DISUSUN OLEH :
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
A. ARSITEKTUR TRADISIONAL
Kata tradisi berasal dari bahasa Latin traditionem, dari traditio yang berarti "serah
terima, memberikan, estafet", dan digunakan dalam berbagai cara berupa kepercayaan
atau kebiasaan yang diajarkan atau ditularkan dari satu generasi ke generasi berikutnya,
biasanya disampaikan secara lisan dan turun temurun. Tradisi adalah sebuah praktek,
kebiasaan, atau cerita yang dihafalkan dan diwariskan dari generasi ke generasi, awalnya
tanpa memerlukan sebuah sistem tulisan.
Tradisi sering dianggap menjadi kuno; dianggap sangat penting untuk dijaga.
Namun demikian ada juga beberapa tradisi yang memang sengaja diciptakan demi
mencapai tujuan-tujuan tertentu; sebagai alat untuk memperkuat kepentingan atas
kalangan tertentu dan lain sebagainya. Dengan demikian Tradisi adalah sebuah kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus atau sebuah kebudayaan atau sebuah hasil karya
yang dianggap berhasil dan memiliki legitimasi dalam kurun waktu yang cukup panjang
dan bahkan sangat panjang (lama) yang diikuti oleh generasi generasi berikutnya secara
turun temurun.
Suatu bangunan sebagai suatu hasil ciptaan manusia agar terlindung dari
pengaruh alam, dapatlah dilihat beberapa komponen yang menjadikan bangunan itu
sebagai tempat untuk dapat melakukan aktivitas kehidupan dengan sebaik-baiknya.
Adapun komponen-komponen tersebut adalah : bentuk, struktur , fungsi, ragam hias serta
cara pembuatan yang diwariskan secara turun temurun. Selain komponen tersebut yang
merupakan faktor utama untuk melihat suatu arsitektur tradisional, maka dalam
inventarisasi dan dokumentasi ini hendaknya setiap bangunan itu harus merupakan
tempat yang dapat dipakai untuk melakukan aktivitas kehidupan dengan sebaik-baiknya.
Mus
eum
B. ARSITEKTUR VERNAKULAR
Istilah vernakular berasal dari kata vernaculus di Bahasa Latin, yang berarti
"domestik, asli, pribumi", dan dari Verna, yang berarti "budak pribumi" atau "budak
rumah-lahir". Dalam linguistik, vernakular mengacu pada penggunakan bahasa
tertentu pada suatu tempat, waktu, atau kelompok. Dalam arsitektur, vernakular
mengacu pada jenis arsitektur yang asli pada waktu atau tempat tertentu (tidak
diimpor atau disalin dari tempat lain).
Teori mengenai arsitektur vernakular telah ada sejak tahun 1800-an, yang
berarti bahwa konsep arsitektur vernakular bukanlah sebuah konsep baru, tetapi
sudah ada sejak zaman dahulu. Ide mengenai vernakularisme pada bangunan telah
muncul dalam Bahasa Inggris sejak tahun 1600-an, sedangkan istilah arsitektur
vernakular telah secara eksplisit digunakan sejak tahun 1818.
Arsitek mulai tertarik menggunakan vernakular dalam teori arsitektur pada
awal abad ke-20. Pada tahun 1964, sebuah pameran foto mengenai arsitektur
vernakular bernama Architecture Without Architects yang digelar di New York
Museum of Modern Art (MOMA) menjadi momen penting dari masuknya arsitektur
vernakular ke dalam high architecture. Pameran ini diselenggarakan oleh Bernard
Rudofsky yang memiliki tujuan untuk mengangkat arsitektur vernakular ke dalam
kategori beaux-arts.
Contoh arsitektur vernacular antara lain:
1. Setiap wilayah memiliki ciri arsitektur yang spesifik dan berasal dari tradisi yang
diwakilkan oleh arsitektur vernakular
2. Tradisi memberikan suatu jaminan untuk melanjutkan kontinuitas akan tatanan
sebuah arsitektur melalui sistem persepsi ruang, bentuk, dan konstruksi yang
dipahami sebagai suatu warisan yang akan mengalami perubahan secara perlahan
melalui suatu kebiasaan.
3. Memberikan gambaran mengenai bagaimana adaptasi masyarakat lokal terhadap
alam, yang memunculkan berbagai cara untuk menanggulangi, misalnya iklim
dengan cara membuat suatu tempat bernaung untuk menghadapi iklim dan
menyesuaikannya dengan lingkungan sekitar dan dengan memperhatikan potensi
lokal seperti potensi udara, tanaman, material alam dan sebagainya.
4. Kesederhanaan inilah yang merupakan nilai lebih sehingga tercipta bentuk khas
dari arsitektur vernakular dan tradisional serta menunjukkan bagaimana
menggunakan material secara wajar dan tidak berlebihan. Hasil karya ‘rakyat’ ini
merefleksikan akan suatu masyarakat yang akrab dengan alamnya,
kepercayaannya, dan norma-normanya dengan bijaksana.