Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 3

 ADIES RANA RAMASI


 ASHILLA CHALPIA
 FATIHA AINA
 NURUL NAYAH UTAMI
 MARETA RIZKI
 MEGAWATI
 SYIFA RAHMI MELIANSARI
 SONIA CIPUTRI
 VENNY ANGGRAINI
 VIDYA LESTARI
 YUMNA SALSABILA
 RAPIKA
pemetaan KARYA ARSITEK F. SILABAN

Gedung Universitas HKBP Nommensen

Bank Indonesia, Surabaya

Bank BNI 1946, Medan

Gedung Pola, Jakarta Gedung SPMA, Bogor Gedung Bentol, Bogor


GBK, Jakarta

Masjid Istiqlal, Jakarta Rumah F. Silaban, Bogor Rumah Dinas Walikota, Bogor
pemetaan KARYA ARSITEK F. SILABAN

Gedung Pola, Jakarta


Bank BNI 1946, Medan Gedung SPMA, Bogor Bank Indonesia, Surabaya
BIOGRAFI F. SILABAN
• Ars. Frederich Silaban
(lahir di Bonandolok,
Sumatera Utara, 16
Desember 1912 –
meninggal di Jakarta, 14
Mei 1984 pada umur 71
tahun) .
• Berperan dalam
pembentukan IAI.
• Frederich Silaban telah
menerima anugerah Tanda
Kehormatan Bintang Jasa
Sipil berupa Bintang Jasa
Utama.
Karya f. silaban
1. Universitas HKBP
 Nommensen (UHN) adala
h sebuah universitas di 
Medan, provinsi 
Sumatera Utara, Indonesia.
Universitas ini didirikan
pada 7 Oktober 1954.
Namanya diambil dari
nama Ingwer Ludwig
Nommensen, seorang
penyebar agama Kristen
Protestan di antara suku 
Batak di Sumatera Utara
 pada akhir abad ke-19.
Karya f. silaban
2. SPMA, Bogor, 1951
Friedrich Silaban rutin mengikuti
berbagai sayembara. Salah satunya
syembara merancang gedung Sekolah
Pertanian Menengah Atas (SPMA) di
Bogor dan meraih juara ketiga untuk
sayembara perancangan gedung
fakultas pertanian Universitas
Indonesia, yang kemudian menjadi
Institut Pertanian Bogor. Karya ini
menggunakan atap perisai dengan
sudut yang curam yang tampil
mendominasi keseluruhan komposisi
bangunan.
Karya f. silaban
3. Rumah Pribadi Friderich
Silaban - Bogor (1958)
Rancangan rumah tinggal F.Silaban
merupakan antitesis dari tipologi
“rumah gedong‟, rumah - rumah
mewah yang lazim dibangun pada
masa penjajahan. Secara skala dan
isi, rumah tersebut termasuk rumah
yang ‟mewah‟ pada masanya. .
F.Silaban menggunakan atap pelana
yang besar namun tidak menyolok
seperti atap perisai curam yang
umum dijumpai pada masa itu.
Karya f. silaban
4. Masjid Istiqlal - Jakarta (1954)
Pemancangan tiang pertama
dilakukan oleh Presiden Ir. Soekarno pada
tanggal 24 Agustus 1961. Arsitektur
Masjid dirancang agar udara dapat bebas
bersirkulasi sehingga ruangan tetap sejuk,
sementara jemaah terbebas dari panas
matahari dan hujan. Masjid ini bergaya
arsitektur Islam modern internasional,
yaitu menerapkan  bentuk-bentuk geometri
sederhana seperti kubus, persegi, dan
kubah bola, dalam ukuran raksasa untuk
menimbulkan kesan agung dan
monumental.
Karya f. silaban
5. Gedung Bentol, Bogor
Gedung ini merupakan bagian
dari Istana Kepresidenan Cipanas yang
terletak di jalur jalan raya puncak,
Jawa Barat dan berlokasi tepat di
belakang gedung induk dan berdiri di
dataran yang lebih dari bangunan-
bangunan lain. Gedung yang sering
disebut sebagai tempat Soekarno
mencari inspirasi dinamakan Gedung
Bentol karena seluruh dindingnya
ditempel batu alam yang membuat
kesan bentol-bentol.
 
Karya f. silaban
 
6. Rumah Dinas Walikota - Bogor (
1952)
Di tahun 1952, pria yang pernah
menjabat sebagai Kepala Dinas
Pekerjaan Umum Kota Praja Bogor
tahun 1950-1965 ini, kemudian
membangun sebuah rumah tinggal yang
kemudian dikenal sebagai Rumah Dinas
Wali Kota Bogor.
Karya f. silaban
7. Gedung Bank Indonesia Thamrin (1958)
Pada awal 1960an Bank Indonesia
mulai merasa perlu untuk membangun
gedung baru yang terletak di kawasan
pusat pemerintahan Republik Indonesia.
Pada saat itu arsitek yang dipercaya oleh
Presiden Soekarno untuk merancang
gedung Bank Indonesia yang baru adalah
F. Silaban. Silaban menggunakan bentuk
atap pada gedung Bank Indonesia
Thamrin yang sesuai dengan gedung
kantor Departemen Pertambangan yang
pada saat itu persis berhadapan  dengan
gedung Bank Indonesia Thamrin
(Mutiara, 1984).
IdentIfIkasI Atap
1. Atap limas genting
Atap berbentuk limas terdiri dari
empat bidang atap, dua bidang bertemu
pada satu garis bubungan jurai dan dua
bidang bertemu pada garis bubungan
atas atau pada nook. Jika dilhat terdapat
dua bidang berbentuk trapesium dan dua
dua bidang berbentuk segitiga. Pada
bangunan karya f. Silaban yang
menggunakan atap ini adalah SPMA,
Bogor, 1951, Gedung Bank Indonesia
Thamrin (1958) dan Rumah A Lie
Hong (1968).
IdentIfIkasI Atap
IdentIfIkasI Atap
2, Atap pelat datar beton
Atap datar biasanya digunakan
untuk bangunan/ rumah bertingkat,
balkon yang bahannya bisa dibuat dari
beton bertulang, untuk teras bahannya
dari asbes maupun seng yang tebal. Gedung Pola
Pada bangunan karya f. Silaban yang
menggunakan atap ini adalah Bank BNI
1946 Pusat (Jakarta), Bank BNI 1946
(Medan), Bank Indonesia (surabaya),
Markas Besar TNI Angkatan Udara
(Jakarta) dsn Gedung Pola (Jakarta).
Markas Besar TNI Angkatan Udara
IdentIfIkasI Atap

Gedung Pola Markas Besar TNI Angkatan Udara


IdentIfIkasI Atap
3. Atap Pelana
  Bidang atap teridiri dari
dua sisi yang bertemu pada satu
garis pertemuan yang disebut
bubungan. Pada bangunan
karya f. Silaban yang
menggunakan atap ini adalah
Rumah Abdullah Alwahab
(1958) dan Rumah F. Silaban
(1958).

Rumah F. Silaban
IdentIfIkasI Atap

Rumah F. Silaban Rumah F. Silaban


Kesimpulan
Bagi silaban atap adalah esensial, maka atap
harus mutlak bebas dari segala kebocoran, juga
harus mutlak bebas dari bentuk yang berliku-liku
yang mau tidak mau mengundang kebocoran.
Dengan demikian kualitas penutup atap, agar
tidak bocor/awet dalam waktu yang lama. Jadi
dapat kita kihat dari karya- karya F. Silaban yang
banyak menggunakSan bentukan atap yang
sederhana.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai