051.0019.00037
Dosen Pembimbing:
Ir. Mohammad Ali Topan MSP.
2
Budaya Karaton atau juga dapat disebut
kabudayan karaton. Kata budaya berarti
“woh pangolahing budi” ‘hasil olah budi’.
Makna tersebut mengandung dua
pengertian yaitu (1) produk, tercermin
dalam kata woh ‘buah’, dan (2) proses,
tercermin dalam perkataan pangolahing
budi olah budi’. Kata Karaton berasal dari
kata Ratu ‘raja’, dan karaton itu bearti:
pedalemaning ratu ‘kediaman raja’, dan
ratu ‘raja’ menjadi “Pangembaning budaya
Jawi”. Pangemban budaya Jawa yang
didukung bersama-sama oleh Putra
Sentana, Abdi Dalem,dan kawula
tresna. Oleh karena itu, karaton juga
sebagai tempat Manunggaling Ratu,
Sentana,
ADD A FOOTER Abdi sarta kawula. ‘Bersatunya 3
Raja, Sentana, Abdi serta Rakyat’.
(KRMH. Yosodipura:1990;1)
Pernyataan budaya adalah woh pangolahing budi terdapat makna bahwa ngolah budi
‘mengolah budi’, itu merupakan karya manusia yang didasari lahir dan batin bersama-sama.
Mengolah batin itu umpamanya : bertapa, bersemedi, dan sebangsanya yang pada pokoknya
mendekat kepada Yang Maha Agung.
4
• Kraton/karaton (ke-ra-tu-an) menunjukan
tempat kediaman ratu (=raja) atau biasa juga
disebut kedaton (ke-datu-an) berarti
istana/kerajaan. Kraton biasanya merupakan
bangunan yang unik dan struktur bangunanya
cenderung khusus. Fungsi pokoknya adalah
tempat kediaman raja. Karena Raja sebagai
(central figure) pemerintahan, maka akhirnya
kraton pun menjadi pusat budaya, acuan nilai,
adat/aturan, dan sumber ilmu bagi
masyarakatnya dan lingkungannya baik
secara fisik dan non fisik
5
Dibagun pada tahun 1774,
pembangunan Keraton Surakarta
diarsiteki oleh Susuhan Pakubuwana II.