OLEH:
2019
A. Biografi Ars.Friedrich Silaban
Selain itu, Friedrich Silaban juga berperan besar dalam pembentukan Ikatan Arsitek
Indonesia (IAI). Pertemuan di Bandung pada tanggal 16 dan 17 September 1959 yang
dihadiri 21 orang, tiga orang arsitek senior, yaitu: Ars. Friedrich Silaban, Ars.
Mohammad Soesilo, Ars. Liem Bwan Tjie dan 18 orang arsitek muda lulusan pertama
Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung tahun 1958 dan 1959. Dalam pertemuan
tersebut dirumuskan tujuan, cita-cita, konsep Anggaran Dasar dan dasar-dasar
pendirian persatuan arsitek murni, sebagai yang tertuang dalam dokumen
pendiriannya, “Menuju dunia Arsitektur Indonesia yang sehat”. Pada malam yang
bersejarah itu resmi berdiri satu-satunya lembaga tertinggi dalam dunia arsitektur
profesional Indonesia dengan nama Ikatan Arsitek Indonesia disingkat IAI.
B. Konsep Desain Ars.Friedrich Silaban
Silaban memiliki pandangan yang disebutnya”Idealisme Arsitektur” yang
menurutnya pendirian atau sikap hidup yang memperjuangkan kemurnian dari sudut
kepentingan rakyat dan Negara Indonesia.
Menurut silaban arsitektur yang baik adalah arsitektur yang sederhana
mungkin,seringkas mungkin, dan sejelas mungkin.
Dan konsep utama yang diambil silaban adalah konsep arsitektur tropis. Setiap karya
Silaban mengacuh pada iklim di negara Indonesia yaitu iklim tropis sehingga Friedrich
Silaban membuat bangunan yang lebih terbuka sepeprti contoh pada bangunan rumah
tinggal menurut silaban sebaik di lengkapi teras agar penghuninya bisa menghirup
udara segar.
Konsep Silaban tentang bentuk bangunan yang menonjol adalah atap, menurut
Silaban atap bentuknya harus ringkas dan materialnya terdiri dari material yang tahan
lama. kolom, menurut silaban kolom harus dibangun dengan material yang bermutu
agar kolom mampu meneruskan berat atap ke tanah dan lantai, mmenurut Silaban
lantai yang baik adalah lantai yang dicuci setiap hari tetapi tidak pudar. Konsep ini
diterapkan pada beberapa rancangannya. Contohnya Bank Indonesia ( Contoh
Gambar 2 ) dan Kantor Jakarta ( Contoh Gambar 3)
Konsep lain dari Silaban adalah konsep “nation building” sebagai jiwa dari ekspresi
bangunan.
Contoh bangunan dengan konsep Nation Building adalah “hotel banteng “sekarang
hotel Borobudur (Contoh Gambar 4 )
Selain konsep Silaban juga mempunyai prisip, prinsip utamanya keawetan dan tahan
terhadap perubahan cuaca di Indonesia.
Gambar 2 Bank Indonesia Karya Ars. F.Silaban
Bung Karno menjuluki F Silaban sebagai "By the grace of God" karena memenangi
sayembara itu.Pada 1961, penanaman tiang pancang baru dilakukan. Pembangunan
baru selesai 17 tahun kemudian dan resmi digunakan sejak tanggal 22 Februari
1978.Dikutip dari surat kabar Kompas edisi 21 Februari 1978, enam tahun setelah
Masjid Istiqlal selesai dibangun, F. Silaban mengatakan: "Arsitektur Istiqlal itu asli, tidak
meniru dari mana-mana, tetapi juga tidak tahu dari mana datangnya.
"Patokan saya dalam merancang hanyalah kaidah-kaidah arsitektur yang sesuai
dengan iklim Indonesia dan berdasarkan apa yang dikehendaki orang Islam terhadap
sebuah masjid," lanjut dia.Kesederhanaan ide Silaban rupanya berbuah kemegahan.
Jadilah masjid yang berdampingan dengan Gereja Katedral itu tampak seperti masa
saat ini.
Masjid Istiqlal berdiri di atas lahan seluas 9,5 hektar, diapit dua kanal Kali Ciliwung,
kubahnya bergaris tengah 45 meter, dan ditopang 12 pilar raksasa serta 5.138 tiang
pancang.Dindingnya berlapis batu marmer putih. Air mancur besar melambangkan
"tauhid" dibangun di barat daya.Dilengkapi menara setinggi 6.666 sentimeter, sesuai
dengan jumlah ayat Al Quran, masjid itu mampu menampung 20.000 umat. Udara di
dalam masjid begitu sejuk walau tanpa dilengkapi pendingin ruangan. Sebab, Silaban
membuat dinding sesedikit mungkin supaya angin leluasa masuk. Silaban ingin umat
yang sembahyang di masjid itu seintim mungkin dengan Tuhan.
Dikutip dari buku Rumah Silaban; Saya adalah Arsitek, tapi Bukan Arsitek Biasa,
Silaban mulai tertarik dengan dunia arsitektur sejak sekolah di Jakarta.
Sayang, "Perderik", demikian dia dipanggil sang ayah, tak dapat melanjutkan
pendidikan ke tingkat universitas karena persoalan biaya.
Karier Silaban di dunia arsitek diawali saat bersekolah di Jakarta. Dia sangat tertarik
pada desain bangunan Pasar Gambir di Koningsplein, Batavia, 1929, buatan arsitek
Belanda, JH Antonisse.Setelah lulus sekolah, Silaban mengunjungi kantor Antonisse.
Dia pun dipekerjakan sebagai pegawai di Departemen Umum, di bawah pemerintahan
kolonial.
1. Monumen Nasional
Friedrich Silaban memenangkan kompetisi untuk merancang tugu nasional.
Ada dua kali kompetisi demi mendapatkan rancangan yang terbaik.
Pada awalnya tugu ini memiliki bentuk yang sangat besar, kira-kira bisa
mencapai 4x lipat ukuran Monas sekarang.
Silaban bisa memenangkan kompetisi ini karena rancangannya bisa menguasai
ruang yaitu lapangan Medan Merdeka yang sangat luas dan tidak simetris.
Presiden Soekarno juga sempat turut serta dan ikut campur terhadap
rancangan yang dibuat.
Akhirnya pada 17 Agustus 1961 Monumen Nasional mulai dibangun dan
diresmikan justru bukan pada era pemerintahan Soekarno yang memiliki
gagasan, tetapi baru diresmikan pada 1975.
Gambar 5 Monumen Nasiona( Monas ) Karya Friedrich Silaban
2. Masjid Istiqlal
Friedrich Silaban juga merancang Masjid Istiqlal karena memenangkan
kompetisi merancang Masjid Nasional.
Bangunan ini termasuk salah satu bangunan terbaik yang pernah dirancang
oleh Silaban.
Butuh waktu yang sangat lama untuk membangun Masjid Istiqlal, bahkan
hingga mencapai 24 tahun! Silaban merupakan arsitek teknis yang tidak terlalu
percaya mengenai makna suatu bangunan.
Tetapi khusus Masjid Istiqlal, Silaban memberikan makna terhadap rancangan
Masjid Istiqlal agar rancangannya tidak diubah.
Tidak hanya sekedar membuat rancangan, Silaban juga terus mengawasi
proses pembangunan dengan datang ke tempat setiap hari.
Pembangunan masjid ini menggunakan material terbaik.
Namun bentuk atap prisma ini tetap dipertahankan oleh Silaban Silaban
sehingga akhirnya bangunan ini dibangun tanpa mengubah atap yang telah
dirancang oleh Friedrich Silaban
Gambar 8 Bank Indonesia Karya Friedrich Silaban
4. Gedung Bentol
Gedung Bentol ini berada di Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Bangunan
ini memiliki bentuk yang unik dan fungsinya untuk tempat semedi atau mencari
inspirasi Presiden Soekarno.
Gedung ini disebut bentol karena tembok luar bangunan ini dipenuhi dengan
bentol-bentol yang terbuat dari semen yang terbentuk karena batu-batuan.
Bangunan ini tidak terlalu tinggi dan letaknya berada di antara rimbunnya
pepohonan.