Pengertian Dispersi
Dispersi gelombang
Dispersi gelombang adalah perubahan bentuk gelombang ketika gelombang merambat pada
suatu medium.Medium nyata yang gelombangnya merambat dapat disebut sebagai medium
nondispersi.Dalam medium nondispersi,gelombang mempertahankan bentuknya.
Contoh medium non disperse adalah udara sebagai medium perambatan dari gelombang bunyi.
Gelombang-gelombang cahaya yang terdapat dalam vakum adalah nondispersi secara sempurna.
Cahaya putih(polikromatik) yang dirambatkan pada prisma kaca mengalami dispersi sehingga
membentuk spektrum warna-warna pelangi.
Dispersi gelombang yang terjadi dalam prisma kaca terjadi karena kaca termasuk medium
dispersi untuk gelombang cahaya.
Dispersi cahaya adalah penguraian cahaya putih atas komponen – komponen warna
pelangi.Dalam percobaan di laboratorium,penguraian cahaya tersebut menggunakan sebuah
kotak sinar dan sebuah prisma kaca. Jika sebuah sinar yang keluar dari kotak diarahkan ke salah
satu bidang pembias prisma,maka sinar yang keluar dari bidang prisma lainnya akan terpisah
menjadi 7 warna pelangi.
Dalam kehidupan sehari hari,contoh penerapan dispersi adalah pembentukan pelangi.selain
itu,dispersi juga mempunyai pengertian sebagai berikut:
Sebuah prisma atau kisi-kisi mempunyai kemampuan untuk menguraikan cahaya menjadi warna-
warna spektralnya.Indeks cahaya suatu bahan menentukan panjang gelombang cahaya yang
dapat diuraikan menjadi komponen-komponennya.Untuk cahaya ultra violet digunakan prisma
dari Kristal,untuk cahaya putih digunakan prisma dari kaca,dan untuk cahaya infrarot digunakan
prisma dari garam batu.
Peristiwa dispersi ini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya. Cahaya berwarna
merah mengalami deviasi terkecil sedangkan warna ungu mengalami deviasi terbesar.
RUMUS-RUMUS DISPERSI
Setiap warna mengalami pembiasan yang berbeda.Setiap warna mengalami deviasi dari arah
semula.Sudut yang dibentuk oleh sinar yang keluar dengan sinar datang dinamakan sudut
devisiasi.
Selisih sudut devisiasi ungu dengan sudut devisiasi merah dinamakan sudut dispersi.untuk
kondisi dimana terjadi devisiasi menimum(D) dan sudut pembias kecil,maka berlaku hubungan
sebagai berikut:
Devisiasi minimum=ungu(Du)
Devisiasi minimum=merah(Dm)
Sudut dispersi
=u-m
=(nu – nm)
Keterangan:
Catatan:
Untuk menghilangkan dispersi antara sinar ungu dan sinar merah kita gunakan susunan Prisma
Akhromatik.
Untuk menghilangkan deviasi suatu warna,misalnya hijau,kita gunakan susunan prisma pandang
lurus.
KESIMPULAN
*.Peristiwa dispersi terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya. Cahaya
berwarna merah mengalami deviasi terkecil sedangkan warna ungu mengalami deviasi
terbesar.
Difraksi adalah kecenderungan gelombang yang dipancarkan dari sumber melewati celah yang terbatas
untuk menyebar ketika merambat. Menurut prinsip Huygens, setiap titik pada front gelombang cahaya
dapat dianggap sebagai sumber sekunder gelombang bola.
Difraksi Fresnel
Geometri difraksi dengan sistem koordinat antara celah pada bidang halangan dan citra pada
bidang pengamatan.
Difraksi Fresnel adalah pola gelombang pada titik (x,y,z) dengan persamaan:
di mana:
, dan
Difraksi Fraunhofer
Dalam teori difraksi skalar (en:scalar diffraction theory), Difraksi Fraunhofer adalah pola
gelombang yang terjadi pada jarak jauh (en:far field) menurut persamaan integral difraksi
Fresnel sebagai berikut:
[1]
Persamaan di atas menunjukkan bahwa pola gelombang pada difraksi Fresnel yang skalar
menjadi planar pada difraksi Fraunhofer akibat jauhnya bidang pengamatan dari bidang
halangan.
Pendekatan numerik dari pola difraksi pada sebuah celah dengan lebar empat kali panjang
gelombang planar insidennya.
Grafik dan citra dari sebuah difraksi celah tunggal
Sebuah celah panjang dengan lebar infinitesimal akan mendifraksi sinar cahaya insiden menjadi
deretan gelombang circular, dan muka gelombang yang lepas dari celah tersebut akan berupa
gelombang silinder dengan intensitas yang uniform.
Secara umum, pada sebuah gelombang planar kompleks yang monokromatik dengan
panjang gelombang &lambda yang melewati celah tunggal dengan lebar d yang terletak pada
bidang x′-y′, difraksi yang terjadi pada arah radial r dapat dihitung dengan persamaan:
dengan asumsi sumbu koordinaat tepat berada di tengah celah, x′ akan bernilai dari hingga
Sebuah celah dengan lebar melebihi panjang gelombang akan mempunyai banyak sumber titik
(en:point source) yang tersebar merata sepanjang lebar celah. Cahaya difraksi pada sudut tertentu
adalah hasil interferensi dari setiap sumber titik dan jika fase relatif dari interferensi ini
bervariasi lebih dari 2π, maka akan terlihat minima dan maksima pada cahaya difraksi tersebut.
Maksima dan minima adalah hasil interferensi gelombang konstruktif dan destruktif pada
interferensi maksimal.
Difraksi Fresnel/difraksi jarak pendek yang terjadi pada celah dengan lebar empat kali panjang
gelombang, cahaya dari sumber titik pada ujung atas celah akan berinterferensi destruktif dengan
sumber titik yang berada di tengah celah. Jarak antara dua sumber titik tersebut adalah .
Deduksi persamaan dari pengamatan jarak antara tiap sumber titik destruktif adalah:
Difraksi jarak jauh untuk pengamatan ini dapat dihitung berdasarkan persamaan integral difraksi
Fraunhofer menjadi:
Sketsa interferensi Thomas Young pada difraksi celah ganda yang diamati pada gelombang air.[2]
Pada mekanika kuantum, eksperimen celah ganda yang dilakukan oleh Thomas Young
menunjukkan sifat yang tidak terpisahkan dari cahaya sebagai gelombang dan partikel. Sebuah
sumber cahaya koheren yang menyinari bidang halangan dengan dua celah akan membentuk
pola interferensi gelombang berupa pita cahaya yang terang dan gelap pada bidang pengamatan,
walaupun demikian, pada bidang pengamatan, cahaya ditemukan terserap sebagai partikel diskrit
yang disebut foton.[3][4]
Pita cahaya yang terang pada bidang pengamatan terjadi karena interferensi konstruktif, saat
puncak gelombang (en:crest) berinterferensi dengan puncak gelombang yang lain, dan
membentuk maksima. Pita cahaya yang gelap terjadi saat puncak gelombang berinterferensi
dengan landasan gelombang (en:trough) dan menjadi minima. Interferensi konstruktif terjadi
saat:
di mana
Persamaan ini adalah pendekatan untuk kondisi tertentu.[5] Persamaan matematika yang lebih
rinci dari interferensi celah ganda dalam konteks mekanika kuantum dijelaskan pada dualitas
Englert-Greenberger.
Difraksi celah ganda (atas) dan difraksi celah 5 dari sinar laser
Diagram dari difraksi dengan jarak antar celah setara setengah panjang gelombang yang
menyebabkan interferensi destruktif
Difraksi celah majemuk (en:Diffraction grating) secara matematis dapat dilihat sebagai
interferensi banyak titik sumber cahaya, pada kondisi yang paling sederhana, yaitu yang terjadi
pada dua celah dengan pendekatan Fraunhofer, perbedaan jarak antara dua celah dapat dilihat
pada bidang pengamatan sebagai berikut:
di mana
Pada sinar insiden yang membentuk sudut θi terhadap bidang halangan, perhitungan maksima
menjadi:
Cahaya yang terdifraksi dari celah majemuk dapat dihitung dengan penjumlahan difraksi yang
terjadi pada setiap celah berupa konvolusi dari pola difraksi dan interferensi.
Referensi
Polarisasi adalah suatu peristiwa perubahan arah getar gelombang pada cahaya yang acak
menjadi satu arah getar; dari sumber lain mengatakan bahwa Polarisasi adalah peristiwa
penyerapan arah bidang getar dari gelombang.
Gejala polarisasi hanya dapat dialami oleh gelombang transversal saja, sedangkan gelombang
longitudinal tidak mengalami gejala polarisasi. Fakta bahwa cahaya dapat mengalami polarisasi
menunjukkan bahwa cahaya merupakan gelombang transversal.
Polarisasi Gelombang
Pada umumnya, gelombang cahaya mempunyai banyak arah getar. Suatu gelombang yang
mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak terpolarisasi, sedangkan gelombang yang
memilki satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi.
Gejala polarisasi dapat digambarkan dengan gelombang yang terjadi pada tali yang dilewatkan
pada celah. Apabila tali digetarkan searah dengan celah maka gelombang pada tali dapat
melewati celah tersebut. Sebaliknya jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah maka
gelombang pada tali tidak bisa melewati celah tersebut.
Sinar alami seperti sinar Matahari pada umumnya adalah sinar yang tak terpolarisasi. Cahaya
dapat mengalami polarisasi dengan berbagai cara, antara lain karena peristiwa pemantulan,
pembiasan, bias kembar, absorbsi selektif, dan hamburan.
Di mana cahaya yang dipantulkan merupakan cahaya yang terpolarisasi sempurna, sedangkan
sinar bias merupakan sinar terpolarisasi sebagian. Sudut datang sinar yang dapat menimbulkan
cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang dibiaskan merupakan sinar yang terpolarisasi.
Sudut datang seperti ini dinamakan sudut polarisasi (ip) atau sudut Brewster. Pada saat sinar
pantul dan sinar bias saling tegak lurus (membentuk sudut 90o) akan berlaku ketentuan bahwa :
i + r = 90o atau r = 90o – i
Dari hukum Snellius tentang pembiasan berlaku bahwa:
Rumus Sudut Pandang
Cahaya yang lurus disebut cahaya biasa, yang memenuhi hukum Snellius dan cahaya ini tidak
terpolarisasi. Sedangkan cahaya yang dibelokkan disebut cahaya istimewa karena tidak
memenuhi hukum Snellius dan cahaya ini adalah cahaya yang terpolarisasi.
Peristiwa polarisasi ini disebut polarisasi karena absorbsi selektif. Polaroid banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pelindung pada kacamata dari sinar matahari
(kacamata sun glasses) dan polaroid untuk kamera.
Polarisasi karena Absorbsi Selektif
Home
Ekonomi
Budaya
Geografi
Kimia
Sejarah
Fisika
Home » Fisika » Pengertian Interferensi Cahaya, Celah Ganda, Minimum, Maksimum, Lapisan Tipis,
Cincin Newton, Sifat Gelombang, Rumus, Contoh Soal, Jawaban
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Interferensi terjadi
jika terpenuhi dua syarat berikut ini.
a. Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus memiliki
beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama.
Fenomena interferensi cahaya ditunjukkan oleh percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young. Berkas
cahaya yang melalui celah S1 dan S2 berasal dari celah sempit S0, tampak pada Gambar 1.
Jika berkas cahaya melalui S1 dan S2, maka celah tersebut (S1 dan S2) akan berfungsi sebagai sumber
cahaya baru dan menyebarkan sinarnya ke segala arah. Apabila cahaya dari celah S1 dan
S2 berinterferensi, maka akan terbentuk suatu pola interferensi. Pola interferensi tersebut dapat
ditangkap pada layar berupa pola garis terang dan gelap. Interferensi dapat terjadi karena adanya beda
lintasan berkas cahaya dari S1 dan S2. Jika jarak antara kedua celah (d), jauh lebih kecil daripada jarak
celah terhadap layar, l (d << l ), maka beda lintasan pada titik sembarang P adalah S2P – S1P = d sin θ .
Apabila dua gelombang bertemu, dan saling menguatkan, maka akan terjadi interferensi maksimum dan
terbentuk pola garis terang. Pada celah ganda, interferensi ini akan terjadi apabila kedua gelombang
memiliki fase yang sama (sefase), yaitu apabila keduanya berfrekuensi sama dan titik-titik yang
bersesuaian berada pada tempat yang sama selama osilasi pada saat yang sama.
Jarak garis terang ke-n dari pusat terang dinyatakan dengan persamaan:
Karena l >> d, maka sudut θ sangat kecil, sehingga berlaku pendekatan sinθ = tanθ = p / l
n. λ = d (p / l)
n. λ = pd / l ............................................................. (2)
dengan:
p = jarak garis terang dari pusat terang
λ = panjang gelombang
Interferensi maksimum terjadi jika dua gelombang bertemu dan saling menguatkan. Namun, jika dua
gelombang tidak bertemu, dan akan saling meniadakan maka terjadi interferensi minimum, sehingga
terbentuk pola garis gelap. Interferensi ini terjadi pada dua gelombang yang tidak sefase. Jarak garis
gelap ke-n dari pusat terang adalah:
Bilangan n menyatakan orde atau nomor gelap, yang besarnya n = 1, 2, 3, ... . Untuk n = 1 disebut
minimum orde ke-1.
Mengingat sinθ = p / l
dengan p adalah jarak gelap ke-n dari pusat terang. Pada interferensi celah ganda, jarak dua garis terang
yang berurutan sama dengan jarak dua garis gelap yang berurutan. Dengan mengunakan persamaan (2)
diperoleh:
(Δpd / l) = Δnλ ................................................... (5)
Untuk dua garis terang mapun dua garis gelap berurutan dapat dikatakan ikatakan nilai Δn =1, sehingga
jarak antara dua garis terang maupun jarak antara dua garis gelap berurutan dapat diperoleh dengan
persamaan:
Pola interferensi pada lapisan tipis dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu panjang lintasan optik dan
perubahan fase sinar pantul.
Gambar 4. Interferensi cahaya pada lapisan tipis.
Dari Gambar 4, sinar AB merupakan sinar monokromatik yang datang pada permukaan pelat tipis.
Sebagian sinar AB dipantulkan oleh permukaan bidang batas udara dan pelat (sinar BE) dan sebagian lagi
dibiaskan ke dalam medium pelat (sinar BC). Sinar BC dipantulkan oleh permukaan bidang batas pelat
dan udara (sinar CD). Sinar CD dipantulkan oleh permukaan atas dan sebagian lagi dibiaskan keluar film
(sinar DF). Sinar BE dan DF datang bersamaan di mata kita.
Sinar datang dengan sudut datang i pada lapisan tipis dengan ketebalan d dan indeks bias n, sehingga
sinar mengalami pemantulan dan pembiasan dengan sudut bias r. Dengan mempertimbangkan kedua
faktor di atas, dapat ditentukan syarat-syarat terjadinya interferensi berikut ini.
Cincin Newton adalah pola interferensi yang terbentuk oleh sebuah lensa yang sedikit cembung yang
diletakkan di atas sebuah keping gelas datar. Bila cahaya monokromatik dipantulkan oleh kedua
permukaan yang berdekatan ke mata pengamat dengan sudut tertentu, titik singgung lensa akan terlihat
sebagai sebuah lingkaran gelap dikelilingi sederet cincin terang dan gelap.
Pola interferensi cincin Newton ini terjadi jika cahaya dengan panjang gelombang λ, datang dari atas
dengan arah tegak lurus. Jika R adalah jari-jari kelengkungan lensa dan r adalah jari-jari kelengkungan
gelap dan terang hasil interferensi, maka akan terjadi hal-hal berikut ini.
Gambar 6. Pola Interferensi Cincin Newton terjadi jika cahaya datang dari atas dengan arah tegak lurus.
Contoh Soal 1 :
Dua celah yang berjarak 1 mm, disinari cahaya merah dengan panjang gelombang 6,5 × 10-7 m. Garis
gelap terang dapat diamati pada layar yang berjarak 1 m dari celah. Hitunglah jarak antara gelap ketiga
dan terang pusat, serta jarak antara terang kedua dengan garis terang keempat!
Penyelesaian:
Diketahui:
d = 1 mm = 10-3 m
λ = 6,5 × 10-7 m
l=1m
Ditanya: a. p = ... ?
b. Δp = ... ?
Pembahasan :
Anda sekarang sudah mengetahui Interferensi Cahaya. Terima kasih anda sudah berkunjung
ke Perpustakaan Cyber.