SILABAN
DAN KARYA-KARYANYA
SEJARAH DAN
TEORI
ARSITEKTUR II
6 KOPMOLEK - A SALEK
KELAS A-KELOMPOK 6
2018
PERJALANAN
selalu menambah pengetahuan lebih dari yang
Beliau dapatkan di pendidikan. Walaupun sudah
KE LUAR NEGERI
terjun langsung menjadi praktisi di bidang
arsitektur, Silaban masih aktif dalam menggali
pengetahuan mengenai arsitektur. Dibuktikan
dengan beliau mengikuti kursus arsitektur yang Silaban kerap kali bertandang ke negeri
diadakan pada malam hari, yang biasa diikuti orang. Perjalanannya ke luar negeri tak
karyawan yang bekerja saat pagi hari. Semangat semata-mata digunakan untuk berlibur,
membaranya memang tak terbantahkan terutama namun juga mengenyam pendidikan di
jika menyangkut soal meningkatkan kemampuan Academic van Bouwkunst di Amsterdam
di bidang arsitektur. pada tahun 1949 sampai 1950. Silaban juga
menempuh perjalanan ke luar negeri demi
RIWAYAT PEKERJAAN
mengembangkan pengetahuannya
mengenai arsitektur dunia secara nyata.
Berikut adalah perjalanan Silaban ke luar
1931 (Mei-Juli): Bouwkundig Tekenaar negeri.
Stadsgemeente Jakarta (Juru Gambar Bangunan
Kotapraja Jakarta) 1949: Cuti di Nederland dalam satu tahun.
Sempat berkuliah di Academic van
1931-1937: Opzichter Geniedienst Jakarta (Pengawas Bouwkunst di Amsterdam.
Bagian Teknik Kotapraja Jakarta) 1954: Perjalanan ke Jepang, Filipina, Burma,
dan India
1937-1939: Geniechef Pontianak (Kepala Teknik 1957: Perjalanan ke Amerika Serikat dan
Pontianak) untuk daerah Kalimantan Barat mengunjungi tiap kota besar selama empat
bulan
1939-1942: Opzichter-Tekenaar Stadsgemeente 1961: Keliling Dunia
Bogor (Pengawas Juru Gambar Kotapraja Bogor). 1962: perjalanan ke Jepang
1964: Keliling Dunia
1942-1949: Direktur Burgerlijk Openbare Werken 1965: Bekerja di Wiena selama dua minggu
(BOW) Bogor (Kepala DPU Bogor). 1971: Perjalanan ke Jerman Barat, Italia,
Yunani, Jepang
1949 (akhir)-Mei'65: Kepala Dpu Kota Bogor, 1973: Perjalanan ke Iran, Libanon, Mesir,
sembari kurang lebih 5 tahun menjadi Ketua Jerman Barat, Malaysia
Panitia Keindahan Kota DKI Jakarta 1975: Perjalanan ke Belanda, Jerman Barat
dan Kanada
1959-1962: Anggota Dewan Perancang Nasional 1981: Perjalanan ke Belanda dan Jerman
(DEPERNAS) Barat
Di sepanjang perjalanannya, Silaban selalu meluangkan waktu untuk berkunjung ke
jurusan arsitektur di perguruan tinggi yang terdapat di negara yang Beliau kunjungi untuk
melihat berbagai karya mahasiswa di sana sekaligus diskusi mengenai arsitektur dengan
para profesor serta mahasiswanya. Terutama saat Beliau mengunjungi Jerman Barat,
dimana tempat arsitektur modern berkembang pesat.
Frederich Silaban
Sumber: virtualarsitek.wordpress.com
PANDANGAN HIDUP
Pandangan hidup merupakan salah satu faktor yang
juga menentukan pandangan arsitektural seseorang.
Pandangan hidup yang dimiliki oleh Silaban yakni
semangat kerja, ketekunan, dan tingkat kedisiplinan
yang tinggi. Namun walau demikian, bagi sebagian
Universitas Nommensen, Medan,
orang yang pernah menemuinya, beliau merupakan
karya terakhir Silaban
sosok yang tak pernah mengubah cara
Sumber: edumor.com
berpenampilannya.
PANDANGAN ARSITEKTURAL
1) Pengaruh Iklim
Merupakan area terbuka pada sebuah rumah yang Menurut Silaban, penutup atap yang baik
terhindari oleh sinar matahari, bukan karena adanya adalah yang tahan bocor dan bentuknya
pembatas dinding namun ditahan oleh atap yang tidak berliku-liku karena memicu terjadinya
lebar dan keluar dari garis dinding sehingga kebocoran. Material atap yang baik menurut
menimbulkan Solar Shadowgraph pada dinding. beliau adalah beton karena tahan lama.
Bagian ini digambarkan oleh SIlaban merupakan area Namun harus dilindungi dengan lapisan
yang menyenangkan. batu bata yang kemudian dilapisi dengan
Pada prinsip iklim tropis, semakin banyak daerah bahan keras seperti keramik atau ubin yang
yang tak dapat disinari oleh matahari maka arsitektur tahan terhadap kondisi iklim. Untuk
bangunan tersebut akan semakin terlihat tropis. Hal mendapatkan bahan beton yang awet
tersebut diterapkan pada rumahnya sendiri yang seperti demikian memanglah
menggunakan prinsip emper terbuka yang jelas. membutuhkan biaya yang cukup mahal,
Salah satu contoh penggunaan emper yang tidak namun dari sini keawetannya dapat dijamin.
berfungsi dengan baik terdapat pada Gedung Pola Selain beton, penutup atap berupa genteng
karena entrance masuknya berada di belakang juga merupakan material yang baik jika
sehingga emper tersebut sering hanyalah formalitas genteng tersebut dibuat dari tanah liat
belaka. Hal tersebut merupakan bukti pemborosan tanpa campuran semen. Jika demikian maka
entrance utama karena tak pernah dilewati. genteng tersebut akan tetap awet dalam
waktu yang sangat lama.
Dari sini beliau mengasumsikan bahwa
penggunaan bahan dan material yang relatif
mahal sebenarnya lebih baik karena jauh
lebih awet, dibandingkan dengan harga
yang lebih murah. Hal ini dikarenakan biaya
perawatan konstruksinya justru akan
menjadi lebih mahal jika menggunakan
material yang tidak awet.
Gedung Pola
Sumber: mediatransparancy.com
Ubin Plavuisen
Sumber: www.pinterest.com
6) Bentuk-Bentuk Arsitektur
Menurut Silaban, bentuk arsitektur Indonesia
harus modern dan bersifat tropis. Modern
karena kita hidup di dalam zaman modern
yang menuntut adanya perubahan, namun
tetap mengindahkan arsitektur tradisional
dengan mengambil jiwanya. Adanya
serentetan kolom bebas dalam suatu Air Conditioner
bangunan memberikan kesan meruang Sumber: servisacdisoloraya.blogspot.com
pada ruangan terbuka, yang dibentuk dari
jarak antar kolom juga ukurannya.
PANDANGAN ARSITEKTURAL
.
SIKAP KEPROFESIAN
Ciri khas dari F. Silaban adalah keteguhpendiriannya
dalam memegang prinsip. Seperti prinsipnya dalam
memilih bahan bangunan dalam pemeliharaan
konstruksi, yakni dengan memilih material yang
berkualitas baik dan tahan lama. Tentu hal ini dapat
menyebabkan pembiayaan yang mahal, sehingga
sebagian proyeknya gagal karena menjadi
permasalahan dengan pihak pemerintah maupun
swasta.
.
Pandangan arsitektur Silaban sebenarnya sudah
sesuai dengan politik Mercu Suar yang diterapkan
oleh Ir. Soekarno yang salah satu tujuannya yaitu Silaban menjelaskan maket kepada
untuk memunculkan karya arsitektur yang megah. Soekarno dan jajaran
Pembiayaan yang mahal merupakan sebuah Sumber: arsitekturindonesia.org
penghalang pada masa itu dimana Silaban tak dapat
berkompromi dengan intruksi Soekarno. Hal
demikian juga terjadi tatkala Silaban diminta untuk
mengecilkan ukuran kamar dari Hotel Lapangan
Banteng (Hotel Borobudur), namun beliau dengan PRESTASI KHUSUS DAN
tegas menolaknya yang menyebabkan rancangannya
hanya cukup dibangun hingga bagian basementnya
saja. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa beliau
PENGHARGAAN
merupakan seorang yang tegas sebagai seorang
arsitek.
.
Prestasi Khusus:
1935 : Hadiah ke-3 sayembara Arsitektur
Perencanaan sebuah hotel di daerah
pegunungan (Studieprijsvraag) dan hadiah
ke-3 sayembara Rumah Tinggal untuk
Walikota.
1949 : Hadiah ke-3 sayembara Gedung
Fakultas Pertanian di Bogor.
1954 : Hadiah ke-2 sayembara Tugu Nasional
di Jakarta, hadiah pertama sayembara
Kantor Bank Indonesia di Jakarta, dan
hadiah pertama sayembara Masjid Istiqlal di
Jakarta.
Penghargaan:
1962 : Memperoleh Satya Lencana
Pembangunan dari Pemerintah RI
1975 : Memperoleh penghargaan dari IAI
DIAKRONIK KARYA RUMAH TINGGAL Diambil dari tahun 1953 yakni rencana
monumen Pahlawan Kalibata di Jakarta dan
1966 dengan latar belakang politik Mercu
Ciri khas dari karyaDIAKRONIK
TELAAH KARYA
rumah tinggal SILABAN
Silaban adalah
Suar. Monumen Silaban sendiri menggunakan
ditekankannya jiwa tropis pada tiap bangunan rumah
teknologi dengan bahan beton, sementara
tinggalnya. Seperti halnya pada diakronik bangunan,
pintu gerbangnya menggunakan bahan yang
pada rumah tinggal pula terdapat kurun waktunya
umum yakni bata, genteng, dan lain
sendiri, yakni:
sebagainya. Diantara karya-karyanya pasti
terdapat perbedaan yang dapat dilihat dari
KURUN WAKTU 1951-1979 fungsi, tujuan, dan bentuknya, yang mana
mendapatkan pengaruh dinamis yang netral
Melalui wawancara dari keluarga pemilik rumah,
sebagai ungkapan semangat rakyat Indonesia.
didapati waktu pengerjaan rumah tinggal mereka
Adapula bentukan vertikalisme yang
yakni justru sebelum Silaban membangun karya
terbentuk dari bentukan simetris dan ulangan
pertamanya. Walau berada di era peralihan dari orde
segi empat teratur yang mendapatkan
lama ke baru, namun karya rumah tinggal tak
pengaruh dari Rusia.
terpengaruh karena bukan merupakan proyek
pemerintahan.
KURUN 1953-1954 – KURUN PELENGKAP
KURUN 1963-1966 – KURUN WAKTU MONUMEN Gereja Katedral dengan Latar Kubah Masjid
Istiqlal yang Belum Selesai Dibangun
Memiliki ciri pokok bentukan dinamis yang modern Sumber: kompas.com
Dari sekian monumen yang telah dirancangnya, 1951-1960 : ciri pokok atap limas
monumen Pahlawan Kalibata merupakan yang 1960-1978 : ciri pokok atap datar plat beton
paling menonjol, karena merupakan satu-satunya 1954-1978 : overlapping ciri atap limas dan
rancangan beliau yang tidak mengindahkan prinsip atap datar plat beton
idealisme arsitekturnya dan digadang-gadang
merupakan titik runtuhnya azas Silaban.
SIMPUL MASA RUMAH TINGGAL
Dalam perancangan arsitekturnya harus mengikuti Fungsi maupun kepuasan estetika muncul
maksud kegunaan bangunan yang dirancang. dari bentuk geometris.
Bentuk menjadi relatif dibanding dengan kegunaan. Belajar dari kenyataan fenomena alam.
Masjid DIAKRONIK
TELAAH Istiqlal KARYA SILABAN
SILABAN
Dalam karya-karya F. Silaban yang terbangun
atau yang masih berupa rencana, secara garis
besar menunjukan ekspresi pada struktur,
bahan, tampak dan detail.
EKSPRESI STRUKTUR
Pemilihan bentuk yang digunakan F. Silaban
cenderung sederhana dan geometris tetapi
sangat menonjolkan modul dan dimensi kolom
dari strukturnya dan sistem strukturnya yaitu,
rangka dan irama.
F. Silaban yang memakai bentuk sederhana
. tidak menggunakan bentuk-bentuk baru pada
rancangan bangunannya karena menurutnya
bentuk yang aneh dan dicari-cari tidak panjang
umurnya karena tantangan zaman yang Gambar Kerja Silaban
berubah ubah. Justru bentuk sederhana tersebut
disukai oleh masyarakat luas.
.
HASIL AKHIR PEMBENTUKAN PROPORSI
PROPORSI DITENTUKAN OLEH :
Menurut Vitruvius dalam arsitektur Yunani BAHAN DAN SISTIM STRUKTUR
kuno terdapat hubungan antara besaran
bagian terkecil dengan besaran keseluruhan. Elemen struktur menciptakan hubungan tertentu
Hal ini menunjukkan adanya sistim modul membentuk proporsi. Bahan dan sistim struktur
yang mengendalikan bangunan kuil pada menentukan bentuk proporsi
jaman Yunani kuno Konstruksi bata dan kayu. Panjang balok yang
tersedia, kuat untuk memikul beban sehingga
Menurut Francois Blondel (abad 17) namun arah memanjang menjadi sangat terbatas.
keindahan berasal dari proporsi angka dan Konstruksi baja atau beton bertulang untuk
absolut struktur, memperoleh bentang lebih lebar.
Menurut Julien Guadet (akhir abad 19) Keadaan yang menyebabkan proporsi baru lebih
proporsi adalah suatu hal yang rasional bebas dalam arsitektur modern. Dengan pasangan
bukan hanya berupa naluri bata membentuk ciri khas proporsi meninggi dan
sempit, dengan bahan struktur beton bertulang
Menurut Devinisi Matematis Proporsi atau rangka baja menghasilkan kesan yang
terbentuk dari dua ratio yang cenderung bebas, meninggi, melebar atau
diperbandingkan kemiringan.
Dapat disimpulkan bahwa proporsi pada
awalnya merupakan DIAKRONIK
TELAAHunsur KARYAdan
yang terukur SILABAN
FUNGSI
absolut diantara dua unsur yang mampu
diamati dengan pasti bukan sekedar naluri Besaran ruangan tergantung penggunaannya,
Unsur proporsi harus hal yang nyata. Maka contoh proporsi bukaan jendela tergantung
unsur yang dapat diwakilkan yaitu : Panjang, kegunaan bangunan tersebut, atau fungsi dalam
Lebar, dan Tinggi. Proporsi dapat terbentuk orientasi dan mengatasi masalah iklim.
apabila ratio terdapat dalam semua dimensi
utama bangunan dan bagian-bagiannya.
Universitas Nommensen
Contoh alternative desain tugu nasional,
desain tersebut memiliki proporsi awal yaitu
susunan segi empat yang dikomposisi
hingga membentuk massa dengan arah
vertikal. Karakter bangunan tersebut banyak
ditemukan di Eropa Timur BIOGRAFIS
SEGIataupun Asia
Tengah. Sebagian pernah dikunjungi oleh
Frederich Silaban. Frederich Silaban dalam
merancang, menerapkan pengolahaan
proporsi yang mengarah pada kebebasan.
.
Sketsa Tampak Gedung Bank
Indonesia Cabang Medan
.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhiati, Yuke. 2005. Bung Karno Sang Arsitek. Depok: Komunitas Bambu
Odang, Astuti S.A (et al). 1992. F. Silaban dalam Konsep dan Karya. Bandung: Nova