Catu daya
Kawat tahanan
Kabel penghubung
C. Dasar Teori
Multimeter merupakan salah satu alat ukur listrik yang telah dikenal luas dan banyak
dipakai oleh masyarakat. Multimeter dipakai untuk mengukur tegangan atau beda potensial ,
arus listrik dan hambatan atau resistansi.
Pengetahuan tentang cara penggunaan multimeter sangat penting untuk menghindari
kesalahan yang dapat membahayakan alat ataupun pengguna.
Dalam percobaan ini akan dipakai multimeter analog model ABB MA 2H (atau yang lainnya ).
Walaupun penampilan suatu multimeter berbeda dengan multimeter yang lain, namun
pengenalan akan suatu jenis multimeter akan sangat membantu dalam mempelajari cara
penggunaan multimeter secara umum.
1 2 3 4 5
Gambar 1 memperlihatkan tampilan suatu multimeter dengan
beberapa bagian penting yang pada umumnya terdapat pada
suatu multimeter.
Bagian yang ditandai dengan angka 1 sampai 5 adalah lubang
tempat menghubungkan multimeter dengan bagian yang akan
diukur dengan rincian sebagai berikut.
Angka1, berfungsi sebagai tempat pentanahan yang selalu
dipakai untuk berbagai pengukuran.
7
Angka 2, digunakan pada saat pengukuran arus AC dan DC
hingga 15 A.
Angka 3, digunakan pada saat pengukuran harga hambatan.
6
Angka 4, digunakan pada saat pengukuran tegangan AC dan DC
hingga 1000 V.
Gambar 1.
Angka 5, digunakan pada saat pengukuran tegangan dan arus dengan batas ukur 500 V
untuk tegangan dan 1,5 ampere untuk arus.
Angka 6 menunjukkan tombol yang dapat diputar . Gunanya untuk memilih jenis besaran
yang akan diukur dengan masing-masing batas ukurnya.
Batas ukur adalah harga terbesar besaran yang dapat diukur oleh alat. Pengukuran
yang melampaui batas ukurnya dapat merusak alat. Sebaliknya bila harga besaran yang
diukur jauh dibawah batas ukurnya, hasil pengukuran menjadi kurang teliti. Misalnya kita
hendak mengukur tegangan yang diperkirakan 4V, pakailah batas ukur 5V dan bukan 50
V.
Bila harga besaran yang hendak diukur belum dapat diperkirakan, maka cara aman dalam
memulai pengukuran adalah dengan memilih batas ukur terbesar dan kemudian
menurunkannya bila ternyata harga besaran yang diukur jauh dibawah batas ukur yang
dipakai.
Disamping itu terdapat pula tumbul kecil lain yang dapat diputar ( tombol 7),
gunanya untuk mengatur titik nol pengukuran hambatan ( ohm)
Dibagian belakang multimeter biasanya terdapat tombol yang berupa kepala sekrup
yang dapat diputar ( tombol 8- tak terlihat pada gambar), berfungsi untuk peneraan alat,
khususnya untuk mengatur titik nol alat, khususnya untuk pengukuran arus dan tegangan.
Pada layar terdapat tiga skala, yaitu skala tegangan dan arus AC yang terletak di
atas, skala tegangan dan arus DC di tengah , dan skala untuk hambatan di bagian bawah.
Layar skala dilengkapi dengan cermin untuk membantu agar pembacaan skala dapat
dilakukan lebih teliti. Cara membaca yang benar adalah bila mata berada tepat tegak lurus
1 bh generator fungsi
1 catu daya DC
C. Dasar Teori
Osiloskop adalah alat yang dapat digunakan untuk menampilkan signal listrik
( tegangan ) sebagai fungsi waktu. Bila suatu besaran lain hendak ditampilkan pada layar
osiloskop, maka besaran tersebut terlebih dahulu harus diubah menjadi signal tegangan.
Bagian utama dari suatu osiloskop adalah tabung sinar katoda yang berupa tabung hampa
yang terbuat dari gelas. Di dalamnya terdapat seperangkat sistem elektroda (katoda dan
anoda) yang disebut meriam elektron (electron gun), pengarah ( focussing ) elektron,
lempengan medan pembelok elektron
berupa dua kapasitor keping sejajar
dan layar
osiloskop, seperti yang di gambarkan pada gambar 1.
katoda focussing
filamen
kapasitor pembelok
anodategangan
waktu vakum
gambar 1
Tampilan dilayar osiloskop muncul akibat berpendarnya layar karena ditumbuk oleh berkas
elektron. Berkas elektron yang dihasilkan meriam elektron berasal dari katoda yang
dipanasi oleh filament. Berkas elektron thermal yang dihasilkan katoda dipercepat ke anoda
di bawah pengaruh beda potensial 1 kV. Berkas elektron melalui lubang yang terdapat di
tengah-tengah anoda dan terus memasuki medan magnet pengarah (focussing) untuk
selanjutnya melalui koridor dua kapasitor pembelok. Kapasitor yang pertama membelokkan
elektron ke arah vertikal yang mempengaruhi tampilan tegangan dan kapasitor berikutnya
membelokkan ke arah horizontal dan mempengaruhi tampilan waktu.
Osiloskop dua saluran adalah osiloskop yang dapat menampilkan dua tampilan dalam
arah vertikal. Tampilan ini dapat ditampilkan secara bersamaan maupun sendiri-sendiri.
Selain itu tampilan juga dapat dijumlahkan, dan dapat dibuat saling tegak lurus, yaitu
saluran I untuk sumbu vertikal, dan saluran II untuk sumbu horizontal.
D. Pelaksanaan percobaan
I. Sistem Tampilan dan Pengaturannya.
1. Sebelum mulai mengoperasikan osiloskop, posisikan semua tombol dalam keadaan
panjang artinya tidak ada tombol yang ditekan ke dalam.
2. Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol POWER
3. Putarlah tombol INTENS, dan perhatikan apa yang terjadi. Tombol ini berfungsi untuk
mengatur intensitas tampilan pada layer. Selama bekerja dengan osiloskop aturlah
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
2.
B. Dasar Teori
Jembatan Wheatstone merupakan rangkaian yang sangat banyak digunakan untuk
mengukur daya hambat dengan cepat. Alat ini diciptakan oleh seorang sarjana Inggris,
Charles Wheatstone pada tahun 1843. Suatu bentuk diagram Jembatan Wheatstone dapat
a
R3
yang
hambatannya
sudah
diketahui
dan
Rx
R1
S1
nilai
Rx
Gambar 1. Jembatan
Wheatstone
Vab = Vac
I1 R2= I2 R3
(1)
Vbd = Vcd
I1 R1= I2 Rx
(2)
Dan karena
Rx
R1
R3
R2
(3)
1 Tegangan Variabel
1 Multimeter
1 Resistor, 10
5 Kabel penghubung, 25 cm
4 Kabel penghubung, 50 cm
1 Kabel penghubung, 2 m
D. Prosedur percobaan
1. Susun rangkaian percobaan seperti ditunjukkan pada gambar 2 :
Rx
Power Supply
R1
L1
1
m
A
L2
3.
Atur gerakan peluncur penggeser B dari kit rangkaian jembatan sehingga tegangan
menjadi 0 Volt, (tidak ada arus, jembatan dalam keadaan seimbang) sehingga dalam
hal ini berlaku hubungan
Rx
R
l
2 1
R1
R 3 l2
Rx =
l1
.R 1
l2
4.
5.
6.
Gerakkan penggeser B dari kit jembatan pengukur sehingga tidak ada arus pada
jembatan.
7.
8.
9.
10
20
30
40
50
Rx
R1
R2
L1
R3
L2
1 resistor 10 k
1 diode silicon
2 buah multimeter
1buah catu daya DC
seperangkat kabel penghubung.
C. Dasar Teori
Dioda semikonduktor dibuat dengan cara menyambungkan semikonduktor tipe p
( kaya hole), dan semikonduktor tipe n ( kaya elektron bebas). Bila daerah p dihubungkan
dengan kutub positip dan daerah n dihubungkan dengan kutub negatipnya, dikatakan dioda
terpasang pada bias maju ( forward bias). Sebaliknya bila daerah p dihubungkan denga
kutub negatip dan daerah n dihubungkan dengan kutub positip catu daya, dikatakan dioda
terpasang pada bias mundur ( reverse bias).
Kurva yang menggambarkan arus yang melalui dioda sebagai fungsi dari tegangan
biasnya disebut kurva karakteristik doda tersebut.
Pada bias mundur, arus yang mengalir di dalam dioda sangat kecil, arus ini disebut
arus bocor dan umumnya disebabkan oleh temperatur. Bila tegangan bias mundur
diperbesar, arus hanya naik sedikit. Tegangan bias mundur yang terus diperbesar dapat
menyebabkab dioda rusak, yaitu bila bias mundur mencapai harga tegangan tembus.
Pada tegangan bias maju , arus yang mula-mula kecil akan naik dengan cepat bila
tegangan telah melampaui tegangan lutut ( knee voltage). Dinamakan demikian karena
sesudah tegangan ini grafik arus terhadap tegangan naik hampir tegak lurus (seperti lutut
yang dibengkokkan).
Karakter di atas menyebabkan sebuah dioda mudah mengalirkan arus kesatu arah, dan sulit
mengalirkan arus dalam arah yang sebaliknya. Karakter ini membut dioda sering digunakan
sebagai penyearah.
D. Susunan Peralatan dan Pelaksanaan Percobaan
I. Percobaan I: Pembuatan grafik karateristik secara manual.
1. Susun peralatan sepertipada gambar 3. Pastikan bahwa polaritas catu daya dan alat
ukur telah dipasang dengan benar. Pada rangkaian ini dioda terpasang pada bias maju.
Pilih jenis dan batas ukur yang sesuai dengan besaran yang akan diukur.
2. Gunakan dioda silikon lebih dahulu.
3. Nyalakan catu daya. Variasikan tegangan keluaran catu daya dari 0 sampai 0,7 V
dengan kenaikan 0,1 V tiap langkah. Untuk setiap harga tegangan , ukurlah dan catat
besar arus yang mengalir pada dioda untuk setiap tegangan bias.
4. Pasang dioda pada bias mundur.
5. Variasikan tegangan keluaran catu daya, dari 0 sampai 15 V dengan kenaikan 1 V setiap
langkah. Catat besar arus dan tegangan untuk setiap tegangan bias.
6. Setelah selesai dengan dioda silicon,lakukanlah yang hal sama untuk dioda germanium.
10 k
0+15
V-
Gambar 3
A
1N400
7
V
8
1. Mula-mula hubung singkatkan input osiloskop dengan tanah (ground), aturlah titik
yang nampak di layar sehingga tepat di persilangan garis skala.
2. Aturlah perbesarannya sebagai berikut : Y1= 50 mV/DIV ; Y2 = 0,5 V/DIV
3. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4. Gunakan dioda silikon terlebih dahulu.
Hubungkan titik A ke Y1 dan titik B ke Y2. Operasikan osiloskop ke mode X-Y
4. Nyalakan catu daya AC, dan amati serta buat gambar yang tampak pada layar.
5. Gantilah dioda silikon dengan dioda germanium. Kerjakan hal sama seperti
sebelumnya.
10 k
12 V
B
Gambar 4
1N4007
A
100
VL VR
XL R
atau
X L
VL
R
VR
(1)
Berdasarkan diagram fasornya, antara VL dan VR terdapat selisih fase sebesar 90 o atau
(L mendahului R). Karena VR dan IR ,
Z X L R2
2
(2)
VL
-VR
Gambar 1
Rangkaian RC
Pada rangkaian RC seperti gambar 2, untuk kapasitor dengan kapasitansi C, akan
timbul pada kapasitor suatu rektansi kapasitif sebesar X C = f. Dengan cara yang sama
dengan rangkaian 1, berlaku pula :
VR
R
VC
XC
XC
VC
R
VR
(3)
Z X C R2
2
(4)
10
VC
-VR
Gambar 2
Rangkaian RLC
Pada rangkaian seri RLC terdapat impedansi total sebesar :
Impedansi akan minimum bila XL=XC, sehingga Z=R. Dengan demikian resonansi akan
terjadi pada frekuensi :
Berdasarkan diagram fasornya, VL dan VC berbeda fase 180o (L mendahului C).
VL
-VL
L
Gambar 3
C. Peralatan
1 induktor
1 kapasitor
1 panel soket
1 generator fungsi
1 resisitor
kabel-kabel penghubung.
D. Susunan peralatan dan pelaksanaan percobaan
Percobaan I : Rangkaian LC
1. Susun peralatan seperti gambar 1, gunakan generator fungsi sebagai sumber
tegangan AC. Hubungkan titik B dengan tanah (ground) pada osiloskop. Hubungkan
pula titik A dengan masukan saluran 1, sedangkan titik C dengan masukan saluran 2
pasa osiloskop.
2. Aturlah osiloskop agar menampilkan gambar dua saluran sekaligus. Karena titik B
dihubungkan dengan tanah, maka yang ditampilkan di saluran 2 adalah V R, Ubtuk
mendapatkan VR, baliklah gambarnya dengan menekan tombol INV pada saluran 2.
3. Nyalakan generator fungsi dan atur keluarannya pada frekuensi 2 kHz, dengan
amplitude 50%. Aturlah tombol TIME/DIV dan VOLT/DIV pada osiloskop agar gambar
mudah diamati.
4. Salinlah gambar tampilan pada kertas grafik.
5. Dari tampilan osiloskop catatlah besar VL dan VR, kemudian hitunglah XL berdasarkan
persamaan (1).
6. Naikkan frekuensi menjadi 4 kHz, 8 kHz, dan seterusnya hingga 20 kHz.
11
Dari gambar yang disalin dari tampilan osiloskop, tentukan beda fase antara V L
dengan VR, antara VR dan VC serta antara VL dengan VC.
2.
Dari hasil percobaan 1, buatlah grafik X L sebagai fungsi frekuensi, dan tentukan harga
induktansi dari kemiringan (slope) grafiknya.
3.
dari hasil percobaan II, buatlah grafik X C sebagai fungsi 1/f, dan tentukan harga
kapasitansi dari kemiringan grafiknya.
4.
Dari hasil di atas hitunglah harga frekuensi resonansi, dan bandingkan dengan hasil
yang diperoleh pada percobaan III.
12
Resistor (hambatan)
Hambatan listrik dari suatu penghantar (konduktor) adalah perbandingan dari beda
potensial antara ujung konduktor dengan arus listrik yang melaluinya. Oleh sebab itu
salah satu cara untuk mengukur besar hambatan listrik dari konduktor adalah dengan
mengukur beda potensial dari ujung-ujungnya dengan voltmeter dan juga mengukur arus
listrik yang melaluinya dengan amperemeter.
Seri
V1
V2
V3
R1
R2
R3
masing-masing
tegangan
V1,V2
dan
V3
yang
:
Tegangan ujung-ujung hambatan yang dihubungkan seri
adalah penjumlahan tegangan di setiap ujung masingmasing hambatan.
V V1 V2 V3
Gambar 1
(i)
V1 I R1 ; V2 I R2 ;
(iii).
Bila (ii) dan (iii) disubstitusikan ke (i) diperoleh : IR IR1 IR2 IR3
Atau : R R1 R2 R3 Sehingga dapat dirumuskan : R R1 R2 R3 ... Rn
Paralel
R1
R2
R3
A
Gambar 2
13
Misal arus utama adalah I, arus setiap hambatan adalah I1, I2 dan I3 maka menurut
Hukum Kirchoff :
I I1 I 2 I 3
I1
V
V
V
;I2
; I3
R1
R2
R3
V
V
V
V
R R1 R2 R3
diperoleh:
2.
R1 R2
R1 R2
hubungan :
V
. Dari persamaan sebelumnya
R
1
1
1
1
atau
1
1
1
1
1
...
R R1 R2 R3
Rn
dinyatakan
Kapasitor
Seri
VA
V1
V2
Q2
Q1
Q3
C3
C2
C1
V3
B2
Q AB Q1 Q2 Q3
Gambar 3
.........
(i)
V V AB V1 V2 V3
Sedangkan
(ii)
Berdasar rumus
Q
V
atau V
Q
C
menjadi :
Q AB Q1 Q2 Q3
C AB C1 C 2 C 3
a
c
A
C13
Q3
Q2
Q1
C AB
C2
C1
1
1
1
C1 C 2 C 3
1
1
1
1
Q
C AB
C1 C 2 C 3
(iii)
f
Paralel
V
AB
Gambar 4
14
V1 V2 V3 V P
Atau
Sedangkan
muatan
total
Q AB Q1 Q2 Q3
gabungannya :
C1V p C 2V p C 3V p C1 C 2 C 3 Vp
Dengan demikian kapasitas gabungannya : C p
Qp
Vp
C1 C 2 C3
Q AB Q1 Q2 Q3
V1 V2 V3 V P
C p C1 C 2 C3
C. Alat dan bahan : Lampu 2.5 volt, socket lampu, Papan matrik, Kapasitor, Kabel, Power
supply DC/AC
Susunan Peralatan Dan Pelaksanaan Percobaan
Percobaan I :
c
a
L1
L2
e
g
L3
L1
L2
L3
ab
bc
Titik Pengukuran
Cd
a
b
ad
Hambatan
()
Arus
(Ampere)
Tegangan
(Volt)
Rangkaian Paralel
a
Pengukuran
Titik Pengukuran
ef
gh
a
c
cd
Hambatan
()
Arus
(Ampere)
Tegangan
(Volt)
Percobaan II : Kapasitor
1. Atur komponen-komponen sesuai dengan gambar berikt pada papan matrik.
a
C1
C2
C3
C3
e
g
d
f
C2
C1
15
ab
bc
Titik Pengukuran
cd
a
b
ad
Hambatan
()
Arus
(Ampere)
Tegangan
(Volt)
Rangkaian Paralel
Pengukuran
cd
Titik Pengukuran
ef
gh
a
c
Hambatan
()
Arus
(Ampere)
Tegangan
(Volt)
Hasil dan Evaluasi
1. Dari masing-masing rangkaian (lampu : seri dan paralel, kapasitor : seri dan paralel)
hitung hambatan pengganti, arus serta tegangan,
percobaan. Analisa!!
2. Dari percobaan pada rangkaian kapasitor hitung muatan masing-masing kapasitor
tiap gambar. Apa yang terjadi pada rangkaian kapasitor yang diberi tegangan searah
dibandingkan dengan yang diberi tegangan bolak balik? Jelaskan
16
17
Metal Plate
Piezo Ceramic
Mounting
Electrical Contact
Gambar 1. Flexural Resonator
Gelombang ultrasonik dapat menghasilkan osilasi mekanis di Flexural Resonator
dimana receiver (penerima) menimbulkan tegangan piezoelektrik gelombang bunyi; dengan
kata lain reciever dan transmitter (pengirim) merupakan sistem yang dapat saling
dipertukarkan. Dua buah sensor dengan frekuensi resonansi berbeda dapat berfungsi
sebagai tranduser ultrasonik. Kedua sensor ini mengirimkan getaran amplitudo yang cukup
besar, masing-masing pada frekuensi 23 KHz dan 40 KHz. Adanya karakteristik resonansi
membuat eksperimen menggunakan tranduser ultrasonik tidak dipengaruhi suara latar dan
arus listrik yang dipakai transmitter ultrasonik sangat baik.
Gelombang bunyi dapat dipantulkan oleh berbagai jenis benda. Jika suatu gelombang
bidang dari gelombang bunyi dipantulkan pada suatu permukaan maka sudut datang sama
dengan sudut pantul. Hasil pemantulan gelombang bunyi berupa sinyal listrik dapat diamati
18
satu
penerapan
teknis
dari
alat
echosounder
yang
1 buah transmitter
Receiver
Oscilloscope
Generator Fungsi
untuk
osiloskop
untuk
menentukan
cepat
rambat
gelombang
bunyi
di
udara
menggunakan rumus: C = f.
Masukkan nilai-nilai yang didapatkan ke dalam Tabel 1 dan Tabel 2
Tabel 1 Penentuan Nilai Frekuensi untuk Frekuensi Reciever 23 KHz
N
o
1
2
3
T/DIV
T (s)
f (KHz)
19
T/DIV
o
1
2
3
T (s)
f (KHz)
Oscilloscope
Reflected
plate
Transmitter
Generator
Fungsi
Tentukan nilai cepat rambat gelombang berdasarkan data yang ada. Masukkan
hasilnya ke Tabel 3 Tabel 4.
Tabel 3 Penentuan Nilai Cepat Rambat Gelombang Bunyi untuk Frekuensi Reciever 23 KHz
N
o
10 (m)
(m)
C (m/s)
1
2
3
Tabel 4 Penentuan Nilai Cepat Rambat Gelombang Bunyi untuk Frekuensi Reciever 40 KHz
20
10 (m)
(m)
C (m/s)
1
2
3
Bandingkan nilai cepat rambat gelombang bunyi di udara yang didapatkan dari hasil
praktikum dengan nilai standar cepat rambat gelombang bunyi di udara ! Bahas jika
terdapat perbedaan. Mengapa demikian?
2.
Jelaskan hasil pengamatan gelombang sinyal yang tampak pada layar osiloskop
akibat pemantulan benda padat! Mengapa demikian?
3.
Jelaskan hasil pengamatan gelombang sinyal yang tampak pada layar osiloskop
akibat pemantulan oleh lapisan udara panas! Mengapa demikian? Bandingkan dengan
peristiwa fisis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
21
medan
magnet
akan
menimbulkan
gaya
pada
kumparan.
Prinsip
ini
diimplementasikan dalam wujud motor-motor listrik, yang pada kesempatan ini dicoba
motor listrik DC (Direct Current).
Pada motor DC penguatan terpisah medan tetap, medan magnet dibangkitkan dari
pasangan magnet permanen Utara dan Selatan. Fluks magnet dialirkan melalui sepatusepatu kutub dari motor DC, garis-garis gaya magnet mengalir dari atas (Utara) ke
bawah (Selatan).
Kecepatan dan torsi (tenaga) motor DC tipe ini hanay bergantung dari pengaturan arus
yang mengalir pada root / jangkar. Semakin besar arus yang melalui kumparan rotor /
jangkar maka kecepatannya bertambah besar dan sebaliknya.
Magnet permanen
Sepatu Kutub
Sikat
Sumber Tegangan DC
Sepatu Kutub
Magnet permanen
Prosedur :
1.
2.
3.
Atur tegangan pada kumparan rotor/ jangkar pada strip 3, amati dan catat
perkiraan kecepatannya sebagai n1.
4.
Naikkan tegangan pada kumparan rotor/ jangkar dari strip 3 ke strip 4 dan strip 5,
amati dan catat perkiraan kecepatannya sebagai n2.
5.
Pertanyaan :
Dari perkiraan pengamatan anda, jawab pertanyaan berikut L
1.
2.
3.
22
+-
+Prosedur:
Knock
Down Kit
Sumber Tegangan
DC
1.
2.
Pasangan magnet Utara dan Selatan dibentuk dengan cara sebagai berikut :
terminal + dari sumber tegangan dihubungkan dengan terminal berwarna merah
kumparan atas, terminal berwarna kuning dihubungkan denan terminal berwarna
merah dari kumparan bawah. Terminal berwarna kuning dari kumparan bawah
dihubungkan dengan terminal (-) dari sumber tegangan DC.
3.
Aturlah tegangan pada sumber tegangan rotor/ jangkar pada strip 3 dan sumber
tegangan medan pada strip 3, amati dan catat perkiraan kecepatannya sebagai n1.
4.
Naikkan tegangan pada kumparan rotor/ jangkar dari strip 3 ke strip 4 dan strip 5,
amati dan catat perkiraan kecepatannya sebagai n 2. (tegangan medan tetap pada
strip 3).
5.
7.
23
2.
3.
4.
5.
2.
3.
2. Generator DC
1.2.1 Generator DC Medan Eksitasi Berubah dengan penggerak Utama Motor DC
Shunt
Pada generator DC medan eksitasi berubah, fluks magnet (medan eksitasi generator)
diabngkitkan dari sumber tegnagan DC yang besarnya dapat diubah-ubah. Dengan
mengatur besarnya medan eksitasi maka akan didapatkan perubahan GGL induksi
pada kumparan rotr/ jangkar, dimana GGL Induksi juga bergantung dari kecepatan
perubahan pemotongan garis gaya magnet dan banyaknya lilitan kumparan. Penggerak
utama generator ini adalah sebuah motor DC shunt. Porors motor dan generator
dihubungkan melalui sebuah sabuk transmisi mekanik (belt).
24
+Sumber
Tegangan
DC
+MOTOR
GENERATOR
Prosedur :
1.
2.
Medan
eksitasi
dibangkitkan
dengan
cara
25
3.
tegangan eksitasi pada strip 2, amati dan catat penunjukan voltmeter sebagai E1.
Atur tegangan motor DC shunt pada strip 5,
4.
tegangan eksitasi pada strip 2, amati dan catat penunjukan voltmeter sebagai E2.
Atur tegangan motor DC shunt pada strip 2,
5.
tegangan eksitasi pada strip 2, amati dan catat penunjukan voltmeter sebagai E3.
Atur tegangan motor DC shunt pada strip 5,
6.
tegangan eksitasi pada strip 4, amati dan catat penunjukan voltmeter sebagai E4.
Atur tegangan motor DC shunt pada strip 3,
7.
tegangan eksitasi pada strip 1, amati dan catat penunjukan voltmeter sebagai E5.
Pengujian berbeban
Atur tegangan motor DC shunt pada strip 4,
8.
tegangan eksitasi pada strip 3, amati dan catat penunjukan voltmeter sebagai E 6.
Kemudian hubungkan satu lampu sebagai beban generator, amati dan catat
penujukan Voltmeter sebagai E7.
Dalam keadaan berbeban satu lampu, aturlah
9.
10.
kembalikan tegangan motor DC shunt pada strip 4, aturlah tegangan pada motor DC
shunt sehingga didapatkan kembali E6 pada penujukan Voltneter. Berapa besarnya
tegangan pada motor DC Shunt ( Vcont.. ek 1)?
Sekarang kembalikan tegang motor DC Shunt
11.
12.
tegangan
eksitasi
secara
bersamaan
sehingga
didapatkan
kembali
E6
cont.eks2
pada
cont. sh2
E6. Kemudian hubungkan satu lampu sebagai beban generator, amati dan catat
penujukan Voltmeter sebagai E7.
13.
26
1.
E2 ?
Bagaimana hubungan antara E1 terhadap
2.
E3 ?
Bagaimana hubungan antara E1 terhadap
3.
E4 ?
Bagaimana hubungan antara E1 terhadap
4.
E5 ?
5.
Berapa besar E6 ?
6.
Berapa besar E7 ?
7.
Berapa besar E8 ?
8.
Berapa besar E
cont. sh1
9.
Berapa besar E
cont. eks1
10.
Berapa besar E
cont. sh1
11.
Berapa besar E
cont. eks2
12.
?
?
?
?
27
sin k k .
k 0,1, 2, .........(1)
g
Dengan g adalah jarak antara dua celah pada kisi yang disebut tetapan kisi. Bila k = 1
maka :
g. sin k
(2)
Sudut ditentukan dengan menentukan jarak dari kisi ke layar (a) dan jarak antara pusat
terang untuk k = 1 dengan k = 0 (di tengah layar) atau (e) lihat gambar 1
arc tan
e
a
(3)
e
g
k
a
Gambar 1
C. Peralatan
1
6
1
1
1
lampu pijar
klem
lensa f = 100 mm
buah kisi (600 grs/cm)
klem meja
1
1
1
1
D. Susunan Peralatan
Susunlah peralatan seperti gambar 2. Angka-angka pada gambar menunjukkan posisi
peralatan yang bersangkutan harus dipasang pada batang penyangga.
28
E. Pelaksanaan percobaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gambar 2
29