Anda di halaman 1dari 19

ILMU BAHAN BANGUNAN

KELOMPOK 1

Anggota Kelompok:
1. Ahmad Najib Hawari
2. Ahmad Shobi Fakhirul Islam
3. Andika Krismarjianto
4. Andreawan Husen
5. Ariski Pratama
6. Dedi Junaidi
7. Eki Rizki
8. Fahrizal Efendi
9. Fariz Hidayat
10. Hipzi

SMKN 3 MATARAM
BETON

Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap
mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya
dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan
fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di
Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan
aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan
kuno yang dijumpai di Pulau Buton.
Peristiwa tadi menunjukkan dikenalnya fungsi beton sejak zaman dahulu. Sebelum
mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan
hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan
Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai
pozzuolana. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-
1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran.
Material itu sendiri adalah benda yang dengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan
dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Dan Sains material yaitu suatu cabang ilmu
yan meliputi pengembangan dan penerapan pengetahuan yang mengkaitkan komposisi,
struktur dan pemrosesan material dengan sifat-sifat kegunaannya.semen termasuk material
yang sangat akrab dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sejarah penemuan teknologi beton dimulai dari :


• Aspdin (1824) Penemu Portland Cement,
• J.L Lambot (1850 ) memperkenal konsep dasar konstruksi komposit (gabungan dua bahan
konstruksi yang berbeda yang bekerja bersama – sama memikul beban),
• F. Coignet (1861) melakukan uji coba penggunaan pembesian pada konstruksi atap, pipa
dan kubah,
• Gustav Wayss & Koenen ( 1887) serta Hennebique memperkenalkan sengkang sebagai
penahan gaya geser dan penggunaan balok “ T ” untuk mengurangi beban akibat berat
sendiri,
• Neuman melakukan analisis letak garis netral,
• Considere menemukan manfaat kait pada ujung tulangan dan,
• E. Freyssinet memperkenalkan dasar – dasar beton pratekan.

Jadi, Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan
atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. . Dalam pengertian
umum beton berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian
diikat semen bercampur air. Sifat beton berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun
perbandingan pencampurannya. Untuk mendapatkan beton optimum pada penggunaan yang
khas, perlu dipilih bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat
Kebaikan dan keburukan beton dibandingkan dengan bahan bangunan lain adalah
sebagai berikut.
Kebaikan Beton :
1) Harganya relatif murah karena menggunakan bahan lokal.
2) Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan
atau pembusukan oleh kondisi lingkungan.
3) Adukan beton mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk dan ukuran sesuai
keinginan.
4) Kuat tekan beton jika dikombinasikan dengan baja akan mampu memikul beban yang
berat.
5) Adukan beton dapat disemprotkan di permukaan beton lama yang retak maupun diisikan
ke dalam retakan beton dalam proses perbaikan. Selain itu dapat pula dipompakan ke tempat
yang posisinya sulit.
6) Biaya perawatan yang cukup rendah karena termasuk tahan aus dan tahan kebakaran.

Kekurangan Beton :
1) Beton memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi
baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes).
2) Adukan beton menyusut saat pengeringan sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint)
untuk stuktur yang panjang untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan
beton.
3) Beton keras (beton) mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga
perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
4) Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air
yang membawa kandungan garam dapat merusak beton.
5) Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan di detail secara seksama
agar setelah dikomposisikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada
struktur tahan gempa.

Bahan-Bahan Penyusun Beton :


1) Semen
Semen adalah bahan penyusun beton yang berguna sebagai pengikat, dan terbuat dari
bahan organik yang mengeras pada percampuran dengan air atau larutan garam.
a) semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan,
dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang
diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi.
b) semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan
digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau
pengisi.
c) oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang
digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat
maupun di lepas pantai.
d) mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan
(fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari
pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium oksida,
besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah.
2) Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran
mortar (aduk) dan beton. Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah mengalami
pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan aberasi yang berlangsung
lama. Atau agregat dapat juga diperoleh dengan memecah batuan induk yang lebih besar.

Agregat terdiri dari 2 jenis yaitu :


a) Agregat halus adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi
alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm.
b) Agregat kasar adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil disintegrasi
alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
batu, memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang
diizinkan tergantung pada pemakaiannya.
3) Air
Air merupakan bahan pencampur pada beton, air yang dipakai untuk mencampur
kadang-kadang mengubah sifat semen. Air yang digunakan adalah air yang bersih, tidak
mengandung minyak, lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat merusak kekuatan
beton. Untuk itu diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah air itu cocok untuk
dipakai sebagai campuran beton atau tidak.

4) Baja Tulanagan
Baja Tulangan ini hanya berguna jika ingin membuat beton bertulang, jadi beton
bertulang merupakan kombinasi dua unsur bahan, yaitu baja tulangan dan beton yang
digunakan secara bersamaan, sehingga mampu menahan gaya tarik dan gaya tekan.

Sifat-Sifat Beton :
Untuk keperluan perancangan dan pelaksanaan struktur beton, maka pengetahuan tentang
sifat-sifat adukan beton maupun sifat-sifat beton yang telah mengeras perlu diketahui. Sifat-
sifat tersebut antara lain.
1. Kuat Hancur
Beton dapat mencapai kuat hancur sampai 80 N/mm2 (12.000 lb/in2), atau lebih tergantung
pada perbandingan air-semen serta tingkat pemadatannya. Kuat hancur dari beton
dipengaruhi oleh sejumlah faktor, selain oleh perbandingan air-semen dan tingkat
pemadatannya.
2. Durability (Keawetan)
Durability Merupakan kemampuan beton untuk bertahan seperti kondisi yang
direncanakan tanpa terjadi korosi dalam jangka waktu yang direncanakan. Dalam hal ini
perlu pembatasan nialii faktor air semen maksimum maupun pembatasan dosis semen
minimum yang digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan.
3. Kuat Tarik
Kuat tarik beton berkisar seper-delapan belas kuat desak pada waktu umurnya masih
muda, dan berkisar seper-sepuluh sesudahnya.biasanya tidak diperhitungkan di dalam
perencanaan beton. Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak-retak
akibat perubahan kadar air dan suhu. Pengujian kuat tarik diadakan untuk pembuatan
beton konstruksi jalan raya dan lapangan terbang.
4. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan regangan
beton biasanya ditentukan pada 25-50% dari kuat tekan beton.
5. Rangkak (Creep)
Rangkak Merupakan salah satu sifat beton dimana beton mengalami deformasi terus-
menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul.
6. Susut (Shrinkage)
Susut Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengnan pembebanan.
7. Kelecakan (Workability)
Workability adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh kemudahan
dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan finishing. Atau
workability adalah besarnya kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan kompaksi penuh.

Segi Penggunaan
Ditinjau dari penggunaanya, menurut ASTM (American Society for Testing and Material)
semen portland dapat dibedakan menjadi lima.
1) Jenis I
Semen portland penggunaan umum (normal portland cement), yaitu jenis semen portland
untuk penggunaan dalam konstruksi beton yang tidak memerlukan sifat-sifat khusus.
Misalnya untuk pembuatan trotoar, pasangan bata, dan sebagainya. Semen ini merupakan
semen yang paling banyak digunakan yaitu 80-90% dari produksi semen portland.
2) Jenis II
Semen pengeras pada panas sedang. Semen ini memiliki panas hidrasi lebih rendah dan
keluarnya panas lebih lambat daripada semen jenis I. Semen jenis ini biasanya digunakan
pada bangunan-bangunan yang berhubungan dengan rawa, pelabuhan,jembatan besar,
bendungan, bangunan-bangunan lepas pantai, saluran-saluran air buangan dan
sebagainya.
3) Jenis III
Semen portland dengan kekuatan awal tinggi (high-early –strength-portland-cement).
Semen jenis ini memperoleh kekuatan besar dalam waktu singkat, sehingga dapat
digunakan untuk pembuatan beton pracetak, perbaikan bangunan-bangunan beton yang
perlu segera digunakan atau yang acuannya perlu segera dilepas serta pembetonan di
daerah cuaca dingin.
4) Jenis IV
Semen portland dengan panas hidrasi yang rendah (low heat port land cement) jenis ini
merupakan jenis khusus untuk penggunaan yang memerlukan panas hidarasi serendah-
rendahnya. Semen jenis ini biasanya digunakan pada bangunan-bangunan sebagai berikut:
- Konstruksi DAM
- Basement
- Pembetonan pada daerah bercuaca panas.
5) Jenis V
Semen portland tahan sulfat (sulfate resisting portland cement). Jenis ini merupakan jenis
khusus yang maksudnya hanya untuk penggunaan pada bangunan-banguan yang terkena
sulfat, seperti di tanah atau air. Pengerasan berjalan lebih lambat daripada semen biasa.

Konstruksi Atap & Penutup Atap


Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh
ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk
keperluanperlindungan.
Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap
hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya
yang tersedia, dan material yang mudah didapat.
Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap
atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban
atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya
konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan
mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan
berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan
bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa
mengalami perubahan.

Adapun syarat-syarat konstruksi atap yang harus dipenuhi antara lain :

1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang
bekerja padanya.
2. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi
penghuninya.
3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap
pengaruh cuaca.
4. Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar
5. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat
jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari
seng, kaca, asbes dan lain-lainnya.
Adapun syarat-syarat umum penutup atap antara lain :

1. Bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi


2. Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air
3. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca
4. Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus.
5. tidak mudah terbakar
6. bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah dipasang
7. awet.

Macam-macam tipe atap antara lain :

1. Atap pelat (platdak), biasanya menggunakan beton bertulang yang dihitung tersendiri
sesuai dengan bentangan dan tebal plat. Meskipun tipe ini dikatakan datar, namun
permukaan atap selalu dibuat miring untuk menyalurkan air hujan kelubang talang
2. Atap miring (lessenaar), terdiri dari sebuah bidang atap miring kebagian tepi atasnya
menempel pada dinding bangunan induk, pada bentuk ini menggunakan konstruksi
setengah kuda-kuda.
3. Atap pelana (Zadeldak), terdiri dari dua bidang miring atap yang tepi atasnya bertemu
pada satu garis lurus yang disebut bubungan. Tipe ini banyak digunakan untuk rumah
sederhana dan banyak dijumpai di daerah pedesaan Bali, Jawa Barat, Jawa timur, dan
Jawa Tengah.
4. Atap perisai (schildak), merupakan menyempurnaan dari bentuk atap pelana dengan
menambahkan dua bidang atap miring yang membentuk segitiga pada ujung akhir atap
bangunan.
5. Atap tenda (tentdak), biasa dipakai pada bangunan yang ukuran panjang dan lebarnya
sama, ini berarti atap terdiri dari empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk,
ukuran dan lereng yang sama yang bertemu pada satu titik tertinggi, yaitu pada tiang
penggantung.
6. Atap runcing atau menara (terendak), serupa dengan bentuk atap tenda, akan tetapi
kemiringan dari jurai lebih curam.
7. Atap kerucut (kegeldak), jika atap itu berdenah bundar maka didapat atap berbentuk
kerucut.

Kriteria Pemilihan Jenis Bahan Penutup Atap :

Jenis bahan penutup atap merupakan factor yang sangat mempengaruhi keserasian
atap. Dalam pemilihan jenis penutup atap ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
yaitu sebagai berikut :

1. Tinjauan terhadap ikllim setempat


2. Bentuk keserasian atau
3. Fungsi dari bangunan tersebut
4. Bahan penutup atap mudah diperoleh
5. Dana yang tersedia
Kelebihan dari masing-masing bahan :

1. Atap sirap
Atap sirap kayu :
a) Bentuknya unik
b) Mudah didapatkan di pasaran
c) Harganya relative murah
d) Kekuatannya 20-50 tahun (sesuai dengan lingkungannya)

Atap sirap aspal :


a) relatif murah dan cukup mudah untuk menginstal.
b) Bntuknya lembaran sehingga lebih cepat dalam pemasangannya
c) Lebih kuat pada suhu dingin (salju dan hujan)
d) Kedap air
e) Kekuatannya 20-50 tahun (sesuai dengan lingkungan)

2. Genteng
Genteng Tanah Liat Tradisional :
a) kekuatannya cukup
b) mudah didapatkan di pasaran
c) harganya relative terjangkau
d) kedap air
e) anti rayap
Genteng Keramik :
a) sudah lebih modern
b) lebih kedap air dibandingkan atap tanah liat tradisional
c) lebih kuat dibandingkan genteng tanah liat tradisional karena telah melalui proses
finshing
d) lebih mengkilat, karena bagian luarnya dicat. Sehingga rumah terlihat apik
e) kekuatannya 20-50 tahun
f) kuat terhadap terpaan angin
g) anti rayap
h) mudah didapatkan di pasaran
i) cocok di daerah panas maupun basah (hujan)
j) ukurannya lebih besar dari genteng biasa sehingga bisa menghemat

Genteng beton :
a) terbuat dari pasir,semen, bahan protrksi dan kedap air, sehingga tidak mudah berubah
bentuk.
b) kekuatannya 30-60 tahun (sesuai dengan lingkungan)
c) warnanya lebih beragam jadi lebih menarik
d) kuat terhadap terpaan angin
e) anti rayap
f) mudah didapatkan di pasaran
g) baik untuk di daerah panas dan hujan
h) bisa di cat ulang
i) tidak mudah pecah
Genteng Aspal :
a) tahan terhadap suhu dingin (hujan dan salju)
b) kuat terhadap terpaan angin
c) tahan rayap
d) berbentuk lembaran sehingga lebih mudah dalam pemasangan, dan waktu
pemasangan relative lebih cepat
e) kedap air
Genteng Metal :
a) berbentuk lembaran seperti seng sehingga tidak sulit dalam pemasangannya
b) waktu yang diperlukan dalam pemasangannya juga relative lebih cepat
c) kedap air
d) mudah didapatkan
e) harganya terjangkau
f) terdapat dalam berbagai macam warna sehingga lebih menarik
g) baik untuk di daerah panas dan hujan
h) aman maling
i) memiliki keringanan 1/6 dari genteng biasa
j) tahan gempa
k) tahan api
l) awet hingga 30 tahun

3. Seng
a) Berbentuk lembaran sehingga mudah untuk dipasang
b) Waktu yang diperlukan dalam pemasangannya relative lebih cepat
c) Kuat hingga 30 tahun
d) tahan karat selama bahan proteksinya masih ada
e) mudah didapatkan di pasaran
f) bisa digunakan di daerah panas dan hujan

4. Plat Beton
a) kekuatannya sangat besar, karena merupakan campuran pasir,krikil,semen dan air
b) bahan-bahan penyusunnya mudah di dapatkan di pasaran
c) merupakan model atap datar sehingga pada bagian atap bisa dilakukan aktivitas lain
(menjemur,menaruh pot,dll)
d) tahan terhadap hempasan angin
e) anti rayap
f) bisa digunakan di daerah panas dan hujan

5. Plat Kaca
a) bagian rumah dapat tersinari matahari secara alami
b) tidak perlu menyalakan lampu di siang hari
c) hemat listrik
d) kedap air
e) bebas rayap
f) tahan terhadap hempasan angin
g) mudah didapatkan di pasaran
h) bisa digunakan di daerah panas dan hujan
6. Atap Polycarbonat
a) Dapat meredam radiasi matahari
b) Dicetak dalam bentuk lembaran sehingga dapat dengan mudah dipakai jika luasan
yang diperlukannya besar
c) Lebih cepat dalam pemasangannya
d) mudah didapatkan dipasaran
e) kedap air
f) bebas rayap
g) bisa digunakan di daerah panas dan hujan

7. Asbes
a) Tahan panas
b) Mampu meredam suara
c) Anti rayap
d) Kedap air
e) Mudah didapatkan di pasaran
f) Harganya murah

8. Illalang
a) Mudah ditemukan di daerah yang subur, misalnya di daerah khatulistiwa. Ini adalah
bahan atap yang paling umum di dunia, karena bahan yang tersedia.
b) Ramah lingkungan

Kekurangan dari masing-masing bahan :

1. Atap Sirap
Atap sirap kayu :
a) Jika tidak di proteksi maka air akan cepat menyerap
b) Rentan terhadap rayap
c) Serat-serat kayunya terkadang dimakan oleh burung
d) Kurang kuat terhadap terpaan angin
e) Terkadang berlumut
f) Tidak diproduksi perlembar sehingga dalam pemasangannya dibutuhkan waktu yang
lama

Atap sirap aspal :


a) Kurang baik digunakan di daerah panas, karena cahaya matahari akan melunakkan
bahan penyusunnya sehingga mudah melapuk
b) Harganya mahal

2. Genteng
Genteng tanah liat tradisional :
a) Mudah ditumbuhi jamur dan lumut
b) Mudah retak
c) Dalam pemasangannya membutuhkan waktu yang lebih banyak karena bentuknya
yang dicetak satu persatu.
d) Tidak cocok untuk bangunan didaerah yang bersalju
Genteng Keramik :
a) Dalam pemasangannya membutuhkan waktu yang lebih banyak karena bentuknya
yang dicetak satu persatu.
b) Tidak cocok untuk bangunan didaerah bersalju
c) Terkadang cat yang digunakan untuk melapisi genteng terkelupas, sehingga pada
bagian gentengnya ditumbuhi lumut.

Genteng Beton :
a) Tidak memiliki proteksi jadi jika terkena hujan dan panas lebih cepat berjamur dan
lumut
b) Untuk menyusun genteng beton lebih lama
c) Tidak cocok di daerah yang bersalju
d) Harganya lumayan mahal
e) Lebih berat sehingga memerlukan penampang atap yang kuat

Genteng Aspal :
a) Tidak cocok digunakan didaerah panas
b) Harganya mahal
c) Jika kurang perawatannya maka akan mudah lapuk

Genteng Metal :
a) Kurang kuat terhadap angin
b) Biasanya terbuat dari campuran plastic sehingga tidak ramah lingkungan
c) Kurang bagus untuk bangunan di daerah bersalju
d) Menyerap panas

3. Seng
Jika lapisan anti karatnya (lapisan zinc) habis maka senga yang dipakai akan berkarat,
dari karatan tersebut akan merusak seng dan menyebabkan seng bocor

4. Plat Beton
a) Sering terjadi kebocoran pada plat beton, jadi harus di proteksi dengan waterproofing
pada bagian atas plat.
b) Jika kurang perawatan maka akan tumbuh jamur dan lumut
c) Waktu pembuatan dan pengeringannya relative lama
d) Harga bahan-bahan campurannya sedikit lebih mahal

5. Plat Kaca
a) jika malam hari tidak bisa di tutup dan tidak akan berguna
b) harganya mahal
c) tidak bisa di daur ulang

6. Atap Polycarbonate
a) harganya mahal
b) hanya bisa digunakan pada bangunan tambahan seperti flapon
c) pada penysunnya terdapat plastic sehingga sulut di daur ulang
7. Asbes
a) Terdapat bahan mineral Amosite dan crocidolite yang dapat menyebabkan penyakit
paru-paru
b) Dapat menyebabkan penyakit kulit akibat serat-serat yang ada pada asbes

8. Illalang
a) Resiko mencegah kebakaran sangat kecil
b) Tidak tahan lama
c) Sering dimakan oleh burung
d) Sangat ringan sehingga tidak kuat menahan angin

LANTAI
Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting
untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum
adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang
berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan
berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan untuk meletakkan barang-barang
seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas seperti
berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.
Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar,
misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti almari dengan cara menyeretnya.
Dengan demikian lantai memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari
barang-barang dan aktivitas di atasnya.
Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter
ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai
karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik tradisional,
modern minimalis, retro dan sebagainya.

Syarat material lantai


Karena fungsi setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain
lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan lembab, mudah
dibersihkan dan menyerap panas. Material penutup lantai yang bersifat hangat adalah: karpet,
parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah: marmer, keramik, granit .
Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar, seperti: kamar
mandi, teras dan garasi. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering terkena air, sehingga
licin dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula dengan teras ketika terkena
tempias hujan, harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar untuk mengindari resiko
pengguna terpeleset. Pada garasi, tekstur kasar berfungsi menghindari selip akibat gesekan
antara ban dan muka lantai, terutama ketika kendaraan sehabis kehujanan. Untuk ruang dapur
memakai bahan lantai yang mudah dibersihkan serta tidak meninggalkan noda di pori-pori
lantai dan nat sambungan yang dapat mengganggu keindahan lantai. Ruang tamu, ruang
keluarga dan kamar tidur dapat memakai bahan lantai dengan permukaan licin dan
mengkilap.
Ukuran material lantai
Ukuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso (tegel), akan
berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (ruang tidur, kamar
mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada ruangan.
Sementara untuk ruangan berukuran luas (ruang tamu, ruang keluarga), bahan berukuran
besar akan membantu menyeimbangkan kesan luas ruang.

Jenis material lantai :


Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya sebagai
pertimbangan aplikasi pada ruang.

1. Plester (concrete)
Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan
seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan perlakuan
pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus dan mengkilap.
Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap.
Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas ruang,
memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan harus
ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan
dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya
pandangan estetika.

2. Keramik
Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan
dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari bahan
keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya. Kesan
material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di pasaran,
yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik bertekstur marmer,
granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.

3. Marmer
Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah. Tekstur dan
pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan material ini. Material
marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif
besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena
marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat
dibersihkan.
Selain mahal harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan cara khusus
untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan material lantai yang berkelas dan
mewah, sehingga hanya pengguna yang memiliki dana berlebih yang sanggup
mengaplikasikannya dalam hunian.

4. Granit
Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang lebih
kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh.
Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan perkembangan
teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang lebih beraneka dan
harga yang lebih murah.

5. Kayu
Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry.
Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan parket
saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang
merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.

6. Batu
Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu kali lempeng
dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman atau ditempel di
tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan terhadap
cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah, ditambah lagi
lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru menambah ruang menjadi semakin
natural. Material batu ini memiliki kesan dingin.

KAYU
Kayu adalah jaringan, struktural serat keras yang ditemukan di batang dan akar pohon dan
lainnya pada tanaman berkayu. Bahan ini telah digunakan selama ratusan ribu tahun
sebagai bahan bakar dan bahan konstruksi.

Kebaikan-kebaikan kayu :
a. Mudah dikerjakan
b. Harganya murah
c. Kekuatan cukup tinggi
d. Cukup awet

Adapun Keburukan-keburukan Kayu :


a. Tidak Homogen, ada mata kayu, serat, miring, dsb
b. Bersifat Higroskopis yaitu mudah terpengaruh oleh perubahan kelembaban udara
c. Mudah Terbakar
d. Adanya cacat pada kayu sewaktu tumbuh (mata kayu, retak-retak, lapuk)

Golongan Kayu :
Di indonesia kayu dapat di golongkan menjadi 4 golongan :
a. Pohon berdaun lebar
b. Pohon berdaun jarum
c. Pohon sebangsa Palm
d. Pohon sebangsa bamboo

Lapisan-lapisan yang terdapat pada kayu :


a. Kulit Luar
Lapisan ini merupakan lapisan yang sudah mati dank eras, berfungsinsebagai pelindung
lapisan di dalamnya.
b. Kambium
Merupakan jaringan yang lapisannya tipis dan bening semacam lender yang terdapat
diantara kulit dan kayu, melingkari kayu, ke arah luar membentuk kulit baru menggantikan
kulit lama yang telah rusak, ke dalam membentuk kayu baru. Dengan adanya cambium,
pohon tumbuh besar.

c. Kulit Dalam
Lapisan ini lunak, basah dan berpori besar seperti spon dan berfungsi mengalirkan
makanan dari daun ke bawah. Pada kulit dalam ini sering terdapat zat kimia misalnya : getah,
tannis, dsb

d. Gubal
Bagian kayu yang masih muda terdiri dari sel-sel yang masih hidup, terletak di sebelah
dalam kambium yang berfungsi sebagai penyalur cairan dan tempat penimbunan zat-zat
makanan. Tebal kayu gubal 1 – 20 cm.

e. Hati Kayu
Merupakan lapisan kayu yang terletak pada pusat lingkaran tahun. Biasanya digunakan
untuk menentukan jenis suatu pohon. Pada umumnya bersifat rapuh atau lunak untuk
beberapa jenis kayu, dan ada yang bersifat keras.

f. Lingkaran Tahun
Pada bagian hati kayu biasanya tampak suatu garis-garis lingkaran yang mengelilingi
pusat kayu. Melalui lingkaran inilah suatu umur pohon dapat diketahui.

g. Inti Kayu
Bagian inti dari kayu, kadang-kadang bagian ini sudah busuk, terutama pada kayu yang
sudah tua.

Pada kayu dikenal 3 tingkat kebasahan yaitu :


a. Kayu basah, yaitu yang baru saja di tebang
b. Kayu kering udara, yaitu kayu yang kandungan kadar airnya sudah tetap sesuai dengan
keadaan sekitarnya.
c. Kayu kering mutlak yaitu kayu yang dikeringkan di dalam tungku pada suhu 105˚C
sehingga semua airnya menguap keluar.

Kadar air dietntukan dengan rumus :

A−B
Kadar Air = x100%
B

A : Berat kayu yang dihitung kadar airnya


B : Berat kayu setelah kering tungku

Kayu yang masih basah kadar airnya dapat sampi 200% pada kayu ringan, dan sekitar
40% pada kayu berat. Adapun kadar air kayu kering udara antara 12% dan 20%

Berat jenis kayu adalah hasil bagi antara berat kayu kering mutlak dengan volume kayu
(sebelum kering mutlak)

A
Berat Jenis =
B

A : Berat kayu kering mutlak


B : Volume kayu (saat berat jenisnya dihitung)

Bobot Isi adalah hasil bagi antara berat kayu seluruhnya (termasuk kandungan airnya) dan
volume kayu saat itu. Bobot isi digunakan untuk membedakan dengan berat jenisnya.

Susutan adalah pengurangan kadar air yang melewati titik jenuh serat. Besar penyusutan kayu
akibat pengurangan kadar air di bawah titik jenuh ini tidak sama untuk jenis kayu yang
berbeda. Susustan ini juga tidak sama untuk arah yang berbeda yaitu :
a. Pada arah serat susutan kecil
b. Pada arah radial susutan agak besar
c. Pada arah tangensial susutan besar

DINDING
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu
area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya,
membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau
membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding
bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).

Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit,
membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup
dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit
dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah,
batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.

Jenis dinding :
1. Dinding Partisi : Dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam. Terbuat dari
gypsum, fiber, tripleks atau Duplex

2. Dinding Pembatas : Untung menandakan batas lahan. Atau bisa disebut dinding Privasi

3. Dinding Penahan : Digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan struktur
tambahan untuk menahan tekanan tanah.

4. Dinding Struktural : Untuk menopang atap dan sama sekalitidak menggunakan cor beton
untuk kolom. Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batubata dan semen

5. Dinding Non-Struktural : Dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas
apabila dinding di robohkan, maka bangunan tetap berdiri. beberapa material dinding
non-struktural diantaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu dan kaca.

Bahan-bahan pelapis dinding :

1. Keramik
Keramik adalah material bangunan yang sering banyak digunakan, agar terlihat lebih
estetis dan lebih mudah dibersihkan, dinding yang terbuat dari tembok (bata merah, batako,
beton, dan hebel ) dapat langsung dipasangi penutup ubin keramik. Jenis ubin keramik yang
digunakan sebagai penutup dinding berbentuk persegi panjang dengan ukutan 10cm x 20cm,
20cm x 30cm. Motif dan warnanya pun beragam disesuaikan dengan style ragam rumah.
Keramik dapat dipotong dan dibentuk menyesuaikan bentuk dan ukuran dinding yang akan
ditutupi.

2. Batu Alam
Batu-batuan alam yang banyak digunakan untuk dinding adalah batu paras yang
berwarna putih, batu palimanan yang berwarna kuning kecoklatan, batu sukabumi yang
berwarna kehijauan, dan batu candi yang berwarna hitam. Batu-batuan ini telah dipotong
dibentuk menggunakan mesin menjadi potongan kecil dengan ukuran bervariasi
menyesuaikan bentuk dan ukuran dinding. Finishing coating biasanya diterapkan untuk
permukaan batu alam. Ini menjaga daya tahan terhadap jamur dan lumut, serta menjaga
warna agar tidak mudah pudar.

3. Marmer dan Granit


Untuk rumah Mewah dan Lux , material ini sering dipakai. Marmer dan granit ini
memiliki sifat keras. Dengan ketebalan hingga 2cm sulit untuk dipotong atau dibentuk.
Dengan demikian material ini harus dipersiapkan dengan matang sebelum dipasang, bahan ini
harus dipoles menggunakan mesin poles dan diberi semacam obat agar marmer atau granit
terlihat lebih menggeliat.

4. Aklirik
Bahan dari aklirik sangat cocok untuk rumah bertemakan modern , simple dan
minimalis. Wujudnya transparan dan mempunyai kualitas bening yang hampir menyerupai
kaca. Biasanya digunakan sebagai alternatif pengganti kaca karena karakternya lebih keras
dan tidak mudah pecah. Aklirik difungsikan untuk menambah aksen pada dinding di dalam
ruangan. Dapat juga untuk membingkai sesuatu, seperti foto ataupun lukisan. Untuk
mempercantik dan menambah nilai estetika, penempatan aklirik biasanya dibantu dengan
sorotan lampu halogen atau diberi penerangan back light.

5. Kaca Cermin
Punya ruangan sempit tetapi ingin berkesan luas ? silahkan pilih material ini , Jika
ingin menambah kesan luas pada ruangan, salah satu cara untuk menyiasatinya adalah dengan
memasang lembaran kaca cermin pada salah satu bidang dinding. Namun untuk
meminimalkan resiko dan bahaya, pastikan kaca cermin digunakan adalah jenis kaca
tempered. Biasanya banyak digunakan di rumah – rumah tingkat dan cocok untuk ditaruh di
bagian ruang keluarga.

6. Parket dan Veneer Kayu


Parket adalah kayu yang digunakan untuk melapisi dinding berbentuk potongan papan
atau veneer yang berwujud lembaran. Tidak tahan terhadap cuaca, itulah sebabnya jenis ini
dipasang pada bagian interior rumah. Tujuannya adalah untuk menambah kesan eksklusif dan
menambah kenyamanan visual dari sebuah ruangan. Interior dengan wood panel pada bagian
dinding akan berkesan lebih berkelas dan lebih elegan. Sekarang ini banyak sekali material
berbahan kayu atau laminated yang bagus untuk melapisi dinding , berkesan mewah dan
nyaman.

7. Steinless Steel
Bahan dari Steinless Steel dalam bentuk lembaran juga digunakan sebagai bahan
penutup dinding. Bahan ini umumnya digunakan untuk melapisi dinding dapur, terutama
dapur kotor. Sifat yang anti karat mempermudah kita dalam perawatan. Jika ingin
membersihkannya, cukup dengan menggunakan kain lap atau kanebo, Hampir semua noda
tidak akan meninggalkan bekas pada permukaan steinless steel. Bahan ini juga bagus untuk
dekorasi bagian depat rumah , banyak sekali bahan ACP yang bermutu di pasaran.

BAJA
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai
unsur paduan utamanya.Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga
2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras
dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Unsur paduan lain yang biasaditambahkanselain karbon adalah (titanium), krom
(chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Penambahan kandungan karbon
pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya(tensile strength),
namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya
(ductility). Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi
yang mengandung setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan
logam). Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksidakromium,
dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi (Ferum). Stainless Steel sering
digunakan dalam perlengkapan Stainless Steel untuk industri makanan.
Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :

1. Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur
2. Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas pembebanan tertentu, sesudahnya
pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
3. Kekenyalan / keliatan (tenacity)
Kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima perubahan perubahan bentuk yang besar
tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau kerusakan yang terlihat dari luar dan
dalam untuk jangka waktu pendek
4. Kemungkinan ditempa (maleability)
Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat dirubah
bentuknya
5. Kemungkinan dilas (weklability)
Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai atau tidak
memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya
6. Kekerasan (hardness)
Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.

Kelebihan dan Kekurangan Struktur Baja :

Kelebihan Baja :
a) Kuat tarik tinggi.
b) Tidak dimakan rayap
c) Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut
d) Bisa di daur ulang
e) Dibanding Stainless Steel lebih murah
f) Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan
g) Dibanding alumunium lebih kuat

Kekurangan Baja :
a) Bisa berkarat.
b) Lemah terhadap gaya tekan.
c) Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile
d) Tidak kokoh
e) Tidak tahan api

Anda mungkin juga menyukai