Anda di halaman 1dari 24

A. BIOGRAFI F.

SILABAN

1. Riwayat Hidup

Fiederich Silaban obu lahir pada


tanggal 16 Desember 1912 di
Bonandolok, Tapanuli, Sumatera dan
meninggal pada tanggal 14 Mei 1984
pada umur 71 tahun di Jakarta.
Pendidikan yang dilalui oleh friederich
silaban adalah lulus sekolah dasar
Belanda HIS (Holland Inlandsche
School) di Narumonda pada tahun
1927. Kemudian melanjutkan Sekolah
Teknik/ KWS (Koninginlnjke
Wihelmina School) di Jakarta dan lulus pada Tahun 1931. Sebagian hidup F.Silaban dihabiskan
di Bogor dan kampung keduanya di Kota Jakarta.

Federich Silaban bekerja di Jakarta (masa penjajahan Belanda disebut Batavia), sebagai
juru gambar Kotapraja Batavia (Bouwkundig tekenar Stadsgemente Batavia). Selain
kesibukannya bekerja, Silaban masih bisa meluangkan waktunya untuk belajar dengan salah satu
biro arsitek Belanda, dan sekaligus aktif mengikuti penyelenggaraan berbagai pameran gambar
di Pasar Gambir untuk menambah wawasan yang dimiliki Silaban. Pada tanggal 18 Oktober F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA
tahun 1946, Silaban mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi gadis keturunan Indo-Belanda
yang bernama Kievits Boru Simamora dan dikaruniai 10 anak. Salah satu anaknya yang bernama
Ir. Panogu Silaban mewarisi bakat dari beliau yaitu dengan masuk di bidang Arsitektur.

Bakat arsitektur F. Silaban sudah terlihat dari dulu, meskipun ilmu arsitektur Silaban
tidak begitu banyak dan belum pernah mengikuti pendidikan tinggi secara formal. Akan tetapi,

1
setelah itu F.Silaban masuk pendidikan formal di STM (Sekolah Teknik Menengah). F.Silaban
bekerja keras dan bersungguh-sungguh belajar mendalami ilmu bidang Arsitektur. Hasil kerja
keras F.Silaban terbayar dengan berhasil menorengi sayembara perancangan Arsitektur, hingga
menjadi seorang Arsitek yang layak. Setelah itu, dari hari ke hari, nama beliau sudah mulai
tersebar di kuping masyarakat dan terkenal lewat berbagai karya-karyanya terbesar dunia
arsitektur sebagai tanda kebanggan daerah itu.

Pada tahun 1950, F.Silaban dan keluarga berlibur ke Amsterdam selama 7 bulan, dan
beliau berkesempatan di malam hari untuk belajar dan berkuliah di Academic Voor Amsterdam.
Bakat F.Silaban sudah menunjukkan prestasi, dengan memenangkan beberapa sayembara
arsitektur, diantara lain juara ke-3 sebanyak 2 kali dalam sayembara arsitektur dikenal sebutan
“studieprijvraag” Disamping bakatnya sebagai perancangan arsitektur, Silaban juga memiliki
hobi bermain catur dan cat air, hal itu dilakukan guna mengisi waktu kosong untuk
mengembangkan kreativitas berbagai rancangan arsitektur.

F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA

Pada tahun 1955 Soekarno membuka perlombaan sayembara maket Masjid istiqlal. Yang
diikuti 30 arsitek yang terpilih 22 arsitek sebagai persyaratan lolos. Setelah itu, Ir. Soekarno

2
mengumumkan pemenangnya yaitu F.Silaban yang membuat maket masjid dengan bertema
“ketuhanan”. Bung karno menjuluki F.Silaban sebagai by grace of god karena memenangkan
sayembara tersebut. Pada tahun 1961, masjid istiqlal sudah mulai proyek pembangunan pancang
tiang selama 17 tahun sampai resmi digunakan pada tahun 1978, pada tanggal 22 Februari 1978
sebagai hari ke-38 peringatan hari tahun Masjid Istiqlal.

Sebelum melakukan proyek pembangunan Masjid Istiqlal, F.Silaban terbang berkeliling


ke Aceh hingga Madura dengan biaya sendiri untuk mempelajari perancangan Masjid dan juga
mendiskusi para ulama tentang nila-nilai keutamaan Islam. Setelah itu, F.Silaban terjun ke
F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA
lapangan proyek pembangunan Masjid Istiqlal. F.Silaban sebagai wakil kepala proyek terus
berkaloborasi dalam proyek pembangunan Masjid Istiqlal secara intensif agar pembangunan
Masjid Istiqlal memastikan kualitas material dan sempurna, F.Silaban sangat berpegang teguh
mencegah menyuapkan/korupsi dari pemerintah, dan ia juga dipanggil kerajaan Arab Saudi
untuk memengaruhi pindah ke Arab Saudi dan meninggalkan proyek pembangunan Masjid
Istiqlal, F.Silaban tak lupa tetap berpegang teguh idealisme untuk mewujudkan perancangan
Masjid Istiqlal.

3
Pada tahun 1978, F.Silaban telah menyaksikan saat Masjid Istiqlal diresmikan, enam
tahun kemudian, F.Silaban menghembuskan nafas karena penyakit kanker kelenjar getah bening
akibat faktor ketekanan stress karena banyak tekanan urusan di pihak pemerintah untuk
menyelesaikan proyek Masjid Istiqlal. Di akhir kehidupan kebahagiaan oleh F.Silaban, Masjid
Istiqlal telah diwujudkan sebagai Masjid Terbesar se Asia Tenggara.

F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA

4
2. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal:
-1927 : Tamat HIIS (Holland Inlandsche School) Narumonda, Tapanuli, Sumatera Utara
-1931 : Tamat KWS (koninginljike Wilhelmina School ), Jakarta
-1950 : mengikuti kuliah di kelas akhir Academia voor Bouwkunst, Amsterdam. Untuk
menguji kemampuan di bidang arsitektur.

3. Riwayat Pekerjaan
F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA
-1931 (Mei-Juli) : Juru Gambar Kotapraja Jakarta.

-1931-1937 : Pengawas Bagian Teknik Kotapraja Jakarta.

-1937-1939 : Geniechef Burgelijk Openbare Werken (BOW) bogor


(Kepala KPU Bogor).

-1949 (akhir) – Mei 1965 : Kepala DPU Kota Bogor, selama 5 tahun menjadi Ketua
Panitia Keindahan Kota DKI Jakarta.

5
-1965-1962 : Anggota Dewan Perancang Nasional (DEPERNAS).

-1967-1984 : Wakil Kepala Proyek Masjid Istiqlal Jakarta.

-1972-1976 : Dosen mata kuliah Kode Etik & Tata Laku Profesi pada
Fakultas Teknik Universitas Indonesia Jakarta.

4. Perjalan ke Luar Negeri

Frederich Silaban banyak melakukan perjalanan ke luar negeri dengan bermacam tujuan.
Tujuan-tujuan tersebut adalah mengikuti perkembangan arsitektur di luar negeri secara langsung,
berlibur, kuliah, hingga seperti saat memegang proyek Masjid Istiqlal. Beliau ditugaskan untuk
pergi ke Iran, Mesir, dan Malaysia untuk mencari interior dan Mihrab Masjid Istiqlal. Berikut
adalah daftar perjalanan Frederich Silaban ke luar negeri secara lebih jelas :

1949 (akhir) : berlibur bersama keluarga sekaligus berkuliah di Academic van Bouwkunst,
Amsterdam

1954 : Perjalanan ke Jepang, Philipina, Burma, dan India

1957 : Perjalanan ke Amerika Serikat

1961 : Keliling Dunia

1962 : Perjalanan ke Jepang

1964 : Keliling Dunia

1965 : Bekerja di Wiena


F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA
1971 : Perjalanan ke Jerman Barat, Italia, Yunani, Jepang

1973 : Perjalanan ke Iran, Libanon, Mesir, Jerman Barat, Malaysia

1975 : Perjalanan ke Belanda, Jerman Barat & Kanada

1981 : Perjalanan ke Belanda dan Jerman Barat

6
5. Pandangan Arsitektural

Pandangan arsitektural seroang arsitek akan lebih mudah dipahami jika kita memahami
pandangan hidup arsitek tersebut. Berdasarkan buku Frederich Silaban dan karyanya, pandangan
hidup beliau memang tidak terlalu banyak terekam, karena beliau lebih terkenal melalui karya-
karya dibalik meja gambarnya. Beliau memiliki semangat kerja, ketekunan, dan disiplin yang
tinggi. Namun demikian, beliau selalu berpenampilan sederhana. Frederich Silaban memiliki
pandangan yang disebutnya ‘idealisme arsitektur’ pandangan ini memiliki arti memperjuangkan
kemurnian arsitektur dilihat dari sudut kepentingan rakyat dan negara. Selanjutnya bagi beliau,
rumah atau Gedung adalah perabot manusia untuk berlindung dari iklim. Beliau sangat sadar
dengan kondisi Indonesia yang berada pada iklim tropis. Selain kesadaran terhadap iklim, beliau
berpandangan bahwa arsitektur yang baik adalah arsitektur yang sederhana dan memiliki
fungsional tinggi serta tahan lama. Namun bukan berarti beliau benar-benar menolak elemen-
elemen hiasan pada sebuah bangunan. Terkadang memang sebuah ornamen tidak bisa lepas dari
sebuah fungsi bangunan dikarenakan sebuah konteks. Hal ini tergambar dari karya-karya yang
dibuatnya seperti, Masjid Istiqlal, Monumen Nasional, Gedung BNI 1946 dan sebagainya.

Bagi Frederich Silaban, kemudahan dalam perawatan dan seberapa tahan sebuah material
dan desain terhadap jaman adalah hal yang penting. Beliau lebih memilih membuat desain
dengan bentuk yang sederhana namun ketahanannya terjamin untuk waktu yang lama, ketimbang
bentuk yang unik namun ketahanan dan kemudahan perawatannya menjadi beban. Begitu pula
dengan pemilihan material, beliau lebih memilih material dengan ketahanan tinggi untuk waktu
yang lama dari pada material dengan nilai prestige tinggi namun membebani untuk
perawatannya.

Atap merupakan hal yang esensial bagi Frederich Silaban. Bagi beliau atap haruslah F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA
mampu menahan berbagai cuaca yang dimiliki Indonesia dalam kurun waktu yang lama.
Dikarenakan atap adalah pernaungan utama dalam sebuah bangunan, khususnya di daerah tropis
seperti Indonesia. Maka dari itu, desain bangunan Frederich Silaban cenderung memiliki bentuk
atap yang tidak berliku-liku, karena bentuk ini memiliki potensi kebocoran yang lebih besar.

Emperan terbuka (teras) menurut Silaban adalah hal yang paling menggambarkan Rumah
Indonesia. Beliau berpendapat bahwa ruang terbuka yang ternaungi atap bukan dinding adalah
hal yang terpenting. Ruang-ruang yang menyenangkan untuk sekedar duduk-duduk dan
7
mengobrol tanpa terpapar sinar matahari, namun tidak terpenjara jejeran bata massif adalah
bagaimana seharusnya arsitektur tropis Indonesia berwujud. Bagi beliau, permainan bayangan
pada arsitektur tropis memberikan kesan harmonis. Sehingga pada saat beliau mendesain rumah
tinggal, beliau selalu berusaha untuk menghadirkan ruang seperti ini pada desainnya.

Dalam hal pemilihan material, desain Frederich Silaban yang dapat dicontohkan adalah
pembangunan Masjid Istiqlal. Untuk penutup lantai Masjid, beliau telah menentukan untuk
menggunakan Teraso. Teraso dipilih karena tidak mudah kusam, mengingat Masjid Istiqlal
didesain untuk menerima ratusan hingga ribuan pengunjung setiap harinya. Namun pihak
pemerintah menghendaki penggunaan marmer pada lantai Masjid Istiqlal. Setelah melalui
perdebatan panjang akhirnya diputuskan lantai Masjid Istiqlal menggunakan marmer. Karena
kebutuhan marmer yang banyak, hal ini menjadi awal perkembangan industri marmer di
berbagai daerah di Indonesia seperti Tulungagung, Citatah, dan Makasar.

Selain dalam hal yang telah disebutkan diatas, Frederich Silaban juga mendedikasikan
dirinya secara penuh dalam karya-karyanya. Hal ini tergambar jelas saat beliau mengerjakan
desain sayembara Masjid Istiqlal. Sebagai seorang penganut agama nasrani, beliau
menjerumuskan dirinya kedalam pola pikir penganut Islam. “Tuhan, kalau di mata-Mu saya
salah merancang Masjid, maka jatuhkanlah saya, buatlah saya sakit supaya saya gagal. Tapi jika
di mata-Mu saya benar, maka menangkanlah saya.” Itu adalah doa yang dipanjatkan Frederich
Silaban selama proses sayembara Masjid Istiqlal. Setelah desainnya dinyatakan menang, beliau
pun aktif berdiskusi dengan Ulama ternama, salah satunya adalah Buya Hamka.

6. Sikap Keprofesian

Beliau terkenal sebagai orang yang sangat teguh memegang prinsipnya. Tak jarang proyek
terlepas dari genggamannya karena tidak terjadi mufakat antara beliau dengan pemilik proyek, F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA

permasalahan utamanya adalah biaya. Beliau bersikeras menggunakan bahan-bahan yang


berkualitas dan dapat bertahan lama. Hal ini menjadikan biaya proyek tinggi. Seperti proyek
Hotel Lapangan Banteng (Hotel Borobudur), Soekarno meminta Silaban untuk membagi dua
kamar desainnya karena dianggap terlalu besar, namun Silaban menolak. Akhirnya desain
Silaban hanya dibangun sampai Basement saja.

8
B. Karya-Karya Bangunan Frederich Silaban

Vitruvius Pollio menuliskan dalam bukunya (10 Books on Architecture) arsitektur yang
baik harus memenuhi 3 syarat, yaitu utilities, venustas, firmitas (20-30 sebelum masehi).
Utilities sendiri berarti fungsi, dimana dalam mendesain sebuah bangunan aspek utama yang
harus diperhatikan adalah fungsi, karena desain bangunan harus dapat memenuhi segala
kebutuhan penghuni bangunan tersebut. Venustas sendiri dapat diartikan sebagai keindahan,
dalam mendesain bangunan harus memiliki nilai keindahan atau estetika sendiri agar bangunan
yang kita desain dapat memiliki ciri khas dan karakter tersendiri. Firmitas sendiri dapat diartikan
sebagai soliditas, yaitu ketahanan dan kekokohan bangunan terhadap segala jenis lingkungan
sekitar, contohnya bangunan harus dapat tahan terhadap suhu dingin pada saat musim dingin,
tahan terhadap suhu panas pada musim panas, bagaimanapun bangunan harus didesain agar
dapat bertahan lama dalam segala kondisi.
Buku ini masih sering dipakai sebagai pedoman dasar para arsitek-arsitek terkemuka dunia, yang
membuktikan bahwa 3 poin diatas bersifat universal yang tak terlekang oleh waktu dan kultur.
Lalu Henry Wotton seorang translator inggris pada abad 17 mengubah 3 kata tersebut menjadi
commoditie, delight dan firmness agar lebih mudah dipahami secara universal. Dan beliau juga
menanggapi tulisan tersebut bahwa terdapat 2 poin yang harusnya ditambahkan, yaitu time dan
cost. Time yang dimaksud adalah bangunan harus dibangun sesuai zamannya, selain karena
masalah tingkatan social bangunan harus dibangun sesuai zamannya karena kondisi alam dari
masa ke masa mengalami perubahan yang sangat drastis. Sedangkan cost adalah biaya, bangunan
yang dibangun harus memiliki biaya yang seminimal mungkin agar tidak ada uang yang
terbuang-buang ketika membangun bangunan tersebut. Pada intinya setiap arsitek harus dapat
memenuhi 5 aspek tersebut dalam merancang sebuah bangunan agar dapat menyenangkan dan
memuaskan klien kita.
Terdapat banyak sekali karya atau proyek bangunan di Indonesia yang dipegang oleh Bapak
Frederich Silaban, baik yang terbangun ataupun tidak. Mulai dari bangunan umum, tempat
tinggal dan monument. Dan beliau sangat berpedoman terhadapat 5 aspek tersebut entah
disengaja atau tidak disengaja, sebagian besar rancangan bangunan beliau sangat lah memenuhi F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA
5 aspek tersebut. Karena setiap bangunan dari bapak Frederich Silaban terbilang sangat
fungsional dalam segala aspek, beliau pun tidak melupakan segi estetik dari tiap bangunannya,
beliau juga tidak lupa memperhatikan rancangannya dalam segi ketahanan dan kekokohan
jangka lama, dari 3 aspek tersebut beliau tetap merancang sebuah bangunan sesuai zamannya dan
dengan biaya yang sangat diperhitungkan agar tidak terjadi pemborosan biaya dalam
pembangunan.
Terdapat banyak sekali karya atau proyek bangunan di Indonesia yang dipegang oleh
Bapak Frederich Silaban, baik yang terbangun ataupun tidak. Mulai dari bangunan umum,
tempat tinggal dan monument

9
Seperti kantor dinas perikanan di bogor pada tahun 1951, Kampus Cibalugung, Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian(STTP)/Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) pada tahun
1953, Gedung Bentol di Jawa Barat pada tahun 1954, Masjid Istiqlal di Jakarta pada tahun 1954,
Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta pada tahun 1958, Gedung BLLD Bank Indonesia di
Jakarta pada tahun 1960, Gedung BNI 46 di Jakarta pada tahun 1960, Gedung BNI 46 di Medan
pada tahun 1962, Gedung Pola di Jakarta pada tahun 1962, Markas TNI Angkatan Udara di
Jakarta pada tahun 1962, Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta pada tahun 1962, Gedung
Universitas HKBP Nommensen di medan pada tahun 1982, Rumah dinas Walikota Bogor di
Bogor pada tahun 1952, Rumah pribadi Frederich Silaban di Bogor pada tahun 1958, Rumah
Abdullah Alwahab di Bogor pada tahun 1958, Rumah A Lie Hong di Bogor pada tahun 1968,
Tugu Khatulistiwa Pontianak di Pontianak pada tahun 1936, Gerbang Taman Makam Pahlawan
di Jakarta pada tahun 1953, Monumen Nasional di Jakarta pada tahun 1960, Monumen
Pembebasan Irian Barat di Jakarta pada tahun 1963
Tetapi terdapat juga beberapa proyek rancangan beliau yang tidak terbangun seperti,
Menara Bung Karno di Jakarta, Gedung Baru Dewan Pengawasan Keuangan di Bogor, Gedung
Nasional di Bogor, Pemusatan Jawatan/Instansi Kementerian Keuangan di Jakarta, Pemusatan
Jawatan/Instansi Kementerian Keuangan di Medan, Gedung kompleks Departemen Umum dan
Tenaga di Jakarta, perluasan komplek BI di Jakarta, Hotel Lapangan Banteng di Jakarta, Gedung
Teater Nasional di Jakarta, dan masih banyak lagi proyek atau rancangan beliau yang tidak
terbangun. Batalnya beberapa proyek tersebut disebabkan karena sengketa lahan atau
perpindahan tangan perancang/arsitek.
Dari semua karya beliau yang terbangun dapat dilihat dan dianalisis bahwa setiap
bangunannya memiliki perbedaan/perkembangan dan ciri khas. Tetapi yang paling terlihat
adalah bangunan umum dan monument. Pada proyek tempat tinggal atau rumah tinggal tidak
dapat dianalisis lebih jauh karena beliau jarang merancang sebuah rumah tinggal.

F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA

10
F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA

11
1. Diakronik Karya Bangunan Umum

Setiap hasil karya bangunan Bapak Frederich Silaban memiliki banyak kesamaan, dalam
bidang kesederhanaan, kejelasan dan ketegasan bentuk bangunan, pengaplikasian teknologi,
hingga bahan konstruksi bangunan tersebut. Tetapi terdapat perbedaan pada bagian atap, dari
atap yang berbentuk limas berubah menjadi atap kuda-kuda standar, penutup atap yang tadinya
menggunakan genting, diubah menjadi atap datar beton.
Seperti atap pada gedung Kampus Cibalagung Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
(STTP)/Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Bogor yang dibangun pada tahun 1953, atap
pada bangunan tersebut berbentuk limas. Bandingkan dengan bangunan karya beliau yang lain
yaitu Gedung Universitas HKBP Nommensen Medan yang dibangun pada tahun 1982, Kantor
Pusat Bank Indonesia Jakarta yang dibangun pada tahun 1958 atap pada 2 bangunan tersebut
berbentuk datar dan terbuat dari beton, perubahan ini disebabkan oleh faktor ekonomi, karena
dengan menggunakan atap datar yang terbuat dari beton, maka akan mengurangi biaya
pembangunan.

F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA

STTP Bogor Gedung FEB Universitas


(1953) HKBP Nommensen Medan
(1982)

12
2. Diakronik Karya Rumah Tinggal
Karena Indonesia adalah negara dengan iklim tropis maka tidak dapat dipungkiri,
setiap bangunan rumah tinggal di Indonesia menggunakan konsep tropis untuk
membangun rumah tinggal, agar rumah dapat melindungi kita dari berbagai gangguan
dari luar dan juga beliau tidak memiliki banyak riwayat membangun atau merancang
rumah tinggal. Tetapi hanya ada 1 perbedaan yang dapat ditemukan, yaitu penggunaan
atap berbentuk pelana pada masa-masa awal karir beliau dan penggunaan atap berbentuk
limas pada masa akhir karir nya.
Contoh nya adalah pada rumah Abdullah Alwahab di Bogor (1958) dan rumah tinggal
beliau sendiri di Bogor (1958) atap yang digunakan pada 2 bangunan ini adalah atap
pelana, sedangkan Rumah A Lie Hong di Bogor (1968) menggunakan atap limas.
Terjadinya perubahan ini disebabkan oleh perkembangan zaman dan pengaruh
modernisasi terhadap bangunan rumah tinggal

Rumah Pribadi F. Silaban Rumah Bentoel di Bogor

3. Diakronik Karya Monumen

Setiap monumen yang di rancang oleh bapak Frederich Silaban memiliki


perbedaan dan ciri khas masing-masing. Seperti Gerbang Taman Makam Pahlawan di F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA
Kalibata, Jakarta. Bangunan ini berbentuk candi, menggambarkan ketenangan dan
juga sebagai rasa hormat beliau terhadapat jasa para pahlawan yang sudah gugur.

Lalu Monumen Nasional (Monas), monument ini berbentuk seperti bambu


runcing dan lilin raksasa, dari kekokohan dan tinggi bangunan tersebut dapat
disimpulkan bahwa ada arti yang melambangkan persatuan dan kekokohan bangsa
Indonesia ini.

13
Gerbang Makam Taman Makam
Pahlawan Kalibata, Jakarta

F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA

Monumen Nasional Jakarta

14
4. Rumah Tinggal F. Silaban

Rumah Silaban merupakan salah satu dari


karya-karyanya yang bersifat personal sepanjang
karirnya, sehingga ia merancang rumah tersebut
dengan penuh rasa idealisnya. Rumah yang berlokasi
di Jalan. Gedong Sawah II Nomor 17, Bogor, Jawa
Barat (sekarang bernama Jl. Arsitek- F. Silaban)
merupakan perbandingan gaya arsitektur yang
berlawanan dengan rumah-rumah mewah, tepatnya
sebagai rumah yang lazim dibangun pada masa-nya.
Lahan dari rumah ini menempati 2 kavling
tanah, sehingga rumah ini termasuk bangunan yang
luas. Dalam pemanfaatan volume bangunannya yang
luas, rumah ini memiliki ruang-ruang komunal yang
luas
mendukung kapasitas orang yang banyak arsitekturindonesia.org (sebagai
workspace), 5 kamar tidur yang cukup arsitekturindonesia.org luas,
serta dibangun menggunakan material terbaik
pada pada saat itu, sehingga rumah ini sangat terasa nyaman dan mewah.
Dari kesan mewah dari bangunan itu, di sisi lain rumah F. Silaban tidak seperti rumah-
rumah mewah lainnya. Untuk mengurangi kesan mewah dari rumah ini, Silaban merancang
rumah ini tidak berorientasi pada ketinggian, melainkan menerapkan kelebaran, massa bangunan
rumah dikompos sejajar dan memanjang serta perletakkannya yang jauh dari garis jalan dengan
orientasinya yang menghadap arah selatan. Ruang terbuka hanya dibuat secukupnya pada bagian
belakang tepatnya di halaman dalam rumah, sedangkan ruang terbuka di halaman depan
sangatlah luas. Dari depan rumah ini menampilkan bentang lapangan rumput hijau yang luas.
Secara konseptual, rumah ini dirancang dengan mengandalkan ruang yang dapat
dinikmati dan diakses secara visual oleh publik, konsep ini merupakan rancangan yang tergolong
baru dibandingkan rancangan-rancangan terdahulu.
F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA
arsitekindonesia.org
Dalam perancangannya, pelingkup dari bangunan ini
menggunakan atap pelana yang cukup besar tetapi tidak begitu
kontras dengan bangunan-bangunan lain. Pada masa itu bangunan-bangunan umumnya
menggunakan atap perisai curam. Lapisan terluar dari bangunan ini didominasi dengan
bungkusan mosaic terbuat dari potongan slate stone (batu kali) ala Mondrian. Dalam sisi yang
lebih detail, potongan batu kali tersebut dikombinasikan dengan potongan batu andesit serta
cetakan terazo poles. Dilihiat dari penataan tersebut, kesan dari setiap sudut bangunan sangat
terlihat jelas detailnya.

15
arsitekindonesia.org Untuk mengurangi kesan massive, ruang-ruang dibangunan
ini memiliki void (bukaan) yang besar. Selebihnya lagi karakter
silaban pemegang rumah tangga diaplikasikan dalam penataan
letak-letak ruangan di rumah tersebut. Ruang tidur utama diposisikan dibagian depan yang
bersebelahan dengan ruang kerja yang bersifat sebagai sentral pada denah rumah tersebut,
sehingga untuk akses kesemua ruangan lainnya menjadi mudah, termasuk akses yang
memainkan visual ke 4 kamar lainnya. Rumah F. Silaban juga menetapkan hirarki disetiap
bagian ruang, di bagian belakang lebih diperuntukkan kepada kaum perempuan yang mengurus
pekerjaan rumah tangga, sedangkan untuk mewadahi kegiatan formal seperti menjamu tamu dan
pertemuan penting di posisikan di bagian depan rumah yang diperuntukkan untuk kaum pria.

5. Masjid Istiqlal

Pada tanggal 5 Juli 1955, F. Silaban


menjadi pemenang pertama dalam
sayembara maket untuk perencanaan
pembangunan Masjid Istiqlal. Sebelumnya,
dalam sayembara tersebut Presiden Ir.
Soekarno ditunjuk sebagai ketua dewan juri.
Sayembara tersebut dipublikasikan dari
berbagai macam media seperti surat kabar,
koran, dan radio. Dewan Juri memberi waktu
5 bulan, dimulai dari tanggal 22 Februari
1955 dan berakhir pada tanggal 30 Mei 1955.

Secara arsitektural, Masjid Istiqlal dirancang


oleh F. Silaban dengan penghawaan, pencahayaan,
serta sirkulasi yang sangat baik. Dalam segi
penghawaan, ruangan dirancang meluas (renggang)
serta banyak bukaan yang mengarahkan udara F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA
untuk masuk ke dalam ruangan (cross fentilation).
Selain sifat ruangannya yang renggang dan terbuka,
F. silaban juga memperhatikan bukaan guna
memanfaatkan pencahayaan dari sinar matahari.
Sirkulasi jalan yang diolah dalam masjid ini juga
tergolong sangat baik dan tertata, dalam upaya F. silaban menciptakan sirkulasi yang baik, ia
mengolah konfigurasi fungsi ruang yang saling berhubungan dan jalur yang mengarahkan
jamaah secara teratur dalam memasuki ruang (Room progression) agar dapat menikmati ruang
secara visual.

16
Masjid Istiqlal memiliki kesan fasad yang modern. Masjid ini bergaya arsitektur Islam
Modern Internasional, Internasional yang dimaksud adalah sifat desain modernnya
menyampaikan kesan yang dapat diterima sacara universal. Komposisi bentuk bangunan
diterapkan dengan berbagai bentukan dasar geometri sederhana seperti kubus, persegi, dan bola
secara utuh (minim ornament) dalam volume yang sangat besar sehingga menciptakan kesan
agung yang bersifat monumental. Secara keseluruhan, masjid ini dibangun menggunakan
material-material yang bersifat kokoh namun sederhana seperti marmer putih dan besi anti karat
(stainless steel) guna menciptakan kesan yang netral dan minimalis. Penggunaan ornament juga
dapat dikatakan sedikit guna menciptakan kesederhanaan, dalam proporsi yang kecil, dinding
dan sekat hanya dipasang ornament berpola geometris seperti lingkaran, persegi, dan kubus
dengan menggunakan material logam yang berlubang (logam krawangan). Ornament yang
dipasang juga tidak hanya untuk memenuhi aspek estetika, namun juga memiliki perletakkan
yang ‘pas’ sebagai penyekat, jendela, atau fentilasi udara. Selain sebagai ornament, material besi
anti karat ini juga di pasang menjadi pagar langkan dan pagar tangga di setiap lantai bagian tepi
balkon. Pada bagian langit-langit dan 12 pilar-pilar pun masjid ini juga memakai lempengan baja
anti karat.

Secara keseluruhan,
masjid ini menekankan gaya
arsitektur Tropis; sebagai ciri
alam Indonesia, Timur tengah,
serta gaya arsitektur barat.
Dalam menunjukkan gaya
Arsitektur tropis, masjid ini
bersifat sangat terbuka untuk
memungkinkan sirkulasi alami
dapat berjalan dengan lancar.
Kemudian raut kubah masjid
dihiasi oleh kaligrafi yang
merupakan ciri arsitektur Timur tengah. Di sisi lain, masjid ini juga dipengaruhi gaya arsitektur
barat karena mengaplikasikan bentuk tiang dan dinding yang berkesan kokoh dan berat. F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA

Menariknya lagi, perlu diketahui bahwa bangunan Masjid Istiqlal sangatlah simbolis,
banyak pesan filosofis antara Islam dan Indonesia yang disampaikan dalam pengaplikasian
rancangan bangunan Masjid ini. diketahui dalam kosmologi alam semesta islam bahwa lapisan
langit berjumlah tujuh lapis. Hal tersebut diaplikasikan dengan jumlah gerbang utama istiqlal
yang berjumlah tujuh dan masing-masing gerbang diberi nama berdasarkan Asmaul Husna, yaitu
nama-nama mulia dan terpuji Allah SWT. Selain itu, jumlah ‘tujuh’ juga tidak hanya
mengandung makna kosmologi, jumlah hari dalam seminggu juga berjumlah ‘tujuh’, pesan
tersebut disampaikan agar masjid selalu dikunjungi setiap hari oleh seluruh umat islam di
Indonesia maupun Internasional.

17
Bangunan masjid Istiqlal terdiri dari 2 massa
bangunan; terdapat satu bangunan utama besar dan
satu bangunan yang lebih kecil dari bangunan utama
sebagai pendamping. Pada bangunan pendamping
dimahkotai kubah yang lebih kecil berdiameter 8
meter. Dan pada bangunan utama, masjid di naungi
oleh kebah besar yang berdiameter 45m, dimana
angka 45 merupakan angka yang melambangkan
tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia, yaitu 17
agustus 1945. Bagian titik puncak bagian tengah
kubah juga dipasang mastaka terbuat dari baja anti karat, yang berbentuk bulan sabit dan bintang
melambangkan umat islam.

Kubah utama ini ditopang oleh 12 tiang ruang ibadah utama disusun melingkar tepi dasar F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA
kubah, dikelilingi empat tingkat balkon. Angka "12" yang dilambangkan oleh 12 tiang
melambangkan hari kelahiran nabi Muhammad yaitu tanggal 12 Rabiul Awwal, juga
melambangkan 12 bulan dalam penanggalan Islam (juga penanggalan Masehi) dalam satu tahun.
Empat tingkat balkon dan satu lantai utama secara tingkatan berjumlah 5 tingkat. Jumlah yang
disebutkan dengan angka "5" melambangkan jumlah lima Rukun Islam sekaligus melambangkan
Pancasila, falsafah kebangsaan Indonesia.
Rancangan interior masjid ini sederhana, minimalis,
dengan hiasan minimal berupa ornamen geometrik dari
bahan baja antikarat. Sifat gaya arsitektur dan ragam hias

18
geometris yang sederhana, bersih dan minimalis ini mengandung makna bahwa dalam
kesederhanaan terkandung keindahan. Pada dinding utama yang menghadap kiblat terdapat
mihrab dan mimbar di tengahnya. Pada dinding utama terdapat ornamen logam bertuliskan
aksara Arab Allah di sebelah kanan dan nama Muhammad di sebelah kiri, di tengahnya terdapat
kaligrafi Arab Surah Thaha ayat ke-14. Semua ornamen logam baja antikarat didatangkan dari
Jerman. Koridor di sekeliling teras pelataran menghubungkan bangunan utama dengan menara
masjid. Tidak seperti masjid dalam arsitektur Islam Arab, Persia, Turki, dan India yang memiliki
banyak menara, Istiqlal hanya memiliki satu menara yang melambangkan Keesaan Allah.

F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA

19
6. Monumen Nasional

Pada dasarnya tugu monas didirikan adan fungsi dan tujuannya. Semuanya ide itudimulai
dari keinginan Presiden pertama Republik Indonesuia, yaitu Ir. Soekarno karena ingin
mengembalikkan dan menunujukkan kewibawaannya di rakyat sendiri dan seuluruh penjuru
dunia.
Rencana pembangunan tugu monas ini pada masa awal-awal kemerdekaan indonesia
yang dimana pada saat itu indonesia sangat banyak konflik yang terjadi dimana konflik itu
dengan tujuan untuk meruntuhkan NKRI. Dan untuk mencegah hal itu terjadi, ibukota Indonesia
sempat di alihkan ke kota Yogyakarta. Pada tahun 1949 awal berdirinya tugu monas karena
keadaan Indonesia sudah mulai membaik dan pada tahun ini pusat ibukota negara Indonesia
kembali ke Jakarta. Setibanya Presiden Soekarno di Istina Merdeka, beliau kembali mengingat
kebesaran bangsa Indonesia karena telah berusaha mengembalikan kehormatan setelah beratus-
ratus tahun lamanya. Pada saat itu Presiden Soekarno ingin bangunan yang besar nan megah
yang menggambarkan semangat bangsa Indonesia.
Setelah itu negara Indonesia mengadakan sayembara , dimana sayembara yang sangat
terbuka untuk umum dan diikuti oleh 51 peserta. Dari 51 peserta panitia hanya menyisahkan
karay dari Frederich Silaban karena karya beliau termasuk kriteria untuk sayembara dan
mempunya 2 keunggulan dari apa yang diharapkan sama panitia yaitu bangunan yang dapat F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA
bertahan kokoh dalam kurun waktu yang lama hingga kisaran abad dan paling terutama itu
adalah bangunan yang dapat mewakili karakter dari bangsa indonesia.
Kemudian panitia kembali mengadakan sayembara kedua yang digelar pada tahun 1960
dan ternyata minat keikutsertaan masyarakat ini sangat tinggi dari sayembara yang sebelumnya
dengan diikuti dari 51 menjadi 136 peserta tapi dari sayembara kedua ini tidak satu pun karya
yang dipilih oleh panitia. Karena keadaan sudah lama semakin berlarut larut tanpa membuahkan
hasil apapun, Presiden Indonesia langsung meminta kepada Frederich Silaban untuk membuat
rancangan baru. Karena konsep Frederich Silaban ini terlalu sehingga jika ingin mewujudkannya
sampai keadaan perekonomian Indonesia pada masa itu telah membaik atau dalam kondisi stabil.

20
Dan pada konsep kali ini beliau mengajak arsitek lain dengan nama R.M. Soedarsono sebagai
rekan kerja. Kemudian kedua arsitek ini memperlihatkan hasil konsep rancangannya dan akhirya
Presiden Soekarno dengan senang hati menyetujuinya.
Untuk pembangunan tugu monas sendiri terdiri dari beberapa tahapan dan Presiden
Soekarno sangat bersemangat untuk memonitori perkembangan pembangunan tugu monas
tersebut. Dan untuk Tugu Monas sendiri ini diambil dari lingga dan yoni karena kebanyakan
bangunan yang ada di Indonesia pada masa terdahulu dan termasuk bagian bangunan yang
melambangkan kebudayaan indonesia dan keberadaan lingga dan yoni sudah keberadaannya
dibangunan masa lampau yang buat oleh Kerajaan Maritim dan kerajaan kuat lainnya yang
berada di Nusantara.
Lingga dan yoni ini sama seperti yin dan yang yang berada di China. Lingga sendir
melambangkan alu sebagai alat penumbuk yang terdapat di setiap rumah masyarakat Indonesia
karena mayoritas masyarakat pada masa itu berprofesi sebagai petani dan yoni sendiri
melambangkan sebagai cawang atau alas dari lingga atau biasa juga disamakan dengan lesung
yaitu sebagai tempat penumbuk padi tradisional. Antara Lingga dan Yoni sendiri saling
melengkapi seperti sejarah bangsa Indonesia yang semua peristiwanya itu bernilai dan saling
mempunyai hubungan ketergantungan yang sangat kuat.
1) Pada tahap 1 (1961-1965) pembangunan tugu monas ini dimulai dengan peletakkan beton
pertama sebagai pondasi bangunan dan dilakukan langsung oleh Presiden Indonesia di
atas lahan seluas 80 ha dan dilaksanakan tepat pada tanggal 17 Agustus 1961. Terdapat
284 pasak beton yang ditanam sebagai bagian dari monumen nasional. Penyelesaiannya
juga bertahap.
 Maret 1962 – pondasi tugu monas selesai
 Oktober 1962 – bagian dasar dinding tugu selesai
 Agustus 1963 – obelisk selesai
2) Pada tahap 2 (1969-1976) pada tahap kedua ini sempat tertunda akibat Gerakan 30
September pada tahun 1966.
3) Pada tahap akhir ini museum sejarah ditambahkan diorama dan kemudian tugu monas
resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 juli 1975 oleh Presiden
Soeharto.
F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA
Tugu monas ini sudah 5 kali ganti nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan
Merdeka, Lapangan Monas dan Taman Monas. Untuk sekitar tugu ini terdapat taman, dua buah
kolam dan beberapa lapangan terbuka.

21
7. Ekspresi Karya Karya F. Silaban

 Rumah Tinggal

untuk merancang rumah tinggal sepertinya diilhami oleh rumah Residen, Asisten Residen
dan para Administratur Perkebunan yaitu zona rumah yang selalu terbagi menjadi
bangunan utama dan bangunan samping sebagai daerah servis.

 Bangunan Umum

Prinsip utama pada karya F. Silaban adalah bagaimana bangunan itu bisa awet dan tahan
terhadap perubahan cuaca di Indonesia. Pada salah satu karyanya untuk material lantai itu
menggunakan keramik, untuk pada dinding dilapisi oleh marmer, dan atap menggunakan
keramik untuk finishingnya. Untuk elemen tampak sendiri menggunakan bahan logam
anti karat seperti alumunium dan stainless steel.

F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA

22
 Monumen / Menara / Tugu

Ternyata irama kolom juga di perlihatkan oleh F. Silaban pada salah satu monumen yang
beliau rancang yaitu Gerbang Monumen Kalibrata. Pada rancangannya tersebut
penggunaan kolom itu mempunyai fungsi sebagai selasar samping dan pemberian bata
kerawang sebagai finishingnya agar elemen kolom kelihatan dengan jelas.

Kesimpulan
Beliau merupakan salah satu arsitektur paling berperpengaruh di Indonesia,
dengan prinsipnya yang sederhana, tegas, geometris, serta tropis. Beliau menghasilkan
karya-karya yang megah. Dari segi estetika dia sangat kurang, karena ia berprinsip bagian
bangunan yang sekiranya tidak menunjang kegiatan manusia didalamnya lebih baik
ditiadakan.

F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA

23
Daftar Pustaka:
 Buku Arsitek dan Karyanya F. Silaban tahun 1992
 https://www.arsitag.com/blog/arsitektur-yang-baik-belajar-dari-vitruvius/
 https://www.lib.uchicago.edu/collex/exhibits/firmness-commodity-and-delight/
 http://sejarahlengkap.com/bangunan/sejarah-berdirinya-tugu-monas

Sumber Gambar :

 https://www.merdeka.com/peristiwa/pembebasan-irian-barat-monumen-keteguhan-tekad-rakyat-
indonesia.html
 https://tempatwisataunik.com/wisata-indonesia/jakarta/monumen-nasional
 https://www.idntimes.com/travel/destination/putriana-cahya/7-fakta-unik-masjid-istiqlal-berusia-
40-tahun
 http://www.arsitekturindonesia.org/museum/rumah-silaban
 https://megapolitan.kompas.com/read/2016/02/22/05420641/Mengenal.Frederich.Silaban.Arsite
k.Bersarung.Kesayangan.Bung.Karno
 http://maritimnews.com/2018/01/gedung-pola-resmi-menjadi-kantor-pusat-bakamla-ri/
 http://ideruang.blogspot.com/2014/09/tokoh-f-silaban-arsitek-monumental.html
 http://pekerjamuseum.blogspot.com/2013/02/gedung-bank-indonesia-thamrin-dan.html
 https://pojoknyantai.blogspot.com/2017/10/gedung-bni-46-merupakan-rancangan.html
 https://www.google.co.id/search?
q=gambar+monas&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=SQqicEdS5FpJcM%253A
%252C3Ix3xVG4Zo6dfM%252C_&usg=AI4_-kSY-
rODGOaF1HKmjEJgiRWAYT08zw&sa=X&ved=2ahUKEwiMiK77l97eAhWCq48KHY5XAQ4Q
9QEwAnoECAAQCA#imgrc=SQqicEdS5FpJcM: F. SILABAN DAN KARYA - KARYANYA
 https://www.google.co.id/url?
sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjv1rXVmN7eAhUBSI8KHeZaAasQjRx6BAgBEAU&
url=https%3A%2F%2Fwww.tripsavvy.com%2Fascending-jakartas-monas-national-monument-
1629388&psig=AOvVaw2Fet7PUHZwxv1TBsVtxg9Y&ust=1542638940757629

24

Anda mungkin juga menyukai