Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BESAR PENGANTAR ARSITEKTUR

DATA ARSITEK FRIEDRICH SILABAN

OLEH:

ALOWISUS LANGODAI 19 121 004

AYUDITH PUY 19 121 002

JERICHO STEVANY 19 121 066

MELSKY KIRANA BELA 19 121 015

RICKY A SEREWI 19 121 018

YOUNGKI A.N KIRWELEKUBUN 19 121 016

YUSRIL F FAUZAN 19 121 009

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA

2019
A. Biografi Ars.Friedrich Silaban

Gambar 1 Friedrich Silaban

Ars. Friedrich Silaban (lahir di Bonan Dolok, Sianjur Mulamula, Samosir,


Sumatra Utara, 16 Desember 1912 – meninggal di Jakarta, 14 Mei 1984 pada umur 71
tahun) iya adalah seorang opzichter/arsitek generasi awal di negeri Indonesia.

Setelah menyelesaikan pendidikan formal di H.I.S. Narumonda, Tapanuli tahun 1927,


Koningen Wilhelmina School (K.W.S.) di Jakarta pada tahun 1931, dan Academic van
Bouwkunst Amsterdam, Belanda pada tahun 1950, ia kemudian bekerja menjadi
pegawai Kotapraja Batavia, Opster Zeni AD Belanda, Kepala Zenie di Pontianak
Kalimantan Barat (1937) dan sebagai Kepala DPU Kotapraja Bogor hingga 1965.

Frederich Silaban juga merupakan salah satu penandatangan Konsepsi Kebudayaan


yang dimuat di Lentera dan lembaran kebudayaan harian Bintang Timur tanggal 16
Maret 1962 yakni sebuah konsepsi kebudayaan untuk mendukung upaya pemerintah
untuk memajukan kebudayaan nasional.

Selain itu, Friedrich Silaban juga berperan besar dalam pembentukan Ikatan Arsitek
Indonesia (IAI). Pertemuan di Bandung pada tanggal 16 dan 17 September 1959 yang
dihadiri 21 orang, tiga orang arsitek senior, yaitu: Ars. Friedrich Silaban, Ars.
Mohammad Soesilo, Ars. Liem Bwan Tjie dan 18 orang arsitek muda lulusan pertama
Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung tahun 1958 dan 1959. Dalam pertemuan
tersebut dirumuskan tujuan, cita-cita, konsep Anggaran Dasar dan dasar-dasar
pendirian persatuan arsitek murni, sebagai yang tertuang dalam dokumen
pendiriannya, “Menuju dunia Arsitektur Indonesia yang sehat”. Pada malam yang
bersejarah itu resmi berdiri satu-satunya lembaga tertinggi dalam dunia arsitektur
profesional Indonesia dengan nama Ikatan Arsitek Indonesia disingkat IAI.
B. Konsep Desain Ars.Friedrich Silaban
Silaban memiliki pandangan yang disebutnya”Idealisme Arsitektur” yang
menurutnya pendirian atau sikap hidup yang memperjuangkan kemurnian dari sudut
kepentingan rakyat dan Negara Indonesia.
Menurut silaban arsitektur yang baik adalah arsitektur yang sederhana
mungkin,seringkas mungkin, dan sejelas mungkin.

Konsep rumah tinggal menurut silaban


 Bangunan rumah tinggal harus terdiri dari emper depan dan emper
belakang dan mempunyai plafon minimal setinggi 4 meter.
 Mempunyai bentuk atap yang ringkas dan penutup atapnya terdiri dari
material yang tahan lama, sehingga tidak akan kebocoran.
 Pemilihan material yang berkualitas tinggi dengan harga yang tinggi
akan lebih menguntungkan dari pada material dengan kualitas rendah.
 Kualitas lantai yang baik adalah lantai yang tetap awet meskipun dicuci
tiap hari.

Menurut Silaban sebuah karya arsitek harus mengandung unsur fungsi.


 Kenyamanan dan keamanan rumah tinggal bagi penghuninya
Bangunan rumah tinggal harus dapat memberikan rasa aman dan
nyaman bagi penghuninya. Bagi silaban sebagai seorang arsitek, rumah
tinggal merupakan tempat mengarungi anggota keluarga.
Oleh karena itu rumah tinggal harus memberikan rasa kenyamanan.
 Teknologi dan Bahan
Untuk bangunan rumah tinggal, teknologi dan bahan pilihan silaban
memang menunjunkan kearah yang awet , tahan lama, sehingga
mengesankan mahal.
Secara keseluruhan teknologi dan bahan pada karya-karya silaban tak
mengalami perubahan, yang menyebabkan menonjolnya karya-karya
silaban adalah skala bangunan yang besar yang didukung oleh
ir.seokarno pada waktu itu.
 Ekspresi
Ekspresi struktur
Konsep bentuk bangunan F. Silaban mengandung tiga unsur yaitu atap,
kolom, lantai dengan esensi utama adalah atap karena bangunan
membutuhkan atap yang benar-benar bebas dari kebocoran dan
menciptakan keteduhan bagi penghuninya.
Untuk menahan berat atap dibutuhkan kolom yang meneruskan berat
beban ke tanah.
Sendangkan dindingnya hanya sebagai pengisi sttruktur dan pembatas
agar privacy dapat dibentuk.
Ekpresi tampak
Ekspresi tampak karya F Silaban adalah “ brise solid “atau pemakain
sun shading. Bisa disebut demikian karena setiap karya Silaban
memakai penahan matahari sebagai penyelesaian tampaknya.
F Silaban terpengaruh oleh gerakan Regionalist sehingga ia mengambil
tema “Iklim Tropis”.
Bangunan yang dirancang dengan Brise Solid kali adalah gedung
kementrian pendidikan dan kesehatan di Rio de Jeneiro merupakan
hasil pemikiran Corbu, Oscar Nie Meyer dan Lucio Costa.
Dari sinilah F Silaban tertarik untuk membuat bangunan dengan konsep
tampak Brise Solid.

Ekspresi bahan dan teknologi


F.Silaban selalu memilih bahan-bahan dengan kualitas baik karena
menurut silaban bahan dengan mutu tinggi akan membuat bangunan
tahan terhadap perubahan cuaca. Oleh karena itu hasil rancangan
Friedrich Silaban sering dipertimbangkan karena memakaan biaya yang
sangat besar dalam proses pembangunannya.
Silaban juga menganjurkan arsitek mudah untuk menambah teras agar
penghuni dapat menghirup udara segar dan melihat alam diluar.

Dan konsep utama yang diambil silaban adalah konsep arsitektur tropis. Setiap karya
Silaban mengacuh pada iklim di negara Indonesia yaitu iklim tropis sehingga Friedrich
Silaban membuat bangunan yang lebih terbuka sepeprti contoh pada bangunan rumah
tinggal menurut silaban sebaik di lengkapi teras agar penghuninya bisa menghirup
udara segar.

Konsep Silaban tentang bentuk bangunan yang menonjol adalah atap, menurut
Silaban atap bentuknya harus ringkas dan materialnya terdiri dari material yang tahan
lama. kolom, menurut silaban kolom harus dibangun dengan material yang bermutu
agar kolom mampu meneruskan berat atap ke tanah dan lantai, mmenurut Silaban
lantai yang baik adalah lantai yang dicuci setiap hari tetapi tidak pudar. Konsep ini
diterapkan pada beberapa rancangannya. Contohnya Bank Indonesia ( Contoh
Gambar 2 ) dan Kantor Jakarta ( Contoh Gambar 3)

Konsep lain dari Silaban adalah konsep “nation building” sebagai jiwa dari ekspresi
bangunan.
Contoh bangunan dengan konsep Nation Building adalah “hotel banteng “sekarang
hotel Borobudur (Contoh Gambar 4 )
Selain konsep Silaban juga mempunyai prisip, prinsip utamanya keawetan dan tahan
terhadap perubahan cuaca di Indonesia.
Gambar 2 Bank Indonesia Karya Ars. F.Silaban

Gambar 3 Gedung Pertambun Jakarta


Gambar 4 Hotel Banteng yang kini telah ,menjadi hotel Borobuddur

C. Konteks Desain Friedrich Silaban


Penganut Kristen Protestan dan anak seorang pendeta miskin itu telah
melahirkan berbagai bangunan modern pada masanya. Hingga kini, karya-karyanya
pun menjadi bangunan bersejarah.
Salah satunya adalah kemegahan sekaligus simbol kerukunan antarumat beragama di
Indonesia, Masjid Istiqlal, Jakarta, yang diresmikan beberapa puluh tahun lalu. Pada
tahun 1955, Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno mengadakan sayembara
membuat desain maket Masjid Istiqlal. Sebanyak 22 dari 30 arsitek lolos
persyaratan.Bung Karno sebagai Ketua Dewan Juri mengumumkan nama Friedrich
Silaban dengan karya berjudul "Ketuhanan" sebagai pemegang sayembara arsitek
masjid itu.

Bung Karno menjuluki F Silaban sebagai "By the grace of God" karena memenangi
sayembara itu.Pada 1961, penanaman tiang pancang baru dilakukan. Pembangunan
baru selesai 17 tahun kemudian dan resmi digunakan sejak tanggal 22 Februari
1978.Dikutip dari surat kabar Kompas edisi 21 Februari 1978, enam tahun setelah
Masjid Istiqlal selesai dibangun, F. Silaban mengatakan: "Arsitektur Istiqlal itu asli, tidak
meniru dari mana-mana, tetapi juga tidak tahu dari mana datangnya.
"Patokan saya dalam merancang hanyalah kaidah-kaidah arsitektur yang sesuai
dengan iklim Indonesia dan berdasarkan apa yang dikehendaki orang Islam terhadap
sebuah masjid," lanjut dia.Kesederhanaan ide Silaban rupanya berbuah kemegahan.
Jadilah masjid yang berdampingan dengan Gereja Katedral itu tampak seperti masa
saat ini.

Masjid Istiqlal berdiri di atas lahan seluas 9,5 hektar, diapit dua kanal Kali Ciliwung,
kubahnya bergaris tengah 45 meter, dan ditopang 12 pilar raksasa serta 5.138 tiang
pancang.Dindingnya berlapis batu marmer putih. Air mancur besar melambangkan
"tauhid" dibangun di barat daya.Dilengkapi menara setinggi 6.666 sentimeter, sesuai
dengan jumlah ayat Al Quran, masjid itu mampu menampung 20.000 umat. Udara di
dalam masjid begitu sejuk walau tanpa dilengkapi pendingin ruangan. Sebab, Silaban
membuat dinding sesedikit mungkin supaya angin leluasa masuk. Silaban ingin umat
yang sembahyang di masjid itu seintim mungkin dengan Tuhan.
Dikutip dari buku Rumah Silaban; Saya adalah Arsitek, tapi Bukan Arsitek Biasa,
Silaban mulai tertarik dengan dunia arsitektur sejak sekolah di Jakarta.
Sayang, "Perderik", demikian dia dipanggil sang ayah, tak dapat melanjutkan
pendidikan ke tingkat universitas karena persoalan biaya.
Karier Silaban di dunia arsitek diawali saat bersekolah di Jakarta. Dia sangat tertarik
pada desain bangunan Pasar Gambir di Koningsplein, Batavia, 1929, buatan arsitek
Belanda, JH Antonisse.Setelah lulus sekolah, Silaban mengunjungi kantor Antonisse.
Dia pun dipekerjakan sebagai pegawai di Departemen Umum, di bawah pemerintahan
kolonial.

Kariernya terus meningkat hingga akhirnya ia menjabat sebagai Direktur Pekerjaan


Umum tahun 1947 hingga 1965. Jabatannya itu membawa Silaban ke penjuru dunia.
Tahun 1949 hingga 1950, Silaban ke Belanda mengikuti kuliah tahun terakhir di
Academie voor Bouwkunst atau akademi seni dan bangunan.
Pada saat inilah, Silaban mendalami arsitektur Negeri Kincir Angin itu dengan melihat
dan "menyentuhnya" secara langsung. Tidak hanya Belanda, setidaknya 30 kota besar
di penjuru dunia telah dikunjungi Silaban. Tujuannya satu, mempelajari arsitektur di
negara-negara tersebut. Perjalanannya ke penjuru dunia, terutama setelah
kunjungannya ke India, menyiratkan satu hal bahwa jiwa sebuah bangsalah yang
mendefinisikan arsitektur bangsa tersebut. Perjalanan Silaban itu memengaruhi
keinginannya dalam "manifestasi identitas asli Indonesia; negara yang bebas dan
progresif" melalui karya-karyanya di Tanah Air. Sang arsitek tutup usia pada hari
Senin, 14 Mei 1984, di RSPAD Gatot Subroto karena mengalami komplikasi. Selain
Istiqlal, peninggalan Silaban hadir di sekitar 700 bangunan penjuru Tanah Air, di
antaranya Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta/1962), Monumen Pembebasan Irian
Barat (Jakarta/1963), Monumen Nasional atau Tugu Monas (Jakarta/1960), Gerbang
Taman Makam Pahlawan Kalibata (Jakarta/1953), hingga Tugu Khatulistiwa
(Pontianak/1938). "Dia pergi setelah mengukir sejarah, suatu sejarah yang lebih tinggi
dari karya sebuah hasil seni atau teknologi, tetapi adalah sejarah kemanusiaan,
kebersamaan, toleransi. Namanya akan dikenang sepanjang zaman," demikian
paragraf penutup di situs bertajuk Silaban Brotherhood.

D. Karya-karya terpenting Friedrich Silaban

Ada 4 karya terpenting Friedrich Silaban

1. Monumen Nasional
Friedrich Silaban memenangkan kompetisi untuk merancang tugu nasional.
Ada dua kali kompetisi demi mendapatkan rancangan yang terbaik.
Pada awalnya tugu ini memiliki bentuk yang sangat besar, kira-kira bisa
mencapai 4x lipat ukuran Monas sekarang.
Silaban bisa memenangkan kompetisi ini karena rancangannya bisa menguasai
ruang yaitu lapangan Medan Merdeka yang sangat luas dan tidak simetris.
Presiden Soekarno juga sempat turut serta dan ikut campur terhadap
rancangan yang dibuat.
Akhirnya pada 17 Agustus 1961 Monumen Nasional mulai dibangun dan
diresmikan justru bukan pada era pemerintahan Soekarno yang memiliki
gagasan, tetapi baru diresmikan pada 1975.
Gambar 5 Monumen Nasiona( Monas ) Karya Friedrich Silaban

2. Masjid Istiqlal
Friedrich Silaban juga merancang Masjid Istiqlal karena memenangkan
kompetisi merancang Masjid Nasional.
Bangunan ini termasuk salah satu bangunan terbaik yang pernah dirancang
oleh Silaban.
Butuh waktu yang sangat lama untuk membangun Masjid Istiqlal, bahkan
hingga mencapai 24 tahun! Silaban merupakan arsitek teknis yang tidak terlalu
percaya mengenai makna suatu bangunan.
Tetapi khusus Masjid Istiqlal, Silaban memberikan makna terhadap rancangan
Masjid Istiqlal agar rancangannya tidak diubah.
Tidak hanya sekedar membuat rancangan, Silaban juga terus mengawasi
proses pembangunan dengan datang ke tempat setiap hari.
Pembangunan masjid ini menggunakan material terbaik.

Gambar 6 Masjid Istiqlal Karya Friedrich Silaban


Gambar 7 sketsa Masjid Istiqlal

3. Gedung Bank Indonesia


Sekali lagi rancangan bangunan ini merupakan sebuah kompetisi yang
dimenangkan Silaban. Tujuan kompetisi ini adalah untuk mencari rancangan
terbaik untuk bangunan bank sentral Indonesia.
Awalnya rancangan ini sebagai tempat kedua bank sentral, karena pusatnya
masih berada di Museum Bank Indonesia sebagai tempat yang terbaik.
Gedung Bank Indonesia ini mulai dibangun pada 1961 dan sempat menjadi
gedung tertinggi di bilangan Thamrin.
Gedung ini memiliki atap prisma besar, Presiden Soekarno awalnya tidak
menyukai desain atap seperti ini karena tidak ada gunanya.
Atap seperti ini dianggap tidak bisa melindungi bangunan dari hujan dan sinar
matahari.

Namun bentuk atap prisma ini tetap dipertahankan oleh Silaban Silaban
sehingga akhirnya bangunan ini dibangun tanpa mengubah atap yang telah
dirancang oleh Friedrich Silaban
Gambar 8 Bank Indonesia Karya Friedrich Silaban

4. Gedung Bentol
Gedung Bentol ini berada di Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Bangunan
ini memiliki bentuk yang unik dan fungsinya untuk tempat semedi atau mencari
inspirasi Presiden Soekarno.
Gedung ini disebut bentol karena tembok luar bangunan ini dipenuhi dengan
bentol-bentol yang terbuat dari semen yang terbentuk karena batu-batuan.
Bangunan ini tidak terlalu tinggi dan letaknya berada di antara rimbunnya
pepohonan.

Gambar 9 Gedung Bentol Karya Friedrich Silaban


E. Daftar Pustaka

Wiki Pedia.(31 Oktober 2019). Friedrich Silaban.Diakses 14 November 2019,


dari https://id.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Silaban.
Id.scibd.com.( 8 Desember 2016).F Silaban Kelompok 7. Diakses 19 November
2019, dari https://id.scribd.com/document/333575374/f-Silaban-Kelompok-
7.Diunggah oleh Dinny Rahmaningrum.
idea.grip.id.(3 September 2018).Inilah 4 Bangunan Rancangan Fridrich Silaban,
Arsitek Gemilang di Indonesia.Diakses 19 November 2019, dari
https://idea.grid.id/read/09930876/inilah-4-bangunan-rancangan-friedrich-
silaban-arsitek-gemilang-di-indonesia?page=4. Diunggah Oleh Agnes.
Nationalgeographic.(20 Mei 2019).Kisah Friedrich Silaban Anak Pendeta yang
Rancang Masjid Istiqlal. Diakses 25 November 2019, dari
https://nationalgeographic.grid.id/read/131731894/kisah-friedrich-silaban-anak-
pendeta-yang-rancang-masjid-istiqlal?page=all

Anda mungkin juga menyukai