Teori mengenai arsitektur vernakular telah ada sejak tahun 1800-an, yang berarti bahwa konsep arsitektur
vernakular bukanlah sebuah konsep baru, tetapi sudah ada sejak zaman dahulu. Ide mengenai vernakularisme
pada bangunan telah muncul dalam Bahasa Inggris sejak tahun 1600 - an, sedangkan istilah arsitektur vernakular
telah secara eksplisit digunakan sejak tahun 1818.
Arsitek mulai tertarik menggunakan vernakular dalam teori arsitektur pada awal abad ke-20. Pada tahun 1964,
sebuah pameran foto mengenai arsitektur vernakular bernama Architecture Without Architects yang digelar di
New York Museum of Modern Art (MOMA) menjadi momen penting dari masuknya arsitektur vernakular ke dalam
high architecture. Pameran ini diselenggarakan oleh Bernard Rudofsky yang memiliki tujuan untuk mengangkat
arsitektur vernakular ke dalam kategori beaux-arts.
Arsitektur yang didesain oleh arsitektur profesional biasanya tidak dapat dianggap sebagai
vernakular. Frank Lloyd Wright menggambarkan arsitektur vernakular sebagai “bangunan
masyarakat yang muncul untuk menanggapi kebutuhan yang ada, sesuai dengan lingkungan, dan
dibangun oleh orang-orang yang mengetahui secara jelas kebutuhan yang diinginkan”.
Arsitektur vernakular dipengaruhi oleh berbagai aspek berbeda, mulai dari perilaku manusia
hingga kondisi lingkungan, yang membuat bentuk bangunan menjadi berbeda-beda tergantung
fungsinya.
Manfaat penerapan arsitektur vernakular pada bangunan
Citra lokalitas juga dapat memberikan manfaat atau pengaruh dalam berbagai hal, antara lain:
● Tiang dan balok saling mengikat satu sama lain, biasanya tanpa menggunakan paku.
Menggunakan sistem balok kayu yang saling tumpang tindih secara horizontal. Rumah
tradisional di Indonesia dipandang sebagai bentuk strategi adaptasi terhadap alam seperti gempa
melalui rekayasa struktur konstruksi (sistem sambungan dan tumpuan) dengan eksplorasi
material lokal (batu, kayu dan bambu), (Rapoport, 1969).
Contoh Bangunan Vernakular
Rumah Aceh, Rumah tradisional masyarakat Aceh Rumah Batak, Karakter dan fitur rumah yang
merupakan sebuah contoh percampuran tradisi arsitektural menampilkan perpaduan antara tradisi vernakular
dan langgam bangunan Austronesia dengan tradisi dan
kuno dan tradisi arsitektural asing sudah lebih
langgam bangunan masyarakat melayu. Bentuk luar rumah
merupakan bentuk rumah Austronesia yaitu struktur tegak sulit dikenali. Karakter umum rumah-rumah
berupa tiang kayu, lantai yang ditinggikan sebagai ruang tersebut adalah perpaduan antara bentuk dasar
keluarga, dan bentuk atap pelana yang meruncing tinggi. dan fitur tradisional dan langgam
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/86649087/LOKALITAS-DALAM-ARSITEKTUR
http://repository.unika.ac.id/14665/6/12.11.0026%20Anselmus%20Adhyasa%20Yudhantama%20-%20BAB%20V.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-28513-3211202001-Presentation.pdf
https://www.researchgate.net/publication/320372225_MEMAKNAI_LOKALITAS_DALAM_ARSITEKTUR_DLINGKUN
GAN_BINAAN
https://www.arsitag.com/article/apa-itu-arsitektur-vernakular#:~:text=Arsitektur%20vernakular%20adalah%20gaya%2
0arsitektur,tanpa%20intervensi%20dari%20arsitek%20profesional.
https://iaaipusat.wordpress.com/2012/03/19/arsitektur-vernakular-indonesia-peran-fungsi-dan-pelestarian-di-dalam-m
asyarakat/#:~:text=Adapun%20contoh%20bangunan%20yang%20dapat,joglo%20yang%20dibangun%20masyaraka
t%20Jawa.
https://awibisono.wordpress.com/2014/01/27/lokalitas-arsitektur/#:~:text=Beberapa%20contoh%20bentuk%20%E2%
80%93%20bentuk%20karya,atap%20berbentuk%20vernacular%20(miring).&text=Rumah%20Igloo%20merupakan%
20salah%20satu,dan%20juga%20material%20yang%20digunakan.