Anda di halaman 1dari 8

ARSITEKTUR VERNAKULAR

Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur
lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat
asalnya. Vernakular, berasal dari vernacullus yang berarti lokal, pribumi. Pembentukan
arsitektur berangsur dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan mengakar. Latar
belakang indonesia yang amat luas dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan
budaya yang cukup banyak dan arsitektur merupakan salah satu parameter kebudayaan yang
ada di indonesia karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem sosial, keluarga, sampai
ritual keagamaan.

Arsitektur vernakular adalah gaya arsitektur yang dirancang berdasarkan


kebutuhan lokal, ketersediaan bahan bangunan, dan mencerminkan tradisi lokal.
Definisi luas dari arsitektur vernakular adalah teori arsitektur yang mempelajari struktur
yang dibuat oleh masyarakat lokal tanpa intervensi dari arsitek profesional.

Berdasar tradisi cara membangunnya, vernacular dibagi menjadi bangunan menjadi


grand-tradition dan folk-tradition. Pada klasifikasi folk-tradition ia menempatkan dua
kelompok: kelompok arsitektur primitif dan arsitektur vernakular. Rapoport kemudian
mengidentifikasi lanjut bahwa jenis arsitektur vernakular yang ada dapat dipisahkan sebagai
vernakular-tradisional dan vernakular-modern. Terjadinya bentuk-bentuk atau model
vernakular disebabkan oleh enam faktor yang dikenal sebagai modifying factor diantaranya
adalah

1. Faktor Bahan
2. Metode Konstruksi
3. Faktor Teknologi
4. Faktor Iklim.
5. Pemilihan Lahan
6. Faktor sosial-budaya

Perbedaan antar arsitektur vernakular dengan arsitektur tradisional yaitu :

 Arsitektur vernakular pada cara –cara mendesain dan mendirikan bangunan dilakukan
dengan efektif dan efisien ditemukan melalui sistem trial and error.
 Arsitektur tradisional adalah arsitektur yang dibuat dengan cara yang sama secara
turun temurun dengan sedikit atau tanpa adanya perubahan-perubahan yang signifikan
pada bangunan tersebut.

1
Arsitektur Vernakular mempunyai beberapa ciri, diantaranya adalah:

1. Sebagai salah satu model dan pencocokan misal: individu yang berubah.
2. Penyesuaian terhadap suatu model Penambahan atau penghilangan ruangan.
Membuat penyesuaian terhadap masalah(bentuk menyesuaikan masalah) Sifat
kualitas tambahannya, ketidakkhususan dan sifat awal mula. Hubungan dicapai
dengan kepentingan dan keberartian, lebih besar daripada hubungan diantara unsur-
unsur.
3. Memperlihatkan dengan jelas hubungan antara pola-pola bentuk dengan pola-pola
kehidupan. Misal: pola kehidupan keluarga yang hangat dan akrab mengakibatkan
pola bentuk dengan ruang keluarga berada ditengah-tengah dan berukuran besar.
4. Umumnya memiliki nilai simbolis.
5. Pengungkapan langsung dari nilai-nilai, daya cipta masyarakat, persepsi dan
pandangan hidup yang berubah, juga beberapa "KEAJEGAN"
6. Tanpa adanya perancang
7. Merupakan penafsiran langsung ke dalam bentuk fisik akan kesadaran budaya, hasrat,
impian dan keinginan dari sebagian besar masyarakat.

HAL YANG MEMPENGARUHI ARSITEKTUR VERNAKULAR

Arsitektur vernakular dipengaruhi oleh berbagai aspek berbeda, mulai dari


perilaku manusia hingga kondisi lingkungan, yang membuat bentuk bangunan menjadi
berbeda-beda tergantung fungsinya.

1. Iklim
Salah satu pengaruh paling besar pada arsitektur vernakular adalah ikim dari
daerah tempat bangunan tersebut dibuat. Bangunan di iklim dingin biasanya lebih
tertutup dengan jendela yang berukuran kecil atau sama sekali tidak ada. Sebaliknya
bangunan di iklim hangat cenderung dibangun dengan material yang ringan dan ukuran
ventilasi yang besar.

Bangunan juga memiliki bentuk berbeda tergantung pada tingkat curah hujan di
wilayah tersebut. Contohnya seperti rumah panggung yang dibangun pada daerah sering
banjir. Demikian pula untuk daerah dengan angin kencang, pasti bangunan dibuat khusus
untuk melindungi mereka dari angin dan melawan arah angin.

2. Budaya
Cara hidup dari penggunanya, serta bagaimana mereka menggunakan bangunan,
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap bentuk bangunan. Banyaknya anggota
keluarga, bagaimana mereka membagi ruangan untuk tiap anggota keluarga, bagaimana
makanan disiapkan dan dimakan, bagaimana mereka berinteraksi, dan masih banyak

2
pertimbangan budaya lainnya yang akan mempengaruhi tata letak dan ukuran tempat
tinggal.

Di Afrika Timur yang memiliki masyarakat poligami, terdapat tempat tinggal


terpisah untuk istri yang berbeda, atau tempat tinggal terpisah untuk anak laki-laki yang
sudah dewasa agar tidak satu rumah dengan anak perempuan. Struktur pemisah ini
mengatur interaksi sosial dan juga privasi dari tiap anggota keluarga. Sebaliknya, di
Eropa Barat, struktur pemisah seperti ini dilakukan di dalam satu rumah, dengan
membagi bangunan menjadi beberapa kamar terpisah.

Budaya juga memberikan pengaruh besar pada tampilan bangunan vernakular.


Penghuni atau masyarakat setempat biasanya sering menghiasi bangunan sesuai dengan
adat dan kepercayaan lokal.

3. Lingkungan dan material bangunan


Suasana lingkungan setempat dan bahan konstruksi bangunan dapat memberikan
aspek tersendiri pada arsitektur vernakular. Daerah dengan banyak pohon biasanya
menggunakan kayu sebagai bahan bangunan, sementara daerah tanpa kayu biasanya
menggunakan lumpur atau batu sebagai material bangunan. Di negara Timur biasanya
mereka menggunakan bambu untuk membuat bangunan karena di sana bambu sangat
berlimpah dan serbaguna. Namun, harus diingat pula bahwa arsitektur vernakular sangat
ramah lingkungan dan tidak memakai bahan-bahan alami dari alam secara berlebihan.

ARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA

Indonesia merupakan komplek kepulauan terbesar didunia dengan Budaya Pluralistik


yang memiliki beragam sistem budaya etnik dan memiliki wilayah budaya dengan bermacam
macam manifestasi kebudayaan. Warga masing masing budaya etnik menyerap sebagian
besar bagian bagian budaya itu sehingga membentuk kepribadian atau “jati diri”. Selain
daripada itu keaneka ragaman Budaya Indonesia yang pluralistik tersebut akan memberikan
sumbangan yang besar pada wajah variasi inovasi Arsitektur Vernakularnya.

Masyarakat etnik di Indonesia terdapat lebih dari 17 suku.Inti sistem budaya etnik
adalah suatu sistem kepercayaan keagamaan.Sistem nilai keduniawian yang perlu dilakukan
oleh anggota masyarakat etnik dinyatakan dalam sistem sistem normatif. Didalam sistem
normatif ditetapkan perilaku perilaku aggotanya. Setiap anggota masyarakat etnik diharapkan
bertindak sesuai dengan norma norma Adatnya. Norma norma dan adat selanjutnya akan
berpengaruh terhadap citra lingkungan dan arsitekturnya.

Norma, Adat, Iklim, Budaya, potensi bahan setempat akan memberikan kondisi pada
pengembangan Arsitektur Alam, Arsitektur Rakyat. Arsitektur Rakyat tersebut secara
langsung telah mendapatkan “pengakuan” masyarakatnya karena tumbuh dan melewati
perjalanan pengalaman “trial and error“ yang panjang . Arsitektur Rakyat yang dirancang

3
oleh dan untuk masyarakat yang bersangkutan tersebut, mengandung muatan “local genius”
dan nilai jati diri yang mampu menampilkan rona aseli,berbeda beda dan bervariasi.
Arsitektur ini sangat dekat dengan budaya lokal yang umumnya tumbuh dari masyarakat
kecil.

Dalam perkembangan kemudian masyarakat kecil tersebut bergabung dengan


masyarakat yang lebih besar, tetapi menuntut hadirnya arsitektur yang mampu memenuhi
tuntutan kebutuhan yang telah meningkat dan tidak mampu terjawab oleh “Folk
Architecture”.

Guna menjawab tuntutan tersebut, Arsitektur Rakyat dikembangkan oleh


masyarakatnya melalui sentuhan arsitek dan akhirnya lahir Arsitektur Vernakular.
“Vernacular architecture is a generalized way of design derived from Folk
Architecture, it uses the design skills of Architects to develop Folk Architecture”.
(Bruce Allsopp - 1977:6)

Dengan demikian Arsitektur Vernakular yang merupakan pengembangan dari


Arsitektur Rakyat memiliki nilai ekologis,arsitektonis dan “Alami” karena mengacu pada
kondisi ,potensi Iklim - Budaya dan masyarakat lingkungannya. (Victor papanek-1995: 113-
138).

Arsitektur dibangun untuk mampu menjawab kebutuhan Manusia dan mengangkat


derajad hidupnya menjadi lebih baik ,sehingga tidak dapat dilepaskan dari perkembangan
Kebudayaan. Arsitektur itu sendiri adalah buah daripada Budaya (Mario Salvadori/
Ruskin -1974:12). Kebudayaan pada hakekatnya adalah manifestasi kepribadian masyarakat
yang tercermin antara lain pada wadah aktivitas yang berwujud Arsitektur.

Kebudayaan Indonesia sendiri bukan sesuatu yang padu dan bulat,tetapi tersusun dari
berbagai rona elemen Budaya yang bervariasi, yang satu berbeda dengan yang lain karena
perjalanan sejarahnya yang berbeda. Perjalanan sejarah Indonesia yang panjang membentuk
sistem kebudayaan yang berlapis lapis.

Empat lapis Kebudayaan Indonesia terdiri atas :

1. Kebudayaan Indonesia aseli


2. Kebudayaan India
3. Kebudayaan Arab-Islam dan
4. Kebudayaan modern Eropa-Amerika.

Konfigurasi lapis kebudayaan yang berbeda beda tersebut bertaut dalam kesatuan
kebudayaan Indonesia dengan berbagai penjelmaannya yang sering disebut dengan Budaya
Nusantara. Tampilan konfigurasi budaya, paduan antara Kebudayaan Indonesia aseli dan
Hindu terlihat buahnya pada Arsitektur Bali. Tampilan konfigurasi Budaya aseli,
Hindu/Budha dan Islam terlihat buahnya pada Arsitektur Jawa. Tampilan gabungan budaya
Indonesia aseli dan Islam terlihat pada Arsitektur Aceh, Minangkabau. Sedangkan dikota
kota besar terjadi konfigurasi gabungan Kebudayaan Indonesia aseli,Hindu dan Islam dengan
nilai modern yang menghasilkan tampilan arsitektur inovatip. Kebudayaan tersebut
4
mengembangkan sistem normatif yang tidak berakar secara utuh dari budaya masyarakat
etnik tertentu .

CONTOH AKSITEKTUR VERNAKULAR

ARISTEKTUR VERNAKULAR INDONESIA

• Rumah Batak

Rumah tradisional masyarakat Batak yang mendiami pedalaman pegunungan di sekitar


Danau Toba dan di Pulau Samosir di Provinsi Sumatra Utara merupakan bentuk umum dan
fitur tradisi arsitektur kuno di Indonesia. Masyarakat Batak terbagi atas enam keluarga besar,
yang membangun rumah tradisional dan pengaturan rumah mereka dengan cara yang
berbeda-beda tergantung pada pertanian yang mereka garap. Disamping itu, tradisi arsitektur
vernakular Batak juga terdapat pada bangunan komunal (bale), lumbung padi (soro), serta
bangunan untuk menggiling beras dan rumah untuk orang menyimpan jenazah (joro).

Karakter dan fitur rumah yang menampilkan perpaduan antara tradisi vernakular kuno
dan tradisi arsitektural asing sudah lebih sulit dkenali. Karakter umum rumah-rumah tersebut
adalah perpaduan antara bentuk dasar dan fitur tradisional dan langgam Austronesia berpadu
kedalam tradisi dan langgam bangunan yang datang sesudahnya yaitu, Hindu-Buddha, Islam,
China, dan kolonial Belanda yang mana menghasilkan berbagai bentuk percampuran dengan
karakter yang berbeda-beda dan sering disebut dengan nama yang khusus, seperti tipe “rumah
tradisional melayu”. Beberapa dari rumah tersebut sangat serupa dengan bangunan yang
dibangun dengan tradisi arsitektural dan langgam bangunan kuno Austronesia, tetapi
beberapa diantaranya telah sulit dipahami akarnya, salah satu contoh yaitu rumah Aceh dan
Gayo.

5
• Rumah Aceh

Rumah tradisional masyarakat Aceh merupakan sebuah contoh percampuran tradisi


arsitektural dan langgam bangunan Austronesia dengan tradisi dan langgam bangunan
masyarakat melayu. Bentuk luar rumah merupakan bentuk rumah Austronesia yaitu struktur
tegak berupa tiang kayu, lantai yang ditinggikan sebagai ruang keluarga, dan bentuk atap
pelana yang meruncing tinggi. Pembagian ruang dalam sama dengan rumah Melayu, yaitu
lantai bagian yang berbeda berada diketinggian yang berbeda pula dan diatur secara
berurutan. Ruang tidur yang terletak dibagian tengah rumah dengan lantai yang paling tinggi
merupakan bagian yang paling penting, biasanya ditutupi dengan atap dan langit-langit
dimana terdapat ruang yang digunakan untuk menyimpan benda-benda keramat, alat makan,
dan pusaka. Didepan dan belakang terdapat beranda yang terletak diketinggian lantai yang
lebih rendah, beranda depan digunakan untuk laki-laki dan menerima tamu, sedangkan
beranda belakang digunakan untuk perempuan. Rumah tradisional Aceh biasanya disusun
saling berhadapan sepanjang jalan yang membentang dari timur-barat. Hasilnya adalah rumah
yang menghadap ke utara atau ke selatan.

Bangunan tradisional yang dibangun berdasar transformasi

Dibeberapa daerah di Indonesia yaitu Jawa, Madura, Bali, dan Lombok Barat,
bentuk dan fitur yang umum dipakai pada tradisi arsitektur vernakular kuno telah dilebur
dengan tradisi dan langgam bangunan yang datang setelahnya. Dengan adanya peleburan ini,
maka bentuk dan fitur telah diubah hingga sulit untuk dikenali lagi dan ada juga yang telah
diganti secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan adanya dampak dari pengglobalan dan
pembudayaan Hindu-Buddha (antara abad kedua hingga kelima), dan ekspansi kultural islam
(sesudah abad kedua belas), ditambah dengan adanya pertumbuhan politik berbasis Negara
yang sangat tersentralisasi yang mempengaruhi semua sektor kehidupan sosial dan
mempengaruhi semua sisi kehidupan, Dengan kata lain tipe rumah tradisional dibagian
kepulauan Indonesia ini adalah hasil dari proses transformasi dari prinsip arsitektural asing
dengan bentuk dan fitur yang merupakan warisan dari tradisi kultural domestik.

6
 Rumah Sasak
Masyarakat Sasak mendiami pulau Lombok dibagian timur dan selatan. Lain halnya
dengan tradisi kultural Hindu-Buddha masyarakat Bali yang mendiami bagian barat pulau,
kultur masyarakat sasak adalah sinkretis antara keimanan Islam dan kepercayaan serta praktik
animistis. Merefleksikan hal ini, maka arsitektur rumah tradisional dan bangunan lain jelas
mewakili percampuran antara tradisional Bali dan gaya tipikal bangunan Indonesia Timur.
Adapun contoh bangunan yang dapat diklasifikasikan sebagai arsitektur vernakular yaitu
rumah tradisional Sasak dan gudang padi atau lumbung. Jika dipandang dari luar, struktur
atap rumah tradisional Sasak kelihatan sama dengan rumah tradisioanal tipe joglo yang
dibangun masyarakat Jawa. Gudang atau tempat penyimpanan padi sangat serupa dengan
beberapa jenis rumah tradisional yang ditemukan dibagian lain daerah Nusa Tenggara yang
mengarah ke timur.

7
ARSITEKTUR VERNAKULAR MANCANEGARA

Anda mungkin juga menyukai