Anda di halaman 1dari 9

1

Kelompok : 1 (Satu)
Nama : Ghoziyah Shaf
NIM : 1812040006
Nama anggota kelompok:
1. Yulita Vensi Benedikta
2. Rahmawati
3. Mukrimatul Khairah
4. Nurfadillah. R
Nama Asisten : Agustina Limbong Allo

LABORATORIUM FISIKA
UNIT FISIKA MODERN JURUSAN
FISIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR 2020
2

II. INTERFEROMETER MICHELSON

A. PENDAHULUAN

Albert Abraham Michelson (1852–1931) lahir di


Strelno Prussia, (sekarang Polandia) pada tanggal 19
Desember 1852. Dua tahun setelah kelahirannya,
Michelson pindah ke Amerika Serikat dan bermukim di
kota Virgina Nevada. Pada tahun 1869 Michelson
kemudian pindah ke Annapolis dan menjadi seorang
Albert A. Michelson
instruktur sains di Akademi Angkatan Laut.

Sebuah peristiwa di bulan November 1877telah


mengubah hidup Michelson. Saat itu, Michelson sedang mempersiapkan
kuliah untuk mendemonstrasikan metode Foucault dalam menentukan
kecepatan cahaya. Tiba-tiba muncul gagasan dalam pikirannya bahwa jika ia
mengkolimasi (collimated) berkas cahaya pada demonstrasi itu, maka dapat
diperoleh lintasan optik yang jauh lebih panjang dari pada yang ada saat itu
sekaligus juga akan memberikan sensitivitas yang lebih tinggi. Dua tahun
berikutnya, berkat sifat antusiasmenya, dengan talenta mekanika yang
dimilikinya serta dengan sokongan dana sebesar $2000 dari mertuanya,
Michelson berhasil mewujudkan gagasan yang tertanam di otaknya itu. Atas
kesuksesan ini dan saran dari seorang astronom Simon Newcomb, Michelson
lalu memutuskan untuk berkarir di bidang fisika dan berangkat ke Eropa
selama dua tahun dengan tujuan memperdalam ilmu fisika.

Di laboratorium Helmholtz yang terletak di Berlin, Michelson kemudian


merancang dan membuat sebuah eksperimen yang fundamental. Dalam
pikirannya telah terbayang sebuah konstruksi baru interferometer, yang
cukup peka untuk mengukur efek orde kedua yang diakibatkan oleh
kecepatan gerak bumi terhadap eter –sebuah zat ganjil, semacam fluida yang
3

dihipotesiskan oleh fisikawan pada masa itu sebagai medium untuk membawa
getaran cahaya. Namun, dari eksperimen yang dilakukannya diperoleh hasil
nihil. Michelson kecewa. Dia telah gagal mengukur kecepatan eter.

Pada tahun 1882, Michelson berkolaborasi dengan Edward Morley


dalam beberapa penelitian termasuk penelitian yang telah dilakukannya di
Berlin dalam mencoba mengukur kecepatan eter. Morley, seorang
eksperimenter yang terampil, banyak memberikan kontribusi besar dalam
desain dan pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan interferometer
buatan Michelson. Sekali lagi, mereka masih menuai hasil nihil. Kelihatannya
tidak mungkin untuk mendeteksi adanya gerakan dalam eter. Padahal
eksperimen Michelson dan Morley ini oleh fisikawan dianggap sebagai metode
eksperimen yang paling baik dari berbagai macam metode untuk mengukur
kecepatan eter. Belakangan, hasil nihilnya justru merupakan hasil temuan yang
baru bahwa tidak terdapat zat seperti eter itu. Michelson kelihatannya harus
berterima kasih atas kerja teoritis Einstein dalam bidang relativitas khusus,
meskipun hingga akhir hayatnya dia tak pernah bisa mempercayai bahwa
cahaya bukan merupakan getaran yang terjadi dalam medium sejenis hantu
eter.

Pada tahun 1889 Michelson pergi ke Universitas Clark lalu pindah ke


Universitas Chicago tiga tahun kemudian untuk menjabat sebagai ketua
jurusan fisika di universitas tersebut. Dalam melakukan penelitiannya yang
melelahkan dan menguras energi, serta pada masa-masa sulit pernikahan
pertamanya, Michelson masih aktif dalam pengajaran fisika dan
pengembangan penelitian di Chicago. Michelson juga adalah salah seorang di
antara pendiri American Physical Society, yang kemudian menjadi presiden
keduanya. Bertahun-tahun Michelson bekerja membuat kisi difraksi yang lebih
baik dari kisi yang dibuat oleh Henry Rowland. Tetapi Michelson lebih dikenal
sebagai orang yang melakukan pengukuran untuk standarisasi meter
internasional di Paris yang didasarkan pada panjang gelombang
4

cahaya cadmium. Michelson juga adalah orang pertama yang dapat mengukur
diameter sudut sebuah bintang yang dilakukannya dalam usia 67 tahun
dengan menggunakan alat interferometer kesayangannya.

Michelson, sepanjang karirnya, hampir telah merambah semua bidang


di fisika. Tetapi, barangkali karena naluri khusus yang tampak dimilikinya, dia
paling ahli dalam bidang optika.

Atas berbagai hasil karyanya dalam bidang fisika, pada tahun 1907 A. A.
Michelson di anugerahi penghargaan nobel fisika terutama atas karyanya
berupa alat instrumen optis yang presisi (interferometer) serta penelitiannya
dalam bidang spektroskopik dan metrologi dengan bantuan alat tersebut.

Berkas cahaya pada hakikatnya merupakan osilasi gelombang dari


medan listrik dan medan magnet. Bila dua atau lebih berkas cahaya bertemu,
kedua medan tersebut akan bergabung menurut prinsip superposisi, sehingga
akan teramati gejala interferensi.

Pengamatan gejala interferensi berdasarkan prinsip superposisi


pertama kali dilakukan oleh Thomas Young. Dalam eksperimennya, Young
meloloskan seberkas cahaya pada celah tunggal yang sempit dan jatuh pada
dua celah yang berdekatan. Di belakang kedua celah tersebut, Young
menempatkan sebuah layar untuk menangkap gejala interferensi yang
dihasilkan. Percobaan ini menegaskan sebuah bukti penting bahwa cahaya
pada hakikatnya merupakan sebuah gelombang (Prinsip Huygens).

Tahun 1881, A. A. Michelson membangun interferometer berdasarkan


prinsip percobaan Young. Interferometer ini akan digunakan untuk menguji
keberadaan “eter”, yaitu sebuah media hipotetik yang dianggap sebagai
medium perambatan cahaya. Bersama Morley, hasil percobaan Michelson
menunjukkan bahwa hipotesis eter tidak dapat diterima.

Skema perangkat interferometer Michelson diperlihatkan dalam


Gambar 6.1. Gambar 6.1 menunjukkan seberkas cahaya laser menumbuk beam
splitter. Beam splitter ini berfungsi memecah berkas sehingga 50% cahaya
5

yang jatuh padanya dipantulkan dan 50% sisanya diteruskan. Berkas cahaya
pantul bergerak menuju M2 dan berkas cahaya yang diteruskan bergerak
menuju M1. Kedua cermin M1 dan M2 kemudian memantulkan kembali berkas-
berkas cahaya tersebut kembali ke beam splitter. Setengah dari masing-
masing berkas cahaya pantul dari M 1 dan M2 kemudian di teruskan ke viewing
screen, dan teramati pola lingkaran gelap-terang-gelap-terang konsentris. Oleh
karena berkas cahaya interferensi bersumber dari berkas yang sama, maka
berkas-berkas ini akan memiliki fase yang sama. Perbedaan fase relatif pada
saat bertemu bergantung pada panjang lintasan optiknya. Panjang lintasan
optik berkas cahaya pantul dapat diubah dengan menggerakkan M 1. Karena
berkas cahaya bergerak dua kali antara M 1 dengan beam splitter maka
menggerakkan M1 sejauh ¼ menuju beam splitter akan mengurangi lintasan
optik sebesar ½ . Pada kondisi ini, pola interferensi akan berubah, jari-jari
maksimum berkurang dan akan menempati posisi minima sebelumnya.

Gambar 6.1 Skemainterferometer Michelson


6

Dengan menggerakkan cermin perlahan-lahan sejauh d m, dan


menghitung N, yaitu banyaknya pola interferensi yang kembali ke kondisi
awal, maka panjang gelombang cahaya dapat dihitung dengan persamaan
berikut.
= 2 dm
(6.1)
N

TUGAS PENDAHULUAN:
1. Apa yang dimaksud dengan interferensi?

2. Mengapa pola interferensi yang dihasilkan dalam percobaan


interferometer Michelson berupa frinji melingkar?

Gambar 6.2. Pola Frinji melingkar yang terlihat dalam percobaan

3. Buktikanlah persamaan (6.1) dengan menganalisis skema percobaan


pada gambar 6.1!

4. Misalkan terdapat dua sumber cahaya A dan B yang identik seperti


pada Gambar 6.2 berikut. Apakah syarat yang harus dipenuhi agar
terjadi interferensi konstruktif pada titik Q yang terletak pada layar?

A
Gambar 6.3.
B
7

5. Anda diminta menentukan panjang gelombang sumber cahaya pada


gambar di atas. Bagaimana Anda melakukannya? Jelaskan!

6. Jelaskan bagaimana percobaan Interferometer Michelson mampu


menyanggah keberadaan medium eter!

REFERENSI:
Instruction Manual and Experiment Guide for PASCO Scientific Models OS-
9255A
rd
Serway, et. al. 2005. Modern Physics 3 Edition. Thompson Learning.
Hecht, E. 2017. Optics. London: Pearson Education.

B. TUJUAN
Setelah Anda melakukan percobaan ini, Anda diharapkan dapat :
1. Menjelaskan prinsip kerja/konsep interferometer Michelson

2. Mengukur panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan dalam


percobaan

C. ALAT DAN BAHAN

Perangkat alat Interferometer Set pelengkap alat Interferometer


Michelson
8

Laser He-Ne Model 155 Laser Alignment Bench

D. METODE PRAKTIKUM
Penyetelan Peralatan dan Prosedur Kerja

Gambar 6.4. Tampilan perangkat percobaan yang siap digunakan


Untuk melakukan eksperimen ini, ikutilah langkah-langkah berikut.

1. Atur posisi laser dan interferometer untuk mode Michelson (mintalah


petunjuk dari Pembimbing Anda)

2. Atur posisi viewing screen sehingga salah satu tanda pada skala
milimeter segaris dengan frinji pola interferensi.

3. Putar tombol mikrometer searah jarum jam.


Hitunglah jumlah frinji yang melewati tanda
interferensi yang telah Anda buat (minimal 20
frinji). Anda bebas menentukan garis skala pada
layar sebagai penanda untuk 1 frinji.
9

4. Catatlah dm. Ingat setiap divisi kecil pada mikrometer sebanding


-6
dengan 10 meter pada jarak gerakan cermin.

5. Catat jumlah transmisi frinji N

6. Lanjutkan memutar tombol mikrometer seperti pada langkah 5 dan 6.


Catat dm. Ulangi langkah ini minimal 5 kali.
7. Catat data hasil pengamatan Anda dalam table pengamatan
8. Hitung dan rata-ratakan nilai panjang gelombang yang Anda peroleh

Anda mungkin juga menyukai