Anda di halaman 1dari 14

BAB I......................................................................................................................

2
PENDAHULUAN....................................................................................................... 2
1.1.

Pendahuluan............................................................................................. 2

1.2.

TUJUAN PRAKTIKUM...................................................................................2

BAB II..................................................................................................................... 3
LANDASAN TEORI.................................................................................................. 3
2.1.

PANJANG GELOMBANG..............................................................................3

2.2.

Difraksi Cahaya......................................................................................... 3

2.3.

Ketebalan Rambut..................................................................................... 6

BAB III.................................................................................................................... 7
METODOLOGI......................................................................................................... 7
3.1.

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN.........................................................7

3.2.

INSTRUMEN PENELITIAN............................................................................7

BAB IV.................................................................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHSAN........................................................................................ 8
4.1.

HASIL......................................................................................................... 8

4.1.1.

Data Pengamatan...............................................................................8

4.1.2.

Perhitungan........................................................................................ 9

4.2.

PEMBAHASAN.......................................................................................... 10

BAB V................................................................................................................... 11
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................... 11
5.1.

Kesimpulan.............................................................................................. 11

5.2.

Saran....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 12
LAMPIRAN............................................................................................................ 13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Pendahuluan
Laser adalah sebuah sumber cahaya yang koheren, hampir monokromatik dan
searah. Laser merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulating Emission of
Radiation yang berarti cahaya diperkuat melalui proses emisi yang dipicu. Laser terdiri
dari beberapa jenis bergantung pada medium laser yang digunakan. Seperti zat padat,
cair, gas dan semikonduktor. Laser zat padat yang paling dikenal adalah laser Ruby, laser
Ti:S, dan laser Nd:YAG, sedangkan untuk laser gas adalah laser He - Ne dan Laser CO2.
Laser Dye dan laser dioda masing-masing adalah contoh laser zat cair dan
semikonduktor.

1.2.

TUJUAN PRAKTIKUM
a. Menentukan panjang gelombang sinar laser.
b. Menentukan ketebalan rambut.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.

PANJANG GELOMBANG
Analisis kimia dengan metode spektrofotometri didasarkan pada interaksi
radiasi elektromagnetik panjang gelombang tertentu yang sempit dan mendekati
monokromatik dengan molekul dari suatu materi. Interaksi tersebut meliputi proses
adsorpsi, emisi, refleksi dan transmisi radiasi elektromagnetik oleh atom-atom atau
molekul dalam suatu materi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa molekul selalu
mengabsorbsi cahaya elektromagnetik jika frekuensi cahaya tersebut sama dengan
fekuensi getaran dari molekul tersebut. Alat yang digunakan dalam pengukurannya
disebut spektrofotometer (Henry 2002).
Spektrofotometer merupakan

penggabungan dua alat yaitu spektrometer

sebagai penghasil sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan, direfleksikan,
atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Widarsih 2007).
Metode spektrofotometri uv-vis adalah salah satu metode analisis kimia untuk
menentukan unsur logam, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Analisis
secara kualitatif berdasarkan pada panjang gelombang yang ditunjukkan oleh puncak
spektrum (190 nm s /d 900 nm), sedangkan analisis secara kuantitatif yang berdasarkan
pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media (Fatimah et al. 2009).
2.2.

Difraksi Cahaya
Peristiwa pembelokan cahaya ke belakang penghalang disebut peristiwa
difraksi. Difraksi pertama kali diungkapkan oleh Fransesco Grimaldi (1618-1663),
walaupun Newton tidak menerima kebenaran teori tentang gelombang cahaya,
sedangkan Huygens tidak mempercayai difraksi ini walaupun dia yakin akan kebenaran
teori gelombang cahaya . Huygen berpendapat bahwa gelombang sekunder hanya
efektif

pada

titik-titik

singgung

dengan

selubungnya

saja,

sehingga

tidak

memungkinkan terjadinya difraksi ( Suparmono, 2005 : 27 ).


Sinar yang datang secara tegak lurus terhadap kisi ifraksi, akan didifraksikan
seperti yang ditampilkan pada gambar 1.
3

Gambar 1. Sinar datang tegak lurus terhadap kisi difraksi, adalah sudut
difraksi.
Bila jarak antar celah kisi difraksi adalah d dan panjang gelombang cahaya
yang datang adalah ,maka hasil interferensi konstruktif ke arah sudut .
d sin=m

.................................................. (1)

dengan m= 0, 1, 2, ... adalah orde difraksi


Perhitungan difraksi pada prakteknya sulit dilakukan, walaupun prinsipnya
sederhana. Oleh karena itu, perhitungan difraksi harus dilakukan berkali-kali untuk
semua titik pada layar yang ingin diketahui intensitasnya (Sutrisno, 1983: 43).
Dalam difraksi terdapat dua teori difraksi yang terkenal , yaitu difraksi Fresnel
dan difraksi Fraunhofer. Difraksii Fraunhofer merupakan penyederhanaan dari difraksi
Fresnel (Zaelani,2006: 253).
Jika d adalah jarak antara celah, maka selisih l adalah perkalian jarak lebar
antara celah dengan sin = mD/ adalah kriteria untuk mendapatkan maksimum terang
di mana m = 0, 1, 2, dan seterusnya. Persamaan ini sama dengan situasi persamaan
ganda, dan kembali m disebut orde dari pola tersebut (Giancoli, 2001).
Cahaya yang keluar dari dua celah kisi yang berurutan memenuhi persamaan:
m = d sin ------------------------------------------------------(1)
atau
dy/L = m --------------------------------------------------------(2)
Di mana:
m = orde pola difraksi (0, 1, 2, ...)
d = jarak antara dua garis kisi ( konstanta kisi) (m)
4

= panjang gelombang cahaya yang digunakan (m)


= sudut lenturan (difraksi)
Y= jarak terang pusat dengan orde ke-n (m)
Kisi difraksi ada dua jenis yaitu kisi difraksi refleksi dan transmisi (T. C. Black,
2005). Kedua jenis ini dibedakan berdasarkan hasil pola difraksi yang dihasilkan. Pada
kisi difraksi refleksi, pola difraksi dihasilkan dari pemantulan cahaya datang pada
guratan/kisi, sedangkan pada kisi transmisi karena cahaya yang diteruskan. Kisi difraksi
transmisi dapat berupa sebuah kaca yang diberi guratan, sedangkan kisi difraksi refleksi
berupa guratan pada plat logam atau pada CD. (J.K.Kiel, 2007)
Kisi difraksi adalah suatu alat yang terbuat dari pelat logam atau kaca yang pada
permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar. Suatu kisi
dengan lebar kira-kira 2cm mempunyai goresan-goresan atau garis-garis sampai
sebanyak 10.000 atau 20.000 garis. Garis-garis antara dua goresan dapat dipandang
sebagai suatu celah, dan interferensi dari 20.000 celah membentuk suatu garis-garis
terang (konstruktif) dan gelap (destruktif) yang sempit, dengan posisi bergantung
terhadap panjang gelombang.

2.3.

Ketebalan Rambut
Rambut merupakan biomaterial berserabut yang tumbuh dari folikel dan
ditemukan dalam dermis. Biomaterial penting pada rambut terdiri dari protein,
terutama keratin. Salah satu hal yang berpengaruh terhadap sifat mekanik rambut
adalah diameter serat rambut tersebut. Manusia memiliki diameter rambut yang
bervariasi dan iklasifikasikan berdasarkan ukuran tipis, sedang dan tebal. Rambut
dapat enghasilkan peristiwa difraksi. Difraksi merupakan peristiwa pembelokan arah
sinar ketika melalui celah atau penghalang sempit. Untuk memperoleh efek difraksi
yang terukur, dibutuhkan sumber cahaya yang dapat memancarkan cahaya secara
stabil yaitu laser He-Ne dengan panjang gelombang 632,816 nm.
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh
kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, ujung zakar, permukaan dalam bibir-bibir
kemaluan wanita, dan bibir. Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat
digolongkan 2 jenis:
1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen. Terdapat
di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut
terminal diproduksi oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di
lapisan subkutis. Secara umum diameter rambut > 0,03 mm.
2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat 16 drene
di seluruh tubuh. Rambut velus diproduksi oleh folikel-folike rambut
yang sangat kecil yang ada di lapisan dermis, diameternya < 0,03 mm
(Soepardiman, Lily. 2010; Kusumadewi, dkk; Olsen, E. A. 1994).

BAB III
METODOLOGI
3.1.

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Tempat pelaksanaan praktikum adalah Laboratorium Fisika Dasar
FMIPA UNTAN. Praktikum dilaksanakan pada bulan 07 Januari 2015 pukul
16.00 wib.

3.2.

INSTRUMEN PENELITIAN

3.2.1.

Alat dan Bahan


Kisi difraksi
Penggaris
Rambut
Sumber sinar laser
3.2.2.
Prosedur Kerja
3.2.2.1. Penentuan Panjang Gelombang Cahaya
a. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu
b. Kemudian disusun seperti gambar 1.
c. Sinar laser dinyalakan, kemudian diukur jarak dari kisi difraksi
ke layar (L), dan jarak antara terang pusat ke-n (Y).
d. Jarak L disesuaikan dengan tabel 4.1 dan hasil pengukuran
dicatat sesuai dengan tabel yang ditentukan.
e. Kemudian diulangi prosedur a sampai d untuk kisi difraksi
yang berbeda.
3.2.2.2. Penentuan Ketebalan Rambut
a. Kisi diganti dengan rambut dan prosedur kerja disesuaikan
dengan point 3.2.2.1 yaitu penentuan panjang gelombang
cahaya.
a.
b.
c.
d.

3.2.3.

Analisis Data

Gambar 1. Rangkaian alat percobaan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
4.1.

HASIL
4.1.1.
Data Pengamatan
Tabel 4.1 Kisi difraksi = 100 garis/mm

N
O
1
2
3
4
5

L (cm)

Y (cm)

25
30
35
40
50

1,6
2
2,2
2,6
3,3

(Sinar Laser) (nm)

632,8
632,8
632,8
632,8
632,8

Panjang gelombang rata-rata ( )

(Praktikum) (nm)
640
670
630
650
660
650

Tabel 4.2 Kisi difraksi = 300 garis/mm

N
O
1
2
3
4
5

L (cm)

Y (cm)

25
30
35
40
50

5,3
6,2
7,3
8,1
10,3

(Sinar Laser) (nm)

632,8
632,8
632,8
632,8
632,8

Panjang gelombang rata-rata ( )

(Praktikum) (nm)
636
620
625
610
620
622,2

Tabel 4.3 Ketebalan rambut

N
O
1
2
3
4
5

L (cm)

Y (cm)

25
0,3
30
0,4
35
0,5
40
0,6
50
0,7
Ketebalan rambut rata-rata ( d )

D(ketebalan rambut) (mm)


0,0053
0,0047
0,0044
0,0042
0,0054
0,0048

4.1.2. Perhitungan

4.2.

PEMBAHASAN
Percobaan kali ini mengenai difraksi cahaya, dimana dalam percobaan ini
bertujuan untuk menentukan panjang gelombang dari sebuah sinar laser dan
menentukan ketebalan rambut. Sebelum pembahasan lebih lanjut berikut pemaparan
mengenai kisi difraksi secara singkat.
Difraksi, pembelokan atau lenturan merupakan penyebaran gelombang seperti
cahaya yang terkena halangan. Semakin kecil halanganya maka semakin besar
penebarannya, hal ini dapat diterangkan oleh prinsip huygens. Setiap bagian celah
berlaku sebagai sumber gelombang. Dengan demikian cahaya dari suatu bagian celah
dapat berinterferensi dengan cahaya dengan bagian yang lain dan intensitas cahaya
resultannya bergantung pada arah sudutnya.
Pada percobaan kali ini digunakan sebuah rambut 2 buah konstanta kisi yang
berbeda, yaitu 100 dan 300 garis/mm dengan jarak kisi kelayar yang bervariasi antara
25 cm sampai 50 cm untuk menentukan ketebalan rambut dan panjang gelombang
sinar laser. Pada percobaan pertama digunakan kisi yang 100 dan setelah dianalisis
data maka dihasilkan rata-rata panjang gelombang sebesar 650 nm . kemudian
percobaan yang kedua digunakan kisi yang 300 dan setelah dianalisis data maka
panjang gelombang yang dihasilkan sebesar 622,2 nm.
Setelah dilakukan analisis data pada percobaan penentuan panjang gelombang
terdapat perbedaan antara kisi difraksi 100 dan 300 terhadap panjang gelombang sinar
laser yang telah diketahui. Adapun panjang gelombang sinar laser yang telah
ditetapkan sebesar 632,8 nm. Terdapat beberapa hal yang memungkinkan terjadinya
perbedaan panjang gelombang ini. Kemungkinan yang pertama terdapat pada
peletakan kisi difraksi yang kurang lurus atau tegak terhadap layar sehingga sudut
antar celah semakin besar yang menyebabkan jarak antara terang pusat ke-n semakin
besar. Kemungkinan kedua terdapat pada saat pengambilan data yang kurang akurat
karena disebabkan oleh alat ukur yang kurang teliti sehingga data yang diperoleh
tidak sama.
Percobaan selanjutnya untuk menentukan ketebalan rambut dengan metode
interferensi cahaya. Hubungan percobaan ini dengan percobaan yang pertama adalah
pada percobaan pertama bertuuan untuk menentukan panjang gelmbang yang akan
digunakan dalam menghitung ketebalan rambut. Setelah dianalisis data dihasilkan
ketebalan rambut sebesar 4,8 mikrometer.

10

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Dengan analisis data yang telah dilakukan didapatkan panjang gelombang
sinar laser sebesar 636 nm.
b. Dengan analisis data yang telah dilakukan, maka didapatkan ketebalan
rambut sebesar 0,0048 mm.

5.2.

Saran

11

DAFTAR PUSTAKA
D. Halliday, R. Resnick, Fundamental of Physics John Wiley and Sons, 1974.

Giancoli, Douglas C.2001. Fisika Universitas edisi 5 jilid 2 (terjemahan).


Jakarta: Erlangga.
Supramono, Eddy.2005. Fisika dasar II. Malang: UM Press.

12

LAMPIRAN

13

14

Anda mungkin juga menyukai