Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 5

ARNAL LANGGENE
HIDAYATULLAH H.
MUHAMMAD IRFAN MAULANA
MUHAMMAD RIDUAN FITRI
Dispersi Cahaya
Dispersi cahaya merupakan gejala penyebaran gelombang
ketika menjalar melalui celah sempit atau tepi tajam suatu
benda. Seberkas cahaya polikromatik jika melalui prisma akan
mengalami proses penguraian warna cahaya menjadi warna-
warna monokromatik. Dispersi cahaya terjadi jika ukuran celah
lebih kecil dari panjang gelombang yang melaluinya.
Gejala Dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih
(polikromatik) menjadi cahaya berwarna-warni
(monokromatik). Cahaya putih merupakan cahaya
polikromatik, artinya cahaya yang terdiri atas banyak warna
dan panjang gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke
prisma, maka cahaya putih akan terurai menjadi cahaya
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Cahaya-cahaya ini memiliki panjang gelombang yang berbeda.
Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias yang berbeda.
Semakin kecil panjang gelombangnya semakin besar indeks
biasnya. Disperi pada prisma terjadi karena adanya perbedaan
indeks bias kaca setiap warna cahaya.
Indeks bias pada masing-masing panjang gelombang
Cahaya Polikromatik Cahaya Monokromatik

Cahaya polikromatik Cahaya monokromatik


adalah cahaya yang terdiri adalah cahaya yang hanya
atas banyak warna dan terdiri atas warna satu
panjang gelombang. Satu- warna dan satu panjang
satunya cahaya gelombang. Contoh
polikromatik adalah cahaya monokromatik
warna putih. Warna putih adalah cahaya merah dan
dapat diuraikan menjadi ungu.
warna-warna pelangi.
Setiap warna mengalami devisiasi minimum sebesar D
pada prisma. Jika 𝛽 adalah sudut pembias prisma, 𝑛𝑚
adalah indeks bias prisma terhadap warna merah, dan 𝑛𝑢
adalah indeks bias prisma terhadap warna ungu, deviasi
minimum merah (𝐷𝑚 ) dan deviasi minimum ungu (𝐷𝑢 ).
Cahaya polikromatik jika dilewatkan pada prisma akan
terurai menjadi warna merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu. Kumpulan cahaya warna tersebut disebut
spektrum. Lebar spektrum yang dihasilkan oleh prisma
tergantung pada selisih sudut deviasi antara cahaya
ungu dan cahaya merah. Selisih sudut deviasi antara
cahaya ungu dan merah disebut sudut dispersi yang
dirumuskan
𝜑 = 𝐷𝑢 − 𝐷𝑚

Jika sudut pembias prisma kecil (<15°) dan n menyatakan


indeks bias prisma serta medium disekitar prisma adalah
udara, maka besarnya sudut dispersinya

𝜑 = (𝑛𝑢 − 𝑛𝑚 )𝛽
Contoh Dispersi Cahaya dalam keseharian
1. Pelangi

Pelangi terbentuk ketika sinar


matahari melewati tetesan air
kecil atau uap yang ada di
lingkungan selama atau setelah
hujan. Tetesan air di sini,
cenderung bekerja sebagai prisma
dan digunakan untuk membagi
sinar cahaya menjadi tujuh warna
berbeda dengan bantuan
fenomena dispersi.
Contoh Dispersi Cahaya dalam Keseharian
2. Compact Disk

Compact disk adalah perangkat


penyimpanan data yang dapat dibaca
dan ditulis. Jika kita memegang
compact disk dengan permukaan
cermin menghadap ke sumber cahaya,
Kita dapat dengan mudah mengamati
pola warna-warni yang terbentuk di
permukaannya. Keberadaan atau
pembentukan pola warna pada
permukaan piringan ini merupakan
contoh yang menonjol dari fenomena
dispersi dalam kehidupan nyata.
Contoh Dispersi Cahaya dalam Keseharian
3. Minyak Tumpah di Air

Minyak bumi dan air adalah cairan


yang tidak dapat bercampur. Minyak
bumi memiliki densitas yang rendah
dibandingkan dengan air, oleh
karena itu minyak bumi cenderung
berada di atas permukaan air. Ketika
seberkas cahaya dari matahari atau
sumber cahaya lainnya jatuh pada
permukaan minyak yang tumpah ke
permukaan air, terbentuk pola
cahaya berwarna karena fenomena
dispersi yang dapat diamati dengan
mudah dengan mata telanjang.
Contoh Dispersi Cahaya dalam Keseharian

4. Gelembung Sabun

Fenomena dispersi yang


ditunjukkan oleh gelembung
sabun dapat diverifikasi
dengan mudah dengan
mengamati spektrum warna-
warni cahaya yang terbentuk
di atas permukaannya ketika
cahaya jatuh dipermukaannya.

Anda mungkin juga menyukai