Anda di halaman 1dari 23

“TIPOLOGI BENTUK DAN STRUKTUR RUMAH ADAT BATAK TOBA”

(Studi Kasus : Kabupaten Toba Samosir Dan Kabupaten Samosir)

Ahmad Zailani Lubisᶥ, Monang Siburianᶥ, Sintong Sihombingᶥ,


Ir. Bustinursyah, M.Sc²., Muhammad Amin,ST, MT.²

ABSTRAK

Rumah tradisional Batak Toba telah diwarisi ratusan tahun yang lalu. Gaya
dan bentuknya dipengaruhi oleh tatanan hidup, ekonomi, alam sekitar dan iklim.
Iklim adalah masalah yang penting yang dapat mempengaruhi bentuk bangunan,
khusunya dalam hal ini adalah rumah tradisional Batak Toba. Rumah tradisional
Batak Toba secara umum merupakan rumah panggung. Tetapi keberadaanya di
Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Samosir sudah banyak dipengaruhi oleh
beberapa etnis lain seperti karo, mandailing, simalungun dan lain sebagainya.
Sehingga rumah tradisional Batak Toba di Kabupaten Toba Samosir dan Samosir
lebih beragam lagi dengan pengaruh beberapa etnis tersebut. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui dan memahami tipologi, bentuk dan struktur dari
rumah adat Batak Toba diwilayah Samosir dan Toba Samosir. Penelitian tipologi,
bentuk dan struktur Batak Toba ini untuk mengklasisfikasikan Rumah adat Batak
Toba melalui identifikasi tipikal desain elemenya yang dapat dikategorikan
kedalam fitur-fitur desain rumah Batak Toba tersebut. Untuk mendapatkan tipologi,
bentuk dan struktur Batak Toba masing masing daerah tersebut maka dilakukan
kajian terhadap bentuk fisik, tipologi dan pola ruang.
Kata kunci : tipologi, struktur, rumah adat batak toba, sopo

ABSTRACT
The traditional Toba Batak house was inherited hundreds of years ago. Its
style and shape are influenced by the structure of life, the economy, the natural
environment and climate. Climate is an important issue that can affect the shape of
buildings, especially in this case is the traditional Batak Toba house. The
traditional Toba Batak house is generally a stilt house. But its existence in Toba
Samosir Regency and Samosir Regency has been heavily influenced by several
other ethnic groups such as karo, mandailing, simalungun and so forth. So that the
traditional Toba Batak houses in Toba Samosir and Samosir districts are even more
diverse with the influence of some of these ethnic groups. This research was
conducted to find out and understand the typology, form and structure of the Toba
Batak traditional houses in the Samosir and Toba Samosir regions. This typology,
shape and structure research of the Toba Batak is to classify the Batak Toba
traditional house through the identification of typical design elements that can be
categorized into the design features of the Toba Batak house. To get the typology,
shape and structure of the Toba Bataks in each of these regions, a study was
conducted on the physical form, typology and spatial patterns.
Keywords: typology, structure, Batak Toba traditional house, Sopo
Latar belakang
Rumah adat Batak adalah salah satu bukti kekayaan budaya dan
peninggalan sejarah di Indonesia, tepatnya di Provinsi Sumatera Utara. Hal
semacam ini memang kerap menjadi perhatian para pengunjung untuk datang
berkunjung. Terlebih lagi bagi mereka yang belum pernah melihatnya, dan punya
antusias yang tinggi terhadap peninggalan sejarah kebudayaan di suatu daerah.
Untuk Sumatera Utara sendiri, dengan adanya beragam jenis rumah Adat
Batak ini, memang kerap kali dijadikan daya tarik dan ikon terpenting untuk sebuah
perjalanan wisata. Para pengunjung dengan tujuan wisata ke Sumatera Utara akan
selalu mengincar tempat dimana terdapat rumah adat Suku Batak. Hal ini tentu
dikarenakan ciri khas yang melekat pada daerah tersebut, sehingga tidak akan
lengkap rasanya berwisata ke Sumatera utara jika belum menginjakkan kaki di
rumah adat batak yang menyimpan cerita sejarah dan keunikan bentuk
bangunannya. Namun, hal terpenting yang harus diketahui adalah nama rumah adat
batak yang tentunya bukan hanya satu. Jika ingin memperkaya pengetahuan lebih
mendalam mengenai hal ini, maka setidaknya mengetahui apa-apa saja nama rumah
tersebut. Meskipun demikian, rumah adat suku batak sendiri masih terbagi-bagi
lagi. Sebagaimana sejarahnya, Batak sendiri terbagi lima yaitu Batak Toba, Batak
Simalungun Batak angkola,Batak Pakpak dan Batak Karo. Meski sama-sama
berasal dari suku Batak, secara spesifik daerahnya masih berbeda. Perbedaan inilah
yang kemudian memunculkan keberagaman bentuk rumah baik dari segi struktur
dan filosofi.

Masing-masing suku di Indonesia memiliki minimal satu jenis bangunan


seperti rumah tinggal yang disebut dengan rumah adat/rumah tradisional. Suku
Batak Toba juga terdiri dari bermacam-macam kelompok yang dapat dipengaruhi
oleh lingkungan wilayah tempat dimana kelompok tersebut membangun kegiatan
kehidupan seperti kegiatan perekonomian, sosial dan budaya. Beberapa etnis Batak
Toba yang ada khusunya di wilayah Sumatera Utara ialah di daerah Tapanuli Utara,
Humbang Hasundutan, Toba Samosir, dan Samosir. Pada umumnya masyarakat
Batak toba memiliki rumah tradisional dengan bentuk khas.

Rumah tradisional Batak Toba telah diwarisi ratusan tahun yang lalu. Gaya
dan bentuknya dipengaruhi oleh tatanan hidup, ekonomi, alam sekitar dan iklim.
Iklim adalah masalah yang penting yang dapat mempengaruhi bentuk bangunan,
khusunya dalam hal ini adalah rumah tradisional Batak Toba. Rumah tradisional
Batak Toba secara umum merupakan rumah panggung. Tetapi keberadaanya di
Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Samosir sudah banyak dipengaruhi oleh
beberapa etnis lain seperti karo, mandailing, simalungun dan lain sebagainya.
Sehingga rumah tradisional Batak Toba di Kabupaten Toba Samosir dan Samosir
lebih beragam lagi dengan pengaruh beberapa etnis tersebut.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami tipologi, bentuk


dan struktur dari rumah adat Batak Toba diwilayah Samosir dan Toba Samosir.
Penelitian tipologi, bentuk dan struktur Batak Toba ini untuk mengklasisfikasikan
Rumah adat Batak Toba melalui identifikasi tipikal desain elemenya yang dapat
dikategorikan kedalam fitur-fitur desain rumah Batak Toba tersebut. Untuk
mendapatkan tipologi, bentuk dan struktur Batak Toba masing masing daerah
tersebut maka dilakukan kajian terhadap bentuk fisik, tipologi dan pola ruang.

Manfaat Penelitian

Manfaat utama dari penilitian ini adalah:


a. Manfaat akademis
Sebagai bahan pembelajaran khususnya bagi mahasiswa Teknik Arsitektur,
yaitu untuk mengenal lebih jauh tentang arsitektur Batak Toba. Dan diharapkan
dari hasil penelitian ini dapat dijadikan satu refrensi desain di masa mendatang.
b. Pemerintahan kota
Diharapkan Pemerintah dapat lebih peduli dengan aset sejarah dan
memahami betapa pentingnya aset tersebut.
c. Bagi masyarakat
Memberi pemahaman kepada masyarakat agar lebih peduli dan mengetahui
makna makna yang terkandung didalam perancangan arsitektur yang dibuat nenek
moyang pada masa lampau. Memberi pemahaman akan pentingnya pelestarian
peninggalan nenek moyang masa lampau baik yang ada disekitar mereka maupun
yang mereka huni.
Tipologi
Tipologi berasal dari dua suku kata yaitu “tipo” yang berarti pengelompokan dan
“logos” yang mempunyai arti ilmu atau keilmuan atau bidang keilmuan. Jadi
tipologi adalah ilmu yang mempelajari pengelompokan suatu benda dan makluk
secara umum.
Konsep tipologi
Menurut Anthony Vidler Tipologi bangunan adalah sebuah studi/
penyelidiakan tentang penggabungan elemen-elemen yang memungkinkan untuk
mencapai/ mendapatkan klasifikasi organisme arsitektural melalui tipe-tipe.
Tipologi dapat juga diartikan sebagai sebuah konsep yang memilah sebuah
kelompok objek berdasarkan kesamaan sifat-sifat dasar, seperti yang diungkapkan
oleh Ching, FDK (1979), bahwa ada kecenderungan untuk mengelompokan unsur-
unsur dalam suatu posisi yang random, baik berdasarkan kepada kekompakkan
perletakkan, maupun karakteristik visual yang dimiliki.
Hal ini diungkapkannya saat mendapatkan hampir dari semua bangunan
pada umumnya selalu memasukkan unsur-unsur yang sifatnya berulang seperti
kolom dan balok yang berulang-ulang mengikuti modular tertentu. Sejalan dengan
itu Sulistijowati (1991:12), mengatakan bahwa pengenalan tipologi akan mengarah
pada upaya untuk mengkelaskan, mengelompokkan atau mengklasifikasikan
berdasar aspek atau kaidah tertentu berdasarkan antara lain: (1) fungsi, meliputi
penggunaan ruang, struktural, simbolis, dan lain-lain; (2) geometrik, meliputi
bentuk, prinsip tatanan, dan lain-lain; (3) langgam, meliputi periode, lokasi atau
geografi, politik atau kekuasaan, etnik dan budaya, dan lain-lain. Berdasarkan
kepada seluruh paparan di muka, bisa diambil sebuah makna simpulan dari tipologi
arsitektur yaitu bahwa Tipologi merupakan sebuah metode ataupun konsep yang
berupaya untuk mengklasifikasikan sebuah objek bangunan atas dasar kondisi dan
kesepakatan bagi terciptanya kesamaan bahasa (komunikasi) dengan berdasarkan
atas; fungsi, geometrik, langgam, warna, skala, tekstur, bentuk, garis, kebudayaan,
sosial-politik dsb Hal ini berarti ada satu tipe-tipe tertentu dari suatu bangunan yang
akan membentuk satu karakter, ciri atau image yang secara “general” dapat
dijadikan patokan untuk dapat dikelompokan, seperti warna, skala, tekstur, garis,
bentuk, potongan-potongan bidang maupun ruang.
Klasifikasi mengindikasikan suatu perubahan meringkas/ mengikhtiarkan.,
yaitu mengatur penanaman yang berbeda, yang masing-masing dapat
diidentifikasikan, dan menyusun dalam kelas-kelas untuk mengidentifikasikan data
umumnya dan memungkinkan mermbuat perbandingan-perbandingan pada kasus-
kasus khusus. Klasifikasi tidak memperhatikan suatu tema pada suatu saat tertentu
(rumah, kuil, dsb) melainkan berurusan dengan contoh-contoh konkrit dari nsuatu
tema tunggal dalam suatu periode atau masa yang terkait oleh kepermanenan dari
karakteristik yang tetap/ konstan.
Tipologi dapat digunakan sebagai salah satu metode dalam mendefenisikan
atau mengklarasifikasikan objek arsitektural. Tipologi dapat mengidentfikasikan
perubahab-perubahan yang terjadi pada suatu objek dan analisa perubahan tersebut
menyangkut bentuk dasar objek atau elemen dasar, sifat dasar, fungsi objek serta
proses trnsformasi bentuknya. Menurut Rafael Moneo, analisa tipologi dibagi
menjadi 3 fase yaitu:
a. Menganalisa tipologi dengan cara menggali dari sejarah untuk mengetahui ide
awal dari suatu komposisi; atau dengan kata lain mengetahui asal usul atau
kejadian suatu objek arsitektural.
b. Menganalisa tipologi dengan cara mengetahui fungsi suatu objek.
c. Menganalisa tipologi dengan cara mencari bentuk sederhana atau suatu bangunan
melalui pencarian bangun dasar serta sifat dasarnya
Bentuk Bangunan
Pada Bangunan ini, Seperti halnya bangunan-bangunan bersejarah yang
lain. bentuk fasadenya memakai Konsep Simetris.yang cenderung mengarah ke
utara atau selatan yang berdampingan dengan ruang tengah sebagai halaman rumah.
Bentuk bangunan yang sama namun memiliki ornamen dan besaran berbeda.
Rumah adat Batak Toba berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi dua yaitu,
rumah yang digunakan sebagai tempat tinggal (ruma) dan sebagai tempat
penyimpanan (sopo). Waktu mendirikan rumah memerlukan tenaga, biaya yang
besar dan memakan waktu yang cukup lama. Sehingga banyak rumah yang
seharusnya belum selesai pembangngunanya namun rumah tersebut sudah
ditempati. Rumah tersebut diberi nama Jabu Bontean. “Jabu Ereng” yaitu sejenis
rumah tempat tinggal yang tidak berukiran. Tetapi dingdingnya terbuat dari papan
yang sudah diketam halus dan dipasang rapi juga termasuk “Jabu
Batarasiang”atau ada juga yang menyebutnya “sibabani amporik” khusus di
wilayah samosir. Dari segi besar dan kecil, rumah yang ukurannya besar disebut
ruma parbalebalean dan yang besar dengan ruma bolon.
Rumah yang memiliki hiasan gorga disebut dengan istilah “jabu batara
guru atau jabu sibaganding tua (rumah gorga). Istilah ini sering terdengar dalam
acara menempati rumah baru di acara adat di dalam rumah antara lain “jabu
sibaganding tua namrampang namarjual, namarsangap namartua, hasorangan ni
boru sigomgom nasa isina. Ada juga yang menyebut ruma gorga sarimunggu yaitu
rumah gorga yang memiliki hiasan yang mencerminkanfilsafah ataupun pandangan
orang hidup orang batak yang suka musyawarah, gotong royong, suka berterus
terang, sifat terbuka, dinamis dan kreatif. Selain jenis rumah diatas tersebut, masih
ada lagi jenis rumah lain yang disebut dengan Ruma Parsattian, rumah ini yang
sudah berdiri sejak lama hingga keturunan dari yang punya rumah sudah
berkeluarga dan memiliki rumah masing-masing tetapi jika anak yang punya rumah
ingin tinggal dirumah tersebut untuk sementara masih diperbolehkan, bahkan dalam
melakukan upacara adat semua anak yang punya rumah tersebut dapat
melakukanya dirumah tersebut, kecuali untuk anak perempuan.
Dari ornamen yang terdapat pada rumah juga memiliki makna yang dalam setiap
motif yaitu :
1. Gorga Suhi Ni Ampang Naopat memiliki makna sebagai penghormatan
kepada masyarakyat sekitar baik hula hula, boru, dongan tubu dan raja
kampung
Gambar 1 : Gorga Suhi Ni Ampang Na Opat
Sumber : http//.gorga batak toba.wordpress tano batak.com

2. Gorga sitagan memiliki makna sebagai ikatan persaudaraan dan siap untuk
bergotong royong baik pemilik rumah dengan sesama pemilik rumah dan
pemilik rumah dengan orang lain.

Gambar 2 : Gorga Sitagan


Sumber : http//.gorga batak toba.wordpress tano batak.com

3. Gorga sitagan memiliki makna sebagai ikatan persaudaraan dan siap untuk
bergotong royong baik pemilik rumah dengan sesama pemilik rumah dan
pemilik rumah dengan orang lain.

Gambar 3 : Gorga Simarogung Ogung


Sumber : dokumentasi pribadi

4. Gorga simarogung ogung bermakna sebagai menjalin kebersamaan


Gambar 4 : Gorga desa na ualu
Sumber : dokumentasi pribadi

5. Gorga desanaualu memiliki makna bahwa pengisi rumah yang sudah


banyak yang merantau yang melambangkan arah mata angin.

Gambar 5 : Gorga Simeoleol


Sumber : dokumentasi pribadi

6. Gorga simeoleol melambangkan kehidupan pengisi rumah yang selalu


mencari nafkah kehidupan baik posisi diatas (kaya) atau pun yang masih
kekurangan dan tetap saling menghargai

Gamabar 6 : Singa Singa


Sumber : dokumentasi pribadi
7. Gorga singa singa yang bermakna sebagai pelidung dan penjaga setiap
orang yang masuk kedalam rumah agar selalu berniat baik
8. Gorga jenggar-jenggar memiliki makna pelindung pengisi rumah agar
selalu dalam keadaan nyaman dalam rumah tersebut.

Gamabar 7 : Singa Singa


Sumber : dokumentasi pribadi

9. Gorga naganaga memili makna sebagai pelindung pengisi rumah dalam


jangkauan yang lebih luas dari singa singa
10. Gorga sitompi memiliki makna ikatan yang tidak terputus dan selalu dalam
keadaan rukun pengisi rumah tersebut
11. Gorga ulu paung adalah gorga yang berfungsi sebagai pengamat secara
jarak jauh agar pemilik rumah jauh dari bahaya yang akan terjadi baik
secara hokum alam atau ulah manusia yang berniat jahat.
Gambar 8: Ulupaung
Sumber : dokumentasi pribadi

Makna Bagian-Bagian Rumah

Pembangunan rumah adat ini dilakukan dengan gotong royong. Bahan yang
digunakan adalah dengan kayu pilihan terbaik. Para tukang kayu saat memilih kayu
adalah dengan mengetuknya, dipercaya kayu yang berbunyi nyaring itulah kayu
yang baik. Pondasi yang digunakan adalah berbentuk segi empat dengan dipadukan
dinding dan tiang yang kuat. Maknanya adalah kerja sama atau gotong royong saat
memikul beban yang berat. Bagian atas rumah adat ini ditopang dengan tiang yang
sering disebut ninggor. Ninggor ini berbentuk lurus tan tinggi yang bermakna
kejujuran.

Pada bagian depan terdapat arop-aropan yang memiliki makna sebagai


harapan dapat hidup layak. kemudian yang berfungsi untuk menahan atap atau
disebut songsong boltak mempunyai makna jika ada tuan rumah yang dirasa tidak
baik maka hendaknya dipendam di hati saja. Masyarakat biasanya membersihkan
rumah dengan menyapu seluruh kotoran dan membuangnya ke lubang yang disebut
“talaga” yang berada di dekat dapur masak. Hal ini dihubungkan mempunyai
makna untuk membuang jauh-jauh segala keburukan dan kesalahan dari dalam
rumah.

Di rumah adat batak tersebut terdapat semacam panggung kecil yang


berfungsi sebagai tempat menyimpan padi yang mempunyai makna sebagai
harapan untuk kelancaran. Panggung kecil ini berbentuk menyerupai balkon. Selain
memiliki makna yang kental, Rumah Adat Batak juga memiliki 3 bagian rumah
adat batak, yaitu:

Bagian-Bagian Rumah Adat Batak


Menurut tingkatannya, rumah adat batak dibagi menjadi 3 bagian yaitu
bagian bawah, bagian tengah, dan bagian atas. Semua bagian memiliki anggota
sendiri-sendiri. Pada bagian bawah atau sering disebut Tombara terdiri dari batu
pondasi, pasak yang menusuk riang serta tangga atau balatuk. Pada bagian tengah
atau sering disebut Tonga yang terdiri dari dinding depan, samping dan belakang.
Sedangkan pada bagian atas atau biasa disebut Ginjang terdiri dari atap. Di bawah
atap adalah urur dan di atas urur membentang lais. Bagian bawah rumah adat ini
memiliki fungsi sebagai tempat hewan ternak seperti kerbau, dll. bagian tengah
adalah hunian manusia dan pada bagian atas sebagai penyimpanan benda-benda
keramat. Berikut adalah bagian lengkap dari rumah adat batak
1. Bagian Atap

Gambar 9: Bagian atap rumah


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Bagian atap rumah ini mengambil ide dari punggung kerbau yang bentuknya
melengkung. Dengan mengambil konsep ini, rumah adat batak terlihat aerodinamis
dalam melawan angin kencang dari danau. Atap rumah terbuat dari ijuk. Ijuk ini
adalah bahan yang mudah untuk didapatkan di daerah tersebut, maka orang batak
menggunakannya sebagai bahan atap. Suku Batak menganggap atap adalah sesuatu
yang suci, maka dari itu mereka membuat atap digunakan untuk menyimpan benda-
benda keramat atau pusaka mereka.

2. Badan Rumah
Gambar 10 sketsa badan rumah
(Sumber : dokumen pribadi)

Sesuai dengan namanya, badan rumah berarti badan dan terletak di bagian
tengah. Dalam mitologi batak menyebutnya dunia tengah. Dunia tengah ini
memiliki makna sebagai tempat aktivitas manusia seperti bersenda gurau, tidur,
masak, dll. Badan rumah ini dilengkapi suku adat dengan hiasan berupa ipon-ipon.
Ipon-ipon ini dipercaya dapat menolak bala.

3. Pondasi Rumah

Gambar 11 : pondasi
(Sumber : dokumen pribadi)
Pondasi yang digunakan rumah adat ini menggunakan pondasi tipe cincin.
Artinya batu sebagai tumpuan dari kolom kayu yang ada di atasnya. Tiang yang
berdiameter sekitar 42-50 cm berdiri diatas batu ojahan yang strukturnya fleksibel.
Sehingga rumah adat batak dapat tahan terhadap gempa

Tiang pada rumah adat batak berukuran kurang lebih 35-55 cm. memiliki
filosofi kebersamaan dan kekokohan. Pondasi tipe umpak digunakan Suku
Batak karena pada waktu tersebut masih banyaknya jumlah batu ojahan dan kayu
gelonggong dalam skala besar. Pada waktu itu juga belum ditemukannya bahan
perekat seperti semen.

4. Dinding Rumah

Gambar 12 : dinding rumah


(Sumber : dokumen pribadi)

Suku batak membuat rumah adat ini penuh dengan perhitungan. Rumah adat
batak dibuat dinding miring agar angin dari luar mudah masuk ke dalam. Tali yang
digunakan untuk mengikat dinding disebut ret-ret yang terbuat dari bahan ijuk dan
rotan. Tali pengikat tadi berbentuk pola seperti cicak yang memiliki 2 kepada dan
saling bertolak belakang.

Suku Batak menggunakan pola ini bukan tanpa makna, tetapi pola yang berbentuk
cicak memiliki makna dikiaskan sebagai penjaga rumah dan dua kepalang saling
bertolak belakang ini memiliki makna semua penghuni rumah memiliki peran yang
sama dan harus menghormati.

5. Pintu Masuk Rumah


Gambar 13 : pintu masuk rumah
(Sumber : dokumen pribadi)

Tidak ketinggalan bagian dari rumah adat batak ini adalah bagian pintu. Suku batak
membuat pintu ini terlihat lebih menarik dengan dikelilingi ukiran, lukisan dan
tulisan. Pintu utama rumah adat ini menjorok ke dalam dengan lebar 80 cm dan
tinggi kurang lebih 1,5 m.

Rumah Adat batak juga memiliki keindahan yang khas, terletak pada atap rumah
yang berbentuk lancip di bagian depan maupun belakang. Bagian depan rumah ini
sengaja dibuat lebih panjang daripada bagian belakang bukan tanpa makna.

Mereka mempunyai kepercayaan bahwa dengan bentuk atap yang lancip serta
memanjang memiliki arti turut mendoakan keturunan dari pemilik rumah agar
memiliki masa depan yang lebih baik.
Hasil dari penelitian ini adalah Tipologi bentuk dan struktur rumah Adat Batak
Toba adalah sebagai berikut

NAMA
TIPOLOGI BENTUK DAN STRUKTUR
NO BANGUNAN
Kabupaten Samosir
1 a. Diameter tiang yang berdiri tegap sekitar 25-30 pada
rumah bolon,
b. Memiliki kemiringan dingding kurang dari 60 derajat
c. Memiliki sekitar 30an-40an tiang untuk satu rumah
d. Memiliki ketinggian atap pada bagian depan sekitar 7-8,5
m dan 7,5-9 m dan dipengaruhi oleh ukuran rumah
tersebut sehingga tidak ada ketetapan.
e. Pembagian ruang di bagi menjadi empat jenis yaitu jabu
bona, jabu soding, jabu suhat, dan jabu tampar piring
dimana jabu bona berada di sebelah kanan paling
Rumah bolon belakang dan berseberangan dengan jabu sitampar piring
dan jabu soding berada pada sudut bagian depan
disebelah kanan dan berseberangan dengan jabu suhat,
dengan catatan tidak pernah ada ditemukan tungku
masak (tataring) di sebelah kanan rumah.
f. Rumah gorga adalah rumah parsattian yang sudah
matang dalam keluarga dan memiliki anak cucu bahkan
cicit sehingga jika sudah ada ornamen gorga sudah
dipastikan yang memiliki rumah tersebut adalalah orang
yang sudah jaya.
g. Cenderung menghadap ke barat dimana matahari
terbenam.
h. Setiap konstruksi pada bagian depan lurus dan horizontal
kecuali pada bentukan ornamen seperti patung
(singasinga)
a. Memiliki tiang yang berjumlah sekitar 30an hingga 40an
b. Cenderung memiliki ukuran lebih kecil dari rumah bolon
c. Tidak memiliki ornamen gorga
d. Memiliki kemiringan dingding dibawah dari 60 derajat
e. Memiliki fungsi dan bagian ruang yang sama dengan
Rumah
ruma bolon
sibabani
f. Cenderung tidak memiliki ornamen gorga
apporik
2. g. Tangga tidak melalui tahap konstruksi bagian depan
namun langsung menuju dingding yang pintunya tersebut
dibuat kelihatan di depan rumah tersebut.

Kabupaten Toba Samosir


a. Diameter tiang yang berdiri tegap sekitar 30-45
b. Memiliki kemiringan dingding 60 derajat bahkan lebih
c. Memiliki ketinggian tiang 3.80 cm
d. Memiliki sekitar 30an-50an tiang untuk satu rumah
e. Memiliki ketinggian atap pada bagian depan sekitar 8-9 m
dan 7,5-8 m pada bagian belakang sehingga didepan lebih
tinggi. Namun ketinggian juga sangat dipengaruhi oleh
ukuran rumah tersebut sehingga tidak ada ketetapan
ukuran.
Rumah Bolon / f. Pembagian ruang di bagi menjadi empat jenis yaitu jabu
Sibaganding bona, jabu soding, jabu suhat, dan jabu tampar piring
Tua dimana jabu bona berada di sebelah kanan paling belakang
1 dan berseberangan dengan jabu sitampar piring dan jabu
soding berada pada sudut bagian depan disebelah kanan
dan berseberangan dengan jabu suhat, namun disisi lain
ada juga yang memiliki ruang jabu bona di sebelah kanan
depan dan jabu soding pada bagian kiri depan dan sitampar
piring pada sudut kanan belakang dan jabu suhat pada
sudut kiri, sehingga ada juga yang memiliki tungku masak
(tataring) pada sebelah kanan paling belakang rumah.
Khusnya pada daerah timur kab. Tobasa.
g. Hampir setiap rumah memilki gorga
h. Cenderung menghadap ke utara atau selatan dimana tidak
menghadap ke timur dan kebarat
i. Setiap konstruksi pada bagian depan melengkung

Tabel 1 : Hasil Analisa penelitian


Hasil dari penelitian ini adalah Tipologi bentuk dan struktur rumah Sopo Batak
Toba adalah sebagai berikut

NAMA TIPOLOGI BENTUK DAN STRUKTUR


NO BANGUNAN

a. Memiliki tiang yang berjumlah sekitar 6 buah


dengan diameter 40-50 cm
b. Tidak memiliki dingding
Sopo di Kabupaten c. Memiliki kepala tiang yang berdiameter sekitar 70-
Samosir 80 cm
d. Memilki 2 lantai dimana lantai paling atas yang
digunakan sebagai penyimpanan pada lanati bagian
1. bawahnya digunakan sebagai aktifitas menghasilkan
kerajinan ataupun menjamu tamu.
e. Tidak memilki ikatan fungsi bangian ruang (bebas)
f. Bentuk struktur dan fungsinya hampir sama dengan
rumah bolon namun struktur sopo cenderung
berukuran lebih besar.
g. Tangga langsung menuju lantai satu dengan jumlah
anak tangga 5-7 buah.
a. Memiliki tiang utama yang berjumlah sekitar 6
buah dengan diameter 50-60 cm dengan
ketinggian kurang lebih 3-4 m
b. Memiliki dinding dengan ornamen gorga
c. Memiliki tiang penambah yang berukuran 1-2
m di samping luar tiang utama dan memiliki
diameter sekitar 2-30 cm
d. Memiliki kepala tiang yang berdiameter
sekitar 70-80 cm
e. Memilki 2 lantai dimana lantai paling atas yang
Rumah Sopo di digunakan sebagai penyimpanan pada lanati
Kabupaten Toba bagian bawahnya digunakan sebagai aktifitas
Samosir menghasilkan kerajinan ataupun menjamu
2. tamu.
f. Memiliki fungsi dan nama ruang yakni jabu
bona, jabu suhat, jabu soding dan jabu
sitamparpiring (bebas)
g. Bentuk struktur dan fungsinya hampir sama
dengan rumah bolon namun struktur sopo
cenderung berukuran lebih besar.
h. Tangga langsung menuju lantai satu dengan
jumlah anak tangga 5-7 buah.

Dari hasil analisa penelitian tipologi bentuk dan struktur rumah adat batak toba
dikabupaten Samosir terdapat tiga jenis bangunan karya arsitektur masa lampau
yaitu,

1) Rumah bolon, Rumah bolon adalah rumah yang memilki gorga lengkap
partangga manuruk (tangga yang berada dibawah sebagian konstruksi) tidak
memilki jendela pada dingding bagian depan, difungsikan sebagai tempat
tinggal.
Gambar 5.1. : Rumah Bolon Kabupaten Samosir
(Sumber : dokumen pribadi)

2) Rumah sibabani amporik, rumah yang lebih kecil dari rumah bolon, tanpa
ornamen gorga, memilki jendela depan dan pintu berada pada bagian
dinding depan. Fungsi ruang sama dengan rumah bolon.
Gambar 14 : Rumah bolon sibabani amporik Kabupaten Samosir
(Sumber : dokumen pribadi)

3) Rumah sopo, sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian, memilki dua


lantai dimana lanatai pertama sebagai tempat bertenun atau tempat
berkesenian lainya, tidak memilki dinding, memiliki tiang yang lebih besar
hanya memilki 6 tiang.

Gambar 15 : Rumah sopo Kab. Samosir.


(Sumber : dokumen pribadi)

Sedangkan di Kabupaten Toba samosir terdapat 2 jenis bangunan yaitu:

1) Rumah batara guru (ruma), rumah yang memilki ornamen gorga lengkap,
ukuran yang cenderung besar, memilki konstruksi yang melengkung pada
bagian depan, memilki pintu masuk hewan ternak pada bagian depan
sebelah kiri, memilki 4 sis ruang dengan perletakan berbeda dari rumah
bolon kab. Samosir
Gambar 16 : Rumah bolon Kabupaten Tobasa.
(Sumber : dokumen pribadi)

2) Rumah sopo, rumah sopo ini adalah perpaduan antara rumah dan sopo yang
dimana dilakukan aktifitas penyimpanan dan aktifitas ruang, ditempati oleh
mereka yang masih belum mampu. Memilki 6 tiang besar dan kepala
tiangnya, dan pada bagian bawah memilki tiang penambah (tiang panoropi)

Gambar 17 : Rumah sopo Kab. Tobasa


(Sumber : dokumen pribadi)
Gambar 18 : kaki rumah sopo Kab. Tobasa
(Sumber : dokumen pribadi)

Rumah bolon adalah rumah yang memiliki gorga lengkap partangga manuruk
(tangga dari bawah rumah adat batak toba di kabupaten samosir dan kabupaten toba
samosir adalah terdapat 3 jenis bangunan karya arsitektur di kabupaten samosir
yang dinamakan dengan rumah bolon, ruma sibabani apporik dan sopo dimana
rumah bolon yang dimaksud adalah rumah yang memiliki ukuran lebih besar dan
di gunakan oleh raja raja yang telah berkecukupan serta memilki ornamen gorga,
memiliki ruang dengan prinsip suhini ampang naopat yang mana memilki fungsi di
ke empat sudatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Architec't peaper 2016. Analisa rumah adat sumatera utara. Di akses pada
februari 2019. Di link http://radentirta18.com/2016/11/analisa-rumah-adat-
sumatera-utara.html.
Bapak Maringan gultom dan masyarakyat desa sipinggan 2018.
Perencanaan pembangunan dan struktur rumah adat batak. Desa wisata sipinggan,
Oktober 2018.
Bapak Mangoloi Sinaga, 2018. Sistem Struktur Dan Proses Bentuk Rumah
Adat Batak Toba di Toba Samosir. Desa lumban, kec. Siantar Narumonda,
Desember 2018.
Bapak Sahat S. Gurning S.T, 2018. Pembentukan kampung serta filosofi
bentuk rumah Adat Batak Toba. Desa Lumban Gurning, Januari 2018.
Depertemen pendidikan dan kebudayaan RI, 1997. Arsitektur Tradisional
Daerah Sumatera Utara. Jakarta. Di akses via scribe januari 2019.

Dictio, 2018. Sejarah suku batak toba. Diakses pada july 2018. Di link https
: //www.dictio.id/t/sejarah-suku-batak-toba/41969.

Dbagus, 2017. Mengenal sejarah dan makna rumah adat batak toba.
Diakses pada 2019 di link http://dbagus.com/mengenal-sejarah-dan-makna-rumah-
adat-batak-toba.
Francis d.k. ching, 2000. Arsitektur Bentuk,Ruang Dan Tatanan, Edisi Ke
Dua. Erlangga. Jakarta.

Hardi91, 2016. Pengertian Tipologi Bangunan. Diakses pada maret 2019


pada link https://hardi91.wordpress.com/2011/03/16/tipologi-bangunan.

Lisbet,art. 2019. Filsafat ilmu filosofi rumah adat batak toba. di dowload
melalui link https://www.slideshare.net%2FLiesbethArt%2F140124-filsafat-
ilmufilosofi-rumah-adat-batak&docid=MPaYvIaooQ.
Netral News.2018, Mengenal Rumah Bolon Batak Toba. Di akses pada
september 2018. Di ling http :/ /www. Netralnews .com /news/ toba/ read/ 16618
/mengenal.rumah.bolon..rumah.adat.batak.toba.
Prof. Dr. Uli Kozok (Universitas Of Hawai, Usa), 2017. Hubungan Bendera
Sisingamangaraja Xii Dengan Kesultanan Aceh Dan Turki, Narasumber, Aula
Pascasarjana UIN Sumatera Utara Medan Oktober 2017.

Perpustakaan.id 2019 Rumah Adat Batak Nama, Gambar Serta


Keterangannya. Diakses pada maret 2018. Di link https://perpustakaan.id/rumah-
adat-batak

Raja adat bius tomok, Bapak Bos Sidabutar 2018. Filosofi dan pemaknaan
rumah adat batak. Desa wisata tomok, September 2018.
Raja huta lumban sihaloho, 2018, perencanaan kampung batak daerah
samosir. Lumban Sihaloho, kec.Simanindo, September 2018.
Tradisi kita.2018, Rumah Bolon Siraja Batak. Di akses pada Desember
2018. http ://www.tradisikita.my.id/2015/10/ rumah – bolon – rumah – adat – raja
– batak . html.
Wikipedia 2018, Suku batak toba. Diakses pada 12.oktober di link https : //
id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak_Toba.

Anda mungkin juga menyukai