Anda di halaman 1dari 170

LAPORAN PENULISAN MODUL AJAR

MATAKULIAH:
TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2
(212 D51 05)

Oleh:

Rahmi Amin Ishak, ST., MT.


Hj. Nurmaida Amri, ST., MT.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENULISAN MODUL AJAR

1. Nama Matakuliah : Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2


(212 D51 05)
2. Ketua Penulis
a. Nama Lengkap dan Gelar : Rahmi Amin Ishak, ST., MT.
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. N I P : 19760314 200212 2 005
d. Pangkat/Golongan : Penata / IIIc
e. Jabatan Fungsional : Lektor
f. Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur
g. Alamat Rumah : Jl. Sunu Komp. Unhas Blok L4, Makassar
h. Telpon/E-mail : 081242626565/ rahmi1403@gmail.com
3. Jumlah Anggota : 1 Orang
Nama Anggota : Hj. Nurmaida Amri, ST., MT.
4. Jangka Waktu Penulisan : 10 minggu/2,5 bulan
5. Biaya yang diusulkan : Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)

Makassar, Desember 2013


Mengetahui,
Ketua Jurusan Arsitektur, Ketua Penulis,

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 ii


KATA PENGANTAR

Dalam upaya peningkatan efektivitas proses belajar-mengajar, serta


meningkatkan motivasi dan kemandirian belajar mahasiswa, maka disamping
perbaikan strategi pembelajaran juga dibutuhkan ketersediaan bahan ajar baik
cetak maupun non-cetak khususnya yang berbasis internet pada LMS-Unhas.
Pengembangan bahan ajar merupakan tanggung jawab dosen dalam mengemban
Tridharma Perguruan Tinggi. Kesiapan mengajar ditunjukkan dengan adanya
bahan ajar yang tersusun secara sistematis dan terstruktur, sehingga mampu
memotivasi dan memudahkan mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan silih satu komponen penting dalam
pelaksanaan proses belajar-mengajar di perguruan tinggi. Kesiapan mengajar
ditunjukkan dengan adanya bahan ajar yang tersusun secara sistematis dan
terstruktur, sehingga mampu memotivasi dan memudahkan mahasiswa dalam
memahami materi pembelajaran. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan,
ketersediaan bahan ajar juga harus disertai kegiatan melengkapi dan
memperbaharui materi dengan referensi terbaru, sehingga materi yang diberikan
senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

Makassar, Desember 2013

Penulis

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 iii


DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
GLOSSARIUM x
DEFINISI OPERASIONAL xv

BAB I DOKUMEN PENDUKUNG


A. Profil Lulusan Program Studi Arsitektur 1
B. Profil Lulusan Matakuliah 3 Tahun Terakhir 1
C. Kompetensi Program Studi 2
D. Analisis Kebutuhan Pembelajaran 3
E. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) 8
F. Petunjuk Penggunaan Modul 12

BAB II PEMBELAJARAN
Materi Matakuliah 13
Organisasi Materi Matakuliah 14
Modul 1. Fungsi, Ruang, dan Bentuk Arsitektur 15
Modul 2. Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 35
Modul 3. Metode Perancangan Arsitektur 49
Modul 4. Pemrograman Arsitektur 60
Modul 5. Perancangan Arsitektur 118

BAB III EVALUASI 146

BAB IV PENUTUP 150

LAMPIRAN 152

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 iv


DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1. Rumusan Kompetensi Program Studi 2
Tabel 2. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) 8
Tabel 3. Tugas Menyusun Komposisi 2D & 3D 33
Tabel 4. Aspek Dasar Perancangan 39
Tabel 5. Aspek dalam Penentuan Masalah 60
Tabel 6. Persyaratan kedekatan & Matriks interaksi 74
Tabel 7. Contoh pengisian matriks kriteria dan hubungan kedekatan ruang 75
Tabel 8. Penilaian Kompetensi Mahasiswa 146
Tabel 9. Akumulasi nilai akhir 149

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 v


DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1. Nilai Matakuliah TSPA 2 1
Gambar 2. Persentase Tingkat Kelulusan Matakuliah TSPA 2 2
Gambar 3. Tahap Pendekatan Pembelajaran 7
Gambar 4. Materi Matakuliah 13
Gambar 5. Organisasi Materi Matakuliah 14
Gambar 6. Pola sirkulasi: 1. linier, 2. radial, 3. spiral, 4. grid, 5. network 22
Gambar 7. Hubungan ruang 22
Gambar 8. Organisasi ruang: ruang di dalam ruang, ruang saling berkait... 23
Gambar 9. Wujud bentuk dari unsur utilitas, firmitas & venustas 23
Gambar 10. A. Komposisi beraturan dari bentuk yang teratur.... 25
Gambar 11. Bentuk 3D solid 26
Gambar 12. Bentuk-bentuk geometri tidak beraturan 27
Gambar 13. Bentuk-bentuk geometri beraturan 27
Gambar 14. Teknik transformasi bentuk 28
Gambar 15. Metafora bentuk 28
Gambar 16. Ekspresi bentuk arsitektur tradisional sebagai tanggapan budaya 29
Gambar 17. Kaitan antara fungsi dengan proporsi & konstruksi bentuk 30
Gambar 18. Bentuk dan tampilan bangunan terkait fungsi 30
Gambar 19. Visual elemen bidang dengan outline, bidang positif dan negatif 30
Gambar 20. Kaitan antara ruang dan bentuk 31
Gambar 21. Space & Form 31
Gambar 22. Lingkup Perancangan Arsitektur 36
Gambar 23. Kedudukan Arsitektur sebagai wacana & pengetahuan normatif 37
Gambar 24. Hubungan waktu antara Perencanaan dan Perancangan 37
Gambar 25. Lingkup Perancangan Arsitektur 38
Gambar 26. Proses Perancangan 40
Gambar 27. Siklus Proses Perancangan lima-langkah... 42
Gambar 28. Siklus Proses Perancangan lima-langkah... 42
Gambar 29. Proses Disain menurut: Mario Salvadiro, J.C.Jones... 43
Gambar 30. Proses Disain dalam Arsitektur 44
Gambar 31. Desainer sebagai kotak hitam dalam proses perancangan 50

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 vi


Gambar 32. Perbedaan antara metode lama dan baru 51
Gambar 33. Desainer sebagai kotak kaca dalam proses perancangan... 51
Gambar 34. Metode divergen dan konvergen 52
Gambar 35. Proses strategi llinier 52
Gambar 36. Proses strategi siklus 52
Gambar 37. Proses strategi percabangan 53
Gambar 38. Proses strategi berjenjang 53
Gambar 39. Pendekatan sistem struktur dan geometri bangunan 56
Gambar 40. Tahap Proses Pemrograman dalam Arsitektur 61
Gambar 41. Tahap memulai program 63
Gambar 42. Input & Output tahap pemrograman Arsitektur 64
Gambar 43. Matriks pertimbangan perumusan masalah 64
Gambar 44. Kegiatan penyusunan Konsep 66
Gambar 45. Analogi pada disain 67
Gambar 46. Metafora pada disain 67
Gambar 47. Ekspresi bentuk dari tanggapan tingkah-laku & lingkungan alam 68
Gambar 48. Menuangkan ide gagasan 68
Gambar 49. Penggunaan gambar visual pada konsep 69
Gambar 50. Penggunaan kalimat dalam konsep 69
Gambar 51. Penulisan huruf yang mudah dibaca 70
Gambar 52. Persiapan data eksisting 70
Gambar 53. Hirarki fungsi bangunan 71
Gambar 54. Diagram penyusunan hirarki ruang 73
Gambar 55. Diagram hubungan ruang 74
Gambar 56. Hindari persilangan pada hubungan ruang 74
Gambar 57. Contoh penyusunan diagram keterkaitan 75
Gambar 58. Pengelompokan Fungsi/Zonasi Ruang 76
Gambar 59. Jenis & Derajat Hubungan Ruang 77
Gambar 60. Sketsa perhitungan dimensi ruang 78
Gambar 61. Dimensi ruang gerak tubuh manusia, berdasarkan data standar 79
Gambar 62. Penggunaan modul fungsi dalam perencanaan ruang 80
Gambar 63. Altenatif diagram bubble tata letak ruang 81
Gambar 64. Perbaikan tahap 1, diagram bubble tata letak ruang 83
Gambar 65. Perbaikan tahap 2 diagram bubble tata letak ruang 84

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 vii


Gambar 66. Perbaikan blok plan 85
Gambar 67. Alternatif blok plan dengan flip-chart 85
Gambar 68. Perubahan konfigurasi blok plan dengan flip-chart 86
Gambar 69. Perencanaan site dan proses desain 87
Gambar 70. Contoh matriks analisis penentuan lokasi 88
Gambar 71. Diagram proses penentuan site 88
Gambar 72. Potensi Site menghasilkan data yang dipetakan pada kondisi... 89
Gambar 73. Analisis site menilai potensi site dan kendala-desain-faktor... 89
Gambar 74. Kendala dan potensi yang mungkin terdapat di site atau... 91
Gambar 75. Contoh program rancangan tapak 92
Gambar 76. Alternatif penggunaan tapak 100
Gambar 77. Contoh rancangan tapak jalur kendaraan dan letak gerbang.. 101
Gambar 78. Diagram Konsep usulan penggunaan dan hubungan spasial.. 103
Gambar 79. Analisis Site menunjukkan pertimbangan utama dari.. 104
Gambar 80. Potongan Site jalur pejalan kaki & kendaraan, fasilitas budaya 105
Gambar 81. Sebuah rencana situs yang menunjukkan hubungan landscape 108
Gambar 82. Alternatif pola modul struktur sebagai dasar pengembangan.. 120
Gambar 83. Penggunaan modul fungsi dalam pengembangan denah 121
Gambar 84. Denah dengan pola sirkulasi 121
Gambar 85. Denah dengan layout perabot 122
Gambar 86. Denah rencana plafond 122
Gambar 87. Teknik rendering pada denah 123
Gambar 88. Presentasi Denah dengan CAD 124
Gambar 89. Presentasi Denah dengan teknik manual 124
Gambar 90. Denah dengan skala detail 125
Gambar 91. Contoh gambar kerja dengan CAD 125
Gambar 92. Tampak Depan Bangunan 128
Gambar 93. Pengembangan gambar denah ke tampak 129
Gambar 94. Potongan & Tampak 130
Gambar 95. Garis potongan pada denah 131
Gambar 96. Informasi pada gambar potongan 132
Gambar 97. Contoh gambar potongan 133
Gambar 98. Potongan dengan CAD 134
Gambar 99. Detail bangunan 134

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 viii


Gambar 100. Site Plan & Perspektif 137
Gambar 101. Contoh gambar Site Plan 138
Gambar 102. Contoh gambar Situasi 138
Gambar 103. Contoh gambar denah tapak/Site plot 139

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 ix


SENARAI KATA
(GLOSARIUM)

Aktivitas. Kegiatan untuk menyelenggarakan sebuah fungsi tertentu.

Analisis. Pemisahan atau pemecahan dari keseluruhan menjadi elemen-elemen


mendasar atau bagian komponen.

Area tidak tetap. Terdiri dari semua ruang pelayanan di dalam bangunan,
khususnya daerah sirkulasi, area mekanik, toilet umum, lemari petugas
kebersihan, penyimpanan yang belum disyaratkan, dinding, dan partisi.
Pembagian wilayah tidak tetap disyaratkan di bawah persentase dari luas
kotor bangunan.

Area Sirkulasi. Termasuk interior koridor, jalur-jalur eksterior tertutup, dan koridor
bayangan yang tidak terdefinisi jalur sirkulasinya, seperti jalur melalui ruang
lobi. Perhatikan bahwa daerah sirkulasi sejauh ini adalah komponen ruang
tunggal terbesar yang belum ditetapkan dan hal ini berguna untuk
membedakan antara ruang primer dan sekunder.

Asumsi. Sebuah pernyataan yang diterima atau kebenaran tanpa bukti. Dalam
pemrograman, diklasifikasikan sebagai fakta nyata atau pandangan tetap.

Data. Bahan faktual yang digunakan sebagai landasan dalam penalaran, diskusi,
atau keputusan.

Deduksi. Menurunkan kesimpulan dengan penalaran menyimpulkan dari pinsip


umum.

Desain. Suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis perancangan dimana titik
beratnya adalah melihat suatu persoalan tidak secara terpisah atau
tersendiri, melainkan sebagai keseluruhan dimana satu masalah dengan
lainnya saling kait mengait.

Desain Skematis. Penafsiran suatu kebutuhan proyek pemilik dengan studi dan
gambar yang memperlihatkan konsep arsitektural pokok, kebutuhan ruang,
dan hubungan sirkulasi utama, skala, permasalahan, penggunaan tapak,
umum dan kecukupan anggaran yang disyaratkan.

Empiris. Berdasarkan informasi faktual. Observasi atau pengalaman indrawi


langsung sebagai lawan pengetahuan teoritis.

Facade. Muka luar dari bangunan yang merupakan bagian depan Arsitektur yang
kadang-kadang berbeda di setiap tampak dengan penggarapan detail-detail
arsitektur atau ornamen.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 x


Fakta. Informasi yang disajikan yang memiliki realitas objektif; kebenaran.

Filsafat. Sebuah teori dasar mengenai subjek tertentu, proses, atau bidang
kegiatan. Mengajukan pada klien tentang filosofi di balik program fungsional
yang bersifat abstrak dan manfaatnya langsung.

Fungsi. Bagaimana performa karya desain dalam melakukan tugas yang


seharusnya dilakukan. Kinerja.

Form/bentuk. Dalam desain bentuk berarti shape (tiga dimensi) dan struktur
sebuah bangunan, dibedakan dari bahannya.

Geometri. Susunan benda atau begian berdasarkan garis, bidang, raut, dan lain-
lain.

Generalisasi. Sebuah pernyataan umum, hukum, prinsip, atau proposisi.

Goal. Tujuan akhir terhadap usaha diarahkan. Tersirat suatu yang dicapai hanya
dengan usaha berkepanjangan.

Hipotesis. Sebuah proposisi, kondisi, atau prinsip yang diasumsikan, tanpa


keyakinan, dalam rangka untuk menarik keluar konsekuensi logis, metode ini
untuk menguji sesuai dengan fakta-fakta yang diketahui atau dapat
ditentukan.

Heuristic. Upaya untuk mengarahkan, menemukan, atau mengungkapkan.


Sebagai stimulan untuk melakukan pembuktian penelitian empiris.

Induksi. Penalaran dari bagian ke keseluruhan, dari khusus ke umum, dari


individu ke universal.

Informasi. Pengetahuan yang diperoleh dari investigasi, penelitian, atau instruksi.

Interior desain. Menata ruang yang sesuai fungsi, kegiatan dan lingkungan di
sekitarnya. Karya arsitek yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu
bangunan.

Karakteristik pengguna. Sifat-sifat fisik, sosial, emosional, dan intelektual yang


mencirikan pengguna dan mempengaruhi pola perilaku mereka. Karakteristik
umum mencakup besaran fisik, umur, jenis kelamin, kelas sosial, kesukaan
dan ketidaksukaan, kemampuan intelektual.

Kebudayaan. Hasil kegiatan dan penciptaan batin atau akal budi manusia seperti
kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

Kebutuhan. Sesuatu yang diperlukan. Hal yang sangat diperlukan atau penting
terkait kualitas.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xi


Kebutuhan Ruang. Sebuah daftar yang terperinci tentang jumlah tiap jenis ruang
yang dibutuhkan untuk fungsi tertentu.

Keinginan. Sesuatu yang belum mencukupi, sehingga diinginkan atau diharapkan


keberadaannya.

Komprehensif. Mencakup seluruh pertimbangan. Memperhitungkan semua, atau


hampir semua pertimbangan terkait.

Konsep. Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa atau sesuatu yang
konkrit. Gambaran mental suatu objek proses.

Konsep program. Mengacu pada ide-ide yang dimaksudkan terutama sebagai


solusi fungsional dan organisasi kinerja bagi klien. Konsep-konsep
mencakup ide-ide umum atau abstrak umum dari kasus tertentu.

Konsep Desain. Mengacu pada ide-ide yang dimaksudkan sebagai solusi untuk
masalah arsitektur dari klien.

Konstruksi bangunan. Bagian dari elemen struktur bangunan yang secara utuh
mendukung berfungsinya efektifitas yang terjadi padanya.

Matriks. Acuan, cetakan, sarana, untuk membentuk atau mengembangkan


sesuatu.

Metode. Cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam
mencapai maksudnya.

Metodologi. Pendekatan yang dipakai dalam pemecahan sebuah masalah,


cabang logika yang menganalisa prosedur yang membimbing penyelidikan
atau mempertanyakan teknik, prosedur yang digunakan dalam bidang
tertentu.

Organisasi. Menyiapkan kegiatan bersama untuk menyusun elemen-elemen


menjadi sebuah keseluruhan yang biasanya saling bergantung.

Parameter. Konstanta yang ditandai dengan masing-masing nilai tertentu dan


beberapa bagian tertentu dari sistem.

Pemrograman Arsitektur. Sebuah proses yang menjurus pada pernyataan


masalah arsitektural dan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
mengajukan pemecahan.

Penelitian. Investigasi kritis dan lengkap atau eksperimen yang bertujuan


menemukan fakta-fakta baru dengan memberikan interpretasi yang tepat.

Pengembangan Desain. Tahap setelah desain skematik, pengembangan


termasuk penentuan desain, dan koordinasi arsitektur, struktur, mekanikal,
dan listrik sistem, layout peralatan, dan semua yang berhubungan penataan

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xii


site. Fase ini menghasilkan gambar dan dokumentasi, ditambah materi
tambahan yang diperlukan untuk menggambarkan akhir pembangunan dan
memastikan bahwa semua pertanyaan desain yang signifikan dan masalah
yang telah diselesaikan.

Perancangan. Proses atau cara pembuatan merancang.

Perencanaan/Planning. Kegiatan yang berkesinambungan, sistem dan rasional,


berorientasi kemasa depan dalam rangka memecahkan masalah.

Persyaratan Manusia. Persyaratan yang berasal dari kebutuhan manusia secara


umum dari segi fisik, sosial, dan lingkungan psikologis yang diberikan.
Kebutuhan manusia terbagi atas: keamanan dan kenyamanan fisik, citra diri,
dan hubungan sosial untuk tujuan tertentu.

Prinsip. Sebuah kesimpulan yang diperoleh secara empiris tentang kualitas yang
direduksi dari sistem. Abstraksi tertentu yang meringkas fenomena bidang
subjek tertentu.

Rasional. Kesimpulan yang memungkinkan seorang mengerti dunia sekitarnya


dan menghubungkan pengetahuan demikian kepada pencapaian goal.

Reduksionisme. Sebuah prosedur atau teori yang mengurangi data yang


kompleks atau fenomena untuk istilah sederhana.

Ruang. Sela-sela yang berada di antara dua tiang atau lebih, rongga yang
dibatasi oleh atau dikelilingi oleh bidang, rongga yang tidak terbatas dan
merupakan tempat segala sesuatu yang ada.

Resolusi. Proses mengurangi ke bentuk yang lebih sederhana. Seni menganalisis


atau mengubah gagasan yang kompleks menjadi sederhana, satu atau lebih
menjadi unsur-unsurnya.

Sintesis. Komposisi, atau kombinasi dari bagian-bagian atau elemen, sehingga


membentuk satu kesatuan yang koheren.

Sistem. Aturan, prinsip, fakta dsb, yang digolongkan atau disusun dalam bentuk
teratur untuk mewujudkan rencana yang logis yang berhubungan dengan
berbagai bagian yang teratur untuk melakukan sesuatu.

Skala. Perbandingan rasio antara dimensi objek dan dimensi yang mewakilinya.

Schematic Design/Desain Skema. Interpretasi persyaratan proyek pemilik


dengan studi dan gambar yang mengilustrasikan dasar konsep arsitektur,
kebutuhan ruang dan hubungan, sirkulasi utama, skala, massa, penggunaan
site, tampilan bangunan, dan ruang lingkup proyek. Termasuk pernyataan
kecukupan anggaran proyek yang ditetapkan.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xiii


Struktur bangunan. Rangkaian yang tersusun dari bahan materi bangunan
dengan sesuatu sistem tertentu dengan cara yang logis sehingga
membentuk wujud yang mempunyai nama dan dimanfaatkan secara
optimum.

Tapak. Lahan yang akan ditempati sebuah bangunan, site.

Teori. Prinsip dan generalisasi antar hubungan yang menyajikan pandangan yang
jelas, utuh, dan sistematis dari masalah yang kompleks atau bidang tertentu.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xiv


DEFINISI OPERASIONAL

A. Tahap Perencanaan
1. Konsep pemahaman merancang
Merancang adalah merangkai unsur-unsur disain dan mengkaitkan antara
unsur-unsur tersebut dalam satu kesatuan yang merepresentasikan ruang
sebagai suatu produk.
2. Teori dan metoda
Landasan atau acuan untuk merancang dengan menerapkan cara-cara
atau langkah-langkah tertentu untuk mewujudkan suatu rancangan (ruang
dan atau bentuk).
3. Program perencanaan
Serangkaian langkah-langkah untuk memperoleh informasi berkaitan
dengan karakter kegiatan, penentuan fasilitas, keterkaitan ruang, besaran
dan kapasitas ruang, program ruang, perhitungan tapak, dan
pengembangan lingkungan tapak. Dalam program perencanaan
didalamnya ada dua kegiatan utama, yaitu (1) pendekatan yang digunakan
dan (2) dasar/landasan yang digunakan.
4. Program perancangan
Serangkaian langkah-langkah untuk memperoleh acuan untuk mewujudkan
representasi ruang kedalam bentuk melalui studi konsep dan ide/gagasan
bentuk dalam program perancangan didalamnya ada dua kegiatan utama,
yaitu (1) pendekatan yang digunakan dan (2) dasar/landasan yang
dipakai.
5. Substansi materi pendukung
Pengetahuan tentang fungsional ruang, estetika bentuk, teknis struktural,
dan aritektural akan memberikan varian dan pengayaan dalam
memecahkan masalah perancangan.

B. Tahap Eksplorasi Rancangan


1. Sketsa ruang
Upaya merangkai unsur-unsur rancangan dala representasi sketsa
2. Sketsa bentuk
Upaya menyusun ruang kedalam satu bentuk dalam representasi sketsa

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xv


3. Sketsa faade
Upaya menyusun kesan visual dalam satu bentuk dalam representasi
sketsa
4. Sketsa detail
Upaya klarifikasi detail dalam merancang dalam satu representasi sketsa
5. Sketsa dituangkan dalam grafis freehand dengan format penyajian pada
kertas A3 dan untuk maket studi digunakan material sesuai kemampuan
mahasiswa.

C. Tahap Produk Rancangan


1. Grafis presentasi manual
Aplikasi ketrampilan manual dalam menggambarkan produk disain
2. Produk akhir
Suatu produk proposal disain yang terdiri atas konsep disain, situasi, denah
situasi, denah, tampak, dan perspektif dalam format kertas A3 (skala
disesuaikan dan notasi lengkap)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xvi


BAB I
PENDAHULUAN

A. Profil Lulusan Program Studi Arsitektur

Profil lulusan merupakan penciri dari program studi. Lulusan Prodi Arsitektur
Unhas diharapkan dapat berprofesi sebagai:

1. Praktisi disainer (arsitek, disainer interior, disainer lansekap)


2. Pelaku industri jasa (a.l. developer, disainer grafis, drafter, estimator)
3. Pendidik arsitektur dan/atau bidang rancang-bangun terkait
4. Peneliti arsitektur dan/atau bidang rancang-bangun terkait
5. Birokrat arsitektur dan lingkung binaan terkait
6. Pelaku industri manufaktur (a.l. produsen furnitur, bahan bangunan)

B. Profil Lulusan Matakuliah 3 Tahun Terakhir


Tingkat kelulusan mahasiswa pada matakuliah TSPA 2 dalam 3 semester
terakhir (Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013) cukup baik, rata-rata 93% lulus
dari rata-rata 30 peserta matakuliah (11% nilai A, 23% nilai A-, 21% nilai B+, 25%
nilai B, 8% nilai B-, 4% nilai C+, 4% nilai C, 1% nilai D) dan 2% tidak lulus (nilai E).
Dalam 3 semester terakhir tidak terdapat mahasiswa yang mengundurkan diri
pada matakuliah TSPA 2.

Nilai Matakuliah TSPA 2


(TA. 2010/2011 - 2012/2013)
35
30
25
Persentase

20
15
10
5
0
A A- B+ B B- C+ C D E K
2010/2011 7 11 20 22 13 7 9 4 7 0
2011/2012 14 33 33 19 0 0 0 0 0 0
2012/2013 13 26 10 32 10 6 3 0 0 0

Gambar 1. Nilai Matakuliah TSPA 2


(Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 1


Grafik Persentase Tingkat Kelulusan Matakuliah TSPA 2
2010/2011 2011/2012 2012/2013
40

35
33 33
32
30

25 26
22
20 20 19
15 14
13 13
11
10 10 10 9
7 67 7
5 4
3
0 0 0 0 0 0 0
A A- B+ B B- C+ C D E K
-5

Gambar 2. Persentase Tingkat Kelulusan Matakuliah TSPA 2


(Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013)

Grafik di atas menunjukkan kecenderungan nilai yang dicapai oleh peserta


matakuliah TSPA 2 pada 3 semester terakhir (Tahun Ajaran 2010/2011 s/d
2012/2013). Kecenderungan peningkatan kelulusan nampak pada Tahun Ajaran
2011/2012 dengan adanya perbaikan metode pembelajaran (SCL). Dapat
diasumsikan bahwa peserta matakuliah memiliki minat dan motivasi yang cukup
baik terhadap matakuliah ini. Namun dalam pelaksanaannya metode
pembelajaran tersebut terkendala dengan ketersediaan sumber belajar baik cetak
maupun noncetak yang dapat diunduh langsung oleh mahasiswa dalam
melengkapi referensi belajar.

C. Kompetensi Program Studi

Tabel 1. Rumusan Kompetensi Program Studi


RUMUSAN KOMPETENSI
U1 Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif, &
inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan
Mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan menyintesis issu-issu &
masalah-masalah arsitektural, serta mengeksplorasi alternatif-
UTAMA

U2 alternatif solusi dalam bentuk konsep-konsep yang dapat


dikembangkan lebih lanjut dalam perancangan arsitektur dan
pelaksanaan konstruksi
Mampu menerapkan norma-norma ilmiah/sains, teknologi, & estetika
U3 arsitektural dalam konteks kehidupan sosial, ekonomi, & budaya
masyarakat

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 2


U4 Menguasai ragam teori & pendekatan disain arsitektural era klasik,
modern, pasca-modern, maupun mutakhir

Mampu menerapkan metode & proses perancangan arsitektur,


U5 mencakup penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan
pra-rancangan skematik dwimatra/2D & trimatra/3D

Menguasai metode dan manajemen proyek yang dapat diaplikasikan


U6 dalam pelaksanaan konstruksi bangunan

Menjunjung tinggi nilai agama, moral, etika & tanggungjawab


P1
profesional
P2 Menguasai wawasan lingkungan kepulauan beriklim tropis lembab
PENDUKUNG

Menguasai wawasan filosofis kearifan lokal dalam perspektif global


P3 dan dalam konteks kekinian
Menguasai ketrampilan teknik komunikasi grafis arsitektural
menggunakan berbagai media presentasi (freehand-style dan/atau
P4
computerised-style) secara dwimatra/2D, trimatra/3D, maupun
animasi audiovisual
Mampu menerapkan kebijakan tata ruang serta berbagai peraturan
P5
bangunan dan lingkungan dalam konteks perencanaan kota
Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi
L1
kemitraan secara multi-disiplin
LAINNYA

Memiliki daya saing dan kepercayaan diri dalam komunitas


L2
profesional lingkup nasional maupun internasional
Memiliki sikap responsif & partisipatif terhadap dinamika
L3
perkembangan ilmu/sains, teknologi, dan seni yang mutakhir
Sumber: Dokumen Prodi Arsitektur, 2010

D. Analisis Kebutuhan Pembelajaran


1. Tinjauan Matakuliah
Matakuliah Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 (TSPA 2) secara garis
besar membahas tentang materi fungsi, memahami dan menata ruang (space)
dan tempat (place) serta elemen-elemen pembentuk ruang yang dikaitkan dengan
aspek fungsi, struktur sederhana dan kenyamanan ruang. Aktivitas jamak dan
pertautan shape-space-place, melalui proses dari dalam ke luar (induktif), dari
aktivitas jamak ke bentuk dan dari dalam ke luar (deduktif) sesuai konteks
perancangan.
Pada matakuliah ini mahasiswa diberikan dasar-dasar proses perencanaan
& perancangan dalam menyusunan program ruang & tapak dengan pendekatan
pembelajaran yang menerapkan strategi reproduktif-brainstorming (mengingat dan
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 3
mengungkap pengalaman), kemudian tahap analitik-elaborasi (berfikir kritis) dan
tahap spekulatif-konsolidasi (memberi peluang pada kemungkinan baru). Melalui
pola studio, presentasi-diskusi, pemahaman teori, workshop, observasi, studi
sumber cetak dan elektronik (IT), dll. Latihan studio berupa bangunan fungsi
ganda, massa tunggal (antara lain fungsi hunian profesi & fungsi komersil),
bangunan fungsi ganda, massa majemuk, (antara lain fungsi pendidikan pra-
sekolah & pelayanan umum) dengan batas level 2 lantai.
Dalam Kurikulum 2011, matakuliah TSPA 2 ditunjang beberapa matakuliah
dasar perancangan, yaitu Teknik Presentasi & Komunikasi Arsitektur, Nirmana
Ruang, Struktur & Konstruksi Bangunan 1 (SKB 1), dan Teori & Studio
Perancangan Arsitektur 1 (TSPA 1). Sehingga sebagai matakuliah wajib yang
berjenjang, disyaratkan telah melulusi matakuliah: Teori & Studio Perancangan
Arsitektur 1, dan Struktur & Konstruksi Bangunan 1. Sebagai mata rantai
matakuliah perancangan, TSPA 2 mendukung matakuliah wajib di atasnya, yaitu
TSPA 3 TA, dan matakuliah pilihan berbasis desain. Dalam pelaksanaannya
matakuliah ini lebih menekankan pada unsur kreativitas dan kemandirian dengan
penekanan pada kemampuan psikomotorik. Metode pembelajaran yang
digunakan adalah kombinasi beberapa bentuk pembelajaran, yaitu kuliah tatap
muka, eksplorasi literatur, studi lapangan, small group discussion, home group
discussion, studio (gambar & maket model) dan presentasi. Porsi terbesar
ditekankan kepada proses menggambar di studio. Keterlibatan mahasiswa pada
proses pembelajaran matakuliah TSPA 2 dalam ranah kognitif = 10%, afektif =
20% dan psikomotorik = 70%. Matakuliah TSPA 2 wajib menggunakan
keterampilan presentasi grafis arsitektur & sketsa (freehand).

2. Tujuan Matakuliah
Setelah mengikuti matakuliah TSPA 2 ini diharapkan mahasiswa memiliki
kemampuan mengolahpikir dan mengolahrasa aspek-aspek ruang (spasial),
estetika (aesthetic), bentuk (formal) arsitektur, kemampuan mengungkap gagasan
secara verbal maupun non-verbal (grafis 2D & 3D, maket model) komposisi
ruang arsitektonik, dari bangunan fungsi ganda-majemuk & massa tunggal-
majemuk, serta mampu kritis & kreatif menjelajahi/eksplorasi, menemukan,
menetapkan & mengembangkan suatu tema spesifik rancangan yang akan
menjiwai karya arsitektur proyek masing-masing. Mampu mengungkapkan

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 4


gagasan & berbagi informasi dengan anggota kelompok (vision-sharing,
networking). Mampu bekerja sama, bertoleransi, serta saling menghargai dalam
beradu argumentasi maupun mengambil keputusan secara berkelompok dalam
batasan waktu yang telah ditentukan (group decision marking, time
management). Setelah melulusi TSPA 2, diharapkan mahasiswa telah memiliki
cukup wawasan & kemandirian untuk memasuki jenjang pembelajaran
selanjutnya.

3. Kompetensi Matakuliah
a. Kompetensi Utama
Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif, & inovatif
yang berbasis pelestarian lingkungan dengan menerapkan pengetahuan
dasar Nirmana Ruang, Teori & Sejarah Perkembangan Arsitektur, Studio
Perancangan Arsitektur 1, serta Struktur & Konstruksi Bangunan 1 (U1).
Mampu menerapkan metode & proses perancangan arsitektur, mencakup
penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan pra-rancangan
skematik dwimatra/2D & trimatra/3D, dengan menerapkan pengetahuan
dasar Presentasi Grafis Arsitektur (U5).
b. Kompetensi Pendukung
Menguasai ketrampilan teknik komunikasi grafis arsitektural menggunakan
media presentasi manual (freehand-style) secara dwimatra/2D, trimatra/3D
(P4) .
c. Kompetensi Lain
Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan
secara multi-disiplin, bertoleransi, serta saling-menghargai dalam beradu
argumentasi maupun mengambil keputusan secara berkelompok dalam
batasan waktu yang telah ditentukan (group decision-making; time
management) (L1).
d. Kompetensi Sasaran Matakuliah
Mampu memahami fungsi, aktivitas dan ruang, serta keterkaitan konteks
perancangan.
Mampu menerapkan metode perancangan, melalui tahapan
perencanaan secara sistematis.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 5


Mampu merencanakan dan merancang bangunan dan lingkungan
arsitektur pada skala dan kedalaman 2 fungsi domain (bangunan fungsi
ganda, massa tunggal/majemuk, berlantai 1-2).
e. Sasaran Belajar
Program Perencanaan
Kemampuan menerapkan pendekatan perencanaan dalam memenuhi
karakter fungsi, kegiatan, ruang & tapak, mencakup:
Kemampuan mengidentifikasi karakter fungsi & kegiatan
Kemampuan menentukan jenis kegiatan & ruang yang dibutuhkan,
serta besaran (kapasitas) ruang
Kemampuan menentukan hubungan antar kegiatan, pola aktivitas,
program ruang, serta tautan tapak dan rencana besaran tapak (atas
dasar peraturan yang berlaku).
Program Perancangan
Kemampuan menerapkan pendekatan perancangan dalam memenuhi
karakter fungsi, ruang, bentuk & tapak, mencakup:
Rancangan pendekatan ruang & bentuk dasar denah 2D (denah);
Rancangan pendekatan bentuk 3D (perspektif);
Rancangan faade (tampak), dan racangan detail-detail pendukungnya.
Rancangan pendekatan struktur & material (potongan).
Rancangan pengolahan tapak & lingkungan (blok plan & site plan).

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 6


f. Tahap Pendekatan Pembelajaran
Tahap I Tahap II Tahap III
(Reproduktif) (Analitik) (Spekulatif)
minggu ke 1-3 minggu 4-8 minggu 9-16

Tipe Memberi peluang


Mengingat & Berpikir kritis
pada kemungkinan
mengungkap baru dan penjelasan
pengalaman

Aktivitas Menyimpulkan, Pertanyaan, Spekulasi


menggambark menentukan &
hipotesa
anidentifkasi menggabungkan
cara & ide & informasi
dalam argumen
informasi

Karakteristik
What? Why? How? What if?
pertanyaan
How valid?
How
important?
Strategi Observasi, tugas
Observasi, Observasi,
mandiri, kuliah
tugas mandiri, tugas mandiri,
tatap muka, team-
kuliah tatap work studio,
team-work
muka, diskusi, presentasi-diskusi, studio,
studio, log- log-book. presentasi-
book. diskusi log-
book.
Tujuan Kreatif, orisinil,
Perbaikan Simpel, orisinil,
sepenuhnya
penerapan
pendekatan &
materi dalam pengetahuan baru
pola berbeda.

Gambar 3. Tahap Pendekatan Pembelajaran

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 7


E. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)

Tabel 2. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)


Matakuliah: Teori & Studio Perancangan Arsitektur (212 D51 05)
Mg MATERI STRATEGI BOBOT
SASARAN KRITERIA
ke- PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN NILAI
PENILAIAN
(%)
1 2 3 4 5 6

- Memahami - Pengantar - Kuliah tatap - Kreativitas


tujuan, strategi matakuliah muka penyusunan
& pokok materi - Latihan studio: komposisi/altern
pembela-jaran - Fungsi, Ruang & Menyusun atif komposisi
- Mampu Bentuk komposisi (0,5%)
memahami Arsitektur ruang & bentuk - Penerapan
1
fungsi, ruang & 1. Pengertian (2D & 3D) prinsip komposisi 2
bentuk arsitektur 2. Jenis & Karakter (1%)
- Mampu 3. Persyaratan - Teknik
menyusun presentasi grafis
komposisi ruang (0,5%)

- Mampu - Perencanaan & - Kuliah tatap - Kelengkapan &


memahami perancangan muka kesesuaian data
proses arsitektur - Presentasi & (0,5%)
perencanaan & 1. Pengertian diskusi
perancangan 2. Tujuan - Latihan studio: - Kejelasan hirarki
arsitektur 3. Proses Menyusun & sistematika
- Mampu 4. Tata Cara laporan, garis penyusunanan
menyusun garis besar program
besar program laporan (1%)
perencanaan &
perencanaan & perancangan
2 - Ketuntasan
perancangan bangunan 3
bangunan fungsi fungsi ganda, materi (0,5%)
ganda massa tunggal,
1 lantai (fungsi - Keaktifan dalam
hunian profesi) diskusi (0,5%)

- Presentasi &
pemahaman
materi (0,5%)

- Mampu - Metode - Kuliah tatap - Kelengkapan


memahami & Perancangan muka variabel data
menentukan 1. Metode Lama - Kajian pustaka (1%)
metoda yang (Tradisional) - Diskusi
3 tepat bagi suatu 2. Metode Baru: kelompok - Kesesuaian
Proyek 3. Desainer - Latihan studio: 5
strategi yang
Perancangan sebagai: Black menyusun digunakan
sesuai dengan Boxes,Glass skema proses
karakteristik dan Boxes, Self (1,5%)
perancangan
jenisnya. Organizing dengan metode - Kejelasan hirarki

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 8


Mg MATERI STRATEGI BOBOT
SASARAN KRITERIA
ke- PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN NILAI
PENILAIAN
(%)
- Mampu System. In-Out & Out-In & sistematika
menyusun 4. Metoda pada bangunan skema (1,5%)
skema proses Perancangan fungsi ganda,
perancangan in-action. massa tunggal, - Kreativitas
dengan metode 1 lantai (fungsi penyusunan
In-Out & Out-In hunian profesi) skema (1%)
pada bangunan
fungsi ganda,
massa tunggal,
1 lantai (fungsi
hunian profesi)
- Mampu - Programming - Kuliah tatap - Kesesuaian
menyusun Arsitektur muka antara
program ruang 1. Pengertian - Kajian pustaka fungsi~tema~jud
bangunan 2. Proses - Diskusi
ul (1%)
fungsi ganda, - Programming kelompok
massa tunggal dengan - Latihan studio/ - Kejelasan
dengan pendekatan: kelompok:
ekspresi tematis
berbagai 1. Ruang Menyusun
pendekatan 2. Bentuk program dalam konsep
3. Struktur rencana fungsi arsitektur
4. Tapak hunian profesi (fungsional,
(Collaborative spasial, formal)
Learning) (2%)
4 Program ruang
bangunan - Kejelasan narasi 5
fungsi ganda, dan ilustrasi
massa tunggal,
grafis (1%)
1 lantai
berdasarkan:
- Kerjasama
1. fungsi &
kegiatan kelompok;
2. pelaku Kontribusi
kegiatan keaktifan dlm
3. kebutuhan diskusi kelas
ruang (1%)
4. besaran
ruang
5. hubungan
ruang
- Mampu Perancangan - Latihan studio: - Kesesuaian
mentransformas Arsitektur Gambar ranca- antara
i konsep ke (bangunan fungsi ngan fungsi fungsi~tema~judu
dalam gambar ganda, massa hunian profesi: l (1%)
5 pra- rencana Denah, tampak
tunggal, 1 lantai)
sesuai tema & potongan - Kejelasan 5
rancangan arsitektural
1. Merancang ekspresi tematis
untuk (1:100)
denah
bangunan (Problem Based dalam konsep
2. Mengembangkan arsitektur
fungsi ganda, Learning)
denah ke tampak
massa tunggal
dan potongan - Latihan mandiri: (fungsional,

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 9


Mg MATERI STRATEGI BOBOT
SASARAN KRITERIA
ke- PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN NILAI
PENILAIAN
(%)
- Mampu bangunan Perspektif spasial, formal)
mengungkapkan (2%)
ide, gagasan
bangunan fungsi - Kejelasan narasi
ganda secara dan ilustrasi grafis
verbal & non- (1%)
verbal
- Kerjasama
kelompok;
Kontribusi
keaktifan dlm
diskusi kelas (1%)

Mampu menyusun Perancangan - Kajian pustaka - Kesesuaian


alur konsep Arsitektur - Diskusi antara
perancangan (bangunan fungsi kelompok fungsi~tema~jud
ganda, massa (Collaborative
arsitektur ul (1%)
Learning)
bangunan fungsi tunggal, 2 lantai)
- Latihan studio: - Kejelasan
ganda, massa Menyusun
tunggal, 2 lantai Menyusun alur ekspresi tematis
konsep fungsi
konsep rancangan komersial dalam konsep
sesuai tuntutan (Collaborative arsitektur
fungsi bangunan, Learning) (fungsional,
meliputi: - Latihan mandiri: spasial, formal)
6 Menyusun (2%)
- Batasan konsep:
5
Perancangan 1. Tata Ruang - Kejelasan narasi
- Tapak 2. Bentuk & dan ilustrasi
- Fungsi & Tam-pilan
grafis (1%)
Kegiatan Bangunan
- Tata Ruang - Kerjasama
- Bentuk & kelompok;
Tampilan Kontribusi
Bangunan
keaktifan dlm
diskusi kelas
(1%)

- Mampu Perancangan - Latihan studio: - Ketuntasan


mentransformas Arsitektur Gambar ungkapan
i konsep ke (bangunan fungsi rancangan gagasan (1%)
7 dalam gambar fungsi - Kelengkapan
ganda, massa
pra- rencana komersil: gambar (1,5%) 5
tunggal, 2 lantai) - Ketepatan teknik
sesuai tema Denah, tampak,
rancangan potongan menggambar
1. Merancang
untuk arsitektural (2%)
denah bangunan
bangunan (1:100) & - Kebersihan
2. Mengembangkan

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 10


Mg MATERI STRATEGI BOBOT
SASARAN KRITERIA
ke- PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN NILAI
PENILAIAN
(%)
fungsi ganda, denah bangunan perspektif gambar (0,5%)
massa tunggal, ke tampak dan (Problem Based
2 lantai potongan Learning)
bangunan - Latihan mandiri:
Maket model
- Diskusi

Mampu Ujian Tengah Display & - Kejelasan ide &


mengungkapkan Semester (UTS) presentasi: inovasi desain
ide, gagasan Fungsi komersil (4%)
bangunan fungsi Presentasi hasil (Collaborative - Sistematika
desain bangunan Learning) pemaparan(3%)
ganda, massa
8 bermassa - Kelengkapan 10
tunggal, 2 lantai
sederhana materi
secara verbal & presentasi;
non-verbal (konsep, gambar
gambar & maket
rancangan, maket model (3%)
model)

Mampu menyusun Perancangan - Kajian pustaka - Kesesuaian


alur konsep Arsitektur - Diskusi antara
perancangan (bangunan fungsi kelompok fungsi~tema~judu
(Collaborative
arsitektur ganda, massa l (1%)
Learning)
bangunan fungsi majemuk, 1 lantai)
- Latihan studio: - Kejelasan
ganda, massa Menyusun
majemuk, 1 Menyusun alur ekspresi tematis
konsep fungsi
lantai konsep rancangan pendidikan pra- dalam konsep
sesuai tuntutan sekolah arsitektur
fungsi bangunan, (Collaborative (fungsional,
meliputi: Learning) spasial, formal)
- Latihan mandiri: (2%)
9
- Batasan Menyusun 5
Perancangan konsep: - Kejelasan narasi
- Tapak 1. Komposisi dan ilustrasi grafis
- Fungsi & massa
(1%)
Kegiatan 2. Bentuk &
- Tata Ruang Tam-pilan - Kerjasama
- Komposisi Bangunan
3. Struktur kelompok;
Massa Kontribusi
(horisontal)
keaktifan dlm
- Bentuk &
Tampilan diskusi kelas (1%)
Bangunan
- Struktur
10 - Mampu Perancangan - Latihan studio: a. Tugas kelompok:
10
Blok Plan (1%)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 11


Mg MATERI STRATEGI BOBOT
SASARAN KRITERIA
ke- PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN NILAI
PENILAIAN
(%)
11 mentransformas Arsitektur Gambar b. Tugas Individu
i konsep ke (bangunan fungsi rancangan (8%)
dalam gambar ganda, massa fungsi - Ketuntasan
pra- rencana majemuk, 1 lantai) pendidikan ungkapan
sesuai tema pra-sekolah: gagasan (2%)
rancangan 1. Merancang Denah, tampak, - Kelengkapan
untuk denah bangunan potongan & gambar (2%)
bangunan 2. Mengembangkan siteplan (1:100) - Ketepatan teknik
fungsi ganda, denah bangunan (Problem Based menggambar
massa ke tampak dan Learning) (2%)
majemuk, 1 potongan - Latihan mandiri: - Kebersihan
lantai bangunan Perspektif gambar (1%)
- Mampu 3. Merancang & - Diskusi - Maket model
mengungkapkan mengolah tapak - Display & (1%)
ide, gagasan 4. Presentasi hasil presentasi c. Presentasi
bangunan fungsi desain (konsep, (Collaborative kelompok (1%)
ganda secara gambar Learning)
verbal & non- rancangan,
verbal maket model)
Mampu menyusun Perancangan - Kajian pustaka - Kesesuaian
alur konsep Arsitektur - Diskusi antara
perancangan (bangunan fungsi kelompok fungsi~tema~jud
(Collaborative
arsitektur ganda massa ul (1%)
Learning)
bangunan fungsi majemuk, 2 lantai)
- Latihan studio: - Kejelasan
ganda massa Menyusun
majemuk, 2 Menyusun alur ekspresi tematis
konsep fungsi
lantai konsep rancangan pelayanan dalam konsep
sesuai tuntutan umum arsitektur
fungsi bangunan, (Collaborative (fungsional,
meliputi: Learning) spasial, formal)
12 - Latihan mandiri: (2%)
- Batasan Menyusun
5
Perancangan konsep: - Kejelasan narasi
- Tapak 1. Komposisi dan ilustrasi
- Fungsi & massa
grafis (1%)
Kegiatan 2. Bentuk &
- Tata Ruang Tam-pilan - Kerjasama
- Komposisi Bangunan
3. Struktur kelompok;
Massa (vertikal & Kontribusi
horizontal)
keaktifan dlm
- Bentuk &
Tampilan diskusi kelas
Bangunan (1%)
- Struktur

13 - Mampu Perancangan - Latihan studio: a. Tugas kelompok:


15
Blok Plan (2%)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 12


Mg MATERI STRATEGI BOBOT
SASARAN KRITERIA
ke- PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN NILAI
PENILAIAN
(%)
14 mentransformas Arsitektur Gambar ranca- b. Tugas Individu
i konsep ke (bangunan fungsi ngan fungsi (13%)
dalam gambar ganda, massa pelayanan - Ketuntasan
pra- rencana majemuk, 2 lantai) umum: Denah, ungkapan
sesuai tema tampak, gagasan (3%)
rancangan 1. Merancang potongan - Kelengkapan
untuk denah bangunan (1:100), siteplan gambar (4%)
bangunan 2. Mengembangkan (1:200), detail - Ketepatan teknik
fungsi ganda, denah bangunan arsitektur (1:50) menggambar
massa ke tampak dan & perpektif (3%)
majemuk, 2 potongan (Problem Based - Kebersihan
lantai bangunan Learning) gambar (1%)
3. Merancang & - Latihan mandiri: - Maket model
mengolah tapak Maket model (2%)

Mampu Presentasi hasil - Diskusi kelas - Kemampuan


mengungkapkan desain bangunan (home group presentasi (2%)
ide, gagasan fungsi ganda, discussion) - Kelengkapan
- Display dan materi display
bangunan fungsi massa majemuk,
presentasi (3%)
15 ganda, massa 2 lantai (konsep, fungsi 5
majemuk, 2 gambar rancangan, pelayanan
lantai secara maket model) umum
verbal & non- (Collaborative
verbal Learning)

Mampu Ujian Akhir - Latihan studio - Konsep


mengungkapkan Semester (UAS) (Problem Based perancangan
ide, gagasan dan Learning) (5%)
16 konsep dalam - Disain (5%) 20
gambar
rancangan
arsitektur

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 13


F. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Penjelasan bagi mahasiswa
a. Sebelum mengikuti perkuliahan hendaknya mahasiswa telah
membaca modul ajar ini dan memperkaya dengan sumber acuan
lain yang terkait di tiap sesi perkuliahan.
b. Untuk memudahkan pemahaman materi bacalah terlebih dahulu
halaman penyekat, terutama pada; sasaran pembelajaran, deskripsi
singkat, bahan bacaan, dan pertanyaan kunci.
c. Di tiap sesi perkuliahan akan diberikan tugas studio setelah paparan
materi dan penjelasan tugas.
d. Disamping tugas studio, peserta matakuliah juga mengerjakan tugas
mandiri yang diberikan di akhir pertemuan sesuai petunjuk
pelaksanaan.
e. Kegiatan perkuliahan akan diisi dengan proses bimbingan di tiap
sesi pertemuan.

2. Penjelasan peran fasilitator/dosen


a. Sebelum memberikan perkuliahan, fasilitator/dosen dianjurkan
untuk mempersiapkan materi berupa softcopy (powerpoint), atau
materi berupa contoh gambar/visualisasi, sketsa desain yang dapat
memudahkan pemahaman mahasiswa.
b. Fasilitator/dosen dianjurkan menyediakan waktu di luar jadwal
perkuliahan untuk memberikan bimbingan dalam pengerjaan tugas
studio & tugas mandiri.
c. Pelaksanaan sesi perkuliahan sebaiknya dikoordinasi dengan baik
bersama tim Pengampu matakuliah.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 14


BAB II
PEMBELAJARAN

MATERI MATAKULIAH
TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2
(TSPA 2)

1. 2. 3.
Fungsi, Perenca- Metode 4.
5.
Ruang, naan & Peranca- Pemrogra
Peranca- ngan Disain
dan man
ngan Arsitektur Arsitektur
Bentuk Arsitektur
Arsitektur Arsitektur

Gambar 4. Materi Matakuliah TSPA 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 15


ORGANISASI MATERI MATAKULIAH
TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 (TSPA 2)

STAGE I STAGE II STAGE III


PROBLEM HUNTING & CONCEPTUAL DESIGN:
THEMATIC PROGRAMMING (Analysis) SCHEMATIC DESIGN
EXPLORATION 2. Perencanaan & Perancangan Arsitektur 5. Disain Arsitektur
1. Fungsi, Ruang, dan 3. Metode Perancangan Arsitektur
Bentuk Arsitektur 4. Pemrograman Arsitektur

Eksplorasi fungsi, ruang,


bentuk, & tapak melalui:
identifikasi karakter kegiatan, Analisis konsep: program Sintesis konsep:ruang, bentuk,
kebutuhan ruang, & aspek ruang, bentuk Arsitektural & Arsitektural, & tapak.
bangunan. Identifikasi peluang analisis tapak melalui sketsa- Penyelesaian Akhir menjadi
& hambatan, dan pengusulan sketsa gagasan verbal dan Rancangan Skematis
beberapa alternatif solusi visual secara freehand. (Schematic Design)
masalah
Penjelajahan/eksplorasi, tema
spesifik rancangan

GAMBAR PERANCANGAN ARSITEKTUR

Gambar 5. Organisasi Materi Matakuliah

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 16


Sesi Perkuliahan ke : 1

I. Sasaran Pembelajaran
Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan makna & karakteristik fungsi, ruang, dan bentuk dalam arsitektur
2. Menjelaskan kaitan fungsi, ruang, dan bentuk dalam arsitektur

II. Topik Kajian/Bahasan:

FUNGSI, RUANG, DAN BENTUK ARSITEKTUR

III. Deskripsi singkat:


Dalam sesi ini Anda akan mempelajari makna & karakter: fungsi, ruang dan
bentuk arsitektur, serta keterkaitannya.

IV. Bahan Bacaan Utama


1. Ching, Francis.D.K. (1989), Architecture: Form, Space & Order, John Wiley &
Sons, Inc.
2. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta:
Erlangga.
3. Sutedjo, Suwondo B. (1985), Peran, Kesan dan Pesan Bentuk-bentuk
Arsitektur, Jakarta: Djambatan.

V. Bahan Bacaan Pendukung


1. Frick, Heinz (1998), Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar-dasar
Konstruksi dala m Arsitektur, Yogyakarta: Kanisius.
2. Idham, Noor Cholis (2013), Merancang Bangunan Gedung Bertingkat Rendah,
Yogyakarta: Graha Ilmu.

VI. Pertanyaan Kunci/Tugas


Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut
ini untuk memandu Anda.

1. Jelaskan makna fungsi, ruang & bentuk dalam arsitektur


2. Jelaskan karakteristik fungsi, ruang & bentuk dalam arsitektur
3. Jelaskan kaitan fungsi, ruang & bentuk dalam arsitektur

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 17


MODUL 1
FUNGSI, RUANG & BENTUK ARSITEKTUR

A. Fungsi dalam Arsitektur

Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan, fungsi juga dapat


dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi kebutuhan. Fungsi timbul sebagai
akibat adanya kebutuhan manusia dalam mempertahankan dan mengembangkan
hidup. Fungsi dalam arsitektur menurut Geoffrey Broadbent memiliki enam
peranan yang disebut sebagai Multifungsionalitas Arsitektur, yaitu:
Environmental Filter. Bangunan dapat mengontrol iklim, berperan sebagai
filter antara lingkungan luar dan dalam bangunan.
Container of Activities. Bangunan sebagai wadah kegiatan yang
menempatkannya pada tempat yang khusus & tertentu.
Capital Investment. Bangunan dapat memberikan nilai lebih pada tapak,
dan menjadi sumber investasi.
Symbolic Function. Bangunan dapat memberikan nilai-nilai simbolik.
Behaviour Modifier. Bangunan dapat merubah perilaku/kebiasaan
pengguna, sesuai suasana ruang.
Aesthetic Function. Bangunan memiliki nilai visual yang indah sesuai
dengan imajinasi arsiteknya.
1. Makna Fungsi dalam Arsitektur
Makna fungsi dalam bentuk arsitektur atau Fungsionalisme Bentuk dikenal
dengan Form Follow Function, memiliki karakter:
Segala rancangan arsitektur terjadi karena fungsi
Pembedaan bagian bangunan menurut tujuannya
Rancangan bangunan untuk memenuhi kebutuhan manusia
Bentuk berasal dari keinginan pemakai
Dalam fungsionalisme struktur, konstruksi dan bahan bangunan sampai batas
tertentu memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari aspek lain, dikenal dengan
Form Follow Structure, memiliki karakter:

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 18


Bentuk berasal dari syarat sistem struktur, konstruksi dan bahan
bangunan
Menurut penggunaan struktur, konstruksi yang jujur, jelas dan wajar
tanpa disembunyikan
Rancangan struktur untuk tujuan estetik melalui elemen strukturnya
sendiri
Rancangan bangunan memperlihatkan struktur & konstruksi serta
peralatan bangunan secara
Fungsionalisme ekspresi, dengan ciri:
Memperlihatkan guna dan struktur secara bersama-sama dalam
arsitektur
Bentuk merupakan wujud dari kegunaan / fungsi di dalamnya
Bentuk secara simbolik melukiskan fungsi
Fungsionalisme geometris mencoba mengabaikan guna dan memusatkan
perhatian pada cara dimana geometri bangunan berfungsi secara visual
atau dikenal dengan Function Follow Form, dengan ciri:
Penciptaan bentuk bukan untuk menyesuaikan dengan guna, tetapi
akibat penyesuaian bentuk geometris itu sendiri
Kesederhanaan bentuk dengan geometri dan bebas dari ornamen
Nilai estetis diperoleh dari pengolahan elemen geometri
Dalam Fungsionalisme Organis karya arsitektur tidak hanya fungsional
tetapi juga organis (bentuk sebagai suatu proses kehidupan yang alamiah)
dimana Bentuk dan Fungsi Identik, dengan ciri:
Karya arsitektur berwawasan lingkungan
Bentuk tercipta dari fenomena alam dan penggalian gagasan dari
mahluk hidup
Fungsi bangunan adalah aktifitas yang menciptakan bentuk, sehingga
bentuk adalah fungsi dari keseluruhan
Fungsionalisme ekonomis, dengan ciri:
Pendekatan ekonomi dalam proses penciptaan karya arsitektur
Bentuk terjadi akibat pemakaian peralatan dan bahan secara ekonomis
Penggunaan metode dan cara yang paling efektif dan efisien

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 19


Fungsionalisme cultural, penciptaan karya arsitektur dengan menempatkan
manusia secara sentral atau Form Follow Culture, dengan ciri:
Bentuk berasal dari pola perilaku, kondisi sosial budaya pemakai
Bentuk dijiwai oleh kehidupan manusia, watak, kecenderungan dan
nafsu serta cita-cita
2. Karakteristik Fungsi
Fungsi adalah proses, dalam proses penciptaan suatu karya arsitektur
fungsi juga sejalan dengan proses tersebut. Unsur pemakai/pengguna,
pemilihan komponen bangunan, penyusunan ruang, pengolahan bentuk
dan proses penciptaan lainnya akan dideteksi dari fungsi setiap aspek.
Fungsi adalah tujuan, karena fungsi adalah proses, maka akan
mengarah pada satu tujuan dan karenanya arsitektur diciptakan.
Fungsi adalah keseluruhan, fungsi mengacu pada keseluruhan/
totalitas karya Arsitektur
Fungsi adalah perilaku, dalam sistem arsitektur, fungsi dipengaruhi
oleh kecenderungan perilaku yang timbul dalam setiap tahapan
prosesnya
Fungsi adalah hubungan, sebagai suatu sistem, maka fungsi berada
dalam keterkaitan antara komponen satu dengan lainnya

3. Fungsi Bangunan
Fungsi bangunan adalah cara bangunan melayani pemakainya dalam
suatu kegiatan yang mengandung proses. Fungsi bangunan berarti untuk apa
bangunan digunakan. Kelompok fungsi bangunan terbagi atas: bangunan
hunian, tempat kerja, hiburan & ibadah.
Kelompok bangungan wisma, fungsi bangunan untuk rumah tinggal.
Kelompok bangungan karya, fungsi bangunan untuk tempat bekerja,
seperti kantor, industri, pasar.
Kelompok bangungan suka, Fungsi bangunan untuk tempat hiburan,
seperti bioskop, restoran, pertokoan, tempat bermain.
Kelompok bangungan tempat ibadah, Fungsi bangunan untuk tempat
beribadah, seperti mesjid, gereja, vihara.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 20


Cara membuat bangunan fungsional:
Perancang merasakan/mengalami langsung proses yang terjadi dalam
sebuah bangunan, mencakup: jenis kegiatan, jenis ruang, persyaratan
ruang (fisik & psikis).
Memahami rangkaian kegiatan/urut-urutan kegiatan awal-akhir, mencakup:
sirkulasi kegiatan pemakai ruang.
Pengelompokan ruang & penyusunan organisasi ruang (diagram
hubungan), mencakup: hubungan antar ruang & pola hubungan ruang.
4. Fungsi Ruang
Sebuah bangunan terdiri dari bermacam ruang yang mempunyai fungsi
berbeda. Fungsi ruang dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
ruang publik, ruang, privat, ruang sirkulasi, ruang servis
Ruang Publik
Syarat fisik:
Mudah dicapai & dimasuki.
Mudah keluar (syarat keamanan).
Jalan masuk & keluar dihubungkan dengan ruang terbuka di luar
bangunan.
Fleksibilitas ruang untuk perubahan fungsi.
Syarat psikis:
Ventilasi & penerangan serta pengaruhnya terhadap suasana ruang.
View, hubungan antara interior & eksterior
Ruang Privat, adalah ruang yang digunakan untuk kepentingan pribadi,
dengan flowing interior space terbatas. Misalnya:
Ruang membaca, menulis, belajar & meneliti.
Ruang wawancara & pertemuan.
Ruang tidur & istirahat.
Ruang Servis, ruang yang ada pada bangunan karena kebutuhannya
yang vital sebagai bagian penting dalam pengoperasian bangunan,
umumnya diletakkan bukan pada tempat utama.
Ruang Sirkulasi adalah jalan perlintasan dari luar bangunan ke dalam
bangunan/sebaliknya & dari satu ruang ke ruang lain (secara vertikal
maupun horisontal).

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 21


Syarat khusus sirkulasi:
Urut-urutan yang logis (dalam ukuran ruang, bentuk & arah).
Pencapaian yang mudah & langsung.
Memberikan gerak yang logis & pengalaman visual yang baik.
Syarat umum sirkulasi: Langsung, Aman, cukup cahaya & urutan yang
logis.

B. Ruang dalam Arsitektur


1. Pengertian Ruang
Ruang selalu melingkupi keberadaan kita. Melalui volume ruang kita
bergerak melihat bentuk-bentuk, mendengar suara-suara, merasakan angin,
mencium bau semerbak bunga yang mekar di tanam. Bentuk visual ruang,
dimensi dan skalanya, kualitas cahayanya semua tergantung persepsi kita akan
batas-batas ruang yang ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya. Jika ruang
telah ditetapkan, dilingkupi, dibentuk, dan diorganisir oleh unsur-unsur massa,
maka arsitektur menjadi kenyataan.
Beberapa pengertian ruang:
Plato: Ruang adalah sesuatu yang nyata, dilihat dan diraba. Menjadi teraba
karena memiliki karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya.
Aristoteles: Ruang adalah sebagai tempat (topos), tempat sebagai suatu yang
menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada.
Faraday dan Maxwell: Ruang ditentukan oleh tiga dimensi yang statis.
Albert Einstein: Ruang itu mempunyai medan nyata, dan bukan suatu ruang
yang kosong.
Rudolf Amheim: Ruang adalah sesuatu yang dapat dibayangkan sebagai satu
kesatuan yang terbatas atau tidak terbatas, seperti keadaan yang kosong
yang sudah disiapkan mempunyai kapasitas untuk diisi barang.

Generasi kedua setelah Plato, Aristoteles mengemukakan sebuah konsep


baru mengenai ruang adalah sebagai tempat (topos), tempat sebagai suatu yang
menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada.
Aristoteles mencoba mengemukakan tempat (topos), dengan memberi lima
karakteristik ruang, yaitu :

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 22


Tempat melingkungi objek yang ada padanya.
Tempat bukan bagian dari yang dilingkunginya.
Tempat dari sesuatu objek tidak lebih besar dan tidak lebih kecil dari objek
tersebut.
Tempat dapat ditinggalkan oleh objek, serta dapat dipisahkan pula dari objek
itu.
Tempat selalu mengikuti objek, meskipun objek terus berpindah sampai
berhenti pada posisinya.

Ruang dibentuk dan dirangkai oleh unsur-unsur geometris titik, garis,


bidang dan volume. Dalam membentuk ruang interior dan ruang luar,dinding-
dinding menentukan karakter masing-masing ruang.ruang tersebut mungkin tabal
dan berat dan mengekspresikan perbedaan yang tegas antara lingkungan interior
yang tertata dan ruang luar tersebut dipisahkan. Sebagai bentuk 3 dimensi, ruang
sangat terkait dengan volume. Secara konsep, sebuah volume mempunyai tiga
dimensi, yaitu: panjang, lebar, dan tinggi. Semua volume dapat dianalisis dan
dipahami terdiri atas:
Titik atau ujung di mana beberapa bidang bertemu.
Garis atau sisi-sisi di mana dua buah bidang berpotongan.
Bidang atau permukaan yang membentuk batas-batas volume.

2. Persyaratan Fisik Ruang


Setiap ruang menuntut syarat yang penting untuk dipenuhi. Terbagi atas
syarat fisik dan syarat psikis. Syarat fisik umumnya lebih mudah dipenuhi karena
lebih mudah dalam penentuan elemen-elemennya. Syarat fisik meliputi:
Ukuran luas & tinggi ruang dalam memenuhi kegiatan.
Ruang gerak perorangan, kelompok & standar minimum statis gerak.
Luas ruang untuk perlengkapan tiap unit kebutuhan.
Sirkulasi & hubungan ruang

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 23


Gambar 6. Pola sirkulasi: 1. linier, 2. radial, 3. spiral, 4. grid, 5. network
(Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)

Gambar 7. Hubungan ruang (Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)


Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 24
Pola organisasi ruang

Gambar 8. Organisasi ruang: ruang di dalam ruang, ruang saling berkait, ruang
bersebelahan, dan ruang perantara sebagai penghubung
(Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)

Kemudahan pemeliharaan & perlengkapan mekanis.


Persyaratan psikis, yaitu syarat suasana/kesan ruang yang harus diciptakan
menurut kebutuhan fungsi.
Penerangan
Ventilasi
Akustik
View
Bentuk ruang, garis, bidang
Warna
C. Bentuk
1. Pengertian
Menurut vitivirus, tidak ada istilah bentuk (form). Bentuk bagi vitivurus,
bila dikaitkan dengan fungsi/utilitas merupakan gabungan antara firmitas
(thecnic) dengan venustas (beauty/delight). Obyek dalam persepsi kita
memiliki wujud/ujud (sha). Wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari
permukaan-permukaan dan sisi bentuk.

Gambar 9. Wujud bentuk dari unsur utilitas, firmitas & venustas


(Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 25


Ciri-ciri visual bentuk pada kenyataannya dipengaruhi oleh keadaan
bagaimana cara kita memandangnnya. Bentuk dapat dikenali karena memiliki
ciri-ciri visual yaitu :
Wujud: adalah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan
sisi-sisi bentuk
Dimensi: dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar, tinggi. Dimensi-
dimensi ini menentukan proporsinya. Adapun skalanya ditentukan oleh
perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain di
sekelilingnya.
Warna: corak, intensitas dan nada permukaan pada suatu bentuk. Warna
adalah atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk
terhadap lingkunganya. Warna juga mempengaruhi bobot visual pada
bentuk.
Tekstur: adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi
perasaan kita pada waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan
cahaya menimpa permukaan benda tersebut.
Posisi: adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau
medan visual.
Orientasi: adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah
mata angin atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya.
Inersia visual: adalah derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk.
Inersia suatu bentuk tergantung pada geometri dan orientasi relatifnya
terhadap bidang dasar dan garis pandangan kita.

2. Jenis dan Karakter Bentuk


Bentuk disebut juga shape, dihasilkan dari garis-garis yang tersusun
sedemikian rupa. Bentuk ada yang berbentuk 2 dimensi (dwimatra) dan 3 Dimensi
(trimatra). Setiap bentuk mempunyai arti tersendiri, tergantung budaya, geografis
dan lainnya. Bentuk dapat dibagi atas:

Bentuk Dasar 2 Dimensi dan Variasinya


Pada dasarnya, bentuk dimulai dari segi 3 sampai segi tidak terhingga atau
lingkaran. Pada beberapa buku, bentuk yang beraturan dan dapat diukur biasa

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 26


disebut sebagai bentuk geometri dan bentuk yang tidak beraturan serta sukar
diukur disebut bentuk non geometri.

D
C

Gambar 10. A. Komposisi beraturan dari bentuk yang teratur, B. Bentuk


beraturan di dalam komposisi yang tidak beraturan, C. Komposisi beraturan dari
bentuk yang teratur, D. Bentuk tidak beraturan di dalam tapak beraturan
Sumber: D.K.Ching, Francis (1989)

Bentuk Dasar 3 Dimensi dan Variasinya


Untuk mendapatkan macam-macam bentuk 3 Dimensi yang lebih lengkap dapat
menggunakan bentuk-bentuk dasar (primitive) di 3D Studio Max. Variasi dari
bentuk 3D adalah: bentuk beraturan (regular) dan tidak beraturan (irregular).

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 27


Gambar 11. Bentuk 3D solid
Sumber: D.K.Ching, Francis (1989)

Bentuk tak teratur adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan
hubungan antar bagiannya tidak konsisten. Pada umumnya bentuk ini tidak
simetris dan lebih dinamis dibandingkan bentuk beraturan. Bentuk beraturan
adalah bentuk-bentuk yang berbubungan satu sama lain dan tersusun secara rapi
dan konsisten. Pada umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris
terhadap satu sumbu atau lebih. Bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida
merupakan contoh utama bentuk-bentuk beraturan. Bentuk tak beraturan bisa
berasal dari bentuk beraturan yang dikurangi oleh suatu bentuk tak beraturan
ataupun hasil dari komposisi tak beraturan dari bentuk-bentuk beraturan.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 28


Gambar 12. Bentuk-bentuk geometri tidak beraturan

Gambar 13. Bentuk-bentuk geometri beraturan

Bahwa bentukbentuk geometri yang hadir sekarang sebenarnya adalah


sebuah hasil manipulasi dari bentukbentuk geometri yang mendasar, misalkan
bentuk persegi, lingkaran, dan segitiga. Dari bentukbentuk dasar tersebut
geometri yang baru dapat tercipta dengan menggunakan konsep-konsep tertentu
(transformasi bentuk, metafora bentuk, dll), sehingga memungkinkan terjadinya
perubahan.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 29


Gambar 14. Teknik transformasi bentuk

Gambar 15. Metafora bentuk

Bagianbagian dari sebuah bangunan yang dapat dijadikan sebagai


perwujudan dari bentuk geometri adalah:
Bentukan dasar dari denah denah karya arsitektur.
Bentukan tampak dari sebuah karya arsitektur.
Warna dari sebuah karya arsitektur.
Permainan tekstur sebagai unsur eksterior sebuah karya arsitektur.
Dimensi interior sebuah ruangan.
Pengolahan grid dan sistim struktural pada facade bangunan.
Irama dan dimensi dari pembukaan yang terdapat pada bangunan.

3. Ekspresi Bentuk
Ekspresi bentuk adalah apa yang kita lihat menurut pengaruh atau
pengalaman sebelumnya (Smithies, 1984 ). Oleh karena itu setiap orang memiliki
latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan terhadap
ekspresi yang dimunculkan oleh subyek juga akan berbeda-beda.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 30


Setiap kerangka arsitektural senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah
prinsip. Ekpresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni :
Fungsi. Fungsi dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya desain
rumah tinggal profesi pelukis, dengan menitik beratkan pada pemenuhan
fungsi, maka akan muncul bentuk rumah yang dapat mewadahi aktivitas dan
karakter pengguna sebagai seorang seniman lukis.
Struktur. Penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada sebuah bangunan
dapat melahirkan bentuk yang eksptesif pula.
Budaya. Misalnya pada bangunan tradisional. Ekspresi yang dimunculkan
merupakan hasil tampilan budaya.

Gambar 16. Ekspresi bentuk arsitektur tradisional sebagai tanggapan budaya


Sumber: Frick, Heinz (1998)

D. Kaitan Fungsi, Ruang & Bentuk

Ruang dan bentuk tidak dapat dilihat secara parsial (bagian-bagian) akan
tetapi merupakan satu-kesatuan yang utuh, demikian pula fungsi harus dilihat
sebagai kesatuan fungsi, sehingga tiap bagian bentuk harus dapat saling
mendukung untuk dapat mencapai bentuk kesatuan yang fungsional.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 31


Gambar 17. Kaitan antara fungsi dengan proporsi & konstruksi bentuk
(Sumber: Sutedjo, Suwondo B., 1985)

Demikian pula sebaliknya kaitan antara ruang & bentuk terhadap fungsi,
perwujudan ruang & bentuk harus dapat merepresentasikan karakter fungsi
kegiatan yang berlangsung pada wadah, misalnya: fungsi ibadah diwujudkan
dalam karakter ruang dan bentuk yang sakral/profan, fungsi rekreasi diwujudkan
dalam karakter ruang dan bentuk yang dinamis dan non-formal.

Gambar 18. Bentuk dan tampilan bangunan terkait fungsi

Untuk dapat melihat utuh struktur visual dari ruang dan bentuk, tiap
elemen dapat diorganisasikan dalam bentuk positif (sebagai obyek) dan bentuk
negatif (sebagai latar). Dimana antara elemen obyek dan latar tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kesatuan yang terbentuk dari dua hal yang berbeda
tersebut (positif dan negatif) seperti halnya keterkaitan antara ruang dan bentuk.
Bentuk melingkupi ruang, sedangkan ruang merupakan kekosongan di dalamnya.

Gambar 19. Visual elemen bidang dengan outline, bidang positif dan negatif
(Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 32


Gambar 20. Kaitan antara ruang dan bentuk (Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989)

Gambar 21. Space & Form (Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 33


E. Rangkuman
Fungsi dalam arsitektur secara umum adalah pemenuhan terhadap
aktivitas manusia, sedangkan ruang dan bentuk bangunan yang fungsional
adalah pemenuhan terhadap kebutuhan pengguna secara tepat tanpa ada unsur
yang tidak berguna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi adalah
kriteria utama dalam setiap perancangan ruang & bentuk, dan fungsi adalah cara
untuk memenuhi kebutuhan.

F. Tugas

RANCANGAN TUGAS I
PERENCANAAN
(Perkuliahan Minggu ke-1)

1. JENIS TUGAS: Individu (Kerja Studio)


2. TUJUAN TUGAS :
Menyusun komposisi 2D & 3D
3. URAIAN TUGAS :
a. Obyek garapan : ruang & bentuk (2D & 3D)
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
Sketsa komposisi 2D & 3D, dengan materi (bentuk geometri) yang
ditentukan & jumlah bebas.
Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) di
studio.
Tiap individu bebas menggunakan materi/bahan yang ada untuk
eksplorasi komposisi.
c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :
Tugas dikerjakan individu, teknik presentasi grafis freehand: pensil 2B,
pensil warna, pena, dll. Menggunakan kertas A3.
Eksplorasi komposisi dengan materi/bahan yang dimiliki
Eksplorasi komposisi dengan menerapkan materi yang diberikan
d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :
Sketsa alternatif komposisi (jumlah bebas)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 34


4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 2%):
Kreativitas penyusunan komposisi/alternatif komposisi (0,5%)
Penerapan prinsip komposisi (1%)
Teknik presentasi grafis (0,5%)

Tabel 3. Tugas Menyusun Komposisi 2D & 3D


Komposisi 2 Dimensi
Materi
Alternatif Alternatif Alternatif
Karakter
I II III

Dinamis
Alt. I
Komposisi 3 Dimensi

Alt. II

Formal
Alt. III

Ritmis

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 35


Sesi Perkuliahan ke : 2

I. Sasaran Pembelajaran
Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian & tujuan perencanaan & perancangan arsitektur
2. Menguraikan proses perencanaan & perancangan arsitektur
3. Menjelaskan tatacara perencanaan & perancangan dalam arsitektur

II. Topik Kajian/Bahasan:

PERENCANAAN & PERANCANGAN ARSITEKTUR

III. Deskripsi singkat:


Dalam sesi ini Anda akan mempelajari pengertian, tujuan, proses, dan tatacara
perencanaan & perancangan arsitektur.

IV. Bahan Bacaan Utama


1. Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van
Nostrand Reinhold Co.
2. Leupen, Bernard, etc. (1997), Design & Analysis, New York: Van Nostrand
Reinhold.
3. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur,
Jakarta: Erlangga.
4. Wade, John W (1997) Architectural, Problems, and Purposes, New York: John
Willey & Sons, Inc.

V. Bahan Bacaan Pendukung


3. Idham, Noor Cholis (2013), Merancang Bangunan Gedung Bertingkat Rendah,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
4. Petruccioli, Attilio (1998) Typological Process & Design Theory, Seminar
Proceeding, Series 1, Vol. 1, Cambridge: Aga Khan Program for Islamic
Architecture.

VI. Pertanyaan Kunci/Tugas


Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut
ini untuk memandu Anda.

1. Jelaskan pengertian & tujuan perencanaan & perancangan arsitektur


2. Uraikan proses perencanaan & perancangan arsitektur
3. Jelaskan tatacara perencanaan & perancangan dalam arsitektur

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 36


MODUL 2
PERENCANAAN & PERANCANGAN
ARSITEKTUR

A. Dasar-Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur


1. Pengertian
a. Perencanaan

Perencanaan adalah proses yang mencakup: pendefinisian sasaran,


menetapkan strategi yang menyeluruh untuk mencapai sasaran, menyusun
serangkaian rencana yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan pekerjaan organisasi. Merencana dalam arsitektur berkaitan
dengan penggunaan diagram untuk mengembangkan hubungan antara
kebutuhan-kebutuhan. Merencana juga merupakan upaya menyatakan masalah
umum pemberi tugas (klien) menjadi sejumlah masalah standar yang lebih kecil
yang telah diketahui pemecahannya atau yang mudah dipecahkan.
Perencanaan (Planning), dapat diartikan sebagai suatu sarana untuk
mentransformasikan persepsi-persepsi mengenai kondisi-kondisi lingkungan ke
dalam rencana yang berarti dan dapat dilaksanakan dengan teratur (William A.
Shrode, 1974). Perencanaan adalah sebuah proses untuk menetapkan tindakan
yang tepat di masa depan melalui pilihan-pilihan yang sistematik (Paul Davidov,
1982). Perencanaan berdasarkan metode, terbagi atas: Top Down Planning
(disusun secara menyeluruh kemudian dirinci kepada tingkat yang lebih rendah),
dan Bottom Up Planning (disusun mulai dari bawah kemudian dirangkum dalam
tingkat tertentu).
b. Perancangan

Merancang dalam arsitektur berkaitan dengan penggunaan gambar untuk


mengembangkan ruang dan bentuk. Perancangan adalah aktivitas kreatif menuju
sesuatu yang baru dan berguna yang belum ada sebelumnya atau mengubah
sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik. Perancangan meliputi
fungsi-fungsi: mengidentifikasi masalah, menggunakan metode-metode dan

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 37


melakukan sintesa. Perancangan merupakan proses tiga bagian: keadaan
semula, proses transformasi, dan keadaan kemudian.
Perancangan dalam konteks arsitektur adalah usulan pokok yang mengubah
sesuatu yang telah ada menjadi lebih baik. Sedangkan dasar-dasar perencanaan
adalah membuat sesuatu yang belum ada menjadi nyata. Perancangan dapat
dianggap sebagai suatu keadaan masa depan yang dibayangkan. Komponen-
komponen ini juga menetapkan fungsi perancang arsitektur, mengidentifikasikan
metode-metode untuk mencapai pemecahan dan melaksanakan pemecahan ini
adalah melakukan pemrograman, membuat rancangan bangunan dan
melaksanakan rencana.
Perancangan adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada
menjadi sesuatu yang lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalah-
masalah, mengidentifikasi metoda untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan
pemecahan masalah. Dengan kata lain perancangan adalah kegiatan
pemograman, penyusunan rancangan, dan pelaksanaan rancangan (John Wade,
1997).
Fungsi Ruang

PROGRAM RUANG Lokasi Ruang

Wujud Ruang

Batasan Ruang
PERANCANGAN
VISUAL RUANG
ARSITEKTUR
Urutan Ruang

Persyaratan Ruang
STRUKTUR RUANG
Tata Ruang

Gambar 22. Lingkup Perancangan Arsitektur

Teori Arsitektur merupakan perangkat aturan (norma) yang memandu arsitek


dalam membuat keputusan untuk menterjemahkan suatu informasi ke dalam
disain. Teori dalam Arsitektur digunakan untuk mencari apa yang harus dicapai
dalam arsitektur & bagaimana cara merancang yang baik. Hasil disain bukan
sesuatu yang absolut tetapi fenomenal & sangat dipengaruhi oleh referensi, gaya
kognitif, paradigma berpikir dari perancang.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 38


Gambar 23. Kedudukan Arsitektur sebagai wacana & pengetahuan normatif
c. Kaitan Perencanaan & Perancangan
Perancangan merupakan tindak lanjut dari perencanaan. Perencanaan
merupakan bagian dari proses perancangan arsitektur. Perencanaan dan
perancangan merupakan proses untuk membentuk lingkungan binaan.
Perencanaan dapat dibagi berdasarkan dimensi waktu, yaitu: jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang, yang terkait dengan kegiatan
perancangan. Hubungan waktu pelaksanaan antara perencanaan dan
perancangan dapat digambarkan sebagai berikut.
Perencanaan

Perancangan

Perencanaan

Perancangan

Perencanaan

Perancangan

Gambar 24. Hubungan waktu antara Perencanaan dan Perancangan

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 39


2. Tujuan

Tujuan membuat perencanaan adalah memberi arah, mengurangi dampak


perubahan, meminimalkan pemborosan dan kegiatan rangkap, menjadi standar
yang digunakan dalam pengendalian.
Perancangan adalah proses merumuskan masalah menjadi solusi wujud
fisik. Merancang merupakan upaya sistematik untuk menafsirkan, menjawab
kebutuhan & permasalahan sesuai data-data tersedia dengan hasil berupa wujud
fisik (problem solving). Tujuan proses perancangan adalah mengembangkan
suatu hirarki yang layak dari pandangan-pandangan antara persyaratan dan
pemecahan fisik.

Gambar 25. Lingkup Perancangan Arsitektur


Sumber: Idham, Noor Cholis (2013)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 40


Tabel 4. Aspek Dasar Perancangan

3. Proses Perancangan

Serangkaian kegiatan/tindakan untuk menemukan wujud fisik yang sesuai &


pemecahan masalah yang berorientasi pada tujuan pengadaan wadah. Terdiri dari
beberapa tahap: pencarian data, identifkasi masalah, penentuan konsep hingga
rancangan akhir. Proses perancangan menghasilkan banyak keputusan/pilihan
dan setiap perancang berbeda-beda. Dibutuhkan metode dalam proses
perancangan, disebabkan: semakin kompleksnya desain dan tuntutan cara
pemecahan terbaik.
Pada dasarnya desain arsitektur dapat dianggap sebagai proses tiga bagian
yang terdiri dari (1) keadaan mula, (2) metode atau proses transformasi, dan (3)
keadaan masa depan yang dibayangkan. Bahasa yang lazim digunakan dalam
proses ini adalah bahasa gambar, baik gambar secara konvensional maupun
dengan komputer.
Menurut J.W. Wade (1997) perancangan meliputi proses :
Pemrograman, untuk menetapkan hal-hal yang menjadi tujuan, kebutuhan
dan perhatian klien.
Perencanaan, untuk menyatakan masalah umum klien menjadi masalah
standar yang mudah dipecahkan.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 41


Perancangan, mengembangkan gagasan keseluruhan menjadi suatu usul
wujud bangunan.

Gambar 26. Proses Perancangan

Perencanaan merupakan suatu proses menyusun konsepsi dasar suatu


rencana yang meliputi kegiatan-kegiatan (William L. Lassey, 1977):
b. Mengidentifikasi. Menentukan komponen-komponen yang menunjang
terhadap objek, yang merupakan kompleksitas fakta-fakta yang memiliki
kontribusi terhadap kesatuan pembangunan.
c. Mengadakan studi. Mencari hubungan-hubungan dari faktor-faktor terkait,
yang memiliki pengaruh spesifik.
d. Mendeterminasi. Menentukan setepat mungkin faktor-faktor yang dominan
dengan memperhatikan kekhususan dari unit perubahan yang spesifik yang
memberikan perubahan terhadap faktor lain.
e. Memprediksi. Mengadakan ramalan bagaimana suatu faktor akan berubah
sehingga mencapai keadaan lebih baik di masa depan.
f. Melakukan Tindakan. Berdasarkan prediksi di atas, melakukan tindakan
terstruktur untuk mencapai tujuan pembangunan.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 42


Proses Perancangan lima-langkah, terbagi dalam tahap:
a. Permulaan/menentukan tujuan. Meliputi pengenalan dan batasan masalah
yang akan dipecahkan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah-
masalah umum dan hal-hal yang ingin dicapai klien dan mengapa.
b. Persiapan/mengumpulkan fakta. Langkah kedua proses perancangan
meliputi pengumpulan data secara sistemtis dan analisis informasi mengenai
masalah yang akan dibenahi dan digunakan untuk menggambarkan kondisi
tapak yang akan ada, termasuk aspek fisik, legal, klimat, dan estetik.
c. Pengajuan usul/eksplorasi konsep. Langkah ketiga adalah membuat
gagasan untuk mengajukan usul bangunan. Gagasan-gagasan itu datang
setiap waktu dalam proses desain dari pertemuan pertama sampai akhir dari
seorang klien. Perlunya perbedaan antara konsep-konsep pragmatik dan
konsep desain. Konsep pragmatik berhubungan dengan masalah perilaku,
sedangkan konsep desain berhubungan dengan masalah arsitektur. Mulai
langkah persiapan dan pengajual usul disebut juga tahap programming
atau pemrograman.
d. Evaluasi/memastikan kebutuhan. Evaluasi usul-usul yang dilakukan oleh
arsitek meliputi perbandingan, pemecahan rancangan dengan tujuan dan
kriteria yang dikembangkan dalam tahapan pemrograman dengan
pertimbangan, antara lain:
Kebutuhan ruang
Kualitas konstruksi
Budget ruang
Waktu
e. Tindakan. Pada tahap ini proses perancangan meliputi kegiatan terkait
persiapan dan pelaksanaan proyek, antara lain persiapan dokumen-
dokumen konstruksi (gambar kerja dan spesifikasi bangunan) dan sebagai
perantara antara kontraktor dan pemilik.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 43


Gambar 27. Siklus Proses Perancangan lima-langkah,
i: input, p: proses, e: evaluasi
(Sumber: Tim Mc.Ginty dalam Snyder, 1998)

Proses perancangan dalam praktek profesi, mencakup:


Rancangan skematik; Citra umum bangunan, ukuran, sirkulasi
Pengembangan rancangan; Uraian lebih rinci, denah, tampak, potongan
Dokumen konstruksi; Gambar kerja, spesifikasi, prosedur kerja
Penawaran / perundingan; Fasilitator perundingan
Tata laksana proyek; Supervisi, team leader

Gambar 28. Siklus Proses Perancangan lima-langkah,


i: input, p: proses, e: evaluasi
(Sumber: Tim Mc.Ginty dalam Snyder, 1998)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 44


Gambar 29. Proses Disain menurut: Mario Salvadiro, J.C.Jones & William Pena

4. Tata Cara
Arsitektur adalah seni dan ilmu merancang dan membangun bangunan.
Merupakan proses kreatif yang berarti mengembangkan fisik bentuk untuk tujuan
mengakomodasi kebutuhan manusia dengan bentuk arsitektur yang mencakup
penggunaan elemen material, dan membentuk ruang yang mewadahi aktivitas
manusia.
Proses desain arsitektur sangat kompleks dan menuntut pengalaman yang
cukup, untuk dapat melakukannya dengan baik dibutuhkan latihan dalam sintesis,
menyusun hubungan kompleks dari bagian yang berbeda untuk membentuk suatu
kesatuan komposisi yang saling bergantung.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 45


Gambar 30. Proses Disain dalam Arsitektur

Proses desain melibatkan pemahaman dari masalah fungsional yang


membutuhkan solusi fisik maupun non-fisik. Tanpa pemahaman masalah, tidak
akan ada solusi yang memuaskan yang pernah terjadi. Semakin banyak yang
diketahui tentang suatu masalah akan lebih baik solusi desain yang dihasilkan.
Rumusan masalah yang sangat kompleks dari setiap elemen masalah itu sendiri,
mungkin menjadi masalah yang rumit, dan menantang kemampuan desainer
untuk dapat menanganinya. Dengan demikian, desainer harus mendapatkan
masukan dan bekerjasama dengan tenaga teknis dari beberapa bidang khusus
dalam satu tim kerja, dan mengasimilasi saran tersebut ke dalam desainnya.

B. Rangkuman
Perencanaan dan perancangan merupakan proses membentuk lingkungan
binaan. Proses perancangan menghasilkan banyak keputusan/pilihan dan setiap
perancang berbeda-beda. Dibutuhkan metode dalam proses perancangan,
disebabkan tuntutan semakin kompleksnya desain dan tuntutan cara pemecahan
yang terbaik.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 46


C. Latihan
1. Mana dari berikut ini yang bukan merupakan bagian dari metode pendekatan
untuk merancang?
A. Mencari solusi fisik
B. Analisis Masalah
C. Evaluasi proses
D. Penentuan model pendekatan
2. Mana dari berikut ini adalah fungsi arsitektur?
A. Memfasilitasi aktivitas manusia
B. Ekspos hirarki tiap bagian
C. Menetapkan hubungan antara ruang interior dan eksterior
D. Untuk tujuan melayani
E. Memanfaatkan teknologi yang tersedia
3. Proses desain arsitektur adalah.....
A. Sintesis dari bagian-bagian yang membentuk satu-kesatuan komposisi
B. Memberikan ide bentuk
C. Koordinasi tim work
D. Menetapkan tujuan, menganalisis data, perencanaan ruang, dan konsepsi
bentuk
E. A dan D benar

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 47


D. Tugas
RANCANGAN TUGAS II
PERENCANAAN
(Perkuliahan Minggu ke-2)

5. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning)


6. TUJUAN TUGAS :
Menyusun garis besar program perencanaan & perancangan bangunan fungsi
ganda, massa tunggal, 1 lantai
7. URAIAN TUGAS :
e. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi
f. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
Survey data primer (lapangan), & sekunder (literatur) telah
dilaksanakan & disiapkan sebelum perkuliahan berlangsung.
Menyusun data-data yang telah dikumpulkan, dikerjakan dalam format
komputer (Word & Power Point)
Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) di
studio dan kerja mandiri (survey lapangan),
Tiap kelompok mempersiapkan materi presentasi laporan untuk diskusi
kelas (home group discussion)
g. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :
Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang.
Eksplorasi fungsi dengan survey data primer & sekunder
Mengumpulkan (tugas mandiri) dan menyusun (tugas studio) data-data
terkait perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda, massa
tunggal, 1 lantai.
h. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :
Laporan perancangan & bahan presentasi, berupa: aspek-aspek fungsi
hunian profesi, jenis/karakteristik fungsi, persyaratan fisik & nonfisik
fungsi, dll.
8. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 3%):
Kelengkapan & kesesuaian data (0,5%)
Kejelasan hirarki & sistematika penyusunanan laporan (1%)
Ketuntasan materi (0,5%)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 48


Keaktifan dalam diskusi (0,5%)
Presentasi & pemahaman materi (0,5%)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 49


Sesi Perkuliahan ke : 3

I. Sasaran Pembelajaran
Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu:
4. Menguraikan jenis metode perancangan arsitektur
5. Menguraikan proses metode perancangan arsitektur
6. Menjelaskan strategi & pendekatan perancangan arsitektur

II. Topik Kajian/Bahasan:

METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR

III. Deskripsi singkat:


Dalam sesi ini Anda akan mempelajari jenis & proses metode perancangan
arsitektur, strategi dan pendekatan perancangan arsitektur.

IV. Bahan Bacaan Utama


1. Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van
Nostrand Reinhold Co.
2. Chris Jones, Jones (1992). Design Methods, 2nd Edition. London: John Wiley &
Sons, Inc
3. Ching, D.K. Francis (1996) Architecture: Form, Space & Order, London: John
Wiley & Sons, Inc
4. White, Edward T. (1977). Introduction to Architectural Programming. London:
John Wiley & Sons, Inc

V. Bahan Bacaan Pendukung


5. Broadbent, Geoffrey (1980). Design In Architecture, New York: John and Willey,
Publisher Co.
6. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta:
Erlangga.
7. Wade, John W (1997), Architecture, Problems and Purposes, London: John
Wiley.

VI. Pertanyaan Kunci/Tugas


Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut
ini untuk memandu Anda.

1. Uraikan jenis metode perancangan arsitektur


2. Uraikan proses metode perancangan arsitektur
3. Jelaskan strategi & pendekatan perancangan arsitektur

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 50


MODUL 3
METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR

Arsitektur dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai sebuah produk atau
sebagai sebuah proses. Sebagai sebuah produk, arsitektur merupakan obyek fisik
dari lingkungan binaan (built environment) yang digunakan dan dinikmati manusia.
Sedang sebagai sebuah proses, arsitektur dalam konteks metoda desain yang
digunakan untuk menciptakan sebuah karya arsitektur.

A. Jenis Metode Perancangan


Perencanaan dan perancangan yang berorientasi pada perencana lebih
bersifat traditional planning, sedangkan yang berorientasi pada pemakai lebih
bersifat rasional planning. Metode dalam perancangan arsitektur dapat dibagi
atas:
1. Metode Lama (Tradisional, Black-Box)
Pada metode lama perancang umumnya adalah pengrajin yang sebagian
besar tidak dapat menggambarkan karya-karya mereka. Mereka juga tidak dapat
memberikan alasan yang jelas untuk keputusan-keputusan yang mereka ambil.
Bentuk produk kerajinan dimodifikasi dari kegagalan dan keberhasilan dalam
proses trial & error selama bertahun-tahun. Kelemahan dari proses ini, hanya
mampu mengubah satu-hal pada suatu waktu, dan mengandalkan preseden
reorganisasi lengkap dari bentuk secara keseluruhan. Dalam proses disain,
bentuk produk itu sendiri tidak berubah, kecuali untuk memperbaiki kesalahan
atau untuk memenuhi tuntutan baru. Sehingga arsitek dengan pola tradisional
berproses secara:
a. Desainer sebagai penyihir
Output diatur oleh masukan
Output dapat dipercepat, tetapi lebih acak
Output relevan dengan masalah tergantung pada dirinya sendiri
Tergantung pada kecerdasan mengontrol bentuk/struktur masalah

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 51


b. Desainer sebagai kotak hitam

Gambar 31. Desainer sebagai kotak hitam dalam proses perancangan


(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

Dengan demikian Arsitektur sebagai produk, empu pencipta, ahli sulap, atau
manusia setengah dewa, memiliki karakteristik:
Hasil proses kreatif tak terlihat, kotak gelap, tanpa kritik
Hasil perancangan dikendalikan oleh masukan yang diterima terdahulu,
dominan berdasarkan pengalaman, ilham, wangsit, atau mimpi, atau trial &
error
Kapasitas produksi bergantung kepada ketersediaan waktu, mood, imajinasi.
Seringkali ada lompatan pemahaman, karena persoalan rumit
ditransformasikan menjadi hal yang terlalu sederhana.

2. Metode Baru (Rasional, Glass-Box)


Menentukan dimensi rancangan sebelum pembuatan gambar, menyebabkan
terpisahnya kegiatan produksi dan desain dengan orang yang berbeda.
Sebaliknya menggambar sebelum kegiatan produksi memungkinkan adanya
perencanaan. Merancang dengan gambar berskala memungkinkan adanya
pembagian kerja antara perancang dan yang memproduksi, sehingga bermanfaat
tidak hanya untuk meningkatkan kualitas produk, tetapi juga untuk meningkatkan
kualitas kerja. Bagaimana desainer tradisional mengatasi kompleksitas dengan
keterbatasan:
jangka waktu yang lama untuk 'inkubasi'
Perubahan cara mengatur
Menghindari orisinalitas - kekakuan jiwa & keinginan-penuh untuk berfikir
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 52
Dalam hal apa masalah desain modern lebih rumit daripada yang tradisional?

Gambar 32. Perbedaan antara metode lama dan baru


(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

a. Desainer seperti kotak kaca, dengan karakteristik: tujuan, variabel dan


kriteria yang ditetapkan dalam memajukan Analisis dapat dicapai, atau
setidaknya sebelumnya telah berusaha mencari solusi, evaluasi sebagian
besar dapat diungkapkan dan logis (sebagai penentangan terhadap
eksperimental).

Gambar 33. Desainer sebagai kotak kaca dalam proses perancangan arsitektur
(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

b. Desainer seperti komputer, desainer sebagai sistem mengorganisir diri.


Dengan demikian desainer adalah:
1. Yang melakukan pencarian desain yang cocok
2. Yang mengontrol dan mengevaluasi pola pencarian (kontrol strategi).

c. Arsitektur sebagai produk dari proses yang rasional, empiris, dengan


karakteristik:
Tujuan, variabel, dan kriteria ditentukan dengan matang.
Analisis cukup lengkap, kalau perlu melalui pengujian sebelum
kesimpulan ditemukan.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 53


Evaluasi bermakna dan logis, bukan coba-coba.
Strategi ditentukan dengan matang, biasanya sekuensial; lintas paralel;
kondisional; siklus ulang.

Proses berfikir dan penelurusan masalah pada metode baru:


Metode eksplorasi situasi/permasalahan desain (Divergensi)
Metode penelitian dan penemuan idea desain (Divergensi dan
transformasi)
Metode eksplorasi pemecahan masalah (Transformasi)
Metode evaluasi (Konvergensi)

Gambar 34. Metode divergen dan konvergen


(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

d. Strategi Desain
Linear strategy

Gambar 35. Proses strategi llinier


(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

Cyclic strategy

Gambar 36. Proses strategi siklus


(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 54


Branching Strategy

Gambar 37 Proses strategi bercabang


(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

Incremental strategy

Gambar 38. Proses strategi berjenjang


(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

B. Pendekatan dan Pertimbangan dalam Perancangan Arsitektur


1. Pendekatan Perancangan Arsitektur
Pendekatan dalam strategi perencanaan arsitektur dapat dibagi atas:
Pendekatan kinerja (performance building)
Pendekatan perilaku (psikologi)
Pendekatan system
Pendekatan positif dan normative
Pendekatan In-out dan Out-in
Pendekatan sosial-budaya
Pendekatan ekonomi-teknologi

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 55


2. Pertimbangan Perancangan Arsitektur
Proses desain arsitektur melibatkan resolusi simultan dari sejumlah
pertimbangan, dan kombinasi dari elemen ke keseluruhan. Tujuan arsitektur
banyak, tetapi semua berasal dari tujuan dasar untuk menampung kegiatan
manusia. Dalam mencapai tujuan tersebut, arsitek harus mempertimbangkan hal
berikut:
a. Sesuai Konteks Tapak
Arsitektur membutuhkan kesesuaian hubungan antara site dan struktur
yang digunakan.
Arsitektur harus menanggapi karakteristik bentuk site terhadap: iklim,
posisi matahari, vegetasi, dan struktur.
Arsitektur harus ditempatkan pada lansekap dengan view terbaik, dan
sebaliknya, pemandangan lansekap sekitarnya harus dapat terlihat dari
gedung.
Arsitektur harus dapat melayani tujuan untuk mewadahi dan berfungsi
dengan baik. Fungsi tidak harus dilihat secara sempit, tetapi seluas
mungkin, misalnya pertimbangan estetika yang juga memiliki fungsi.
Arsitektur harus menyatakan tujuan untuk fungsi
Arsitektur harus memanfaatkan teknologi cerdas yang tersedia.
Arsitektur harus berdasarkan skala manusia, baik pada materi maupun
ruang dalam (interior dan eksterior).
Arsitektur harus memanfaatkan bahan yang tepat.
Arsitektur harus memanfaatkan teknik bangunan yang ramah terhadap
konteks lokal.
Arsitektur harus anggun pada siluet dan selubung.
Arsitektur harus menunjukkan adanya artikulasi sebagai penegasan.
Arsitektur harus menunjukkan prioritas atau hirarki pada tiap bagian.
Arsitektur harus menawarkan bidang visual yang kaya pada pengamat
dan view yang menarik.
Arsitektur harus membangun hubungan antara ruang interior dan eksterior
Arsitektur harus menjadi tempat, atau ruang publik, yang mendorong
adanya interaksi sosial.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 56


Ruang arsitektur adalah tempat di mana aktivitas, interaksi, dan
kebutuhan berlangsung. Oleh karena itu ruang arsitektur memfasilitasi
berbagai aktivitas manusia yang tidak membatasi mereka.
b. Sesuai Konteks Perancangan
Kegiatan perancangan arsitektur terkait erat dengan metode merancang,
menurut Broadbent dalam Design In Architecture, diungkapkan hal-hal mendasar
yang dilakukan dalam proses/kegiatan perancangan arsitektur. Di dalam
arsitektur, terdapat pendekatan yang dipergunakan dalam kegiatan merancang,
yaitu:
Pendekatan atas dasar Perilaku Manusia (Human Behaviour),
Pendekatan secara Sistemis dan Menyeluruh,
Pendekatan aspek Intuitif dan Kreatif

Khusus untuk pendekatan bentuk, Broadbent mengungkapkan pendekatan


dalam empat kategori, yaitu:
Pendekatan Pragmatik (Pragmatic Approach): yaitu pendekatan
perancangan bentuk melalui tahap coba-coba (trial and error).
Pendekatan Ikonik (Iconic Approach): yaitu pendekatan merancang bentuk
melalui tradisi, empirik dan kebiasaan yang dilakukan berdasarkan
kesepakatan sosial. Pendekatan Ikonik ini kemudian dikembangkan
sebagai pendekatan Tipologis.
Pendekatan Analogik (Analogic Approach): yaitu pendekatan perancangan
bentuk dengan melihat analogi alam atau gejala/fenomena alamiah.
Pendekatan Kanonik/Geometrik (Canonic Approach): yaitu pendekatan
perancangan bentuk melalui kaidah-kaidah: geometric, matematis,
keteraturan (orders), modul, dsb. Pendekatan Kanonik pada saat sekarang
ini berkembang menjadi pendekatan Sintaksis yaitu bahasa bentuk.

c. Sesuai Sistem Struktur dan Geometri Bangunan


Dalam perancangan arsitektur terdapat berbagai pendekatan dalam
merancang bangunan. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan
pendekatan merancang sistem struktur dan geometri bangunan. Perancangan
arsitektur melalui pendekatan ini mengutamakan pembentukan sistem struktur

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 57


bangunan oleh elemen-elemen struktur secara komprehensif sebagai bagian
utama yang akan menentukan perwujudan bentuk dan ruang hasil rancangan.
Ching (1996) memberikan pendekatan yang berbeda dalam perancangan
sistem struktur bangunan berupa perakitan elemen-elemen sistem struktur
bangunan secara terpadu melalui pola-pola tertentu, proporsi, dan skala yang
terkait dengan aspek-aspek yang mendasar dalam proses perancangan arsitektur
yaitu adanya komposisi formal dan spasial, kesesuaian program ruang,
terkoordinasi dengan sistem lain di dalam bangunan seperti sistem selubung dan
sistem mekanikal bangunan, kesesuaian dengan kode/standar baku perancangan
arsitektur, dan lain-lain.
Dalam merancang sistem struktur dan konstruksi bangunan, dibutuhkan
sebuah metode tertentu untuk merakit dan membangun elemen-elemen struktural
bangunan agar mampu memikul dan menyalurkan beban secara aman ke
bumi/tanah tanpa melebihi beban yang telah diperhitungkan untuk setiap
bagian/elemen dari sistem struktur tersebut. Sistem struktur bangunan terdiri dari
beberapa jenis, antara lain sistem dinding pendukung, sistem kolom dan balok,
sistem rangka, sistem membran, dan sistem suspensi. Seluruh sistem tersebut
dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: bangunan bertingkat rendah/se-
derhana (low-rise), bangunan bertingkat tinggi/banyak (high-rise) dan bangunan
bentang lebar (long-span).

Gambar 39. Pendekatan sistem struktur dan geometri bangunan


(Sumber: Ching, Francis D.K.,1996)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 58


C. Rangkuman
Sudut pandang yang berbeda dari metode perancangan dilatarbelakangi
oleh maksud dan tujuan dari perancangan, yang berbeda di setiap waktu dan
tempat. Kemampuan menentukan pendekatan dan pertimbangan yang sesuai
dengan tuntutan desain, memerlukan kepekaan sebagai perancang yang dapat
memisahkan antara pemenuhan pengguna dan perancang.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, metode perancangan pun
berkembang, kompleksitas dalam desain dapat dengan cepat dirumuskan dengan
bantuan perangkat komputer. Arsitek tidak lagi membutuhkan waktu yang lama
dalam mendisain, meskipun demikian hal tersebut tetap harus dapat diselaraskan
dengan konteks desain yang ada, sehingga produk rancangan tidak hanya
sekedar menjadi bangunan yang tanpa makna dan jiwa.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 59


D. Tugas
RANCANGAN TUGAS I
PERENCANAAN
(Perkuliahan Minggu ke-3)

1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning)


2. TUJUAN TUGAS :
Skema proses perancangan arsitektur pada bangunan fungsi ganda, massa
tunggal, 1 lantai dengan metode pendekatan In-Out & Out-In
3. URAIAN TUGAS :
a. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet)
Menyusun alternatif skema mind-mapping proses perancangan, berupa
hubungan variabel-variabel data pada tahap analisis dan sintesis.
Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan
kerja mandiri, dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat
gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna.
Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan
selanjutnya.
c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :
Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang.
Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who,
when,why & how).
Menerapkan metode pendekatan in-out (dari tata ruang dalam ke ruang
luar) & out-in (dari tata ruang luar ke ruang dalam)
d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :
Skema tahap analisis (penyusunan konsep) & sintesa (penyusunan
skematik desain)
4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):
Kelengkapan variabel data (1%)
Kesesuaian strategi yang digunakan (1,5%)
Kejelasan hirarki & sistematika skema (1,5%)
Kreativitas penyusunan skema (1%)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 60


Sesi Perkuliahan ke : 4, 6, 9, 12

I. Sasaran Pembelajaran
Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian & proses pemrograman dalam arsitektur
2. Menguraikan & menerapkan konsep dalam perencanaan arsitektur
3. Menyusun program ruang & analisis tapak

b. Topik Kajian/Bahasan:

PEMROGRAMAN ARSITEKTUR

c. Deskripsi singkat:
Dalam sesi ini Anda akan mempelajari pengertian & proses pemrograman
arsitektur, dan teknik penyusunan konsep program ruang & analisis tapak.

d. Bahan Bacaan Utama


1. Karlen, Mark (2007), Spaces Planning Basic, New York: John Willey & Sons, Inc.
2. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta:
Erlangga.
3. Pena, William M & Parshall, Steven A (2001) Problem Seeking An Architectural
Programming Primer, New York: John Willey & Sons, Inc.
4. White, Edward T.(1985), Analisis Tapak, Pembuatan Diagram Informasi bagi
Perancangan Arsitektur, Bandung: Intermatra.
5. Wade, John W (1997) Architectural, Problems, and Purposes, New York: John
Willey & Sons, Inc.

e. Bahan Bacaan Pendukung


1. Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van
Nostrand Reinhold Co.
2. Fawcett, A. Peter (2003) Architecure: Design Note Book, London: Architectural
Press.
3. LaGro, A.James (2008) Site Analysis A Contextual Approach to Sustainable
Land Planning, New York: John Willey & Sons, Inc.

f. Pertanyaan Kunci/Tugas
Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut
ini untuk memandu Anda.

1. Jelaskan pengertian & proses pemrograman dalam arsitektur


2. Uraikan langkah-langkah penerapan konsep dalam perencanaan arsitektur
3. Latihan menyusun program ruang & analisis tapak

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 61


MODUL 4
PEMROGRAMAN ARSITEKTUR

A. Pengertian
Pemrograman adalah tahap memproses informasi menjadi data
terstruktur untuk kebutuhan analisis, mencakup pernyataan akan suatu
masalah arsitektur & persyaratan yang harus dipenuhi. Pemrograman
merupakan cara untuk mengorganisasikan dan menyajikan informasi dan
operasi, terlebih pada operasi yang rumit atau informasi dalam jumlah besar
(Edward T.White).

If programming is problem seeking, then design is problem solving. Programming


is analysis, design is synthesis. Stating the problem is the last step in problem
seeking (programming), and it is also the first step in problem solving (design).
Successful programming relies on analysis.
Successful design relies on synthesis
W.M. Pena (2001)
Pemrograman adalah proses yang mengarahkan pada penemuan
masalah dan mempertemukan pada ketersediaan solusi. Dalam pemrograman
tidak hanya hasil rancangan yang menjadi tujuan, tetapi bagaimana
meningkatkan proses untuk mencapai solusi. Program berkaitan dengan: hal-
hal yang menjadi tuntutan klien, menyatakan permasalahan umum &
arsitektural. Terdapat empat aspek dalam mengidentifikasi masalah (Tabel 5).

Tabel 5. Aspek dalam Penentuan Masalah

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 62


B. Proses Pemrograman
1. Identifikasi Masalah, berkaitan dengan pengumpulan dan pengaturan
informasi yang diperlukan dalam rancangan, antara lain menetapkan hal-
hal yang diperlukan oleh klien dan permasalahan bangunan. Pada tahap
ini diperlukan pengenalan dan pemahaman terhadap bangunan dan klien
yang lebih spesifik untuk dapat mengidentiifikasi issue utama. Proses
desain untuk menyelesaikan masalah terkait dengan rumusan masalah.
2. Konsep adalah gagasan yang telah disederhanakan menjadi
permasalahan arsitektonis formal (ruang, struktur dll). Pada tahap ini
Arsitek menyatakan masalah umum klien menjadi sejumlah masalah
standar yang telah diketahui pemecahannya (tahap perencanaan/
planning). Alat untuk mengubah pernyataan masalah menjadi pernyataan
fisik spasial, dapat berupa hipotesis, pernyataan teori & sikap yang
memberi orientasi bagaimana desain diwujudkan. Konsep sebagai
gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan.
3. Skematik Disain adalah pengembangan visual image dari konsep ke
dalam gagasan nyata yang lebih rinci, menggunakan presentasi berskala
(gambar layout & massa). Pada tahap ini Arsitek menggunakan informasi
dari dua tahap sebelumnya untuk mengembangkan gagasan keseluruhan
dan usulan bentuk dan konstruksi bangunan (tahap perancangan). Untuk
bangunan skala tertentu disyaratkan memperlihatkan studi tata letak
bangunan & lingkungan (tata kota). Mengembangkan alternatif desain
yang terpilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Gambar 40. Tahap Proses Pemrograman dalam Arsitektur

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 63


Keseluruhan proses desain merupakan suatu sintesis, di mana banyak faktor
terpisah diintegrasikan menjadi satu-kesatuan yang berguna. Loncatan mental
atau kreativitas dari tahap analisis ke penggambaran solusi fisik di atas kertas
adalah salah satu langkah awal paling sulit dalam proses. Jika proses pra-desain
tidak menyeluruh, gap sintesis akan lebih besar dan lebih sulit dikelola. Namun
jika proses pra-desain menyeluruh dan detail, gap sintesis akan lebih kecil dan
lebih mudah dikelola.
Ketika fungsi-fungsi semakin kompleks, prinsip dasar dalam perencanaan
ruang adalah membagi masalah menjadi elemen-elemen kecil yang mudah untuk
ditangani dan organisasikan ulang dalam sekuen atau kelompok masalah
perencanaan ruang yang dihadapi, sehingga gap sintesis menjadi lebih kecil.
Proses dasar pembentukan program desain terdiri atas beberapa langkah,
sebagai berikut (Karlen, 2007):
1. Wawancara, mencakup tinjauan organisasi, fungsi tiap bagian atau
departemen, detail peralatan dan proses.
2. Observasi fasilitas yang sudah ada, berupa observasi bebas atau dengan
bantuan, inventarisasi furniture dan peralatan yang sudah ada
3. Merumuskan parameter-parameter arsitektural, berupa data denah, data
kontekstual.
4. Pengorganisasian koleksi data (program tahap pertama), menempatkan
data secara berurutan dalam format yang paling efektif untuk perencanaan,
susun rangkuman faktor-faktor kuantitatif yang dikonfirmasikan (luas,
dimensi peralatan, dll).
5. Riset informasi dan data yang belum diketahui, mencakup informasi detail
proses dan peralatan, studi kasus fasilitas serupa, kemudian satukan data
hasil riset dengan program pertama.
6. Analisis data, mencakup analisis kedekatan fungsi (hubungan kerja,
zoning pribadi/publik, kebutuhan akustik khusus, dst), analisis kedekatan
prosedur (pemanfaatan ruang), dan identifikasi keterkaitan arsitektural
(kondisi tapak, struktur, dan Mekanikal & Elektrikal).
7. Interpretasi dan diagram data (program lengkap), mencakup
mendefinisikan isu fungsional, susun konsep dasar pendekatan, siapkan
diagram keterkaitan/kedekatan sebagai visualisasi.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 64


8. Kesimpulan data (dokumen akhir), berupa konsep proyek yang
menyatakan permasalahan, kesimpulan perhitungan anggaran dasar,
panduan desain.

Gambar 41. Tahap memulai program


Sumber: John W. Wade, dalam Snyder (1989)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 65


Gambar 42. Input & Output tahap pemrograman Arsitektur

Dalam pengumpulan data perlu adanya relevansi fakta, yang merupakan bagian
dari event atau adanya hubungan sebab-akibat. Fakta dapat dikelompokkan
dalam tradisional dan non-tradisional.
Fakta Tradisional: pola aktivitas manusia, furniture & peralatan, informasi
tapak, iklim, dsb.
Fakta Non-Tradisional: hasil penelitian psikologi, sosiologi, antropologi,
fisika, dll.
Semakin spesifik dan detail fakta-fakta tradisional, perancangan dapat lebih
menyeluruh dan efisien. Berikut matriks yang dapat membantu merumuskan
masalah.

1.Goals What does the client want to achieve, and Why?


2. Facts What do we know? What is given?
3. Concepts How does the client want to achieve the goals?
4. Needs How much money and space? What level ofquality?
5. Problem What are the significant conditions affecting the
design of the building? What are the general directions
the design should take?
Gambar 43. Matriks pertimbangan perumusan masalah

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 66


C. Konsep dalam Arsitektur
Konsep adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu
kesatuan. Konsep mengemukakan suatu cara khusus, bahwa syarat-syarat suatu
rencana, konteks dan keyakinan dapat digabungkan bersama. Sebagai bagian
dari kegiatan pemrograman, konsep dapat pula diartikan sebagai: gagasan
arsitektur, tema, gagasan superorganisasi, parti (skema), esquisse (sketsa), dan
terjemahan harfiah.
Gagasan Arsitektur adalah konsep yang telah disederhanakan menjadi
arsitektonis formal. (seperti: siang hari ruang, urutan ruang, integrasi struktur dan
bentuk, dan sitting dalam lansekap).
Tema adalah pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh rancangan
suatu proyek. (tema cahaya pada karya Charles Moore, Kimbel Art, Gallery louis I
Khan di fort Worth,Texas).
Gagasan Superorganisasi adalah acuan terhadap konfigurasi geometris umum
atau hierarki yang harus diperhatikan oleh bagian-bagian di dalam proyek yang
bertujuan memberi cukup struktur bagi pola sedemikian rupa sehingga masing-
masing bagian dapat dikembangkan dengan keistimewaan masing-masing yang
secara keseluruhan masih menunjang perancangan.
Skema dan sketsa adalah produk menurut konsep dan grafik dalam suatu proyek
diharapkan dikembangkan suatu konsep dan sketsa pendahuluan dari konfigurasi
bangunan.
Terjemahan Harfiah adalah gambaran suatu tujuan guna mengembangkan suatu
konsep dan diagram yang dapat dijadikan rencana sederhana untuk suatu proyek.
Suatu konsep arsitektur harus mengandung kelayakan yang mungkin menunjang
maksud-maksud dan cita-cita pokok suatu proyek dengan memperhatikan
karakteristik-karakteristik dan keterbatasanketerbatasan yang khas dari tiap
proyek.
Masalah yang dapat menghambat pengembangan keahlian dalam pembuatan
konsep:
Masalah komunikasi, kesulitan dalam menerangkan masalah kepada orang
lain.
Kurangnya pengalaman, konsep menjadi sukar untuk diciptakan bila aspek
arsitektur tidak dikuasai

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 67


Masalah penentuan hirarki, akan timbul kesulitan dalam menentukan suatu
konsep yang baik/buruk

Gambar 44. Kegiatan penyusunan Konsep


(Sumber: White, 1985)

Konsep rancangan merupakan dasar pemikiran dan pertimbangan-


pertimbangan semua bidang terkait (baik struktur, mekanikal, elektrikal, dan/atau
bidang keahlian lain bila diperlukan) yang melandasi perwujudan gagasan
rancangan yang menampung semua aspek, kebutuhan, tujuan, biaya, dan
kendala proyek. Hirarki konsep mencakup: wawasan, gagasan, konsep dan
skenario.
Sumber-sumber Konsep:
Filosofi yang mendasari keberadaan wadah.
Pertimbangan: normatif, fungsional, fisik & lingkungan.
Dikembangkan dari teori-teori, paradigma, ideologi perancangan analogi.
Studi komparasi wadah sejenis

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 68


Persepsi seorang perancang
Syarat Konsep:
Dapat ditransformasi
Dapat diterapkan
Jenis-jenis Konsep:
Analogi, mengidentifikasi hubungan harfiah yang mungkin di antara benda-
benda. Sebuah benda diidentifikasi memiliki sifat khas yang dapat dijadikan
sebagai model dalam proyek.

Gambar 45. Analogi pada disain

Metafora dan Perumpamaan, seperti analogi, metafora (kiasan)


mengidentifikasi hubungan di antara benda-benda, tetapi hubungan ini lebih
bersifat abstrak. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan
sejajar sedangkan analogi mengidentifikasi hubungan harfiah yang mungkin.

Gambar 46. Metafora pada disain


Filosofi, menyaring dan memusatkan aspek-aspek persoalan yang lebih rumit
menjadi keterangan-keterangan yang lugas dan ringkas. Filosofi mengandung
pengertian-pengertian ke dalam aspek yang paling penting dan instrinsik dari
benda yang dianalisis.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 69


Gambar 47. Ekspresi bentuk dari tanggapan tingkah-laku & lingkungan alam
(Sumber: Frick, Heinz, 1998)

D. Teknik Presentasi Konsep (W.M. Pena, 2001)


1. Menuangkan Ide Gagasan.
Pikirkan apa yang akan dituangkan dengan fokus pada satu hal.
Tuangkan dalam gambar, dengan sedikit elemen.
Tuliskan dengan sedikit kata-kata.
Tambahkan warna hanya untuk penekanan atau untuk kode.
Dengan ilustrasi gambar dapat memperkecil ukuran kertas, 40% dari
ukuran sebenarnya.

Gambar 48. Menuangkan ide gagasan


2. Gunakan gambar visual
Gunakan diagram, simbol, grafik, dan sketsa untuk membantu komunikasi.
Asumsikan bahwa bentuk visual lebih mudah dipahami dari bentuk verbal.
Tandai tiap bagian dengan memberikan judul

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 70


Diagram alir dapat lebih mudah dipahami daripada penjelasan tertulis.
Hindari gambar yang terlalu sederhana dan terlalu spesifik dalam
penjelasan, cukup gambar abstrak untuk membangkitkan berbagai
kemungkinan.
Gunakan skala yang tepat untuk gambar grafis sesuai besarnya proyek dan
implikasi dari ide-ide.

Gambar 49. Penggunaan gambar visual pada konsep


3. Gunakan sedikit kalimat
Label gambar dengan benar.
Memperkuat gambar dengan kalimat pendek.
Tetapkan kata-kata sesedikit mungkin dalam point-point penting.
Memaksakan kalimat panjang mengakibatkan huruf kecil dan sulit-untuk-
membaca huruf.
Informasi penting juga dapat berupa angka

Gambar 50. Penggunaan kalimat dalam konsep


4. Upayakan untuk mudah dibaca
Kejelasan tulisan dengan mengatur lebar baris dan tinggi huruf.
Gunakan huruf tinggi 1/8-inch (0,6 cm) atau lebih besar.
Gunakan berbagai ukuran pena.
Penggunaan OHP atau slide tidak akan meningkatkan huruf terbaca.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 71


Huruf pada salinan mesin ketik biasanya terlalu kecil dan terlalu tipis
ketebalan garisnya.

Gambar 51. Penulisan huruf yang mudah dibaca


5. Desain untuk Display
Perbedaan antara kartu analisis dan ilustrasi buku yaitu pada jarak
pandang. Kartu analisis Desain untuk tampilan di dinding.
Ada tampilan tertentu untuk kartu analisa yang baik, yang buruk umumnya
terlalu berani dan berat atau terlalu halus dan ringan.
Jika Anda melakukan kesalahan, akan sangat nampak.
Untuk tampilan di dinding tulisan yang menyertai terlalu terang, tetapi untuk
ilustrasi buku sangat bagus.
6. Persiapan data eksisting
Mempersiapkan data eksisting terkait potensi dan kekurangan yang dimiliki
tapak merupakan informasi awal yang harus dimiliki saat penyusunan konsep.
Semakin lengkap data yang dimiliki, dengan mengenali dan merasakan langsung
kondisi sebenarnya, akan membantu proses analisis dan sintesis.

Gambar 52. Persiapan data eksisting

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 72


E. Penyusunan Program Ruang
Langkah-langkah dalam penyusunan program ruang adalah:
Mengetahui fungsi kegiatan unit bangunan
Mengetahui pelaku kegiatan
Menjabarkan kegiatan yang ada
Merumuskan kebutuhan ruang
Menentukan kaitan antar kegiatan yang berlangsung
Membuat notasi derajat hubungan aktivitas
Membuat diagram hubungan kegiatan
Membuat sketsa hubungan/organisasi ruang

1. Analisis Fungsi
Dalam menganalisis fungsi bangunan, diperlukan pemahaman terhadap
aspek-aspek bangunan, jenis dan karakter fungsi bangunan secara spesifik. Cara
sederhana memahami fungsi dengan mengeksplorasi pertanyaan 5W & 1H
(what?, why?, who?, where?, when?, dan how?).

FUNGSI BANGUNAN

Kegiatan/aktivitas
pengguna

Kebutuhan ruang

Hubungan ruang

Dimensi ruang

Persyaratan
ruang

Selubung
bangunan
Gambar 53. Hirarki fungsi bangunan

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 73


2. Kegiatan/aktivitas pengguna
Dalam menyusun program ruang diperlukan analisis terhadap
pengguna, terkait kebutuhan dan keinginan pengguna. Kebutuhan adalah
hal mendasar yang dibutuhkan oleh pengguna, sedangkan keinginan
adalah hal yang melengkapi kebutuhan. Arsitek harus mampu memilah
antara kebutuhan dan keinginan pengguna. Di samping itu juga mampu
memahami di mana kegiatan tersebut berlangsung (mencermati lokus dan
lingkup kegiatan), serta siapa penggunanya (berdasarkan umur, profesi,
latar belakang pendidikan, budaya, dst).
Data dasar yang dibutuhkan untuk analisis kegiatan cenderung
berbeda untuk tiap fungsi bangunan, secara umum meliputi: siapa
penggunanya, bagaimana urut-urutan dalam melakukan kegiatan,
bagaimana hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya dan
berapa lama dan seberapa sering kegiatan tersebut berlangsung. Analisis
tersebut berguna dalam penentuan:
Jumlah pengguna bangunan, menentukan ukuran dan kapasitas
bangunan
Klasifikasi/pengelompokan pengguna (pengelola, pengunjung
tetap/tidak tetap), menentukan jumlah dan jenis ruang
Pola kegiatan pengguna, menentukan kebutuhan ruang & pola tata
ruang
Pola kebiasaan pengguna (kesenangan khusus/kecenderungan minat),
menentukan kebutuhan ruang & persyaratan ruang
Intensitas kegiatan, menentukan waktu operasional bangunan

3. Kebutuhan ruang
Berdasarkan identifikasi kegiatan/aktivitas pengguna terkait fungsi
bangunan, selanjutnya dilakukan penyusunan kebutuhan ruang berdasarkan
kelompok fungsi pengguna dan sifat/karakter kegiatan (publik, semi publik, semi
privat, privat). Secara berjenjang kebutuhan ruang dirinci, dari kebutuhan ruang
utama - ruang penunjang utama - ruang penunjang kedua - dst. Susunan ruang
didasarkan pada hirarki kegiatan yang berlangsung, sehingga tiap ruang utama
akan didukung oleh ruang penunjang utama, selanjutnya tiap ruang penunjang

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 74


utama akan didukung oleh ruang penunjang kedua. Pengelompokan ruang
tersebut sekaligus menggambarkan organisasi ruang dan hubungan kedekatan
ruang yang terjadi. Hirarki ruang yang tersusun tergantung dari tingkat kerumitan
fungsi yang diwadahi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelompokan ruang:
jenis & nama ruang tergantung aktivitasnya, ruang penunjang dengan jenis yang
sama dapat disatukan pengelompokannya. Proses penyusunan kebutuhan ruang:
Mengetahui fungsi unit kegiatan
Mengetahui pelaku kegiatan
Menjabarkan urutan kegiatan yang ada
Merumuskan kebutuhan Ruang

Ruang A1 Ruang B1
Ruang A2 Ruang B2
Ruang A3 Ruang B3
Ruang Ruang
A B

Ruang Ruang
Ruang C1 C D Ruang D1
Ruang C2 Ruang D2
Ruang C3 Ruang D3

Gambar 54. Diagram penyusunan hirarki ruang


4. Hubungan Ruang
Hubungan ruang diperoleh melalui proses pengelompokan ruang dan hirarki
ruang, serta penentuan tingkat hubungan ruang, dengan melakukan analisa
bentuk hubungan ruang satu dengan yang lain, ruang satu di dalam ruang yang
lain, ruang-ruang yang saling berkaitan, ruang-ruang yang bersebelahan, ruang-
ruang dihubungkan oleh sebuah ruang bersama.
Dasar pertimbangan dalam analisis hubungan ruang:
Pola hubungan kegiatan
Derajat/tingkat aktivitas (langsung, tidak langsung, tidak ada hubungan)
Subyek pelaku kegiatan (pengelola, pengunjung tetap, pengunjung tidak
tetap)
Menunjukan kaitan antar kegiatan fungsi berlangsung
Membuat matriks derajat hubungan aktivitas
Membuat diagram hubungan ruang dan sirkulasi ruang

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 75


Membuat sketsa hubungan ruang
Berikut contoh bentuk matriks kriteria, hubungan ruang dan diagram hubungan
ruang.
Adjacent Requirements for A & Interaction Matrix
Tabel 6. Persyaratan kedekatan & Matriks interaksi
(Sumber: W.M. Pena, 2001)

Bubble Diagram

Gambar 55. Diagram hubungan ruang Gambar 56. Hindari persilangan pada
(Sumber: W.M. Pena, 2001) hubungan ruang

Gelembung menggambarkan bagian dari kegiatan atau kelompok kegiatan.


Ukuran gelembung mencerminkan perbandingan dimensi ruang menurut
perhitungan kasar. Ketebalan garis penghubung menunjukan derajat kepentingan
hubungan antara kegiatan. Hindari persilangan garis pada hubungan ruang.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 76


Tabel 7. Contoh pengisian matriks kriteria dan hubungan kedekatan ruang

Gambar 57. Contoh penyusunan diagram keterkaitan


(Sumber: Karlen, 2007)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 77


ZONASI PADA DENAH

Gambar 58. Pengelompokan Fungsi/Zonasi Ruang

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 78


JENIS DAN DERAJAT HUBUNGAN RUANG

Gambar 59. Jenis & Derajat Hubungan Ruang

5. Dimensi Ruang
Untuk menentukan kebutuhan luas ruang, sebelumnya perlu dilakukan
analisis dimensi ruang. Perkiraaan besaran ruang dapat berupa sketsa dan
kalkulasi dimensi unit perabot pada tiap ruang, atau berdasarkan standar besaran
ruang pada buku standar: E. Neufert-Architects Data, Time-Saver Standards for
Architectural Design Data), dll. Penggambaran sketsa besaran ruang sebaiknya
menggunakan kertas milimeter blok untuk membantu gambar lebih proporsional.
Meskipun demikian gambar tidak perlu diberi skala selama kesesuaian faktor
dimensi dan grid kertas diperhatikan.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 79


Gambar 60. Sketsa perhitungan dimensi ruang
(Sumber: Karlen, 2007)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 80


Gambar 61. Dimensi ruang gerak tubuh manusia, berdasarkan data standar
(Sumber: Time-Saver Standards for Architectural Design Data, 1997)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 81


6. Tata Letak Ruang
Sebelum masuk pada pengembangan denah lantai, dengan semua implikasi
spasial dan desain yang lebih luas, maka pada tahap ini diagram keterkaitan
ruang harus disempurnakan kembali, dengan melengkapi diagram bubble dan
bentuk denah dasar atau selubung bangunan. Keterkaitan unit bangunan dengan
ruang luar menjadi pertimbangan utama dalam menentukan letak main-entrance,
side-entrance, dan sirkulasi penghubungnya. Transisi dari tahap pra-desain ke
pengembangan kreatif denah, membutuhkan sintesis kreatif untuk menyatukan
proses analisis (pemrograman) dan sintesis (desain). Dengan demikian diperlukan
alternatif-alternatif diagram yang dapat mengakomodasi semua aspek
pertimbangan spasial. Proses tersebut dapat dilakukan secara hirarkis untuk tiap
dasar pertimbangan, ataupun alternatif berdasarkan prioritas dasar pertimbangan
yang ditentukan. Tata letak ruang berdasarkan pengelompokan, hubungan ruang,
dan modul fungsi dapat lebih fleksibel menerapkan pola-pola sirkulasi.

Gambar 62. Penggunaan modul fungsi dalam perencanaan ruang


(Sumber: Idham, 2013)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 82


Gambar 63. Altenatif diagram bubble tata letak ruang
(Sumber: Karlen, 2007)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 83


Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 84
Gambar 64. Perbaikan tahap 1, diagram bubble tata letak ruang
(Sumber: Karlen, 2007)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 85


Gambar 65. Perbaikan tahap 2 diagram bubble tata letak ruang
(Sumber: Karlen, 2007)

7. Pembuatan Blok Plan

Tahap perbaikan diagram bubble dilanjutkan dengan pembuatan blok plan.


Pada tahap ini gambar lebih mendekati bentuk denah yang geometris, meskipun
demikian letak dan orientasi ruang masih dapat disempurnakan lagi. Teknik yang
digunakan pada penggambaran blok plan, selain cara manual dan aplikasi CAD,
juga dapat menggunakan flip-chart atau potongan kertas yang bentuk &
ukurannya disesuaikan dengan dimensi ruang, kemudian ditempelken pada
lembar kertas grafik. Dengan cara ini bentuk konfigurasi ruang dapat lebih mudah
dimodifikasi untuk mendapatkan tatanan ruang dan selubung bangunan yang
sesuai.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 86


Gambar 66. Perbaikan blok plan
(Sumber: Karlen, 2007)

I
K J
D
F
G
HH
CC

A
E A B
E B

Gambar 67. Alternatif blok plan dengan flip-chart

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 87


K J I D
F
G

H C

A
B
E

Gambar 68. Perubahan konfigurasi blok plan dengan flip-chart

F. ANALISIS TAPAK
Perencanaan tapak adalah proses mengatur lingkungan fisik eksternal
secara rinci dan lengkap untuk memasukkan struktur, pola sirkulasi, dan elemen
lain yang membentuk lingkungan binaan. Perencanaan site dan proses desain
digunakan untuk mengembangkan sebuah proyek yang memenuhi persyaratan
fasilitas dan menciptakan hubungan yang optimal dengan site alam dan fasilitas
yang berdekatan.
Analisis citra visual eksisting diidentifikasi sebagai unsur penting dari desain
site. Pekerjaan di masa depan harus dimulai dengan survei yang lengkap dan
analisis kondisi eksisting yang diintegrasikan ke dalam proses desain awal.
Analisis situs ini harus mencakup, minimal:
Dampak visual:
Vegetasi yang ada.
Topografi dan jenis tanah.
Eksisting terdekat dan penggunaan lahan di masa depan.
Pola sirkulasi.
Potensi views.
Pertimbangan keamanan.
Orientasi bangunan dan pemisahan.
Kondisi iklim.
Entri layanan.
Hubungan kontekstual dengan daerah sekitarnya.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 88


Gambar 69. Perencanaan site dan proses desain
(Sumber: James A. LaGro, 2008)

1. Tujuan Perencanaan Site


Dalam banyak hal analisis site adalah langkah yang paling penting dalam
keberhasilan proses desain site. Tujuan dari analisis awal site adalah
mengumpulkan data untuk perencanaan awal, mengevaluasi site untuk kelayakan
pelaksanaan proyek yang diusulkan. Nilai analisis adalah identifikasi yang jelas
dan lengkap tentang isu-isu dan karakter site yang berkaitan dengan usulan
penggunaan. Perencanaan Site bertujuan:
a. Menentukan kegiatan yang sesuai dan diperlukan dan hubungan fungsional
melalui analisis program.
b. Mengevaluasi site melalui analisis site.
c. Menetapkan organisasi kegiatan dan fasilitas di site melalui pengembangan
konsep diagram hubungan spasial.
Pertimbangan pertama dari analisis site adalah penentuan site. Lokasi site
memerlukan lebih dari sekedar mencari lokasi pada peta. "Lokasi" dalam
pengertian ini mengacu pada site terkait kebutuhan masyarakat. Proyek-proyek
komersial akan peduli dengan visibilitas, akses site, dan lalu lintas.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 89


Gambar 70. Contoh matriks analisis penentuan lokasi

Gambar 71. Diagram proses penentuan site (Sumber: James A. LaGro, 2008)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 90


Gambar 72. Potensi Site menghasilkan data yang dipetakan pada kondisi yang
ada dari site dan konteksnya (Sumber: James A. LaGro, 2008)

Gambar 73. Analisis site menilai potensi site dan kendala-desain-faktor penentu
untuk program penggunaan lahan yang spesifik (Sumber: James A. LaGro, 2008)

Analisis Program menerjemahkan kebutuhan pengguna ke dalam kriteria


fisik persyaratan untuk fasilitas. Program ini adalah dasar dari diagram hubungan
fungsional. Hubungan fungsional Diagram melukiskan hubungan optimal antara
kegiatan dan fasilitas. Seperti tahap programming, tahap analisis tapak didasarkan
pada data-data fisik dan non-fisik yang telah dikumpulkan. Selanjutnya data
dianalisis dan dipresentasikan secara diagramatik, grafikal, maupun tekstual.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 91


c. Lokasi
Lokasi proyek harus digambarkan secara jelas dalam bentuk peta dasar dua
dimensi atau foto udara, yang memperlihatkan bangunan-bangunan penting di
sekitar lokasi proyek, jala, jalur pejalan kaki, serta konteks lingkungan yang
memudahkan orang umtuk memahami lokasi tapak.
d. Batas-batas tapak
Tapak harus jelas menggambarkan batas-batas tapak, ukuran tapak, serta
aturan-aturan dan standar bangunan setempat seperti: Garis Sempadan
Bangunan (GSB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan
(KLB), jarak antar unit bangunan, sirkulasi dalam tapak, dan lain-lain.
e. Topogafi
Dalam tahap analisis dite, sangat penting untuk memperoleh data
pengukuran luas lahan dan topografi yang memperlihatkan garis kontur tanah.
Data ini diperlukan dalam menginterpretasikan orientasi fisik bangunan, tata letak
bangunan baik arah vertikal, horisontal, run-off area dan lain-lain.
f. Lansekap
Sebagai bagia dari pendekatan ekologi lingkungan dan arsitektur hijau,
sangat penting untuk menata lay-out jalur hijau dan jenis-jenis tumbuhan yang
sudah ada. Jika dimungkinkan, desain tidak mengganggu lansekap yang telah
tumbuh di tapak.
g. Iklim dan Lingkungan
Pemahaman terhadap iklim makro dan iklim mikro merupakan hal yang
penting dalam menentukan efisiensi bangunan, terutama dalam pengelolaan
energi. Temperatur, curah hujan, kelembaban, arah dan kecepatan angin,
orientasi matahari, serta bencana alam yang potensial terjadi merupakan faktor-
faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang orientasi bangunan, bukaan,
pencahayaan pada bangunan, dan lain-lain.
h. Manusia dan kebudayaan
Faktor manusia dan kebudayaan meliputi analisis lingkungan sekitar
terhadap aspek kultural, psikologi, perilaku, dan sosiologi. Kategori ini berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan, perhubungan manusia dan pola karakteristik manusia.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 92


Gambar 74. Kendala dan potensi yang mungkin terdapat di site atau di luar site,
dan pola-pola bentuk pengembangan yang sesuai, serta pengaruh organisasi
unsur spasial pada program site (Sumber: James A. LaGro, 2008)

Komponen-komponen penggunaan tapak

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 93


Pencapaian ke parkir
Pintu masuk bangunan
Bangunan
Permainan di luar ruang
Parkir
Halaman service
Halaman bermain beratap
Tempat melihat lapangan bermain
Sistem jalan setapak eksterior utama
Sistem jalan setapak eksterior kecil
Air

Gambar 75. Contoh program rancangan tapak

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 94


Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 95
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 96
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 97
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 98
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 99
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 100
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 101
Gambar 76. Alternatif penggunaan tapak
(Sumber: Edward T. White, 1985)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 102


G. Skematik Rancangan Tapak

Gambar 77. Contoh rancangan tapak jalur kendaraan


dan letak gerbang masuk (Sumber: James A. LaGro, 2008)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 103


Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 104
Gambar78.Diagram Konsep usulan penggunaan dan hubungan spasial penting.
Sumbu pusat untuk proyek pembangunan ini adalah elemen pengorganisasian
yang tegas dan efektif.
(Source: The HOK Planning Group dalam James A. LaGro, 2008)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 105


Gambar 79. Analisis Site menunjukkan pertimbangan utama dari pertemuan jalur pejalan kaki & kendaraan, fasilitas budaya, dan
berbagai site lainnya dan informasi kontekstual.
(Sumber: Edward D. Stone, Jr., and Associates dalam James A. LaGro, 2008)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 106


Gambar 80. Potongan Site jalur pejalan kaki & kendaraan, fasilitas budaya
(Sumber: Edward D. Stone, Jr., and Associates dalam James A. LaGro, 2008)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 107


Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 108
Gambar 81. Sebuah rencana situs yang menunjukkan hubungan landscape / bangunan untuk tempat tinggal keluarga single baru.
Pohon dan semak-semak mendefinisikan ruang luar, memberikan keteduhan, pandangan layar, dan melakukan berbagai fungsi
desain lainnya (Sumber: Edward D. Stone, Jr, dan Associates dalam James A. LaGro, 2008)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 109


H. Rangkuman

Pemrograman dan desain dalam arsitektur adalah dua proses yang saling
terkait, desain tidak akan menemukan jiwanya jika tidak didahului oleh proses
penentuan masalah dan pencarian kebutuhan. Namun bagaikan dua sisi mata
uang kedua proses tersebut memiliki karakter yang berbeda, pemrograman
cenderung bersifat divergen dan membutuhkan analisis yang eksploratif terhadap
setiap aspek, sedangkan desain cenderung konvergen dan membutuhkan sintesis
untuk menghasilkan karya disain. Seorang perancang dituntut memiliki kedua
kemampuan tersebut untuk memperkecil adanya gap antara proses analisis dan
sintesis. Seorang perancang juga dituntut mampu menempatkan diri di setiap
kegiatan perencanaan dan perancangan, sehingga mampu memahami &
menentukan metoda yang tepat dalam suatu proyek perancangan sesuai dengan
karakteristik dan jenisnya.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 110


I. Tugas
RANCANGAN TUGAS I
PERENCANAAN
(Perkuliahan Minggu ke-4)

9. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning)


10. TUJUAN TUGAS :
Proses pemrograman arsitektur pada bangunan Fungsi Ganda, Massa
Tunggal, 1 lantai
11. URAIAN TUGAS :
i. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi
j. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
Menentukan tema rancangan terkait fungsi
Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet)
Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang,
besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey
fungsi sejenis)
Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan
ide/gagasan desain.
Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan
kerja mandiri, dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat
gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna.
Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan
selanjutnya.
k. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :
Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang.
Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis.
Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana.
Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who,
when,why & how).
Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok.
l. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :
Pemrograman:
Profil Penghuni

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 111


Analisa Kegiatan
Analisa Ruang
Profil Tapak
Analisa Tapak
Zoning
Konsep-konsep:
Konsep program ruang, berupa: (a) batasan fungsi (b) kapasitas
fungsi (c) kebutuhan ruang (d) hubungan ruang (e) besaran
ruang
Konsep bentuk, berupa: (a) karakter fungsi & tema (b)
transformasi bentuk berdasarkan tuntutan fungsi & tema (c)
ekspresi bentuk dari fungsi & tema.
3. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):
Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%)
Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial,
formal) (2%)
Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)
Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 112


RANCANGAN TUGAS II
PERENCANAAN
(Perkuliahan Minggu ke-6)

1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning)


2. TUJUAN TUGAS :
Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan fungsi
ganda, massa tunggal, 2 lantai
3. URAIAN TUGAS :
m. Obyek garapan : Fungsi Komersial
n. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
Menentukan tema rancangan terkait fungsi
Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet)
Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang,
besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey
fungsi sejenis)
Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan
ide/gagasan desain.
Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam),
dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil,
tinta, spidol & pensil warna.
Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan
selanjutnya.
o. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :
Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang.
Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis.
Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana.
Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who,
when,why & how)
Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok.
p. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :
Pemrograman:
Profil Pengguna
Analisa Kegiatan

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 113


Analisa Ruang
Profil Tapak
Analisa Tapak
Zoning
Konsep-konsep:
Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan,
meliputi:
Batasan Perancangan
Tapak
Fungsi & Kegiatan
Tata Ruang
Bentuk & Tampilan Bangunan
4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):
Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%)
Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial,
formal) (2%)
Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)
Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 114


RANCANGAN TUGAS III
PERENCANAAN
(Perkuliahan Minggu ke-9)

1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning)


2. TUJUAN TUGAS :
Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan fungsi
ganda, massa majemuk, 1 lantai
3. URAIAN TUGAS :
a. Obyek garapan : fungsi pendidikan pra-sekolah
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
Menentukan tema rancangan terkait fungsi
Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet)
Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang,
besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey
fungsi sejenis)
Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan
ide/gagasan desain.
Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam),
dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil,
tinta, spidol & pensil warna.
Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan
selanjutnya.
c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :
Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang.
Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis.
Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana.
Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who,
when,why & how)
Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok.
d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :
Pemrograman:
Profil Pengguna
Analisa Kegiatan

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 115


Analisa Ruang
Profil Tapak
Analisa Tapak
Zoning
Konsep-konsep:
Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan,
meliputi:
Batasan Perancangan
Tapak
Fungsi & Kegiatan
Tata Ruang
Komposisi Massa (horisontal)
Bentuk & Tampilan Bangunan
Struktur
4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):
Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%)
Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial,
formal) (2%)
Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)
Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 116


RANCANGAN TUGAS IV
PERENCANAAN
(Perkuliahan Minggu ke-12)

1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning)


2. TUJUAN TUGAS :
Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan fungsi
ganda, massa majemuk, 2 lantai
3. URAIAN TUGAS :
e. Obyek garapan: fungsi pelayanan umum
f. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
Menentukan tema rancangan terkait fungsi
Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet)
Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang,
besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey
fungsi sejenis)
Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan
ide/gagasan desain.
Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam),
dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil,
tinta, spidol & pensil warna.
Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan
selanjutnya.
g. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :
Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang.
Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis.
Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana.
Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who,
when,why & how)
Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok.
h. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :
Pemrograman:
Profil Pengguna
Analisa Kegiatan

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 117


Analisa Ruang
Profil Tapak
Analisa Tapak
Zoning
Konsep-konsep:
Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan,
meliputi:
Batasan Perancangan
Tapak
Fungsi & Kegiatan
Tata Ruang
Komposisi Massa (horisontal)
Bentuk & Tampilan Bangunan
Struktur
4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):
Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%)
Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial,
formal) (2%)
Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)
Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 118


Sesi Perkuliahan ke : 5, 7, 10-11, 13-15

I. Sasaran Pembelajaran
Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami maksud & tujuan gambar perancangan arsitektur
2. Menguraikan jenis-jenis gambar perancangan arsitektur
3. Terampil menerapkan teknik presentasi gambar pada perancangan arsitektur

II. Topik Kajian/Bahasan:


PERANCANGAN ARSITEKTUR

III. Deskripsi singkat:


Dalam sesi ini Anda akan mempelajari pengertian, jenis, dan teknik gambar
perancangan arsitektur.

IV. Bahan Bacaan Utama


1. Goodban & Hayslett (1995), Gambar dan Perencanaan Arsitektur, Jakarta:
Erlangga.
2. Idham, Noor Cholis (2013), Merancang Bangunan Gedung Bertingkat
Rendah, Yogyakarta: Graha Ilmu
3. Karlen, Mark (2007), Spaces Planning Basic, New York: John Willey & Sons,
Inc.

V. Bahan Bacaan Pendukung


1. Adler, David (1998) Metric Handbook, Planning & Design Data, Oxford:
Architectural Press
2. Frick, Heinz (1998) Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar-dasar
Konstruksi dalam Arsitektur, Yogyakarta: Kanisius.
3. Mitton, Mureen & Nystuen, Courtney (2006), Residential Interior Design, A
Guide to Planning Spaces, New York: John Willey & Sons, Inc.
4. White, Edward T.(1985), Analsis Tapak, Pembuatan Diagram Informasi bagi
Perancangan Arsitektur, Bandung: Intermatra.

VI. Pertanyaan Kunci/Tugas


Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut
ini untuk memandu Anda.

1. Jelaskan maksud & tujuan gambar perancangan arsitektur


2. Uraikan jenis-jenis gambar perancangan arsitektur
3. Latihlah keterampilan Anda dalam teknik presentasi gambar perancangan
arsitektur

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 119


MODUL 5
PERANCANGAN ARSITEKTUR

Gambar kerja (bestek) merupakan gambar teknik yang dibuat untuk


memberikan informasi secara jelas, rinci (detail), mudah dimengerti dan dapat
dilaksanakan secara tepat sehingga tidak menimbulkan salah tafsir. Penjelasan
yang lengkap dan sesuai kaidah gambar teknik sangat berguna untuk
memudahkan penyusunan ketentuan teknis dan perhitungan biaya
pembangunannya. Untuk penyajiannya beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah:
Notasi bahan bangunan
Notasi ukuran
Ketebalan garis
Gambar Perancangan meliputi:
Blok Plan
Ground Plan
Site Plan
Denah-denah
Tampak-tampak
Potongan-potongan
Perspektif sequence
Maket

a. Definisi
1. Gambar denah adalah gambar potongan horisontal tampak atas setinggi 1
meter dari permukaan lantai.
2. Gambar tampak merupakan gambar muka atau samping bangunan yang
memperlihatkan material yang digunakan dan bagian-bagian bangunan
yang penting seperti lobang pintu dan jendela.
3. Gambar potongan adalah gambar tampak terpotong pada garis tertentu
seperti dijelaskan pada gambar denah. Bidang yang terpotong diperlihatkan
secara lebih tegas dengan menggunakan garis 0.2 atau 0.3 mm.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 120
4. Gambar detail dibuat untuk menjelaskan sambungan atau hubungan antara
berbagai elemen bangunan dengan bentuk gambar potongan berskala
lebih besar.

b. Gambar Denah
Denah atau plan berasal dari kata latin planum berarti dasar, arti lebih jauh
lantai denah adalah penampang potongan horisontal dari suatu obyek/bangunan,
yang potongannya terletak pada ketinggian 1,00 m dari atas lantai ruangan dalam
bangunan. Denah mencerminkan skema organisasi kegiatan dalam bangunan dan
merupakan unsur penentu bentuk bangunan. Denah berguna untuk
mengungkapkan banyak hal, seperti untuk mengungkapkan banyak hal seperti
ruang sirkulasi dengan ruang untuk beraktivitas, dan hubunganya baik antar ruang
di dalam bangunan maupun diluar bangunan yang masih terletak didalam tapak,
secara keseluruhan memberi makna bagi bangunan tersebut. Menempatkan
gambar denah pada suatu tapak dalam bidang gambar mempertimbangkan
beberapa faktor, yaitu :
Posisi arah utara, umumnya menghadap keatas.
Posisi jalan, sebagai orientasi pencapaian ke tapak, umumnya ditempatkan
dibagian bawah bidang gambar dengan layout bangunan yang dominan
ortografis dan sejajar terhadap bidang bawah gambar.
1. Tujuan Gambar Denah
Untuk menjelaskan ruang ruang dua dimensi yang direncanakan
Hubungan Ruang
Fungsi Ruang
Ukuran Ruang
Posisi / elevasi lantai / Ruang
Hubungan ruang dalam (interior) dan ruang luar (eksterior)
Letak pintu dan jendela
Susunan perabotan (Furniture)
Karakter obyek bangunan
2. Kelengkapan dalam Mengkomunikasikan Gambar Denah
Nama gambar dan skala gambar
Ukuran ruang

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 121


Notasi dinding
Notasi bukaan pintu dan jendela
Notasi struktur kolom
Notasi area basah
Notasi teras
Peil muka tanah
Peil lantai
Garis arah pemotong
Garis rencana atap
3. Pengembangan denah
Silih satu cara pengembangan denah adalah dengan menentukan modul
ruang. Sebuah ruang mewadahi aktivitas fungsi utama tergantung dari kapasitas
ruang. Ukuran ruang didapatkan dari kelipatan modul ruang sesuai dengan
kapasitas ruang yang telah ditentukan, sedangkan bentuk ruang dihasilkan dari
layout atau tatanan modulnya. Untuk mendapatkan denah yang utuh, penyesuaian
ukuran dan bentuk denah dasar terkait langsung dengan wadah strukturnya.
Ukuran dan bentuk pada grid struktur dapat menentukan bentuk ruang, sebaliknya
fungsi ruang dapat menyesuaikan dengan pola grid struktur.

Gambar 82. Alternatif pola modul struktur sebagai dasar pengembangan denah
(Sumber: Idham, 2013)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 122


Gambar 83. Penggunaan modul fungsi dalam pengembangan denah
(Sumber: Idham, 2013)

Gambar 84. Denah dengan pola sirkulasi


(Sumber: Karlen, 2007)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 123


Gambar 85. Denah dengan layout perabot
(Sumber: Karlen, 2007)

Gambar 86. Denah rencana plafond


(Sumber: Karlen, 2007)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 124


Gambar 87. Teknik rendering pada denah
(Sumber: Karlen, 2007)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 125


Gambar 88. Presentasi Denah dengan CAD
(Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

Gambar 89. Presentasi Denah dengan teknik manual


(Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 126


Gambar 90. Denah dengan skala detail
(Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

Gambar 91. Contoh gambar kerja dengan CAD


(Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 127


C. Gambar Tampak
Gambar tampak bangunan adalah cara mengkomunikasikan bentuk fisik
arsitektur yang dilihat dari arah pandang frontal (ortografis dengan bidang
obyeknya). Tampak bangunan paling tidak memiliki 4 arah pandang dari obyek
bangunan tersebut. Dalam mengkomunikasikan gambar tampak bangunan, maka
faktor tapak berperanan penting untuk diperhatikan, faktor lingkungan memberikan
estetika tersendiri terhadap obyek bangunan tersebut. Terdapat beberapa karakter
komunikasi tempak yang diakibatkan oleh posisi bangunan terhadap karakteristik
tapaknya. Gambar tampak sama pentingnya dengan gambar denah dan
potongan. Secara teknis dibuat berdasarkan proyeksi orthogonal sehingga secara
grafis akan terlihat gambar berupa dua dimensi yang datar, yang perlu
diperhatikan dalam menggambar tampak adalah:
Letak pintu / jendela
Ketinggian bangunan
Bentuk atap
Tinggi pintu standart T.200 210 cm
Letak garis ambang kusen dan jendela bawah dan atas diusahakan sama
Ketinggian lantai terhadap muka tanah

1. Kelengkapan Gambar Tampak


Rendering (pohon / tanaman)
Arsir bayangan (efek cahaya)
Penampilan material (bahan bangunan). Untuk memperlihatkan gambar-
gambar 2 dimensi nampak tiga dimensional.
Kelengkapan dalam mengkomunikasikan gambar tampak:
Keterangan gambar (Nama gambar dan skala yang dikomunikasikan)
Proyeksi gambar tampak :
- Bagian atap
- Bagian badan
- Bagian kaki bangunan
- Lingkungan (alam dan suasana)
Proyeksi gambar detail tampak
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 128
- Bagian atap (Bentuk atap, Bukaan atap, Kemiringan atap, Listplank
atap, Canopy)
- Bagian badan : - Kusen (untuk pintu, jendela, lobang angin, dan
kombinasinya), Daun pintu, daun jendela, lobang angin, Dinding,
Pelapis tambahan di dinding (estetika)
- Bagian kaki bangunan : - Finishing kaki bangunan, Teras, Tangga/trap
- Bagian lingkungan alam : - Posisi lahan, Skala pohon, Suasana
Proyeksi tampak
- Perbandingan tinggi terhadap lebar bangunan: Berkesan tinggi/rendah,
Berkesan seimbang /tidak seimbang
- Informasi kedalaman ruang: bidang depan, bidang tengah Tampak,
teknik bayangan sangat menentukan bidang belakang
- Informasi karakteristik dari material, Masif, Transparan: Tembok/batu
tempel - kaca Tampilan, Kayu/panel papan - Kerawang/rooster,
rendering, Genteng/sirap/seng/asbes, dll - Teralis/tirai sangat
menentukan Tampilan gambar tampak yang komunikatif sesuai maksud
dan tujuan gambar.
Skala komunikatif 1 : 200 atau 1 : 100, 1 : 50. Diutamakan dimensi ketelitian
gambar dan estetika tampak, keterangan bahan pada tampak

2. Langkah Kerja Mengkomunikasikan Gambar Tampak


Sebagai langkah awal adalah menggambarkan secara lengkap batas-batas
yang berperan dalam tampak, seperti tinggi bangunan, posisi entrance bangunan.
Gambar tampak dalam skala ini tidak dilengkapi keterangan obyek. Yang
dikomunikasikan adalah notasi-notasi bahan, dimensi, bayangan, suasana, yang
menunjang komunikatif estetika dari bentuk tampak tersebut. Untuk melengkapi
ekspresi gambar yang komunikatif dan estetik maka gambar tampak depan
tersebut dilengkapi dengan bayangan akibat sinar matahari yang diharapkan
menjelaskan kedalaman dari bidang-bidang tampak. Arah datang sinar matahari
diasumsikan sejajar dengan sudut 45 0 (asumsi sudut ini ditetapkan oleh
perencana).
Agar dapat mengkomunikasikan bayangan ini dengan benar harus
diperhatikan kedudukan dari elemen-elemen yang berperan, yaitu 10 posisi dari
elemen-elemen tersebut pada gambar denah dan gambar potongan. Selanjutnya
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 129
gambar tampak itu dilengkapi secara proporsi terhadap skala manusia dan
lingkungannya. Tampilan aspek komunikatif-estetik gambar tampak di atas
merupakan gambar presentasi tampak yang normal, baik dalam gambar-gambar
untuk persyaratan peraturan (perijinan), gambar untuk dipublikasikan dalam buku-
buku Arsitektur, publikasi iklan, maupun untuk komunikasi kepadaa pemberi tugas
(lingkup pendidikan atau lingkungan non pendidikan). Adapun tampilan gambar
tampak depan yang sesuai dengan gambar denah seharusnya digmbarkan
tampak dari pagar depan. Gambar pagar depan ini seringkali tidak ikut ditampilkan
karena dikuatirkan menjadi rancu dan merusak estetika dari gambar tampak.
Tampilan gambar tampak samping, jika batas bangunan berhimpitan dengan
batas tapaknya tidak mutlak diperlukan, tujuannya disajikan hanya untuk
menggambarkan outline bangunan. Tampilan gambar tampak belakang, mutlak
diperlukan karena perlu diperhatikan oleh pemberi tugas, apalagi jika pemberi
tugas merupakan pihak pemakainya.

Gambar 92. Tampak Depan Bangunan


(Sumber: Idham, 2013)

Teknik komunikasi gambar tampak dalam skala 1:50, sama halnya pada
gambar dengan skala 1:100, hanya dilengkapi dengan keterangan penggunaan
bahan dan finishingnya seperti yang dikehendaki dalam pelaksanaan
pembangunan. Keterangan merk bahan finishing seringkali tidak disertakan
karena belum mendapat kesepakatan dari pemberi tugas. Yang dapat

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 130


dikomunikasikan adalah image estetika dari perencana, yaitu pemilihan warna
yang diinginkan. Tampilan bayangan tidak mutlak hanya disajikan selama tidak
merusak image estetika tampak.

3. Mengembangkan denah ke tampak dan potongan bangunan


Prinsip tampak dalam gambar kerja arsitektur adalah gambar proyeksi yang
dihasilkan dari gambar denah, potongan dan atau tampak lain dalam bangunan
itu. Tampak muka atau samping atau belakang dapat saling diproyeksikan untuk
melihat keterkaitan gambar-gambar tampak arah pandang yang berbeda tersebut.

Gambar 93. Pengembangan gambar denah ke tampak


(Sumber: Idham, 2013)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 131


Gambar 94. Potongan & Tampak

a. Gambar Potongan
Gambar penampang bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal,
yang posisinya diambil pada tempat-tempat tertentu. Gambar potongan untuk
suatu desain bangunan diperlukan guna menjelaskan kondisi ruangan-ruangan
(dimensi, skala, struktur, konstruksi, bahan bangunan, dan sistem bangunan) di
dalam maupun di luar bangunan dan bermanfaat sebagai komunikasi yang
komunikatif (diungkapkan dalam skala).
Potongan Memanjang: bidang potongan yang terletak sejajar dengan
bidang jalan utama atau pada sisi panjang bangunan
Potongan Melintang: bidang penampang potongan pada bangunan yang
tegak lurus atau ortografis terhadap bidang jalan utama atau pada sisi lebar
bangunan
Sering kali pengertian tentang potongan melintang dan memanjang ini,
dalam notasi dan arah pandang potongan ditempatkan di dalam gambar denah,
sekurang-kurangnya dua buah notasi potongan dalam posisi yang berlawanan,
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 132
disebut dengan istilah potongan melintang dan potongan memanjang. Istilah ini
dapat memberikan konotasi yang berbeda jika dikaitkan dengan lay-out bangunan.
Batas-batas tapak dan bangunan yang kompleks, kondisi bangunan dengan lokasi
lebih dari satu jalan utama, menjadi sulit untuk dituliskan dengan istilah potongan
melintang ataupun memanjang, maka digunakan notasi dengan huruf atau dengan
angka saja, seperti potongan A A, B B ,dst; potongan 1 1, 2 2, dst ;
potongan I I , II II, dst, yang ditentukan oleh perencana.
Cara mengambil obyek gambar potongan: Potongan dapat diambil atau di
letakkan pada tempat-tempat yang dilalui oleh Ruang yang dianggap sebagai
interest point atau bagian titik terpenting pada rancangan bangunan, sehingga
pada bagian tersebut dapat di informasikan.
Gambar Potongan bangunan harus dapat dan mampu menginformasikan
tentang: - Konstruksi - Sruktur bangunan - Ruang - Sistem cahaya, ventilasi
- leveling perbedaan lantai - sistem langit-langit/plafond - ketinggian
bagunan - spesifikasi material yang digunakan
Gambar Potongan lebih bersifat realitis dan lebih mudah untuk dimengerti
dari pada gambar denah karena gambar ini memperlihatkan ukuran
Horizontal dan ukuran Vertikal.

Gambar 95. Garis potongan pada denah


(Sumber: Idham, 2013)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 133


Gambar 96. Informasi pada gambar potongan
(Sumber: Idham, 2013)

Dari cara mengkomunikasikan gambar potongan, ada dua jenis gambar potongan:
1. Potongan arsitektural
Potongan arsitektur hanya menunjukan bentuk dan suasana ruang, biasanya
digambar dengan menggunakan metoda potongan tertentu seperti potongan tiga
dimensi atau potongan perspektif atau axonometri. Potongan ini lebih bersifat
arsitektural karena belum dapat dipakai sebagai gambar pelaksanaan di lapangan.
Gambar potongan sejenis ini lebih ditujukan untuk kepentingan pencarian
gagasan atau presentasi. Gambar ini menginformasikan :
Tinggi bangunan
Tinggi rendah lantai (permainan lantai)
Tinggi plafond (permainan plafond)
Bentuk atap
Sistem ventilasi cahaya, sirkulasi udara dsb
Ukuran sistem bangunan
Keterangan material

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 134


2. Potongan struktural
Fungsi utama gambar potongan lengkap pada bangunan adalah untuk
menunjukkan prinsip struktur secara jelas. Karena gambar potongan harus
menunjukkan posisi sistem dengan lengkap, maka sekalipun bagian bangunan
tersebut terdapat pada bagian belakang pandangan, elemen tersebut tetap akan
digambar. Begitu juga dengan elemen yang berada secara tidak langsung pada
garis potongnya pada denah, jika merupakan bagian utama dari sistem struktur,
seperti pondasi, kolom, balok, kuda-kuda dan sebagainya tetap diperlihatkan
dalam potongan. Garis potong pada denah lebih ditujukan untuk menunjukkan
posisi ruang dan bukan pada posisi elemen atau sistem. Potongan struktur
menginformasikan :
Tinggi bangunan
Tinggi rendah lantai dan konstruksinya
Tinggi plafond dan konstruksi plafond
Bentuk atap dan konstruksinya
Struktur konstruksi pondasi
Material struktur konstruksi
Ukuran sistem bangunan
Keterangan material

Gambar 97. Contoh gambar potongan


(Sumber: Idham, 2013)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 135


Gambar 98. Potongan dengan CAD
(Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

b. Gambar Detail
Gambar detail pembesaran skala gambar
bagian elemen ruang atau konstruksi dengan
tujuan untuk menginformasikan secara jelas ide
rancangan.
1. Tujuan Gambar Detail
Menginformasikan bentuk detail
Menginformasikan hubungan konstruksi,
join elemen
Menginformasikan jenis material dan
material finishing, warna, campuran
Menjelaskan keterangan teknis dan
kelengkapan persyaratan detail untuk
pedoman pelaksanaan pemborong.
Gambar 99. Detail bangunan
(Sumber: Idham, 2013)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 136


Berdasarkan karakteristiknya gambar detail dibedakan sebagai berikut :
b. Gambar Detail Konstruksi
Menitik beratkan pada penjelasan hubungan konstruksi elemen bangunan/
ruang
c. Gambar Detail Arsitektural
Menitik beratkan pada penjelasan bentuk rancangan elemen bangunan /
ruang (proporsi dan prinsip bentuk)
2. Menggambar Detail
Skala Detail 1 : 20, 1 : 10, 1 : 5, 1 : 2, 1 : 1. Skala Sub Detail 1 : 5, 1 : 2, 1 : 1.
Visualisasi Gambar Detail dijelaskan melalui proyeksi bidang dari detail, seperti
Denah detail, Tampak Detail, Potongan Penampang Detail. Atau dilengkapi
dengan visualisasi tiga dimensi, seperti isometri detail.
Kelengkapan Gambar Detail :
Nama gambar detail
Petunjuk letak detail pada Denah, Tampak, Potongan, dan sebagainya.
Menjelaskan ukuran, panjang, lebar, dan tinggi.
Notasi gambar yang membedakan/menjelaskan perbedaan material dasar,
material finishing, warna, dsb.
Menjelaskan hubungan konstruksi, join elemen, dsb.
Menjelaskan keterangan teknis dan kelengkapan persyaratan detail.

3. Macam Gambar Detail


Gambar Detail dapat diambil dari semua gambar rancangan antara lain pada :
Rancangan Tapak: detail pagar, detail badan jalan, riol, detail lansekap,
lampu, dsb.
Rancangan Denah: detail teras, kolom, kaki bangunan, detail lantai, detail
tangga, detail dapur, detail km/wc, dsb.
Rancangan Tampak: detail canopy, detail bidang bukaan, detail bidang
masif/finishing.
Rancangan Potongan: detail plafond, detail balkon, railling, detail konstruksi
atap, dsb.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 137


4. Detail Arsitektural
Detail Arsitektonis lebih lengkap jika digambarkan dalam satu kesatuan
denah, tampak, potongan, potongan tiga dimensi. Hal ini disebabkan karena
penambahan suatu bahan pelapis tertentu mempunyai konsekuensi yang
menuntut pemecahan konstruksi dan estetika terhadap pertemuan dengan elmen-
elmen lainnya. Yaitu mampu menjelaskan pertemuan dengan bidang dinding-
lantai-plafond- maupun elmen lainnya (misalnya kusen).

F. Gambar Blok Plan, Situasi & Site Plan


Gambar blok plan memberikan informasi tentang plot/zonasi letak bangunan
dan unit-unit bangunan, sedangkan situasi menggambarkan tampak atas
bangunan dalam lingkungan site (citra bangunan). Site plan memberikan
informasi hubungan antara ruang dalam dan ruang luar bangunan pada lingkup
site, biasanya dilengkapi pula informasi akses, hubungan pencapaian dari luar
site-dalam site-dalam bangunan.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 138


Keterangan gambar:
A : Terminal Angkot
B : Parkir kendaraan
C : Check Point Bis
Pariwisata
D : Massa bangunan
Utama
E :Lintasan bis
F :Perawatan bis
G :Pul bis

Gambar 100. Site Plan & Perspektif


(Sumber: Logi Tofani. Studio Perancangan Tugas Akhir: Terminal Imbanagara Kabupaten Ciamis
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,Universitas Komputer Indonesia)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 139


Gambar 101. Contoh gambar Site Plan
(Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

Gambar 102. Contoh gambar Situasi


(Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 140


Gambar 103. Contoh gambar denah tapak/Site plot
(Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

G. Rangkuman
Gambar kerja denah, tampak, potongan, detail-detail dan site plan pada
proses merancang bangunan adalah hasil dari pemikiran semua aspek bangunan.
Secara hirarkis tiap gambar belum dapat dipastikan jika masih terdapat
permasalahan pada tata bangunan dan tata ruang luar. Meskipun demikian
gambar perancangan dalam proses desain, masih dimungkinkan untuk mengalami
perubahan, sehingga diperlukan ketelitian dan kepresisian dalam
mengerjakannya. Kualitas gambar kerja juga ditentukan oleh kreativitas
perancang dalam mengkomunikasikan dan mempresentasikan gambar, sehingga
dapat dipahami dan digunakan sebagai dokumen perancangan akhir di lapangan.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 141


H. Tugas
RANCANGAN TUGAS I
PERANCANGAN
(Perkuliahan Minggu ke-5)

1. JENIS TUGAS: Individu (Kerja studio & mandiri/Problem-Based)


2. TUJUAN TUGAS :
Merancang bangunan Fungsi Ganda, Massa Tunggal, 1 lantai
3. URAIAN TUGAS :
a. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
Transformasi konsep program ruang & konsep bentuk dalam gambar
arsitektur 2D (denah, tampak & potongan) dan 3D (perspektif).
Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan
dilanjutkan tugas mandiri di rumah.
Pada pertemuan selanjutnya dilakukan asistensi perorangan
c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :
Tugas dikerjakan individu, dengan pendekatan metode in-out dari
program ruang menghasilkan selubung & bentuk bangunan.
Teknik gambar mengikuti standar presentasi arsitektural (notasi, skala
gambar 1 : 100 atau 1 : 50)
Penyajian di atas kertas A3, teknik manual, alat gambar: pensil, tinta,
penggaris, dll.
d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :
Gambar denah lantai, tampak (4 sisi), potongan (2 arah), perspektif
mata burung.
Gambar diasistensi perorangan, dengan memberikan kartu asistensi
sebagai bukti keaktifan dalam perkuliahan.
4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot tugas 5%):
Ketuntasan ungkapan gagasan (1%)
Kelengkapan gambar (1,5%)
Ketepatan teknik menggambar (2%)
Kebersihan gambar (0,5%)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 142


RANCANGAN TUGAS II
PERANCANGAN
(Perkuliahan Minggu ke-7)

1. JENIS TUGAS: Individu (Kerja studio & mandiri/Problem-Based)


2. TUJUAN TUGAS :
Merancang Fungsi Ganda, Massa Tunggal, 2 lantai
3. URAIAN TUGAS :
a. Obyek garapan : Fungsi Komersial
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
Transformasi konsep program ruang & konsep bentuk dalam gambar
arsitektur 2D (denah, tampak & potongan) dan 3D (perspektif).
Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan
dilanjutkan tugas mandiri di rumah.
Pada pertemuan selanjutnya dilakukan asistensi perorangan
c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :
Tugas dikerjakan individu, dengan pendekatan metode in-out dari
program ruang menghasilkan selubung & bentuk bangunan.
Teknik gambar mengikuti standar presentasi arsitektural (notasi, skala
gambar 1 : 100 atau 1 : 50)
Penyajian di atas kertas A3, teknik manual, alat gambar: pensil, tinta,
penggaris, dll.
d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :
Gambar denah lantai 1 & 2, tampak (4 sisi), potongan (2 arah),
perspektif mata burung.
Gambar diasistensi perorangan, dengan memberikan kartu asistensi
sebagai bukti keaktifan dalam perkuliahan.
4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot tugas 5%):
Ketuntasan ungkapan gagasan (1%)
Kelengkapan gambar (1,5%)
Ketepatan teknik menggambar (2%)
Kebersihan gambar (0,5%)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 143


RANCANGAN TUGAS III
PERANCANGAN
(Perkuliahan Minggu ke-10 s/d 11)

1. JENIS TUGAS: Kelompok & Individu (Kerja studio/Problem-Based)


2. TUJUAN TUGAS :
Merancang bangunan Fungsi Ganda, Massa Majemuk, 1 lantai
Mengintegrasikan sistem rancangan arsitektur, persyaratan ruang,
bangunan & ruang luar ke dalam gambar kerja.
3. URAIAN TUGAS:
a. Obyek garapan : Fungsi Pendidikan Pra Sekolah & penunjangnya
Perancangan bangunan dengan transformasi hasil analisis tapak
(metode out-in)
Perancangan bangunan dengan transformasi hasil pemrograman ruang
(metode in-out)
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
Transformasi konsep program ruang & tapak dalam gambar arsitektur.
Waktu pengerjaan selama 2 kali pertemuan (500 menit/8,5 jam) dan
dilanjutkan tugas mandiri di rumah.
Pada pertemuan selanjutnya dilakukan asistensi perorangan
c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :
Pada saat programming dan studi pendahuluan, mahasiswa
dikelompokkan (tiap kelompok mengerjakan tema fungsi yang berbeda)
dengan anggota maksimum 5 orang. Selanjutnya setiap mahasiswa
secara individu dapat mengembangkan gambar perancangan hingga
maket model.
Metode yang digunakan adalah gabungan dari: Perancangan bangunan
dengan transformasi hasil analisis tapak (metode out-in), dan
perancangan bangunan dengan transformasi hasil pemrograman ruang
(metode in-out)
Teknik gambar mengikuti standar presentasi arsitektural (notasi, skala
gambar 1 : 200, 1 : 100 dan 1 : 50)
Penyajian di atas kertas A3 & A2, teknik manual, alat gambar: pensil,
tinta, penggaris, dll.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 144


d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :
Perancangan arsitektur menggambarkan penyajian gambar yang
komunikatif dan mudah dimengerti. Gambar visual harus bisa dibaca
meskipun tanpa tulisan. Lengkapi dengan skala yang sesuai dengan
media yang digunakan.
Gambar Perancangan, meliputi:
Blok Plan
Site Plan
Denah-denah
Tampak-tampak
Potongan-potongan
Perspektif sequence
Maket
Gambar diasistensi perkelompok fungsi (5 kelompok), dengan
memberikan kartu asistensi sebagai bukti keaktifan dalam perkuliahan.
4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 10%)
a. Tugas kelompok: Blok Plan (1%)
b. Tugas Individu (8%)
Ketuntasan ungkapan gagasan (2%)
Kelengkapan gambar (2%)
Ketepatan teknik menggambar (2%)
Kebersihan gambar (1%)
Maket model (1%)
c. Presentasi kelompok (1%)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 145


RANCANGAN TUGAS IV
PERANCANGAN
(Perkuliahan Minggu ke-13 s/d 15)

1. JENIS TUGAS: Kelompok & Individu (Kerja studio/Problem-Based)


2. TUJUAN TUGAS :
Merancang bangunan Fungsi Ganda, Massa Majemuk, 1 - 2 lantai
Mengintegrasikan sistem rancangan arsitektur, persyaratan ruang,
bangunan & ruang luar ke dalam gambar kerja.
3. URAIAN TUGAS:
a. Obyek garapan : Fungsi Pelayanan Umum dan penunjangnya
Perancangan bangunan dengan program ruang fungsi: kesehatan,
perkantoran, komersil, hunian, dan pendidikan.
Program ruang pendukung dapat ditentukan kemudian melalui studi
pendahuluan (survey fungsi sejenis) di lokasi Kota Makassar
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
Transformasi konsep program ruang & konsep tapak dalam gambar
arsitektur.
Waktu pengerjaan selama 3 kali pertemuan (750 menit/13 jam) dan
dilanjutkan tugas mandiri di rumah.
Pada tiap pertemuan dilakukan asistensi perorangan
c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :
Pada saat programming dan studi pendahuluan, mahasiswa
dikelompokkan (tiap kelompok mengerjakan 1 fungsi) dengan anggota
maksimum 5 orang. Selanjutnya setiap mahasiswa secara individu
dapat mengembangkan gambar perancangan hingga maket model.
Metode yang digunakan adalah gabungan dari: Perancangan bangunan
dengan transformasi hasil analisis tapak (metode out-in), dan
perancangan bangunan dengan transformasi hasil pemrograman ruang
(metode in-out)
Teknik gambar mengikuti standar presentasi arsitektural (notasi, skala
gambar 1 : 200, 1 : 100 dan 1 : 50)
Penyajian di atas kertas A3 & A2, teknik manual, alat gambar: pensil,
tinta, penggaris, dll.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 146


d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :
Perancangan arsitektur menggambarkan penyajian gambar yang
komunikatif dan mudah dimengerti. Gambar visual harus bisa dibaca
meskipun tanpa tulisan. Lengkapi dengan skala yang sesuai dengan
media yang digunakan.
Gambar Perancangan, meliputi:
Blok Plan
Site Plan
Denah-denah
Tampak-tampak
Potongan-potongan
Perspektif sequence
Maket
Gambar diasistensi perkelompok fungsi (5 kelompok), dengan
memberikan kartu asistensi sebagai bukti keaktifan dalam perkuliahan.
4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 20%)
a. Tugas kelompok: Blok Plan (2%)
b. Tugas Individu (13%)
Ketuntasan ungkapan gagasan (3%)
Kelengkapan gambar (4%)
Ketepatan teknik menggambar (3%)
Kebersihan gambar (1%)
Maket model (2%)
c. Presentasi kelompok (5%)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 147


BAB III
EVALUASI

A. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan oleh tim dosen di setiap proses perkuliahan,
berdasarkan sasaran pembelajaran pada proses Perencanaan dan Perancangan.
Kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa pada
matakuliah TSPA 2 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Penilaian Kompetensi Mahasiswa


Ming
Materi Tugas Kompetensi Bobot (%)
ke-
Kreativitas penyusunan
komposisi (alternatif 0,5
Tugas individu:
komposisi)
Menyusun komposisi
1 ruang & bentuk (2D & 2
Penerapan prinsip komposisi 1
3D)

Teknik presentasi grafis 0,5

Kelengkapan & kesesuaian 0,5


Tugas kelompok: data
Menyusun laporan garis Kejelasan hirarki &
besar program sistematika penyusunanan 1
perencanaan & laporan
2 3
perancangan bangunan Ketuntasan materi 0,5
fungsi ganda, massa
tunggal, 1 lantai (fungsi 0,5
Keaktifan dalam diskusi
hunian profesi)
Presentasi & pemahaman 0,5
materi
Kelengkapan variabel data 1
Tugas kelompok:
Menyusun skema Kesesuaian strategi yang
proses perancangan 1,5
digunakan
3 dengan metode In-Out
5
& Out-In pada Kejelasan hirarki &
bangunan fungsi ganda, 1,5
sistematika skema
massa tunggal, 1 lantai
(fungsi hunian profesi) Kreativitas penyusunan
1
skema

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 148


Kesesuaian antara
fungsi~tema~judul 1
Tugas Kelompok:
Program ruang
bangunan fungsi ganda,
Kejelasan ekspresi tematis
massa tunggal, 1 lantai 2
dalam konsep arsitektur
berdasarkan:
(fungsional, spasial, formal)
fungsi & kegiatan 5
4
pelaku kegiatan Kejelasan narasi dan ilustrasi
kebutuhan ruang grafis 1
besaran ruang
hubungan ruang
(fungsi pendidikan pra- Kerjasama kelompok;
Kontribusi keaktifan dlm 1
sekolah)
diskusi kelas

Tugas Individu: Ketuntasan ungkapan 1


Merancang bangunan gagasan
Fungsi Ganda, Massa Kelengkapan gambar 1,5
5 Tunggal, 1 lantai 5
Ketepatan teknik 2
(fungsi pendidikan pra-
menggambar
sekolah)
Kebersihan gambar 0,5

Kesesuaian antara
fungsi~tema~judul 1
Tugas Kelompok:
Menyusun konsep
dasar perancangan Kejelasan ekspresi tematis
arsitektur pada dalam konsep arsitektur 2
6 bangunan fungsi (fungsional, spasial, formal) 5
ganda, massa tunggal, Kejelasan narasi dan ilustrasi
2 lantai grafis 1
(Fungsi komersil)
Kerjasama kelompok;
Kontribusi keaktifan dlm 1
diskusi kelas
Ketuntasan ungkapan 1
Tugas Individu: gagasan
Merancang bangunan 1,5
Fungsi Ganda, Massa Kelengkapan gambar
7 5
Tunggal, 2 lantai Ketepatan teknik 2
(Fungsi komersil) menggambar
Kebersihan gambar 0,5

Kejelasan ide & inovasi desain 4


Mid Test:
Display & presentasi Sistematika pemaparan 3
8 10
Fungsi komersil Kelengkapan materi
presentasi; gambar & maket 3
model
9 Tugas Kelompok: Kesesuaian antara 1 5

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 149


Menyusun konsep dasar fungsi~tema~judul
perancangan arsitektur Kejelasan ekspresi tematis
pada bangunan fungsi dalam konsep arsitektur 2
ganda, massa majemuk, (fungsional, spasial, formal)
1 lantai (Fungsi
Kejelasan narasi dan ilustrasi 1
pendidikan pra-sekolah) grafis
Kerjasama kelompok;
Kontribusi keaktifan dlm 1
diskusi kelas
Tugas kelompok:
1
Blok Plan
Tugas Kelompok & Tugas Individu:
Individu: - Ketuntasan ungkapan
Merancang bangunan gagasan (2%)
Fungsi Ganda, Massa - Kelengkapan gambar (2%)
10-11 8 10
Majemuk, 1 lantai - Ketepatan teknik
(Fungsi pendidikan pra- menggambar (2%)
sekolah) - Kebersihan gambar (1%)
- Maket model (1%)
Presentasi kelompok 1
Kesesuaian antara 1
Tugas Kelompok:
fungsi~tema~judul
Menyusun konsep
Kejelasan ekspresi tematis
dasar perancangan 2
dalam konsep arsitektur
arsitektur pada
12 (fungsional, spasial, formal) 5
bangunan fungsi
Kejelasan narasi dan ilustrasi 1
ganda, massa
grafis
majemuk, 2
Kerjasama kelompok;
lantai(Fungsi 1
Kontribusi keaktifan dlm
pelayanan umum)
diskusi kelas
Tugas kelompok:
2
Blok Plan
Tugas Kelompok & Tugas Individu:
Individu: - Ketuntasan ungkapan
Merancang bangunan gagasan (3%)
13-15 Fungsi Ganda, Massa - Kelengkapan gambar (4%) 13 20
Majemuk, 1-2 lantai - Ketepatan teknik
(Fungsi pelayanan menggambar (3%)
umum) - Kebersihan gambar (1%)
- Maket model (2%)
Presentasi kelompok 5

Final Test: Konsep 10


16 Konsep & disain 20
arsitektur Disain 10

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 150


Tabel 9.
AKUMULASI NILAI AKHIR
(Berdasarkan Peraturan Akademik Unhas 2010, Pasal 33)
Nilai Nilai Konversi Range Keterangan
A 4,00 >85 Lulus
A- 3,75 81 85 Lulus
B+ 3,50 76 80 Lulus
B 3,00 71 75 Lulus
B- 2,75 66 70 Lulus
C+ 2,50 61 65 Lulus
C 2,00 51 60 Lulus
D 1,00 45 50 Lulus
E 0,00 <45 Tidak Lulus

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 151


BAB IV
PENUTUP

A. Penutup

Tersedianya bahan ajar matakuliah TSPA 2 pada LMS-Unhas,


diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses belajarnya, sehingga
dapat memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk berkembang secara
optimal sesuai dengan kemampuannya, serta dapat mengakomodasi
kegiatan belajar mandiri dan menumbuhkan motivasi belajar pada
mahasiswa. Dengan adanya bahan ajar ini diharapkan dapat membantu dosen
dalam mengurangi waktu penyajian materi dan memperbanyak waktu
pembimbingan bagi mahasiswa. Disamping itu juga dapat membantu dosen dalam
mempersiapkan rancangan belajar di tiap semester, dan menjadi benchmark
dalam melakukan evaluasi terhadap bahan ajar.

B. Daftar Pustaka

Adler, David (1998) Metric Handbook, Planning & Design Data, Oxford:
Architectural Press
Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van
Nostrand Reinhold Co.
Broadbent, Geoffrey (1980). Design In Architecture, New York: John and Willey,
Publisher
Ching, Francis.D.K. (1989), Architecture: Form, Space & Order, John Wiley &
Sons, Inc.
Chris Jones, Jones (1992). Design Methods, 2nd Edition. London: John Wiley &
Sons, Inc
Fawcett, A. Peter (2003) Architecure: Design Note Book, London: Architectural
Press
Frick, Heinz (1998) Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar-dasar
Konstruksi dalam Arsitektur, Yogyakarta: Kanisius.

Goodban & Hayslett (1995), Gambar dan Perencanaan Arsitektur, Jakarta:


Erlangga.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 152


Idham, Noor Cholis (2013), Merancang Bangunan Gedung Bertingkat Rendah,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Karlen, Mark (2007), Spaces Planning Basic, New York: John Willey & Sons, Inc.
Mitton, Mureen & Nystuen, Courtney (2006), Residential Interior Design, A
Guide to Planning Spaces, New York: John Willey & Sons, Inc.
Pena, William M & Parshall, Steven A (2001) Problem Seeking An Architectural
Programming Primer, New York: John Willey & Sons, Inc.

Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta:


Erlangga.
Sutedjo, Suwondo B. (1985), Peran, Kesan dan Pesan Bentuk-bentuk
Arsitektur, Jakarta: Djambatan.
Wade, John W (1997) Architectural, Problems, and Purposes, New York: John
Willey & Sons, Inc.
White, Edward T. (1977). Introduction to Architectural Programming.
White, Edward T.(1985), Analisis Tapak, Pembuatan Diagram Informasi bagi
Perancangan Arsitektur, Bandung: Intermatra.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 153


LAMPIRAN

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 154

Anda mungkin juga menyukai