(Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Matakuliah Analisis Hasil Studi Internasional Pedidikan Fisika)
Oleh:
Roby Akbar Taufik
1803027
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dan Belajar Mandiri (SRL) Pada
Kemampuan Memecahkan Masalah Fisika (PSA) Pada Siswa SMA
A. Latar Belakang
Kemampuan Memecahkan Masalah (PSA) dari siswa di Indonesia, khususnya sumatra utara
masih relatif rendah. Hal ini didasarkan pada hasil PISA dan TIMSS yang menunjukan bahwa
PSA siswa di Indonesia masih rendah di posisi 69 dari 76 negara. Untuk mengatasi masalah ini
dibutuhkan satu model pembelajaran yang mampu membuat siswa menjadi aktif dalam belajar.
Salah satu model pembelajaran adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL).
Berdasarkan beberapa penelitian mengemukakan bahwa, PBL dapat membuat siswa
memiliki kemampuan berpikir kritis, PSA, dan berpikir kreatif.
C. Subjek Penelitian
Popoulasi nya yaitu kelas 13 di SMAN 11 Medan yang terdiri dari sepuluh kelas. Subjek
dalam penelitian ini adalah dua kelas yang diperoleh dari teknik random sampling. Kelas
pertama merupakan kelas kontrol yang terdiri dari 40 siswa dan kelas kedua merupakan kelas
eksperimen yang terdiri dari 40 siswa.
Memberikan pelatihan yang mengandung masalah yanng berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,
memberikan praktikum yang tepat untuk memecahkan masalah fisika agar penggunaan PBL
lebih efektif dan penggunaan uji statistik berupa ANOVA untuk mengetahui pengaruh PBL dan
SRL terhadap PSA siswa, serta uji Schfee untuk mengetahui perbandingan interaksi antara model
pembelajaran PBL dan pembelajaran konvensional menggunakan SRL dalam mempengaruhi
PSA dapat dijadikan contoh dalam menganalisis data penelitian terkait pengaruh PBL terhadap
PSA siswa.
Jurnal 2:
A. Latar Belakang
Selain hasil belajar siswa, cara berpikir siswa juga dapat menentukan keberhasilan siswa.
Berpikir kritis merupakan elemen penting dalam pembelajaran, bahkan telah diterapkan sejak
zaman Socrates, tetapi masih banyak yang tidak menguasai kemampuan kata dan tidak semua
pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa. Semua orang bisa berpikir tapi tidak semua
orang berpikir secara mendalam. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan berpikir
kritis yaitu dengan variasi pembelajaran. Salah satu model yang diusulkan Kemendikbud adalah
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam
keterampilan berpikir kritis siswa antara kelas yang menerapkan PBL dan kelas tradisional.
Dalam penelitian ini model pembelajaran PBL digunakan sebagai model pembelajaran yang
yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi fisika dan keterampilan berpikir kritis siswa.
Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dengan perlakuan berupa
penerapan model pembelajaran PBL dengan metode eksperimen, dan kelas kontrol berupa
penerapan model pembelajaran PBL dengan metode yang umum digunakan, salah satunya
metode demonstrasi.
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA di Yogyakarta dengan subjek penelitian nya
yaitu, kelas X4 yang terdiri dari 32 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X7 yang terdiri
dari 32 siswa yang berperan sebagai kelas kontrol.
Data tentang prestasi belajar fisika diperoleh melalui tes pretest/ posttest dengan item berupa
30 item pilhan ganda dan keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh melalui item jenis esai
pada awal dan akhir pembelajaran. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa yaitu item jenis esai dengan jumlah item sebanyak 4 item.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen tes dan lembar observasi.
Dalam penelitian ini data yang diolah untuk dianalisis yaitu berupa hasil pretest dan posttest
yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data yang digunakan yaitu
dengan pengukuran standar Gain untuk mengetahui adakah peningkatan prestasi belajar siswa
dan keterampilan berpikir kritis siswa. Uji MANOVA yang di gunakan untuk menguji hipotesis.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL merupakan salah satu
model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar fisika dan keterampilan berpikir
kritis siswa yang dibuktikan dengan hasil analisis standar gain dan uji manova terhadap data
yang diperoleh dari tes, tetapi ada suatu hal yang harus diperhatikan yaitu kebutuhan dan
penerapan nya. Hal ini menujukkan masalah awal dengan benar agar siswa dapat memahami apa
yang harus mereka lakukan.
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Keterampilan Proses Ilmiah dan
Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah
A. Latar Belakang
Keterampilan proses ilmiah (SPS) sangat menuntut siswa untuk terlibat secara aktif sehingga
perlu dilatih dan berkembang melalui pembelajaran berpusat pada siswa sehingga siswa terampil
dalam memperoleh dan meninjau berbagai informasi tentang fenomena alam dalam kehidupan
sehari-hari. SPS perlu ditumbuhkan dalam pembelajaran fisika sehingga siswa dapat menguasai
konsep-konsep yang diajarkan.
Kurangnya pelatihan SPS pada siswa dalam pembelajaran fisika menyebabkan siswa sulit untuk
memecahkan masalah secara sistematis, sulit untuk mencerna subek pertanyaan.
Fakta yang terjadi dilapangan, pembelajaran disekolahbelum menunjukkan proses pembelajran
fisika yang melengkapi siswa untuk mengembangkan SPS. Dari hasil observasi, wawancara, di
SMA Negeri 1 Bangun Purba bahwa proses pembelajaran masih di dominasi oleh penyampaian
informasi, tidak menekankan pada pengolahan informasi melalui eksperimen. Pemilihan model
pembelajaran yang tepat memainkan peran penting, khusus nya untuk meningkatkan SPS.
PBL merupakan salah model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan ilmiah dalam belajar.
Berdasarkan beberrapa penelitian berpendapat bahwa dalam mencapai keterampilan proses
ilmiah (SPS) dari model PBL lebih baik daripada model pembelajaran langsung.
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data yang di peroleh dari hasil tes (pretest/ posttest)
yang berjumalah 10 item untuk kemampuan proses ilmiah (SPS). Instrumen yang digunakan
yaitu instrumen tes berupa tes esai.
Analisis pengujian normalitas dan homogenitas harus dipisahkan tanpa menggunakan uji
Kormologrov-Smirnov agar pengamatan terhadap hasil analisis nya lebih jelas, yaitu untuk
pengujian normalitas bisa dilakukan dengan menggunakan Chi-Kuadrat dan untuk uji
homogenitas bisa menggunakan Uji Anova.
Jurnal 4:
Aweke Shishigu Argaw, Beyene Bashu Haile, Beyene Tesfaw Ayalew, Shiferaw Gadisa Kuma
A. Latar Belakang
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minat dan motivasi dalam belajar fisika di sekolah
menengah ada pada keadaaan menurun dan hasil belajar yang semakin buruk. Menemukan
strategi untuk mempertahankan motivasi siswa dalam pembelajaran fisika sangat penting
pengaruhnya terhadap pembangunan nasional. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran fisika belum meningkatkan motivasi siswa, akibatya mengembangkan strategi
yang lebih baik harus dilakukan.
Konteks belajar dan strategi pengajaran merangsang motivasi siswa untuk belajar. PBL
merupakan metode pembelajaran masalah yang relevan diperkenalkan pada siklus awal dan
digunakan untuk memotivasi untuk belajar.
Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dengan perlakuan berupa
penerapan model pembelajaran PBL, dan kelas kontrol penerapan model konvensional.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu dua kelas yang memiliki nilai rata-rata kemampuan awal sama
dengan jumlah siswa kelas eksperimen sebanyak 40 siswa dan jumlah siswa kelas kontrol
sebanyak 41 siswa.
Dalam penelitian ini data yang diolah untuk dianalisis untuk mengetahui peningkatan
motivasi siswa yaitu berupa hasil dari skala motivasi masalah yang diberikan kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol , dimana tiap kelas pengukuran motivasi tidak dibagi berdasarkan
jenis kelamin. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi yaitu
dengan membandingkan hasil skala motivasi dan dianalisis juga dengan menggunakan uji t-test
untuk lebih meyakinkan perbandingan motivasi yang diperoleh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi siswa belajar fisika tidak ada perubahan yang
signifikan antara kedua kelas baik pada jenis kelamin laki-laki atau perempuan sebelum
dilakukan perlakuan dan dapat dikatakan tingkat motivasinya sama. Setelah diberikan perlakuan
dengan pembelajaran model PBL pada kelas eksperimen maupun model konvensional pada kelas
kontrol diperoleh hasil bahwa motivasi belajar fisika pada dua kelas tersebut tidak ada
perbaikan tingkat motivasi siswa yang dapat diartikan peningkatan motivasinya gagal.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL tidak berpengaruh
terhadap peningkatan motivasi siswa dalam belajar fisika. Hal ini menujukkan bahwa adanya
indikasi faktor lain yang berpengaruh terhadap tidak meningkatnya motivasi siswa belajar fisika
yang belum diketahui.
D. yulianti
IOP Conf.Series: Journal of Physics: Conf. Series 824 (2017) 012009
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 bertujuan untuk menciptakan warga negara Indonesia yang memiliki
kehidupan dan karakter yang sangat baik. Kurikulum 2013 mengadopsi pendekatan ilmiah yang
tidak hanya mempromosikan perkembangan kognitif tetapi juga pengembangan karakter seperti
kehidupan.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa pendekatan ilmiah mempengaruhi, kognitif,
afektif dan psikomotor siswa secara efektif. PBL adalah metode yang diterapkan dalam
kurikulum 2013. PBL dapat mendorong siswa untuk secara aktif memecahkan masalah sehingga
mereka bisa mendapatkan konsep materi secara mandiri. Keterlibatan ini akan meningkatkan
prestasi siswa. PBL dapat meningkatkan aktivitas dan pencapaian siswa. Ini juga dapat
meningkatkan kreativitas siswa.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X di delapan sekolah berbeda di semarang.