Anda di halaman 1dari 46

MASTERPLAN

PEKERJAAN
PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN PERENCANAAN
TEKNIS PENATAAN FISIK KAWASAN KOTA PUSAKA
DENPASAR

TAHUN ANGGARAN 2014

SATUAN KERJA PENGEMBANG AN PERKOTAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M

1
MASTER PLAN KAWASAN PUSAKA PRIORITAS KOTA DENPASAR

1.1.Gambaran Umum Kota dan Kawasan Pusaka Denpasar

Kota Denpasar merupakan Ibukota Provinsi Bali sekaligus Ibukota Kota


Denpasar. Dengan dipilihnya Kota Denpasar sebagai salah satu dari sepuluh
kota di Indonesia yang diprioritaskan untuk memasuki kota pusaka dunia
(World Heritage Cities), maka Kementrian Pekerjaan Umum, Dirjen Tata
Ruang mensyaratkan Kota Denpasar secara intensif berbenah. Kota
Denpasar secara prinsip harus memasukan ide pelestarian aset-aset pusaka
sebagai salah satu dasar pertimbangan fundamental dalam setiap langkah
pembangunannya, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan
keruangan.

Kota Denpasar memiliki pertimbangan tersendiri sebelum memutuskan


untuk berpartisipasi dalam Pelaksanaan Program Pelestarian Kota Pusaka
(P3KP). Pertimbangan ini melingkupi: (i) di dalam merespon terhadap arus
globalisasi yang tidak terbendung muncul keinginan yang kuat untuk tetap
mempertahankan tradisi, tata nilai dan praktek-praktek yang mencerminkan
kearifan lokal, serta memperpanjang keberadaan aset-aset pusaka yang
dimiliki, baik yang disediakan oleh alam, maupun yang merupakan produk
dari hasil cipta, rasa dan karsa manusia (kebendaan, tingkah laku, serta tata
nilai); (ii) adanya program nasional yang mencanangkan gerakan Indonesia
kreatif yang diharapkan akan dicapai dalam kurun waktu 2009-2025; (iii)
Dengan mengakomodasi kedua poin di atas maka Kota Denpasar dalam
pembangunan di daerah telah menetapkan bahwa arah perkembangannya
adalah pembangunan kota yang berwawasan budaya dengan mengusung dan
mempromosikan pencapaian Denpasar sebagai kota kreatif.

Partisipasi Kota Denpasar dalam P3KP akan dilandasi oleh visi dan misi
pembagunan kota yang tertuang dalam Rencana Jangka Panjang dan
Menengah pembangunannya. RPJM Denpasar untuk tahun 2010-2015
mencantumkan bahwa visi pembangunan ini adalah pencapaian 'Kota
Denpasar sebagai kota kreatif yang berwawasan budaya dalam
keseimbangan menuju keharmonisan.' Sementara misi pembangunannya
melingkupi (RPJM Kota Denpasar 2010-2015, Bab V):

2
1. Penguatan jati diri masyarakat Kota Denpasar berlandaskan budaya Bali
2. Memberdayakan masyarakat Kota Denpasar berlandaskan kearifan lokal
melalui budaya kreatif
3. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) melalui
penegakan supremasi hukum (law enforcement)
4. Meningkatkan pelayanan publik menuju kesejahteraan masyarakat
(welfare society)
5. Mempercepat pertumbuhan dan memperkuat ketahanan ekonomi
masyarakat melalui sistem ekonomi kerakyatan.

Dengan menyadari bahwa pembangunan kota pusaka tidak bisa terlepas dari
visi dan misi pembangunan serta landasan pikir yang mendasari
keikutsertaan Kota Denpasar dalam P3KP, maka bisa dirangkum adanya dua
hal utama yang diusung dalam pengembangan Kota Denpasar sebagai kota
pusaka. Kedua hal tersebut adalah pembangunan kota yang berwawasan
budaya dengan mengusung pembangunan kemampuan kreatif dari setiap
unsur/komponen kota dalam memanfaatkan beragam potensi serta
menanggulangi bermacam hambatan yang dihadapi dalam keseharian.

Dari kegiatan penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) untuk Kota
Denpasar yang dilaksanakan di tahun 2013 lalu telah dilakukan pendataan
terhadap aset-aset pusaka kota. Ada tiga kriteria yang dipakai dalam
penetapan ini, termasuk kriteria geografis (lokasi); waktu kemunculan (era);
dan jenis aset. Berdasarkan lokasi geografisnya terdapat tiga kelompok besar
aset pusaka, yaitu Cluster Pusat Kota; Cluster Sanur; dan Cluster Serangan.
Dan jika didasarkan pada era kemunculannya, maka terdapat empat group
aset, yaitu aset Era Bali Kuna; aset Era Kerajaan; aset Era Kolonial; dan aset
Era Kemerdekaan. Sementara itu, jika dikelompokan berdasarkan
pengelompokan jenis aset pusaka yang disesuaikan dengan Piagam
Pelestarian dan Pengelolaan Pusaka Indonesia 2003, maka Kota Denpasar
memiliki tiga kategori potensi pusaka yang mencakup aset pusaka alam -
bentukan alam; aset pusaka budaya - hasil cipta rasa dan karsa; dan aset
pusaka saujana - kolaborasi antara aset pusaka alam dan budaya pada yang
terjadi dalam ruang dan waktu yang tertentu.

Gambar 3.1 dan 3.2 menunjukan lokasi geografis Kota Denpasar, dan
semenatra itu Tabel 3.1 menunjukan aset-aset pusaka Kota Denpasar yang

3
telah dipresentasi berdasarkan kluster aset pusaka yang yang telah
dihasilkan dari kegiatan penyusunan Rencana Aksi KotaPosaka Kota
Denpasar di tahun 2013 lalu.

MAP OF DENPASAR

Gambar 3.1 Lokasi Kota Denpasar

4
Gambar 3.2 Sebaran geografis aset-aset pusaka Kota Denpasar

5
Tabel 2.1 Aset-Aset Pusaka Kota Denpasar, Hasil Identifikasi dari Kegatan penyusunan Rencana Aksi
Kota Pusaka untuk Kota Denpasar di Tahun 2013

Deliniasi Ragawi Non Ragawi Alam Saujana

- Pura Maospahit - Puri Satria (Puri - Masyarakat


Grenceng (14-15 M) Agung Denpasar); agraris, kota
- Puri Kesiman 1788) pelabuhan dan
(1350) - Pasar Badung perdagangan
laut, petani
- Kampung Islam - Kampung Jawa garam, pembuat
Kepaon (abad 17) (1890) gerabah dan
- Puri Pemecutan - Permukiman kerajinan tangan
(1788) Kampung Arab - Tri Hita Karana
- Bale Banjar - Permukiman - Sistem
Lelangon Kampung Cina Masyarakat
- RS Wangaya (1910) (1900-an) dalam bentuk
- Museum Bali (1910) - Kampung Tradisional kasta, tarian dan
Bali upacara sebagai
- SMPN 1 Dps (1914) sarana ibadah
- Masjid Kampung
- Kantor Kodam Jawa (Masjid - Masyarakat
Udayana Baiturrahman;1926) sudah terpapar
- Pasar Kumbasari - Hotel Inna Bali konsep sekolah - Tukad Badung - Bale Bajar
Deliniasi (1977) (1927) - Upaya - Setra Badung - Desa Pekraman
PUSAT - Jaya Sabha - Dam Oongan (1925) perlindungan
KOTA - Patung Catur Muka thd kebudayaan
- Monumen Ida daerah
- Lapangan dan Cokorde pemecutan
Monumen Puputan IX (2010) - Kerajinan Textile
Badung - Pura Petilan (Pura - Arsitekur Modern
- Gereja Katolik Pangrebongan) - Masyarakat sadar
(Kepundung) - Masjid Al-Hikmah pariwisata,
- Pura Jagatnatha (Kertalangu, 1970) kebudayaan
tetap bertahan
- Pasar Burung Satria - Taman Werdhi dan terus
(1980) Budaya (Art Center, berkembang
- Masdjid Raya 1973)
- Mempunyai rute
Ukhuwah (1958- - Monumen Bajra dan event
1963) Sandhi (1987-2003) pariwisata
- Masjid Al-Muhajirin (denpasar
(Masjid Kampung festival, kuliner
Islam Kepaon; selesai fertival, pkb
dipugar 1991) kota)
- Pantai Sanur
- Pantai
Padanggalak
- Hutan - Bale Banjar
Mangrove
- Subak
Deliniasi - Prasati Blanjong - Hotel Werdhapura - Pantai
SANUR - Pura Segara Sanur - Hotel Grand Bali Matahari - Desa Pekraman
Beach Terbit
- Museum Le Mayeur - Upacara di
- Pantai Sindhu Pantai Sanur
- Pantai
Mertasari
- Pura Susunan
Wadon
- Pura Dalem - Perkampunga
Deliniasi Sakenan - Masjid Assyuhada
- Pulau n Bugis di
SERANG - Konservasi Penyu
- Pura Dalem Serangan
AN Pulau
Cemara
- Perkampungan Serangan
Etnis Bugis

6
Keberadaan aset-aset pusaka Kota Denpasar ini tidak bersifat mutlak. List aset
secara bertahap bisa diperkaya dengan aset pusaka baru disesuaikan kajian serta
prosedur yang ada di daerah maupun nasional. Pada tahap penyusunan RAKP telah
ditetapkan bahwa Cluster Pusat Kota merupakan kawasan pusaka prioritas Kota
Denpasar. Keputusan ini mengimplikasikan bahwa Kegitan Penyusunan Masterplan
dan Perencanaan Teknis Kota Denpasar 2014 akan mempertimbangkan Cluster
Pusat Kota ini sebagai destinasi prioritas untuk direncanakan (Tabel 3.2; Gambar
2.3 & 2.4).

Tabel 2.1 Aset Pusaka Pusat Kota Denpasar

Budaya

Ragawi Non Ragawi Alam Saujana

Pura Maospahit Grenceng - Tri Hita Karana Tukad


(14-15 M) Badung

- Puri Kesiman (1350) - Pasar Badung


- Kampung Islam Kepaon - Kampung Jawa
(abad 17) (1890) Setra
- Puri Pemecutan (1788) - Permukiman Badung
- Puri Satria (Puri Agung Kampung Arab
Denpasar); 1788) - Permukiman
Kampung Cina
(1900-an)
- Kampung
Tradisional Bali

- Bale Banjar Lelangon - Masjid Kampung - Masyarakat sudah


- RS Wangaya (1910) Jawa (Masjid terpapar konsep - Bale Banjar
Baiturrahman;1926) sekolah
- Museum Bali (1910) - Desa
- Hotel Inna Bali - Upaya Pekraman
- SMPN 1 Dps (1914)
(1927) perlindungan thd
- Kantor Kodam Udayana kebudayaan daerah
- Dam Oongan (1925
- Kerajinan Textile
- Arsitekur Modern

- Pasar Kumbasari (1977)


- Jaya Sabha - Pura Petilan (Pura
Pangrebongan)
- Patung Catur Muka - Masyarakat sadar
- Masjid Al-Hikmah pariwisata,
- Lapangan dan Monumen
(Kertalangu, 1970) kebudayaan tetap
Puputan Badung
bertahan dan terus
- Taman Werdhi
- Gereja Katolik berkembang
Budaya (Art Center,
(Kepundung)
1973) - Mempunyai rute
- Pura Jagatnatha dan event pariwisata
- Monumen Bajra
(denpasar festival,
- Pasar Burung Satria Sandhi (1987-2003)
kuliner fertival, PKB
(1980) kota)
- Masjid Al-
- Masdjid Raya Ukhuwah Muhajirin (Masjid
(1958-1963) Kampung Islam
Kepaon; selesai
- Monumen Ida Cokorde dipugar 1991)
pemecutan IX (2010)

7
Gambar 3.3 Sebaran aset pusaka Kota Denpasar - Cluster Pusat Kota

1. Pura Maospahit 12. Bale Banjar Lelangon 20. Pasar Kumbasari (1977)
Grenceng (14-15 M)
13. RS Wangaya (1910) 21. Jaya Sabha
2. Puri Kesiman (1350)
14. Museum Bali (1910) 22. Patung Catur Muka
3. Kampung Islam Kepaon
(abad 17) 15. SMPN 1 Dps (1914) 23. Lapangan dan Monumen Puputan Badung
4. Puri Pemecutan (1788) 16. Kantor Kodam Udayana 24. Gereja Katolik (Kepundung)
5. Puri Satria (Puri Agung 17. Masjid Kampung Jawa 25. Pura Jagatnatha
Denpasar); 1788) (Masjid 26. Pasar Burung Satria (1980)
6. Pasar Badung Baiturrahman;1926)
27. Masdjid Raya Ukhuwah (1958-1963)
7. Kampung Jawa (1890) 18. Hotel Inna Bali (1927)
28. Monumen Ida Cokorde pemecutan IX
8. Permukiman Kampung 19. Dam Oongan (1925)
Arab (2010)
9. Permukiman Kampung 29. Pura Petilan (Pura Pangrebongan)
Cina (1900-an) 30. Masjid Al-Hikmah (Kertalangu, 1970)
10. Kampung Tradisional
Permukiman 31. Taman Werdhi Budaya (Art Center, 1973)
Bali
sebagai aset 32. Monumen Bajra Sandhi (1987-2003)
11. Setra Badung
33. Masjid Al-Muhajirin (Masjid Kampung
pusaka Islam Kepaon; selesai dipugar 1991)

Gambar 3.4 Aset-aset pusaka Kota Denpasar

8
1.2.Konsep Penataan Kawasan Pusaka Prioritas

Konsep kawasan pusaka prioritas dari Kota Denpasar dibangun dengan


mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
• Pemahaman akan kota pusaka serta landasan dan tujuan kegiatan
• Arah pembangunan Kota Denpasar
• Denpasar kota kreatif
• Fenomena berkenaan aset pusaka yang dimiliki oleh Kota Denpasar
• Fenomena pembangunan Denpasar sebagai Kota Pusaka (Kota Warisan)

3.2.1 Pemahaman akan kota pusaka serta landasan & tujuan kegiatan Penyusunan
Masterplan dan Perencanaan Teknis Kota Pusaka Denpasar
Kota pusaka sering diistilahkan sebagai 'kota sejarah,' 'kota warisan,' dan/atau
'kota cagar budaya' (Adishakti 2008 dalam http://
werdhapura.penataanruang.net/component/content/article/40-saya-ingin-
tahu/180-kota-pusaka, diakses 26 September 2014). Sumber yang sama juga
menginformasikan bahwa secara pemahaman, kota pusaka dipandang sebagai
kota yang memiliki kekentalan sejarah yang besar yang terwujud dan berisikan
keragaman pusaka alam, budaya (baik ragawi dan tak-ragawi), serta saujana.

Sementara itu Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia memandang


jika kota pusaka adalah kota/kabupaten yang dinilai memiliki beragam situs
maupun peninggalan yang penting bagi kehidupan komunitas dan masyarakat
luas pada umumnya. Terdapat peninggalan yang diklasifikasikan sebagai
pusaka yang formal, namun terdapat pula pusaka yang belum terklasifikasi
secara formal karena belum adanya penetapan dari pemerintah
(http://www.pu.go.id/m/ main/view/13, diakses 26 September 2014).
Kemudian jika dikaitkan dengan konteks aktivitas penataan keruangan kota
merupakan rumusan dan langkah strategis penataan ruang kota yang
disinergikan dengan kegiatan pelestarian.

Melalui pencanangan program pembangunan kota pusaka di Indonesia


dimaksudkan untuk secara khusus memberi kesempatan bagi beragam daerah
yang memiliki aset-aset pusaka untuk menjadikannya sebagai ciri, keunikan,
serta identitas dalam pengembangan daerahnya ke depan. Sementara itu,
sebagai bagian dari Departemen PU, Dirjen Tata Ruang memfasilitasi unit-unit
di daerah dalam mengakomodasi aset-aset pusaka sebagai potensi yang bernilai
tinggi, yang harus diperhatikan, dijaga, dilestarikan serta dipertahankan
keberadaannya melalui penataan keruangan kota yang ramah aset pusaka.

9
Tugas Dirjen Tata Ruang ini direfleksikan ke dalam tujuan dari pelaksanaan
kegiatan Penyusunan Masterplan dan Perencanaan Teknis Kota Pusaka ini
yaitu membangun pendekatan pembangunan keruangan di daerah melalui
elemen sosio spasial dalam rangka membantu penataan ruang kota berbasis
pelestarian yang sarat dengan kekentalan tradisi dan keragaman pusaka. Dari
posisi ini dirumuskan arah kegiatan ini, yaitu pencapaian kualitas ruang kota
yang bertema “pusaka.”

Melalui pemaparan akan kota pusaka serta tujuan & arah pelaksanaan kegiatan
bisa dirangkum bahwa penataan kota pusaka berintikan pada usaha yang
diinspirasi oleh ide-ide pelestarian aset pusaka.

1.2.2 Arah Pembangunan Kota Denpasar

Dengan memperhatikan ulasan berkenaan visi dan misi pembangunan Kota


Denpasar yang dituangkan dalam RPJM 2010-2015, maka penataan Kota
Pusaka Denpasar sebagai kota pusaka seyogyanya merefleksikan pembangunan
'Kota Denpasar sebagai kota kreatif yang berwawasan budaya dalam
keseimbangan menuju keharmonisan.'

1.2.3 Denpasar Kota Kreatif

Dalam mengaplikasikan konsep kota kreatif berbasis budaya unggul yang


sistematis, partisipatif dan berkelanjutan, Pemerintah Kota Denpasar
memerlukan tiga hal mendasar, yaitu:

(1) Konsep serta acuan operasional yang utuh tentang kota kreatif, industri
kreatif dan kebudayaan unggul yang cocok dengan kondisi kontekstual
Kota Denpasar sebagai komunitas urban, berjati diri kebudayaan Bali yang
pada saat yang sama juga merangkul elemen-elemen budaya lain yang ada
dan telah hidup secara berdampingan di Kota Denpasar.
(2) Inventori data dasar (database) tentang keberadaan, perkembangan dan
persebaran unsur budaya unggulan, yang nantinya berperan sebagai basis
industri dan kota kreatif yang berkelanjutan.
(3) Kondisi kontekstual tentang beragam unsur kebudayaan unggulan yang
dimiliki Kota Denpasar.

Dalam penataan serta pembangunan konsep pengembangan Denpasar sebagai


kota pusaka hendaknya juga mempertimbangkan kondisi-kondisi di atas.

10
1.2.4 Fenomena terkait keberadaan aset-aset pusaka Kota Denpasar

Dilihat dari paparan akan aset-aset pusaka yang dimiliki oleh Denpasar jelas
bisa dipahami jika dikatakan bahwa kota ini memiliki kekayaan akan aset
pusaka yang sangat potensial. Berdasarkan kondisi serta sirkumstansi yang ada
maka lebih lanjut bisa dikatakan bahwa:

• Aset pusaka kota Denpasar memiliki keragaman tipe dan sejarah


kemunculannya.
• Aset pusaka kota Denpasar berada pada lokasi geografis yang menyebar.
• Beberapa aset pusaka terletak pada lokasi/site yang tidak/susah diakses oleh
masyarakat kebanyakan karena satu dan lain hal.
• Beberapa aset pusaka terletak pada lokasi/site yang membahayakan
eksisting aset pusaka itu sendiri.
• Kondisi aset pusaka telah menunjukan kerusakan yang disebabkan oleh
faktor lingkungan dan waktu.
• Beberapa aset pusaka sudah mulai menghilang keberadaannya khususnya
dengan adanya hal-hal baru yang muncul sebagai akibat laju pembangunan
dan modernisasi.
• Terjadinya tumpang tindih garis pengelolaan dan administrasi dari beberapa
aset pusaka yang ada antara satu satuan pemerintahan daerah dengan yang
lainnya.
Semua kondisi ini akan menjadi dasar pertimbangan dalam pembangunan
konsep penataan kawasan strategis pusaka di Kota Denpasar.

1.2.5 Tantangan dalam pembangunan Kota Denpasar sebagai kota pusaka

Tantangan dalam pembangunan Kota Denpasar sebagai kota pusaka memiliki


kemiripan dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia (atau bahkan di
belahan dunia lainnya). Adapun tantangan-tantangan tersebut termasuk:

• Aset pusaka yang telah diidentifikasi belum menjadi bagian dari


pengetahuan masyarakat.
• Identifikasi aset pusaka telah dilaksanakan, namun belum tersosialisasikan
sehingga belum menjadi aset masyarakat.
• Belum maksimalnya keberadaan ruang kota yang memberi kesempatan bagi
masyarakat utk menikmati aset-aset pusaka.
• Belum maksimalnya keberadaan ruang kota yang menginspirasi masyarakat
untuk menjadikan aset pusaka sebagai bagian dari elemen kota yang harus
dijaga dan dilestarikan.

11
• Belum maksimalnya keberadaan ruang kota yang mewadahi usaha-usaha
untuk melestarikan keberadaan aset pusaka.
• Terjadinya kerusakan aset pusaka, terkikis karena perkembangan kota, dan
globalisasi.

Sementra itu di tingkat nasional, keprihatinan tentang pembangunan kota


pusaka di Indonesia berdasarkan Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia
melingkupi hal-hal sebagai berikut:

• Banyak pusaka Indonesia yang tak ternilai telah tercemar, rusak, hancur,
hilang, atau terancam kelestariannya akibat ketaktahuan, ketakpedulian,
ketakmampuan, dan salah urus demi keuntungan jangka pendek dan
kepentingan kelompok tertentu;

• Telah terjadi pendangkalan dan pemiskinan budaya serta melemahnya daya


cipta, prakarsa, dan rasa percaya diri yang sangat diperlukan dalam
menghadapi gejolak perkembangan dunia serta bertindak mandiri dalam
menentukan masa depan bangsa

• Masih banyak ketidakadilan sosial, politik, ekonomi, alokasi sumber daya,


dan kelangkaan tatanan yang jelas. Keadaan ini tidak menguntungkan bagi
upaya-upaya pelestarian pusaka Indonesia

• Peluang-peluang dalam dinamika lokal, nasional, dan global kurang dikenali


dan dimanfaatkan untuk melakukan transformasi sosial dan ekonomi demi
kemajuan bangsa dan penguatan pelestarian pusaka Indonesia

• Masyarakat tradisional, golongan minoritas, dan kelompok tertentu


terpinggirkan akibat kurangnya pemahaman bersama tentang keragaman
dan pentingnya merajut keragaman tersebut dalam semangat gotong royong
membangun kehidupan yang lebih baik.

1.2.6 Konsep Penataan Kawasan Pusaka Prioritas Kota Denpasar

Sebelum konsep penataan kawasan pusaka prioritas bisa dibangun perlu


disimak terlebih dahulu prinsip-prinsip dalam pelestarian aset-aset pusaka.
Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia juga menjelaskan bahwa usaha
pelestarian harus merangkul empat elemen utama, yaitu: (i) keunggulan nilai-
nilai budaya Indonesia; (ii) rencana pengelolaan kota pusaka; (iii) mekanisme
pengelolaan kota pusaka; dan (iv) pelaku pelestarian kota pusaka (Gambar 2.5).

12
Gambar 3.5 Pelestraian aset-aset pusaka

Piagam ini juga merumuskan bahwa prinsip, strategi dan instrumen


perencanaan pengelolaan pelestarian Kota Pusaka Indonesia seyogyanya
mencakup pertimbangan akan:

• Manajemen yang handal, holistik, sistematik, dan komprehensif

• Pengembangan pusaka alam, budaya (tangible & intangible) secara paralel,


harmonis dan berkelanjutan

Perencanaan kota pusaka juga harus mengusung prinsip penataan yang


berkesinambungan dan berjalan harmonis dengan sektor-sektor pembangunan
lainnya, sehingga mampu bersinergi dalam kerangka konsep serta praktek
pembangunan yang berkelanjutan. Ini bisa dilakukan dengan cara:

• Mengembangkan ciri-ciri serta keunikan-keunikan yang dimiliki kota


masing-masing.

• Mensinergikan usaha-usaha pelestarian dengan program/aktivitas


pengembangan ekonomi.

• Olah disain bangunan dan ruang terbuka yang mendukung usaha


pelestarian aset-aset pusaka.

Jika kita telusuri maka beragam elemen pengaruh yang dipaparkan di atas
akan memunculkan empat pemikiran yang bersifat strategis dalam
pembangunan konsep penataan kawasan pusaka prioritas, yaitu: (i) aset-aset
pusaka yang ada muncul dan berkembang seiring perkembangan peradaban
manusia, yang terjadi pada tatanan ruang (alam) dan waktu (periode) yang
tertentu; (ii) keberlanjutan keberadaan aset-aset pusaka sangat ditentukan oleh
usaha yang dilakukan oleh masarakat secara kolektif maupun individu sebagai

13
bagian dari satuan kemasyarakatan; (iii) keberadaan aset-aset pusaka ini
merupakan wujud/produk usaha kreatif masyarakat secara komunal maupun
individu. Aset-aset pusaka yang ada akan menjadi stimulan yang potensial
dalam memunculkan beragam produk/ide kreatif lainnya; (iv) pemerintah
sebagai wakil negara dalam perannya dalam mengatur keberadaan serta
pemanfaatan sumberdaya yang ada (termasuk aset-aset pusaka) memiliki tugas
sentral dalam proses pelestarian aset pusaka.

Dengan didasari oleh keempat pemikiran di atas maka konsep tentang


penataan kawasan pusaka prioritas Kota Denpasar - Cluster Pusat Kota adalah
''pembangunan kawasan pusaka yang bertujuan melestarikan aset-aset
pusaka kota yang berbasis masyarakat dan dimotori oleh pemerintah kota''
(lihat Gambar 2.6).

Gambar 3.6 Kerangka pendekatan konsep penataan kawasan pusaka prioritas Cluster
Pusat Kota Denpasar

14
1.3 .Analisis Kebutuhan Kawasan Pusaka Prioritas Kota Denpasar

Beranjak dari konsep penataan kawasan pusaka prioritas - Cluster Pusat Kota
Denpasar: ''pembangunan kawasan pusaka yang bertujuan melestarikan aset-aset
pusaka kota yang berbasis masyarakat dan dimotori oleh pemerintah kota'' yang
telah dibangun berdasarkan beragam pertimbangan, maka kebutuhan kawasan
pusaka prioritas akan berkenaan dengan hal dan landasan pikir berikut ini:

- Kepentingan untuk menjadikan informasi serta keberadaan aset-aset pusaka


kota sebagai bagian dari pengetahuan yang dimiliki oleh setiap anggota
masyarakat.

- Kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuan anggota masyarakat terkait aset


pusaka serta tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam memperpanjang
keberadaan aset-aset pusaka kota.

- Kepentingan untuk mendorong anggota masyarakat untuk mencintai aset-aset


pusaka kota yang ada.

- Kebutuhan untuk menciptakan lingkungan serta kondisi yang menstimulasi


usaha-usaha pelestarian aset-aset pusaka.

- Kebutuhan untuk menjadikan aset-aset pusaka sebagai inspirasi dalam


pemunculan gagasan-gagasan kreatif yang menjadi motor dalam pemunculan
kreativitas. Ini akan bermanfaat dalam penanganan tantangan-tantangan yg
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, dan yang pada akhirnya akan
mendukung pembentukan Denpasar sebagai Kota kreatif.

Seiring dengan nafas konsep pentaan kawasan pusaka prioritas yang menempatkan
masyarakat serta partisipasinya pada garis terdepan, maka analisis kebutuhan telah
dilaksanakan dengan memulai dari hal-hal yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam
rangka meningkatkan pengetahuannya akan aset pusaka, apresiasi mereka terhadap
aset pusaka, kecintaan mereka terhadap aset pusaka, usaha-usaha yang mereka bisa
lakukan untuk melindungi aset pusaka, dan kemudian menjadikan aset-aset pusaka
sebagai sumber inspirasi dalam pemunculan gagasan-gagasan yang inovatif.
Gagasan-gagasan baru yang dimunculkan diharapkan akan berlandaskan pada tata
nilai budaya lokal karena aset-aset pusaka yang ada notabena merupakan sumber
daya yang lahir dan berkembang sesuai dengan tata nilai serta praktek-praktek
berbudaya lokal.

15
1.4 Rencana Pembangunan Kawasan Pusaka Prioritas (RPKPP) -Masterplan

3.4.1 Latar Belakang Penyusunan Masterplan


Kata 'pelestarian' dalam konteks perkembangan serta pembangunan
lingkungan binaan global di abad ke-21 ini, bukanlah sebuah wacana asing.
Beragam satuan kenegaraan memandang akan pentingnya dilaksanakan usaha
yang bertujuan mengakomodasi serta mengaktualisasikan makna yang tersirat
dalam kata ini ke dalam program/kegiatan pembangunan yang nyata. Ini
melingkup beragam aktivitas, baik yang dilaksanakan dalam skala global,
nasional, maupun lokal. Di tingkat global misalnya, Badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Unesco telah mencanangkan program 'world
heritage list.' Kemudian, kita juga mengetahui keberadaan dari The
Organization of World Heritage Cities, yang sampai saat ini telah
beranggotakan 233 kota di dunia. Selain kota-kota yang memiliki potensi-
potensi pusaka, keanggotaan organisasi ini juga melingkup kota-kota yang
menjadi lokasi dari Unesco Heritage Sites.

Sebagai perpanjangan dari program pelestarian kota melalui pencanangan


heritage cities di level nasional, negara kita telah memiliki sebuah organisasi
yang dikenal dengan 'Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI),' yang
beranggotakan 48 kota yang ada di Nusantara. Kota Denpasar dalam hal ini
merupakan satu dari 12 kota yang berperan sebagai deklarator dalam proses
pembentukan JKPI di Surakarta di tahun 2008. Adapun satuan daerah
perkotaan yang telah menjadi bagian keanggotaan JKPI adalah: Kota Banda
Aceh; Kota Langsa; Kota Padang; Kota Bukittinggi; Kota Sawahlunto; Kota
Medan; Kota Sibolga; Kota Pangkal Pinang; Kab. Bangka Barat; Kota
Palembang; Kota Lubuk Linggau; Kota Bengkulu; Jakarta Utara; Jakarta Barat;
Jakarta Pusat; Kep. Seribu; Kota Bogor; Kota Cirebon; Kota Surakarta; Kota
Salatiga; Kota Semarang; Kota Pekalongan; Kota Yogyakarta; Kota
Purbalingga; Kota Tegal; Kota Brebes; Kota Banjarnegara; Kota Banyumas;
Kota Batang; Kota Cilacap; Kota Surabaya; Kota Blitar; Kota Malang; Kota
Madiun; Kota Denpasar; Kab. Bangli; Kab. Buleleng; Kab. Gianyar; Kab.
Karangasem; Kota Banjarmasin; Kota Bontang; Kota Pontianak; Kota
Singkawang; Kota Baubau; Kota Palopo; Kota Ambon; Kota Ternate; dan Kota
Sungai Penuh.

Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pekerjaan Umum - Direktoral


Jenderal Penataan Ruang telah menetapkan pelaksanaan Program Penataan
dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP). Sebagai langkah awal P3KP

16
melaksanakan pemilihan 'Kelompok Sepuluh (10) Kota Prioritas A' yang akan
dijadikan Kota Pusaka Indonesia menuju Kota Pusaka Dunia Dunia - World
Heritage Cities (WHC). Kegiatan ini dilaksanakan di tahun 2012, dan Kota
Denpasar merupakan salah satu dari 10 kota terpilih, dari 28 kota yang
mengajukan aplikasi saat itu. Adapun sembilan kota lain yang terpilih
termasuk: Kota Banda Aceh, Kota Palembang, Kota Sawahlunto, Kota Bogor,
Kota Semarang, Kota Yogyakarta, Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem,
Kota Banjarmasin, dan Kota Bau-Bau.

P3KP – dimaksudkan sebagai wujud upaya strategis pemerintah yang


bertujuan membantu penataan ruang kota berbasis pelestarian yang sarat
dengan kekentalan tradisi dan keragaman pusaka yang dimiliki masing-masing
daerah. Penyelenggaraan P3KP dilaksanakan melalui pendekatan entitas sosio-
spasial kota secara menyeluruh. Sebagai bagian dari Jaringan Kota Pusaka
Indonesia dan Kota Pusaka Prioritas A, Kota Denpasar telah berbenah, baik
secara fisik maupun non-fisik (manajerial). Seiring tujuan P3KP, pembenahan
ini dilaksanakan untuk mencapai Kota Denpasar sebagai salah satu Kota
Pusaka Dunia.

Menurut TOR penugasan kegiatan Penyusunan Masterplan dan Rencana


Teknis Penataan Fisik Kota Pusaka 2014 yang dikordinir oleh Kementrian
Pekerjaan Umum - Direktoral Jenderal Penataan Ruang, kesepuluh
kabupaten/kota yang termasuk ke dalam Kota Pusaka Prioritas A ini, telah
melakukan penyusunan kerangka Rencana Aksi Kota Pusaka sebagai tahap
awal implementasi Kota Pusaka (RAKP). Di dalam RAKP ini telah dijelaskan
latar belakang penyusunan rencana; tujuan RAKP; landasan hukum;
sistematika RAKP; profil kota pusaka; signifikansi kota pusaka; tantangan dan
permasalahan dalam melestarikan keunggulan; visi dan misi; rencana aksi
(manajemen kota pusaka, perencanaan dan olah desain kota pusaka); dan
pencapaian rencana aksi kota pusaka.

Untuk Kota Denpasar, kerangka RAKP dan inventarisasi awal aset pusaka serta
pembuatan draft peta pusaka telah diselesaikan sekaligus pada tahun 2013.
Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan dilaksanakannya kegiatan
Pelaksanaan Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka Kota Denpasar
dan Penyusunan Masterplan & Perencanaan Teknis Penataan Fisik Kawasan
Kota Pusaka Denpasar di tahun 2014 ini. Jadi secara terstruktur, kedua
kegiatan terakhir ini merupakan perpanjangan dari rencana aksi yang telah
dihasilkan dari aktivitas penyusunan RAKP di tahun 2013.

17
Jadi kedudukan Masterplan Pelestraian Kawasan Pusaka Prioritas Kota
Denpasar bisa digambarkan dalam sebuah diagram/Gambar 3.7.

Rencana Aksi Rencana Penataan Penyusunan


Kota Pusaka Kawasan Pusaka Masterplan Kawasan
(RAKP) untuk Kota Prioritas (RPKPP) Pusaka Prioritas Kota
Denpasar Denpasar
Program
pemerintah untuk
memasukan
Wujud penanganan yang menyasar usaha-
Kota-Kota usaha pelestarian terhadap aset pusaka
Pusaka
Indonesia ke
dalam IHC dan
WHC dan IHC Aset pusaka Aset pusaka Aset pusaka
budaya alam saujana
Program
Penataan dan
Ragawi Non-Ragawi
Pelestarian Kota
Pusaka (P3KP)
untuk Kota
Denpasar Rencana detail teknis/Detailed Engineering Design (DED)

Realisasi Fisik

Dukungan kementrian &


lembaga:
- RTBL Kordinasi dan kerjasama,
- Usaha-usaha pelestarian Partisipasi
lokal, nasional, dan publik
- Program/kegiatan pemerintah
- PNPM Pusaka internasional
- dll

Gambar 3.7 Posisi Masterplan Pengembangan Kawasan Pusaka Prioritas Kota Denpasar dalam Kerangka
Program Perencanaan & Pelestarian Kawasan Pusaka

Perlu ditekankan disini bahwa, secara keseluruhan, selain merupakan wujud


usaha pemerintah yang bertujuan untuk melestarikan aset-aset pusaka yang
ada di daerah, P3KP juga didesain sebagai wahana dalam mewujudkan
pembangunan kota yang berdasarkan tema (tematik), potensi serta
keunikan/signifikansi lokal yang dimiliki satuan kedaerahan yang tertentu. Dan
posisi kegiatan Penyusunan Masterplan dan Perencanaan Teknis Kota
Denpasar, yang menjadi tugas Tim Konsultan saat ini, merupakan salah satu
wujud aktivitas yang menindaklanjuti kegiatan-kegiatan P3KP yang telah
dilakukan pada tahun sebelumnya oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang,
Kementerian Pekerjaan Umum.

18
1.4.2 Dasar Hukum Penyusunan Masterplan Kawasan Pusaka Prioritas
Kota Denpasar

Jika dilihat dari dasar hukumnya maka yang mendasari pelaksanaan kegiatan
Penyusunan Masterplan dan Rencana Teknis Kota Pusaka Denpasar adalah:

1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 yang menjelaskan bahwa penataan


ruang diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi ekonomi, sosial,
budaya, politik, hukum, pertahanan, keamanan, lingkungan hidup, serta
iptek sebagai satu kesatuan.

2. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya yang


didalamnya menjelaskan bahwa cagar budaya berupa benda, bangunan,
struktur, situs, dan kawasan perlu dikelola oleh pemerintah dan pemerintah
daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya.
3. Pasal 78 Peraturan Pemerintah Nomor 26/2008 tentang RTRWN merinci
bahwa terdapat kriteria penetapan KSN dari sudut kepentingan social
budaya, antara lain merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat
istiadat atau budaya nasional, merupakan asset nasional/internasional yang
harus dilindungi/dilestarikan, merupakan tempat perlindungan peninggalan
budaya nasional, termasuk perlindungan terhadap keanekaragaman budaya.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470).
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437).

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059).
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).

9. Undang-Undang No. 28 tahun 2002, tentang Bangunan Gedung.

19
10. PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN):
Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional
terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah
ditetapkan sebagai warisan dunia.

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan
Pemerintahan Daerah Kotaupaten Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737).

12. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi


Penataan Ruang Nasional.

1.4.3 Penerima Manfaat

Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah para pemangku kepentingan yang
terlibat dalam penyelenggaraan penataan ruang kota pusaka, baik itu
pemerintah, masyarakat dan khususnya Pemerintah Daerah Kota Denpasar.

1.4.4 Maksud, Tujuan dan Sasaran

Kegiatan Fasilitasi Penyusunan Masterplan ini dimaksudkan sebagai salah satu


upaya mendorong terwujudnya kota pusaka melalui peningkatan kualitas dan
kuantitas Kawasan Pusaka yang sesuai dengan karakteristik kota dalam rangka
mengimplementasi RTRW kabupaten/kota sebagai amanat Undang Undang
(UU) nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khusus pasal 29 ayat (2)
dari UU ini. Sementara itu sasaran dari kegiatan ini adalah:

1. Tersusunnya masterplan kawasan kota pusaka prioritas di Kota Denpasar.


2. Terselenggaranya fasilitasi untuk mendorong pemerintah Kota Denpasar
dalam mewujudkan implementasi P3KP.

1.4.5 Rencana target penataan fisik Kawasan Pusaka Prioritas Kota


Denpasar - jangka waktu lima tahun ke depan

a. Analisis kebutuhan ruang (fisik) dan klasifikasi aset-aset pusaka Kota


Denpasar

Wujud target penataan akan beranjak dari kebutuhan kawasan pusaka yang
telah dirumuskan di bagian 1.1. Adapun rencana terkait analisis kebutuhan
tersebut adalah:

20
1. Diperlukan ruang-ruang kota dimana aset-aset pusaka kota
diperkenalkan dalam wujud dokumentasi tertulis, replika fisik, audio-
visual, maupun digital.

2. Memberi pengetahuan keada masyarakat akan bahaya-bahaya yang


merusak beserta usaha/tindakan yang diperlukan dalam pemeliharaan
aset-aset pusaka.

3. Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati dan


menjadi tertarik dan mencintai aset-aset pusaka kota yang ada.

4. Memberi kesempatan bagi masyarakat luas untuk terinspirasi dan


untuk ikut ambil bagian dalam usaha-usaha pelestarian aset -aset
pusaka melalui keterlibatan mereka dalam penentuan kebijakan,
menjaga keberlangsungan, dan secara aktif memelihara aset-aset
pusaka kota yang ada.

5. Membuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk terinspirasi oleh


gagasan, ide, serta praktek-praktek kreatif yang ditawarkan oleh
beragam aset pusaka kota. Ide ini diharapkan akan menjadi awal dari
kemunculan ide serta gagasan kreatif lainnya dalam menangani
permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam keseharian, baik
yang terkait bidang ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan.

Bagaimana analisis wujud ini akan diwadahi dalam masterplan akan sangat
tergantung dari potensi serta kondisi dari masing-masing aset pusaka Kota
Denpasar. Secara fisik, masing-masing aset memiliki karakternya masing-
masing dengan potensi serta kendala yang berbeda-beda. Dalam kaitannya
dengan sirkumstansi ini, maka diperlukan adanya pengklasifikasian, yang
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan fungsi yang diwadahi
masing-masing. Berdasarkan fungsinya, maka aset-aset pusaka yang telah
teridentifikasi di tahun 2013 melalui kegiatan RAKP untuk Kota Pusaka
Denpasar bisa dikelompokan ke dalam empat group, yaitu:

1. Aset pusaka perumahan, tempat tinggal, dan tempat menginap yang


meliputi perumahan, puri, dan hotel - Puri Kesiman; Kampung Islam
Kepaon; Puri Pemecutan; Satria (Puri Agung Denpasar); Kampung Jawa;
Permukiman Kampung Arab; Permukiman Kampung Cina; Kampung
Tradisional Bali; Hotel Inna Bali.

2. Aset pusaka ritual, pura, mesjid, dan gereja - Pura maospahit Grenceng;
Gereja Katolik, Kepundung; Pura Jagatnatha; Masdjid Raya Ukhuwah;

21
Masjid Al-Hikmah; Masjid Al-Muhajirin; Masjid Kampung Jawa; Pura
Petilan (Pura Pangrebongan).

3. Aset pusaka bangunan negara dan infrastruktur publik, balai banjar,


pasar, kuburan - Setra Badung; Bale Banjar Lelangon; RS Wangaya;
Museum Bali; SMPN 1 Dps; Kantor Kodam Udayana; Dam Oongan; Pasar
Kumbasari; Jaya Sabha; Pasar Burung Satria; Taman Werdhi Budaya;
Dam Oongan; Pasar Badung.

4. Aset pusaka ruang terbuka dan monumen, yang meliputi lapapangan


umum dan monumen - Patung Catur Muka; Lapangan dan Monumen
Puputan Badung; Monumen Ida Cokorde Pemecutan IX; dan Monumen
Bajra Sandhi.

Masing-masing dari kelompok aset pusaka yang dipaparkan di atas akan


memiliki kemampuan berbeda dalam mewadahi kebutuhan-kebutuhan
ruang-ruang fisik yang muncul dalam rangka mewujudkan Kota Denpasar
sebagai Kota Pusaka.

b Sasaran dan target penyusunan masterplan kawasan pusaka prioritas untuk


Kota Denpasar

Dalam rangka mempersiapkan ruang-ruang fisik kota dalam rangka


mendukung tujuan mengantar Kota Denpasar sebagai salah satu kota
pusaka dunia, maka sasaran dan target penyusunan Masterplan Kawasan
Pusaka Proritas Kota Denpasar adalah:

1. Melestarikan dan memperpanjang keberadaan, makna, tata nilai, serta


praktek-praktek yang terkandung di masing-masing aset-aset pusaka
yang dimiliki Kota Denpasar.

2. Memberi ruang-ruang kota dimana aset-aset pusaka bisa disosialisasikan


ke masyarakat (sehingga akan menjadi bagian pengetahuan publik); bisa
dinikmati oleh anggota masyarakat, bisa dijadikan inspirasi dalam
mewujudkan ide-ide kreatif oleh anggota masyarakat secara luas.

3. Menjadikan aset pusaka sebagai aset untuk mendorong anggota masyarakat


untuk mencintai aset-aset pusaka kota yang ada.

4. Menjadikan aset-aset pusaka sebagai inspirasi dalam pemunculan


gagasan-gagasan kreatif yang menjadi motor dalam pemunculan
kreativitas. Ini akan bermanfaat dalam penanganan tantangan-tantangan

22
yg dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, dan yang pada akhirnya akan
mendukung pembentukan Denpasar sebagai Kota kreatif.

2.1.Strategi Pencapaian Target Masterplan

Beranjak dari konsep penataan kawasan pusaka prioritas - Cluster Pusat Kota
Denpasar: ''pembangunan kawasan pusaka yang bertujuan melestarikan aset-aset
pusaka kota yang berbasis masyarakat dan dimotori oleh pemerintah kota'' yang
telah dibangun berdasarkan beragam pertimbangan, maka kebutuhan kawasan pusaka
prioritas akan berkenaan dengan hal dan landasan pikir berikut ini, maka disusun
target outcome yang ingn dihasilkan dan menyusun program kegiatan untuk mencapai
tujuan. Dari konsep penataan kawasan pusaka prioritas kota Denpasar maka disusun
empat sasaran yang nanti dijabarkan menjadi berbagai kegiatan untuk mencapai
tujuan perencanaan kota Pusaka.

Tabel 1.Strategi pencapaian target masterplan kota pusaka Denpasar


No Sasaran Program Outcome Output

I. Melestarikan dan  Perencanaan publikasi dan  Peningkatan  Dapat


memperpanjang penyebaran informasi serta Pemahaman tersampaikan
keberadaan, promosi semua aset pusaka masyarakat semua informasi
makna, tata nilai, kota Denpasar pada aset tentang aset
serta praktek-  Pembuatan web/situs pusaka yang pusakan kota
praktek yang khusus untuk dimiliki kota denpasar dan
terkandung di memperkenalkan aset Denpasar dan menjadikan aset
masing-masing pusaka Kota Pusaka menjadikanny pusaka menjadi
aset-aset pusaka Denpasar a sebagai bagian dari ilmu
yang dimiliki Kota  Perencanaan galery sebagai sumber pengetahuan
Denpasar pusat informasi aset inspirasi masyarakat
pusaka dan pusaka Kota untuk  Dibentuknya
Denpasar menjadikan ruang atau
 Perencanaan kegiatan kota denpasar media dimana
pengenalan dan kota kreatif informasi terkat
penikmatan aset pusaka aset pusaka bisa
non ragawi melalui festival diakses, baik
dengan melibatkan secara visual,
masyarakt secara aktif audiovisual,
fisik, replika
fisik, animasi
digital, dll
II  Memberi ruang-  Penyusunan RTBL dan  Peningkatan  Adanya ruang-
ruang kota UDGL seluruh area dalam pemahaman ruang dalam
dimana aset-aset kawasan lokasi aset pusaka masyarakat kota untuk
pusaka bisa kota Denpasar pada potensi mengetahui
disosialisasikan  Penataan kawasan aset pusaka aset-aset pusaka
ke masyarakat perumahandan tempat yang dimiliki kota
(sehingga akan tinggal di permukiman kota denpasar,  Adanya ruang-
menjadi bagian yang menjadi aset pusaka dan ruang untuk
pengetahuan (Kampung Bali, Kampung meningkatan memberi
publik); bisa Cina dan kampung Islam) pemahaman masukan terkait
dinikmati oleh  Penataan taman-taman masyarakat keberadaan

23
No Sasaran Program Outcome Output

anggota dalam kawasan lapangan untuk aset-aset pusaka


masyarakat, bisa puputan Badung bersama-sama  Dibentuknya
dijadikan  Pembentukan signage pada memelihara, ruang-ruang
inspirasi dalam setiap aset pusaka di kota menjaga dan penyangga aset-
mewujudkan Denpasar mempertahan aset pusaka
ide-ide kreatif -kan aset sehingga aset ini
oleh anggota pusaka kota tidak rusak (baik
masyarakat denpasar karena polusi
secara luas. atau karena
faktor-faktor
lain), serta aman
dari bencana,
bahaya
kemalingan, dll.
III Menjadikan aset  Pemeliharaan dan  Peningkatan  Pengaturan
pusaka sebagai peningkatan kondisi aset pemahaman RTBL kota yang
elemen pembangun pusaka melalui langkah- masyarakat selalu memberi
identitas Kota
langkah konservasi dengan pada peranan kesempatan
Denpasar sebagai
kota pusaka kreatif mengikut sertakan aset pusaka penduduk kota
yang merangkul masyarakat di dalamnya sebagai untuk
keterlibatan  Perencanaan kegiatan kekayaan menyadari akan
masyarakat luas di penggalian aset pusaka masyarakat keberadaan
dalam prosesnya lainnya dan bersinergi aset-aset
 Perencanaan kegiatan dengan pusaka,
edukasi dan pemahaman pemerintah misalnya dengan
peranan aset pusaka melakukan memberi jarak
masyarkat melalui langkah- pandang antar a
pameran dan galeri langkah fungsi di luar
 Perencanaan kegiatan menjaga, aset dengan aset
festival kuliner sebagai mempertahan pusaka itu
bagian dari aset pusaka tan kan dan sendiri.
ragawi meningkatkan  Pada saat-saat
 Peningkatan sarana dan kualitas aset tertentu sangat
fasilitas penunjang pusaka kota memungkinkan
kegiatan penikmatan aset Denpasar memanfaatkan
pusaka oleh masyarakat ruang-ruang
 Perencanaan kantong- terbuka atau
kantong parkir untuk bangunan-
masyarakat untuk bangunan
menunjang kegiatan umum yang
penikmatan aset pusaka masuk ke dalam
oleh masyarakat list aset pusaka
 Perencanaan penataan Kota Denpasar
akses (aksesibilitas) dan sebagai tempat-
jalur transportasi di titik tempat kegiatan
aset pusaka kota Denpasar di kota
 Peningkatan kualitas infra
strukturdi perumahan
masyarakat yang menjadi
aset pusaka kota Denpasar.
IV Kebutuhan untuk  Pengadaan Pusat Studi dan  Peningkatan  Terbentuknya
menjadikan aset- Penelitian Kota Pusaka serta pemahaman lembaga khusus
aset pusaka peningkatan sarana masyarakat yang menangani
sebagai inspirasi penunjang lainnya pada peranan pelestarian aset
dalam  Peningkatan kekuatan aset pusakan pusaka, yang
pemunculan hukum kawasan aset dan melibatkan
gagasan- pusaka dan bangunan yang menjadikanny masyarakat dan
gagasan kreatif menjadi aset pusaka dan a sebagai mempromosika

24
No Sasaran Program Outcome Output

yang menjadi sekitarnya (pengendalian sumber n kerjasama


motor dalam dan pengelolaan oleh inspirasi dan lintas sektoral
pemunculan pemerintah daerah) mengembang- dalam usaha
kreativitas. Ini  Perencanaan lembaga kan ide-ide pelestarian aset-
akan bermanfaat (organisasi) khusus bagi kreatif untuk aset pusaka
dalam penanganan pengelolaan kota pusaka mendukung
tantangan- Denpasar kota Denpasar
tantangan yg  Peningkatan keterlibatan sebagai kota
dihadapi dalam masyarakat bagi kreatif
kehidupan sehari- pengembangan pariwisata
hari, dan yang dan kota pusaka
pada akhirnya 
akan mendukung
pembentukan
Denpasar sebagai
Kota kreatif.

  

2.2. Pihak yang Terkait

Realisasi masterplan kawasan pusaka prioritas Kota Denpasar dalam lima


tahun ke depan direncanakan akan melibatkan pihak-pihak kunci, seperti
tercantum di bawah ini:
a) Kementerian/lembaga (pemerintah)
i. Kementerian Pekerjaan Umum (Direktorat Jendral Tata Ruang dan
Direktorat Jendral Cipta Karya)
ii. Kementerian Koordinator Kesejahateraan Masyarakat (PNPM Pusaka)
iii. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
iv. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
v. Kementerian Sosial
vi. Kementerian Perumahan Rakyat
vii. BAPPENAS

b) Badan/organisasi tingkat nasional


viii. Balai Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI)
ix. Jaringan Kota Pusaka Indonesia

c) Pemerintah daerah
x. Pemerintah Provinsi Bali (Dinas kebudayaan Provinsi, BAPPEDA
Provinsi, dll)
xi. Pemerintah Kota Denpasar (BAPPEDA, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata, Dinas Tata Ruang, Dinas Pekerjaan Umum, dll)

25
xii. Dinas Kebudayaan

d) Swasta
xiii. Investor
xiv. Organisasi kepariwisataan di Bali
xv. dll

e) Masyarakat
xvi. Desa adat
xvii. Paruman Bendesa Adat
xviii. Masyarakat pemerhati aset-aset pusaka kota
xix. Masyarakat pemerhati budaya daerah

f) Pihak terkait lainnya


xx. UNESCO
xxi. Dll

3.4.7 Sumber Pembiayaan

Sumber dana yang ada dalam merealisasikan masterplan kawasan pusaka


prioritas Kota Denpasar adalah:

 Anggran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan

 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

Sumber-sumber dana dari pihak-pihak lain akan selalu diusahakan dan akan
dimanfaatkan untuk mengaselerasi pencapaian target sasaran dari segi
kualitas.

Tabel 2.1.Program dan Kegiatan dalam masterplan Kawasan Prioritas Pusaka Kota Denpasar

Keterangan
No Program Kegiatan

I Melestarikan dan memperpanjang keberadaan, makna, tata nilai, serta praktek-praktek yang terkandung
di masing-masing aset-aset pusaka yang dimiliki Kota Denpasar

1 Pembuatan web/situs khusus • Merancang dan pengelolaan situs kota pusaka


untuk Kota Pusaka Denpasar denpasar
• Membentuk satuan pengelola situs kota usaka
Denpasar.

2 Pemberian status hukum yang • Penyusunan rencana penelitian pada nilia-nilai


sah untuk aset pusaka yang yang dimiliki aset pusaka untuk menentukan
memenuhi keketentuan asetpusaka yang layak untuk dilindungi
• menyusun daftar prioritas aset pusaka yang
perarturan yang berlaku
ditetapkan sebagai aset pusaka yang dilindungi
• Penetapan status hukum terkait aset pusakan kota
Denpasar menjadi aset pusaka yang dilindungi

26
Keterangan
No Program Kegiatan

• Penetapan objek atau kawasan sebagai aset


pusaka yang dilndungi dilakukan setelah
melakukan penelitian yang mendalam
• Sosialisasi peraturan daerah terkait aset pusaka
yang dilindungi kepada masyarakat dan pihak
terkait.

3 Pengenalan dan pemahaman • Penyusunan rencana penggalian nilai-nilai sejarah,
objek kota yang menjadi aset nilai budaya dan nilai sosial aset pusaka melalui
pusaka kota Denpasar, penelitian yang mendalam
• Penyusunan rencana publikasi dan penyebaran
informasi mengenai nilai filosofi rumah tinggal dan
perumahan tradisional Bali
• Penyusunan rencana identifikasi aset pusaka kota
denpasar yang belum diekplorasi

4 Perencanaan planning gallery • Penyusunan Rencana teknis planning galery
sebagai pusat informasi pusaka sebagai pusat informasi aset pusaka kota denpasar
Kota Denpasar kepada masyarakat
• Pemilihan dan penetapan lokasi planning galery
sebagai pusat informasi budaya dan pusaka Kota
Denpasar
• Pembangunan konstruksi galery sebagai pusat
informasi pusaka Kota Denpasar
• Penyusunan rencana teknis papan informasi
digital untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentng aset pusaka kota denpasar
• Pelaksanaan Pekerjaan Rencana Teknis
pembuatan papan informasi digital
5  Pembentukan signage pada • Penggalian nilai-nilai yang dimilki aset pusaka kota
setiap aset pusaka di kota denpasar melalui penelitian yang mendalam.
Denpasar Penelitian dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai dengan daftar prioritas yang
telah ditetapkan
• Penyusunan dan pembuatan signage berupa
papan informasi dan tanda lainnya yang
diperuntukkan bagi masyarakat
• Perencanaan furnitur yang dibutuhkan pada setiap
aset pusaka. Penentuan street furniture
disesuaikan dengan kebutuhan.
II. II. Sasaran Memberi ruang-ruang kota dimana aset-aset pusaka bisa disosialisasikan ke masyarakat
(sehingga akan menjadi bagian pengetahuan publik); bisa dinikmati oleh anggota masyarakat, bisa
dijadikan inspirasi dalam mewujudkan ide-ide kreatif oleh anggota masyarakat secara luas..
6  Penataan kawasan • Penyusunan rencana teknis penataan kawasan
perumahandan tempat perumahan dan rumah tinggal kampung
tinggal di permukiman yang Tradisional Bali yang telah menjadi aset pusaka
• Penyusunan rencana teknis penataan kawasan
menjadi aset pusaka
perumahan dan rumah tinggal kampung Cina yang
(Kampung Bali, Kampung telah menjadi aset pusaka
Cina dan kampung Islam) • Penyusunan rencana teknis penataan kawasan
perumahan dan rumah tinggal kampung Islam
Kepaon yang telah menjadi aset pusaka
• Penyusunan rencana perbaikan kualitas
infrastruktur di permukiman kampung Bali,
kampug Cina dan kampung Islam
• Penyusunan rencana penataanruang terbuka dan
ruang terbuka hujau di di permukiman kampung
Bali, kampug Cina dan kampung Islam

27
Keterangan
No Program Kegiatan

7  Penataan taman-taman , • Penyusunan rencana penataan tanaman pada


ruang terbuka dan ruang ruang terbuka dan ruangan publik untuk
publik sebagai bagian dari meningkatkan kualitas kenyamanan pada
masyarakat pengguna
aset pusaka kota Denpasar
• Penyusunan rencana pemeliharaan taman kota,
ruang publik dan ruangan terbuka lainnya untuk
mempertahankan kualitasnya sebagai ruang
publik yang baik.
• Pelaksanaan Pekerjaan penataan tanaman pada
ruang terbuka dan ruangan publik untuk
meningkatkan kualitas kenyamanan pada
masyarakat pengguna
• Pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan taman kota,
ruang publik dan ruangan terbuka lainnya untuk
mempertahankan kualitasnya sebagai ruang
publik yang baik.
• Pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan monumen,
ruang publik dan ruangan terbuka lainnya untuk
mempertahankan kualitasnya sebagai ruang
publik yang baik
• Penyusunan Perencanaan teknis konservasi Banjar
Lelangon Denpasar
• Pekerjaan Pelaksanan Konservasi Banjar lelangon
Denpasar
8  Penataan ruang • Penyusunan rencana penataan ruang di area
perdagangan/pasar sebagai perdagangan Pasar Badung untuk meningkatkan
bagian dari aset pusaka kota kualitas kenyamanan pada masyarakat pengguna
• Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di area
Denpasar
perdagangan Pasar Badung untukmeningkatkan
kualitas kenyaman masyarakat pengguna.
• Penyusunan rencana penataan ruang di area
perdagangan Pasar Kumbasari untuk
meningkatkan kualitas kenyamanan pada
masyarakat pengguna
• Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di area
perdagangan Pasar Kumbasari untukmeningkatkan
kualitas kenyaman masyarakat pengguna.

9  Penataan ruang sakral/pura • Penyusunan rencana penataan ruang
dan museum Bali sebagai danbangunan di area sakral pura Jagatnatha untuk
bagian dari aset pusaka kota meningkatkan kualitas kenyamanan pada
masyarakat pengguna
Denpasar
• Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di area
sakral Pura jagat Natha untukmeningkatkan
kualitas kenyaman masyarakat pengguna.
• Penyusunan rencana penataan ruang di area
Museum Bali untuk meningkatkan kualitas
kenyamanan pada masyarakat pengguna
• Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di area
Museum Bali untuk meningkatkan kualitas
kenyaman masyarakat pengguna.
• Penyusunan rencana penataan ruang
danbangunan di area sakral pura Maospahit untuk
meningkatkan kualitas kenyamanan pada
masyarakat pengguna
• Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di area
sakral Pura Maospahit untuk meningkatkan
kualitas kenyaman masyarakat pengguna
• Penyusunan rencana penataan ruang di area
Gereja jalan Kepundung untuk meningkatkan

28
Keterangan
No Program Kegiatan

kualitas kenyamanan pada masyarakat pengguna


• Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di
Gereja jalan Kepundung untukmeningkatkan
kualitas kenyaman masyarakat pengguna
• Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di
Gereja jalan Kepundung untukmeningkatkan
kualitas kenyaman masyarakat pengguna
• Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di
Mesjid jalan Sulawesi untukmeningkatkan
kualitas kenyamanan masyarakat pengguna

Sasaran III : Menjadikan aset pusaka sebagai elemen pembangun identitas Kota Denpasar
sebagai kota pusaka kreatif yang merangkul keterlibatan masyarakat luas di dalam prosesnya

10  Pemeliharaan dan • Penyusunan rencana penelitian untuk konservasi


peningkatan kondisi aset pada aset pusaka kota denpasar dengan
pusaka melalui langkah- melakukan penelitian pada kondisi eksisting dan
langkah–langkah yang dibutuhkan untuk
langkah konservasi dengan
mempertahankanaset pusaka kota denpasar
mengikut sertakan • Penyusunan rencana Teknis konservasi secara
masyarakat di dalamnya bertahap pada aset pusaka kota denpasar dengan
bekerja sama dengan pihak terkait seperti Balai
arkeologi,BPPI dan sebagainya
• Peningkatan citra arsitektural aset pusaka dengan
melakukan langkah pemeliharaan dan
penyelamatan aset pusaka dari kondisi penuaan
yang alami
• Penyusunan rencana implementasi konservasi fisik
peningkatan kualitas dan kondisi fisik aset pusaka
kota Denpasar
• Penyusunan rencana Pemeliharaan dan
perawatan aset pusaka kota denpasar yang telah
mengalami penuaan/perusakan karena waktu.
12  Perencanaan kegiatan • Perencanaan kegiatan festival aset pusaka tan
festival aset pusaka tan ragawi sebagai bagian dari kekayaan aset pusaka
ragawi sebagai bagian dari kota Denpasar
kekayaan aset pusaka kota • Penyusunan rencana kegiatan pasar yang
memperkenalkan aset pusaka non ragawi dengan
Denpasar menyertakan masyarakat secara aktif
• Penyusunan rencana kegiatan lomba, kompetisi
untuk mengembangkan aset pusaka non ragawi
untuk semua golongan masyarakat (anak,remaja
dewasa dan lansia) untuk menciptakan kota
denpasar yang kreatif
• Penyusunan rencana pemanfaatan ruang-ruang
publik di kota Denpasar untuk dijadikan area
festival
• Penyusunan rencana managemen trafic/lalulintas
pada saat acara festival/pasar dilaksanakan
• Penyusunan rencana perbaikan kualitas jaringan
utilitas di area yang digunakan untuk festival
• Penyusunan rencana transportasi kota untk
meningkatkan askesibitas masyarakat menikmati
festival
• Penyusunan rencana sosialisasi kegatan pada
masyarakat melalui penayangan di papan
informasi digital, radio pemkot dan surat kabar.

29
Keterangan
No Program Kegiatan

13  Peningkatan sarana dan • Penyusunan rencana peningkatan kualitas street


fasilitas penunjang kegiatan furniture di area aset pusaka kota denpasar
penikmatan aset pusaka • Penyusunan fasilitas pendukung (toilet, tempat
sampah, tempat istirahat, tempat duduk) untuk
oleh masyarakat
meningkatkan kenyaman masyarakat
• Penyusunan dan perencanaan penamanan
vegetasi untuk meningkatkan kualitas aset pusaka
di lapangan puputan
• Penyusunan dan perencanaan jaringan utilitas
seperti air bersih, penerangan, air kotor dan air
hujan)
• Penyusunan rencana jalur penjalan kaki dari
lapangan puputan ke pasar badung, jalan Gajah
mada, pura maospahit jalan gajah mada, bale
banjar langon puri denpasar dan kembali ke
lapangan puputan untuk masyarakat yang
menikmati aset pusaka
• Penyusunan rencana teknis perbaikan kualitas
pejalan kaki di koridor kampung arab jalan
sulawesi
14  Perencanaan penataan • Penyusunan rencana penyediaan kantong-kantong
akses (aksesibilitas) dan parkir di area aset pusaka Pura Maospahit dan
jalur transportasi di titik Puri Jero Kuta, Puri Pemecutan dan puri satria, dan
Puri Kesiman
aset pusaka kota Denpasar

• Penyusunan paket-paket rencana transportasi
kota yang melalui tempat aset pusaka melalui
program sight seeing Denpasar,
• Penyusunan rencana perbaikan kualitas jalur
pejalan kaki di sekitar titik-titik lokasi aset pusaka
kota denpasar pura Maospahit dan Puri Jeo Kuta,
puri pemecutan puri satria Puri Kesiman
• Pelaksanaan Pekerjaan kantong Parkir di area pura
Maospahit dan Puri Jeo Kuta, puri pemecutan puri
satria Puri Kesiman

15  Peningkatan kualitas infra • Penyusunan rencana penataan kawasan


strukturdi perumahan perumahandan rumah tinggal untuk menciptakan
masyarakat yang menjadi kualitas ruanganyang lebih baik
• Penyusunan rencana penataan dan perbaikan
aset pusaka kota Denpasar
infra struktur di kawasan perumahan dan rumah
tinggal
• Penyusunan rencana penataan taman sebagai
bagian dari RTH untuk meningkatkan kualitas
lingkungan perumahan
• Pekerjaan penataan taman sebagai bagian dari
RTH untuk meningkatkan kualitas lingkungan
perumahan
16  Peningkatan kualitas infra • Penyusunan rencana teknis untuk memperbaiki
struktur di kawasan prioritas kualiatas parkir pasar kumbasari
kota pusaka Denpasar • Penyusunan rencana perbaikan kualitas pasar
Badung dan pasar kumbasari
• Penyusunan rencana perbaikan kualitas pejalan
kaki koridor jalan kartini
• Penyusunan rencana pejalan kaki untuk
penikmatan aset pusaka dari jalan gajah Mada,
jalan kartini menuju Pura Maospahit dan bale
banjar Lelangon

30
Keterangan
No Program Kegiatan

IV.Sasaran; Kebutuhan untuk menjadikan aset-aset pusaka sebagai inspirasi dalam pemunculan
gagasan-gagasan kreatif yang menjadi motor dalam pemunculan kreativitas. Ini akan bermanfaat dalam
penanganan tantangan-tantangan yg dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, dan yang pada akhirnya akan
mendukung pembentukan Denpasar sebagai kota kreatif

17  Pengadaan Pusat Studi dan • Perencanaan pusat studi dan penelitian aset
Penelitian Kota Pusaka serta pusaka kota pusaka Denpasar
peningkatan sarana • Pekerjaan pembangunan pusat studi dan
penunjang lainnya penelitian kota pusaka Denpasar
• Perencanaan sarana penunjang pos keamanan di
beberapa titik strategis pada kawasan prioritas
• Pekerjaan pembangunan sarana penunjang pos
keamanan di beberapa titik strategis pada
kawasan prioritas

PETA LOKASI ASET PUSAKA KOTA DENPASAR

31
Segmen 1

1 2 3

PURI PEMECUTAN

SETRA BADUNG

PURA MAOSPAHIT

4 5 9

PASAR KUMBASARI PASAR BADUNG


PERTOKOAN GAJAHMADA

32
11 12 13

MASJID RAYA UKHUWAH BANJAR LELANGON HOTEL INNA BALI

14 18 19

KODAM IX LAPANGAN PUPUTAN BADUNG PURA JAGADNATHA

20

MUSEUM DENPASAR
6
Segmen 2
RSUD WANGAYA

16

PURI SATRIA

15

PASAR BURUNG SATRIA


33
Segmen 3

31

PURI KESIMAN

32

PURA PANGREBONGAN

34
Gambaran Maste Plan Pusat kota

Ruang-ruang untuk pelaksanaan


festival dan pasar yaitu ruangan di
Jl. Gambuh
Br. Pantisari Jl. Kumb depan pura jagat Natha,jl kaliasem

Jl. Blimbing
akarna

Jl. Melati
Br. Belaluan
dan Jalan Gajah mada
Br. Kaliungu
Jl. Rambuta
n
o
Jl. Sutom

Jl. Blimbing
1
Pura Maospait

Jl. W ah
id in
Br. Gerenceng
12 Jl. Dur ian
Jl. Dur ian

Jl. Veteran
Br. Lelangon

Jl. Gajah Mad


13 17 Dinas Pariwisata

4
a BNI 46
Denpasar DPRD
Gedung Jayasaba Denpasar

5 9
Gereja Soeverdi

Br.
Kayumas
SMPN 1 Denpasar Kaja

KODAM IX

19
Jl. Thamrin

PERPUSTAKAAN

10
Jl. Udayana

UDAYANA
Br. Titih KOTA DENPASAR
LAPANGAN
PUPUTAN

14 18
2 11
Jl. Has anuddin
Jl. Kap ten Reg
20
ug
Br. Kayumas
Kelod

Suci Plaza

Br. Gemeh

Objek pusaka yang harus


Merancang jalur pejalan kaki untuk di konservasi karena
menikmati aset pusakakota memiliki nilai sejarah,
denpasar estetitika dan arsitektural
yang unik

Proses konservasi harus


Jalur pejalan kaki dari lapangan
dilakukan setelah melalui
puputan, jalan gajah madake Pura
proses penelitian yang
Maospahit, balik ke jalan sutomo
mendalam, dengan
dan jalan jagah mada dan ke
pendekatan yang khusus
lapangan puputan.

Merancang jalur pejalan kaki dari Lapangan Puputan sebagai starting dan
lapangan puputan, jalan durian end point dan menjadi area pengikat aset
Hotel Ina dan kembali ke lapangan pusaka yang berada di pusat kota.
puputan

Merancang jalur pejalan kaki dari


lapangan puputan banjar lelangon
jalan kumbakarna dan ke pura
maospahit balik ke jalan Gajah
kembali ke lapangan puputan

35
36
37
No Program Rencana Tahun Pelaksanaan Penanggung Jawab
Kegiatan Sumber Biaya Lokasi
2015 2016 2017 2018 2019
I Sasaran I :Melestarikan dan memperpanjang keberadaan, makna, tata nilai, serta praktek-praktek yang terkandung di masing-masing aset-aset pusaka yang
dimiliki Kota Denpasar

1 Perencanaan publikasi dan penyebaran informasi aset Pusaka kota Denpasar pada Masyarakat
1.1. Pembuatan web/situs khusus untuk Kota Pusaka Denpasar APBD Prov/Kota Denpasar BAPPEDA Kota

1.2. Membentuk satuan pengelola situs kota usaka Denpasar. APBD Prov/Kota Denpasar BAPPEDA Kota

2  Inventarisasi aset-aset pusaka secara tertulis dan Dokumentasi aset-aset pusaka secara digital
2.1. Penyusunan rencana penelitian pada nilia-nilai yang dimiliki aset APBN Denpasar BAPPEDA Kota
pusaka untuk menentukan aset pusaka yang layak untuk dilindungi

2.2. Penyusunan daftar prioritas aset pusaka yang ditetapkan sebagai APBD Prov/Kota Denpasar BAPPEDA Kota
aset pusaka yang dilindungi
2.3. Penetapan status hukum terkait aset pusakan kota Denpasar APBD Prov/Kota Denpasar BAPPEDA Kota
menjadi aset pusaka yang dilindungi melalui peraturan Wali kota
2.4. Sosialisasi peraturan daerah terkait aset pusaka yang dilindungi APBD Prov/Kota Denpasar setda kota
kepada masyarakat dan pihak terkait
3 Perencanaan planning gallery sebagai pusat informasi pusaka Kota Denpasar
3.1.Penyusunan Rencana teknis planning galery sebagai pusat informasi APBN Denpasar BAPPEDA Kota
aset pusaka kota denpasar kepada masyarakat
3.2.Pemilihan dan penetapan lokasi planning galery sebagai pusat APBN Denpasar BAPPEDA Kota
informasi pusaka Kota Denpasar
3.3.Pembangunan konstruksi galery pusat informasi aset pusaka Kota APBN lapangan BAPPEDA Kota
Denpasar puputan
3.4.Penyusunan rencana teknis papan informasi digital untuk APBN lapangan BAPPEDA Kota
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentng aset pusaka kota puputan
Denpasar
3.5.Pemilihan dan penetapan lokasi papan informasi digital sebagai APBD Prov/Kota pertigaan jalan BAPPEDA Kota
media informasi pusaka Kota Denpasar tramrin dan
jalan Gajah
mada

3.5.Pelaksanaan Pekerjaan Rencana Teknis pembuatan papan informasi APBN lapangan BAPPEDA Kota
digital puputan

38
No Program Rencana Tahun Pelaksanaan Penanggung Jawab
Kegiatan Sumber Biaya Lokasi
2015 2016 2017 2018 2019
II. Sasaran Memberi ruang-ruang kota dimana aset-aset pusaka bisa disosialisasikan ke masyarakat (sehingga akan menjadi bagian pengetahuan publik);
bisa dinikmati oleh anggota masyarakat, bisa dijadikan inspirasi dalam mewujudkan ide-ide kreatif oleh anggota masyarakat secara luas..
4 Pengenalan dan pemahaman aset pusaka kota Denpasar
4.1.Penyusunan rencana penggalian nilai-nilai sejarah, nilai budaya dan APBN Denpasar dinas kebudayaan
nilai sosial aset pusaka melalui penelitian yang mendalam
4.2.Penyusunan rencana publikasi dan penyebaran informasi mengenai APBD Prov/Kota kampung Bali BAPPEDA Kota
nilai filosofi rumah tinggal dan perumahan tradisional Bali
4.3.Penyusunan rencana identifikasi aset pusaka kota denpasar yang APBN Denpasar BAPPEDA Kota
belum diekplorasi
5 Penataan kawasan perumahandan tempat tinggal di permukiman yang menjadi aset pusaka
5.1 5.1Penyusunan rencana teknis penataan kawasan perumahan dan APBN Kampung Bali BAPPEDA Kota
rumah tinggal kampung Bali yang telah menjadi aset pusaka kota jalan Kali asem
Denpasar
5.2 5.2Penyusunan rencana teknis penataan kawasan perumahan dan APBN Jalan Gajah BAPPEDA Kota
rumah tinggal kampung Cina yang telah menjadi aset pusaka kota Mada dan jalan
Denpasar kartini
5.3 5.3.Penyusunan rencana teknis penataan kawasan perumahan dan APBN kampung islam BAPPEDA Kota
rumah tinggal kampung Islam yang telah menjadi aset pusaka Kota di Kepaon
Denpasar
5.4 5.4Penyusunan rencana Teknis perbaikan kualitas infrastruktur di APBN Kampung Bali BAPPEDA Kota
permukiman kampung Bali, jalan Kaliasem
5.5 5.5.Penyusunan rencana teknis perbaikan kualitas infrastruktur di APBN Jalan Gajah BAPPEDA Kota
permukima, kampug Cina Mada dan jalan
kartini
5.6 5.6.Penyusunan rencana teknis perbaikan kualitas infrastruktur di APBN kampung islam BAPPEDA Kota
permukiman kampung Islam di Kepaon
6 Penataan taman-taman , ruang terbuka dan ruang publik sebagai bagian dari aset pusaka kota Denpasar
6.1 Penyusunan rencana penataan tanaman pada ruang terbuka dan APBD Prov/Kota lapangan BAPPEDA Kota
ruangan publik untuk meningkatkan kualitas kenyamanan pada puputan dan
masyarakat pengguna lapangan
lumintang
6.2 Penyusunan rencana pemeliharaan taman kota untuk APBD Prov/Kota lapangan BAPPEDA Kota
mempertahankan kualitasnya sebagai ruang publik yang baik puputan dan
lapangan

39
No Program Rencana Tahun Pelaksanaan Penanggung Jawab
Kegiatan Sumber Biaya Lokasi
2015 2016 2017 2018 2019
lumintang
6.3 Penyusunan rencana pemeliharaan ruang publik untuk APBD Prov/Kota lapangan BAPPEDA Kota
mempertahankan kualitasnya sebagai ruang publik yang baik puputan dan
lapangan
lumintang
6.4 Penyusunan rencana pemeliharaan ruangan terbuka lainnya untuk APBD Prov/Kota Depan BAPPEDA Kota
mempertahankan kualitasnya sebagai ruang publik yang baik Jagatnata, dan
jalan kaliasem
6.5 Pelaksanaan Pekerjaan penataan tanaman pada ruang terbuka dan APBD Prov/Kota lapangan BAPPEDA Kota
ruangan publik untuk meningkatkan kualitas kenyamanan pada puputan dan
masyarakat pengguna lapangan
lumintang
6.6 Pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan taman kota, ruang publik dan APBD Prov/Kota lapangan piutan BAPPEDA Kota
ruangan terbuka lainnya untuk mempertahankan kualitasnya dan lapangan
sebagai ruang publik yang baik lumintang
6.7 Pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan monumen, ruang publik dan APBD Prov/Kota Monumen di BAPPEDA Kota
ruangan terbuka lainnya untuk mempertahankan kualitasnya lap puputan,
sebagai ruang publik yang baik cokorda jalan
patimura , dan jl
thamrin
6.8 Penyusunan rencana pemeliharaan kebersihan tukad badung APBD Prov/Kota sepanjang BAPPEDA Kota
sebagai aset pusaka alam secara berkala bantaran sungai
Badung
6.9 Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan Tukad Badung sebagaiaset BAPPEDA Kota
pusaka alam
7 Penataan ruang perdagangan/pasar sebagai bagian dari aset pusaka kota Denpasar
7.1. Penyusunan rencana penataan ruang di area perdagangan Pasar APBN pasar Badung BAPPEDA Kota
Badung untuk meningkatkan kualitas kenyamanan pada masyarakat
pengguna
7.2. Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di area perdagangan APBN pasar badung BAPPEDA Kota
Pasar Badung untukmeningkatkan kualitas kenyaman masyarakat
pengguna
7.3. Penyusunan rencana penataan ruang di area perdagangan Pasar APBN pasar BAPPEDA Kota
Kumbasari untuk meningkatkan kualitas kenyamanan pada kumbasari
masyarakat pengguna

40
No Program Rencana Tahun Pelaksanaan Penanggung Jawab
Kegiatan Sumber Biaya Lokasi
2015 2016 2017 2018 2019
7.4. Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di area perdagangan APBN pasar BAPPEDA Kota
Pasar Kumbasari untukmeningkatkan kualitas kenyaman kumbasari
masyarakat pengguna
8 Penataan ruang sakral/pura dan museum Bali sebagai bagian dari aset pusaka kota Denpasar
2.1. Penyusunan rencana penataan ruang di area sakral Pura Jagad APBN Pura Jagat BAPPEDA Kota
Natha untuk meningkatkan kualitas kenyamanan pada masyarakat Natha
pengguna
2.2. Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di area sakral Pura Jagat APBN Pura Jagat BAPPEDA Kota
Natha untukmeningkatkan kualitas kenyaman masyarakat Natha
pengguna
2.3. Penyusunan rencana penataan ruang di area Pura Maospahit untuk APBN Pura Maospahit BAPPEDA Kota
meningkatkan kualitas kenyamanan pada masyarakat pengguna
2.4. Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di area sakral Pura APBN pura Maospahit BAPPEDA Kota
Maospahit untukmeningkatkan kualitas kenyaman masyarakat
pengguna
2.5. Penyusunan rencana penataan ruang di area Museum Bali untuk APBN Musium Bali BAPPEDA Kota
meningkatkan kualitas kenyamanan pada masyarakat pengguna
2.6. Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di area Museum Bali APBN Musium Bali BAPPEDA Kota
untukmeningkatkan kualitas kenyaman masyarakat pengguna
2.7. Penyusunan rencana penataan ruang di area Gereja jalan APBN Gereja Jalan BAPPEDA Kota
Kepundung untuk meningkatkan kualitas kenyamanan pada kepundung
masyarakat pengguna
2.8. Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di Gereja jalan APBN Gereja Jalan BAPPEDA Kota
Kepundung untukmeningkatkan kualitas kenyamanan masyarakat kepundung
pengguna
2.9. Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di Gereja jalan APBN Jalan BAPPEDA Kota
Kepundung untuk meningkatkan kualitas kenyaman masyarakat Kepundung
pengguna
2.10. Penyusunan rencana pemeliharaan ruang di Mesjid jalan Sulawesi APBN Jln Sulawesi BAPPEDA Kota
untukmeningkatkan kualitas kenyamanan masyarakat pengguna
Sasaran III :Mendorong usaha-usaha penggalian aset-aset kota yang belum dimasukan di dalam daftar aset pusaka Kota Denpasar saat ini.

9 Pemeliharaan dan peningkatan kondisi aset pusaka melalui langkah-langkah konservasi dengan mengikut sertakan masyarakat di dalamnya
9.1. Penyusunan rencana penelitian untuk konservasi pada aset pusaka APBN denpasar dinas kebudayaan
kota denpasar dengan melakukan penelitian pada kondisi eksisting
dan langkah–langkah yang dibutuhkan untuk mempertahankanaset

41
No Program Rencana Tahun Pelaksanaan Penanggung Jawab
Kegiatan Sumber Biaya Lokasi
2015 2016 2017 2018 2019
pusaka kota denpasar
9.2. Penyusunan rencana Teknis konservasi secara bertahap pada aset APBN Denpasar BAPPEDA Kota
pusaka kota denpasar dengan bekerja sama dengan pihak terkait
seperti Balai arkeologi,BPPI dan sebagainya
9.3. Peningkatan citra arsitektural aset pusaka dengan melakukan APBN banjar lelangon, BAPPEDA Kota
langkah pemeliharaan dan penyelamatan aset pusaka dari kondisi {PuriKesiman,
penuaan yang alami Puri Satria, dan
puri Pemecutan
9.4. Penyusunan rencana implementasi konservasi fisik peningkatan APBN denpsasr BAPPEDA Kota
kualitas dan kondisi fisik aset pusaka kota Denpasar
10 Perencanaan kegiatan festival aset pusaka tan ragawi sebagai bagian dari kekayaan aset pusaka kota Denpasar
10.1 Perencanaan kegiatan festival aset pusaka tan ragawi sebagai APBD Prov/Kota plaza depan BAPPEDA Kota
bagian dari kekayaan aset pusaka kota Denpasar Pura Jagatnatha
10.2 Penyusunan rencana kegiatan pasar yang memperkenalkan aset APBD Prov/Kota plaza depan BAPPEDA Kota
pusaka non ragawi dengan menyertakan masyarakat secara aktif Pura Jagatnatha
10.3 Penyusunan rencana kegiatan lomba, kompetisi untuk APBD Prov/Kota Depan BAPPEDA Kota
mengembangkan aset pusaka non ragawi untuk semua golongan monumendi
masyarakat (anak,remaja dewasa dan lansia) untuk menciptakan lapanga
kota denpasar yang kreatif puputan
10.4 Penyusunan rencana pemanfaatan ruang-ruang publik di kota APBD Prov/Kota denpasar BAPPEDA Kota
Denpasar untuk dijadikan area festival
10.5 Penyusunan rencana managemen trafic/lalulintas pada saat acara APBD Prov/Kota Jalan yang BAPPEDA Kota
festival/pasar dilaksanakan digunakan
untuk festival
10.6 Penyusunan rencana perbaikan kualitas jaringan utilitas di area APBD Prov/Kota Lapangan BAPPEDA Kota
yang digunakan untuk festival puputan dan
sekitarnya
10.7 Penyusunan rencana transportasi kota untk meningkatkan APBD Prov/Kota jalur gajah BAPPEDA Kota
askesibitas masyarakat menikmati festival mada pura
maospahit, jalur
thamrin
gajahmada lap
puputan, dsb
10.8 Penyusunan rencana sosialisasi kegatan pada masyarakat melalui APBD Prov/Kota denpasar BAPPEDA Kota
penayangan di papan informasi digital, radio pemkot dan surat
kabar

42
No Program Rencana Tahun Pelaksanaan Penanggung Jawab
Kegiatan Sumber Biaya Lokasi
2015 2016 2017 2018 2019
11 Peningkatan sarana dan fasilitas penunjang kegiatan penikmatan aset pusaka oleh masyarakat
11.1. Penyusunan rencana peningkatan kualitas street furniture di area APBN lap puputan, BAPPEDA Kota
aset pusaka kota denpasar depan pura
maospahit,
depan puri
satria, depan
puri kesiman
11.2. Penyusunan fasilitas pendukung (toilet, tempat sampah, tempat APBD Prov/Kota Lap puputan, BAPPEDA Kota
istirahat, tempat duduk) untuk meningkatkan kenyaman pasar burung,
masyarakat puri satria, puri
kesiman, puri
pemecutan
11.3. Penyusunan dan perencanaan penamanan vegetasi untuk APBN lapangan BAPPEDA Kota
meningkatkan kualitas aset pusaka di lapangan puputan puputan dan
lapangan
lumintang
11.4. Penyusunan dan perencanaan jaringan utilitas seperti air bersih, APBD Prov/Kota Lapangan BAPPEDA Kota
penerangan, air kotor dan air hujan, wifi Puputan
11.5. Penyusunan rencana jalur penjalan kaki dari lapangan puputan ke APBN pusat kota BAPPEDA Kota
pasar badung, jalan Gajah mada, pura maospahit jalan gajah mada, denpasar
bale banjar langon puri denpasar dan kembali ke lapangan puputan
untuk masyarakat yang menikmati aset pusaka
11.6. Penyusunan rencana teknis perbaikan kualitas pejalan kaki di APBN Jalan Sulawesi BAPPEDA Kota
koridor kampung arab jalan sulawesi
11.7. Perencanaan sarana penunjang pos keamanan di beberapa titik APBD Prov/Kota Denpasar BAPPEDA Kota
strategis pada kawasan prioritas
11.8. Pekerjaan pembangunan sarana penunjang pos keamanan di APBD Prov/Kota BAPPEDA Kota
beberapa titik strategis pada kawasan prioritas
12 Perencanaan penataan akses (aksesibilitas) dan jalur transportasi di titik aset pusaka kota Denpasar
12.1. Penyusunan rencana penyediaan kantong-kantong parkir di area APBD Prov/Kota BAPPEDA Kota
aset pusaka Pura Maospahit dan Puri Jero Kuta, Puri Pemecutan dan
puri satria, dan Puri Kesiman
12.2. Penyusunan paket-paket rencana transportasi kota yang melalui APBD Prov/Kota pusat kota BAPPEDA Kota
tempat aset pusaka melalui program sight seeing Denpasar
12.3. Penyusunan rencana perbaikan kualitas jalur pejalan kaki di sekitar APBD Prov/Kota pura maospahit, BAPPEDA Kota
titik-titik lokasi aset pusaka kota denpasar pura Maospahit dan Puri jero kuta, puri

43
No Program Rencana Tahun Pelaksanaan Penanggung Jawab
Kegiatan Sumber Biaya Lokasi
2015 2016 2017 2018 2019
Jero Kuta, puri pemecutan puri satria Puri Kesiman pemecutan,
puri satria, puri
kesiman
12.4. Pelaksanaan Pekerjaan kantong Parkir di area pura Maospahit dan APBD Prov/Kota Pura Maospahit BAPPEDA Kota
Puri Jeo Kuta, puri pemecutan puri satria Puri Kesiman
13 Peningkatan kualitas infra struktur di kawasan prioritas kota pusaka Denpasar
13.1. Penyusunan rencana teknis untuk memperbaiki kualiatas parkir APBD Prov/Kota pasar BAPPEDA Kota
pasar kumbasari kumbasari
13.2. Penyusunan rencana perbaikan kualitas pasar Badung dan pasar APBD Prov/Kota pasar Badung BAPPEDA Kota
kumbasari dan pasar
kumbasari
13.3. Penyusunan rencana perbaikan kualitas pejalan kaki koridor jalan APBD Prov/Kota jalan kartini BAPPEDA Kota
kartini
13.4. Penyusunan rencana pejalan kaki untuk penikmatan aset pusaka APBN gajah mada, jl BAPPEDA Kota
dari jalan gajah Mada, jalan kartini menuju Pura Maospahit dan bale arjuna, jl kartini
banjar Lelangon
IV.Sasaran; Kebutuhan untuk menjadikan aset-aset pusaka sebagai inspirasi dalam pemunculan gagasan-gagasan kreatif yang menjadi motor dalam
pemunculan kreativitas. Ini akan bermanfaat dalam penanganan tantangan-tantangan yg dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, dan yang pada
akhirnya akan mendukung pembentukan Denpasar sebagai kota kreatif

14 Pengadaan Pusat Studi dan Penelitian Kota Pusaka serta peningkatan sarana penunjang lainnya
14.1. Perencanaan pusat studi dan penelitian aset pusaka kota pusaka APBN Denpasar BAPPEDA Kota
Denpasar
14.2. Pekerjaan pembangunan pusat studi dan penelitian kota pusaka APBN Denpasar BAPPEDA Kota
Denpasar
14.3. Penyusunan rencana kegiatanperlombaan dan kompetisi penulisan APBD Prov/Kota Denpasar BAPPEDA Kota
aset pusaka dikalangan pelajar dan mahasiswa
14.4. Penyusunan rencana kegiatanperlombaan dan kompetisi kuliner APBD Prov/Kota Denpasar BAPPEDA Kota
aset pusaka dikalangan pelajar dan mahasiswa
14.5. Penyusunan rencana kegiatanperlombaan dan kompetisi sastra aset APBD Prov/Kota Denpasar BAPPEDA Kota
pusaka dikalangan pelajar dan mahasiswa
14.6. Penyusunan rencana kegiatanperlombaan dan kompetisi seni rupa APBD Prov/Kota Denpasar BAPPEDA Kota
aset pusaka dikalangan pelajar dan mahasiswa

44
No Program Rencana Tahun Pelaksanaan Penanggung Jawab
Kegiatan Sumber Biaya Lokasi
2015 2016 2017 2018 2019
14.7. Penyusunan rencana penentuan aset pusaka menjadi land,mark APBD Prov/Kota Denpasar BAPPEDA Kota
kota denpasar
14.8. Penyusunan design kriteria dengan memasukan aset-aset pusaka APBD Prov/Kota Denpasar BAPPEDA Kota
sebagai bagian dari program-program serta praktek-praktek
pembangunan

45
46

Anda mungkin juga menyukai