemudian, dengan memasukan nilai-nilai yang
telah diperoleh untuk A1 dan A2 ke dalam
persamaan (4.16) dan (4.18) dan memisalkan
  yz , kita dapatkan
VR  I R .Zc x VR  I R Zc x
V    (4.19)
2 2
VR / Zc  I R x VR  I R Zc x
I    (4.20)
2 2

50
dimana Zc  z / y yang disebut impedansi
karakteristik saluran, dan   yz yang disebut
konstanta rambatan (propagation constant).
Persamaan (4.19) dan (4.20) memberikan nilai-
nilai rms dari V dan I dengan sudut-sudut
fasanya pada setiap titik di sepanjang saluran
sebagai fungsi jarak x dari ujung penerima ke
titik tersebut, asal saja V R , I R dan parameter
saluran diketahui.

b. Interpretasi Persamaan Saluran


Transmisi Panjang
Baik  maupun Z c kedua-duanya merupakan
besarana kompleks. Bagian nyata konstanta
rambatan  disebut konstanta redaman
(attenuation constant)  dan diukur dalam
neper per satuan Panjang. Bagian khayal dari
 dinamakan konstanta fasa (phase constant)
 dan diukur dalam radian per satuan Panjang,
maka;
    j (4.21)
dan persamaan (4.19) dan (4.20) menjadi
VR  I R Z c x jx VR  I R Z c x  jx
V     
2
(4.22)

51
VR / Z c  I R x jx VR / Z c  I R x  jx
I     
2 2
(4.23)
Sifat-sifat dari  x dan  jx membantu kita
menjelaskan perubahan fasor tegangan dan
arus sebagai fungsi dari jarak di sepanjang
saluran. Suku  x berubah-rubah besarnya jika
x berubah, tetapi suku  jx , yang identik
dengan cos x  j sin x , besarnya selalu sama
dengan 1 dan memyebabkan pergeseran fasa
sebesar  rad per satuan Panjang saluran.
Suku pertama dalam persamaan
(4.22), VR  I R Z c  / 2  , bertambah besarnya
x jx

dengan maju fasanya seiring dengan jarak dari


ujung penerima. Sebaliknya jika ditinjau
gerakan disepanjang saluran dari ujung
pengirim kearah ujung penerima, suku itu akan
berkurang besarnya dan diperlambat fasanya.
Ini adalah karakteristik suatu gelombang
berjalan (traveling wave) dan sama dengan
prilaku suatu gelombang dalam air, yang
berubah besarnya dengan waktu di setiap titik,
sedangkan fasanya diperlambat dan nilai
maksimumnya menyusut dengan jarak dari titik
asalnya. Perubahan pada nilai sesaat tidak
dinyatakan dalam suku tersebut, tetapi telah
dapat mengerti karena VR dan I R adalah fasor.
Suku pertama dalam persamaan (4.22) disebut
tegangan datang (incident voltage).

52
Suku kedua persamaan
(4.22), VR  I R Z c  / 2 
x  jx
, berkurang
besarnya dan mundur fasanya dari ujung
penerima menuju ujung pengirim. Suku ini
dinamakan tegangan pantul (reflected voltage).
Pada setiap titik di sepanjang saluran,
tegangannya adalah jumlah komponen tegangan
dating dan tegangan pantul pada titik itu.
Karena persamaan untuk arus sama dengan
persamaan untuk tegangan, arus dapat
dipandang sebagai terdiri dari arus dating dan
arus pantul.
Jika saluran ditutup dengan impedansi
karakteristiknya Z c , tegangan ujung penerima
VR sama dengan I R Z c dan tidak ada timbul
gelombang pantul baik berupa sebagai
pengganti VR dalam persamaam (4.22) dan
(4.23). Saluran yang ditutup dengan impedansi
karakteristiknya sendiri dinamakan saluran
datar (flat line) atau saluran tak terhingga
(infinite line). Istilah ini timbul dari kenyataan
bahwa saluran yang tak berhingga panjangnya
tidak akan mungkin mempunyai gelombang
pantul. Biasanya saluran daya tidak ditutup
dengan impedansi karakteristiknya, tetapi
saluran komunikasi sering ditutup demikian
untuk menghilangkan gelombang pantul. Suatu
nilai khas untuk Z c adalah 400  untuk
saluran rangkaian tunggal atas tiang 200 
untuk dua rangkaian paralel.

53
c. Saluran Transmisi Panjang dalam
persamaan Hiperbolis
Gelombang datang dan gelombang pantul suatu
tegangan jarang didapat dalam perhitungan
tegangan saluran daya. Alasan untuk
membicarakan tegangan dan arus saluran
dalam komponen datang dan komponen
pantulnya ialah karena analisis semacam itu
sangat membantu dan mendapatkan pengertian
yang lebih mendalam mengenai beberapa gejala
yang ditimbulkan pada saluran transmisi.
Bentuk persamaan yang lebih mudah untuk
menghitung arus dan tegangan suatu saluran
tenaga diperoleh dengan memperkenalkan
fungsi hiperbolis. Fungsi hiperbolis didefinisikan
dalam bentuk eksponensial sebagai berikut:
    
snh  (4.24)
2
    
cosh    (4.25)
2
dengan mengatur kembali persamaan (4.19) dan
(4.20) dan memasukan fungsi hiperbolis untuk
suku eksponensialnya, didapatkan suatu
himpunan persamaan baru. Persamaan-
persamaan baru yang memberikan tegangan
dan arus di mana saja di sepanjang saluran
adalah
V  VR cosh x  I R Z c sinh x (4.26)

VR
I  I R cosh x  sinh x (4.27)
Zc

54
Dengan memisalkan x  l untuk
mendapatkan tegangan dan arus pada ujung
pengirim, maka kita dapatkan
VS  VR cosh l  I R Z c sinh l (4.28)

dan
VR
I  I R cosh l  sinh l (4.29)
Zc
dengan meneliti persamaan-persamaan ini kita
lihat bahwa konstanta rangkaian umum untuk
saluran yang panjang adalah
sinh l
A  cosh l C (4.30)
Zc
B  Z c sinh l D  cosh l (4.31)

Persamaan (4.30) dan (4.31) dapat


diselesaikan untuk VR dan I R dengan VS dan I S
sebagai suku-sukunya, didapatkan
VR  VS cosh l  I S Z c sinh l (4.32)

Vs
I R  I S cosh l  sinh l (4.33)
Zc
Untuk saluran tiga fasa seimbang, arus dalam
persamaan-persamaan diatas adalah arus
saluran, dan tegangan adalah tegangan dari
saluran ke netral, yaitu tegangan dibagi dengan
3. Untuk menyelesaikan persamaan-
persamaan itu, hiperbolis harus kita hitung
dulu. Karena l biasanya kompleks, fungsi

55
hiperbolis itu juga rumit dan tidak dapat
ditemukan langsung dari tabel biasa atau
dengan kalkulator elektronik. Sebelum
pemakaian komputer digital meluas bermacam-
macam grafik, beberapa diantaranya dirancang
khusus untuk nilai-nilai yang biasa dijumpai
dalam perhitunga saluran transmisi, sering
digunakan untuk menghitung fungsi hiperbolis
dengan argumen kompleks. Pada masa kini
komputer digital menyediakan cara-cara yang
bisa untuk memasukan fungsi-fungsi semacam
itu ke dalam perhitungan kita.
Persamaan diferensial berikut memberikan
uraian sinus dan cosines hiperbolis dari bentuk
fungsi lingkaran :
Coshl  jl   cosh l. cos l  j sinh l. sin l
(4.34)
Sinh l  jl   sinh l. cos l  j cosh l. sin l
(4.35)

Contoh Soal 4.1

Suatu saluran transmisi tiga fasa, 50 km, 70


kV, mempunyai konstanta R = 0,20 ohm/km, X
= 0,608 ohm/km, Y = j 4,0 x 10-6 mho/km.
Saluran transmisi tersebut mensuplai beban 30
MW dan faktor daya pf = 0,9 terkebelakang.
Tegangan pada ujung beban 70 kV. Hitunglah:
a. Tegangan pada ujung kirim
b. Daya pada ujung kirim
c. Efisiensi transmisi

56
d. Pengaturan tegangan

Solusi:

a. Karena panjang saluran 50 km, maka


termasuk saluran pendek.
IS  IR  I
V S  V R  I .Z

VS I VR

PR  30 MW ; pf = 0,9 terkebelakang
V R  70 kV L  L   70 / 3 kV L  N 
 40.416 Volt L  N 
PR
IR 
3 V R L  L . pf
30.000 KW   25,84 0
  274,94   25,84 0 A
3  70 kV  0,9
Z  0,2  j 0,608.50 ohm
 10  j30,4 ohm  32 71,8 0
V S  V R  I .Z
 40.416  274,94   25,84 0  32 71,8 Volt
 40.416  8.798 45,96 0

 40.416  6.116  j 6.324

57

Anda mungkin juga menyukai