Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS JURNAL

Tema: Problem Based Learning (PBL)

(Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Matakuliah Analisis Hasil Studi Internasional Pedidikan Fisika)

Dosen Pengampu: Dr. Andi Suhandi, M.Si.

Oleh:
Roby Akbar Taufik
1803027

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
Jurnal 1:

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dan Belajar Mandiri (SRL) Pada
Kemampuan Memecahkan Masalah Fisika (PSA) Pada Siswa SMA

Sahyar, Ridwan A. Sani, Tionar Malau


American Journal of Educaional Research, 2017, vol 5, No. 3, 279-283

A. Latar Belakang
Kemampuan Memecahkan Masalah (PSA) dari siswa di Indonesia, khususnya sumatra utara
masih relatif rendah. Hal ini didasarkan pada hasil PISA dan TIMSS yang menunjukan bahwa
PSA siswa di Indonesia masih rendah di posisi 69 dari 76 negara. Untuk mengatasi masalah ini
dibutuhkan satu model pembelajaran yang mampu membuat siswa menjadi aktif dalam belajar.
Salah satu model pembelajaran adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL).
Berdasarkan beberapa penelitian mengemukakan bahwa, PBL dapat membuat siswa
memiliki kemampuan berpikir kritis, PSA, dan berpikir kreatif.

B. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan rancangan pretest dan posttest. Tujuan
penelitian ini untuk melihat efek model PBL pada PSA dengan yang membedakan rata-rata SRL
atas dan rata-rata SRL bawah.
Variabel bebas nya yaitu model pembelajaran PBL dan model pembelajaran konvensional,
varibel terikatnya PSA dan Variabel kontrolnya yaitu SRL. Pengumpulan data dalam penelitian
ini di peroleh melalui tes PSA.

C. Subjek Penelitian
Popoulasi nya yaitu kelas 13 di SMAN 11 Medan yang terdiri dari sepuluh kelas. Subjek
dalam penelitian ini adalah dua kelas yang diperoleh dari teknik random sampling. Kelas
pertama merupakan kelas kontrol yang terdiri dari 40 siswa dan kelas kedua merupakan kelas
eksperimen yang terdiri dari 40 siswa.

D. Jenis Data dan Instrumen


Jenis data dalam penelitian ini berupa data hasil tes PSA dan kuisioner SRL yang diperoleh
dari instrumen tes PSA berupa pretest/posttest.
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan belajar mandiri (SRL) pada
kemampuan memecahkan masalah fisika (PSA) pada siswa SMA diukur dengan menggunakan
uji statistik berupa ANOVA untuk mengetahui pengaruh PBL terhadap PSA dan uji Scheffe
untuk mengetahui interaksi perbandingan PSA siswa.

F. Hasil Penelitian yang Diperoleh dan Temuan-Temuan Lain


Hasil penelitian menunjukan bahwa PSA fisika siswa lebih baik dengan menggunakan
model PBL daripada model konvensional yang menunjukan adanya pengaruh model PBL
terhadapa PSA fisika siswa SMA, dengan hasil uji ANOVA, 1) PSA siswa yang belajar dengan
menggunakan model PBL lebih baik dari pembelajaran konvensional dengan nilai signifikansi
0,000 < 0,05 dan 2) kelompok PSA siswa yang memiliki SRL rata- rata atas lebih baik daripada
siswa yang memiliki rata-rata SRL bawah dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, 3) serta
terdapat interaksi antara yang menggunakan model PBL dan pembelajaran konvensional
menggunakan SRL dalam mempengaruhi PSA siswa dengan nilai signifikansi 0,012 < 0,05.
Perbandingan interaksi dari hasil uji Schefee diperoleh sebagai berikut; 1) PSA pada CC
untuk siswa rata-rata SRL bawah adalah sama dengan PSA siswa pada CC untuk kelompok rata-
rata SRL atas dengan p signifikan > 0,05, 2) PSA pada PBL untuk untuk kelompok siswa rata-
rata SRL atas lebih tinggi dari PSA siswa dalam PBL untuk kelompok siswa rata-rata SRL
bawah dengan p signifikan < 0,05, 3) PSA pada CC untuk kelompok siswa rata-rata SRL atas
kurang dari PSA siswa pada PBL untuk kelompok rata-rata SRL atas dengan p signifikas < 0,05,
4) PSA pada CC untuk kelompok siswa rata-rata SRLbawah kurang dari PSA siswa pada PBL
,untuk kelompok SRL rata-rata bawah dengan p signifikan < 0,05, 5) PSA pada CC untuk untuk
kelompok siswa rata-rata SRL atas, kurang dari PSA siswa pada PBL untuk kelompok rata-rata
SRL bawah dengan tigkat signifikan < 0,05, 6) PSA pada CC untuk kelompok siswa rata-rata
SRL bawah, kurang dari PSA siswa pada PBL untuk kelompok siswa rata-rata SRL atas dengan
p signifikan < 0,05.

G. Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini menemukan bahwa kemampuan siswa memecahkan masalah yang belajar
menggunakan model PBL lebih baik daripada menggunakan model konvensional, Kemampuan
pemecahan masalah yang memililki rata-rata SRL atas lebih baik daripada siswa yang memiliki
rata-rata SRL bawah, dan terdapat interaksi antara model pembelajaran PBL dan pembelajaran
konvensional menggunakan SRL dalam mempengaruhi PSA, hal tersebut dibuktikan
berdasarkan hasil uji statistik berupa ANOVA.
Perbandingan interaksi antara model pembelajaran PBL dan pembelajaran konvensional
menggunakan SRL dalam mempengaruhi PSA dibuktikan dengan menggunakan uji Schffee

H. Kekuatan dan Kelemahan


Kekuatan : Penggunaan model pembelajaran PBL memiliki pengaruh terhadap PSA siswa
Kelemahan : 1. Materi pembelajaran dalam penelitian tidak disebutkan

2. Jumlah item pretest dan posttest tidak disebutkan


3. Kategori skala kuisioner SRL tidak dijelaskan

I. Ide atau Gagasan

Memberikan pelatihan yang mengandung masalah yanng berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,
memberikan praktikum yang tepat untuk memecahkan masalah fisika agar penggunaan PBL
lebih efektif dan penggunaan uji statistik berupa ANOVA untuk mengetahui pengaruh PBL dan
SRL terhadap PSA siswa, serta uji Schfee untuk mengetahui perbandingan interaksi antara model
pembelajaran PBL dan pembelajaran konvensional menggunakan SRL dalam mempengaruhi
PSA dapat dijadikan contoh dalam menganalisis data penelitian terkait pengaruh PBL terhadap
PSA siswa.
Jurnal 2:

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Terhadap Peningkatan Prestasi Fisika


Dan Berpikir Kritis Siswa SMA

Mundilarto, Helmiyanto Ismoyo


Journal of Baltic Science Education ISSN 2538-7138

A. Latar Belakang
Selain hasil belajar siswa, cara berpikir siswa juga dapat menentukan keberhasilan siswa.
Berpikir kritis merupakan elemen penting dalam pembelajaran, bahkan telah diterapkan sejak
zaman Socrates, tetapi masih banyak yang tidak menguasai kemampuan kata dan tidak semua
pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa. Semua orang bisa berpikir tapi tidak semua
orang berpikir secara mendalam. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan berpikir
kritis yaitu dengan variasi pembelajaran. Salah satu model yang diusulkan Kemendikbud adalah
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam
keterampilan berpikir kritis siswa antara kelas yang menerapkan PBL dan kelas tradisional.
Dalam penelitian ini model pembelajaran PBL digunakan sebagai model pembelajaran yang
yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi fisika dan keterampilan berpikir kritis siswa.

B. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan menggunakan desain kuasi eksperimen
pretest/ posttest. Variabel bebas nya adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBL),
sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar fisika dan keterampilan berpikir kritis
siswa.

Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dengan perlakuan berupa
penerapan model pembelajaran PBL dengan metode eksperimen, dan kelas kontrol berupa
penerapan model pembelajaran PBL dengan metode yang umum digunakan, salah satunya
metode demonstrasi.

C. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA di Yogyakarta dengan subjek penelitian nya
yaitu, kelas X4 yang terdiri dari 32 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X7 yang terdiri
dari 32 siswa yang berperan sebagai kelas kontrol.

D. Jenis Data dan Instrumen

Data tentang prestasi belajar fisika diperoleh melalui tes pretest/ posttest dengan item berupa
30 item pilhan ganda dan keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh melalui item jenis esai
pada awal dan akhir pembelajaran. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa yaitu item jenis esai dengan jumlah item sebanyak 4 item.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen tes dan lembar observasi.

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang diolah untuk dianalisis yaitu berupa hasil pretest dan posttest
yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data yang digunakan yaitu
dengan pengukuran standar Gain untuk mengetahui adakah peningkatan prestasi belajar siswa
dan keterampilan berpikir kritis siswa. Uji MANOVA yang di gunakan untuk menguji hipotesis.

F. Hasil Penelitian yang Diperoleh dan Temuan-Temuan Lain

Hasilnya menunjukan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) secara


signifikan dapat meningkatkan prestasi belajar fisika dan keterampilan berpikir kritis siswa
dalam kategori masing-masing yang terdiri dari klarifikasi dasar, membangun dasar keputusan,
membuat inferesi dan membuat klarifikasi lanjutan. Hal ini diperoleh berdasarkan hasil uji
standar gain dan uji Manova, dimana skor gain untuk prestasi belajar pada kelas eksperimen
yaitu 0,63 dan untuk kelas kontrol yaitu 0,32 dan rata- rata skor gain untuk keterampilan berpikir
kritis pada kelas eksperimen yaitu 0,49 dan skor gain untuk kelas kontrol yaitu yaitu 0,34. Hasil
uji Manova yang merupakan uji hipotesis diperoleh nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,0001,
sehinga mode pembelajaran PBL berpengaruh lebih baik terhadap peningkatan prestasi belajar
fisika dan keterampilan berpikir kritis di SMA daripada penggunaan model demonstrasi.

G. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL merupakan salah satu
model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar fisika dan keterampilan berpikir
kritis siswa yang dibuktikan dengan hasil analisis standar gain dan uji manova terhadap data
yang diperoleh dari tes, tetapi ada suatu hal yang harus diperhatikan yaitu kebutuhan dan
penerapan nya. Hal ini menujukkan masalah awal dengan benar agar siswa dapat memahami apa
yang harus mereka lakukan.

H. Kekuatan dan Kelemahan


Kekuatan: Model pembelajaran PBL dengan metode eksperimen dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa, dibandingkan dengan model pembelajaran
PBL dengan metode demonstrasi.
Kelemahan: 1. Kegunaan instrumen Lembar Observasi tidak dijelaskan

2. Hasil dari Lembar Observasi tidak ada

I. Ide atau Gagasan


Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dalam meningkatkan prestasi
belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa dapat dijadikan salah satu referensi.
Jurnal 3:

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Keterampilan Proses Ilmiah dan
Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah

Nurdeli Lasniroha Sagala, Rahmatsyah, Mariati P. Simajuntak


IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME) ISSN 2320-7388

A. Latar Belakang
Keterampilan proses ilmiah (SPS) sangat menuntut siswa untuk terlibat secara aktif sehingga
perlu dilatih dan berkembang melalui pembelajaran berpusat pada siswa sehingga siswa terampil
dalam memperoleh dan meninjau berbagai informasi tentang fenomena alam dalam kehidupan
sehari-hari. SPS perlu ditumbuhkan dalam pembelajaran fisika sehingga siswa dapat menguasai
konsep-konsep yang diajarkan.
Kurangnya pelatihan SPS pada siswa dalam pembelajaran fisika menyebabkan siswa sulit untuk
memecahkan masalah secara sistematis, sulit untuk mencerna subek pertanyaan.
Fakta yang terjadi dilapangan, pembelajaran disekolahbelum menunjukkan proses pembelajran
fisika yang melengkapi siswa untuk mengembangkan SPS. Dari hasil observasi, wawancara, di
SMA Negeri 1 Bangun Purba bahwa proses pembelajaran masih di dominasi oleh penyampaian
informasi, tidak menekankan pada pengolahan informasi melalui eksperimen. Pemilihan model
pembelajaran yang tepat memainkan peran penting, khusus nya untuk meningkatkan SPS.

PBL merupakan salah model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan ilmiah dalam belajar.
Berdasarkan beberrapa penelitian berpendapat bahwa dalam mencapai keterampilan proses
ilmiah (SPS) dari model PBL lebih baik daripada model pembelajaran langsung.

B. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi eksperimen dengan desain pretest-posttest
control group yang terdiri dari dua kelas yang merupakan kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Pada awal penelitian dua kelas diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal belajar
siswa di setiap kelas, selanjutnya data dari pretest terkait dengan keterampilan proses ilmiah
(SPS), dan digunakan N-gain untuk melihat peningkatan keterampilan proses ilmiah.
Selanjunya, dilakukan pengujian normalitas, homogenitas, dan kemudian dilakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji statistik berupa Independent Sample T-Test.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah dua kelas berjumlah 68 siswa yang diperoleh dari teknik
random sampling dimana kelas pertama yaitu kelas X-3 merupakan kelas eksperimen dengan
jumlah 37 siswa, dan kelas kedua yaitu kelas X-2 yang merupakan kelas kontrol dengan jumlah
siswa 31 siswa.

D. Jenis Data dan Instrumen

Jenis data dalam penelitian ini yaitu data yang di peroleh dari hasil tes (pretest/ posttest)
yang berjumalah 10 item untuk kemampuan proses ilmiah (SPS). Instrumen yang digunakan
yaitu instrumen tes berupa tes esai.

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data


Dalam penelitian ini teknik pengolahan data dilakukan dengan data yang berasal dari hasil
tes pretest dan posttest dengan tipe esai. Analiss pertama dilakukan dengan mengukur nilai N-
Gain untuk melihat peningkatan keterampilan proses ilmiah (SPS). Kemudian dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan menggunakan
uji Kalmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS v.1. Setelah seluruh uji kelayakan
terpenuhi maka dilakukan uji hipotesis mengenai keterampilan proses ilmiah (SPS) dengan
menggunakan uji Independent Sample T-Test.

F. Hasil Penelitian yang Diperoleh dan Temuan-Temuan Lain


Penelitian ini menunjukan adanya pengaruh model PBL terhadap keterampilan proses
ilmiah (SPS) hal ini ditunjukan dengan rata-rata nilai peningkatan keterampilan proses ilmiah
siswa menggunakan PBL berada dalam kategori sedang dan peningkatan SPS pada siswa
menggunakan model konvensional ada pada kategori rendah. Hal ini dibuktikan berdasarkan
pengujian hipotesis dengan menggunakan uji Independent Sample T-Test diperoleh nilai
signifikansi yaitu 0,00 < 0,05 dengan tingkat α yaitu 5%. Sehingga keterampilan proses ilmiah
(SPS) siswa yang menggunakan model PBL lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran
menggunakan model konvensional.

G. Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini berasal dari data yang normal, berdasarkan varians yang homogen. Hal tersebut
dibuktikan dengan uji normalitas dan uji homogenitas dengan bantuan uji Kolmogorov-Smirnov.
Dalam penelitian ini rata-rata keterampilan proses ilmiah (SPS) siswa lebih baik dengan
menggunakan model PBL dibandingkan dengan SPS siswa yang di beri pembelajaran dengan
menggunakan model konvensional. Hal ini dibuktikan dengan pengujian hipotesis menggunakan
uji Independent Sample T-Test, sehingga PBL memeiliki pengaruh terhadap SPS.

H. Kekuatan dan Kelemahan


Kekuatan : model PBL memiliki pengaruh lebih baik dalam meningkatkan keterampilan
proses ilmiah (SPS) siswa dibanding menggunakan model konvensional.
Kelemahan : 1. Hasil/ nilai N-Gain tidak diperlihatkan
2. Aspek yang digunakan sebagai dasar dalam pembuatan instrumen tes tidak
disebutkan.

I. Ide atau Gagasan

Analisis pengujian normalitas dan homogenitas harus dipisahkan tanpa menggunakan uji
Kormologrov-Smirnov agar pengamatan terhadap hasil analisis nya lebih jelas, yaitu untuk
pengujian normalitas bisa dilakukan dengan menggunakan Chi-Kuadrat dan untuk uji
homogenitas bisa menggunakan Uji Anova.
Jurnal 4:

Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Terhadap Motivasi Siswa


dan Keterampilan Pemecahan Masalah Fisika

Aweke Shishigu Argaw, Beyene Bashu Haile, Beyene Tesfaw Ayalew, Shiferaw Gadisa Kuma

EURASIA Journal of Mathematics Science and Technology Education ISSN 1305-8223

A. Latar Belakang
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minat dan motivasi dalam belajar fisika di sekolah
menengah ada pada keadaaan menurun dan hasil belajar yang semakin buruk. Menemukan
strategi untuk mempertahankan motivasi siswa dalam pembelajaran fisika sangat penting
pengaruhnya terhadap pembangunan nasional. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran fisika belum meningkatkan motivasi siswa, akibatya mengembangkan strategi
yang lebih baik harus dilakukan.
Konteks belajar dan strategi pengajaran merangsang motivasi siswa untuk belajar. PBL
merupakan metode pembelajaran masalah yang relevan diperkenalkan pada siklus awal dan
digunakan untuk memotivasi untuk belajar.

B. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan grup pretest dan
posttest. Variabel bebas nya adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBL), sedangkan
variabel terikatnya adalah motivasi siswa.

Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dengan perlakuan berupa
penerapan model pembelajaran PBL, dan kelas kontrol penerapan model konvensional.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu dua kelas yang memiliki nilai rata-rata kemampuan awal sama
dengan jumlah siswa kelas eksperimen sebanyak 40 siswa dan jumlah siswa kelas kontrol
sebanyak 41 siswa.

D. Jenis Data dan Instumen


Data yang digunakan berupa skala motivasi terhadap masalah. Instrumen yang digunakan
untuk mengetahui motivasi siswa yaitu skala motivasi terhadap masalah.
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang diolah untuk dianalisis untuk mengetahui peningkatan
motivasi siswa yaitu berupa hasil dari skala motivasi masalah yang diberikan kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol , dimana tiap kelas pengukuran motivasi tidak dibagi berdasarkan
jenis kelamin. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi yaitu
dengan membandingkan hasil skala motivasi dan dianalisis juga dengan menggunakan uji t-test
untuk lebih meyakinkan perbandingan motivasi yang diperoleh.

F. Hasil Penelitian yang Diperoleh dan Temuan-Temuan Lain

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi siswa belajar fisika tidak ada perubahan yang
signifikan antara kedua kelas baik pada jenis kelamin laki-laki atau perempuan sebelum
dilakukan perlakuan dan dapat dikatakan tingkat motivasinya sama. Setelah diberikan perlakuan
dengan pembelajaran model PBL pada kelas eksperimen maupun model konvensional pada kelas
kontrol diperoleh hasil bahwa motivasi belajar fisika pada dua kelas tersebut tidak ada
perbaikan tingkat motivasi siswa yang dapat diartikan peningkatan motivasinya gagal.

G. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL tidak berpengaruh
terhadap peningkatan motivasi siswa dalam belajar fisika. Hal ini menujukkan bahwa adanya
indikasi faktor lain yang berpengaruh terhadap tidak meningkatnya motivasi siswa belajar fisika
yang belum diketahui.

H. Kekuatan dan Kelemahan


Kekuatan: Model pembelajaran PBL tidak berpengaruh dalam meningkatkan motivasi siswa
belajar fisika
Kelemahan: 1. Faktor penyebab PBL tidak bisa meningkatkan motivasi siswa belajar fisika
tidak disebutkan.

2. Tidak adanya pemisahan motivasi siswa berdasarkan jenis kelamin.

I. Ide atau Gagasan


Menggunakan model PBL dalam upaya menyelidiki faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa dan meneyelidiki hubungan prestasi siswa terhadap motivasi atau sebaliknya.
Jurnal 5:

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Digunakan Sebagai Pendekatan Ilmiah Berbasis


Lembar Kerja Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Mengembangkan Karakter Siswa SMA

D. yulianti
IOP Conf.Series: Journal of Physics: Conf. Series 824 (2017) 012009

A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 bertujuan untuk menciptakan warga negara Indonesia yang memiliki
kehidupan dan karakter yang sangat baik. Kurikulum 2013 mengadopsi pendekatan ilmiah yang
tidak hanya mempromosikan perkembangan kognitif tetapi juga pengembangan karakter seperti
kehidupan.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa pendekatan ilmiah mempengaruhi, kognitif,
afektif dan psikomotor siswa secara efektif. PBL adalah metode yang diterapkan dalam
kurikulum 2013. PBL dapat mendorong siswa untuk secara aktif memecahkan masalah sehingga
mereka bisa mendapatkan konsep materi secara mandiri. Keterlibatan ini akan meningkatkan
prestasi siswa. PBL dapat meningkatkan aktivitas dan pencapaian siswa. Ini juga dapat
meningkatkan kreativitas siswa.

B. Metode dan Desain Penilitian


Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi eksperimen dengan desain pretest-posttest
control group yang terdiri dari dua kelas yang merupakan kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Kelas kontrol menggunakan PBL dengan metode ilmiah dan karakter yang terintegrasi LKS.
Item tes ini menjalani uji validitas, reliabilitas, tingkat validitas dan validitas konkuren. Analisis
untuk hasil belajar kognitif dan psikomotor menggunakan uji T-Test dan untuk mengetahui
tingkat karakteristik siswa menggunakan analisis berdasarkan kuisioner.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X di delapan sekolah berbeda di semarang.

D. Jenis Data dan Instrumen


Jenis data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil uji tes dan nilai gain untuk peningkatan
kognitif dan data untuk psikomotor dan karakter siswa diperoleh dari kuisioner. Karakter siswa
yang menjadi bahan penilaian yaitu disiplin, kreatif, komunikatif dan keingin tahuan. Instrumen
penelitian dalam penelitian ini yaitu instrumen tes dan observasi berudipa kuisioner.
Variabel penelitian dalam penelitian ini diantaranya, variabel bebas adal model pembelajaran
PBL dan model konvensional. Variabel terikatnya adalah hasil belajar kognitif, psikomotor dan
karakter siswa. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data


Dalam penelitian ini teknik pengolahan data dilakukan dengan data yang berasal dari hasil
tes pretest dan posttest dan N-Gain untuk peningkatan kognitif siswa. Teknik pengolahan data
untuk karakter dan psikomotor berasal dari hasil kuisioner. Analisis pertama untuk mengetahui
peningkatan kognitif siswa yaitu dengan uji T-Test dan untuk psikomotor dan karakter siswa
dianalisis berdasarkan kategori skala pada kuisioner.

F. Hasil Penelitian yang Diperoleh dan Temuan-Temuan Lain


Penelitian ini diperoleh hasil peningkatan hasil belajar pada kognitif dan psikomotor serta
peningkatan karakter siswa menjadi lebih baik. Hal ini dibuktikan berdasarkan nilai gain dan uji
T-Test untuk peningkatan hasil belajar kognitif. Nilai gain yang diperoleh pada kelas kontrol
yaitu 0,472 dengan kriteria sedang dan nilai gain yang diperoleh pada kelas eksperimen yaitu
0,795 dengan kriteria tinggi. Analisis pretest/posttest dari uji T-Test diperoleh thitung > t(0,95)(68) yaitu
32,922 > 1,9955. Hasil analisis karakter siswa berdasarkan hasil kuisioner yaitu karakter displin
93,14% meningkat, kreatif 73,71 % berkembang, keingin tahuan 93,14% meningkat sehingga
total peningkatan karakter siswa berdasarkan hasil kuisioner yaitu 86,57 % dan hasil analisis
karakteristik siswa berdasarkan nilai uji gain yaitu karakter disiplin 0,662 dengan kategori
sedang, kreatif 0,146 dengan kategori rendah, komunikatif 0,361 dengan kategori sedang, dan
keingin tahuan sebesar 0,336 sedang. Hasil analisis pada hasil belajar psikomotor yaitu pada
kelas ekperimen rata-rata sebelum yaitu 70,97 dengan kriteria baik, rata-rata setelah yaitu 83,87
dengan kriteria baik dan berdasarkan nilai gain yaitu 0,34 dengan kriteria sedang. Sedangkan
pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebelum adalah 69,34 dengan kriteria baik, rata-rata
setelah adalah 76,44 dengan kriteria baik dan berdasarkan nilai gain adalah 0,22 dengan kriteria
rendah.

G. Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran PBL dibantu
dengan pendekatan ilmiah dan lembar kerja fisika untuk mengembangkan karakter siswa. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan karakter siswa dalam karakter disiplin, kreatif,
komunikasi, dan keingin tahuan dalam kategori sedang. Hal ini di peroleh berdasarkan data
observasi yang dianalisis menggunakan kategori pada kuisioner dan hasil nilai gain. Selain untuk
mengatahui perkembangan karakter siswa penilitian ini memiliki tujuan yang lain yaitu
menginvestigasi peningkatan hasil belajar secara kognitif dan psikomotor. Berdasarkan hasil
penelitian, hasil belajar kognitif dan psikomotor mengalami peningkatan, dimana hasil belajar
kognitif dibuktikan dengan uji nilai gain dan uji t-test. Hasil belajar psikomotor dibuktikan
dengan hasil kuisioner dan uji nilai gain. Dimana hasil belajar pada ranah kognitif dan
psikomotor lebih tinggi diperoleh pada kelas eksperimen dibanding pada kelas kontrol.

H. Kekuatan dan Kelemahan


Kekuatan : Model pembelajaran PBL digunakan sebagai pendekatan ilmiah berbasis lembar
kerja dalam pembelajaran fisika dapat mengembangkan karakter siswa SMA dan
meningkatkan hasil belajar secara kognitif dan psikomotor.
Kelemahan: 1. Ketidak jelasan sampel penelitian dan teknik pengambilan sampelnya.
2. Tidak ditunjukannya hasil uji validitas, reliabilitas, tingkat validitas dan
validitas konkuren.
3. Materi pembelajaran fisika yang digunakan dalam penelitian tidak
disebutkan

I. Ide atau Gagasan


Menggunakan model pembelajaran PBL dan jenis pendekatan yang berbeda serta bahan
ajar yang berbeda dari sebelumnya untuk mengembangkan karakter siswa SMA dengan aspek
karakter yang lain.

Anda mungkin juga menyukai