Anda di halaman 1dari 23

MK.

DESAIN DAN BUDAYA


ARSITEKTUR KOLONIAL DAN ARSITEKTUR INDIES SEBAGAI
SHARED HERITAGE, WARISAN BUDAYA BELANDA - INDONESIA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


I. PENDAHULUAN

1. ARSITEKTUR KOLONIAL ABAD 16 – 18


Arsitektur Kolonial pada periode ini masih bergaya Eropa dengan bentuknya cenderung panjang
dan sempit, atap curam, dan dinding depan bertingkat bergaya Belanda di ujung teras. Bangunan
ini tidak memiliki orientasi bentuk yang jelas, atau tidak beradaptasi dengan iklim dan lingkungan
setempat.
2. ARSITEKTUR KOLONIAL ABAD 18 - 19
Arsitektur Kolonial pada masa ini dipengaruhi oleh gaya arsitektural The Dutch Colonial Villa. Gaya
ini merupakan gaya arsitektur Neo-Klasik yang melanda Eropa (terutama Perancis) yang
diterjemahkan secara bebas, menghasilkan gaya Hindia Belanda bercitra kolonial disesuaikan
dengan lingkungan lokal, iklim, dan material yang tersedia pada masa itu,
3. ARSITEKTUR KOLONIAL ABAD 19 – 20, ARSITEKTUR INDIS
Kaum liberal Belanda pada masa antara tahun 1902 mendesak politik etis diterapkan di tanah
jajahan. Sejak itu permukiman orang Belanda di Indonesia tumbuh dengan cepat. Indische
Architectuur terdesak, digantikan dengan standar arsitektur modern yang berorientasi ke Belanda.
4. ARSITEKTUR KOLONIAL 1920 – 1940
Pada awal abad 20, arsitek-arsitek Belanda memunculkan pendekatan untuk rancangan arsitektur
di Hindia Belanda. Aliran baru ini semula masih memegang unsur-unsur dasar bentuk klasik,
memasukkan unsur-unsur yang terutama dirancang untuk mengantisipasi matahari dan hujan lebat
tropis.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


II. ARSITEKTUR KOLONIAL ABAD 16 - 18

Gambar atas Kantor De Javasche Bank Batavia dan Kantor Rotterdamsche Lloyd di Jakarta. Sedangkan
gambar bawah Telefoon Kantoor Bandung dan kanan Perusahaan Belanda Van Nie & Co Medan. Dari
tampilan arsitektur diatas dapat dilihat tampilan Arsitektur bercirikan Eropa dengan pembukaan pintu dan
jendela dimaksimalkan untuk memasukkan udara kedalam ruang. Selain itu plafond dibuat tinggi supaya
udara dalam ruang tetap sejuk. Tritisan disini pendek seperti pada tritisan di Eropa karena hujan disana
tidak sederas disini sebagai gantinya dibuat koridor untuk ruang antara sehingga udara masuk kedalam

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


III. ARSITEKTUR KOLONIAL ABAD 18 - 19

Arsitektur di Kota Lama (Kantor PTP) dan dan Kantor KPM sekarang Kantor PELNI dan di sepanjang Jalan
Bojong sekarang Jl. Pemuda Semarang (Kantor Lawang Sewu) sebelum abad 20 adalah salah satu contoh
dari pemaksaan prinsip arsitektur Eropa pada daerah tropis.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


IV. ARSITEKTUR KOLONIAL ABAD 18 - 19

Arsitektur rumah tinggal di Semarang juga lebih mencirikan arsitektur Eropa tetapi dilengkapi dengan beranda
depan yang luas tempat untuk duduk didepan rumah. Bangunan rumah tinggal untuk golongan pribumi kelas
atas dengan atap limasan dan dilengkapi beranda di bagian depan. Untuk bangunan mewah seperti villa dibuat
dengan skala monumental sedangkan untuk rumah tinggal biasa yang sekarang dengan Arsitektur Semarangan
(gambar Bawah kanan)lebih menadaptasi budaya setempat dengan atap pelana dan beranda didepan rumah

PROGRAM ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


V. ARSITEKTUR KOLONIAL ABAD 1920 - 40

Kantor Borsumij (Borneo Sumatera Maatschappij) yang dibangun tahun 1939 ini sekarang menjadi kantor ITC yang
begerak dibidang perdagangan. Bentuk arsitektur yang beraliran De Stijl dengan garis garis horisontal yang dominan
ini sekarang masih berdiri dalam keadaan sangat baik Bangunan Kantor Firma Van Dorp sebelumnya adalah
perusahaan penerbitan kemudian menjadi Toko Buku Van Dorp dan sampai tahun 2007 dijadikan Kantor Ikatan
Arsitek Indonesia Cabang Jawa Tengah. Bangunan yang lama direnovasi dengan style arsitektur De Stijl tahun 1939.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


VI. ARSITEKTUR INDIES

Pada tahun 1920 – 30 an sekelompok arsitek Belanda yang hidup di Indonesia (dulu Hindia
Belanda) memproklamirkan gerakan arsitektur yang terkenal dengan nama ’Arsitektur Indies’ (Indies
Architecture Movement). Gerakan ini tercetus karena adanya kesepahaman sekelompok arsitek
Belanda yang hidup di indonesia untuk memfokuskan jatidiri Arsitektur Masyarakat Hindia Belanda
(Indies Society) yang dipengaruhi iklim tropis. Gerakan ini juga melawan mewabahnya arsitektur
Eropa di Hindia Belanda pada waktu itu. Menurut mereka bahwa kombinasi kedua kebudayaan
dalam arsitektur adalah style arsitektur yang tepat untuk daerah kolonial seperti Hindia Belanda.
Paksaan ide Barat ke pemikiran Timur akan menyebabkan menurunnya kebudayaan lokal. Hal
yang paling parah adalah hilangnya kearifan lokal genius loci . Pengalaman di negara negara Barat
dengan adanya gelombang industrialisasi dan modernisasi mengakibatkan mewabahnya arsitektur
modern yang menyebabkan hilangnya kerajinan tangan (handcraft). Arsitektur secara kasat mata
menjadi simbol westernisasi dan kolonialisme.
Karsten dalam proses konservasi kebudayaan jawa dimulai dari pendalaman pada ‚indigenous
culture’ kebudayaan lokal dan mencari terobosan terobosan melalui representasi arsitektur dengan
pemikiran modern yang efisien dan fleksibel. Budaya barat yang dinilai sebagai budaya yang dinamis
sedangkan budaya Timur dinilai sebagai budaya yang statis. Kedua ’binari opposition’ (dua kubu
kebudayaan yang bertolak belakang) ini dipadukan dengan selaras oleh Thomas Karsten dengan
pendalaman filosofi yang tepat

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


VII. RUMAH TINGGAL ARSITEKTUR INDIES

Rumah tinggal Arsitektur Indies juga berkembang di tahun 30 an merupakan perpaduan arsitektur Eropa dan
Arsitektur Jawa. Representasi Arsitektur Jawa sangat terlihat pada tampilan bentuk atap, sedangkan beranda
pada halaman depan dan tritisan yang lebar yang merupakan konsekuensi arsitektur didaerah tropis

PROGRAM TEKNIK ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


VIII. HERMAN THOMAS KARSTEN

Herman Thomas Karsten kelahiran Amsterdam 22 April 1884 (1884 – 1945), ayahnya seorang
professor dibidang filsafat Wakil Ketua Chancellor (pembantu rektor) di Universitas Amsterdam.
Pengetahuannya dibidang filsafat banyak berpengaruh dalam kariernya sebagai seorang arsitek dan
perencana kota. Thomas Karsten adalah seorang arsitek lulusan sekolah teknik di Delft-Belanda
yang datang ke Semarang pada tahun 1914.
Sebagai arsitek dan perencana kota walaupun ia berkewarganegaraan Belanda tetapi apresiasi
dan jiwanya pada kebudayaan Jawa begitu tinggi. Karsten tercatat turut mendirikan dan aktif dalam
Java Instituut, organisasi yang berikhtiar mewujudkan Nusantara sebagai sebuah bangsa. Hubungan
antara Mangkunegoro VII dengan Thomas Karsten dan arkeolog W.F. Sutherheim adalah hubungan
antara penguasa Mangkunegaran dengan Surakarta yang merupakan penjaga garda depan budaya
Jawa dengan orang orang yang lebih tahu masalah pelestarian.

Pada tahun 1914 Henri Maclaine Pont yang sudah lebih dahulu tinggal di Hindia Belanda
mengajaknya untuk berpraktek arsitektur di Semarang. Pont maupun Karsten tertarik pada alam dan
budayanya. Hasil karya kedua arsitek tersebut menunjukkan konsep yang akademis dari rasa
simpati pada kebudayaan Indonesia. Karsten adalah anggota Parlemen Social Technische
Vereneeging van Democratische Architecten adalah suatu kelompok sosial - demokrat untuk arsitek
dan insinyur.
Kedua arsitek ini mempunyai karakter yang hampir sama yaitu temperamental. Mereka bekerja
sama hanya bertahan tiga tahun setelah itu mereka berpraktek sendiri sendiri. Tetapi walaupun tidak
bekerja sama lagi mereka masih bekerja di biro arsitektur dengan pandangan filosofi yang sama
yaitu melestarikan budaya Jawa lewat bentuk arsitektur.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


IX. TEATER RAKYAT SOBOKARTI

Teater Rakyat Sobokarti direncanakan berdasarkan Arsitektur Tradisional Jawa Rumah Joglo. Pada rumah
tradisional Jawa yang paling tinggi stratanya adalah rumah bangsawan type Joglo. Rumah type Joglo
mempunyai tiga bagian utama “dalem pada bagian tengah ke belakang sebagai tempat tinggal,pringgitan
sebagai tempat untuk pertunjukan Wayang kulit, dan bagian paling depan adalah pendopo. Bangunan yang
terdiri dari atap bertingkat yang pada tengahnya sidangga empat kolom kayu disebut “Soko Guru” dan kolom
Kayu penyangga keliling tanpa dinding.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


IX. TEATER RAKYAT SOBOKARTI

Secara tradisional lantai tempat pemain drama atau seni tari dengan gamelan berada di tengah Soko
Guru dengan lantai yang datar. Tempat duduk untuk penonton diangkat diangkat naik bertingkat
sehingga garis pandang menuju kepada pemain menjadi lebih jelas. Kemudian bagian belakang (deretan
ke 4) digunakan untuk latar belakang layar, sehingga bangunan ini juga bisa digunakan untuk berbagai
pertunjukan, Wayang kulit dan Sinema. Sehingga penonton sisi depan kiri dan kanan diangkat 3 baris
lebih tinggi. Sobokarti adalah salah satu contoh dari modernisasi pendopo pada adaptasi kepentingan
tempat untuk pementasan dari berbagai jenis kesenian.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


X. PENDOPO PURO MANGKUNEGARAN

Pendopo Kraton Mangkunegaran Surakarta derenovasi dan de desain ulang oleh Thomas Karsten. Pendopo ini
adalah pendopo yang terbesar di Jawa. Dengan memberi tambahan pada tritisan dengan struktur dari baja
memberikan kesan bangunan ini ada sentuhan Eropa. Tampilan Eropa sangat terasa pada pintu masuk utama
dengan adanya gerbang dengan ornamen Eropa dan juga lampu lampu gantung dalam pendopo dengan sentuhan
ornamen Eropa

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


XI. PASAR DJOHAR

Desain Pasar Johar dikerjakan oleh Thomas Karsten yang sebelumnya membuat desain Pasar Gedhe Surakarta
tahun 1929. Dalam membuat rancangan desain Pasar Johar diawali membuat desain Pasar Jatingaleh dan Pasar
Randusari yang skalanya lebih kecil pada tahun 1930sebagai kajian studi. Pasar Johar direncanakan tahun 1936
– 1938. Yang dapat ditarik dari desain Pasar Johar adalah suatu pembelaan pada masyarakat kecil yang dikemas
modern dengan mengandalkan hemat energi.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


XII. INTERIOR PASAR DJOHAR

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


XIII. VAN DEVENTER SCHOOL

Politik Etis atau Politik balas Budi dalam politik colonial sering dirunut ke orang orang yang
menerbitka pernyataan pernyataan kritis tentang kondisi colonial di Hindia Belanda pada akhir
abad ke 19. Seorang wartawan Semarang, Pieter Brooshooft telah menulis tentang kejahatan
eksploitasi penjajahan Belanda sejak 1884, dan ia menemukan seorang teman yang
berpandangan sama dalam diri Theodore Conrad Van Deventer
T. Ch. Van Deventer adalah ahli hukum pernah tinggal di Hindia Belanda sejak 1880 – 1897). Ia
menulis artikel pada Jurnal Belanda de Gids dengan judul Een eereschuld (sebuah hutang budi)
pada tahun 1899. Dia berpendapat bahwa Belanda berhutang kepada negara dan masyarakat
Hindia Belanda atas kemakmuran yang berlimpah. Belanda harus membayar kembali
masyarakat Hindia Belanda dengan kebijakan baru yang menguntungkan.
Ketiga solusi tersebut adalah edukasi, irigasi, dan transmigrasi. Dengan semakin timbulnya
banyak desakan yang menginginkan perbaikan taraf hidup orang pribumi, pemerintah Belanda
terpaksa segera merealisasikan usulan Van Deventer itu. Di dunia pendidikan, Belanda
mendirikan Van Deventer School, yakni beberapa sekolah mulai dari sekolah dasar hingga
menengah untuk bangsa pribumi.
Pada tahun 1911 surat-surat Kartini diterbitkan, Van Deventer terkesan, sehingga tergerak
untuk menyebarluaskan cita-cita Kartini, yang cocok dengan cita-cita Deventer sendiri :
mengangkat bangsa pribumi secara rohani dan ekonomis, memperjuangkan emansipasi mereka.
Waktu Belanda diduduki Jerman (1942), Nyonya Deventer meninggal dalam usia 85 tahun. Ia
mewariskan sejumlah besar dana yang harus dimanfaatkan untuk memajukan bangsa Indonesia
dalam bidang pendidikan. Selanjutnya dana tersebut dikelola oleh Van Deventer-Maasstichting.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


XIV. YAYASAN KARTINI/VAN DEVENTER SCHOOL

Tahun 1911 didirikan Yayasan Kartini, yang dimaksudkan untuk membuka sekolah-sekolah bagi puteri-puteri
pribumi. Van Deventer meninggal tahun 1915, Nyonya Deventer melanjutkan cita citanya mendirikan Sekolah
Kartini khusus untk wanita yang bernaung dibawah Yayasan Kartini. AKS Ibu Kartini dan SMK Ibu Kartini
dulunya adalah Van Deventer School sekolah untuk training guru guru wanita 1935.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


XV. SMK DAN AKS IBU KARTINI

Konsep Pendopo arsitektur Jawa. Soko guru yang terdiri dari kolom kayu dobel diterapkan pada pendopo yang
berfungsi sebagai lobby utama ditengah sekalahan ini. Bentuk atap adalah jenis limasan Trajumas Lambang
Gantung bersusun. Atap tritisan menutupi koridor luar mengelilingi seluruh bangunan. Kondisi bangunan ini masih
sangat bagus secara struktural sedangkan secara arsitektural sudah ada sedikit perubahan tetapi keaslian
bangunan ini masih bisa dilacak untuk bisa dikembalikan seperti semula.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


XVI. KANTOR ASURANSI JIWASRAYA

De Nederlands Indies Leensverzekering & Lifrente Maatschappij (Perusahaan Asuransi Jiwa Hindia Belanda
dan Tunjangan Hidup) yang lebih dikenal dengan ‘NILLMIJ’didirikan pada 1859 dan merupakan perusahaan
asuransi kehidupan yang tertua di Hindia Belanda Timur. Suasana di sekitar bangunan Nillmij pada tahun 1981 ).
Kantor Nillmij sekarang digunakan sebagai Kantor Asuransi Jiwasraya. Keadaan bangunan masih terawat baik

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


XVII. KANTOR KAI DI JALAN THAMRIN

Kantor PT Kereta Api di Jl. Thamrin Semarang dulunya adalah Kantor Perusahaan Belanda Zuster
Maatschappij kemudian diambil alih oleh perusahaan kereta api setelah Indonesia merdeka. Bangunan ini
didesain oleh Thomas Karsten dengan Konsep Pendopo pada bagian tengah. Kemudian disekitar nya
mengelilingi pendopo adalah selasar dengan atap datar. Disini terlihat jelas konsep Karsten dalam
memodernisir konsep tradisional pendopo Jawa.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


XVIII. KANTOR PT, JAKARTA LLOYD

Stoomvart Maatschappij Nederland (Perusahaan Navigasi Uap Belanda). Perusahaan ini didirikan pada 1870.
Kantor pusatnya berada di Batavia dengan kantor cabang di Semarang di Waterwaalstraat (sekarang jalan Mpu
Tantular) Kota Lama. Bangunan ini didesain oleh Thomas Karsten pada 1910. Suasana bangunan SMN sekarang
digunakan untuk kantor pengapalan Djakarta Lloyd, sekarang kondisinya masih terawat dengan baik.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


XIX. RUMAH SAKIT ST. ELISABETH

Di Kota Semarang pada saat itu ada 2 rumah sakit yaitu Central Burgelijk Zienkenhuis (CBZ) yang merupakan
rumah sakit pemerintah (sekarang RS dr.Kariadi) dan Juliana Zienkenhuis yang merupakan rumah sakit milik
swasta (sekarang RS Bhakti Wira Tamtama). Pada masa itu, kedua rumah sakit sudah tidak mampu lagi
menampung orang sakit yang semakin banyak jumlahnya. Pada tahun 1926 Ir. H. Thomas Karsten mehgerjakan
desain Rumah Sakit Katolik ini dibangun sampai selesai pada tahun 1927

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


XX. RUMAH SAKIT ST. ELISABETH

Kebutuhan kamar pasien yang semakin mendesak menyebabkan banyak sekali perubahan pada rumah
sakit ini. Penambahan yang paling parah adalah pembangunan bagian selatan rumah sakit yang dirubah
menjadi 4 lantai. Keadaan ini menyebabkan banyak perdebatan karena secara peraturan pada bangunan
cagar budaya tidak boleh dirubah harus dikembalikan pada arsitektur asli.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG


XXI. IN MEMORIAM HERMAN THOMAS KARSTEN

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai