MATAKULIAH:
TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2
(212 D51 05)
Oleh:
Penulis
Hal
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
GLOSSARIUM x
DEFINISI OPERASIONAL xv
BAB II PEMBELAJARAN
Materi Matakuliah 13
Organisasi Materi Matakuliah 14
Modul 1. Fungsi, Ruang, dan Bentuk Arsitektur 15
Modul 2. Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 35
Modul 3. Metode Perancangan Arsitektur 49
Modul 4. Pemrograman Arsitektur 60
Modul 5. Perancangan Arsitektur 118
LAMPIRAN 152
Hal
Tabel 1. Rumusan Kompetensi Program Studi 2
Tabel 2. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) 8
Tabel 3. Tugas Menyusun Komposisi 2D & 3D 33
Tabel 4. Aspek Dasar Perancangan 39
Tabel 5. Aspek dalam Penentuan Masalah 60
Tabel 6. Persyaratan kedekatan & Matriks interaksi 74
Tabel 7. Contoh pengisian matriks kriteria dan hubungan kedekatan ruang 75
Tabel 8. Penilaian Kompetensi Mahasiswa 146
Tabel 9. Akumulasi nilai akhir 149
Hal
Gambar 1. Nilai Matakuliah TSPA 2 1
Gambar 2. Persentase Tingkat Kelulusan Matakuliah TSPA 2 2
Gambar 3. Tahap Pendekatan Pembelajaran 7
Gambar 4. Materi Matakuliah 13
Gambar 5. Organisasi Materi Matakuliah 14
Gambar 6. Pola sirkulasi: 1. linier, 2. radial, 3. spiral, 4. grid, 5. network 22
Gambar 7. Hubungan ruang 22
Gambar 8. Organisasi ruang: ruang di dalam ruang, ruang saling berkait... 23
Gambar 9. Wujud bentuk dari unsur utilitas, firmitas & venustas 23
Gambar 10. A. Komposisi beraturan dari bentuk yang teratur.... 25
Gambar 11. Bentuk 3D solid 26
Gambar 12. Bentuk-bentuk geometri tidak beraturan 27
Gambar 13. Bentuk-bentuk geometri beraturan 27
Gambar 14. Teknik transformasi bentuk 28
Gambar 15. Metafora bentuk 28
Gambar 16. Ekspresi bentuk arsitektur tradisional sebagai tanggapan budaya 29
Gambar 17. Kaitan antara fungsi dengan proporsi & konstruksi bentuk 30
Gambar 18. Bentuk dan tampilan bangunan terkait fungsi 30
Gambar 19. Visual elemen bidang dengan outline, bidang positif dan negatif 30
Gambar 20. Kaitan antara ruang dan bentuk 31
Gambar 21. Space & Form 31
Gambar 22. Lingkup Perancangan Arsitektur 36
Gambar 23. Kedudukan Arsitektur sebagai wacana & pengetahuan normatif 37
Gambar 24. Hubungan waktu antara Perencanaan dan Perancangan 37
Gambar 25. Lingkup Perancangan Arsitektur 38
Gambar 26. Proses Perancangan 40
Gambar 27. Siklus Proses Perancangan lima-langkah... 42
Gambar 28. Siklus Proses Perancangan lima-langkah... 42
Gambar 29. Proses Disain menurut: Mario Salvadiro, J.C.Jones... 43
Gambar 30. Proses Disain dalam Arsitektur 44
Gambar 31. Desainer sebagai kotak hitam dalam proses perancangan 50
Area tidak tetap. Terdiri dari semua ruang pelayanan di dalam bangunan,
khususnya daerah sirkulasi, area mekanik, toilet umum, lemari petugas
kebersihan, penyimpanan yang belum disyaratkan, dinding, dan partisi.
Pembagian wilayah tidak tetap disyaratkan di bawah persentase dari luas
kotor bangunan.
Area Sirkulasi. Termasuk interior koridor, jalur-jalur eksterior tertutup, dan koridor
bayangan yang tidak terdefinisi jalur sirkulasinya, seperti jalur melalui ruang
lobi. Perhatikan bahwa daerah sirkulasi sejauh ini adalah komponen ruang
tunggal terbesar yang belum ditetapkan dan hal ini berguna untuk
membedakan antara ruang primer dan sekunder.
Asumsi. Sebuah pernyataan yang diterima atau kebenaran tanpa bukti. Dalam
pemrograman, diklasifikasikan sebagai fakta nyata atau pandangan tetap.
Data. Bahan faktual yang digunakan sebagai landasan dalam penalaran, diskusi,
atau keputusan.
Desain. Suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis perancangan dimana titik
beratnya adalah melihat suatu persoalan tidak secara terpisah atau
tersendiri, melainkan sebagai keseluruhan dimana satu masalah dengan
lainnya saling kait mengait.
Desain Skematis. Penafsiran suatu kebutuhan proyek pemilik dengan studi dan
gambar yang memperlihatkan konsep arsitektural pokok, kebutuhan ruang,
dan hubungan sirkulasi utama, skala, permasalahan, penggunaan tapak,
umum dan kecukupan anggaran yang disyaratkan.
Facade. Muka luar dari bangunan yang merupakan bagian depan Arsitektur yang
kadang-kadang berbeda di setiap tampak dengan penggarapan detail-detail
arsitektur atau ornamen.
Filsafat. Sebuah teori dasar mengenai subjek tertentu, proses, atau bidang
kegiatan. Mengajukan pada klien tentang filosofi di balik program fungsional
yang bersifat abstrak dan manfaatnya langsung.
Form/bentuk. Dalam desain bentuk berarti shape (tiga dimensi) dan struktur
sebuah bangunan, dibedakan dari bahannya.
Geometri. Susunan benda atau begian berdasarkan garis, bidang, raut, dan lain-
lain.
Goal. Tujuan akhir terhadap usaha diarahkan. Tersirat suatu yang dicapai hanya
dengan usaha berkepanjangan.
Interior desain. Menata ruang yang sesuai fungsi, kegiatan dan lingkungan di
sekitarnya. Karya arsitek yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu
bangunan.
Kebudayaan. Hasil kegiatan dan penciptaan batin atau akal budi manusia seperti
kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
Kebutuhan. Sesuatu yang diperlukan. Hal yang sangat diperlukan atau penting
terkait kualitas.
Konsep. Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa atau sesuatu yang
konkrit. Gambaran mental suatu objek proses.
Konsep Desain. Mengacu pada ide-ide yang dimaksudkan sebagai solusi untuk
masalah arsitektur dari klien.
Konstruksi bangunan. Bagian dari elemen struktur bangunan yang secara utuh
mendukung berfungsinya efektifitas yang terjadi padanya.
Metode. Cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam
mencapai maksudnya.
Prinsip. Sebuah kesimpulan yang diperoleh secara empiris tentang kualitas yang
direduksi dari sistem. Abstraksi tertentu yang meringkas fenomena bidang
subjek tertentu.
Ruang. Sela-sela yang berada di antara dua tiang atau lebih, rongga yang
dibatasi oleh atau dikelilingi oleh bidang, rongga yang tidak terbatas dan
merupakan tempat segala sesuatu yang ada.
Sistem. Aturan, prinsip, fakta dsb, yang digolongkan atau disusun dalam bentuk
teratur untuk mewujudkan rencana yang logis yang berhubungan dengan
berbagai bagian yang teratur untuk melakukan sesuatu.
Skala. Perbandingan rasio antara dimensi objek dan dimensi yang mewakilinya.
Teori. Prinsip dan generalisasi antar hubungan yang menyajikan pandangan yang
jelas, utuh, dan sistematis dari masalah yang kompleks atau bidang tertentu.
A. Tahap Perencanaan
1. Konsep pemahaman merancang
Merancang adalah merangkai unsur-unsur disain dan mengkaitkan antara
unsur-unsur tersebut dalam satu kesatuan yang merepresentasikan ruang
sebagai suatu produk.
2. Teori dan metoda
Landasan atau acuan untuk merancang dengan menerapkan cara-cara
atau langkah-langkah tertentu untuk mewujudkan suatu rancangan (ruang
dan atau bentuk).
3. Program perencanaan
Serangkaian langkah-langkah untuk memperoleh informasi berkaitan
dengan karakter kegiatan, penentuan fasilitas, keterkaitan ruang, besaran
dan kapasitas ruang, program ruang, perhitungan tapak, dan
pengembangan lingkungan tapak. Dalam program perencanaan
didalamnya ada dua kegiatan utama, yaitu (1) pendekatan yang digunakan
dan (2) dasar/landasan yang digunakan.
4. Program perancangan
Serangkaian langkah-langkah untuk memperoleh acuan untuk mewujudkan
representasi ruang kedalam bentuk melalui studi konsep dan ide/gagasan
bentuk dalam program perancangan didalamnya ada dua kegiatan utama,
yaitu (1) pendekatan yang digunakan dan (2) dasar/landasan yang
dipakai.
5. Substansi materi pendukung
Pengetahuan tentang fungsional ruang, estetika bentuk, teknis struktural,
dan aritektural akan memberikan varian dan pengayaan dalam
memecahkan masalah perancangan.
Profil lulusan merupakan penciri dari program studi. Lulusan Prodi Arsitektur
Unhas diharapkan dapat berprofesi sebagai:
20
15
10
5
0
A A- B+ B B- C+ C D E K
2010/2011 7 11 20 22 13 7 9 4 7 0
2011/2012 14 33 33 19 0 0 0 0 0 0
2012/2013 13 26 10 32 10 6 3 0 0 0
35
33 33
32
30
25 26
22
20 20 19
15 14
13 13
11
10 10 10 9
7 67 7
5 4
3
0 0 0 0 0 0 0
A A- B+ B B- C+ C D E K
-5
2. Tujuan Matakuliah
Setelah mengikuti matakuliah TSPA 2 ini diharapkan mahasiswa memiliki
kemampuan mengolahpikir dan mengolahrasa aspek-aspek ruang (spasial),
estetika (aesthetic), bentuk (formal) arsitektur, kemampuan mengungkap gagasan
secara verbal maupun non-verbal (grafis 2D & 3D, maket model) komposisi
ruang arsitektonik, dari bangunan fungsi ganda-majemuk & massa tunggal-
majemuk, serta mampu kritis & kreatif menjelajahi/eksplorasi, menemukan,
menetapkan & mengembangkan suatu tema spesifik rancangan yang akan
menjiwai karya arsitektur proyek masing-masing. Mampu mengungkapkan
3. Kompetensi Matakuliah
a. Kompetensi Utama
Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif, & inovatif
yang berbasis pelestarian lingkungan dengan menerapkan pengetahuan
dasar Nirmana Ruang, Teori & Sejarah Perkembangan Arsitektur, Studio
Perancangan Arsitektur 1, serta Struktur & Konstruksi Bangunan 1 (U1).
Mampu menerapkan metode & proses perancangan arsitektur, mencakup
penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan pra-rancangan
skematik dwimatra/2D & trimatra/3D, dengan menerapkan pengetahuan
dasar Presentasi Grafis Arsitektur (U5).
b. Kompetensi Pendukung
Menguasai ketrampilan teknik komunikasi grafis arsitektural menggunakan
media presentasi manual (freehand-style) secara dwimatra/2D, trimatra/3D
(P4) .
c. Kompetensi Lain
Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan
secara multi-disiplin, bertoleransi, serta saling-menghargai dalam beradu
argumentasi maupun mengambil keputusan secara berkelompok dalam
batasan waktu yang telah ditentukan (group decision-making; time
management) (L1).
d. Kompetensi Sasaran Matakuliah
Mampu memahami fungsi, aktivitas dan ruang, serta keterkaitan konteks
perancangan.
Mampu menerapkan metode perancangan, melalui tahapan
perencanaan secara sistematis.
Karakteristik
What? Why? How? What if?
pertanyaan
How valid?
How
important?
Strategi Observasi, tugas
Observasi, Observasi,
mandiri, kuliah
tugas mandiri, tugas mandiri,
tatap muka, team-
kuliah tatap work studio,
team-work
muka, diskusi, presentasi-diskusi, studio,
studio, log- log-book. presentasi-
book. diskusi log-
book.
Tujuan Kreatif, orisinil,
Perbaikan Simpel, orisinil,
sepenuhnya
penerapan
pendekatan &
materi dalam pengetahuan baru
pola berbeda.
- Presentasi &
pemahaman
materi (0,5%)
MATERI MATAKULIAH
TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2
(TSPA 2)
1. 2. 3.
Fungsi, Perenca- Metode 4.
5.
Ruang, naan & Peranca- Pemrogra
Peranca- ngan Disain
dan man
ngan Arsitektur Arsitektur
Bentuk Arsitektur
Arsitektur Arsitektur
I. Sasaran Pembelajaran
Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan makna & karakteristik fungsi, ruang, dan bentuk dalam arsitektur
2. Menjelaskan kaitan fungsi, ruang, dan bentuk dalam arsitektur
3. Fungsi Bangunan
Fungsi bangunan adalah cara bangunan melayani pemakainya dalam
suatu kegiatan yang mengandung proses. Fungsi bangunan berarti untuk apa
bangunan digunakan. Kelompok fungsi bangunan terbagi atas: bangunan
hunian, tempat kerja, hiburan & ibadah.
Kelompok bangungan wisma, fungsi bangunan untuk rumah tinggal.
Kelompok bangungan karya, fungsi bangunan untuk tempat bekerja,
seperti kantor, industri, pasar.
Kelompok bangungan suka, Fungsi bangunan untuk tempat hiburan,
seperti bioskop, restoran, pertokoan, tempat bermain.
Kelompok bangungan tempat ibadah, Fungsi bangunan untuk tempat
beribadah, seperti mesjid, gereja, vihara.
Gambar 8. Organisasi ruang: ruang di dalam ruang, ruang saling berkait, ruang
bersebelahan, dan ruang perantara sebagai penghubung
(Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)
D
C
Bentuk tak teratur adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan
hubungan antar bagiannya tidak konsisten. Pada umumnya bentuk ini tidak
simetris dan lebih dinamis dibandingkan bentuk beraturan. Bentuk beraturan
adalah bentuk-bentuk yang berbubungan satu sama lain dan tersusun secara rapi
dan konsisten. Pada umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris
terhadap satu sumbu atau lebih. Bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida
merupakan contoh utama bentuk-bentuk beraturan. Bentuk tak beraturan bisa
berasal dari bentuk beraturan yang dikurangi oleh suatu bentuk tak beraturan
ataupun hasil dari komposisi tak beraturan dari bentuk-bentuk beraturan.
3. Ekspresi Bentuk
Ekspresi bentuk adalah apa yang kita lihat menurut pengaruh atau
pengalaman sebelumnya (Smithies, 1984 ). Oleh karena itu setiap orang memiliki
latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan terhadap
ekspresi yang dimunculkan oleh subyek juga akan berbeda-beda.
Ruang dan bentuk tidak dapat dilihat secara parsial (bagian-bagian) akan
tetapi merupakan satu-kesatuan yang utuh, demikian pula fungsi harus dilihat
sebagai kesatuan fungsi, sehingga tiap bagian bentuk harus dapat saling
mendukung untuk dapat mencapai bentuk kesatuan yang fungsional.
Demikian pula sebaliknya kaitan antara ruang & bentuk terhadap fungsi,
perwujudan ruang & bentuk harus dapat merepresentasikan karakter fungsi
kegiatan yang berlangsung pada wadah, misalnya: fungsi ibadah diwujudkan
dalam karakter ruang dan bentuk yang sakral/profan, fungsi rekreasi diwujudkan
dalam karakter ruang dan bentuk yang dinamis dan non-formal.
Untuk dapat melihat utuh struktur visual dari ruang dan bentuk, tiap
elemen dapat diorganisasikan dalam bentuk positif (sebagai obyek) dan bentuk
negatif (sebagai latar). Dimana antara elemen obyek dan latar tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kesatuan yang terbentuk dari dua hal yang berbeda
tersebut (positif dan negatif) seperti halnya keterkaitan antara ruang dan bentuk.
Bentuk melingkupi ruang, sedangkan ruang merupakan kekosongan di dalamnya.
Gambar 19. Visual elemen bidang dengan outline, bidang positif dan negatif
(Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989)
F. Tugas
RANCANGAN TUGAS I
PERENCANAAN
(Perkuliahan Minggu ke-1)
Dinamis
Alt. I
Komposisi 3 Dimensi
Alt. II
Formal
Alt. III
Ritmis
I. Sasaran Pembelajaran
Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian & tujuan perencanaan & perancangan arsitektur
2. Menguraikan proses perencanaan & perancangan arsitektur
3. Menjelaskan tatacara perencanaan & perancangan dalam arsitektur
Wujud Ruang
Batasan Ruang
PERANCANGAN
VISUAL RUANG
ARSITEKTUR
Urutan Ruang
Persyaratan Ruang
STRUKTUR RUANG
Tata Ruang
Perancangan
Perencanaan
Perancangan
Perencanaan
Perancangan
3. Proses Perancangan
4. Tata Cara
Arsitektur adalah seni dan ilmu merancang dan membangun bangunan.
Merupakan proses kreatif yang berarti mengembangkan fisik bentuk untuk tujuan
mengakomodasi kebutuhan manusia dengan bentuk arsitektur yang mencakup
penggunaan elemen material, dan membentuk ruang yang mewadahi aktivitas
manusia.
Proses desain arsitektur sangat kompleks dan menuntut pengalaman yang
cukup, untuk dapat melakukannya dengan baik dibutuhkan latihan dalam sintesis,
menyusun hubungan kompleks dari bagian yang berbeda untuk membentuk suatu
kesatuan komposisi yang saling bergantung.
B. Rangkuman
Perencanaan dan perancangan merupakan proses membentuk lingkungan
binaan. Proses perancangan menghasilkan banyak keputusan/pilihan dan setiap
perancang berbeda-beda. Dibutuhkan metode dalam proses perancangan,
disebabkan tuntutan semakin kompleksnya desain dan tuntutan cara pemecahan
yang terbaik.
I. Sasaran Pembelajaran
Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu:
4. Menguraikan jenis metode perancangan arsitektur
5. Menguraikan proses metode perancangan arsitektur
6. Menjelaskan strategi & pendekatan perancangan arsitektur
Arsitektur dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai sebuah produk atau
sebagai sebuah proses. Sebagai sebuah produk, arsitektur merupakan obyek fisik
dari lingkungan binaan (built environment) yang digunakan dan dinikmati manusia.
Sedang sebagai sebuah proses, arsitektur dalam konteks metoda desain yang
digunakan untuk menciptakan sebuah karya arsitektur.
Dengan demikian Arsitektur sebagai produk, empu pencipta, ahli sulap, atau
manusia setengah dewa, memiliki karakteristik:
Hasil proses kreatif tak terlihat, kotak gelap, tanpa kritik
Hasil perancangan dikendalikan oleh masukan yang diterima terdahulu,
dominan berdasarkan pengalaman, ilham, wangsit, atau mimpi, atau trial &
error
Kapasitas produksi bergantung kepada ketersediaan waktu, mood, imajinasi.
Seringkali ada lompatan pemahaman, karena persoalan rumit
ditransformasikan menjadi hal yang terlalu sederhana.
Gambar 33. Desainer sebagai kotak kaca dalam proses perancangan arsitektur
(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)
d. Strategi Desain
Linear strategy
Cyclic strategy
Incremental strategy
I. Sasaran Pembelajaran
Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian & proses pemrograman dalam arsitektur
2. Menguraikan & menerapkan konsep dalam perencanaan arsitektur
3. Menyusun program ruang & analisis tapak
b. Topik Kajian/Bahasan:
PEMROGRAMAN ARSITEKTUR
c. Deskripsi singkat:
Dalam sesi ini Anda akan mempelajari pengertian & proses pemrograman
arsitektur, dan teknik penyusunan konsep program ruang & analisis tapak.
f. Pertanyaan Kunci/Tugas
Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut
ini untuk memandu Anda.
A. Pengertian
Pemrograman adalah tahap memproses informasi menjadi data
terstruktur untuk kebutuhan analisis, mencakup pernyataan akan suatu
masalah arsitektur & persyaratan yang harus dipenuhi. Pemrograman
merupakan cara untuk mengorganisasikan dan menyajikan informasi dan
operasi, terlebih pada operasi yang rumit atau informasi dalam jumlah besar
(Edward T.White).
Dalam pengumpulan data perlu adanya relevansi fakta, yang merupakan bagian
dari event atau adanya hubungan sebab-akibat. Fakta dapat dikelompokkan
dalam tradisional dan non-tradisional.
Fakta Tradisional: pola aktivitas manusia, furniture & peralatan, informasi
tapak, iklim, dsb.
Fakta Non-Tradisional: hasil penelitian psikologi, sosiologi, antropologi,
fisika, dll.
Semakin spesifik dan detail fakta-fakta tradisional, perancangan dapat lebih
menyeluruh dan efisien. Berikut matriks yang dapat membantu merumuskan
masalah.
1. Analisis Fungsi
Dalam menganalisis fungsi bangunan, diperlukan pemahaman terhadap
aspek-aspek bangunan, jenis dan karakter fungsi bangunan secara spesifik. Cara
sederhana memahami fungsi dengan mengeksplorasi pertanyaan 5W & 1H
(what?, why?, who?, where?, when?, dan how?).
FUNGSI BANGUNAN
Kegiatan/aktivitas
pengguna
Kebutuhan ruang
Hubungan ruang
Dimensi ruang
Persyaratan
ruang
Selubung
bangunan
Gambar 53. Hirarki fungsi bangunan
3. Kebutuhan ruang
Berdasarkan identifikasi kegiatan/aktivitas pengguna terkait fungsi
bangunan, selanjutnya dilakukan penyusunan kebutuhan ruang berdasarkan
kelompok fungsi pengguna dan sifat/karakter kegiatan (publik, semi publik, semi
privat, privat). Secara berjenjang kebutuhan ruang dirinci, dari kebutuhan ruang
utama - ruang penunjang utama - ruang penunjang kedua - dst. Susunan ruang
didasarkan pada hirarki kegiatan yang berlangsung, sehingga tiap ruang utama
akan didukung oleh ruang penunjang utama, selanjutnya tiap ruang penunjang
Ruang A1 Ruang B1
Ruang A2 Ruang B2
Ruang A3 Ruang B3
Ruang Ruang
A B
Ruang Ruang
Ruang C1 C D Ruang D1
Ruang C2 Ruang D2
Ruang C3 Ruang D3
Bubble Diagram
Gambar 55. Diagram hubungan ruang Gambar 56. Hindari persilangan pada
(Sumber: W.M. Pena, 2001) hubungan ruang
5. Dimensi Ruang
Untuk menentukan kebutuhan luas ruang, sebelumnya perlu dilakukan
analisis dimensi ruang. Perkiraaan besaran ruang dapat berupa sketsa dan
kalkulasi dimensi unit perabot pada tiap ruang, atau berdasarkan standar besaran
ruang pada buku standar: E. Neufert-Architects Data, Time-Saver Standards for
Architectural Design Data), dll. Penggambaran sketsa besaran ruang sebaiknya
menggunakan kertas milimeter blok untuk membantu gambar lebih proporsional.
Meskipun demikian gambar tidak perlu diberi skala selama kesesuaian faktor
dimensi dan grid kertas diperhatikan.
I
K J
D
F
G
HH
CC
A
E A B
E B
H C
A
B
E
F. ANALISIS TAPAK
Perencanaan tapak adalah proses mengatur lingkungan fisik eksternal
secara rinci dan lengkap untuk memasukkan struktur, pola sirkulasi, dan elemen
lain yang membentuk lingkungan binaan. Perencanaan site dan proses desain
digunakan untuk mengembangkan sebuah proyek yang memenuhi persyaratan
fasilitas dan menciptakan hubungan yang optimal dengan site alam dan fasilitas
yang berdekatan.
Analisis citra visual eksisting diidentifikasi sebagai unsur penting dari desain
site. Pekerjaan di masa depan harus dimulai dengan survei yang lengkap dan
analisis kondisi eksisting yang diintegrasikan ke dalam proses desain awal.
Analisis situs ini harus mencakup, minimal:
Dampak visual:
Vegetasi yang ada.
Topografi dan jenis tanah.
Eksisting terdekat dan penggunaan lahan di masa depan.
Pola sirkulasi.
Potensi views.
Pertimbangan keamanan.
Orientasi bangunan dan pemisahan.
Kondisi iklim.
Entri layanan.
Hubungan kontekstual dengan daerah sekitarnya.
Gambar 71. Diagram proses penentuan site (Sumber: James A. LaGro, 2008)
Gambar 73. Analisis site menilai potensi site dan kendala-desain-faktor penentu
untuk program penggunaan lahan yang spesifik (Sumber: James A. LaGro, 2008)
Pemrograman dan desain dalam arsitektur adalah dua proses yang saling
terkait, desain tidak akan menemukan jiwanya jika tidak didahului oleh proses
penentuan masalah dan pencarian kebutuhan. Namun bagaikan dua sisi mata
uang kedua proses tersebut memiliki karakter yang berbeda, pemrograman
cenderung bersifat divergen dan membutuhkan analisis yang eksploratif terhadap
setiap aspek, sedangkan desain cenderung konvergen dan membutuhkan sintesis
untuk menghasilkan karya disain. Seorang perancang dituntut memiliki kedua
kemampuan tersebut untuk memperkecil adanya gap antara proses analisis dan
sintesis. Seorang perancang juga dituntut mampu menempatkan diri di setiap
kegiatan perencanaan dan perancangan, sehingga mampu memahami &
menentukan metoda yang tepat dalam suatu proyek perancangan sesuai dengan
karakteristik dan jenisnya.
I. Sasaran Pembelajaran
Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami maksud & tujuan gambar perancangan arsitektur
2. Menguraikan jenis-jenis gambar perancangan arsitektur
3. Terampil menerapkan teknik presentasi gambar pada perancangan arsitektur
a. Definisi
1. Gambar denah adalah gambar potongan horisontal tampak atas setinggi 1
meter dari permukaan lantai.
2. Gambar tampak merupakan gambar muka atau samping bangunan yang
memperlihatkan material yang digunakan dan bagian-bagian bangunan
yang penting seperti lobang pintu dan jendela.
3. Gambar potongan adalah gambar tampak terpotong pada garis tertentu
seperti dijelaskan pada gambar denah. Bidang yang terpotong diperlihatkan
secara lebih tegas dengan menggunakan garis 0.2 atau 0.3 mm.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 120
4. Gambar detail dibuat untuk menjelaskan sambungan atau hubungan antara
berbagai elemen bangunan dengan bentuk gambar potongan berskala
lebih besar.
b. Gambar Denah
Denah atau plan berasal dari kata latin planum berarti dasar, arti lebih jauh
lantai denah adalah penampang potongan horisontal dari suatu obyek/bangunan,
yang potongannya terletak pada ketinggian 1,00 m dari atas lantai ruangan dalam
bangunan. Denah mencerminkan skema organisasi kegiatan dalam bangunan dan
merupakan unsur penentu bentuk bangunan. Denah berguna untuk
mengungkapkan banyak hal, seperti untuk mengungkapkan banyak hal seperti
ruang sirkulasi dengan ruang untuk beraktivitas, dan hubunganya baik antar ruang
di dalam bangunan maupun diluar bangunan yang masih terletak didalam tapak,
secara keseluruhan memberi makna bagi bangunan tersebut. Menempatkan
gambar denah pada suatu tapak dalam bidang gambar mempertimbangkan
beberapa faktor, yaitu :
Posisi arah utara, umumnya menghadap keatas.
Posisi jalan, sebagai orientasi pencapaian ke tapak, umumnya ditempatkan
dibagian bawah bidang gambar dengan layout bangunan yang dominan
ortografis dan sejajar terhadap bidang bawah gambar.
1. Tujuan Gambar Denah
Untuk menjelaskan ruang ruang dua dimensi yang direncanakan
Hubungan Ruang
Fungsi Ruang
Ukuran Ruang
Posisi / elevasi lantai / Ruang
Hubungan ruang dalam (interior) dan ruang luar (eksterior)
Letak pintu dan jendela
Susunan perabotan (Furniture)
Karakter obyek bangunan
2. Kelengkapan dalam Mengkomunikasikan Gambar Denah
Nama gambar dan skala gambar
Ukuran ruang
Gambar 82. Alternatif pola modul struktur sebagai dasar pengembangan denah
(Sumber: Idham, 2013)
Teknik komunikasi gambar tampak dalam skala 1:50, sama halnya pada
gambar dengan skala 1:100, hanya dilengkapi dengan keterangan penggunaan
bahan dan finishingnya seperti yang dikehendaki dalam pelaksanaan
pembangunan. Keterangan merk bahan finishing seringkali tidak disertakan
karena belum mendapat kesepakatan dari pemberi tugas. Yang dapat
a. Gambar Potongan
Gambar penampang bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal,
yang posisinya diambil pada tempat-tempat tertentu. Gambar potongan untuk
suatu desain bangunan diperlukan guna menjelaskan kondisi ruangan-ruangan
(dimensi, skala, struktur, konstruksi, bahan bangunan, dan sistem bangunan) di
dalam maupun di luar bangunan dan bermanfaat sebagai komunikasi yang
komunikatif (diungkapkan dalam skala).
Potongan Memanjang: bidang potongan yang terletak sejajar dengan
bidang jalan utama atau pada sisi panjang bangunan
Potongan Melintang: bidang penampang potongan pada bangunan yang
tegak lurus atau ortografis terhadap bidang jalan utama atau pada sisi lebar
bangunan
Sering kali pengertian tentang potongan melintang dan memanjang ini,
dalam notasi dan arah pandang potongan ditempatkan di dalam gambar denah,
sekurang-kurangnya dua buah notasi potongan dalam posisi yang berlawanan,
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 132
disebut dengan istilah potongan melintang dan potongan memanjang. Istilah ini
dapat memberikan konotasi yang berbeda jika dikaitkan dengan lay-out bangunan.
Batas-batas tapak dan bangunan yang kompleks, kondisi bangunan dengan lokasi
lebih dari satu jalan utama, menjadi sulit untuk dituliskan dengan istilah potongan
melintang ataupun memanjang, maka digunakan notasi dengan huruf atau dengan
angka saja, seperti potongan A A, B B ,dst; potongan 1 1, 2 2, dst ;
potongan I I , II II, dst, yang ditentukan oleh perencana.
Cara mengambil obyek gambar potongan: Potongan dapat diambil atau di
letakkan pada tempat-tempat yang dilalui oleh Ruang yang dianggap sebagai
interest point atau bagian titik terpenting pada rancangan bangunan, sehingga
pada bagian tersebut dapat di informasikan.
Gambar Potongan bangunan harus dapat dan mampu menginformasikan
tentang: - Konstruksi - Sruktur bangunan - Ruang - Sistem cahaya, ventilasi
- leveling perbedaan lantai - sistem langit-langit/plafond - ketinggian
bagunan - spesifikasi material yang digunakan
Gambar Potongan lebih bersifat realitis dan lebih mudah untuk dimengerti
dari pada gambar denah karena gambar ini memperlihatkan ukuran
Horizontal dan ukuran Vertikal.
Dari cara mengkomunikasikan gambar potongan, ada dua jenis gambar potongan:
1. Potongan arsitektural
Potongan arsitektur hanya menunjukan bentuk dan suasana ruang, biasanya
digambar dengan menggunakan metoda potongan tertentu seperti potongan tiga
dimensi atau potongan perspektif atau axonometri. Potongan ini lebih bersifat
arsitektural karena belum dapat dipakai sebagai gambar pelaksanaan di lapangan.
Gambar potongan sejenis ini lebih ditujukan untuk kepentingan pencarian
gagasan atau presentasi. Gambar ini menginformasikan :
Tinggi bangunan
Tinggi rendah lantai (permainan lantai)
Tinggi plafond (permainan plafond)
Bentuk atap
Sistem ventilasi cahaya, sirkulasi udara dsb
Ukuran sistem bangunan
Keterangan material
b. Gambar Detail
Gambar detail pembesaran skala gambar
bagian elemen ruang atau konstruksi dengan
tujuan untuk menginformasikan secara jelas ide
rancangan.
1. Tujuan Gambar Detail
Menginformasikan bentuk detail
Menginformasikan hubungan konstruksi,
join elemen
Menginformasikan jenis material dan
material finishing, warna, campuran
Menjelaskan keterangan teknis dan
kelengkapan persyaratan detail untuk
pedoman pelaksanaan pemborong.
Gambar 99. Detail bangunan
(Sumber: Idham, 2013)
G. Rangkuman
Gambar kerja denah, tampak, potongan, detail-detail dan site plan pada
proses merancang bangunan adalah hasil dari pemikiran semua aspek bangunan.
Secara hirarkis tiap gambar belum dapat dipastikan jika masih terdapat
permasalahan pada tata bangunan dan tata ruang luar. Meskipun demikian
gambar perancangan dalam proses desain, masih dimungkinkan untuk mengalami
perubahan, sehingga diperlukan ketelitian dan kepresisian dalam
mengerjakannya. Kualitas gambar kerja juga ditentukan oleh kreativitas
perancang dalam mengkomunikasikan dan mempresentasikan gambar, sehingga
dapat dipahami dan digunakan sebagai dokumen perancangan akhir di lapangan.
A. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan oleh tim dosen di setiap proses perkuliahan,
berdasarkan sasaran pembelajaran pada proses Perencanaan dan Perancangan.
Kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa pada
matakuliah TSPA 2 dapat dilihat pada tabel berikut:
Kesesuaian antara
fungsi~tema~judul 1
Tugas Kelompok:
Menyusun konsep
dasar perancangan Kejelasan ekspresi tematis
arsitektur pada dalam konsep arsitektur 2
6 bangunan fungsi (fungsional, spasial, formal) 5
ganda, massa tunggal, Kejelasan narasi dan ilustrasi
2 lantai grafis 1
(Fungsi komersil)
Kerjasama kelompok;
Kontribusi keaktifan dlm 1
diskusi kelas
Ketuntasan ungkapan 1
Tugas Individu: gagasan
Merancang bangunan 1,5
Fungsi Ganda, Massa Kelengkapan gambar
7 5
Tunggal, 2 lantai Ketepatan teknik 2
(Fungsi komersil) menggambar
Kebersihan gambar 0,5
A. Penutup
B. Daftar Pustaka
Adler, David (1998) Metric Handbook, Planning & Design Data, Oxford:
Architectural Press
Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van
Nostrand Reinhold Co.
Broadbent, Geoffrey (1980). Design In Architecture, New York: John and Willey,
Publisher
Ching, Francis.D.K. (1989), Architecture: Form, Space & Order, John Wiley &
Sons, Inc.
Chris Jones, Jones (1992). Design Methods, 2nd Edition. London: John Wiley &
Sons, Inc
Fawcett, A. Peter (2003) Architecure: Design Note Book, London: Architectural
Press
Frick, Heinz (1998) Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar-dasar
Konstruksi dalam Arsitektur, Yogyakarta: Kanisius.