Anda di halaman 1dari 22

Bab 1V Hasil Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan di bahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium. Secara
garis besarnya, pengujian laboratorium yang dilakukan yaitu untuk mengetahui sifat fisik –
mekanis dari tanah yang distabilisasi dengan kapur, baik dalam kondisi asli maupun setelah
dicampur.

4.1 Pengujian Index Properties Pada Tanah Asli

Pengujian yang dilakukan untuk mencari index properties tanah yaitu kadar air (water
content), berat jenis tanah (specific gravity),analisa gradasi, Atterberg limit (plastic limit, liquid
limit,Shrinkage limit). Adapun hasil dari pengujian index properties pada tanah tersebut adalah
sebagai berikut:

4.1.1 Pengujian Kadar Air (Water Content)

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah. Kadar air tanah
merupakan perbandingan antara berat air yang di kandung tanah dengan berat kering
tanah.Kadar air dinyatakan dalam persen. Pengolahan data untuk kadar air pada tanah ini dapat
dilihat dalam lampiran. Dari kedua spesimen yang diujikan, diperoleh kadar air alami yang
terkandung di dalam tanah tersebut sebesar 33,06%.

4.1.2 Pengujian Berat Jenis Tanah(Specific Gravity)

Maksud dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berat jenis suatu tanah yang lolos
saringan no.4 dengan piknometer. Berat jenis tanah merupakan harga perbandingan antara berat
butir tanah dengan berat air destilasi diudara dengan volume yang sama dan pada temperatur
tertentu.Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Dari kedua spesimen yang
diujikan didapat berat jenis sebesar 2,65 gr/cm³.

IV - 1
Bab 1V Hasil Penelitian

4.1.3 Pengujian Analisa Gradasi

Untuk mellihat komposisi dari butiran suatu tanah dapat dilihat dengan cara melakukan
pengujian analisa saringan dan analisa hidrometer. Grafik dari hasil pengujian analisa gradasi
dapat dilihat pada gambar 4.1.darikedua sampel pengujian analisa gradasi dapat dilihat
prosentase kerikil sebesar 40,54 %, pasir sebesar 13,98 %, dan butiran halus (lanau dan lempung)
sebesar 45,48 %. Sedangkan dari pengujian analisa hidrometer didapat prosentase untuk lanau
sebesar 22,48 % dan lempung sebesar 23 %

4.1.4 Pengujian Batas Atterberg (Atterberg Limit)

Pengujian batas – batas Atterberg terdiri dari pengujian batas cair,batas plastis, dan batas
susut. Pada penelitian ini pengujian Atterberg limit dilakukan untuk mengetahui harga LL, PL
dan PI pada bagian tanah yang berbutir halus.

4.1.4.1 Batas Cair


Maksuddari pengujian ini adalah untuk menetukan batas cair suatu tanah. Batas
cair adalah kadar air tanah pada keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan
plastis.Hasil dari pengujian tanah ini dapat dilihat pada gambar 4.2 yang
memperlihatkan hasil uji batas cair untuk spesimen 1 dan gambar 4.3 untuk batas
cair spesimen 2.

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Pukulan Dengan Kadar Air Pada Spesimen

IV - 2
Bab 1V Hasil Penelitian

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Pukulan Dengan Kadar Air Pada Spesimen 2.

Dari kedua gambar diatas pada ketukan ke 25 pengujian batas cair didapatkan
kadar air untuk spesimen 1 sebesar 72 % dan spesimen 2 sebesar 57.7 %. Jadi
batas cair rata-rata tanah asli sebesar 64,85 %.

4.1.4.2 Batas Plastis


Pada pengujian batas plastis ini dimaksudkan untuk mengetahui batas plastis dari
suatu tanah. Batas plastis adalah kadar air minimum yang dikandung tanah
tersebut dimana tanah masih dalam keadaan plastis. Pengolahan data secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran. Dari kedua sampel yang diujikan didapat
hasil dari batas plastis sebesar31,55%.

4.1.4.3 Batas Susut


Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah pada kondisi batas
susut, yaitu kadar air minimum yang masih dalam keadaan semi solid dan juga
merupakan batas antara keadaan semi solid dengan solid. Hasil pengolahan batas
susut pada tanah berbutir halus dapat dilihat pada lampiran. Pada pengujian batas
susut ini didapatkan sebesar 13,74 %.

Setelah diketahui nilai batas cair dan batas plastis, maka nilai indeks plastisitasnya (PI)
yang merupakan besarnya jarak antara batas plastis untuk berubah menjadi batas cair dapat
dihitung (PI = LL – PL). Pada tanah ini didapat nilai indeks plastisitasnya sebesar 33,33 %.

IV - 3
Bab 1V Hasil Penelitian

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Indeks Plastisitas dan Batas Cair.

Pada gambar 4.4 bisa kita lihat jika hasil dari nilai indeks plastisitas dan batas cair di
plotkan ke dalam kurva tersebut maka tanah asli termasuk ke dalam golongan tanah lempung
anorganik denganplastisitas tinggi.Adapun dari hasil pengujian Atterberg ini bisa kita amati,
bahwa tanah yang akan diuji memiliki kadar ekspansif yang tinggi.berikut bisa di lihat pada tabel
2.8 yang terdapat pada bab 2 sebagai berikut.

Tabel 2.8 Klasifikasi Tanah Ekspansif ( Chen,1988)

Swelling Potensial/ Index Plastisitas Persentase Swelling Presure


Derajat Pengembangan Liquid Limit (ksf)
Rendah 0 – 15 < 30 1
Medium 10 – 35 34 – 40 3–5
Tinggi 20 – 55 40 – 60 5 – 20
Sangat Tinggi >35 > 60 > 20

4.1.5 Aktivitas

Aktivitas tanah lempung adalah perbandingan antara indeks plastisitas dengan presentase
butiran lebih kecil dari 0,002 mm atau prosentase lempung. Dari hasil pengujian di dapat nilai
aktivitas (A) tanah tersebut adalah 0,95.

IV - 4
Bab 1V Hasil Penelitian

A=0.95

Gambar 4.5 Grafik Aktivitas Mineral Lempung(Hardyatmo,2000, Mekanika Tanah 1,hal 48)

Dari hasil dari pengujian indeks properties tanah asli maka dapat di resume seperti yang
disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Resume Indeks Properties Tanah Asli

Karakteristik
Pengujian Ekspansifitas Keterangan

Kadar Air 33.06 Kodisional Kondisional

2.65- 2.8 Berat jenis yang didapat sama


dengan berat jenis mineral
Berat Jenis 2.65
gr/cm³ montnorrilonite,kisaran 2.65-2.8
gr/cm³
Semakin besar nilai PL maka tanah
Batas Plastis 31.55% - akan
semakin baik

Batas Cair 64.85% > 60 Derajat ekspansif sangat tinggi

Ada masalah ekspansif


Indeks Plastisitas 33.33 % > 32
Derajat ekspansif sangat tinggi

Aktivitas 0.95 ( > 0.9 dan < 7.2) Mineral Lempung : Iilite

IV - 5
Bab 1V Hasil Penelitian

4.2 Pengujian Engineering Properties Tanah Asli

Pengujian yang dilakukan untuk mencari engineering properties tanah pada penelitian ini yaitu
pemadatan standard dan CBR terrendam berikut swelling test. Adapun hasil dari pengujian
engineering properties pada tanah tersebut adalah sebagai berikut:

4.2.1 Pengujian Pemadatan Standard

Pengujian pemadatan standard bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air
dan kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah di dalam silinder berukuran tertentu
menggunakan cetakan, sampel tanah lolos saringan no. 4. Kegunaan pengujian proktor standar
untuk mencari nilai kepadatan maksimum (Maximum Dry Density) dan kadar air optimum
(Optimum Moisture Content) dari suatu sampel tanah. Hasil pengujian proktor standar sebagai
Berikut:

Gambar 4.6Kurva Hubungan Kadar Air Dengan Berat Volume Tanah Kering

IV - 6
Bab 1V Hasil Penelitian

Dari kurva hubungan kadar air dengan berat volume tanah kering, maka didapatkan :
Kadar air optimum = 24.00 %
Berat volume kering maksimum = 1,565 gr/cm

4.2.2 Pengujian CBR Terendam

Pengujian CBR Rendaman bertujuan untuk mengetahui nilai CBR dari suatu sampel
tanah setelah terendam air dalam jangka waktu tertentu.. Prosedur pengujiannya sama dengan
pengujian CBR tak terendam, yang membedakannya adalah perlakuan terhadap sampel sebelum
diuji. Pada pengujian ini data yang diperolehadalah nilai Swellling dan CBR tanahasli, durasi
perendaman yang dilakukan yakni selama 4 hr (96 jam).Adapun pada pengujian ini dilakukan
dengan dua sampel untuk mendapatkan nilai CBR rata-rata.hasil dari pengujian ini dapat dilihat
pada gambar 4.7 dan 4.8.

SAMPEL 1
250

200

150
BEBAN (Lb)

100

50

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
PENURUNAN (Inch)

Gambar 4.7 Kurva Pengujian CBR Terendam Untuk Sampel I

IV - 7
Bab 1V Hasil Penelitian

Gambar 4.8 Kurva Pengujian CBR Terendam Untuk Sampel 2

Dari kedua sampel didapat bahwa > Sehingga dipakai nilai CBR pada
penetrasi 0.1”. untuk mendapatkan nilai CBR soaked tanah asli adalah sebagai berikut:

CBR rata – rata =

IV - 8
Bab 1V Hasil Penelitian

Dari seluruh pengujian engineering properties untuk tanah asli dapat dilihat pada resume yang
sudah disajikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Resume Engineering Properties Tanah Asli

Pengujian Hasil

w opt. (%) 24%


Standard Proctor Test
γd (gr/cm³) 1,565

Nilai Swelling
4,44 %
(%)
CBR Soaked Test
Nilai CBR (%) 4,62 %

IV - 9
Bab 1V Hasil Penelitian

4.3 Pengujian Index Properties Pada Tanah Yang Telah Distabilisasi

Pada pengujian ini, tanah yang diuji adalah tanah yang telah dicampur dengan kapur
3%,5%,7%,9%11% dari berat tanah. Pada proses stabilisasi ini dilakukan pemeraman selama 7
dan 14 hari dikarenakan adanya proses kimia. Adapun hasil dari pengujian index properties pada
tanah tersebut adalah sebagai berikut:

4.3.1 Pengujian Berat Jenis Tanah(Specific Gravity)

Maksud dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berat jenis suatu tanah yang lolos
saringan no.4 dengan piknometer. Berat jenis tanah merupakan harga perbandingan antara berat
butir tanah dengan berat air destilasi diudara dengan volume yang sama dan pada temperatur
tertentu. Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Dari hasil pengujian
tanah yang telah distabilisasi dengan kapur dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Berat Jenis Tanah

Persentase Kapur Pemeraman Sampel Berat Jenis

7 1 2.63
3
14 1 2.61
7 1 2.60
5
14 1 2.58
7 1 2.55
7
14 1 2.52
7 1 2.47
9
14 1 2.43
7 1 2.41
11
14 1 2.39

Dari hasil pengujian berat jenis tanah yang dapat dilihat pada tabel 4.3, menunjukan
bahwa terjadi penurunan berat jenis tanah seiring dengan bertambahnya kadar kapur yang
diujikan. Hal tersebut disebabkan karena terjadi proses sementasi pada tanah dan kapur sehingga
menyebabkan terjadinya penggumpalan yang merekat antar partikel. Rongga – rongga pori yang

IV - 10
Bab 1V Hasil Penelitian

telah ada,sebagian akan dikelilingi bahan sementasi yang lebih keras dan lebih sulit ditembus air.
Rongga pori yang terisolasi oleh lapisan sementasi kedap air akan terukur sebagai volume
butiran dan selanjutnya akan menurunkan berat jenis tanahnya. Untuk lebih jelas seberapa besar
penurunan yang terjadi bisa kita lihat pada gambar 4.9.

2.7
B
E 2.65 2.65
2.63
R 2.61
2.6 2.6
A 2.58
T 2.55 2.55
2.52
J 2.5 7 Hari
E 2.47 14 Hari
2.45
N 2.43
I 2.4 2.41
2.39
S
2.35
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR

Gambar 4.9Kurva Berat Jenis Tanah Berdasarkan Prosentase Kapur Dalam Pemeraman 7 dan
14 Hari

4.3.2 Pengujian Batas Konsistensi(Atterberg Limit)

Pengujian batas – batas Atterberg terdiri dari pengujian batas cair,batas plastis, dan batas
susut. Pada penelitian ini pengujian Atterberg limit dilakukan untuk mengetahui harga LL, PL
dan PI pada bagian tanah yang berbutir halus setelah tanah dicampurkan pada kadar kapur 3 %,
5 %, 7 % 9 %,11 %. Berikut hasil nilai dari pengujian Atterberg setelah distabilisasi dengan
kapur.

IV - 11
Bab 1V Hasil Penelitian

Tabel 4.4 Pengujian Atterberg Limit

Nilai Batas Konsistensi Rata - rata (%)


Persentase
Pemeraman Sampel LL PL SL PI
Kapur LL PL SL PI
(%) (%) (%) (%)
1 60 38.46 36.22 21.54
7 57 36.54 37.29 20.46
2 54 34.62 38.36 19.38
3
1 55.29 32.22 37.27 23.07
14 55.64 37.73 37.84 17.92
2 56 43.24 38.42 12.76
1 52.8 38.46 44.24 14.34
7 52.4 40.38 42.39 12.1
2 52 42.31 40.55 9.69
5
1 48 40.91 45.61 7.09
14 49 41.61 43.79 7.39
2 50 42.31 41.97 7.69
1 52.4 29.89 38.56 23.31
7 52.25 30.16 41.22 22.09
2 52.1 30.43 43.89 22.17
7
1 49.4 37.5 34.26 15.1
14 48.8 28.42 38.26 20.38
2 48.2 19.35 42.26 33.35
1 48 25.76 34.21 22.24
7 47.66 23.83 36.65 23.83
2 47.32 21.90 39.09 25.42
9
1 46.16 19.79 38.79 26.37
14 46.93 23.46 36.57 23.46
2 47.7 27.14 34.36 20.56
1 43.7 23.08 35.09 20.62
7 44.15 21.2 35.45 22.95
2 44.6 19.32 35.8 25.28
11
1 42.4 14.29 35.66 28.11
14 42.45 20.28 35.26 22.17
2 42.5 26.26 34.86 16.24

Dari Hasil uji batas Atterberg sebagaimana yang ditunjukan pada tabel 4.4, ternyata
didapat penurunan pada batas cair sebesar 42.45 %, dan terjadi penaikan pada batas plastis
sebesar 41.61 %, serta penaikan pada batas susut sebesar 43.79 %. Untuk lebih jelasnya dapat
kita lihat pada gambar 4.10, untuk batas cair, gambar 4.11 untuk batas plastis , dan gambar 4.12
untuk batas susut.

IV - 12
Bab 1V Hasil Penelitian

70
64.85
60
57
55.64
50 52.4 52.25
49 48.8 47.66
46.93
BATAS CAIR 44.15
40 42.45

30 7 Hari
20 14 Hari
10
0
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR

Gambar 4.10 Kurva Batas Cair Tanah Berdasarkan Prosentase Kapur DalamPemeraman 7 dan
14 Hari

Dari gambar 4.10 dapat dilihat penurunan batas cair pada tanah tersebut sebesar 42.45
%.Penurunan pada batas cair ini diakibatkan karena berkurangnya daya tarik pada partikel tanah
sehingga menurunkan kohesi tanah.Penurunan kohesi ini menyebabkan mudah melepasnya
partikel tanah dari ikatannya.

45
40 41.61
40.38
37.73
36.54
35
31.55
BATAS PLASTIS

30 30.16
28.42
25 23.83
23.46
20 21.2
20.28 7 Hari
15
14 Hari
10
5
0
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR

Gambar 4.11Kurva Batas Plastis Tanah Berdasarkan Prosentase Kapur Dalam Pemeraman 7
dan 14 Hari

IV - 13
Bab 1V Hasil Penelitian

Dari gambar 4.11 dapat dilihat kenaikan batas plastis pada tanah tersebut terjadi pada campuran
kapur 5 % yaitu sebesar 41.61 %. Sedangkan pada batas susutnya juga terjadi kenaikan pada campuran
kapur 5 % sebesar 43.79 %.Kenaikan batas susut ini bisa mengindikasikan derajat ekspansifitas tanah
semakin berkurang, seperti yang dikemukakan oleh Altemeyer,1995 bahwa semakin besar nilai batas
susut, maka semakin kecil derajat ekspansifitasnya.Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar
4.12.

50
45
43.79
42.39 41.22
40
37.84
37.29 38.26
36.65
36.57 35.45
35 35.26
BATAS SUSUT

30
25
7 Hari
20
14 Hari
15
13.74
10
5
0
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR

Gambar 4.12Kurva Batas Susut Tanah Berdasarkan Prosentase Kapur Dalam Pemeraman 7 dan
14 Hari

Indeks plastisitas (PI) adalah batas cair dikurangi batas plastis (PI = LL – PL). tersebut
memperlihatkan bahwa nilai PI sangat tergantung oleh nilai batas cair dan batas plastis. Penambahan
persentase kapur dapat menurunkan batas cair dan menaikan batas plastis, maka indeks plastisitasnya
akan menurun. Penurunan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.13.Nilai indeks plastisitas sangat
menentukan klasifikasi potensi pengembangan tanah.Semakin besar nilai indeks plastisitas campuran
tanah dan kapur, semakin besar pula potensi pengembangan tanah tersebut.Semakin menurun nilai indeks
plastisitas campuran tanah dan kapur, potensi pengembangan semakin berkurang.

IV - 14
Bab 1V Hasil Penelitian

35
33.3
30

PLASTISITAS INDEKS
25
23.83
23.46 22.95
22.09 22.17
20 20.46 20.38
17.92
15 7 Hari
12.1
10 14 Hari
7.39
5
0
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR

Gambar 4.13 Kurva Plastisitas Indeks Tanah Berdasarkan Prosentase Kapur Dalam Pemeraman
7 dan 14 Hari

4.3.3 Pengujian Pemadatan Standard

Pengujian pemadatan standard bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah di dalam silinder berukuran tertentu menggunakan
cetakan, sampel tanah lolos saringan no. 4. Kegunaan pengujian proktor standar untuk mencari nilai
kepadatan maksimum (Maximum Dry Density) dan kadar air optimum (Optimum Moisture Content) dari
suatu sampel tanah. Hasil pengujian proktor standar yang telah distabilisasi kapur dapat dilihat pada
gambar 4.14 dan 4.15.

IV - 15
Bab 1V Hasil Penelitian

1.65
1.62
K 1.6
E 1.577
K 1.565
P 1.55
E 1.54
A
R 1.511
D 1.5 1.492
I 7 Hari
A
N 1.45 1.46
T 1.45 14 Hari
G
A 1.42
1.4 1.41
N 1.39

1.35
0 5 10 15
KADAR KAPUR

Gambar 4.14Kurva Perbandingan Kepadatan Kering Compaction Dengan Prosentase Kapur Dalam
Pemeraman 7 dan 14 Hari

35
32.42 32.52 32.6
K 30 31
29.57 28.89
A 28 28.33
25 24
D
22.75
22
A 20
R
15 7 Hari
A 10 14 Hari
I
5
R
0
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR

Gambar 4.15Kurva Perbandingan Kadar Air Compaction Berdasarkan Prosentase Kapur Dalam
Pemeraman 7 dan 14 Hari

Dari gambar 4.14 dan 4.15 didapat hubungan antara kadar air dengan kepadatan kering
tanah. Hasil dari percobaan tanah yang distabilisasi dengan kapur didapat kadar air optimum dan
kepadatan kering terjadi pada saat tanah dicampur kapur dengan persentase 5 % dengan nilai
untuk kadar air sebesar 22,75 % dan kepadatan kering 1,62 gr/cm.

IV - 16
Bab 1V Hasil Penelitian

4.3.4 Pengujian Swelling Test dan CBR Rendaman

Sebelum dilakukan pengujian CBR rendaman, tanah yang telah dipadatkan pada kadar air
optimum yang diperoleh dari pengujian pemadatan standart direndam selama 4 hari di dalam bejana berisi
air dan dibebani dengan beban seberat 4.5 kg. Setiap 24 jam, tanah diukur pengembangannya dengan dial
penetrasi. Nilai swelling tiap 24 jam dapat dilihat pada lampiran.
Pengujian CBR dilakukan dengan pencampuran kadar kapur sebanyak 3%,5%,7%,9%,11% dari
berat tanah tersebut. Berikut hasil dari pengujian CBR dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Pengujian CBR Rendaman dan Swelling

Persentase
Pemeraman Sampel Swelling CBR
Kapur

7 1 2.67 6.2
3
14 1 2.09 16.05

7 1 0.95 13.58
5
14 1 0.52 22.23

7 1 0.67 11.11
7
14 1 0.26 19.75

7 1 0.41 9.87
9
14 1 0.15 18.52

7 1 0.30 8.64
11
14 1 0.09 17.29

IV - 17
Bab 1V Hasil Penelitian

5
4.5 4.44
4
S
W 3.5
E 3
L 2.67
2.5
L 7 Hari
2 2.09
I
14 Hari
N 1.5
G 1 0.95
0.67
0.5 0.52 0.41
0.26 0.3
0 0.15 0.09
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR

Gambar 4.11 Kurva Perbandingan Swelling Test Dengan Prosentase Kapur Dalam Pemeraman
7 dan 14 Hari

25

22.23

20 19.75
18.52
17.26
16.05
15
13.58
7 Hari
11.11
10 14 Hari
9.87
8.64

6.2
5 4.62

0
0 2 4 6 8 10 12

Gambar 4.12 Kurva Perbandingan CBR Soaked Dengan Prosentase Kapur Dalam Pemeraman 7
dan 14 Hari

IV - 18
Bab 1V Hasil Penelitian

Potensi pengembangan tanah dipengaruhi oleh indeks plastisitas dan kandungan fraksi
lempung (< 2 μm).Semakin besar nilai indeks plastisitas dan persentase fraksi lempung, makin
besar pula potensi pengembangannya.Dari Tabel 4.5 dan Gambar 4.11 menunjukan bahwa
penambahan kapur mengakibatkan nilai potensi pengembangan campuran tanah semakin
berkurang. Kemudian untuk nilai CBR maksimum masa perawatan 7 hari dengan perendaman 4
hari terjadi pada penambahan kapur 5 % sebesar 13,58 % dan nilai CBR maksimum masa
perawatan 14 hari dengan perendaman 4 hari juga terjadi pada penambahan kapur 5 % sebesar
22,23 %.

Resume dari hasil pengujian tanah yang telah distabilisasi dengan kapur dapat dilihat
pada tabel 4.6 sebagai berikut :

KADAR KAPUR
PENGUJIAN 3% 5% 7% 9% 11%
7 14 7 14 7 14 7 14 7 14
hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari
INDEKS PROPERTIS
Berat Jenis 2.63 2.61 2.6 2.58 2.55 2.52 2.47 2.43 2.41 2.39
Batas Konsistensi :
Batas cair (LL) 57 55.6 52.4 49 52.25 48.8 47.66 46.93 44.15 42.45
Batas plastis (PL) 36.54 37.73 40.38 41.61 30.16 28.42 23.83 23.46 21.2 20.28
Batas susut (SL) 37.29 37.84 42.39 43.79 41.22 38.26 36.65 36.57 35.45 35.26
indeks plastisitas 20.46 17.92 12.1 7.39 22.09 20.38 23.83 23.46 22.95 22.17
ENGINEERING
PROPERTIS
Pemadatan standard:
Kadar air optimum 29.57 31.3 22 22.75 32.42 28 32.52 28.33 32.6 28.89
Kepadatan kering 1.54 1.511 1.577 1.62 1.42 1.492 1.408 1.46 1.39 1.45
CBR soaked test :
Swelling test 2.67 2.09 0.95 0.52 0.67 0.26 0.41 0.15 0.3 0.09
CBR soaked 6.2 16.05 13.58 22.23 11.11 19.75 9.87 18.52 8.64 17.29

IV - 19
Bab 1V Hasil Penelitian

• Perbandingan Hasil Penelitian Dengan Kapur

Perbandingan dari hasil pengujian tanah dengan kapur dari berbagai referensi yang
didapat dengan hasil stabilisasi dengan kapur dari penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Laboratorium Stabilisasi Dengan Kapur Pada Tanah Muara Teweh-Puruk Cahu.

KADAR KAPUR
PENGUJIAN 3% 5% 7% 9% 11%
7 14 7 14 7 14 7 14 7 14
hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari
INDEKS PROPERTIS
Berat Jenis 2.63 2.61 2.6 2.58 2.55 2.52 2.47 2.43 2.41 2.39
Batas Konsistensi :
Batas cair (LL) 57 55.6 52.4 49 52.25 48.8 47.66 46.93 44.15 42.45
Batas plastis (PL) 36.54 37.73 40.38 41.61 30.16 28.42 23.83 23.46 21.2 20.28
Batas susut (SL) 37.29 37.84 42.39 43.79 41.22 38.26 36.65 36.57 35.45 35.26
indeks plastisitas 20.46 17.92 12.1 7.39 22.09 20.38 23.83 23.46 22.95 22.17
ENGINEERING
PROPERTIS
Pemadatan standard:
Kadar air optimum 29.57 31.3 22 22.75 32.42 28 32.52 28.33 32.6 28.89
Kepadatan kering 1.54 1.511 1.577 1.62 1.42 1.492 1.408 1.46 1.39 1.45
CBR soaked test :
Swelling test 2.67 2.09 0.95 0.52 0.67 0.26 0.41 0.15 0.3 0.09
CBR soaked 6.2 16.05 13.58 22.23 11.11 19.75 9.87 18.52 8.64 17.29

IV - 20
Bab 1V Hasil Penelitian

Tabel 4.8 Hasil Laboratorium Stabilisasi Dengan Kapur Pada Tanah Lempung Sragen (Desa
Jono;Kecamatan Tanon.

KADAR KAPUR
PENGUJIAN 0% 2.50% 5% 7.50%
3 hari 3 hari 3 hari 3 hari
INDEKS PROPERTIS
Berat Jenis 2.61 2.6 2.6 2.58
Batas Konsistensi :
Batas cair (LL) 88.03 65.96 60.39 53.86
Batas plastis (PL) 38.58 39.78 42.08 43.26
Batas susut (SL) 10.73 23.99 26.93 42.18
indeks plastisitas 49.45 26.18 18.31 10.6
ENGINEERING PROPERTIS
Pemadatan standard:
Kadar air optimum 36.5 36.81 37.52 38.49
Kepadatan kering 1.27 1.22 1.21 1.16
CBR soaked test :
Swelling test 3.03 1.52 0.51 0
CBR soaked 0.6 8.23 14.4 29.38

Tabel 4.9 Hasil Laboratorium Stabilisasi Dengan Kapur Pada Tanah Lempung Purwodadi

KADAR KAPUR
PENGUJIAN 0% 5% 8% 10% 12%
7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari
INDEKS PROPERTIS
Berat Jenis 2.49 - - - -
Batas Konsistensi :
Batas cair (LL) 57.95 - - - -
Batas plastis (PL) 24.48 - - - -
Batas susut (SL) 18.82 - - - -
indeks plastisitas 33.47 - - - -
ENGINEERING PROPERTIS
Pemadatan standard:
Kadar air optimum 24 21.6 19.8 17.1 19.2
Kepadatan kering 2.45 3.6 5.1 7.6 7.58
CBR soaked test :
Swelling test 5.13 4.25 2.25 1.331 1.025
CBR soaked 11.8 13.3 18.4 22.1 22

IV - 21
Bab 1V Hasil Penelitian

Dari pengujian stabilisasi tanah dengan kapur untuk masing-masing lokasi yang
berbeda,mengalami perbedaan untuk mendapatkan kadar kapur yang optimum. Pada tanah
lempung di lokasi Muara Teweh didapatkan kadar kapur optimum sebesar 5 %,sementara pada
lempung Sragen pada kadar kapur 7.5 % hanya mendapatkan perubahan yang cendrung menaik
tetapi tidak sampai pada kadar kapur yang optimum,kemudian pada tanah lempung Purwodadi
kadar kapur terbesar didapatkan pada prosentase kapur 10 %. Perbedaan untuk mendapatkan
kadar kapur yang optimum dapat disebabkan pada kondisi serta kandungan kapur yang berbeda
di setiap lokasi.

IV - 22

Anda mungkin juga menyukai