Anda di halaman 1dari 18

KAJIAN TIPOLOGI DAN MORFOLOGI KAWASAN KOPELMA

DARUSSALAM KOTA BANDA ACEH

Laporan disusun untuk memenuhi tugas besar


mata kuliah Morfologi dan Tipologi Kota

Oleh
Kelompok 5
Tiara Nasution 1504104010032
Nakumi Masyithah 1704104010042
Nazarul Ikram 1704104010060
Syifa Nabilah Azhar 1704104010091
Nurizha Putri 1704104010099
Firly Cut Nabila 1704104010102

Dosen Kelas : Ir. Azhar Abdullah Arif, M.T.

PRODI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2020

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................1
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................2


2.1. Gambaran Umum Kawasan................................................................2
2.2. Sejarah Kawasan.................................................................................2
2.3. Kajian Tipologi Dan Morfologi..........................................................3

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................5


3.1. Analisa Tipomorfologi........................................................................5
3.2. Permasalahan Pada Kopelma Darussalam..........................................8
3.3. Morfologi dan Tipologi Kopelma Darussalam..................................12
3.3.1 Analisa Bentuk Gampong Kopelma Darussalam .....................13
3.3.2 Analisa Morfologi Secara Struktural.........................................14
3.3.3 Analisa Morfologi Secara Fungsional.......................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berawal dari cita-cita Gubernur Aceh Ali Hsjimy pada saat itu untuk
membangun lagi Acreh yang sudah lama tertinggal. Maka tercetuslah ide untuk
membangun sebuah Kota Pelajar Mahasiswa di atas sebuah tanah milik T.Nyak
Arif atau yang lebih dikenal dengan Kopelma Darussalam.

Kawasan ini terus berkembang seiring zaman dan seiring dengan semakin
banyaknya disiplin ilmu yang dapat dipelajari dikawasan ini. Hal ini juga
berdampak dengan tuntutan hadirnya faktor-faktor penunjang lainnya untuk
mengakomodir segala kebutuhan pelajar dan mahasiswa yang menimba ilmu di
Kopelma Darussalam. Sehingga dengan adanya hal tersebut membuat kawasan
Kopelma Darussalam terus mengalami perubahan dan perkembangan setiap saat.
Namun, perubahan dan perkembangan tersebut tidak terjadi begitu saja.
Banyak penyebab dan faktor-faktor yang membuat kawasan Kopelma Darussalam
terus mengalami perkembangan dan perubahan seiring zaman. Hal ini tentunya
menciptakan tipologi dan morfologi tersendiri terahdap kawasn Kopelma
Darussalam.
Maka dari itu perlu adanya kajian terhadap morfologi dan tipologi dari
kawasan Kopelma Darussalam, yang nantinya diharapkan mampu menjadi acuan
dan mengetahui perkembangan Kopelma Darussalam dari segi morfologi dan
tipologi kota. Sehingga dapat ditemukan sejarah terbentuknya serta perkembangan
dari suatu kawasan kota baik dari aspek fisik maupun non-fisik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi dari kawasan Kopelma Darussalam?
2. Bagaimanan tipologi dari kawasan Kopelma Darussalam?
1.3 Tujuan
2. Mengetahui morfologi kawasan Kopelma Darussalam
3. Mengetahui tipologi kawasan Kopelma Darussalam
4.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Gambaran Umum Kawasan Kopelma Darussalam

Gambar 2.1 Peta Wilayah Gampong Kopelma Darussalam


Kota Pelajar Mahasiswa (Kopelma) Darussalam memiliki luas total yaitu
207,35 Ha dengan luas daratan 193,50 Ha dan luas saluran 13,85 Ha. Kopelma
Darussalam terdiri atas lima dusun yaitu dusun Timur, Barat, Selatan, Utara, dan
Sederhana. Dilihat dari segi perbatasan wilayah, sebelah timur berbatasan dengan
Gampong Tungkop Kabupaten Aceh besar. Sebelah barat berbatasan dengan
Krueng (Sungai) Aceh. Sebelah selatan berbatasan dengan Gampong Limpok dan
Gampong Berabung yang berada di Kabupaten Aceh Besar. Dan sebelah utara
berbatasan dengan Gampong Rukoh dan Gampong Tanjung Selamat.
2.2 Sejarah Kawasan Kopelma Darussalam
Berawal dari cita-cita Gubernur Aceh Ali Hasjmy yang ingin membangun
kembali Aceh yang sudah lama tertinggal. Hal ini diwujudkan salah satunya
dengan membangun Kota Pelajar Mahasiswa dengan dasar ingin mengembangkan
pusat pendidikan di Aceh, yang nantinya akan meningkatkan kualitas dan daya
saing sumber daya manusia yang ada di Aceh. Maka pada tanggal 17 Agustus
1959 diresmikan Kota Pelajar Mahasiswa atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Kopelma Darussalam oleh Menteri Agama K.H. Muhammada Ilyas.
Kopelma Darussalam berdiri di Kecamatan Darussalam diatas tanah milik
Teuku Nyak Arief. Terdapat tiga lembaka pendidikan yang terdapat di Kopelma
Darussalam yaitu Universitas Syiah Kuala, Institut Agama Islam Negeri yang
sekarang berkembang menjadi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry dan Dayah

2
Teungku Chik Pantee Kulu. Namun pada perkembangannya Dayah Teungku Chik
Pantee Kulu tergerus eksistensinya dibandingkan dengan dua lembaga lainnya.
Kopelma Darussalam terus berkembang dengan semakin banyaknya disiplin ilmu
yang berkembang melalui fakultas-fakultas yang terdapat di dua Universitas
tersebut. Kopelma Darussalam juga menjadi lambing kebanggaan masyarakat
Aceh dengan sebutan yang dikenal dengan “Jantong Hate Rakyat Aceh”.
2.3 Kajian Tipologi dan Morfologi
Menurut Budi A.Sukada tipologi adalah penelusuran asal-usul terbentuknya
objek-objek arsitektural yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: Pertama, menentukan
bentuk dasar yang ada di tiap objek arsitektural. Kedua, menentukan sifat dasar
yang dimiliki oleh setiap objek arsitektural berdasarkan bentuk dasarnya. Ketiga,
mempelajari proses perkembangan bentuk dasar sampai perwujudannya saat itu.
Menurut Rafael Moneo analisa tipologi dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu:
Menganalisa tipologi dengan menggali dari sejarah untuk mengetahui ide awal
dari suatu komposisi, atau dengan kata lain mengetahui asal-usul atau kejadian
suatu objek arsitektural. Menganalisa tipologi dengan cara mengetahui fungsi
suatu objek. Menganalisa tipologi dengan cara mencari bentuk sederhana suatu
bangunan melalui pencarian bangun dasar serta sifat dasarnya.
Menurut Sulistijowati (1991:12), pengenalan tipologi akan mengarah pada
upaya untuk mengkelaskan, mengelompokkan atau mengklasifikasikan berdasar
aspek atau kaidah tertentu. Aspek tersebut antara lain:
1) Fungsi (meliputi penggunaan ruang, struktural, simbolis, dan lain-lain);
2) Geometrik (meliputi bentuk, prinsip tatanan, dan lain-lain); dan
3) Langgam (meliputi periode, lokasi atau geografi, politik atau kekuasaan,
etnik dan budaya, dan lain-lain)
Menurut Arthur Gallion morfologi merupakan ilmu terapan yang mempelajari
tentang sejarah terbentuknya pola suatu kota/kawasan atau ilmu yang mempelajari
tentang perkembangan pertumbuhan suatu kota/kawasan. Bentuk morfologi
kawasan tercermin pada pola tata ruang, bentuk arsitektur bangunan, serta
elemen-elemen fisik kawasan lainnya pada keseluruhan konteks perkembangan
kota/kawasan.

3
Menurut Herbert lingkup kajian morpologi kota ditekankan pada bentuk
bentuk fisikal dari lingkungan kekotaan yang dapat diamati dari kenampakannya
meliputi unsur (1) sistem jalanjalan yang ada, (2) blok-blok bangunan baik daerah
hunian ataupun bukan (perdagangan/industri), (3) bangunan bangunan individual.
Sedangkan (Smailes, 1955) menekankan lingkup kajian morfologi meliputi (1)
penggunaan lahan (land use), (2) pola-pola jalan (street) dan (3) tipe-tipe
bangunan (architectural style of buildings & their design). Dari sinilah pertama
kalinya muncul istilah Townscape.

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa Tipomorfologi


1. Landmark
Landmark pada kawasan ini adalah keberadaan tugu kopelma Darussalam.
Tugu ini sudah menjadi penunjuk atau penanda bahwa pengguna sudah berada di
kawasan Kopelma Darussalam.

Gambar 3.1. Tugu Kopelma sebagai landmark


2. Edge
Edges merupakan batas-batas antara dua wilayah dengan sela-sela linier
dalam kontinuitas. Edges yang menjadi linear yang berkelanjutan pada koplerma
darussalam yaitu sungai dan jalan. Yang mana sungai tersebut menjadi batasan
antara darussalam dan Lamnyong, sedangkan jalan, menjadi batasan antara
darussalam dengan aceh besar.

5
Gambar 3.2. Batasan Darussalam antara wilayah lamnyong dan Aceh Besar
3. Path
Path merupakan elemen yang sangat penting terhadapa image suatu kota
yang mana jalur-jalur yang biasanya digunakan orang dan pengamat bergerak dan
melaluinya. Path pada kopelma darussalam mempunyai identitas yang besar yaitu
sirkulasi ke arah Universitas ,baik universitas Syiah Kuala ataupun UIN Ar-
Rabiry.

Gambar 3.3. Path Darussalam berupa sirkulasi ke arah Universitas

6
4. District
Districts merupakan wilayah yang memiliki karakter/ciri bangunan secara
fisik yang dapat dikenali, fungsi wilayah, latar belakang sejarah dan sebagainya.
Dan pada district ini akan lebih baik identitasnya jika batasan dibentuk dengan
jela tampilannya serta dapat dilihat homogen. District pada Kopelma darussalam
ini yaitu kawasan pelejar.Yang mana ini menjadi karakteristik dari kopelma
darussalam yang dikenali orang lain.

Gambar 3.4 . Daerah atau zona yang termasuk ke dalam kawasan


/.
5. Nodes

Nodes atau simpul adalah persimpangan yang menjadi pusat keramaian.


Pada kawasan Kopelma Darussalam simpan AAC Dayan Dawood merupakan
simpul kawasan hal ini disebabkan dengan letak pintu gerbang UIN Ar-Raniry
pada bagian utara, Gedung AAC Dayan Dawood dan beberapa Fakultas
Universitas Syiah Kuala di bagian selatan, dan terdapat pintu masuk dari arah
timur dan barat dari Kopelma Unsyiah.

7
Gambar 3.5. Simpang AAC Dayan Dawood sebagai nodes kawasan

3.2 Permasalahan pada Kopelma Darussalam


Permasalahan yang sering terjadi pada suatu kawasan perkotaan kota
adalah keterbatasan lahan dan ruang yang tersedia, baik itu dari segi sarana
maupun prasarananya. Dengan demikian dibutuhkan perangkat kepranataan
pembangunan kota seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang
mengarahkan pemanfaatan ruang kota, pengaturan pola dan struktur ruang kota.
Dalam teori urban design menurut Shirvani (1985), terdapat elemen-
elemen yang meliputi pada suatu kawasan perkotaan yaitu tata guna lahan (Land
Use), Sirkulasi dan parkir(Sirculation and Parking), Ruang terbuka (Open Space),
Jalur pedestrian (Pedestrian Way), Aktivitas pendukung (Activity Support), sebagi
berikut :
1. Tata Guna Lahan (Land Use)

Di kawasan kopelma Darussalam dapat di lihat dari kondisi penggunan lahan


yang sudah ada, dimana perkembangan pada daerah ini terjadi secara acak.
Kondisi pada kawasan/ daerah ini merupakan pusat kota pelajar yang mana
membuat nilai suatu lahan di daerah ini tinggi dikarenakan tempat ini menjadi
mata pencarian mereka.

8
Gambar 1. Bangunan pertokoan di Kopelma Darussalam

2. Sirkulasi dan parkir(Sirculation and Parking)


Untuk area sirkulasi arus kenderaan yang melintas kawasan kopelma
Darussalam ramai, akan tetapi koridor jalan pada area sirkulasi sekitaran menuju
kampus memiliki lebar tidak memadai dan di tambah dengan angkutan umum
seperti angkot dan lain-lain yang sering menaikan dan menurukan penumpang
secara sembarangan sehingga menimbulkan kemacetan di kawasan tersebut.

Gambar 2. Sirkulasi Kendaraan Pada kawasan kopelma Darussalam


Sedangkan untuk kondisi pada area parkiran pada kawasan kopelma
Darussalam, rata-rata semua bangunan pertokoan di dareah ini tidak menyediakan
tempat parkir sehingga kendaraan pengunjung toko harus parkir pada sisi jalan
dan trotoar menjadi parkir. Dengan keadaan ini dapat menimbulkan kemacetan
semakin parah pada kawasan tersebut dikarenakan kondisi jalan tersebut tidak
memiliki lebar yang cukup luas.

9
Gambar 3. Parkiran Pada kawasan kopelma Darussalam

3. Ruang terbuka (Open Space)


Bentuk ruang terbuka yang terdapat pada kawasan kopelma Darussalam ini
yaitu ruang terbuka hijau. Yang mana, ruang buka hijau (RTH) yang terdapat di
kawasan ini bersifat Linear/memanjang dan juga ada yang terbuka. RTH bersifat
linear ini yaitu berupa pohon yang ditanam pada sisi jalan, dengan adanya rth ini
bisa menjadi peneduh bagi penjalan kaki. Namun ada beberapa di sisi jalan ini
ketersedian pohon yang di tanam masih kurang karena hanya terdapat dibeberapa
titik pohon.

Gambar 4. Ruang terbuka Linear Pada kawasan kopelma Darussalam

Gambar 5. Terdapat keberadaan dibeberapa titik pohon Pada kawasan


kopelma Darussalam

10
Salah satu permasalahan yang terdapat disini adalah keberadaan sampah yang
dekat dengan pasar dan pusat keramaian. Sampah merupakan salah satu
permasalahan yang harus ditanggulangi pada daerah kopelma karna sangat
merusak keasrian pada Kopelma Darussalam.

Gambar 6. Penampungan sampah Pada kawasan kopelma Darussalam

4. Jalur pedestrian (Pedestrian Way)


Untuk kondisi beberapa jalur area pedestrian di kawasan kopelma Darussalam
belum memenuhi standar dari kementrian pekerjaan umum dan sebagian jalur
pedestrian di kawasan tersebut tidak ada. Yang mana lebar untuk jalur pedestrian
pada area pertokoan minimal 2 meter.

Gambar 7. Jalur Pedestrian Pada kawasan kopelma Darussalam

Gambar 8. Tidak ada Jalur Pedestrian Pada area pertokoan di kawasan


kopelma Darussalam

11
5. Aktivitas pendukung (Activity Support)

Untuk Pendukung Kegiatan/ aktivitas yang terdapat dibeberapa kawasan


tersebut yaitu pedangan kaki lima yang tidak teratur. Dimana mereka menempati
area trotoar yang ada atau di sepanjang jalur pedestrian di kawasan tersebut.
Pedangan kaki lima ini juga menutupi area sirkulasi untuk pejalan kaki dan
membuat pengunjung parkir disisi jalan tersebut. Sehingga menimbulkan
kemacetan parah pada kawasan tersebut.

Gambar 9. Pedagang kaki lima di trotoar pada kawasan kopelma


Darussalam

Gambar 10. Pedagang kaki lima dengan parkir di sisi jalan pada kawasan
kopelma Darussalam
3.3 Morfologi dan Tipologi Kopelma Darussalam
Morfologi dan tipologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah
terbentuknya pola suatu kota/kawasan atau ide awal dari suatu objek. Jika dikaji
dari sejarah Kopelma Darussalam sejak tahun 1959 diperuntukan sebagai kawasan
pengembangan pendidikan, dalam perjalanannya Kopelma Darussalam terus
berkembang dengan semakin banyaknya disiplin ilmu yang dipelajari melalui
hadirnya fakultas-fakultas baru. Universitas Syiah Kuala yang awalnya saat
peresmian hanya memiliki dua fakultas kini telah berkembang menjadi dua belas

12
fakultas dan dibareng dengan berbagai fasilitas penunjang seperti masjid,
perpustakaan, biro, convention center, sport center, dan berbagai fasilitas
penunjang lainnya baik yang menunjang bidang akademik dan non-akademik.
Hal serupa juga terjadi terhadap Universitas Islam Ar-Raniry yang terus
berkembang dengan hadirnya fakultas baru dan fakultas penunjang lainnya.
Sekarang ini juga telah muncul berbagai macam lembaga pendidikan yang tidak
hanya terfokus pada lembaga pendidikan tinggi juga pendidikan rendah dan
menengah. Kota pelajar Mahasiswa Darussalam juga terus mengalami
perkembangan tidak hanya berfokus pada bangunan yang diperuntukan untuk
pendidikan, tetapi juga berbagai elemen penunjang untuk memenuhi kebutuhan
pengguna sehari-hari. Seperti area pemukiman bagi dosen dan mahasiswa serta
fasilitas seperti rumah sakit, masjid, ruang terbuka publik, dan lainnya.
Kopelma Darussalam telah berkembang layaknya sebuah kota dengan
berbagai fasilitas yang ada. Namun elemen pendidikan tetap menjadi poros dan
belum berubah dari Kopelma Darussalam sejak kehadiran pertamanya pada tahun
1959 hingga saat kini dengan bebrbagai perkembangannya.

3.3.1 Analisa Bentuk Gampong Kopelma Darussalam

Dalam peta tersebut dapat dianalisa bahwa Morfologi dilihat dari bentuk
wilayah, Gampong Kopelma Darussalam memiliki bentuk yang kompak-fan
shaped. Bentuknya sebagian lingkaran, arah ke luar memiliki perkembangan yang
relative seimbang. Bentuk kipas ini disebabkan oleh adanya hambatan-hambatan
yang menghambat pertumbuhan kota pada arah-arah tersebut, penghambat ini
dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu alami dan artifisial.

Hambatan alami meliputi kendala-kendala fisik seperti pegunungan, sungai,


dan jurang, sedangkan kendala artifisial meliputi kendala sosial seperti penolakan
pembangunan, delineasi area lindung, dan permasalahan zonasi. Di sini terlihat
bahwa Kopelma dibatasi oleh sungai.

13
3.3.2 Analisa Morfologi Secara Struktural
Analisis morfologi secara struktural yang dilihat dari elemen morfologi
kota. Adapun elemen tersebut adalah:

a. Bangunan

Bangunan Pada bangunan-bangunan menjelaskan mengenai fungsi


bangunan atau disebut dengan peruntukan bangunan, serta menjelaskan mengenai
hubungan antar bangunan. Pada Kopelma Darussalam fungsi atau peruntukan
bangunan di daerah ini terdiri dari Sarana Pendidikan yaitu seperti kampus
universitas Syiah Kuala dan Universitas Islam Ar-Raniry, Universitas Syiah Kuala
yang awalnya saat peresmian hanya memiliki dua fakultas kini telah berkembang
menjadi dua belas fakultas dan dibareng dengan berbagai fasilitas penunjang
seperti masjid, perpustakaan, biro, convention center, sport center, dan berbagai
fasilitas penunjang lainnya baik yang menunjang bidang akademik dan non-
akademik.

Hal serupa juga terjadi terhadap Universitas Islam Ar-Raniry yang terus
berkembang dengan hadirnya fakultas baru dan fakultas penunjang lainnya.
Sekarang ini juga telah muncul berbagai macam lembaga pendidikan yang tidak
hanya terfokus pada lembaga pendidikan tinggi juga pendidikan rendah dan
menengah. Kota pelajar Mahasiswa Darussalam juga terus mengalami
perkembangan tidak hanya berfokus pada bangunan yang diperuntukan untuk
pendidikan, tetapi juga berbagai elemen penunjang untuk memenuhi kebutuhan
pengguna sehari-hari. Seperti area pemukiman bagi dosen dan mahasiswa serta
fasilitas seperti rumah sakit, masjid, ruang terbuka publik, dan lainnya.

14
b. Pola Jalan

Kopelma Darussalam menggunakan pola jalan grid. Yang mana Pola grid
adalah pola jalan yang dibagi-bagi sedemikian rupa menjadi blok-blok empat
persegi panjang dengan jalan-jalan paralel longitudinal dan transfersal membentuk
sudut siku-siku. Jalan utama membentang dari pintu gerbang utama kota hingga
alun-alun utama pada bagian pusat kota. Dari peta terlihat bahwa Kopelma
Darussalam menggunakan bentuk pola jalan grid.

3.3.3 Analisa Morfologi secara Fungsional


Pembahasan mengenai morfologi kota secara fungsional lebih
memperhatikan hubungan sebuah tempat sebagai suatu generator kota (penggerak
kota). Pada lokasi ini terdapat hubungan yang terjadi yaitu hubungan yang
dibentuk oleh deretan bangunan dan keberadaan kampus. Fungsi kawasan secara
garis besar adalah sebagai kawasan pendidikan yang merupakan suatu penggerak
yang memajukan kawasan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rezki, Geubrina, Husaini, Teuku Abdullah,2017, Dinamika Kota Pelajar


Mahasiswa (Kopelma) Darussalam (1959-2015), Program Studi Pendidikan
Sejarah, Universitas Syiah Kuala, Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 77 – 92.

16

Anda mungkin juga menyukai