Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Struktur bangunan merupakan komponen utama yang menunjang


berdirinya suatu bangunan. Struktur bangunan gedung terdiri dari komponen-
komponen di atas tanah dan komponen-komponen di bawah yang direncanakan
sedemikian rupa sehingga dapat menyalurkan beban ke tanah dasar.

Konstruksi dari sebuah bangunan merupakan kebutuhan dasar manusia,


dimana tingkat kebutuhan tersebut terus meningkat sejalan dengan perkembangan
dan kemajuan teknologi. Konstruksi bangunan pada saat ini merupakan suatu
objek yang kompleks, dimana didalam bangunan tersebut diperlukan perhitungan
dan analisa yang cermat serta pertimbangan tertentu yang akan menghasilkan
suatu bangunan yang memenuhi syarat kokoh, ekonomis maupun estetika.

1.2 Tujuan

Dalam penulisan laporan ini yaitu untuk menambah pengetahuan tentang


pentingnya perencanaan dari pembangunan terhadap Struktur bangunan tinggi dan
utilitas dari bangunan itu sendiri.

1.3 Metode Penulisan

Penulis menggunakan metode kepustakaan, dalam metode ini penulis


membaca buku-buku dan sumber internet yang membahas tentang bangunan
tinggi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian bangunan tinggi

Bangunan tinggi adalah Bangunan yang tingginya 49 kaki - 491 kaki (15
m hingga 150 m), berdasarkan beberapa standar dianggap bangunan tinggi.
Bangunan yang lebih dari 492 kaki (150 m) disebut sebagai pencakar langit.
Tinggi rata-rata satu tingkat adalah 13 kaki (4 m), sehingga bangunan setinggi 79
kaki (24 m) memiliki 6 tingkat. Bangunan tinggi menurut :

1. International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan


bangunan tinggi sebagai “struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki
dampak besar terhadap evakuasi”
2. New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi
sebagai “bangunan yang memiliki banyak tingkat”
3. Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari
70 kaki (21 m)
4. Banyak insinyur, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya
mengartikan bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi
setidaknya 75 kaki (23 m).

2.2 Studi Kasus

 Arsitek : Adrian D. Smith, SOM Architects


 Lokasi : Shanghai, China
 Year(s) of Construction : 1994-1998
 Site Area : 23,257 m2
 Project Area : 287,000 m2
 Number of Stories : 88
 Building Height : 421 m
 Market : Commercial+Office,
 Hospitality, Mixed Use

2
JIN MAO Tower merupakan pencakar langit multi fungsi yang terdiri dari
perkantoran, hotel, pertokoan, parkir, auditorium dengan luas 280.000 M2 yang
terletak di distrik Pudong didalam zona perdagangan dan financial Lujiazui dikota
metropolis Shanghai, China. Terdiri dari 88 lantai dengan ketinggian 421 M,
hingga tahun 2005 tergolong pencakar langit tertinggi ke 4 didunia, setelah Taipei
Financial Center-Taiwan, Petronas Tower-Malaysia, Sears Tower-Chicago USA.
Penggunaan bangunan ini adalah 50 lantai untuk perkantoran, 38 lantai hotel
dengan 555 kamar (Grand Hyatt Shanghai), 900 mobil-1000 motor pada basemen
3 lantai (57.000M2) dan dilengkapi dengan 20.500 M2 pertokoan,pusat
perjajanan, pusat konvensi dan eksibisi serta auditorium. Bagian dasar pencakar
langit ini dikelilingi oleh plaza dengan lansekap dan kolam yang menawarkan
relaksasi yang tenteram dari aktivitas jalan sibuk kota Shanghai.

2.2.1 Studi Analisis Jin Mao Tower Berdasarkan Arsitektural

1. Rencana Denah

Merupakan bentuk oktagonal yang di ilhami oleh denah tipikal pagoda


dengan service core oktagonal pula yang melayani lift ekspres ke skylobby
perkantoran dan hotel Sumbu silang/salib merupakan area entrans dan sirkulasi
utama yang konsisten dengan pengaturan zona zona elevator ke lobi lobi atas.

Pengaturan denah perkantoran dan hotel sangat dibatasi oleh bentuk


segidelapan (arsitektur pagoda) dan sistem struktur yang menunjang konsep
pagoda. Namun masih memberi-kan peluang kreativitas pada tatanan ruang hotel
dengan adanya atrium megah pada 38 lantai atas dan berakhir pada atap skylight
yang merupakan mah kota bangunan ini.

3
Gambar : Denah Lantai Lobby-Perkantoran Hotel Jin Mao Tower
Sumber: Skyscrapers p.283,Tall Buildings p.141, Tall Buildings of Asia-Australia p.91

2. Penampilan Eksterior

Inspirasi penampilan eksterior bersumber dari bentuk pagoda Cina yang


historis. Konsisten dengan bentuk silang pada keempat sisi, namun mengecil
secara gradual pada keempat sudutnya yang menciptakan suatu pola yang ritmis.
Fasade stainless steel metalik meng-ekspresikan pergantian cahaya matahari
dengan perubahan warna disiang hari, sedangkan pada malamnya bagian
monumen dan puncak menampilkan iluminasi buatan seperti mercusuar yang
mendominasi skyline kota Shanghai.

3. Tampak Bangunan

Inspirasi tampak bangunan juga bersumber dari fung shui dengan


membuat beberapa referensi terhadap angka mujur 8. Denah segi delapan,
ketinggian gedung 88 lantai. Bagian dasar (tower base) berlantai 16 (2x8). Lantai

4
berikutnya secara gradual dan ritmik mengecil menjadi 14 (16-
1/8x16),12,10,8,7,6,3,2,1 dengan total 88 lantai.

4. Simplisistik dan Keseimbangan

Denah gedung ini menyatakan kesederhanaan yang tercermin dari


pengolahan bentuk geometris dasar (segi delapan) dengan kesan axial kuat
membentuk keseimbangan simetris.

5. Skala dan Proporsi

Gedung pencakar langit ini termasuk dalam salah satu gedung yang
teramping didunia dengan aspect ratio 8:1 (ratio tinggi dengan lebar dasar
bangunan). Dengan ketinggian 421 M, gedung ini menonjol dalam skala urban
sesuai dengan tujuan awal pembangunan sebuah pencakar langit.

6. Organisasi Ruang

Susunan dan hirarki pengelompokan ruang diatur menurut tingkat


intensitas aktivitas manusia yang terlibat didalamnya. Pusat eksibisi, konvensi dan
pertokoan yang melibatkan banyak orang terletak pada bagian dasar gedung,
diikuti perkantoran yang terdiri dari high zone, medium zone maupun low zone
pada bagian monument. Hotel dengan kebutuhan ketenangan dan privasi disusun
pada bagian teratas (38 lantai), berakhir dengan lantai observasi atas.

7. Dampak Visual

Sebagai salah satu gedung tertinggi didunia, JIN MAO Tower merupakan
suatu landmark pada skyline kota Shanghai dan ikon simbolik yang menyatakan
suatu progres dan perkembangan ekonomi finansial yang signifikan kota Shanghai
pada khususnya dan Cina pada umumnya. Dampak visual yang timbul semakin
menegaskan keberadaan gedung ini sebagai Cathedral of Commerce dan
mengumandangkan munculnya China sebagai superpower ekonomi yang baru.

8. Langgam arsitektur

5
Termasuk tipologi pencakar langit monolitik dengan langgam global / lokal
(kategori postmodern skyscraper) yang menggabungkan

tradisi disain lokal (pagoda) dengan tipologi bangunan global (pencakar langit).

9. Ornamentasi dan Dekor

Ornamentasi fasade (dinding dan atap) merupakan bentuk yang unik dan
historis menghasilkan monumen kultural yang belum pernah terjadi sebelumnya
yang secara simultan menyajikan nostalgia dan futuristik.

2.2.2 Studi Analisis Jin Mao Tower berdasarkan Struktural

1. Bentuk Struktur dan Dimensi

Sistim mega struktur (core & outriggers) terdiri dari komponen komponen
struktur dengan referensi angka 8 yaitu:

 Dinding oktagonal core reinforced mega-concrete


 8 mega kolom komposit eksterior
 8 mega kolom baja eksterior
 8 outrigger trusses struktur baja
 Pile cap fondasi tiang pancang beton tebal 4 M
 44 balok lantai interior dan 16 balok lantai eksterior

Gambar : Denah Struktur Lantai dan Potongan Struktur Jin Mao Tower
Sumber: High-Rise Manual, p.90 dan Tall Buildings, p.143

6
2.2.2 Kekuatan dan Stabilitas

Konsep sistim struktur Jin Mao Tower berdasarkan pada:

1. Penggunaan penempatan beton bertulang secara strategis yang dipadukan


dengan struktur baja untuk menahan beban beban lateral ekstrem dan
gravitasi dengan efisiensi struktur maksimum tanpa biaya material struktur
yang berlebihan.
2. Penggunaan prinsip prinsip fisika untuk meningkatkan efektivitas momen
inersia bangunan.
3. Reduksi kelebihan elemen elemen struktur yang secara signifikan
meningkatkan nilai ekonomis bangunan.
Resistansi gaya lateral (seismik dan angin) dilakukan dengan kombinasi
dinding core beton dibagian dalam dan mega kolom komposit dibagian luar yang
dihubungkan dengan struktur rangka baja outrigger yang bekerja secara komposit
dengan lantai diafragma horizontal. Sistim outrigger memaximalkan tinggi
“balok” struktur terhadap deformasi lentur ketika bangunan tinggi ini berperilaku
seperti kantilever vertikal. Outrigger ini terdapat pada lantai 24-26, 51-53, 85-
atap.

Beban lateral arah tegaklurus bangunan ditahan oleh 8 mega kolom


komposit frontal, beban lateral arah diagonal ditahan oleh 8 mega kolom baja
pada sudut. Beban gravitasi diterima secara merata oleh ke8 megakolom
komposit dibagian luar yang juga berfungsi menerima beban axial akibat momen
lentur total, sedangkan mayoritas gaya geser ditahan oleh shear wall core.
Dimensi mega kolom ber variasi mulai 1,50x5,00M sampai 1,00x3,50M pada
lantai 87, dimensi core shear wall bervariasi mulai dari 0,85M dibagian fondasi
hingga o,45M pada lantai 87.

Gambar : Perilaku Struktur dengan Sistim Outrigger

7
3. Kekakuan struktur

Sistim resistansi gaya lateral JIN MAO Tower secara esensial bersandar
pada resistansi lentur dan geser dari core sentral, kekakuan axial mega kolom
komposit luar dan kekakuan lentur dan geser rangka outrigger. Efisiensi struktur
berpusat pada transfer beban langsung dari core sentral ke kolom eksterior
tanpaperlu rangka perimeter (sabuk).

Resistansi torsi struktur dicapai melalui core sentral dengan bentuk tertutup
dengan kompromi kompromi arsitektur, misalnya penetrasi penetrasi ke core
sentral, batasan batasan ketebalan dinding core, dimensi mega kolom serta lokasi
dan ketinggian sistim outrigger.

Gambar : Proses pembangunan Gedung Jin mao Tower

2.2.3 Studi analisis Jin Mao Tower dari Perspektif Sintesis Antar Sistim
Dengan Metode Tetrahedron

SINTESIS S (struktur) dan E (selubung – arsitektur): Mega kolom yang


mengecil gradual sebagai “form giver” fasade frontal yang menerima beban
lateral langsung (bekerjasama dengan core wall via outrigger) dan sekaligus
sebagai fasade arsitektural (jendela-dinding).

SINTESIS S (struktur) dan I (interior– arsitek-tur): Shear Wall bulat pada


bagian tengah, pada lantai 51 keatas berfungsi sebagai dinding interior dengan
bentuk bulat yang membentuk atrium kolosal sampai lantai 88 menyatu dengan
tatanan ruang ruang tidur.

8
SINTESIS S (struktur) dan M (mekanikal-elektrikal): Perletakkan
outrigger pada lantai 24-26, 51-53, 85 sekaligus merupakan terminal zona-zona
mekanikal-elektrikal dan juga lantai transisi antar fungsi arsitektur yang berbeda
(perkantoran dengan hotel, hotel dengan ruang observasi). Disini sekaligus S
dengan M dan arsitektur (I).

SINTESIS E (selubung) dan M (mekanikal-elektrikal): Selubung atap


(puncak makara) sebagai pusat iluminasi tata cahaya yang juga merupakan
simbolik urban dan focal point arsitektur.

SINTESIS E (selubung) dan I (interior– arsi-tektur): Selubung dinding


sebagai modul partisi interior dan selubung atap sekaligus sebagai plafon yang
merupakan sumber cahaya (skylight) pada atrium interior.

SINTESIS M (mekanikal-elektrikal) dan I (interior – arsitektur): Sarana


transportasi vertikal (lift) dengan sistim tata lampu lift membentuk dinding
interior transparan setengah lingkaran pada atrium yang imaginatif dan
menampilkan nuansa yang futuristik pada grand atrium lobby.

Keterangan Gambar :

S = Sistim Struktur

E = Sistim Envelope ( Selubung –


Arsitektur)

I = Sistim Interior ( Arsitektur)

M = Sistim Mekanikal (&Elektrikal)

Gambar : Sistim Tetrahedron


Sumber: The Building Systems Integration Handbook p. 316

9
Mega kolom (S) sbg
selubung (E)

Shear wall (S) sbg


interior atrium (I)

Tatanan lift (M) sbg


dinding interior (I)

Gambar : Framing plans

Selubung atap (E) sbg


konsentrasi tata cahaya (M)

Outrigger (S) sbg sentra


mekanikal-elektrikal (M)

Gambar : Facade bangunan dan potongan bangunan Jin Mao Tower


Sumber: Dari pelbagai referensi pustak

10
2.2.4 Elemen struktur dasar Bangunan Jin Mao Tower
1. Pondasi

Shanghai berada di dataran aluvial, di mana empat puluh meter di bawah


tanahnya penuh dengan lumpur. Jadi cukup sulit membangun bangunan pencakar
langit disana. Sehingga pada lokasi pembangunan Jin Mao Tower ditambahkan
batu keras untuk menutupi lumpur. Untuk pondasi, yang digunakan sama seperti
pondasi kebanyakan untuk bangunan tinggi disekitarannya. Jin Mao Tower, oleh
ahli struktur telah didesain sebuah struktur pelindung beton yang menambah
kekuatan struktur dengan struktur baja komposit. Dalam rangka bangunan
menggunakan beton bertulang dengan ketebalan 4 meter untuk merakit pondasi
dan 429 akar, 900 m tumpukan besi. Pondasi di bawah posium menggunakan
tumpukan baja kecil yang mencapai lapisan tanah ketujuh.
Dasar pit perimeter dari proyek ini adalah 568 meter, dengan kedalaman 15-19
meter, wilayah ini sebesar 2 x 104 m, dan jumlah total pemotongan bumi adalah
32x 104 m3. Dasar lempengan bangunan utama tebal 4 meter, dan jumlah total
13.500 m3, kekuatan beton C50.

Gambar power pondation

11
2. Slurry wall system

Struktur Jin Mao Tower menggunakan teknik “Slurry”, yaitu teknik yang
digunakan untuk membuat dinding beton atau diafragma non struktur di area
yang dekat air (tepi sungai, dll). Konstruksi dinding “slurry” melibatkan
penggalian parit sempit yang diisi cairan “slurry”. Slurry tersebut mengeluarkan
tekanan hidrolis untuk mencegah keruntuhan. Slurry bentonit adalah cairan yang
paling umum digunakan di parit. Gunanya selain menstabilkanpenggaliannya,
bentonit dapat mengurangi permeabilitas dinding parit.

Setelah penggalian terselesaikan , penahan dilepaskan lalu parit tersebut


diisi dengan beton. Beton tersebut menggantikan cairan bentonit tadi yang telah
disedot keluar dan di recycle

3. Curtain Wall JIN MAO Tower

Curtainwall adalah sebuah pelapis atau penutup dinding gedung bagian luar
untuk melindungi area gedung bagian dalam dari terpaan sinar matahari
langsung, angin, dan dari curahan air hujan.
Pemuaian termal dan pergerakan sendi memenuhi persyaratan kinerja dinding
eksterior yang dihasilkan dari perubahan suhu antara 10-40 derajat celcius. (Suhu
desain untuk menara adalah 21 derajat celcius).

12
Gambar

Unitized curtain walls melibatkan pembuatan pabrik, perakitanpanel dan kaca.


Tidak seperti sistem stik (tongkat), sistem ini digunakan pada proyek-proyek
besar atau unit yang telah digabungkan, digantung ke struktur bangunan sebagai
selubung bangunan. Pemasangan ke bangungan menggunakan mesin khusus yang
diperlukan agar posisinya tepat, penyelarasan dalam melekatkannya pada struktur
atau lantai beton. Kelebihan dari sistem ini antara lain : Perakitan unit dengan
presisi tinggi, biaya instalasi lapangan lebih murah, dan pemasangan lebih mudah
karena bisa dikerjakan secara pararel. Juga dalam ketahanan terhadap iklim
lingkungan.

4. FINS & RODS

Pelapiasan jaring-jaring kompleks yang terbuat dari pipa aluminium (Seperti


pagar, sistemrel hias) itu digunakan untuk mengurangi polusi udara.

13
Copings, parapets, sirip, dan elemen dekoratif yang dirancang agar dapat
menahan beban 90 kg berdiri terkonsentrasi dari segala arah.

Kesan berat pada menara dengan ukiran dekoratif struktur tradisional China,
sangat jelas sebagai eksterior bangunan yang masih membangkitkan profil Pagoda
China tradisional.

5. Tipe Sistem Struktur


 Bentuk struktur dan dimensi:

Sistim mega struktur (core & outriggers) terdiri dari komponen


komponen struktur dengan referensi angka 8 yaitu:

a. Dinding oktagonal core reinforced mega-concrete


b. 8 mega kolom komposit eksterior
c. 8 mega kolom baja eksterior
d. 8 outrigger trusses struktur baja
e. Pile cap fondasi tiang pancang beton tebal 4 M
f. 44 balok lantai interior dan 16 balok lantai eksterior
Dimensi mega kolom bervariasi mulai

a. 1,50x5,00M sampai 1,00x3,50M pada lantai 87,


b. dimensi core shear wall bervariasi mulai dari 0,85M
c. dibagian pondasi hingga o,45M pada lantai 87.

14
 Parameter Struktur

A. Kekuatan dan stabilitas

Konsep sistim struktur Jin Mao Tower berdasarkan pada:

1). Penggunaan penempatan beton bertulang secara strategis yang


dipadukan dengan struktur baja untuk menahan beban beban
lateral ekstrem dan gravitasi dengan efisiensi struktur
maksimum tanpa biaya material struktur yang berlebihan.

2) Penggunaan prinsip prinsip fisika untuk mening-katkan efektivitas


momen inersia bangunan.

3). Reduksi kelebihan elemen elemen struktur yang secara signifikan


meningkatkan nilai ekonomis bangunan.

B. Kekakuan struktur

Sistim resistansi gaya lateral JIN MAO Tower secara esensial bersandar pada
resistansi lentur dan geser dari core sentral, kekakuan axial mega kolom komposit
luar dan kekakuan lentur dan geser rangka outrigger. Efisiensi struktur berpusat pada
transfer beban langsung dari core sentral ke kolom eksterior tanpa perlu rangka
perimeter (sabuk). Resistansi torsi struktur dicapai melalui core sentral dengan
bentuk tertutup dengan kompromi kompromi arsitektur, misalnya penetrasi
penetrasi ke core sentral, batasan batasan ketebalan dinding core, dimensi mega
kolom serta lokasi dan ketinggian sistim outrigger.

 Tipe Sistem Struktur

Sistem struktur yang di gunakan pada Jin Mao Tower adalah :

1) Inti Bangunan (Core)


Pada Jin Mao Tower inti bangunan (core) suatu tempat untuk
meletakan sistem transportasi vertikal dan mekanis berupa lift dengan
bentuk yang disesuaikan dengan fungsi bangunan serta untuk
menambah kekakuan bangunan diperlukan sistem struktur dinding

15
geser sebagai penyalur gaya lateral (seperti tiupan angina tau gempa
bumi) pada inti

Inti Bangunan (Core)

2) Shear Wall bulat pada bagian tengah , pada lantai 51 keatas berfungsi
sebagai dinding interior dengan bentuk bulat yang membentuk atrium
kolosal sampai lantai 88 menyatu dengan tatanan ruang ruang tidur.
Selain itu Shear Wall juga digunakan untuk mereduksi gempa

Shear Wall

16
Shear Wall sebagai dinding
interior yang membentuk
atrium kolosal

3) Kantilever
balok yang salah satu ujungnya terdapat tumpuan jepit dan ujung lain
menggantung (bebas). Balok kantilever yang menahan beban gavitasi
menerima momen negatif pada keseluruhan panjang balok tersebut.
Akibatnya tulangan balok kantilever ditempatkan pada bagian atas
atau sisi tariknya

Kantilever

6. Sistem Pendukung Gaya Vertikal

Beban/gaya yang bekerja pada bangunan dan langsung berpengaruh pada


struktur bangunan, ditimbulkan secara langsung oleh gaya-gaga bangunannya

17
sendiri dan gaya-gaya yang timbul dari pengaruh lain. Beban/gaya yang timbul
dari bangunan sendiri terdiri dari beban-bahan konstruksi ditambah denean beban
yang lain sebagai pelengkap bangunan yang sifatnya tetap, seperti bagian dari
finishing bangunan dan semua kelengkapan utilitas bangunan. Gaya/beban ini
disebut sebagai gaya gravitasi. Penyaluran beban vertikal pada bangunan Jin Mao
Tower didukung oleh komponen pada Jin mao tower yaitu :

a. Superkolom
Superkolom terdiri dari baja dan beton. Penggunaan baja dan beton mengalami
dilemma selama konstruksi, beberapa perubahan bentuk terjadi pada beban
bangunan sendiri. Selama proses ini biasanya terjadi.

Plan Superkolom

b. Core
Inti core dan superkolom komposit memberikan dukungan tambahan untuk
menetralkan beban gravitasi. Beban gravitasi ditahan oleh bagian frame lantai
komposit, yaitu struktur kolom baja.

18
Struktur terakhir Jin Mao Tower yang unik terletak pada sistem kerangka
penopang yang digunakan. Memberikan daya tahan pada beban lateral sampai
inti untuk memperkuat beton shear-wall yang saling berhubungan dengan
superkolom komposit.

Kerangka Penopang

a. Sistem Pendukung Gaya Horisontal


Beban lateral merupakan beban yang mengenai bangunan yang bersifat horizontal
dengan arah yang tidak menentu, seperti angin dan gempa bumi. Pada bangunan
tinggi kolom pada bangunan tinggi perlu diperkokoh dengan sistem pengaku
untuk dapat menahan gaya lateral, agar deformasi yang terjadi akibat gaya
horizontal tidak melampaui ketentuan yang disyaratkan. Pengaku gaya lateral
yang lazim digunakan adalah portal penahan momen, dinding geser atau rangka
pengaku Penyaluran beban horizontal pada bangunan Jin Mao Tower didukung
oleh komponen – komponen beban lateral pada Jin mao tower yaitu :

19
1. Core

Sistim resistansi gaya lateral Jin Mao Tower secara esensial bersandar pada
resistansi lentur dan geser dari core sentral. Efisiensi struktur berpusat pada
transfer beban langsung dari core sentral ke kolom eksterior

2. Mega Kolom

Beban lateral arah tegak lurus bangunan ditahan oleh 8 mega kolom
komposit frontal, beban lateral arah diagonal ditahan oleh 8 mega kolom baja
pada sudut.

20
3. Outrigger truss

Sistim outrigger memaksimalkan tinggi “balok” struktur terhadap


deformasi lentur ketika bangunan tinggi ini berperilaku seperti kantilever vertikal.
Outrigger ini terdapat pada lantai 24-26, 51-53, 85-atap.
Fungsi Outrigger truss yaitu

-Menangani beban lateral

-Meningkatkan seluruh kemampuan untuk menahan beban

-Mentransfer gaya gravitasi ke mega kolom untuk menyeimbangkan gaya

Analisa beban lateral “

Resistansi gaya lateral (gempa dan angin) dilakukan dengan kombinasi


dinding core beton dibagian dalam dan mega kolom komposit dibagian luar yang
dihubungkan dengan struktur rangka baja outrigger yang bekerja secara komposit
dengan lantai diafragma horizontal.

Ketika beban lateral menuju bangunan, kemudian beban lateral di transfer


ke mega kolom. Dengan kerangka baja outrigger yang menghubungan mega
kolom dengan core, maka beban sampai pada core dan beban di teruskan ke
pondasi.

Ketika gaya horisontal bekerja pada struktur semua sistem menahan


beban Bagian luar mega kolom yang simetri menjadi kekuatan untuk menahan

21
momen lentur. Delapan mega kolom dapat menyeimbangkan moment dengan baik
dari outtrigger truss dengan core.

Sistem struktur pada Jin mao tower dapat menolak (resist) angin yaitu
dengan kombinasi antara core dan mega kolom terhubung melalui balok utama di
setiap lantai. Outtrigger truss untuk membentuk ruang mengintegrasikan struktur
menahan beban lateral. Core berperan penting dalam menahan momen dan 8
mega kolom dapat menyeimbangkan moment dengan baik dari outtrigger truss
dengan core.

Sistim resistansi gaya lateral Jin Mao Tower secara esensial bersandar
pada resistansi lentur dan geser dari core sentral, kekakuan axial mega kolom
komposit luar dan kekakuan lentur dan geser rangka outrigger. Efisiensi struktur
berpusat pada transfer beban langsung dari core sentral ke kolom eksterior tanpa
perlu rangka perimeter (sabuk)

- Sistem Pendukung Gaya Horisontal

1. Tektonika
Tektonika erat kaitannya dengan material, struktur dan konstruksi, namun
tektonika lebih menekankan pada aspek estetika yang dihasilkan oleh
suatu sistem struktur atau ekspresi dari suatu konstruksi.

A. Eksterior
1) Megakolom
Terdapat megakolom yang di ekspose pada Jin Mao Tower. Selain
menjadi struktur utama, mega kolom yang di ekspose di gunakan
sebagai estetika bangunan

22
2) Curtain Wall
Curtain Wall pada Jin Mao Tower digunakan sebagai elemen
bukaan untuk memasukkan pencahayaan alami ke dalam
bangunan. Selain itu Curtain Wall juga di gunakan sebagai elemen
estetika pada fasad bangunan.

3) Structural Steel Cap Truss


Pada puncak bangunan menggunakan struktur baja yang berfungsi
untuk skylight agar memaksimalkan cahaya yang masuk pada
bangunan. Selain di gunakan untuk skylight puncak dari Jin Mao
Tower ini untuk menambah estetika bangunan

23
2. Konfigurasi
Merupakan bentuk oktagonal Atap Skylight sebagai Tatanan lift sebagai
plafon atrium interior dinding interior
yang di ilhami oleh denah tipikal
pagoda dengan service core
oktagonal pula yang melayani lift
ekspres ke skylobby perkantoran
dan hotel Sumbu silang/salib
merupakan area entrans dan
sirkulasi utama yang konsisten
dengan pengaturan zona zona
elevator ke lobi lobi atas.

Pengaturan denah perkantoran dan hotel sangat dibatasi oleh bentuk


segidelapan (arsitektur pagoda) dan sistem struktur yang menunjang konsep
pagoda. Namun masih memberi-kan peluang kreativitas pada tatanan ruang hotel
dengan adanya atrium megah pada 38 lantai atas dan berakhir pada atap skylight
yang merupakan mah kota bangunan ini.

24
Retail/hotel

Menerangkan zonasi perlantai bangunan Retail/


Hotel Jin Mao Tower

North south section tower Service/emergency

Menerangkan zonasi perlantai bangunan Menerangkan service /emergency di


Jin Mao Tower gedung Jin Mao Tower,

Menerangkan
Gambar 12. Office
zonasi perlantai Menerangkan Observation deck di
bangunan Office Jin Mao Tower Gambar 15 : Observation deck
gedung Jin Mao Tower

25
3. Ukuran.
Jin Mao Tower merupakan pencakar langit multi fungsi yang terdiri dari
perkantoran, hotel, pertokoan, parkir, auditorium dengan luas 280.000 M2
yang terletak di distrik Pudong didalam zona perdagangan dan financial
Lujiazui dikota metropolis Shanghai, China. Terdiri dari 88 lantai dengan
ketinggian 421 M dan beban bangunan 30T.

- Pendekatan sistem struktur


1. Faktor Eksternal

 Kondisi tanah
1) Tanah ekspansif: diasumsikan tanah stabil terdapat pada kedalaman
lebih dari 2 meter dari permukaan tanah asli.
 Beban eksternal
- Resistansi gaya lateral (seismik dan angin) dilakukan dengan kombinasi
dinding core beton dibagian dalam dan mega kolom komposit dibagian
luar yang dihubungkan dengan struktur rangka baja outrigger yang
bekerja secara komposit dengan lantai diafragma horizontal.

26
- Beban lateral arah tegak lurus bangunan ditahan oleh 8 mega kolom
komposit frontal, beban lateral arah diagonal ditahan oleh 8 mega kolom
baja pada sudut.

2. Faktor Internal

 Konfigurasi Ruang dan Fungsi Ruang


1) Pertimbangan perancangan ruang (denah)
Denah bangunan yaitu berbentuk oktagonal yang diambil dari denah
tipikal pagoda dengan service core oktagonal pula yang melayani
lift ekspres ke skylobby perkantoran dan hotel. Sumbu silang/salib
merupakan area entrans dan sirkulasi utama yang konsisten dengan
pengaturan zona zona elevator ke lobi lobi atas. Pengaturan denah
perkantoran dan hotel sangat dibatasi oleh bentuk segidelapan (arsitektur
pagoda) dan sistim struktur yang menunjang konsep pagoda.
2) Beban mati atau beban hidup
 Floor to Floor
Umumnya ketinggian ruang pada fungsi bangunan publik adalah 4 meter.
 Struktur
Konsep sistim struktur JIN MAO TOWER berdasarkan pada:
1. Penggunaan penempatan beton bertulang secara strategis yang dipadukan
dengan struktur baja untuk menahan beban beban lateral ekstrem dan
gravitasi dengan efisiensi struktur maksimum tanpa biaya material struktur
yang berlebihan.
2. Penggunaan prinsip prinsip fisika untuk meningkatkan efektivitas
momen inersia bangunan.
3. Reduksi kelebihan elemen elemen struktur yang secara signifikan
meningkatkan nilai ekonomis bangunan.
Persyaratan Perancangan Sistem Struktur Bangunan:

 Kelayakan (service ability)


 Kestabilan (stability)
 Kekuatan (strength)
 Keamanan (safety)

27
 Keawetan (durability)
Secara umum, struktur bangunan dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu base
structure (pondasi), struktur rangka bangunan (kolom-balok), dan upper structure
(struktur atap). Ketiganya harus membentuk suatu kesatuan sistem struktur yang
tertutup, kokoh, dan kaku (rigid).

Kriteria Pemilihan Sistem Struktur

1. Resistance to Load
 Sistem struktur dipilih atas dasar kemampuannya melawan beban utama
(gravitasi, angin, gempa)
 Kemampuan mempertahankan stabilitas bangunan
 Berkekuatan melawan perubahan bentuk dan pergeseran struktur secara
parsial atau menyeluruh
 Sistem struktur memiliki daya tahan sampai batas waktu yang dikehendaki
2. Building Use dan Function
 Sistem struktur ditentukan oleh tipe atau fungsi bangunan
 Sistem struktur ditentukan oleh bentuk dan dimensi ruang
 Sistem struktur ditentukan oleh ketinggian dan tata ruang secara horizontal
dan vertikal
3. Integration to Order Building System
 Sistem struktur yang memiliki kemampuan bersatu dengan sistem
bangunan lainnya
 Dapat menjadi tumpuan “ekterior cladding” serta komponen fasade
lainnya
 Selain itu, jaringan mekanikal, elektrikal dapat terakomodir di celah sistem
struktur oleh adanya sifat fleksibilitas sistem tersebut.
4. Cost Infulence
 Berkaitan dengan masalah biaya dengan bahan serta sistem konstruksi tahan
api, antisipasi, bentang, style yang diinginkan dan adanya sifat integritas.
 Berkaitan dengan biaya dan penataan “the most economical arrangement”
dari sistem struktur.
 Berkaitan dengan keterbatasan biaya

28
29

Anda mungkin juga menyukai