Anda di halaman 1dari 16

REVISI

LAPORAN EKSPERIMEN

Eksperimen 3 : Pengukuran Panjang Gelombang Sinar Laser Dioda dengan


Menggunakan CD Sebagai Kisi Refleksi

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Gelombang dan Medan

Dosen: Dr. H. Andhy Setiawan, M.Si.

Oleh:

Kelompok 5

Roby Akbar Taufik (1803027)


Rida Febriyanti Sholihah (1802622)
Sariaman Siringo Ringo (1803578)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2019
PENGUKURANG PANJANG GELOMBANG SINAR LASER DIODA DENGAN
MENGGUNAKAN CD SEBAGAI KISI REFLEKSI

A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan jarak antar track terdekat (d) pada CD
2. Menentukan panjang gelombang sinar laser dioda
B. Landasan Teori
1. Interferensi
Interferensi ialah penggabungan secara superposisi dua gelombang atau lebih yang bertemu pada
satu titik. Interferensi pada dua gelombang yang memiliki amplitudo sama akan menghasilkan suatu
gelombang dengan amplitudo yang bergantung pada beda fase antara gelombang-gelombang
penyusun. Jika kedua gelombang sefase, maka interferensi bersifat konstruktif dan amplitude
gelombang resultan dua kali amplitude gelombang penyusun. Jika dua gelombang berbeda fase 180o,
maka interferensi bersifat destruktif dan gelombang saling menghilangkan.
2. Difraksi
Apabila suatu gelombang datang pada suatu permukaan batas yang memisahkan dua
daerah dengan laju gelombang berbeda, maka sebagian gelombang akan dipantulkan dan
sebagian lain akan ditransmisikan. Jika muka gelombang bidang pada suatu celah sempit
(lebarnya lebih kecil daripada panjang gelombang), maka gelombang tersebut akan
mengalami pelenturan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang
melebar dibelakang celah tersebut. Peristiwa ini dinamakan difraksi.
Difraksi dialami oleh setiap gelombang, baik gelombang mekanik (contohnya gelombang
air, gelombang bunyi) maupun gelombang elektromagnetik (contohnya gelombang cahaya).
Misalnya gelombang permukaan air yang melewati sebuah penghalang berupa sebuah celah
sempit akan mengalami lenturan atau difraksi. Peristiwa yang sama terjadi jika cahaya
dilewatkan pada sebuah celah yang sempit, maka gelombang cahaya itu akan mengalami
difraksi.
3. Kisi Difraksi
Peristiwa difraksi dapat diakibatkan oleh kisi. Kisi merupakan sebuah pengahalang yang
terdiri atas banyak celah sempit. Kisi difraksi merupakan alat yang berguna untuk
menganalisis sumber-sumber cahaya berupa penghalang yang terdiri dari banyaknya celah
sempit yang jumlahnya bisa mencapai ribuan pada daerah selebar 1cm. Cahaya yang
dilewatkan pada kisi difraksi akan dilenturkan sedemikian rupa sehingga cahaya dapat
melewati celah tersebut. Jika dipasang sebuah layar dengan jarak kisi dan lebar kisi yang
sama, maka cahaya akan menghasilkan pola interferensi gelap terang.
4. Kisi Refleksi
Berdasarkan konsep, kisi refleksi ini memiliki kesamaan dengan kisi difraksi. Kisi
refleksi akan menghasilkan sebuah pola interferensi tertentu jika sebuah kisi-kisi atau celah-
celah sempit yang memiliki jarak antar celah dan lebar celah yang sama ini dilewati oleh
sebuah sumber cahaya. Perbedaan kisi difraksi dan kisi refleksi adalah apabila pada kisi
difraksi cahaya yang melewati kisi-kisi ini akan dilenturkan, hingga cahaya dapat melewati
celah tersebut dan apabila di belakang kisi ini dipasang sebuah layar maka pada layar
tersebut akan terbentuk sebuah pola interferensi gelap terang. Sedangkan pada kisi refleksi,
cahaya akan dipantulkan kembali menuju sumber cahaya karena pada hakikatnya kisi yang
digunakan pada kisi refleksi ini tidak benar-benar memiliki lubang, melainkan hanya sebuah
lekukan-lekukan yang memiliki jarak antar lekukan dan kedalaman lekukan yang relatif
sama seperti halnya pada kisi difraksi. hal tersebut menyebabkan pola interferensi tidak akan
muncul pada layar. Apabila layar dipasang dibelakang kisi, seperti halnya pada kisi difraksi
melainkan pola interferensi tersebut, apabila layar dipasang dihadapan kisi atau dengan kata
lain dihadapan titik pemantulannya. Pola interferensi yang terbentuk pada kisi refleksi ini
pun akan sama seperti halnya yang muncul pada konsep celah ganda Young maupun pada
kisi difraksi, yaitu:
d sin θ=mλ , m=0 , 1 ,2… (Interferensi konstruktif)

( 12 ) λ ,m=0 ,1 , 2… (Interferensi destruktif )


d sin θ= m+

Dengan m adalah orde pola tersebut

5. Compact Disk (CD)


CD tersusun dari lapisan polycarbonate plastic dengan tebal ± 1.2mm. Selama proses
fabrikasi lapisan ini di press sedemikian rupa dan kemudian dibentuk track atau jalur
penyimpanan datanya. Setelah itu aluminium ditaburkan diatasnya sehingga membentuk
lapisan yang lebih tipis untuk menutupi jalur track data. Proses selanjutnya yaitu
memberikan lapisan acrylic untuk melindungi lapisan aluminium. Pada lapisan acrylic ini,
yang nantinya akan disablon untuk memberi label / judul pada CD. Irisan melintang sebuah
CD dapat ilihat pada gambar.
Gambar 1. Irisan Melintang (Lapisan Penyusun CD)
Penyimpanan data pada CD membentuk jalur Spiral melingkar dari bagian dalam menuju
ke bagian luar. Setiap data digital yang dituliskan ke CD akan meninggalkan seperti benjolan
yang berbentuk balok dengan ukuran lebar 0.5 micron (1 micron = 1 x 10 -6 meter),
panjangnya minimal 0.83 micron (tergantung panjang datanya) dan tinggi 125 nanomater. (1
nanometer = 1 x 10-9 meter). Benjolan seperti balok ini sering disebut sebagai pits yang
nampak seperti lembaran pita pada sisi aluminium. Namun, apabila pits ini disinari dengan
laser, maka laser akan tetap membaca seperti benjolan–benjolan balok. Ukuran yang sangat
kecil sekali untuk ukuran manusia, seandainya track ini bisa dikeluarkan dari spiralnya maka
akan didapatkan panjang pita +/- 5 kM. CD dapat digunakan sebagai kisi refleksi karena
terdapat track, yang berperan sebagai kisi (celah sempit) dan lapisan alumunium sebagai
lapisan reflektifnya.
6. Laser
Laser merupakan mekanisme suatu alat yang memancarakan radiasi elektromagnetik
yang biasanya dalam bentuk cahaya yang dapat dilihat maupun tidak dengan mata normal,
melalui proses pancaran stimulasi. Pancaran laser biasanya tunggal, memancarkan foto
dalam pancaran koheren. Dalam teknologi laser, cahaya yang koheren menunjukkan suatu
sumber cahaya yang memancarkan panjang gelombang yang diidentifikasi dari frekuensi
yang sama, beda fase yang konstan dan polaritasnya.
Laser dioda merupakan sebuah laser yang tersusun atas dioda, dengan media aktif yang
digunakan adalah sebuah semikonduktor persimpangan p-n yang mirip dengan yang
didapatkan pada dioda pemancar cahaya. Prinsip kerja doida melalui sirkuit dari rangkaian
elektronika yang terdiri dari jenis p dan n. Pada dua jenis ini memiliki dua tegangan yaitu:
a. Biased forward dengan arus yang dihasilkan searah dengan nilai 0,707 untuk pembagian
v puncak bentuk gelombangnya (+).
Gambar 2. Set Alat Percobaan
b. Backforward biased merupakan tegangan terbalik yang dapat merusak suatu komponen
elektronika.
7. Menghitung Gelombang Sinar Laser

Gambar 3. Skema Percobaan

Adapaun penurunan rumus yang digunakan untuk menghitung jarak antar track pada
CD dan digunakan dalam menghitung panjang gelombang sinar laser adalah sebagai berikut:

Syarat untuk bintik terang (bright spot) adalah


d sin θ=mλ
Untuk bintik terang 1
d sin θ1=λ … (1)
Untuk bintik terang 2
d sin θ2=2 λ … (2)
Dari persamaan 1 dan 2 maka:
d (sin θ 2−sin θ1)=λ … (3)
Berdasarkan gambar skema percobaan diperoleh
W¿
2
sin θ1= …(4)
W¿ 2 2
√( 2 )+L

W out
2
sin θ2= …(5)
W out 2 2
√( 2 ) +L

Dari persamaan 3,4, dan 5, maka jarak antar track terdekat (d) pada CD adalah
λ
d= …(6)
W out W¿

(√( 2
2
W out 2 2
)+L

√( 2
2
W¿ 2 2
)
+L )
Dari persamaan 6 maka pajang gelombang sinar laser dioda dapat ditentukan dengan
persamaan berikut:
W out W¿
λ=d
( √( 2
2
W out 2 2
)
+L

√(
2
W¿ 2 2
2 )
+L ) …(7)

C. Alat dan Bahan

No Nama Alat Jumlah


1 Laser Helium Neon 1 buah
2 Laser Dioda 3 buah
3 Compact Disk (CD) 1 buah
4 Penggaris 1 buah
5 Mount CD 1 buah
6 Kertas millimeter blok 4 lembar
7 Power Supply 1 set

D. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan percobaan
a. Menentukan jarak antar track terdekat (d) pada CD
1) Menempatkan keping CD pada mount (pemegangnya)
2) Menempatkan layar (kertas milimeter blok) yang sudah diberi lubang kira-kira 5-7 cm di
depan keping CD, usahakan paralel dengan permukaan keping CD
3) Menempatkan laser He-Ne dibelakang layar (di bawah lubang) semikian sehingga
cahaya dari laser datang tegk lurus pada permukaan CD
4) Mengukur dan mencatat jarak antara layar dan keping CD (L)
5) Menghidupkan laser dan menandai titik-titik dimana laser mengalami interferensi
konstruktif (bintik terang) pada layar
6) Mengukur dan mencatat Win dan Wout
7) Menentukan jarak antar track terdekat (d) pada keping CD dengan menggunakan
persamaan 6
b. Menentukan panjang gelombang sinar laser dioda
1) Menempatkan keping CD pada mount (pemegangnya)
2) Menempatkan layar (kertas milimeter blok) yang sudah diberi lubang kira-kira 5-7 cm di
depan keping CD, usahakan paralel dengan permukaan keping CD
3) Menempatkan laser He-Ne dibelakang layar (di bawah lubang) semikian sehingga
cahaya dari laser datang tegak lurus pada permukaan CD
4) Mengukur dan mencatat jarak antara layar dan keping CD (L)
5) Menghidupkan laser dan menandai titik-titik dimana laser mengalami interferensi
konstruktif (bintik terang) pada layar
6) Mengukur dan mencatat Win dan Wout
7) Menghitung panjang gelombang sinar laser dioda dengan menggunakan persamaan (7)
8) Merapihkan kembali alat percobaan

E. Data Pengamatan
Percobaan 1 : menentukan jarak antar track terdekat (d) pada CD
Menggunakan laser Helium-neon (He-Ne)
L=(6,5 ±0,05)cm
λ=632,8 nm, dengan Light Transmitter AC 100V; 50/60 Hz
No W ¿ (mm) W out ( mm)
1 31,0 133,0
2 31,0 133,0
3 30,0 132,0
4 31,0 133,0
5 30,0 133,0

Percobaan II : menentukan panjang gelombang (λ) sinar laser dioda


L=(6,5 ±0,05)cm
1. Laser Ungu
No W ¿ (mm) W out ( mm)
1 21,0 60,0
2 20,0 60,0
3 19,0 58,0
4 20,0 60,0
5 18,0 57,0

2. Laser Hijau

No W ¿ (mm) W out ( mm)


1 24,0 80,0
2 22,0 78,0
3 25,0 85,0
4 23,0 80,0
5 24,0 80,0

3. Laser Merah

No W ¿ (mm) W out ( mm)


1 31,0 117,0
2 30,0 115,0
3 30,0 114,0
4 30,0 115,0
5 30,0 115,0

F. Pengolahan Data
a. menentukan jarak antar track terdekat (d) pada CD menggunakan laser Helium-
neon (He-Ne)
L=(6,5 ±0,05)cm
λ=632,8 nm, dengan Light Transmitter AC 100V; 50/60 Hz
No W ¿ (mm) W out ( mm)
1 31,0 133,0
2 31,0 133,0
3 30,0 132,0
4 31,0 133,0
5 30,0 133,0

λ
d=
W out W¿
Dengan menggunakan rumus

(√( 2
W out
2 )
2

+ L2

2
¿
2

(√ W2 ) + L 2
) maka:

632,8× 10−9 m
d 1= =1,3 ×10−6 m
0,133 0,031

( √( 0,133
2
2

)
2
+ 0,0652

√( 0,031
2
2

)
2
+0,0652 )
632,8× 10−9 m
d 2= =1,3 ×10−6 m
0,133 0,031

( √( 2
2
0,133 2
) + 0,0652

√( 2
2
0,031 2
) +0,0652 )
632,8 ×10−9 m
d 3= =1,3 × 10−6 m
0,132 0,030

( √( 0,132
2
2
2

)
+0,065 2

√( 0,030
2
2

)
2
+0,065 2 )
632,8 ×10−9 m
d4= =1,3 ×10−6 m
0,133 0,031

( √( 2
2
0,133 2
) +0,0652

√( 2
2
0,031 2
) + 0,0652 )
632,8 ×10−9 m
d 1= =1,3× 10−6 m
0,133 0,030

( √( 0,133
2
2

)
2
+ 0,0652

√( 0,030
2
2

)
2
+0,065 2 )
No W ¿ (mm) W out (mm) d μm |d −d́|μ m 2
|d −d́| μ 2 m 2
1 31,0 133,0 1,3 0,0 0,0
2 31,0 133,0 1,3 0,0 0,0
3 30,0 132,0 1,3 0,0 0,0
4 31,0 133,0 1,3 0,0 0,0
5 30,0 133,0 1,3 0,0 0,0
∑ 6,5 0,0

∑ 6,5
d́= i=1 =1,3 μ m
5
2

∆ d=
√∑|d−d́| = √ 0 =0,0 μ m
n−1 4
Maka; d=(1,3) μm dengan tidak memiliki presentase kesalahan presisi dan kesalahan

|d −d literatur| |1,3−1,6|
akurasi sebesar ×100 %= ×100 %=18,7 %
d literatur 1,6

b. menentukan panjang gelombang sinar laser dioda


L=(6,50 ± 0,05)cm
1. Laser Ungu
No W ¿ (cm) W out ( cm)
1 21,0 60,0
2 20,0 60,0
3 19,0 58,0
4 20,0 60,0
5 18,0 57,0

W out W¿

Dengan menggunakan rumus λ=d


( √( 2
W out
2 )
2

+ L2

√(
2
W¿ 2 2
2
+L ) ) maka:

0,06 0,021
λ 1=1,304 ×10−6
( √( 0,06
2
2

)
2
+0,0652

(√ 0,021
2 )
2
2
+ 0,065 2
)
=3,4 × 10−7 m
0,06 0,020
λ 2=1,304 ×10−6
( √( 0,06
2
2

)
2
+0,0652

(√ 0,020
2 )
2
2
+0,065 2
)
=3,5 × 10−7 m

0,058 0,019
λ 3=1,304 ×10−6
( √( 2
2
0,058 2
)
+0,0652

√(
2
0,019 2
2 )
+ 0,0652 )
=3,4 × 10−7 m

0,06 0,020
λ 4=1,304 × 10−6
( √( 0,06
2
2

)
2
+ 0,0652

(√ 0,020
2 )
2
2
+0,065 2
) =3,5 ×10−7 m

0,057 0,018
λ 5=1,304 ×10−6
( √( 0,057
2
2

)
2
+0,0652

(√ 0,018
2 )
2
2
+0,065 2
)
=3,4 ×10−7 m

No W ¿ (cm) W out ( cm) λ μm |λ− λ́|μ m 2


|λ−λ| μ2 m2
1 21,0 60,0 3,4 × 10−1 0,0 0,0
2 20,0 60,0 3,5 ×10−1 0,1 x 10-1 1,0 x 10-4
3 19,0 58,0 3,4 × 10−1 0,0 0,0
4 20,0 60,0 3,5 ×10−1 0,1 x 10-1 0,0
5 18,0 57,0 3,4 × 10−1 0,0 1,0 x 10-4
∑ 17,2 ×10−1 2,0 x 10-4

∑ 17,2×10−1
λ́= i=1 =3,4 ×10−1 μ m
5
2

∆ λ=
√∑ |λ− λ́| = √ 2,0× 10 −4
=7,1× 10−3 μ m
n−1 4
Maka; λ=(3,4 ×10−1 ±7,1 ×10−3) μm dengan presentase kesalahan presisi sebesar

∆λ 7,1× 10−3
×100 %= =2,1 %, dan kesalahan akurasi sebesar
λ 3,4 ×10−1

|λ−λ literatur| |3,4 ×10−1 −3,8× 10−1|


× 100 %= × 100 %=9,5 %
λ literatur 3,8× 10−1

2. Laser Hijau
No W ¿ (cm) W out ( cm)
1 24,0 80,0
2 22,0 78,0
3 25,0 85,0
4 23,0 80,0
5 24,0 80,0

W out W¿

Dengan menggunakan rumus λ=d


( √( 2
2
W out 2 2
)+L

√(
2
W¿ 2 2
2
+L ) ) maka:

0,08 0,024
λ 1=1,304 ×10−6
( √( 0,08
2
2
2

)
+ 0,0652

(√ 0,024
2 )
2
2
+0,065 2
) =4,5 ×10−7 m

0,078 0,022
λ 2=1,304 ×10−6
( √( 0,078
2
2
2

)
+ 0,0652

(√ 0,022
2 )
2

+ 0,065
2
2
)=4,5× 10−7 m

0,085 0,025
λ 3=1,304 ×10−6
( √( 0,085
2
2
2

)
+0,0652

(√ 0,025
2 )
2

+ 0,065
2
2
)=4,7 ×10−7 m

0,08 0,023
λ 4=1,304 × 10−6
( √( 0,08
2
2
2

)
+0,065 2

(√ 0,023
2 )
2
2
+0,065 2
) =4,6 × 10−7 m

0,08 0,024
λ 5=1,304 ×10−6
( √( 0,08
2
2
2

)
+0,0652

(√ 0,024
2 )
2
2
+0,065 2
) =4,5 ×10−7 m

No W ¿ (cm) W out ( cm) λ μm |λ− λ́|μ m |λ−λ|2 μ2 m2


1 2,40 8,00 4,5 × 10−1 1,0 x 10-2 1,0 x 10-4
2 2,20 7,80 4,5 × 10−1 1,0 x 10-1 1,0 x 10-4
3 2,50 8,50 4,7 × 10−1 1,0 x 10-1 1,0 x 10-4
4 2,30 8,00 4,6 × 10−1 0,00 0,00
5 2,40 8,00 4,5 × 10−1 1,0 x 10-1 1,0 x 10-4
No W ¿ (cm) W out ( cm) λ μm |λ− λ́|μ m 2
|λ−λ| μ2 m2
∑ 22,8 ×10−1 4,0 x 10-4

∑ 22,8× 10−1
λ́= i=1 =4,6 × 10−1 μ m
5
2

∆ λ=
√∑ |λ− λ́| = √ 4,0 ×10 −4
=1,0 ×10−2 μ m
n−1 4
Maka; λ=( 4,6 ± 1 ) × 10−1 μm dengan presentase kesalahan presisi sebesar

∆λ 1,0× 10−2
×100 %= ×100 %=2,2 %, dan kesalahan akurasi sebesar
λ 4,6 ×10−1

|λ−λ literatur| |4,6 ×10−1−4,9 ×10−1|


× 100 %= ×100 %=6,1 %
λ literatur 4,9 ×10−1

3. Laser Merah

No W ¿ (cm) W out ( cm)


1 31,0 117,0
2 30,0 115,0
3 30,0 114,0
4 30,0 115,0
5 30,0 115,0

W out W¿

Dengan menggunakan rumus λ=d


( √( 2
2
W out 2 2
) +L

√(
2
W¿ 2 2
2 )
+L ) maka:

0,117 0,031
λ 1=1,304 ×10−6
( √( 0,117
2
2

)
2
+0,0652

(√ 0,031
2 )
2
2
+0,065 2
) =5,7× 10−7 m

0,115 0,030
λ 2=1,304 ×10−6
( √( 0,115
2
2

)
2
+0,0652

(√ 0,030
2 )
2
2
+0,065 2
) =5,7 ×10−7 m
0,114 0,030
λ 3=1,304 ×10−6
( √( 0,114
2
2

)
2
+ 0,0652

(√ 0,030
2 )
2
2
+ 0,065 2
)
=5,7 ×10−7 m

0,115 0,030
λ 4=1,304 × 10−6
( √( 2
2
0,115 2
)
+ 0,0652

√(
2
0,030 2
2 ) + 0,0652 )
=5,7 × 10−7 m

0,115 0,030
λ 5=1,304 ×10−6
( √( 0,115
2
2

)
2
+0,0652

(√ 0,030
2 )
2
2
+0,065 2
)
=5,7 ×10−7 m

No W ¿ (cm) W out ( cm) λ μm |λ− λ́|μ m |λ−λ|2 μ2 m2


1 3,10 11,70 5,7 ×10−1 0 0
2 3,00 11,50 5,7 ×10−1 0 0
3 3,00 11,40 5,7 ×10−1 0 0
4 3,00 11,50 5,7 ×10−1 0 0
5 3,00 11,50 5,7 ×10−1 0 0
∑ 28,5 ×10−1 0

∑ 28,5× 10−1
λ́= i=1 =5,7 ×10−1 μ m
5
2

∆ λ=
√∑ |λ− λ́| = √ 0 =0 μ m
n−1 4
Maka; λ=(5,7 × 10−1 ) μm dengan tidak memiliki presentase kesalahan presisi dan

|λ−λ literatur| |5,7 × 10−1−6,2 ×10−1|


kesalahan akurasi sebesar × 100 %= ×100 %=8,1%
λ literatur 6,2×10−1

G. Analisis Data
Hasil perhitungan untuk percobaan pertama yaitu menentukan jarak antar track pada CD
dengan menggunakan laser HeNe sebagai sumbernya didapatkan d=(1,3) μm dengan tidak
memiliki presentase kesalahan presisi. Berdasarkan literature jarak antara track terdekat pada
CD adalah 1,6 hal tersebut memungkinkan kesalahan akurasi sebesar 18,7 %.
Pada percobaan yang kedua didapatkan tiga data yang berbeda. Sinar laser pertama yaitu
ungu diperoleh hasil λ laserungu =(3,4 × 10−1 ±7,1 ×10−3)μm dengan presentase kesalahan
presisi sebesar 2,1 %, dan berdasarkan literature panjang gelombang sinar laser diode
berwarna ungu adalah ±380nm sehingga memiliki presentase kesalahan akurasi sebesar
9,5%. Sinar laser kedua hijau diperoleh hasil λ laserhijau=(4,6 ± 1,0)× 10−2 μm dengan
presentase kesalahan presisi sebesar 2,2 %. Berdasarkan literature panjang gelombang laser
diode berwarna hijau adalah ±495 nm sehingga memiliki kesalahan akurasi sebesar 6,1%.
Dan sinar laser terakhir merah diperoleh hasil λ=(5,7 × 10−1 ) μm dengan tidak memiliki
kesalahan presisi. Berdasarkan literature panjang gelombang laser diode berwarna merah
±620nm sehingga memiliki kesalahan akurasi sebesar 8,1%.

Dari hasil yang diperoleh dari percobaan diatas ternyata terdapat beberapa perbedaan
dengan literatur, hal tersebut disebabkan beberapa hal seperti:
1) Kesalahan paralaks,
2) Kesulitan dalam menentukan titik refleksi sinar laser secara tepat pada millimeter block,
3) Ketelitian alat ukur (mistar) dalam menentukan W ¿ dan W out
Adapun saran yang dapat memperkecil kesalahan ketika melakukan praktikum adalah
sebagai berikut :
1) Sinar yang muncul di millimeter block diusahakan tegak lurus dengan compact disk,
sehingga mengurangi getaran-getaran yang ada di kertas millimeter block
2) Lebih teliti dalam penandaan titik di milimeter block untuk jarak antara W ¿ dan W out
3) Lebih teliti dalam mengatur posisi sinar laser yang akan dipancarkan pada CD

H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan telah didapatkan bahwa jarak antar track terdekat pada CD
adalah d=¿ dengan tidak memiliki presentase kesalahan presisi dan kesalahan akurasi
sebesar 18,7 %. Sedangkan panjang gelombang sinar laser dioda berdasarkan warna laser
ungu, hijau, dan merah berturut-turut adalahλ laserungu =(3,4 × 10−1 ±7,1 ×10−3)μmdengan
presentase kesalahan presisi sebesar 2,1 % dan presentase kesalahan akurasi sebesar 9,5%,
λ laserhijau=(4,6 ± 1,0)× 10−2 μm dengan presentase kesalahan presisi sebesar 2,2 % dan

presentase kesalahan akurasi sebesar 6,1%. dan λ lasermerah =(5,7 ×10−1 ) μm dengan tidak
memiliki presentase kesalahan presisi dan presentase kesalahan akurasi sebesar 8,1%.
I. Daftar Pustaka
Giancoli, Douglas C., (2001), Fisika Jilid 2 Edisi kelima, halaman 293-295 dan 302-304,
cetakan I, Erlangga, Jakarta.
Halliday, D dan Resnick, R. 1991. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga

Tipler, P.A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai