Anda di halaman 1dari 7

A.

Arsitektur Vernakular
Sejarah perkembangan arsitektur mencakup dimensi ruang dan waktu
yang sukar ditentukan  batasnya. Dan untuk mempermudah di dalam
mempelajarinya, suatu karya arsitektur dibedakan menurut ciri-ciri bentuk dan
karakter arsitektural dalam kurun waktu tertentu. Pengelompokan-
pengelompokan perkembangan arsitektur antara lain adalah: primitif,
tradisional, klasik barat, dan modern. Kebudayaan sangat mempengaruhi
perkembangan arsitektur, mencakup interaksi antar kebudayaan manusia
dengan alam, dalam hal ini termasuk iklim, topografi, dan faktor lingkungan
lainnya. Oleh karena itu dalam mempelajarinya, dibagi ke dalam periode,
tempat, siapa, atau masyarakat mana yang membangun. Tidak dapat
dipungkiri arsitektur vernakular merupakan sebuah potensi serta prospek
yang sangat baik untuk digunakan sebagai salah satu sumber baru dalam
perancangan arsitektur masa kini.

Pengembangan arsitektur vernakular sebagai sumber atau patokan


perancangan tersebut paling tidak dapat mengangkat derajat arsitektur yang
kita miliki (arstektur lokal) sejajar dengan arsitektur klasik Yunani dan klasik
Romawi yang memberikan pengaruh hingga  beberapa abad sampai pada
masa revolusi industri diakhir abad 18 yang menjadi momentum awal dari
gerakan modernisme di hampir seluruh bidang (Teknologi, Sosial, Ekonomi
dan Budaya). Dengan kata lain pengembangan arsitektur vernakular paling
tidak menjadi salah satu alternatif  baru dalam pengembangan arsitektur
masa kini di Indonesia pada umumnya dan di Nusa Tenggara Timur
khususnya. Perkembangan arsitektur di Indonesia dewasa ini tentunya
sejalan dengan kebudayaan lokal yang secara terus menerus mengalami
perubahan

Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang


berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan
kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular, berasal dari vernacullus yang
berarti lokal, pribumi. Pembentukan arsitektur berangsur dengan sangat lama
sehingga sikap bentuknya akan mengakar. Latar belakang indonesia yang
amat luas dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan budaya yang
cukup banyak dan arsitektur merupakan salah satu parameter kebudayaan
yang ada di indonesia karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem
sosial, keluarga, sampai ritual keagamaan.

1. Pengertian Arsitektur Vernakular


Kata vernakular berasal dari bahasa latin vernaculus yang
berarti asli (native) maka vernakular arsitektur diartikan sebagai
arsitektur asli yang di bangun oleh masyarakat setempat. Dan juga
Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang
dari arsitektur rakyat yang lahir dari masyarakat etnik dan berjangkar
pada tradisi etnik, serta dibangun oleh tukang berdasarkan
pengalaman (trial and error), menggunakan teknik dan material lokal
serta merupakan jawaban atas setting lingkungan tempat bangunan
tersebut berada dan selalu membuka untuk terjadinya transformas.

Menurut Amos Rapoport (House Form and Culture, 1969) Karya


arsitektur yang tumbuh dari segala macam tradisi dan mengoptimalkan
atau memanfaatkan potensi-potensi local seperti material, teknologi,
dan pengetahuan.

Paul Groth (1999) Bangunan vernacular = bangunan biasa Studi


arsitektur yang polos dengan kasta rendah, biaya rendah atau
dibangun oleh kelompok tradisional yang menggunakan biaya
setempat yang abadi dan tidak berubah.

2. Sejarah Arsitektur Vernakular


Berdasarkan linguistik, kebanyakan orang Indonesia berbahasa
Austronesia, suku bangsa inimemiliki kekayaan 700 - 800 bahasa
tersebar pada banyak pulau di Asia Tenggara, termasukpula Vietnam
Selatan, Taiwan, Mikronesia, Polinesia, dan Madagaskar. Selain
kekayaan bahasa, juga memiliki kekayaan dari budaya materi seperti
arsitektur. Budaya Austronesia diperkirakan berasal dari
masyarakat yang hidup disepanjang sungai di Cina Selatan
danVietnam utara sekitar pertengahan abad ke-4 SM.

Salah satu pengaruhnya adalah konsep dan bentuk


rumah Austronesia di Indonesia, bagi orang Austronesia rumah
bukan sekedar tempat tinggal, melainkan merupakan bangunan
teratur berlambang yang menunjukkan sejumlah ide penting
perwujudan keramat para leluhur, perwujudan fisik jati diri
kelompok, dunia kecil di jagad raya, dan ungkapan tingkatdan
kedudukan sosial.

Berbagai jenis rumah tradisional dianggap sebagai tradisi


vernakular Indonesia dan dipercaya memiliki kesamaan asal muasal
dari tradisi pembangunan kuno, Hal ini terutama dirujukkan pada tradisi
arsitektur Austronesia yang dipandang sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari ekspansi budaya Austronesia. seingga hampir di
seluruh kepulauan Indonesia rumah tradisional yang merupakan
warisan arsitektur vernakular memiliki kesamaan bentuk, baik dari
bentuk bangunan serta dari bentuk morfologis struktur dasarnya.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Rapoport, bahwa rumah


padamasyarakat tradisional mengekspresikan hierarki status
masyarakat dan budaya lokal. Bentuk struktur dan fitur morfologis
rumah-rumah tradisional Indonesia terdiri atas dua macam yaitu rumah
tradisional yang dibangun berdasarkan prinsip tipikal tradisi arsitektural
Austronesia kuno yaitu: struktur kotak yang didirikan di atas tiang
fondasi kayu, dapat ditanam ke dalam tanah atau diletakkan di atas
permukaan tanah dengan fondasi batu, lantai panggung, atap miring
dengan jurai yang diperpanjang dan bagian depan atap yang condong
mencuat keluar, dan pintu masuk berupa tangga yang ditakik dan ada
perapian dengan rak diatasnya untuk kayu bakar serta penyimpanan,
Sedangkan di bagian timur kepulauan Indonesia banyak tipe rumah
tradisional digolongkan sebagai bagian dari tradisi arsitektur
vernakular, dimana pada bentuk bangunannya biasanya memiliki:
lantai berbentuk lingkaran dan berstruktur atap kerucut tinggi seperti
bentuk sarang tawon atau struktur atap berbentuk kubah elips.

Bentuk dasar ini mengalami pembaharuan di daerah


Austronesia dan ditemukan di rumah Batak, rumah g a d a n g d i
Minangkabau, rumah Tongkonan di Toraja, dan rumah panjang
di dayak,Kalimantan.

3. Ciri – Ciri Arsitektur Vernakular


 Sebagai suatu model dan pencocokan
 Penyesuaian terhadap suatu model penambahan atau
penghilangan ruang
 Memperlihatkan pola – pola bentuk dengan pola – pola
kehidupan
 Umumnya memiliki nilai simbolis
 Pengungkapan langsunng dari nilai – nilai, daya cipta
masyarakat, persepsi dan pandangan hidup yang berubah
 Tanpa adanya perancang
 Merupakan penafsiran langsung ke bentuk fisik, akan
kesadaran budaya, hasrat, impian dan keingginan dari
sebagian besar masyarakat

4. Perancangan Arsitektur Vernakular


 Identitas perancang adalah user
 Maksud dan tujuan adalah untuk social berupa identitas dan
status
 Derajat anonimitasi tinggi
 Model yang berfariasi
 Keberadaan model tungga pada lingkungan vernakuler sangat
tinggi
 Pengaruh lingkungan sangat besar dalam perancagan
bangunan
 Konsistensi terhadap model bangunan
 Model yang dipilih sangat spesifik
 Bentuk bangunan sesuai dengan lingkungan sekitaringkat
kesadaran diri atau ketidak sadaran dari proses disain
 Tingkat keseragaman dan sifat dasar dari hubungan antar
lingkungan da kultur sangat tinggi
 Ketidak sadaran dari proses disain
 Bentuk perubahan desain berlangsung daam kurun waktu yang
lama
 Tingkat pembagian kontruksi telah teruji

5. Peran dan Fungsi Arsitektur Vernakular


Di dalam konteks arsitektur, peran dan fungsi arsitektur
vernakular menjadi penting bukan hanya di Indonesia saja tetapi
juga di Asia, karena Asia terdiri dari berbagai macam budaya dan
adat yang berlainan di berbagai wilayahnnya, dimana setiap
wilayah memiliki ciri arsitektur yang spesifik dan berasal dari tradisi,
misalnya iklim dengan cara membuat suatu tempat bernaung untuk
menghadapi iklim dan menyesuaikannya dengan lingkungan sekitar
dan dengan memperhatikan potensi lokal seperti potensi udara,
tanaman, material alam dan sebagainya, maka akan terciptalah
suatu bangunan arsitektur rakyat yang menggunakan teknologi
sederhana dan tepat guna. Kesederhanaan inilah yang merupakan
nilai lebih sehingga tercipta bentuk khas dari arsitektur vernakular
dan tradisional serta menunjukkan bagaimana menggunakan
material secara wajar dan tidak berlebihan.

6. Karakteristik Arsitektur Vernakular


 Arsitektur vernakular mencangkup rumah tinggal dan bangunan
lainnya yang berkaitan dengan konteks lingkungan dan sumber
daya setempat (lokal)
 Bentuk arsitektur yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan
dasar suatu komunitas masyarakat nilai – nilai ekonomi, cara
pandang hidup masyarakat tertentu
 Arsitektur tanpa dirancang bangun oleh pengrajin, tanpa peran
seorang arsitektur profesional, dengan teknik dan material local
 Bentuk bangunan vernakular bersifat kasar, asli, lokal, jarang
menerima inovasi dari luar, karena didasarkan pada kebutuhan
manusia dan ketersediaan material setempat
 Bangunan vernakular bersifat abadi
 Merupakan produk pertukangan secara manual dalam
membangun yang didasarkan pada logika sederhana, di ulang
dengan jumlah terbatas, bahan dari adat istiadat setempat
 Pola transfer pengetahuan dilakukan secara verbal (tidak tertulis
dari generasi kegenerasi selanjutnya

7. Jenis dan Faktor Arsitektur Vernakular


Berdasar tradisi cara membangunnya, vernacular dibagi
menjadi bangunan grand-tradition dan folk-traditions dan berdasar
jenis arsitektur vernakular yang ada dapat dipisahkan sebagai
vernakular-tradisional dan vernakular-modern.
Bangunan grand-tradition adalah bangunan yang berupa istana
megah dan bangunan yang bersifat keagamaan, sedangkan
bangunan folk-tradition adalah bangunan architecture without
architects .
Terjadinya bentuk-bentuk atau model vernakular disebabkan
oleh enam faktor yang dikenal sebagai modifying factor diantaranya
adalah:
 Faktor Bahan
 Metode Konstruksi
 Faktor Teknologi
 Faktor Iklim.
 Pemilihan Lahan
 Faktor sosial-budaya

Anda mungkin juga menyukai