Pengertian Ibadah
Menurut istilah >> Melakukan suatu pekerjaan tertentu yang sesuai dengan ajaran agama dan tidak
mengharapkan suatu imbalan
1. Ibadah mahdah, yaitu pekerjaan ibadah yang lengsung berhubungan dengan Allah SWT.
2. Ibadah gair mahdah, yaitu pekerjaan ibadah yang membutuhkan keterlibatan orang lain.
Apa contohnya ?
Prinsip-prinsip Ibadah
Artinya :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapa, ...... “
Artinya :
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam. Tiada sekutu
bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah)".
Artinya :
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama
yang lurus. Q.S Al-Bayyinah : 5
Artinya :
Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah dia
dan berteguh hatilah dalam
beribadat kepada-Nya. apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan dia (yang patut
disembah)?. Q.S Maryam; 65
b.Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah meninggal tidak dimandikan
2.3. Mengkafani Jenazah
Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang dapat
menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengkafani jenazah muslim dan bukan
mati syahid adalah fardhu kifayah. Dalam sebuah hadist diriwayatkan sebagai berikut:
ها جر نا سع ر سو ل ا هلل صلى ا هلل عليه و سلم كلتمس و جه ا هلل فو قع ا جرنا على هللا فمنا من ما ت لم يأ كل من ا جر ه شأ
و ا ذا غطينا بها ر, ا ذا غطينا بها ر أ سه خر جت ر جال ه,منهم مصعب ا بن عمير قتل يو م ا حد فلم نجد ما لكفنه ا ال بر د ة
جليه حر ج ر أ سه فأ مر نا ا لنبي صلى ا هلل عليه و سلم ا ن نغطي ر أ سه و ا ن نجعل على ر جليه من ا ال ذ خر (رواه ا لبخا
)ر ى
Artinya: “Kami hijrah bersama Rasulullah SAW dengan mengharapkan keridhaan Allah SWT,
maka tentulah akan kami terima pahalanya dari Allah, karena diantara kami ada yang meninggal
sebelum memperoleh hasil duniawi sedikit pun juga. Misalnya, Mash’ab bin Umair dia tewas
terbunuh diperang Uhud dan tidak ada buat kain kafannya kecuali selembar kain burdah. Jika
kepalanya ditutup, akan terbukalah kakinya dan jika kakinya tertutup, maka tersembul
kepalanya. Maka Nabi SAW menyuruh kami untuk menutupi kepalanya dan menaruh rumput
izhir pada kedua kakinya.” (H.R Bukhari)
1. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan menutupi
seluruh tubuh mayat.
2. Kain kafan hendaknya berwarna putih.
3. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan bagi mayat
perempuan 5 lapis.
4. Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani jenazah, kain kafan
hendaknya diberi wangi-wangian terlebih dahulu.
5. Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.
Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lemabar kain putih, yang terdiri dari:
1. Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan
tertib. Kemudian, angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan
diatas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.
2. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
3. Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
4. Pakaikan sarung.
5. Pakaikan baju kurung.
6. Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
7. Pakaikan kerudung.
8. Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung kain kiri
dan kanan lalu digulungkan kedalam.
9. Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.
2.4. Menshalatkan Jenazah
Menurut ijma ulama hukum penyelenggaraan shalat jenazah adalah fardhu kifayah. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:
1. Orang yang diwasiatkan si mayat dengan syarat tidak fasik atau tidak ahli bid’ah.
2. Ulama atau pemimpin terkemuka ditempat itu.
3. Orang tua si mayat dan seterusnya ke atas.
4. Anak-anak si mayat dan seterusnya ke bawah.
5. Keluarga terdekat.
6. Kaum muslimim seluruhnya.
Pengertian zakat
Arti zakat dari segi bahasa adalah berkah, suci, berkembang, dan kebaikan. Ibadah ini dinamakan
zakat karena dapat menyucikan dan mengembangkan harta benda orang yang telah
mengeluarkan zakat dan menjauhkan orang tersebut dan hartanya dari segala kerusakan. Arti
zakat dari segi hukum Islam adalah sebagian harta yang telah diwajibkan oleh Allah swt. untuk
diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
Zakat merupakan rukun Islam keempat dan salah satu panji Islam yang harus ditegakkan. Hukum
zakat adalah fardhu atau wajib bagi yang mampu. Orang yang mampu yang enggan membayar
zakat boleh dibenci dan orang yang menolak kewajiban mengeluarkan zakat dianggap kafir.
Macam-macam zakat
Zakat terbagi dalam dua macam, yaitu zakat fitrah (zakat diri pribadi) dan zakat mal (zakat
harta).
Zakat fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dibayarkan setiap orang Islam, pada akhir bulan Ramadhan
sebelum Hari Raya Idul Fitri. Zakat fitrah dikeluarkan ketika seseorang memiliki harta berlebih
atas kebutuhan primer diri sendiri atau keluarganya untuk sehari semalam. Besar zakat fitrah
adalah sekitar 3,1 liter atau 2,5 kg makanan pokok.
Berdasarkan hukum taklifi, waktu pelaksanaan zakat fitrah digolongkan sebagai berikut :
1. Zakat fitrah hukumnya mubah apabila dikeluarkan pada awal bulan Ramadhan hingga
hari terakhir bulan Ramadhan sebelum berakhirnya Ibadah puasa.
2. Zakat fitrah hukumnya wajib apabila dikeluarkan setelah matahari terbenam pada akhir
bulan Ramadhan.
3. Zakat fitrah hukumnya sunnah apabila dikeluarkan setelah salat subuh hingga menjelang
salat Idul Fitri pada tanggal 1 Syawal.
4. Zakat fitrah hukumnya makruh jika dikeluarkan setelah shalat Idul Fitri hingga sebelum
matahari terbenam pada 1 Syawal.
5. Zakat fitrah hukumnya haram apabila dikeluarkan setelah matahari terbenam pada
tanggal 1 Syawal, dan dinilai sebagai sedekah biasa.
Zakat mal
Zakat mal adalah zakat yang diambil berdasarkan jumlah harta. Harta yang wajib dizakati adalah
harta penuh, dapat dikembangkan, cukup besar jumlahnya, dan telah dimiliki dalam jangka
waktu tertentu, dan telah sampai nisabnya. Yang tergolong dalam harta yang harus dizakati
adalah sebagai berikut :
1. Hewan ternak.
2. Emas dan perak (termasuk investasi mata uang).
3. Makanan pokok dan buah-buahan.
4. Hasil tambang.
5. Harta perniagaan.
6. Harta terpendam.
Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, yang menjadi wajib
zakat adalah setiap Warga Negara Indonesia beragama Islam yang mampu, atau badan yang
dimiliki oleh orang Islam.
Pengelolaan zakat berdasarkan iman dan takwa, keterbukaan dan kepastian hukum sesuai dengan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Adapun tujuan pengelolaan zakat adalah sebagai
berikut :
5. eluarganya yang ditinggalkan , aman dalam perjalanan , serta sehat jasmani dan rohani .
A. Rukun Haji
Rukun haji yaitu segala sesuatu yang harus dilakukan pada saat haji , apabila tidak dikerjakan
menyebabkan hajinya tidak sah . Rukun haji adalah sebagai berikut :
1. Ihram
Ihram yaitu memakai pakaian ihram ( pakaian dari kain putih yang tidak berjahit ) dan berniat
untuk melaksanakan haji . Sebelum berpakaian ihram disunnahkan untuk mandi , potong kuku ,
potong kumis .
2. Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah yaitu berdiam diri di padang Arafah yang waktunya diantara tergelincirnya
matahari , pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai terbitnya fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah .
adversitemens
3. Thawaf
Thawaf yaitu mengelilingi Baitullah sebanyak 7 kali , posisi baitullh di sebelah kiri .
a. Thawaf qudum
Thawaf qudum , yaitu thawaf yang dilakukan ketika baru memasuki Masjidil Haram .
b. Thawaf Ifadhoh
Thawaf ifadah , yaitu thawaf yang dilakukan berkaitan dengan rukun ibadah haji .
c. Thawaf sunnah
Thawaf sunnah , yaitu thawaf yang dilakukan dalam rangkaian ibadah sunnah .
d. Thawaf wadak ,
Thawaf wadak , yaitu thawaf yang dilakukan ketika akan meninggalkan baitullah , disebut juga
dengan thawaf penutupan atau penghormatan terakhir .
c. Thawaf nadzar
4. Sa’i
5. Tahallul
Tahallul , yaitu mencukur rambut minimal 3 helai rambut setelah melakukan lempar jumrah
Aqabah .
6. Tertib ( urut ).
Orang yang berkurban diperbolehkan menyerahkan niatnya pada orang Islam yang telah
terkategori tamyiz, baik itu statusnya sebagai wakil atau bukan.
*) Bagi orang laki-laki, hewan kurban Sunnah disembelih sendiri. Karena itba’ (mengikuti pada
Nabi)
*) Bagi orang perempuan, Sunnah untuk diwakilkan dan sunah baginya menyaksikan
penyembelihan yang dilakukan oleh wakilnya.
Berikut ini beberapa ketentuan, apabila kurbannya sunnah bukan nadzar, maka diperbolehkan :
1. Sunah baginya memakan daging qurban , satu, dua atau tiga suap, karena untuk tabarruk
(mencari berkah) dengan udlhiyyahnya.
2. Diperbolehkan baginya memberi makan (ith’am) pada orang kaya yang Islam
3. Wajib baginya menshadaqahkan daging qurban. Yang paling afdhal adalah
menshadaqahkan seluruh daging qurban, kecuali yang ia makan untuk kesunahan.
4. Apabila orang yang berqurban mengumpulkan antara memakan, shadaqah dan
menghadiahkan pada orang lain, maka disunahkan baginya agar tidak memakan di atas
sepertiga, dan tidak shadaqah di bawah sepertiganya.
5. Menshadaqahkan kulit hewan qurban, atau membuatnya menjadi perabot dan
dimanfaatkan untuk orang banyak, tidak diperbolehkan baginya untuk menjualnya atau
menyewakannya.
6. A. Konsep Kepemilikan dalam Islam
7. "Kepemilikan" sebenarnya berasal dari bahasa Arab dari akar kata "malaka" yang artinya
memiliki. Dalam bahasa Arab "milk" berarti kepenguasaan orang terhadap sesuatu
(barang atau harta) dan barang tersebut dalam genggamannya baik secara riil maupun
secara hukum. Dimensi kepenguasaan ini direfleksikan dalam bentuk bahwa orang yang
memiliki sesuatu barang berarti mempunyai kekuasaan terhadap barang tersebut sehingga
ia dapat mempergunakannya menurut kehendaknya dan tidak ada orang lain, baik itu
secara individual maupun kelembagaan, yang dapat menghalang-halanginya dari
memanfaatkan barang yang dimilikinya itu. Contohnya Ahmad memiliki sepeda motor.
Ini berarti bahwa sepeda motor itu dalam kekuasaan dan genggaman Ahmad. Dia bebas
untuk memanfaatkannya dan orang lain tidak boleh menghalanginya dan merintanginya
dalam menikmati sepeda motornya.
8. Konsep dasar kepemilikan dalam Islam adalah firman Allah swt ;
ِ ْت َو َما فِي اأْل َر
9. ض ِ هَّلِل ِ َما فِي ال َّس َما َوا
10. Milik Allah-lah segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. QS. Al-BAqarah: 284
11. Para fuqoha memberikan batasan-batasan syar'i "kepemilikan" dengan berbagai ungkapan
yang memiliki inti pengertian yang sama. Di antara yang paling terkenal adalah definisi
kepemilikan yang mengatakan bahwa "milik" adalah hubungan khusus seseorang dengan
sesuatu (barang) di mana orang lain terhalang untuk memasuki hubungan ini dan si
empunya berkuasa untuk memanfaatkannya selama tidak ada hambatan legal yang
menghalanginya.
12. Batasan teknis ini dapat digambarkan sebagai berikut. Ketika ada orang yang
mendapatkan suatu barang atau harta melalui caara-cara yang dibenarkan oleh syara',
maka terjadilah suatu hubungan khusus antara barang tersebut dengan orang yang
memperolehnya. Hubungan khusus yang dimiliki oleh orang yang memperoleh barang
(harta) ini memungkinkannya untuk menikmati manfaatnya dan mempergunakannya
sesuai dengan keinginannya selama ia tidak terhalang hambatan-hambatan syar'i seperti
gila, sakit ingatan, hilang akal, atau masih terlalu kecil sehingga belum paham
memanfaatkan barang.
13. Dimensi lain dari hubungan khusus ini adalah bahwa orang lain, selain si empunya, tidak
berhak untuk memanfaatkan atau mempergunakannya untuk tujuan apapun kecuali si
empunya telah memberikan ijin, surat kuasa atau apa saja yang serupa dengan itu
kepadanya. Dalam hukum Islam, si empunya atau si pemilik boleh saja seorang yang
masih kecil, belum balig atau orang yang kurang waras atau gila tetapi dalam hal
memanfaatkan dan menggunakan barang-barang "miliknya" mereka terhalang oleh
hambatan syara' yang timbul karena sifat-sifat kedewasaan tidak dimiliki. Meskipun
demikian hal ini dapat diwakilkan kepada orang lain seperti wali, washi (yang diberi
wasiat) dan wakil (yang diberi kuasa untuk mewakili)..
14. B. Sebab-sebab Kepemilikan dalam Islam
15. 1. Ihrazul Mubahat
16. Ihrozul mubahat adalah memiliki sesuatu (benda) yang menurut syara’ boleh dimiliki.
Yang dimaksud dengan barang-barang yang diperbolehkan di sini adalah barang (dapat
juga berupa harta atau kekayaan) yang belum dimiliki oleh seseorang dan tidak ada
larangan syara’ untuk dimiliki seperti air di sumbernya, rumput di tanah lapang, kayu dan
pohon-pohon di belantara atau ikan di sungai dan di laut.
17. 2. Aqad / Akad
18. Akad berasal dari bahasa arab yang artinya perjanjian atau persetujuan. Kata ini juga bisa
diartikan tali yang mengikat karena akan adanya ikatan antara orang yang berakad.
19. a. Rukun dan Syarat Akad
20. Aqid (Orang yang melakukan Akad)
21. Ma'qud ‘Alaih (benda yang menjadi objek transaksi)
22. Shighat, yaitu Ijab dan Qobul (Ijab Qobul merupakan ungkapan yang menunjukkan
kerelaan atau kesepakatan dua pihak yang melakukan akad)
23. b. Macam macam Akad
24. Diantara macam macam akad adalah :
25. 1. Berdasarkan segi sah tidaknya, Akad ada dua macam :
26. Akad shahih, akad yang memenuhi unsur dan syarat yang ditetapkan oleh syara’.
27. Akad tidak shahih ( Fasidah), akad yang cacat / tidak sempurna.
28. 2. Berdasarkan segi ditetapkan atau tidaknya oleh syara’ :
29. Akad musamah , yaitu akad yang telah ditetapkan syara' dan telah ada hukum-
hukumnya, seperti jual beli, hibah, dan ijarah.
30. Ghair musamah yaitu akad yang belum ditetapkan oleh syara' dan belum ditetapkan
31. 3. Berdasarkan zat benda yang diakadkan
32. Benda yang berwujud
33. Benda tidak berwujud
34. 4. Berdasarkan disyariatkan atau tidaknya akad :
35. Akad musyara'ah ialah akad-akad yang debenarkan syara' seperti gadai dan jual beli.
36. Akad mamnu'ah ialah akad-akad yang dilarang syara' seperti menjual anak kambing
dalam perut ibunya
37. 5. Berdasarkan sifat benda yang menjadi objek dalam akad
38. Akad ainniyah ialah akad yang disyaratkan dengan penyerahan barang seperti jual beli.
39. Akad ghair ‘ainiyah ialah akad yang tidak disertai dengan penyerahan barang-barang
karena tanpa penyerahan barangpun akad sudah sah
40. 6. Berdasarkan cara melakukannya
41. Akad yang harus dilaksanakan dengan upacara tertentu seperti akad pernikahan
dihadiri oleh dua saksi, wali, dan petugas pencatat nikah.
42. Akad ridhaiyah ialah akad yang dilakukan tanpa upacara tertentu dan terjadi karena
keridhaan dua belah pihak seperti akad-akad pada umumnya
43. 7. Berdasarkan tukar menukar hak
44. Akad mu'awadhah, yaitu akad yang berlaku atas dasar timbal balik seperti akad jual
beli
45. Akad tabarru'at, yaitu akad-akad yang berlaku atas dasar pemberian dan pertolongan
seperti akad hibah.
46. Akad yang tabaru'at pada awalnya namun menjadi akad mu'awadhah pada akhirnya
seperti akad qarad dan kafalah
47. 8. Berdasarkan harus diganti dan tidaknya
48. Akad dhaman , yaitu akad yang menjadi tanggung jawab pihak kedua setelah benda-
benda akad diterima seperti qarad.
49. Akad amanah , yaitu tanggung jawab kerusakan oleh pemilik benda bukan, bukan oleh
yang memegang benda, seperti titipan.
50. Akad yang dipengaruhi oleh beberapa unsur, salah satu seginya adalah dhaman dan
segi yang lain merupakan amanah, seperti rahn.
51. 9. Berdasarkan tujuan akad
52. Tamlik: seperti jual beli
53. mengadakan usaha bersama seperti syirkah dan mudharabah
54. tautsiq (memperkokoh kepercayaan) seperti rahn dan kafalah
55. menyerahkan kekuasaan seperti wakalah dan washiyah
56. mengadakan pemeliharaan seperti ida' atau titipan
57. 10. Berdasarkan faur dan istimrar
58. Akad fauriyah , yaitu akad-akad yang tidak memerlukan waktu yang lama, pelaksaaan
akad hanya sebentar saja seperti jual beli.
59. Akad istimrar atau zamaniyah , yaitu hukum akad terus berjalan, seperti I'arah
60. 11. Berdasarkan asliyah dan tabi'iyah
61. Akad asliyah yaitu akad yang berdiri sendiri tanpa memerlukan adanya sesuatu yang
lain seperti jual beli dan I'arah.
62. Akad tahi'iyah , yaitu akad yang membutuhkan adanya yang lain, seperti akad rahn
tidak akan dilakukan tanpa adanya hutang.
Islam adalah agama yang berorientasi kepada kebaikan dan keadilan seluruh manusia. Islam
senantiasa mengajarkan agar manusia mengedepankan keadilan, keseimbangan dan juga
kesejahteraan bagi semuanya. Islam tidak mengajarkan pada kesenjangan sosial, prinsip siapa
cepat siapa menang, atau pada kekuasaan hanya dalam satu kelompok atau orang tertentu saja.
Prinsip ini pun diajarkan islam dalam hal ekonomi. Dalam hal ekonomi, islam pun ikut mengatur
dan memberikan arahan atau pencerahan agar umat manusia tidak terjebak kepada ekonomi yang
salah atau keliru.
Ekonomi islam tentunya sangat berbeda dengan ekonomi yang mengarah kepada prinsip
kapitalisme atau liberalisme. Ekonomi islam bertujuan agar dapat terpenuhinya kebutuhan
manusia, bukan hanya satu orang saja melainkan seluruh umat manusia secara keseluruhan agar
dapat hidup berkualitas dan menunanaikan ibadah dengan baik. Sedangkan prinsip liberalisme
atau kapitalisme hanya berdasarkan kepada pemilik modal, pasar bebas, dan tidak berpihaknya
pada masyarakat lemah atau kurang mampu.
Prinsip dasar dari ekonomi islam tentunya tidak hanya bergantung atau memberikan keuntungan
kepada salah satu atau sebagian pihak saja. Ajaran islam menghendaki transaksi ekonomi dan
kebutuhan ekonomi dapat memberikan kesejahteraan dan kemakmuran manusia hidup di muka
bumi.
Prinsip dasar ekonomi ini juga tentu berlandasakan kepada Rukun Islam, Dasar Hukum Islam,
Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman. Berikut adalah
Prinsip-prinsip Ekonomi Islam dalam islam yang senantiasa ada dalam aturan islam.
Prinsip dasar islam dalam hal ekonomi senantiasa berpijak dengan masalah keadilan. Islam tidak
menghendaki ekonomi yang dapat berdampak pada timbulnya kesenjangan. Misalnya saja
seperti ekonomi kapitalis yang hanya mengedepankan aspek para pemodal saja tanpa
mempertimbangkan aspek buruh, kemanusiaan, dan masayrakat marginal lainnya.
Untuk itu, islam memberikan aturan kepada umat islam untuk saling membantu dan tolong
menolong. Dalam islam memang terdapat istilah kompetisi atau berlomba-lomba untuk
melaksanakan kebaikan. Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti mengesampingkan aspek keadilan
dan peduli pada sosial.
Hal ini sebagaimana perintah Allah, “Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan
taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS An-Nur : 56)
Zakat, infaq, dan shodaqoh adalah jalan islam dalam menyeimbangkan ekonomi. Yang kaya atau
berlebih harus membantu yang lemah dan yang lemah harus berjuang dan membuktikan dirinya
keluar dari garis ketidakberdayaan agar mampu dan dapat produktif menghasilkan rezeki dari
modal yang diberikan padanya.
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat
dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya.”…” (QS Al-Baqarah : 219)
Islam melarang umatnya untuk menggantung nasib kepada hal yang sangat tidak jelas, tidak jelas
ikhtiarnya, dan hanya mengandalkan peruntungan dan peluang semata. Untuk itu islam melarang
perjudian dan mengundi nasib dengan anak panah sebagai salah satu bentuk aktivitas ekonomi.
Pengundian nasib adalah proses rezeki yang dilarang oleh Allah karena di dalamnya manusia
tidak benar-benar mencari nafkah dan memakmurkan kehidupan di bumi. Uang yang ada hanya
diputar itu-itu saja, membuat kemalasan, tidak produktifnya hasil manusia, dan dapat menggeret
manusia pada jurang kesesatan atau lingkaran setan.
Untuk itu, prinsip ekonomi islam berpegang kepada kejelasan transaksi dan tidak bergantung
kepada nasib yang tidak jelas, apalagi melalaikan ikhtiar dan kerja keras.
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS Al Jumuah : 10)
Allah memberikan perintah kepada manusia untuk dapat mengoptimalkan dan mencari karunia
Allah di muka bumi. Hal ini seperti mengoptimalkan hasil bumi, mengoptimalkan hubungan dan
transaksi dengan sesama manusia. Untuk itu, jika manusia hanya mengandalkan hasil
ekonominya dari sesuatu yang tidak jelas atau seperti halnya judi, maka apa yang ada di bumi ini
tidak akan teroptimalkan. Padahal, ada sangat banyak sekali karunia dan rezeki Allah yang ada di
muka bumi ini. Tentu akan menghasilkan keberkahan dan juga keberlimpahan nikmat jika benar-
benar dioptimalkan.
Untuk itu, dalam hal ekonomi prinsip islam adalah jangan sampai manusia tidak
mengoptimalkan atau membiarkan apa yang telah Allah berikan di muka bumi dibiarkan begitu
saja. Nikmat dan rezeki Allah dalam hal ekonomi akan melimpah jika manusia dapat mencari
dan mengelolanya dengan baik.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Al-Baqarah :278)
Prinsip Islam terhadap ekonomi yang lainnya adalah larangan riba. Riba adalah tambahan yang
diberikan atas hutang atau transaksi ekonomi lainnya. Orientasinya dapat mencekik para
peminam dana, khususnya orang yang tidak mampu atau tidak berkecukupan. Dalam Al-Quran
Allah melaknat dan menyampaikan bahwa akan dimasukkan ke dalam neraka bagi mereka yang
menggunakan riba dalam ekonominya.
Transaksi keuangan yang diperintahkan islam adalah transaksi keuangan yang tercatat dengan
baik. Transaksi apapun di dalam islam diperintahkan untuk dicatat dan ditulis diatas hitam dan
putih bahkan ada saksi. Dalam zaman moderen ini maka ilmu akuntansi tentu harus digunakan
dalam aspek ekonomi. Hal ini tentu saja menghindari pula adanya konflik dan permasalahan di
kemudian hari. Manusia bisa saja lupa dan lalai, untuk itu masalah ekonomi pun harus benar-
benar tercatat dengan baik.
Hal ini sebagaimana Allah sampaikan, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu’amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar”
(QS Al Baqarah : 282)
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang
benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS Al Isra : 35)
Allah memerintahkan manusia ketika melaksanakan perniagaan maka harus dengan keadilan dan
keseimbangan. Hal ini juga menjadi dasar untuk ekonomi dalam islam. Perniagaan haruslah
sesuai dengan neraca yang digunakan, transaksi keuangan yang digunakan, dan juga standar
ekonomi yang diberlakukan. Jangan sampai ketika bertransaksi kita membohongi, melakukan
penipuan, atau menutupi kekurangan atau kelemahan dari apa yang kita transaksikan. Tentu saja,
segalanya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
Dari prinsip-prinsip tersebut dapat dipahami bahwa manusia diberikan aturan dasar mengenai
ekonomi islam agar manusia dapat menjalankan kehidupannya sesuai dengan Tujuan Penciptaan
Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam
Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam,
Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut
Islam. Tentu saja dari prinsip tersebut dapat terlihat bahwa islam hendak memberikan rahmat
bagi semesta alam, terlebih bagi mereka yang beriman dan taat dalam melaksanakan perintah
Allah tersebut.
hadaqah
Hibah
Hadiah
Hukum Hadiah
Rukun Hadiah
Persamaan:
Perbedaan: