Anda di halaman 1dari 11

HASIL REVISI

LAPORAN EKSPERIMEN
Eksperimen 2 : Interferometer Michelson

(Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas mata kuliah Gelombang dan Medan)

Dosen Pengampu : Dr. H. Andhy Setiawan, M.Si

Oleh:
Kelompok 5

Roby Akbar Taufik (1803027)


Rida Febriyanti S (1802622)
Sariaman Siringo Ringo (1803578)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan Panjang Gelombang Sinar Laser Helium Neon

B. ALAT DAN BAHAN


1. Satu perangkat alat Interferometer Michelson
2. Sumber sinar laser berupa HeNe

3. Counter

C. DASAR TEORI
Interferensi ialah penggabungan secara superposisi dua gelombang atau lebih yang
bertemu dalam satu titik di ruang. Interferensi gelombang dari dua sumber tidak teramati
kecuali sumbernya koheren, atau perbedaan fase di antara gelombang konstan terhadap
waktu. Karena berkas cahaya pada umumnya adalah hasil dari jutaan atom yang memancar
secara bebas, dua sumber cahaya biasanya tidak koheren. Koherensi dalam optika sering
dicapai dengan membagi cahaya dari sumber tunggal menjadi dua berkas atau lebih, yang
kemudian dapat digabungkan untuk menghasilkan pola interferensi. Pembagian ini dapat
dicapai dengan memantulkan cahaya dari dua permukaan yang terpisahInterferometer
michelson merupakan seperangkat peralatan yang memanfaatkan gejala interferensi cahaya.
Interferensi cahaya sendiri merupakan perpaduan antara dua gelombang cahaya.
Interferensi cahaya ini akan menghasilkan pola gelap dan terang. Jika kedua gelombang
tersebut memiliki fase yang sama maka akan terjadi interferensi Konstruktif (saling
menguatkan) sehingga nantinya akan terbentuk pola terang, sedangkan jika kedua
gelombang tidak mempunyai fase yang sama maka akan terjadi interferensi Dekstruktif
(saling melemahkan) sehingga terbentuk pola gelap.
Michelson menggunakan interferometer untuk mengukur panjang gelombang garis
spectrum cahaya yang dipancarkan oleh krypton 86 yang dinyatakan dalam batang meteran
standar. Tahun 1887 fisikawan Amerika Serikat, Albert A Michelson dan E.W Morley
melakukan percobaan besar untuk menguji keberadaan eter. Percobaan mereka tersebut pada
dasarnya mempergunakan interferometer Michelson yang di rancang khusus untuk
melakukan percobaan ini. Dalam pengukuran panjang gelombang garis spectrum cahaya,
interferometer Michelson, seberkas cahaya monokromatik (satu warna) dipisahkan menjadi
dua berkas yang dibuat dengan melewati dua lintasan yang berbeda dan kemudian di
perpadukan kembali. Karena adanya perbedaan panjang lintasan yang di tempuh kedua
berkas, maka akan tercipta suatu pola interferensi. Perhatikan gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Skema interferometer Michelson


Seperti yang ditunjukan oleh gambar 1, Interferometer Michelson memiliki cara
kerja sebagai berikut. Gelombang dari sumber (berupa cahaya) dipancarkan menuju beam
splitter. Kemudian sebagian gelombang tersebut dipantulkan ke cermin 1 dan sebagian lagi
diteruskan kecermin 2 (karena beam splitter memiliki sifat pembagi gelombang).
Gelombang yang dipantulkan oleh beam splitter menuju C1 akan dipantulkan kembali
melewati menuju layar. Sementara sebagian gelombang yang diteruskan ke C2 akan
melewati Plat Compensator dan dipantulkan kembali menuju Layar sehingga akan
bergabung dengan pantulan gelombang
yang berasal dari C1 dan membentuk pola interferensi yang dapat diamati dengan mudah di
layar. Jika C2 digeser ke arah pembagi sejarak d maka tebal pola akan bertambah sebanyak
d dan akan menghasilkan beda lintasan optis sejauh 2d karena gelombang cahaya melintasi
jarak tersebut sebanyak dua kali.
Jika jarak pindahnya C2 diketahui, maka panjang gelombang cahaya dapat. Sehingga
diperoleh jarak pergeseran yang berhubungan dengan perubahan frinji, sebesar:

∆N λ
∆ d=
2

Dengan delta d adalah perubahan lintasan optis,  lambda adalah nilai panjang gelombang
sumber cahaya dan  N adalah perubahan jumlah frinji.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyusun alat-alat seperti (gambar 1)
2. Hubungkan laser HeNe ke sumber listrik
3. Memposisikan laser HeNe didepan lensa sejajar bangku interferometer Michelson
4. Menutup C2 dan mengatur posisi C1 sehingga berkas pantulan dapat terlihatdi layar 4
5. Mengatur posisi C2 sehingga cahaya dari C2 berimpit dengan cahaya dari C1.
6. Memutar sekrup pengaturan pada C2 secara perlahan sehingga pola interferensi dapat
dilihat jelas pada layar pengamatan.
7. Mengatur posisi sekrup mikrometer sekrup pada skala setengah utama (dua kali putaran)
8. Memutar mikrometer satu putaran penuh belawanan arah jarum jam.
9. Membuat tanda garis batas yang berimpit pada salah satu pinggiranlingkaran frinji yang
dipilih pada layar.
10. Mencatat posisi awal mikrometer sebelum mulai melakukan penghitungan.
11. Memutar knop mikrometer perlahan-lahan searah jarum jam. Pada saat yang sama
menghitung banyaknya frinji yang melintasi garis batas.
12. Mencatat posisi akhir sehingga jarak mikrometer yang dihitung ialah selisih dari poin 9
dan 10.
13. Mengulangi langkah 10 dan 11 sebanyak 5 kali untuk jumlah frinji yang berbeda.
14. Merapikan dan menyimpan kembali alat-alat yang telah digunakan ketempatnya.

E. DATA PENGAMATAN
Untuk n= 200
No di (mm) df (mm)
1 21,71 21,84
2 21,84 21,94
3 21,94 22,06
4 22,06 22,19
5 22,19 22,29

Untuk n= 600
No di (mm) df (mm)
1 22,29 22,69
2 22,69 23,12
3 23,12 23,51
4 23,51 23,93
5 23,93 24,33
F. PENGOLAHAN DATA
Untuk n= 200
2
No 2 ∆ d (m) λ (m) |λ i− λ́| (m) (m)
|λ i− λ́|
1 1,30 x 10-4 6,50 x 10-7 0,00 0,00
2 1,00 x 10-4 5,00 x 10-7 1,50 x 10-7 2,25 x 10-14
3 1,20 x 10-4 6,00 x 10-7 5,00 x 10-8 2,50 x 10-15
4 1,60 x 10-4 8,00 x 10-7 1,50 x 10-7 2,25 x 10-14
5 1,40 x 10-4 7,00 x 10-7 5,00 x 10-8 2,50 x 10-14
Ʃ 6,50 x 10-4 3,25 x 10-6 4,00 x 10-7 5,00 x 10-14

∑ λi 3,25 x 10−6
λ́= i=1 = =6,50 ×10−7 m=650,00 nm
5 5
5


2
∑ |λi − λ́|5 ×10−14 5 ×10−14
i=1
Δ λ= = = =¿ 5,00 ×10−8 m=50,00 nm¿
n( n−1) 5 (5−1) 20

Maka λ́ ± ∆ λ=( 650,00 ±50,00 ) nm


∆λ 50
Persentase kesalahan relatif: x 100 %= x 100 %=7,6 %
λ́ 650
Persentase kesalahan relatif terhadap spesifikasi laser:
¿ λ−λ spesifikasi laser ∨ ¿ x 100 %=¿ 650−632,8∨ ¿ x 100 %=2,71 % ¿ ¿.
λ spesifikasi laser 632,8

Untuk n= 600
2
No 2 ∆ d (m) λ (m) |λ i− λ́| (m) |λ i− λ́| (m)
1 4,00 x 10-4 6,67 x 10-7 1,30 x 10-8 1,69 x 10-16
2 4,30 x 10-4 7,17 x 10-7 3,70 x 10-8 3,69 x 10-16
3 3,90 x 10-4 6,50 x 10-7 3,00 x 10-8 9,00 x 10-16
4 4,20 x 10-4 7,00 x 10-7 2,00 x 10-8 4,00 x 10-16
5 4,00 x 10-4 6,67 x 107 1,30 x 10-8 1,69 x 10-16
Ʃ 2,04 x 10-3 3,40 x 10-6   2,00 x 10-15
5

∑ λi 3,40 x 10−6
λ́= i=1 = =6,80 ×10−7 m=680,00 nm
5 5
5


2
∑ |λi − λ́| 2,00 x 10−15 2,00 x 10−15
i=1
Δ λ= = = =¿ 1,00 ×10−8 m=10,00 nm¿
n( n−1) 5( 5−1) 20

Maka λ́ ± ∆ λ=( 680,00 ±10,00 ) nm


∆λ 1,5
Persentase kesalahan relatif: x 100 %= x 100 %=0,22 %
λ́ 680
Presentase kesalahan relatif terhadap spesifikasi laser:

¿ λ−λ spesifikasi laser ∨ ¿ x 100 %=¿ 680−632,8∨ ¿ x 100 %=7,45 % ¿ ¿.


λ spesifikasi laser 632,8

G. ANALISIS
Hasil perhitungan menunjukan bahwa panjang gelomabng sinar laser HeNe untuk n =
200 adalah λ́ ± ∆ λ=( 650,00 ±50,00 ) nm dan untuk n= 600 yaitu λ́ ± ∆ λ=( 680,00 ±10,00 ) nm .
Hal ini tidak terlalu menyimpang dari panjang gelombang pada sinar lase HeNe yang
terdapat pada alat yang digunaka ketika melaksanakan praktikum yaitu sebesar 632,8 nm.
Terjadinya sedikit penyimpangan tersebut dimungkinkan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antaralain:
1. Alat interferometer Michelson yang terlalu sensistif terhadap getaran maupun gerakan.
2. Adanya kesulitan menentukan pola interferensi dilayar, karena adanya kemungkinan
tidak lurusnya posisi cermin terhadap sinar laser.
3. Kesulitan menentukan pola perubahan interferensi dikarenakan terlalu sensitifnya
mikrometer sekrup pada alat tersebut.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa nilai panjang gelombang
sinar laser HeNe pada n =200 adalah λ́ ± ∆ λ=( 650,00 ±50,00 ) nm dengan persentase
kesalahan relatif sebesar 7,6 %serta peresentase kesalahan relatif terhadap spesifikasi laser
sebesar 2,71 %. Sedangkan pada n= 600 yaitu λ́ ± ∆ λ=( 680,00 ±10,00 ) nm dengan
persentase kesalahan relatif sebesar 0,22 %serta presentase kesalahan relatif terhadap
spesifikasi laser sebesar 7,45 %

I. DAFTAR PUSTAKA

Halliday & Resnick, (terjemahan Pantur Silaban, Ph.D). (1984). Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga.
Jakarata: Erlangga

Tipler,P. (2001). Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta: Erlangga
LAPORAN PEMBUATAN VIDEO EKSPERIMEN
INTERFEROMETER MICHELSON
KELOMPOK 5

A. WAKTU PENGAMBILAN VIDEO


1. Waktu pengambilan video eksperimen:
Lokasi : Laboratorium Fisika Lanjut Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

B. PERANGKAT PENYUNTING VIDEO


1. Perangkat Keras
a. Video diambil dengan menggunakan kamera telepon genggam
Merk : OPPO
Tipe : F11
Resolusi : 1080

b. Video disunting dengan menggunakan gawai


Jenis : Laptop
Merek : Lenovo
Tipe : IdeaPad C340
RAM : 8 GB
Prosesor : Intel Core i3 8th Gen

2. Perangkat Lunak
Beberapa perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan video percobaan
fisika adalah sebagai berikut:
1) Camtasia
2) VideoScribe

C. PEMANFAATAN PERANGKAT LUNAK


1. Camtasia
Camtasia adalah perangkat lunak yang cukup memadai untuk digunakan
menyunting video. Dalam pembuatan video percobaan fisika ini, ada beberapa fitur
Camtasia yang digunakan, yaitu:
1) Menggabungkan beberapa video
Beberapa video yg diambil dan video yg dibuat menggunakan Video Scribe, serta
video dari sumber lainnya yang digabungkan pada software Camtasia untuk menjadi
video dengan scene utuh dan waktu yang diharapkan.

2) Merekam Suara
Karena audio pada video hasil rekaman menggunakan telepon genggam tidak
bersih atau banyak noise, maka suara video perlu disunting. Suara video dihilangkan
pada software camtasia dan direkam kembali dengan cara dubing menggunakan alat
bantu berupa headphone dengan kualitas baik yaitu headphone dari merk rexus yang
memiliki teknologi surround sound 7.1.
3) Menambahkan musik
Sepanjang video percobaan ini menggunakan tambahan musik

4) Memberikan keterangan
Memberikan keterangan seperti nama peralatan percobaan yang digunakan, prosedur
percobaan, dan sebagainya menggunakan camtasia.
2. VideoScribe
Digunakan untuk menjelaskan bagian hasil percobaan supaya lebih menarik.
Dimana tampak seperti tangan seseorang yang sedang menulis suatu materi yang akan
di jelaskan dan ditampilkan.

Anda mungkin juga menyukai