BAB IV
Pada Bab ini akan di bahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium. Secara
garis besarnya, pengujian laboratorium yang dilakukan yaitu untuk mengetahui sifat fisik –
mekanis dari tanah yang distabilisasi dengan kapur, baik dalam kondisi asli maupun setelah
dicampur.
Pengujian yang dilakukan untuk mencari index properties tanah yaitu kadar air (water
content), berat jenis tanah (specific gravity),analisa gradasi, Atterberg limit (plastic limit, liquid
limit,Shrinkage limit). Adapun hasil dari pengujian index properties pada tanah tersebut adalah
sebagai berikut:
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah. Kadar air tanah
merupakan perbandingan antara berat air yang di kandung tanah dengan berat kering
tanah.Kadar air dinyatakan dalam persen. Pengolahan data untuk kadar air pada tanah ini dapat
dilihat dalam lampiran. Dari kedua spesimen yang diujikan, diperoleh kadar air alami yang
terkandung di dalam tanah tersebut sebesar 33,06%.
Maksud dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berat jenis suatu tanah yang lolos
saringan no.4 dengan piknometer. Berat jenis tanah merupakan harga perbandingan antara berat
butir tanah dengan berat air destilasi diudara dengan volume yang sama dan pada temperatur
tertentu.Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Dari kedua spesimen yang
diujikan didapat berat jenis sebesar 2,65 gr/cm³.
IV - 1
Bab 1V Hasil Penelitian
Untuk mellihat komposisi dari butiran suatu tanah dapat dilihat dengan cara melakukan
pengujian analisa saringan dan analisa hidrometer. Grafik dari hasil pengujian analisa gradasi
dapat dilihat pada gambar 4.1.darikedua sampel pengujian analisa gradasi dapat dilihat
prosentase kerikil sebesar 40,54 %, pasir sebesar 13,98 %, dan butiran halus (lanau dan lempung)
sebesar 45,48 %. Sedangkan dari pengujian analisa hidrometer didapat prosentase untuk lanau
sebesar 22,48 % dan lempung sebesar 23 %
Pengujian batas – batas Atterberg terdiri dari pengujian batas cair,batas plastis, dan batas
susut. Pada penelitian ini pengujian Atterberg limit dilakukan untuk mengetahui harga LL, PL
dan PI pada bagian tanah yang berbutir halus.
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Pukulan Dengan Kadar Air Pada Spesimen
IV - 2
Bab 1V Hasil Penelitian
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Pukulan Dengan Kadar Air Pada Spesimen 2.
Dari kedua gambar diatas pada ketukan ke 25 pengujian batas cair didapatkan
kadar air untuk spesimen 1 sebesar 72 % dan spesimen 2 sebesar 57.7 %. Jadi
batas cair rata-rata tanah asli sebesar 64,85 %.
Setelah diketahui nilai batas cair dan batas plastis, maka nilai indeks plastisitasnya (PI)
yang merupakan besarnya jarak antara batas plastis untuk berubah menjadi batas cair dapat
dihitung (PI = LL – PL). Pada tanah ini didapat nilai indeks plastisitasnya sebesar 33,33 %.
IV - 3
Bab 1V Hasil Penelitian
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Indeks Plastisitas dan Batas Cair.
Pada gambar 4.4 bisa kita lihat jika hasil dari nilai indeks plastisitas dan batas cair di
plotkan ke dalam kurva tersebut maka tanah asli termasuk ke dalam golongan tanah lempung
anorganik denganplastisitas tinggi.Adapun dari hasil pengujian Atterberg ini bisa kita amati,
bahwa tanah yang akan diuji memiliki kadar ekspansif yang tinggi.berikut bisa di lihat pada tabel
2.8 yang terdapat pada bab 2 sebagai berikut.
4.1.5 Aktivitas
Aktivitas tanah lempung adalah perbandingan antara indeks plastisitas dengan presentase
butiran lebih kecil dari 0,002 mm atau prosentase lempung. Dari hasil pengujian di dapat nilai
aktivitas (A) tanah tersebut adalah 0,95.
IV - 4
Bab 1V Hasil Penelitian
A=0.95
Gambar 4.5 Grafik Aktivitas Mineral Lempung(Hardyatmo,2000, Mekanika Tanah 1,hal 48)
Dari hasil dari pengujian indeks properties tanah asli maka dapat di resume seperti yang
disajikan pada tabel 4.1.
Karakteristik
Pengujian Ekspansifitas Keterangan
Aktivitas 0.95 ( > 0.9 dan < 7.2) Mineral Lempung : Iilite
IV - 5
Bab 1V Hasil Penelitian
Pengujian yang dilakukan untuk mencari engineering properties tanah pada penelitian ini yaitu
pemadatan standard dan CBR terrendam berikut swelling test. Adapun hasil dari pengujian
engineering properties pada tanah tersebut adalah sebagai berikut:
Pengujian pemadatan standard bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air
dan kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah di dalam silinder berukuran tertentu
menggunakan cetakan, sampel tanah lolos saringan no. 4. Kegunaan pengujian proktor standar
untuk mencari nilai kepadatan maksimum (Maximum Dry Density) dan kadar air optimum
(Optimum Moisture Content) dari suatu sampel tanah. Hasil pengujian proktor standar sebagai
Berikut:
Gambar 4.6Kurva Hubungan Kadar Air Dengan Berat Volume Tanah Kering
IV - 6
Bab 1V Hasil Penelitian
Dari kurva hubungan kadar air dengan berat volume tanah kering, maka didapatkan :
Kadar air optimum = 24.00 %
Berat volume kering maksimum = 1,565 gr/cm
Pengujian CBR Rendaman bertujuan untuk mengetahui nilai CBR dari suatu sampel
tanah setelah terendam air dalam jangka waktu tertentu.. Prosedur pengujiannya sama dengan
pengujian CBR tak terendam, yang membedakannya adalah perlakuan terhadap sampel sebelum
diuji. Pada pengujian ini data yang diperolehadalah nilai Swellling dan CBR tanahasli, durasi
perendaman yang dilakukan yakni selama 4 hr (96 jam).Adapun pada pengujian ini dilakukan
dengan dua sampel untuk mendapatkan nilai CBR rata-rata.hasil dari pengujian ini dapat dilihat
pada gambar 4.7 dan 4.8.
SAMPEL 1
250
200
150
BEBAN (Lb)
100
50
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
PENURUNAN (Inch)
IV - 7
Bab 1V Hasil Penelitian
Dari kedua sampel didapat bahwa > Sehingga dipakai nilai CBR pada
penetrasi 0.1”. untuk mendapatkan nilai CBR soaked tanah asli adalah sebagai berikut:
IV - 8
Bab 1V Hasil Penelitian
Dari seluruh pengujian engineering properties untuk tanah asli dapat dilihat pada resume yang
sudah disajikan pada tabel 4.2.
Pengujian Hasil
Nilai Swelling
4,44 %
(%)
CBR Soaked Test
Nilai CBR (%) 4,62 %
IV - 9
Bab 1V Hasil Penelitian
Pada pengujian ini, tanah yang diuji adalah tanah yang telah dicampur dengan kapur
3%,5%,7%,9%11% dari berat tanah. Pada proses stabilisasi ini dilakukan pemeraman selama 7
dan 14 hari dikarenakan adanya proses kimia. Adapun hasil dari pengujian index properties pada
tanah tersebut adalah sebagai berikut:
Maksud dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berat jenis suatu tanah yang lolos
saringan no.4 dengan piknometer. Berat jenis tanah merupakan harga perbandingan antara berat
butir tanah dengan berat air destilasi diudara dengan volume yang sama dan pada temperatur
tertentu. Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Dari hasil pengujian
tanah yang telah distabilisasi dengan kapur dapat dilihat pada tabel 4.3
7 1 2.63
3
14 1 2.61
7 1 2.60
5
14 1 2.58
7 1 2.55
7
14 1 2.52
7 1 2.47
9
14 1 2.43
7 1 2.41
11
14 1 2.39
Dari hasil pengujian berat jenis tanah yang dapat dilihat pada tabel 4.3, menunjukan
bahwa terjadi penurunan berat jenis tanah seiring dengan bertambahnya kadar kapur yang
diujikan. Hal tersebut disebabkan karena terjadi proses sementasi pada tanah dan kapur sehingga
menyebabkan terjadinya penggumpalan yang merekat antar partikel. Rongga – rongga pori yang
IV - 10
Bab 1V Hasil Penelitian
telah ada,sebagian akan dikelilingi bahan sementasi yang lebih keras dan lebih sulit ditembus air.
Rongga pori yang terisolasi oleh lapisan sementasi kedap air akan terukur sebagai volume
butiran dan selanjutnya akan menurunkan berat jenis tanahnya. Untuk lebih jelas seberapa besar
penurunan yang terjadi bisa kita lihat pada gambar 4.9.
2.7
B
E 2.65 2.65
2.63
R 2.61
2.6 2.6
A 2.58
T 2.55 2.55
2.52
J 2.5 7 Hari
E 2.47 14 Hari
2.45
N 2.43
I 2.4 2.41
2.39
S
2.35
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR
Gambar 4.9Kurva Berat Jenis Tanah Berdasarkan Prosentase Kapur Dalam Pemeraman 7 dan
14 Hari
Pengujian batas – batas Atterberg terdiri dari pengujian batas cair,batas plastis, dan batas
susut. Pada penelitian ini pengujian Atterberg limit dilakukan untuk mengetahui harga LL, PL
dan PI pada bagian tanah yang berbutir halus setelah tanah dicampurkan pada kadar kapur 3 %,
5 %, 7 % 9 %,11 %. Berikut hasil nilai dari pengujian Atterberg setelah distabilisasi dengan
kapur.
IV - 11
Bab 1V Hasil Penelitian
Dari Hasil uji batas Atterberg sebagaimana yang ditunjukan pada tabel 4.4, ternyata
didapat penurunan pada batas cair sebesar 42.45 %, dan terjadi penaikan pada batas plastis
sebesar 41.61 %, serta penaikan pada batas susut sebesar 43.79 %. Untuk lebih jelasnya dapat
kita lihat pada gambar 4.10, untuk batas cair, gambar 4.11 untuk batas plastis , dan gambar 4.12
untuk batas susut.
IV - 12
Bab 1V Hasil Penelitian
70
64.85
60
57
55.64
50 52.4 52.25
49 48.8 47.66
46.93
BATAS CAIR 44.15
40 42.45
30 7 Hari
20 14 Hari
10
0
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR
Gambar 4.10 Kurva Batas Cair Tanah Berdasarkan Prosentase Kapur DalamPemeraman 7 dan
14 Hari
Dari gambar 4.10 dapat dilihat penurunan batas cair pada tanah tersebut sebesar 42.45
%.Penurunan pada batas cair ini diakibatkan karena berkurangnya daya tarik pada partikel tanah
sehingga menurunkan kohesi tanah.Penurunan kohesi ini menyebabkan mudah melepasnya
partikel tanah dari ikatannya.
45
40 41.61
40.38
37.73
36.54
35
31.55
BATAS PLASTIS
30 30.16
28.42
25 23.83
23.46
20 21.2
20.28 7 Hari
15
14 Hari
10
5
0
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR
Gambar 4.11Kurva Batas Plastis Tanah Berdasarkan Prosentase Kapur Dalam Pemeraman 7
dan 14 Hari
IV - 13
Bab 1V Hasil Penelitian
Dari gambar 4.11 dapat dilihat kenaikan batas plastis pada tanah tersebut terjadi pada campuran
kapur 5 % yaitu sebesar 41.61 %. Sedangkan pada batas susutnya juga terjadi kenaikan pada campuran
kapur 5 % sebesar 43.79 %.Kenaikan batas susut ini bisa mengindikasikan derajat ekspansifitas tanah
semakin berkurang, seperti yang dikemukakan oleh Altemeyer,1995 bahwa semakin besar nilai batas
susut, maka semakin kecil derajat ekspansifitasnya.Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar
4.12.
50
45
43.79
42.39 41.22
40
37.84
37.29 38.26
36.65
36.57 35.45
35 35.26
BATAS SUSUT
30
25
7 Hari
20
14 Hari
15
13.74
10
5
0
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR
Gambar 4.12Kurva Batas Susut Tanah Berdasarkan Prosentase Kapur Dalam Pemeraman 7 dan
14 Hari
Indeks plastisitas (PI) adalah batas cair dikurangi batas plastis (PI = LL – PL). tersebut
memperlihatkan bahwa nilai PI sangat tergantung oleh nilai batas cair dan batas plastis. Penambahan
persentase kapur dapat menurunkan batas cair dan menaikan batas plastis, maka indeks plastisitasnya
akan menurun. Penurunan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.13.Nilai indeks plastisitas sangat
menentukan klasifikasi potensi pengembangan tanah.Semakin besar nilai indeks plastisitas campuran
tanah dan kapur, semakin besar pula potensi pengembangan tanah tersebut.Semakin menurun nilai indeks
plastisitas campuran tanah dan kapur, potensi pengembangan semakin berkurang.
IV - 14
Bab 1V Hasil Penelitian
35
33.3
30
PLASTISITAS INDEKS
25
23.83
23.46 22.95
22.09 22.17
20 20.46 20.38
17.92
15 7 Hari
12.1
10 14 Hari
7.39
5
0
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR
Gambar 4.13 Kurva Plastisitas Indeks Tanah Berdasarkan Prosentase Kapur Dalam Pemeraman
7 dan 14 Hari
Pengujian pemadatan standard bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah di dalam silinder berukuran tertentu menggunakan
cetakan, sampel tanah lolos saringan no. 4. Kegunaan pengujian proktor standar untuk mencari nilai
kepadatan maksimum (Maximum Dry Density) dan kadar air optimum (Optimum Moisture Content) dari
suatu sampel tanah. Hasil pengujian proktor standar yang telah distabilisasi kapur dapat dilihat pada
gambar 4.14 dan 4.15.
IV - 15
Bab 1V Hasil Penelitian
1.65
1.62
K 1.6
E 1.577
K 1.565
P 1.55
E 1.54
A
R 1.511
D 1.5 1.492
I 7 Hari
A
N 1.45 1.46
T 1.45 14 Hari
G
A 1.42
1.4 1.41
N 1.39
1.35
0 5 10 15
KADAR KAPUR
Gambar 4.14Kurva Perbandingan Kepadatan Kering Compaction Dengan Prosentase Kapur Dalam
Pemeraman 7 dan 14 Hari
35
32.42 32.52 32.6
K 30 31
29.57 28.89
A 28 28.33
25 24
D
22.75
22
A 20
R
15 7 Hari
A 10 14 Hari
I
5
R
0
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR
Gambar 4.15Kurva Perbandingan Kadar Air Compaction Berdasarkan Prosentase Kapur Dalam
Pemeraman 7 dan 14 Hari
Dari gambar 4.14 dan 4.15 didapat hubungan antara kadar air dengan kepadatan kering
tanah. Hasil dari percobaan tanah yang distabilisasi dengan kapur didapat kadar air optimum dan
kepadatan kering terjadi pada saat tanah dicampur kapur dengan persentase 5 % dengan nilai
untuk kadar air sebesar 22,75 % dan kepadatan kering 1,62 gr/cm.
IV - 16
Bab 1V Hasil Penelitian
Sebelum dilakukan pengujian CBR rendaman, tanah yang telah dipadatkan pada kadar air
optimum yang diperoleh dari pengujian pemadatan standart direndam selama 4 hari di dalam bejana berisi
air dan dibebani dengan beban seberat 4.5 kg. Setiap 24 jam, tanah diukur pengembangannya dengan dial
penetrasi. Nilai swelling tiap 24 jam dapat dilihat pada lampiran.
Pengujian CBR dilakukan dengan pencampuran kadar kapur sebanyak 3%,5%,7%,9%,11% dari
berat tanah tersebut. Berikut hasil dari pengujian CBR dapat dilihat pada tabel berikut:
Persentase
Pemeraman Sampel Swelling CBR
Kapur
7 1 2.67 6.2
3
14 1 2.09 16.05
7 1 0.95 13.58
5
14 1 0.52 22.23
7 1 0.67 11.11
7
14 1 0.26 19.75
7 1 0.41 9.87
9
14 1 0.15 18.52
7 1 0.30 8.64
11
14 1 0.09 17.29
IV - 17
Bab 1V Hasil Penelitian
5
4.5 4.44
4
S
W 3.5
E 3
L 2.67
2.5
L 7 Hari
2 2.09
I
14 Hari
N 1.5
G 1 0.95
0.67
0.5 0.52 0.41
0.26 0.3
0 0.15 0.09
0 2 4 6 8 10 12
KADAR KAPUR
Gambar 4.11 Kurva Perbandingan Swelling Test Dengan Prosentase Kapur Dalam Pemeraman
7 dan 14 Hari
25
22.23
20 19.75
18.52
17.26
16.05
15
13.58
7 Hari
11.11
10 14 Hari
9.87
8.64
6.2
5 4.62
0
0 2 4 6 8 10 12
Gambar 4.12 Kurva Perbandingan CBR Soaked Dengan Prosentase Kapur Dalam Pemeraman 7
dan 14 Hari
IV - 18
Bab 1V Hasil Penelitian
Potensi pengembangan tanah dipengaruhi oleh indeks plastisitas dan kandungan fraksi
lempung (< 2 μm).Semakin besar nilai indeks plastisitas dan persentase fraksi lempung, makin
besar pula potensi pengembangannya.Dari Tabel 4.5 dan Gambar 4.11 menunjukan bahwa
penambahan kapur mengakibatkan nilai potensi pengembangan campuran tanah semakin
berkurang. Kemudian untuk nilai CBR maksimum masa perawatan 7 hari dengan perendaman 4
hari terjadi pada penambahan kapur 5 % sebesar 13,58 % dan nilai CBR maksimum masa
perawatan 14 hari dengan perendaman 4 hari juga terjadi pada penambahan kapur 5 % sebesar
22,23 %.
Resume dari hasil pengujian tanah yang telah distabilisasi dengan kapur dapat dilihat
pada tabel 4.6 sebagai berikut :
KADAR KAPUR
PENGUJIAN 3% 5% 7% 9% 11%
7 14 7 14 7 14 7 14 7 14
hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari
INDEKS PROPERTIS
Berat Jenis 2.63 2.61 2.6 2.58 2.55 2.52 2.47 2.43 2.41 2.39
Batas Konsistensi :
Batas cair (LL) 57 55.6 52.4 49 52.25 48.8 47.66 46.93 44.15 42.45
Batas plastis (PL) 36.54 37.73 40.38 41.61 30.16 28.42 23.83 23.46 21.2 20.28
Batas susut (SL) 37.29 37.84 42.39 43.79 41.22 38.26 36.65 36.57 35.45 35.26
indeks plastisitas 20.46 17.92 12.1 7.39 22.09 20.38 23.83 23.46 22.95 22.17
ENGINEERING
PROPERTIS
Pemadatan standard:
Kadar air optimum 29.57 31.3 22 22.75 32.42 28 32.52 28.33 32.6 28.89
Kepadatan kering 1.54 1.511 1.577 1.62 1.42 1.492 1.408 1.46 1.39 1.45
CBR soaked test :
Swelling test 2.67 2.09 0.95 0.52 0.67 0.26 0.41 0.15 0.3 0.09
CBR soaked 6.2 16.05 13.58 22.23 11.11 19.75 9.87 18.52 8.64 17.29
IV - 19
Bab 1V Hasil Penelitian
Perbandingan dari hasil pengujian tanah dengan kapur dari berbagai referensi yang
didapat dengan hasil stabilisasi dengan kapur dari penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Laboratorium Stabilisasi Dengan Kapur Pada Tanah Muara Teweh-Puruk Cahu.
KADAR KAPUR
PENGUJIAN 3% 5% 7% 9% 11%
7 14 7 14 7 14 7 14 7 14
hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari
INDEKS PROPERTIS
Berat Jenis 2.63 2.61 2.6 2.58 2.55 2.52 2.47 2.43 2.41 2.39
Batas Konsistensi :
Batas cair (LL) 57 55.6 52.4 49 52.25 48.8 47.66 46.93 44.15 42.45
Batas plastis (PL) 36.54 37.73 40.38 41.61 30.16 28.42 23.83 23.46 21.2 20.28
Batas susut (SL) 37.29 37.84 42.39 43.79 41.22 38.26 36.65 36.57 35.45 35.26
indeks plastisitas 20.46 17.92 12.1 7.39 22.09 20.38 23.83 23.46 22.95 22.17
ENGINEERING
PROPERTIS
Pemadatan standard:
Kadar air optimum 29.57 31.3 22 22.75 32.42 28 32.52 28.33 32.6 28.89
Kepadatan kering 1.54 1.511 1.577 1.62 1.42 1.492 1.408 1.46 1.39 1.45
CBR soaked test :
Swelling test 2.67 2.09 0.95 0.52 0.67 0.26 0.41 0.15 0.3 0.09
CBR soaked 6.2 16.05 13.58 22.23 11.11 19.75 9.87 18.52 8.64 17.29
IV - 20
Bab 1V Hasil Penelitian
Tabel 4.8 Hasil Laboratorium Stabilisasi Dengan Kapur Pada Tanah Lempung Sragen (Desa
Jono;Kecamatan Tanon.
KADAR KAPUR
PENGUJIAN 0% 2.50% 5% 7.50%
3 hari 3 hari 3 hari 3 hari
INDEKS PROPERTIS
Berat Jenis 2.61 2.6 2.6 2.58
Batas Konsistensi :
Batas cair (LL) 88.03 65.96 60.39 53.86
Batas plastis (PL) 38.58 39.78 42.08 43.26
Batas susut (SL) 10.73 23.99 26.93 42.18
indeks plastisitas 49.45 26.18 18.31 10.6
ENGINEERING PROPERTIS
Pemadatan standard:
Kadar air optimum 36.5 36.81 37.52 38.49
Kepadatan kering 1.27 1.22 1.21 1.16
CBR soaked test :
Swelling test 3.03 1.52 0.51 0
CBR soaked 0.6 8.23 14.4 29.38
Tabel 4.9 Hasil Laboratorium Stabilisasi Dengan Kapur Pada Tanah Lempung Purwodadi
KADAR KAPUR
PENGUJIAN 0% 5% 8% 10% 12%
7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari
INDEKS PROPERTIS
Berat Jenis 2.49 - - - -
Batas Konsistensi :
Batas cair (LL) 57.95 - - - -
Batas plastis (PL) 24.48 - - - -
Batas susut (SL) 18.82 - - - -
indeks plastisitas 33.47 - - - -
ENGINEERING PROPERTIS
Pemadatan standard:
Kadar air optimum 24 21.6 19.8 17.1 19.2
Kepadatan kering 2.45 3.6 5.1 7.6 7.58
CBR soaked test :
Swelling test 5.13 4.25 2.25 1.331 1.025
CBR soaked 11.8 13.3 18.4 22.1 22
IV - 21
Bab 1V Hasil Penelitian
Dari pengujian stabilisasi tanah dengan kapur untuk masing-masing lokasi yang
berbeda,mengalami perbedaan untuk mendapatkan kadar kapur yang optimum. Pada tanah
lempung di lokasi Muara Teweh didapatkan kadar kapur optimum sebesar 5 %,sementara pada
lempung Sragen pada kadar kapur 7.5 % hanya mendapatkan perubahan yang cendrung menaik
tetapi tidak sampai pada kadar kapur yang optimum,kemudian pada tanah lempung Purwodadi
kadar kapur terbesar didapatkan pada prosentase kapur 10 %. Perbedaan untuk mendapatkan
kadar kapur yang optimum dapat disebabkan pada kondisi serta kandungan kapur yang berbeda
di setiap lokasi.
IV - 22