Anda di halaman 1dari 9

Fenny Evitalia Inggriani

051.0019.00037
Dosen Pembimbing:
Ir. Mohammad Ali Topan MSP.

Jurusan Teknik Sipil,


Universitas Trisakti.
Jakarta
2019
Kota Surakarta adalah sebuah kota di provinsi
Jawa Tengah, Indonesia. Surakarta berasal dari
kata Sala yang dibangun berdasarkan pilihan
Pangeran Wijil, Tumenggung Tirtowiguno, serta
Kiai Tumenggung Honggiwongso, seorang ahli
nujum Keraton Kartasura.

2
Budaya Karaton atau juga dapat disebut
kabudayan karaton. Kata budaya berarti
“woh pangolahing budi” ‘hasil olah budi’.
Makna tersebut mengandung dua
pengertian yaitu (1) produk, tercermin
dalam kata woh ‘buah’, dan (2) proses,
tercermin dalam perkataan pangolahing
budi olah budi’. Kata Karaton berasal dari
kata Ratu ‘raja’, dan karaton itu bearti:
pedalemaning ratu ‘kediaman raja’, dan
ratu ‘raja’ menjadi “Pangembaning budaya
Jawi”. Pangemban budaya Jawa yang
didukung bersama-sama oleh Putra
Sentana, Abdi Dalem,dan kawula
tresna. Oleh karena itu, karaton juga
sebagai tempat Manunggaling Ratu,
Sentana,
ADD A FOOTER Abdi sarta kawula. ‘Bersatunya 3
Raja, Sentana, Abdi serta Rakyat’.
(KRMH. Yosodipura:1990;1)
Pernyataan budaya adalah woh pangolahing budi terdapat makna bahwa ngolah budi
‘mengolah budi’, itu merupakan karya manusia yang didasari lahir dan batin bersama-sama.
Mengolah batin itu umpamanya : bertapa, bersemedi, dan sebangsanya yang pada pokoknya
mendekat kepada Yang Maha Agung.

Berdasarkan keterangan di atas jelaslah Perbawa yaitu daya kekuatan yang


bahwa budaya karaton sebagai suatu tidak tampak, sedangkan wibawa
produk yang melalui proses penciptaan adalah kekuatan yang tampak (Suseno
secara lahir dan batin yang disertai Priyo Suseno, 1992:1). Dengan demikian
permohonan kepada Yang Maha budaya merupakan suatu hal yang
Kuasa agar dapat memancarkan penting dalam kehidupan
perbawa dan wibawa.

4
• Kraton/karaton (ke-ra-tu-an) menunjukan
tempat kediaman ratu (=raja) atau biasa juga
disebut kedaton (ke-datu-an) berarti
istana/kerajaan. Kraton biasanya merupakan
bangunan yang unik dan struktur bangunanya
cenderung khusus. Fungsi pokoknya adalah
tempat kediaman raja. Karena Raja sebagai
(central figure) pemerintahan, maka akhirnya
kraton pun menjadi pusat budaya, acuan nilai,
adat/aturan, dan sumber ilmu bagi
masyarakatnya dan lingkungannya baik
secara fisik dan non fisik

5
Dibagun pada tahun 1774,
pembangunan Keraton Surakarta
diarsiteki oleh Susuhan Pakubuwana II.

Bangunan bernuansa arsitektur gaya


campuran Jawa-Eropa tersebut
didominasi oleh warna Biru dan Putih
yang melambangkan kedamaian,
kesederhanaan, kesempurnaan,
keamanan, dan persatuan
6
Di tengah-tengah : Karaton,
tempat kediaman raja, ruang yang
diistimewakan, dengan parentah
jeronya.

Di sekitar istana : Ibu kota


atau negara, tempat
kedudukan parentah jobo,
tempat kaum bangsawan
di bawah wewenang patih
Tata letak Karaton atau “ perdana menteri “.
menunjukkan konsep
lingkaran-lingkaran Di sekitar ibu kota adalah
konsentris.
lingkaran negaraagung, ibu
kota besar atau ibu kota
dalam arti luas. Semua
tanah negaragung berupa
tanah lungguh sebagai gaji
pejabat kerajaan dan
pengelolaannya diserahkan 7
kepada para bekel.
Keraton Surakarta letaknya
bangunan induk (
membujur dari arah utara ke
Prabasuyasa )
selatan, adanya Kori Kamandungan menghadap keselatan,
dan Prabasuyasa mengikuti
Kartasura. Alun-alun, Manguntur pendapa ( Sasana
dan Wismaya penangkilan Sewaka ) menghadap
ke timur
mengikuti Negarakertagama. Selain
itu adanya tembok trancangan Siti Hinggil dan
untuk memagari alun-alaun, aling- Pengelaran ( Sasana
Sumewa )
aling di Sri Manganti, Gapura, menghadap ke utara.
Candi Bentar, semuanya mengikuti
pola jaman Majapahit atau
sebelumnya
8

Anda mungkin juga menyukai