ARSITEKTUR
TRADISIONAL
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
debu dan kotoran dapat disapu melalui lubang-lubang lantai tadi.
Ruang bawah tanah sering digunakan sebagai kandang hewan
peliharaan dan tempat menyimpan perkakas, serta menyediakan
tempat kerja yang teduh pada siang hari untuk berbagai kegiatan. Di
banyak daerah, tiang-tiang rumah tidak ditancapkan ke dalam tanah,
tapi bertumpu pada fondasi batu. Hal ini memberi keluwesan pada
rumah sehingga rumah dapat selamat dari gempa. Konstruksi ini
juga mempermudah pemilik apabila ia ingin pindah. Rumah tak
perlu dibongkar, tapi cukup diangkat dan dipindahkan ke tempat
baru.
Latar belakang masalah arsitektur tradisional melibatkan
perubahan zaman, teknologi, dan kebutuhan masyarakat yang
berkembang. Arsitektur Tradisional sering kali dihadapkan pada
tantangan untuk memadukan nilai-nilai warisan dengan kebutuhan
modern, sehingga menjaga identitas budaya sambal memenuhi
tuntutan fungsional dan estetika kontomporer. Dalam berberapa
kasus, perubahan ini menimbulkan dilema antara melesterikan
tradisi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Beberapa
bangunana tradisional mungkin dirancang untuk kebutuhan dan
gaya hidup yang tidak lagi relevan. Pergeseran dalam kebutuhan
masyarakat memerlukan penyesuaian atau modifikasi. Perubahan
dalam arsitektur tradisional juuga mencakup partisipasi masyarakat.
Terkadang, masayarakat local dapat merasa diabaikan atau tidak
terlibat dalam pengambilan keputusan terkait perubahan arsitektur
yang mempengaruhi lingkungan mereka.
Selain itu, risiko terhadap pelestarian arsitektur
tradisional juga muncul akibat perubahan iklim, bencana alam, dan
tekanan bangunan. Tanpa upaya pelestarian yang tepat, banyak
warisan arsitektur tradisional bisa hilang atau mengalami kerusakan
serius. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengatasi
tantangan ini guna melestarikan kekayaan budaya dan pengetahuan
arsitektur tradisional.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana mengambarkan identitas
budaya suatu masyarakat
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip desain yang mendasari
arsitektur tradisional dalam hal material dan struktur
3. Untuk mengetahui bagaimana teknik konstruksi
tradisional memengaruhi ketahanan bangunan terhadap
cuaca dan lingkungan local
4. Untuk mengetahui sejauh mana arsitektur tradisional dapat
diadopsi atau disesuaikan dalam desain bangunan modern.
5. Untuk mengetahui bagaimana perubahan gaya hidup dan
teknologi memengaruhi pelestarian dan pemgembangan
arsitektur tradisional.
6. Untuk mengetahui mengapa kepedulian terhadap pelestarian
rumah adat sangat kurang.
7. Untuk mengetahui mengapa pemahaman tentang konsep
tata spasial Arsitektur Tradisional sangat kurang.
8. Untuk mengetahui mengapa transformasi suatu bangunan
mulai kehilangan elemen tradisional.
9. Untuk mengetahui apa dampak kurangnya integrasi
4
Antropometri dalam perancangan
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
5
1. Bentuk Rumah Panggung, Ketinggian rumah panggung bervariasi,
tergantung dari lokasinya, penggunaan tiang sebagai fondasi
bangunan yang ditinggikan memiliki kelebihan dalam iklim tropis.
2. Pemanjangan Bubungan Atap, gaya pemanjangan atap ini
merupakan peninggalan peradaban kuno, lalu dibentuk dalam
bentuk yang berbeda. Bentuk atap ini dapat dimaknai sebagai
identitas perlambang pada suatu bangunan.
3. Material Bangunan, Dalam arsitektur tradisional hampir seluruhnya
terbuat dari bahan hayati. Bahan tersebut digunakan dengan cara
yang alami dan khusus untuk memberikan perlindungan terhadap
penghuninya
4. Bangunan sebagai Simbol, Dalam arsitektur tradisional tidak hanya
berfungsi sebagai tempat tinggal semata. Namun secara
keseluruhan maupun beberapa bagian menjadi suatu simbol dan
berkaitan erat dengan kepribadian dan pandangan hidup
penghuninya.
7
Dengan demikian maka yang menjadi ciri utama Reginalisme adalah
menyatunya Arsitektur Tradisional dan Modern.
Arsitektur Modern gaya arsiektur yang berbentuk pada
akhir abad ke 18 akibat terjadinya revolusi industry dan demokrasi
yang mamaku terbentuknya modern age. Arsitektur Modern
menekankan pada kesederhanaan suatu desain dengan bentukan
platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi dan perulangan dan
perkembangan dalam teknologi, social dan kebudayaan yang
dihubungkan dengan revolusi industry pada tahun 1760-1863.
8
Selain itu, Parwata (2011) juga membahas tentang
arsitektur tradisional bali dari perspektif budaya dan antropometri.
Sementara itu, Adi, Sila, dan Sudita(2020) melakukan studi
arsitektur yang mendetail tentang rumah tradisional di Desa Pedawa,
Buleleng, Bali, dengan focus pada aspek Pendidikan seni dan
desain. Mereka menekankan pentingnnya melestarikan warisan
budaya.
Dari jurnal ini, dapat disimpulkan bahwa studi arsitektur
rumah tradisional di Bali telah memberikan kontribusi yang
signifikan dalam memahami dan melestarikan warisan budaya.
9
bangunan.
Meskipun terjadi transformasi, arsitektur tradisional tetap
dipertahankan sebagai karakteristik lokal. Transformasi arsitektur
rumah adat Batak Toba terlihat dalam bangunan modern yang
mengadopsi bentuk tradisional namun menggunakan bahan dan
teknik modern. Beberapa bangunan modern di Balige, Kabupaten
Toba Samosir, masih mempertahankan arsitektur tradisional,
tetapikebanyakan bangunan modern tidak mengadopsi arsitektur
tradisional. Hal ini disebabkan oleh perubahan pola pikir,
kelangkaan bahan kayu, dan faktor ekonomi dan teknologi.
Meskipun demikian, penting untuk memanfaatkan potensi seni
budaya tradisional untuk mengh
10
Tata bahasa bentuk dalam arsitektur terdiri dari konsep
terminal dan perangkat aturan bentuk. Dalam konteks arsitektur
Indonesia, bentuk atap merupakan elemen kunci yang perlu
dipertahankan. Bentuk tata bahasa ditafsirkan dengan menggunakan
tata bentuk Sasak. Eksplorasi tata bahasa bentuk parametrik dalam
proses desain memungkinkan pengembangan arsitektur tradisional
dalam desain kontemporer tanpa mengurangi keasliannya.
Eksplorasi ini melibatkan identifikasi tata bahasa bentuk bangunan,
menafsirkannya dalam kanvas algoritma, dan mengeksplorasi
bentuk bangunan yang kompleks. Studi ini juga mengidentifikasi
tiga variabel transformasi dalam tata bahasa bentuk: menambahkan
aturan, mensubstitusi aturan kontekstual dalam kondisi baru yang
berakar pada aturan yang sudah ada, dan menganalogikan satu
bentuk ke bentuk lain dengan proporsi serupa.
12
perencanaan dan perancangan arsitektur tradisional Bali. Selain itu,
teks ini mencakup penerapan konsep-konsep tersebut dalam
arsitektur Bali kontemporer, termasuk konsep keseimbangan
kosmis, Rwabhineda, Tribhuana-Triangga, dan keselarasan dengan
lingkungan, serta studi kasusnya.
14
2.8 Arsitektur Tradisional Rumah Betawi
Artikel ini membahas arsitektur tradisional rumah Betawi,
termasuk pola tapak, tata ruang dalam, sistem struktur, bentuk,
detail, dan ragam hias (Santoso, 2010). Rumah-rumah tersebut
masih dapat ditemukan di perkampungan masyarakat Betawi di
daerah Condet Kelurahan Balekambang, Jakarta Timur (Santoso,
2010). Pembuatan kayu untuk rumah tradisional Betawi melibatkan
pemilihan, penebangan, pengeringan, dan pengawetan (Santoso,
2010). Arsitektur tradisional rumah Betawi memiliki fungsi
struktural dan dekoratif (Santoso, 2010).
BAB III
25
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
28
sao keda Suku Ende mempunyai keragaman struktur konstruksinya.
Mulai dari struktur leke lewu (pondasi), struktur maga (lantai),
struktur wisu (kolom), struktur leke raja, mangu (tiang noc) dan
struktur jara (kuda-kuda) semuanya merupakan bagain-bagian dari
struktur konstruksinya pada bangunan sao keda arsitektur Ende Lio
yang mempunyai karakteristik bentuk dan fungsinya masing –
masing.
Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Adi, Sila,
dan Sudita tentang rumah tradisional di Desa Pedawa, Buleleng,
Bali, terlihat bahwa teknik konstruksi tradisional juga memengaruhi
ketahanan bangunan terhadap cuaca dan lingkungan lokal. Mereka
menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya, yang
mencerminkan bahwa teknik konstruksi tradisional memiliki
hubungan yang erat dengan kondisi lingkungan lokal dan kearifan
lokal dalam membangun bangunan yang tahan terhadap cuaca dan
lingkungan setempat.
30
Dari kedua penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perubahan gaya hidup dan teknologi memiliki dampak yang
kompleks terhadap pelestarian dan pengembangan arsitektur
tradisional. Sementara perubahan gaya hidup dan faktor ekonomi
dapat mengurangi adopsi arsitektur tradisional dalam bangunan
modern, teknologi juga dapat menjadi alat untuk mengembangkan
arsitektur tradisional dalam desain kontemporer.
31
3.7 Transformasi Suatu Bangunan Mulai Kehilangan Elemen
Tradisional
Transformasi arsitektur tradisional menjadi arsitektur
modern seringkali mengakibatkan kehilangan elemen-elemen
tradisional yang penting. Sebagai contoh, dalam penelitian tentang
transformasi arsitektur rumah adat Batak Toba di Toba Samosir,
terlihat bahwa meskipun beberapa bangunan modern masih
mempertahankan arsitektur tradisional, kebanyakan bangunan
modern tidak mengadopsi arsitektur tradisional secara utuh. Hal ini
disebabkan oleh perubahan pola pikir, kelangkaan bahan kayu, serta
faktor ekonomi dan teknologi. Akibatnya, elemen-elemen
tradisional seperti tata ruang, material, dan teknik konstruksi
tradisional dapat hilang atau mengalami modifikasi yang signifikan.
Selain itu, dalam konteks transfer pengetahuan teknik
arsitektur tradisional Rumah Gadang Minangkabau, terdapat risiko
kehilangan elemen-elemen tradisional karena kurangnya
pemahaman dan kesadaran akan pentingnya pelestarian nilai-nilai
budaya lokal. Proses transfer pengetahuan dari tukang tuo kepada
generasi berikutnya dapat mengalami hambatan jika tidak dilakukan
dengan baik, sehingga elemen-elemen tradisional seperti teknik
konstruksi, tata ruang, dan material dapat terabaikan atau diubah
tanpa mempertimbangkan nilai-nilai budaya yang terkandung di
dalamnya.
Dari kedua penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
transformasi arsitektur tradisional ke arsitektur modern seringkali
mengakibatkan kehilangan elemen-elemen tradisional yang penting,
baik karena faktor ekonomi dan teknologi maupun kurangnya
pemahaman dan kesadaran akan pentingnya pelestarian nilai-nilai
budaya lokal.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari artikel ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Arsitektur Tradisional merupakan sesuatu yang berasal dari
daerah masyarakat setempat, yang mencerminkan ciri kedaerahan
masyarakat tersebut dan menjadi warisan yang diberikan secara
turun menurun. Dalam penerapan nilai-nilai tradisional pada
bangunan Pendidikan berkonsep Modern memang tidak cukup
terlihat dengan jelas. Dikarenakan modern itu sendiri tidak
seluruhnya menggunakan bahan material dari alam akan tetapi
menggunakan teknologi yang lebih baik untuk diaplikasikan
dalam sebuah bangunan.
2. Arsitektur tradisional memiliki keunikan tersendiri, yaitu dengan
menggunakan material bangunan dari alam sekitar terdekat kita
sesuai dengan kondisi alam di sekitarnya.
3. Studi arsitektur rumah tradisional di Bali, Batak Toba, dan
Pulau Masela memberikan kontribusi yang signifikan dalam
pemahaman dan pelestarian warisan budaya. Penelitian ini
memberikan pemahaman mendalam tentang ciri-ciri, pengaruh,
dan pentingnya pemahaman terhadap arsitektur tradisional
modern, serta pentingnya pelestarian warisan budaya dan
arsitektur tradisional.
4. Studi arsitektur rumah tradisional di Pulau Masela, Kabupaten
33
Maluku Barat Daya, menunjukkan bahwa rumah adat Im
memiliki nilai filosofis dan prinsip dasar yang dipegang oleh
masyarakat setempat. Konstruksi bangunan Im berbentuk
rumah panggung dengan susunan ruang atas, tengah, dan
bawah, serta memiliki fungsi yang meliputi aspek tempat
tinggal, interaksi sosial, dan penyelenggaraan kehidupan
masyarakat, termasuk kehidupan sosial dan ritual. Rumah
tradisional Im juga menjadi warisan budaya masyarakat Masela
yang memperkokoh ketahanan budaya bangsa.
5. Studi arsitektur rumah tradisional di Desa Pedawa, Buleleng,
Bali, menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya.
Penelitian ini memberikan gambaran komprehensif mengenai
konsep arsitektur rumah tradisional di Bali yang berhubungan
dengan bentuk, makna, dan fungsi dalam kebudayaan
masyarakat Bali.
6. Selain itu, penerapan prinsip arsitektur tradisional Bali dalam
desain teater kontemporer di Bandung menunjukkan bahwa
integra si antara arsitektur tradisional Bali dan teater
kontemporer dapat meningkatkan potensional material dan
keselamatan pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip
arsitektur tradisional dapat diadaptasi ke dalam desain modern
dengan tetap mempertahankan karakteristik lokal.
4.2 Saran
Adapula saran yang perlu dipertimbangkan:
1. Perlunya upaya yang lebih besar dalam mempertahankan
identitas dan karakter bangsa melalui pelestarian arsitektur
tradisional. Hal ini dapat dilakukan melalui pendekatan
interdisiplin yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, seperti
antropologi, seni, dan desain. Selain itu, perlu juga dilakukan
upaya untuk mempertahankan karakteristik lokal arsitektur
tradisional, sambil tetap memperhatikan kebutuhan dan fungsi
bangunan yang sesuai dengan zaman modern. Dengan
demikian, pelestarian warisan budaya melalui studi arsitektur
rumah tradisional dapat memberikan kontribusi yang signifikan
dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa.
2. Selain itu, penelitian lebih lanjut juga dapat dilakukan untuk
menggali lebih dalam tentang transformasi arsitektur tradisional
34
di era modern, penerapan prinsip arsitektur tradisional dalam
desain kontemporer, serta eksplorasi shape grammar dalam
arsitektur tradisional. Dengan demikian, pengetahuan tentang
arsitektur tradisional di Indonesia dapat terus diperkaya, dan
identitas serta karakter bangsa dapat tetap terjaga.
35
M
II
ARSITEKTUR
KLASIK
Bab 1
Pendahuluan
Denah Bangunan
(sumber : Buku Arsitektur Klasik Eropa halaman 10 karya Yulianto Sumaryo)
Bentuk bangunan yang simetris menurut saya merupakan ciri
yang paling umum dari bangunan arsitektur klasik, dari gambar
yang saya lihat pada Buku Arsitektur Klasik Eropa karya
Yulianto Sumaryo & Buku Perkembangan Arsitektur Barat
karya Putu Rumawan Salain gambar bangunannya memiliki
sifat simetris sehingga dapat dikatakan bahwa sifat simetrislah
yang menciptaka keharmonisan bagian perbagian dari
bangunan arsitektur klasik.
Terdiri dari elemen kepala, badan, dan kaki. Sama
seperti bangunan yang ada di Bali bangunan langgam klasik
juga mengaplikasikan elemen kepala, badan, dan kaki. Elemen
kepala adalah pada bagian atap, elemen badan adalah antara
bagian di bawah atap dan diatas pondasi, elemen kaki adalah
pada bagian pondasi.
Tampak Depan Pharteon
(sumber : http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html)
Ciri ini merupakan ciri yang menarik menurut saya. Karena
kepala, badan, dan kaki ini juga diaplikan di Bali, Filosofi atap,
badann, dan kaki ini mengibaratkan bahwa bangunan adalah
replica dari manusia sehingga bangunan yang baik itu
merupakan bangunan yang memiliki unsur kepala, badan, dan
kaki. Menurut saya mungkin saja bangunan pada arsitektur
klasik juga menerapkan filosofi ini.
Bab 3
Analisa Dan Pembahasan
Arsitektur Baroque
(sumber : https://www.archdaily.com/965988/exploring-the-eccentric-decorations-that-
define-baroque-architecture)
3. Arsitektur Rococo, yang muncul pada abad ke-18,
menekankan pada ornamen yang indah, simetri, dan warna-
warna cerah, sering digunakan dalam desain interior istana dan
ruang-ruang pribadi. Arsitektur Racoco ini ditandai dengan
hiasan dan dekorasi halus, terlihat di gedung-gedung seperti
Istana Sanssouci di Potsdam.
Arsitektur Racoco
(sumber : https://www.pinhome.id/kamus-istilah-properti/arsitektur-rococo/)
4. Arsitektur Arabesque, yang dipengaruhi oleh seni
Islam, menampilkan ornamen geometris dan motif tumbuhan
yang rumit, sering ditemukan dalam seni dan arsitektur Islam.
Arsitektur Arabesque
(sumber :
Secara keseluruhan, gaya arsitektur ini telah
memainkan peran penting dalam membentuk arsitektur klasik
Barat, masing-masing dengan karakteristik dan pengaruhnya
yang unik. Hal ini sesuai dengan penelitian Ashadi (2020) dan
Rezqy Aulia (2015).
4. Bagaimana pengaruh arsitektur klasik masih
terlihat dalam desain bangunan modern di Indonesia, dan
apakah ada upaya untuk menyatukan elemen-elemen klasik
dengan kebutuhan kontemporer.
Pengaruh arsitektur klasik masih terlihat dalam desain
bangunan modern di Indonesia. Gaya arsitektur klasik, seperti
Bizantium, Baroque, Rococo, dan Arabesque, telah
memberikan inspirasi bagi arsitek Indonesia dalam
menciptakan desain bangunan yang mencerminkan kebutuhan
kontemporer. Sebuah penelitian dengan judul “PERGESERAN
DESAIN BANGUNAN DALAM MASA PERKEMBANGAN
ARSITEKTUR DI INDONESIA” menyatakan bahwa arsitektur
modern di Indonesia telah mengalami pergeseran dari masa ke
masa, dengan penekanan pada nilai lokalitas dan pertimbangan
dalam merespon kondisi lingkungan serta potensi setempat
yang memberikan ciri khusus dalam identitas arsitektur
Indonesia.
Elemen arsitektur klasik, seperti simetri, proporsi, dan
detail ornamen, dapat dilihat dalam desain bangunan
kontemporer. Dalam konstruksi modern tertentu di Indonesia,
ada upaya untuk memadukan elemen klasik dengan tuntutan
kontemporer. Hal ini dapat dilihat dalam penggabungan fitur
arsitektur klasik, seperti kolom, lengkungan, dan pedimen, ke
dalam desain bangunan yang memenuhi fungsi modern.
Perpaduan elemen klasik dan kontemporer menciptakan gaya
arsitektur unik yang mencerminkan warisan sejarah dan
kebutuhan masyarakat saat ini. Hal ini sesuai dengan penelitian
Qurratul Aini (2021).
5. Sejauh mana unsur-unsur budaya dan sejarah
mempengaruhi desain dan makna bangunan arsitektur
klasik.
Unsur-unsur budaya dan sejarah memiliki pengaruh
yang signifikan dalam desain dan makna bangunan arsitektur
klasik. Dalam telaah arsitektur, terdapat tiga unsur pokok, yaitu
konsep cara membangun, dan tampilan karya yang menyatu
dalam makna, tuntutan kebutuhan, dan kebudayaan yang
mempengaruhinya. Arsitektur klasik seringkali
menggabungkan unsur-unsur dari arsitektur Yunani dan
Romawi kuno, yang sangat berpengaruh dalam membentuk
gaya klasik. Elemen-elemen ini termasuk kolom, atap kubah,
dan fitur arsitektur lainnya yang telah diadopsi dan diadaptasi
dalam bangunan modern.
Desain dan makna bangunan arsitektur klasik
dipengaruhi oleh konteks budaya dan sejarah di mana mereka
diciptakan. Misalnya, bangunan klasik dapat dirancang untuk
mencerminkan nilai-nilai dan cita-cita masyarakat tertentu atau
untuk memperingati peristiwa sejarah penting.
Secara keseluruhan, elemen budaya dan sejarah memainkan
peran penting dalam membentuk desain dan makna bangunan
arsitektur klasik, dengan pengaruh mulai dari peradaban kuno
hingga masyarakat kontemporer. Hal ini ada didalam penelitian
Sokriadi (2015).
Bab 4
Kesimpulan Dan Saran
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas mengenai arsitektur klasik di atas dapat
disimpulkan bahwa :
1. Arsitektur Klasik merupakan suatu perwujudan karya
arsitektur yang dilandasi dan dijiwai oleh gagasan dan
idealisme Teori Vitruvius khususnya pada suatu kurun waktu
sesudah Vitruvius sendiri meninggal dunia. Bangunan
Parthenon di Athena dan Pantheon di Roma merupakan contoh
yang sangat baik dari perwujudan teori arsitektur klasik yang
dengan sikap kehati-hatian dan seksama mempertimbangkan
prinsip-prinsip order, geometri, ukuran-ukurannya, dan
kehalusan seni "craftsmanship". Selain itu, tradisi berarsitektur
yang diawali oleh Vitruvius ternyata berlanjut terus dalam
jaman Arsitektur Klasik ini.
2. Arsitektur klasik telah memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap arsitektur Nusantara dan kekayaan
arsitektur lokal di Indonesia. Pengaruh ini terbukti dalam
penggabungan elemen dekoratif tradisional dalam arsitektur,
yang dihasilkan dari perpaduan seni klasik dan kontemporer.
Arsitektur klasik juga mempengaruhi konsep arsitektur
Indonesia masa kini, di mana pemikiran dan gerakan bersama
diperlukan untuk menemukan kembali jati diri arsitektur
Indonesia. Kekayaan arsitektur lokal di Indonesia dibentuk oleh
prinsip-prinsip dan praktik yang berasal dari arsitektur klasik.
3. Arsitektur klasik telah memberikan dampak signifikan
pada budaya dan sejarah bangsa di sepanjang lintasan
sejarahnya. Pemanfaatan komponen arsitektur klasik, termasuk
kolom, pedimen, dan desain simetris, telah dikaitkan dengan
gagasan keteraturan, harmoni, dan keunggulan estetika, yang
telah sangat membentuk esensi budaya bangsa. Arsitektur
klasik sering digunakan sebagai simbol kekuasaan, otoritas, dan
prestise, dengan struktur megah seperti kuil, istana, dan
bangunan pemerintah yang berfungsi sebagai landmark ikonik
yang mewujudkan warisan dan warisan sejarah bangsa.
4. Arsitektur klasik Barat mencakup berbagai gaya
arsitektur, termasuk Bizantium, Baroque, Rococo, dan
Arabesque. Masing-masing gaya memiliki karakteristiknya
masing-masing, tetapi semuanya berbagi dasar-dasar arsitektur
klasik, seperti penggunaan kolom, lengkungan, dan proporsi
yang harmonis.
5. Pengaruh arsitektur klasik masih terlihat dalam desain
bangunan modern di Indonesia. Gaya arsitektur klasik, seperti
Bizantium, Baroque, Rococo, dan Arabesque, telah
memberikan inspirasi bagi arsitek Indonesia dalam
menciptakan desain bangunan yang mencerminkan kebutuhan
kontemporer. Dalam konstruksi modern tertentu di Indonesia,
ada upaya untuk memadukan elemen klasik dengan tuntutan
kontemporer.
Secara keseluruhan, arsitektur klasik adalah warisan
yang kaya dan beragam yang telah memengaruhi budaya dan
sejarah bangsa di seluruh dunia. Pengaruhnya masih terlihat
dalam desain bangunan modern di Indonesia, dan upaya terus
dilakukan untuk menyatukan elemen klasik dengan kebutuhan
kontemporer.
4.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah, penulis menyadari bahwa
banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, penulis harapkan kritik dan sarannya mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan.
M
III
ARSITEKTUR
MODERN
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui pengertian dari arsitektur modern
Mengetahui pengaruh perkembangan arsitektur
modern di Indonesia
Mengetahui penerapan prinsip-prinsip arsitektur
modern
Mengetahui fungsi esensial dari arsitektur modern
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Secara umum, arsitektur modern mencakup penerapan
prinsip-prinsip desain inovatif, fungsional, estetis, dan
mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan arsitektur
modern dipengaruhi oleh gerakan-gerakan seperti Bauhaus dan
Art Deco, serta konsep International Style yang menekankan
form follows function. Perubahan dalam teknologi, sosial, dan
kebudayaan, terutama terkait Revolusi Industri, juga
memberikan landasan bagi pertumbuhan arsitektur modern.
Rapikan keinginan untuk mendongkrak kembali
degradasi ini. Pendorong pertumbuhan arsitektur modern
melibatkan pendidikan formal, kebutuhan baru, kemudahan
penggunaan bahan, promosi melalui pameran dan publikasi,
serta perencanaan bangunan yang dimulai dari kebutuhan dan
kegiatan.
Periode-periode dalam perkembangan arsitektur
modern menunjukkan evolusi dari konsep-konsep seperti “free
plan” hingga munculnya aliran-aliran seperti Minimalism,
Functionalism, dan Organic Architecture. Meskipun arsitektur
modern menampilkan keseragaman, fungsionalitas, dan
penggunaan material terbuka, perdebatan terus berkembang
seputar identitas dan estetika.
4.2 Saran
Penerapan prinsip-prinsip arsitektur modern dapat lebih
ditekankan pada:
Untuk Pendidikan Formal: Mengintegrasikan pemikiran
modern dalam kurikulum arsitektur untuk mendorong
perkembangan ide-ide inovatif.
Untuk Fungsi-fungsi Kebutuhan Baru: Mengutamakan desain
bangunan yang memenuhi kebutuhan kontemporer, seperti
perumahan yang efisien dan ramah lingkungan.
Untuk Penggunaan Bahan: Terus menjelajahi material
inovatif dan ramah lingkungan dalam desain arsitektur
modern.
Untuk Promosi: Meningkatkan promosi melalui platform
pameran, publikasi, dan perdebatan untuk memperluas
pemahaman masyarakat tentang arsitektur modern.
Untuk perencanaan Bangunan: Tetap fokus pada perencanaan
yang dimulai dari kebutuhan dan kegiatan, sehingga
bangunan tidak hanya memenuhi estetika tetapi juga
fungsionalitasnya.
Pengaruh di Indonesia: Arsitektur modern masuk ke
Indonesia melalui pengaruh kolonialisme, di mana arsitek
Eropa berkontribusi pada desain bangunan. Selain itu,
muncul sebagai reaksi terhadap kebosanan terhadap desain
klasik yang dianggap stagnan. Pengaruh ini menciptakan
keragaman dalam arsitektur Indonesia, menampilkan
perpaduan antara modernitas dan elemen-elemen lokal.
M
IV
ARSITEKTUR
POST-MODERN
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Arsitektur Post-Modern
2. Untuk mengetahui ciri-ciri Arsitektur Post-Modern
3. Untuk mengetahui aliran-aliran dalam Arsitektur Post-
Modern
4. Untuk mengetahui fungsi Arsitektur Post-Modern
5. Untuk mengetahui tokoh berpengaruh Arsitektur Post-
Modern.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. ARSITEKTUR POST-MODERN
Post Modern adalah reaksi dari ilmu pengetahuan,
konsentrasi manusia pada budaya rasionalisme yang
berkembang baik di Eropa maupun Amerika dalam beberapa
abad terakhir. Post modern merombak konsep modernisme
yang berusaha memutus hubungan dengan masa seni dan
arsitektur klasik. Terkadang post modern juga digambarkan
seperti menganjurkan untuk memperbaiki kembali nilai
arsitektur dengan kembali menghadirkan elemen-elemen
arsitektur konvensional dan menjadi lebih pluralistik dengan
memperluas perbendaharaan gaya dan bentuk yang tersedia
bagi perancang. Walaupun tidak sepopuler design arsitektur
lainnya, arsitektur post modern masih terus berkembang hingga
tahun 1990- an, di mana arsitek yang terkenal sebagai tokoh
arsitektur post modern adalah Charles Jenks, Venturi, Phillip
Jhonson dan Michael Graves.
Menurut Frank O. Gehry (1991), post modern merupakan
suatu perpaduan antara arsitektur modern dengan arsitektur
tradisional yang memiliki ciri ganda dan lebih berorientasi serta
menterjemahkan makna secara pribadi yang berupa teknologi,
bahan bangunan, kebudayaan, tatanan masyarakat, tingkat
sosial, nilai historis, langgam bangunan, serta lingkungan
sebagai salah satu bagian penting dari arsitektur. Post modern
selalu berusaha mempertahankan bangunan lama yang
memiliki nilai sejarah tinggi dengan cara membuatnya
berdampingandengan bangunan baru sehinga keduannya akan
saling mendukung.
2. Fenomena Post-Modernisme dalam Arsitektur Abad ke-
21
Jurnal ini membahas tentang fenomena Post-Modernisme
dalam arsitektur abad ke-21. Post-Modernisme adalah aliran,
pemikiran, dan filsafat yang mempengaruhi kebudayaan
manusia pada abad ke-21. Jurnal ini membahas pengaruh Post-
Modernisme pada berbagai aspek kehidupan manusia seperti
seni, arsitektur, sastra, komunikasi, fashion, gaya hidup, dan
teknologi. Selain itu, jurnal ini juga membahas latar belakang
lahirnya Post-Modernisme dalam bidang arsitektur, tokoh-
tokoh pemikir yang mempengaruhi lahirnya Post-Modernisme,
serta ciri-ciri utama kebudayaan manusia abad ke-21 yang
ditandai dengan berkembangnya era informasi.
3. UNSUR KOMUNIKASI DALAM ARSITEKTUR
POST-MODERN
Jurnal ini membahas tentang unsur komunikasi dalam
arsitektur post-modern. Di dalamnya terdapat informasi tentang
perkembangan gerakan arsitektur modern dan tahap-tahapnya,
serta arsitek-arsitek terkenal pada periode tersebut. Pada
arsitektur post-modern, bahasa tidaklah selalu tetap melainkan
berubah sesuai dengan waktu dan tuntutan zaman. Dua ciri
pokok Arsitektur Post-Modern adalah anti rasional dan neo-
sculptural, berbeda dengan Arsitektur Modern yang rasional
dan fungsional.
4. KONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS DALAM
ARSITEKTUR POST-MODERN
Jurnal ini membahas tentang konsep semiotika arsitektur
postmodern oleh Charles Jencks. Jencks melihat arsitektur
postmodern sebagai tanda yang terdiri dari penanda dan
petanda. Penanda adalah bangunan itu sendiri, sedangkan
petanda adalah isi dari bentuk. Hubungan antara penanda dan
petanda memunculkan signifikansi arsitektural. Arsitektur
postmodern juga menganut hubungan kemiripan antara tanda
dengan yang diwakilinya (ikon), menganut hubungan
keterkaitan kausalitas (indeks), dan menganut konvensi atau
kesepakatan yang dibentuk secara bersama oleh pengguna
arsitektur (simbol). Jencks juga melihat arsitektur postmodern
sebagai sebuah teks yang harus ditafsirkan. Jurnal ini
membahas perbedaan antara arsitektur modern dan postmodern,
serta memberikan beberapa contoh arsitektur postmodern yang
mengadopsi konsep semiotika Jencks.
5. KONSEP ARSITEKTUR POST-MODERN DI FASAD
BANGUNAN KASUS: TEATER TAMAN ISMAIL
MARZUKI, CIKINI
Jurnal ini membahas tentang konsep arsitektur post-
modern yang dapat diaplikasikan pada fasad bangunan di
kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Jurnal ini membahas
teori post-modern, variabel yang terkait, dan teori dasar dari ciri
bangunan bersejarah yang berada di sekitar Taman Ismail
Marzuki. Selain itu, jurnal ini juga membahas langkah-langkah
studi yang dilakukan untuk mengeksplorasi fasad bangunan
bersejarah di sekitar Kawasan Taman Ismail Marzuki, Cikini
dan menghasilkan konsep bangunan post-modern yang telah
disesuaikan dengan Kawasan Cikini.
6. ARSITEKTUR “POST-MODERN” SEBAGAI SUATU
FENOMENA DAN INOVASI DALAM PROSES
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR
Pokok bahasan utama jurnal ini adalah perkembangan
dan karakteristik arsitektur post-modern sebagai respon
terhadap arsitektur modern. Jurnal ini membahas kemunculan
arsitektur post-modern sebagai produk budaya dan
mengeksplorasi berbagai gerakan dalam post-modernisme.
Jurnal ini juga menggali konsep ambiguitas dalam arsitektur
post-modern dan dampaknya terhadap desain dan persepsi.
Secara keseluruhan, jurnal ini berfokus pada evolusi dan aspek
inovatif arsitektur post-modern.
7. Konsep Arsitektur Panti Rehabilitasi Ketergantungan
Narkotika & Psikotropika Di Makassar, Pendekatan
Arsitektur Postmodern Historiscm
Jurnal tersebut membahas tentang konsep desain
arsitektur pusat rehabilitasi kecanduan narkoba dan
psikotropika di Makassar, Indonesia. Tujuan dari pusat ini
adalah untuk menyediakan lingkungan pengasuhan bagi
individu untuk mengatasi kecanduan mereka dan kembali ke
keadaan semula. Gaya arsitektur postmodern-historisisme
diusulkan sebagai pendekatan perancangan bangunan yang
bertujuan untuk menciptakan suasana berbeda yang secara tidak
langsung mendukung proses pemulihan penghuni. Rencananya,
balai tersebut mencakup unit medis, unit rehabilitasi
psikososial, unit psikologi, unit keagamaan, dan unit
residensial. Bangunan tersebut direncanakan di atas lahan
seluas 4,3 hektar di Kecamatan Manggala, Kota Makassar.
Lokasi tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan perencanaan
kota untuk pelayanan sosial dan permukiman. Jurnal tersebut
juga membahas pentingnya memberikan pelayanan yang baik
dan perawatan intensif untuk mendukung kesembuhan warga.
Beberapa studi kasus pusat rehabilitasi disajikan, antara lain
Betty Ford Centre, Rehabilitasi Lido, Sunset Malibu, dan
Rehablitasi Baddoka. Konsep arsitektur pusat rehabilitasi ini
didasarkan pada gaya postmodern-historisisme, yang
melibatkan penggabungan elemen arsitektur bersejarah dan
penggunaan berbagai warna dan bahan. Jurnal tersebut juga
membahas pentingnya mempertimbangkan faktor non-
arsitektur, seperti fungsi sosial bangunan dan kebutuhan untuk
menciptakan suasana hangat dan monumental. Jurnal tersebut
lebih lanjut menjelaskan perlunya perencanaan ruang yang
cermat, termasuk sirkulasi dan orientasi, serta pemilihan warna
dan bahan yang mendukung lingkungan yang tenang dan
menyejukkan bagi penghuninya. Perancangannya juga
mempertimbangkan penggunaan elemen modular dan
pemilihan sistem struktur yang kuat, ekonomis, dan mudah
perawatannya. Jurnal ini diakhiri dengan daftar referensi untuk
bacaan lebih lanjut mengenai topik tersebut. Singkatnya, jurnal
ini memberikan gambaran komprehensif tentang konsep
arsitektur pusat rehabilitasi kecanduan narkoba dan
psikotropika di Makassar, Indonesia. Ini membahas
pertimbangan desain, termasuk gaya arsitektur, perencanaan
ruang, warna, bahan, dan sistem struktur. Jurnal ini juga
menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang
mendukung proses pemulihan warga dan memberikan rasa
hangat dan monumental.
8. PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR POST
MODERN PADA
PENGEMBANGAN BANGUNAN UNIVERSITAS
DUMOGA DI KOTAMOBAGU
Jurnal tersebut membahas tentang penerapan arsitektur
postmodern dalam pengembangan gedung Universitas Dumoga
di Kotamobagu. Kondisi gedung saat ini tidak memadai untuk
menampung jumlah siswa yang terus meningkat, dan lokasinya
yang berada di pusat kota penting untuk tujuan estetika.
Arsitektur postmodern digambarkan sebagai penolakan dan
koreksi terhadap kesalahan arsitektur modern. Pembangunan
gedung mempertimbangkan kebutuhan perbaikan fasilitas,
zonasi, fasilitas yang memadai, penataan ruang yang baik, area
parkir, dan ruang hijau. Desainnya juga memasukkan unsur
budaya Bolaang Mongondow dan arsitektur modern. Struktur
bangunan dirancang tahan gempa, dengan struktur bawah
menggunakan pondasi tiang pancang dan struktur atas
menggunakan balok dan kolom beton bertulang. Bagian dalam
bangunan menggunakan pencahayaan dan ventilasi alami,
sedangkan bagian luarnya mencakup ruang hijau dan area
untuk membaca dan berdiskusi. Bangunan ini juga
menggabungkan sistem utilitas seperti penerangan, ventilasi,
distribusi air, dan pengelolaan limbah. Jurnal ini menekankan
pentingnya mempertimbangkan aspek budaya dan estetika
bangunan selain bentuk fisiknya. Secara keseluruhan, dokumen
tersebut memberikan gambaran menyeluruh mengenai
penerapan arsitektur postmodern dalam pengembangan gedung
Universitas Dumoga.
9. KAJIAN PERKEMBANGAN ARSITEKTUR
POSTMODERN PADA BANGUNAN KOTA MEDAN
Seiring perkembangan kebudayaan, arsitektur pun mengalami
evolusi, menjadi produk budaya dan peradaban manusia dalam
bentuk bangunan. Awalnya berfungsi sebagai tempat
perlindungan sementara, arsitektur berkembang menjadi
lingkungan binaan dengan bentuk, struktur, fungsi, ragam hias,
dan cara pembuatan yang turun temurun. Penelitian ini
menitikberatkan pada perkembangan arsitektur post-modern di
Kota Medan, dengan fokus pada identifikasi bangunan yang
merespon tren tersebut. Melalui rumusan permasalahan,
penelitian ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam
tentang evolusi arsitektur post-modern di Kota Medan dan
mengidentifikasi bangunan yang mencerminkan tren tersebut.
10. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
MASJID TRANSIT DENGAN GAYA ARSITEKTUR
POST MODERN DI SRAGEN
Dengan meningkatnya penggunaan transportasi darat,
terutama bus, di Indonesia, terutama pada waktu arus mudik
dan arus balik, serta pertumbuhan penduduk yang mayoritas
memeluk agama Islam, muncul kebutuhan akan sarana yang
dapat menampung para pengguna transportasi darat.
Pembangunan masjid transit dianggap sebagai solusi tepat
untuk mengatasi masalah ini, dengan memanfaatkan lahan
kosong yang belum dioptimalkan secara maksimal. Masjid ini
diharapkan dapat memberikan tempat istirahat sejenak bagi
para wisatawan atau pengguna transportasi darat,
memungkinkan mereka untuk melaksanakan kewajiban ibadah.
Dengan lahan yang strategis, masjid transit ini dapat
menampung bus-bus yang parkir, dilengkapi dengan taman-
taman untuk refreshing dan area rekreasi anak, serta fasilitas
pendukung seperti tempat berbelanja, restoran, dan bengkel
servis. Penelitian ini fokus pada jalur Solo-Ngawi, di mana
belum terdapat masjid transit dengan fasilitas yang memadahi,
dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi musafir dan
penduduk setempat
11. KAJIAN KONSEP ARSITEKTUR
POSTMODERN PADA BANGUNAN GEDUNG 550
MADISON
Jurnal ini membahas tentang kajian konsep arsitektur
postmodern pada bangunan Gedung 550 Madison Avenue di
New York City. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dengan pengambilan data studi literatur.
Tujuan dari penelitian jurnal ini adalah untuk memahami
penerapan konsep arsitektur postmodern pada bangunan
perkantoran serta dapat mendeskripsikan mengenai objek
penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data
yang berhubungan dengan topik penelitian, yaitu arsitektur
postmodern dan Bangunan Komersil. Data yang digunakan
berasal dari sumber literatur karena kondisi studi kasus yang
berada di luar Indonesia serta dengan kondisi pandemi covid-
19.
12. KAJIAN KONSEP ARSITEKTUR
POSTMODERN PADA BANGUNAN GEDUNG
PORTLAND
Postmodern muncul sebagai gabungan dari arsitektur modern
dan arsitektur tradisional dengan ciri gabungan yang berfokus
pada teknologi, kebudayaan, material bangunan, tatanan
masyarakat, nilai sejarah, gaya bangunan, dan lingkungan.
Arsitektur postmodern mengedepankan fungsionalisme.
Konsep postmodern menciptakan desain bangunan lama yang
modern dengan unsur elemen hias untuk memunculkan sisi
estetika bangunan. Bangunan komersil didirikan di lokasi
strategis dimana pusat kegiatan mengacu dan berorientasi pada
bangunan komersil, sehingga mudah dilihat, dicari dan
dijangkau. Untuk mempermudah pengunjung dalam
menjangkau visualnya, bangunan komersil dapat mendesain
fasad yang menarik dan membuat fungsi bangunan terlihat
jelas.
Bentuk bangunan komersil menekankan pada fungsi,
kejelasan identitas dan bersifat ekonomis sehingga penerapan
arsitektur postmodern muncul sebagai suatu gambaran yang
tepat dalam merealisasikan penerapan arsitektur postmodern.
Analisis berfokus pada Gedung Portland, yang berada di
Oregon salah satu negara bagian di Amerika Serikat, dari hasil
analisis bisa disimpulkan bahwa prinsip-prinsip arsitektur
postmodern jencks, mengacu pada keterkaitan diantaranya
dalam desain ada keharmonisan pada fasad, serta ada elemen
historical, serta mengedepankan fungsional dari bangunan
tersebut yang diperuntukan sesuai dengan fungsinya, serta ada
unsur keselarasan dari warna dan bentuk pada bangunan, tidak
luput dari penilaian eksterior dan interior pada bangunan. Hasil
kesimpulan akhir bahwa prinsip-prinsip arsitektur postmodern
ini bisa diterapkan pada bangunan komersil, dengan contoh
studi kasus gedung portland.
13. PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR
POSTMODERN PADAFASAD BANGUNAN MUSEUM
Berdasarkan ketiga sampel studi tersebut yang
membandingkan serta mengidentifikasi karakteristik fasad
museum dengan prinsip arsitektur postmodern,
makadiperoleh kesimpulan berdasarkan analisis penulis yaitu
penerapan prinsip ornamentasi dan dekorasi serta prinsip
improvisasi bentuk terwujudmelalui bentukatap,dinding, dan
sun shadingmuseum. Hal tersebut berfungsisebagai
penunjang penampilan pada eksterior bangunan sertaberfungsi
sebagai kenyamaman akustik,termal dan visual pada
interior bangunan. Prinsip kaya warna terwujud pada
seluruh elemen fasad bangunanyang berfungsisebagai
penunjang penampilan pada bangunan museumserta sebagai
penunjang kenyaman termal dan visual pada interior
bangunan. Penerapan prinsip komunikatif terwujud pada atap,
dinding, jendela, dan pintu masuk bangunanmuseum.Hal
tersebut berfungsi sebagai penunjang penampilanpada
eksterior,serta berfungsi sebagai penunjang kenyamaman
akustik,termal dan visual pada interior
bangunanmuseum.Prinsip representasi terwujudpada atap,
dinding, dan jendela bangunan sebagai penunjang
penampilanpada eksterior bangunan,serta sebagai penunjang
kenyamanan akustik,termal, dan visual pada interior
bangunan.Pada hasil analisis penerapan arsitektur
postmodern dalam kriteria perancangan fasad suatu
museumdiatas, tulisanini mendukung pernyataan Yunci Cai
(2009).Keberadaan museum postmodern dapat
menarikperhatianpengunjungmelalui tampilan bangunan yang
atraktif.Hal tersebut terwujud pada keseluruhan elemen fasad
bangunan (atap, dinding, jendela, pintu, sun shading) yang
memiliki keragaman bentuk,memiliki makna/arti yang
terkandung didalamnya serta menyesuaikan dengan karakter
lingkungan sekitar bangunan. Museum dengan pendekatan
arsitektur postmodern dapat menghilangkan citra museum
yang monoton menjadi museum yang baru serta atraktif
bagi pengunjung melalui karakter visual pada museum.
14. INTERAKSI SUFISME, EKOLOGI DAN
TEOLOGI DI ERA POSTMODERNISME: ANTARA
WAHDAT AL-WUJÛD IBN‘ARABI DAN SÛLUK AL-
GHAZALI
Era postmodernisme hadir sebagai kritik terhadap era
modern yang dianggap gagal dan mendatangkan pelbagai
masalah baru. Pergeseran wacana tersebut membuat pintu
kajian yang berbasis metafisika menjadi terbuka, dan ruang
lingkup kajian yang semakin dinamis. Kajian keislaman
mendapatkan kesempatan untuk bangkit dan mapan kembali,
sekaligus menepis pelbagai pengaruh dan serangan yang
bersinggungan dengan topik kajian keislaman sejak era modern
seperti paham postivisme, materialisme, liberalisme, sosialisme
dan marxisme yang secar tidak sadar telah bersinggungan
dengan persoalan akidah Islam. Ekosufisme dan konsep sufistik
sebagai metodologi bagi teologi Islam dapat menjadi langkah
awal dalam mengatasi pengaruh yang datang dari luar tersebut,
sekaligus membangun kemapanan akidah dari dalam melalui
konsep sulûk yang digagas oleh al-Ghazali. Integrasi tasawuf
dengan ekologi dan teologi menjadi suatu pergerakan yang
dapat menyeimbangkan peran muslim di era sekarang, serta
dapat menggerakkan kembali kepada spirit pengetahuan suci
yang sudah semakin kabur dan nyaris hilang pemaknaannya,
bahkan oleh umat Islam itu sendiri.
15. Konsep Arsitektur Post Modern pada
Perancangan Mall Pelayanan Publik dikota Malang Jawa
Timur
Dalam mendesain Mall Pelayanan Publik di Kota
Malang Jawa Timur ini terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, terlebihmengenai penerapan Tema
IntegrasiSuperblok. Dalam mendesain bangunan tersebut
perlu dipertimbangkan secara matang,penerapan bentuk
dasar bangunan ini dari bentuk –bentuk dasar geometri yaitu
persegi atau persegi panjang karena bentuk tersebut merupakan
bentuk yang paling sesuai dengan aktifitas kegiatan
didalam ruangnya. Sehingga mudah dalam pembagian
ruangnya sehingga memiliki alur sirkulasi yang jelasdan saling
terhubung bangunan utama dengan bangunan pendukung.
Sedangkan untuk ruang, dengan tema IntegrasiSuperblok.
Sehingga ruang akan didesainsaling terhubung dengan ruang
lain nya jadi terintegrasi dengan baik. serta hubungan
antara ruang luar dengan ruang dalam harus selaras
sehingga kenyamanan ruang dapat tercapai pada rancangan
mall pelayanan publik.Pada desain tatanan lahan bangunan
yang terIntegrasidengan terminal arjosari sehingga
pengunjung dapat juga menggunakan transportasi umum
untuk mencapai Mall Pelayanan Publik, serta penataan massa
yang dibuat saling terhubung satu dengan massa bangunan lain.
Saran yang dapat disampaikan pada laporan Konsep Arsitektur
ini agar pencapaian dalam merancang Mall Pelayanan Publik
ini menjadi maksimal yakni perlu memberikan suatu desain
yang sesuai terhadap desain dengan memperhatikan aktifitas
fungsi dan tujuan bangunan tersebutserta penyesuaian tema
terhadap fungsi bangunan guna membuat bangunan tersebut
sesuai dengan tujuan perancangan. Ke depannya, dalam
perancanganMall Pelayanan Publik Kota Malang dapat
menerapkanKonsep Arsitektur Post Modernsecara maksimal,
melalui bentuk Tradisional dan penggunaan Material Modern
tersebut sesuai dengan tujuan dari konsep Arsitektur Post
Modern.
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Antara banyak arsitek dan desainer. Gerakan ini
mencerminkan variasi dan kekayaan dalam pendekatan
arsitektur, dan arsitek post-modern cenderung memiliki
pandangan yang beragam terhadap bentuk dan makna dalam
desain arsitektur. Arsitektur post-modern mengambil inspirasi
dari gaya arsitektur tradisional dan sejarah, serta
mengeksplorasi perpaduan gaya dan teknik modern.
Pendekatan ini menciptakan bangunan yang lebih beragam dan
ekspresif, yang merespons konteks lokal dan merayakan
kompleksitas serta kontradiksi.
Arsitektur post-modern memperkenalkan gagasan-
gagasan baru tentang estetika, kontekstualitas, dan ekspresi
identitas dalam desain arsitektur. Ini menyoroti keunikan setiap
proyek dan menolak keseragaman yang sering dikaitkan dengan
arsitektur modern. Gaya ini juga mencakup pemikiran kritis
terhadap konsep arsitektur modern dan menawarkan alternatif
yang lebih beragam.
Penting untuk dicatat bahwa arsitektur post-
modernisme memiliki dampak yang berkelanjutan pada desain
arsitektur kontemporer, dan banyak elemen dari gerakan ini
terus ditemukan dalam proyek-proyek masa kini. Konsep-
konsep seperti perpaduan gaya, kontekstualitas, dan interpretasi
kembali terus memengaruhi arsitek dalam menciptakan
bangunan yang unik dan bermakna.
B. Saran
Teruslah Eksplorasi Kreativitas:
Arsitektur post-modern adalah panggung bagi kreativitas
tak terbatas. Teruslah eksplorasi dan berani mencoba hal-
hal baru. Pergunakan kebebasan ini untuk menghadirkan
desain-desain yang menyentuh batas-batas kreativitas.
Libatkan Konteks Lokal:
Meskipun arsitektur post-modern menciptakan karya
yang seringkali bersifat universal, tetapi selalu
pertimbangkan konteks lokal. Libatkan elemen-elemen
lokal untuk memberikan identitas yang kuat pada desain
Anda.
Perhatikan Keberlanjutan:
Dalam menghadapi isu-isu lingkungan, pertimbangkan
keberlanjutan dalam desain Anda. Manfaatkan teknologi
ramah lingkungan dan pertimbangkan dampak bangunan
terhadap lingkungan sekitar.
Fokus pada Pengalaman Pengguna:
Prioritaskan pengalaman pengguna dalam desain.
Pergunakan ruang untuk memenuhi kebutuhan penghuni,
dan pertimbangkan kenyamanan serta fleksibilitas ruang
agar dapat diakses dan dinikmati dengan baik.
Eksplorasi Bentuk dan Material:
Jangan takut untuk bereksperimen dengan bentuk dan
material. Kombinasikan unsur-unsur yang tidak
konvensional untuk menciptakan visual dan tekstur yang
menarik.
Buka Ruang untuk Interaksi:
Desainlah bangunan-bangunan yang membuka ruang
untuk interaksi. Bangun hubungan dengan lingkungan
sekitar dan fokus pada konsep komunitas yang dapat
memperkaya kehidupan sehari-hari penghuni.
Gunakan Pencahayaan Secara Efektif:
Berikan perhatian khusus pada pencahayaan. Manfaatkan
cahaya untuk menciptakan atmosfer yang dramatis dan
menyoroti elemen-elemen arsitektur yang penting.
Pertimbangkan Aspek Emosional:
Fokus pada aspek emosional dalam desain. Bagaimana
ruang dapat membangkitkan perasaan dan menciptakan
pengalaman yang mendalam bagi pengguna?
Dengan mempertimbangkan saran-saran ini, arsitek
post-modern dapat terus menggali potensi kreativitas mereka
sambil menjaga relevansi dan keterhubungan dengan
masyarakat dan lingkungan sekitar.
M
ARSITEKTUR
ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Aulia Fikriarini {2010}
“Arstitektur Islam :Seni Ruang dalam Peradaban Islam”
Tujuan dari jurnal "Arsitektur Islam: Seni Ruang
dalam Peradaban Islam" adalah untuk menjelaskan bagaimana
arsitektur Islam mencerminkan nilai-nilai dan etika Islam, serta
bagaimana seni ruang dalam arsitektur Islam menciptakan
harmoni dan keseimbangan yang mencerminkan ketaatan
manusia kepada Sang Pencipta. Jurnal ini juga bertujuan untuk
menyoroti keragaman arsitektur Islam di seluruh dunia, yang
semuanya bersatu dalam tujuan pengabdian kepada Allah.
Definisi arsitektur baru akan dapat dimengerti setelah
kita mengalami arsitektur atau berarsitektur. Berarsitektur
artinya berbahasa dengan ruang dan gatra, dengan garis dan
bidang, dengan bahan material dan suasana tempat.
Berarsitektur adalah berbahasa manusiawi; dengan citra unsur–
unsurnya, baik dengan bahan material maupun dengan bentuk
serta komposisinya. Dalam berarsitektur, seorang arsitek tidak
pernah lepas dari alam, lingkungan sekitar, dan budaya
setempat. Hal ini disebabkan karena arsitektur merupakan
bagian dari budaya yang menunjukkan tingkat peradaban
manusia. Budaya manusia tersebut sangat dipengaruhi oleh
alam, dan karenanya arsitektur dengan sendirinya juga
merupakan bagian dari alam, mampu membaca alam dan
menciptakan sebuah suasana.
Metode abstraksi dalam seni ruang Islami merupakan
transfigurasi terhadap alam, yang dibagi menjadi tiga kategori,
sebagai berikut:
a. Hiasan penutup (overlay): Hiasan penutup (overlay) juga
disebut dengan penutup bahan dasar. Teknik-teknik overlay
atau hiasan penutup dalam seni ruang merupakan unsur yang
sangat penting yang dipakai oleh sarjana muslim.
b. Transfigurasi bahan : Abstraksi yang dicapai dari
transfigurasi bahan dapat kita temukan pada struktur-struktur
ruang Islami. Bobot permukaan dinding secara visual diberi
kesan ringan dengan penempatan ceruk, pelengkung buntu,
jendela, pintu, dan pola-pola dekoratif lain seperti pilar-pilar
ramping yang memperkuat dinding, dan kubah dengan lubang
dan hiasan yang menyamarkan massa dan bobot bahanbahan
pembuatnya seperti bata, batu, atau beton. Selain dekorasi cat,
keramik, bata, atau relief plester yang bersifat dua dimensi,
juga terdapat hiasan penutup yaitu muqarnas yang berbentuk
tiga dimensi.
c. Transfigurasi
ruang tertutup
:Transfi gurasi ruang
tertutup merupakan salah
satu cara untuk
menonjolkan abstraksi. Hal ini tidak dilakukan dengan
menghilangkan dinding pembatas melainkan dengan
menghilangkan kesan solid dan terbatas pada ruang, dengan
penggunaan dinding terbuka, ceruk, kubah, maupun atap. Hal
ini berfungsi untuk membebaskan ruang untuk pergerakan
manusia serta persepsi estetik dalam ruang.
“Tub
uh
Studi
tentang alam
dan materi ( Skinner, 2009 ). Banyak bentuk yang diamati di
alam dapat dikaitkan dengan geometri. Misalnya, kristal
kepingan salju dan sel madu membentuk geometri heksagonal.
7. Sameeha Abdussamad {2021}
“Perspektif Islam : An Alternatif dari Yang Ada Model
Keberlanjutan Sosial dalam Arsitektur”
Sejak awal, umat manusia selalu bergantung pada
alam lingkungan sekitar keberadaan manusia. Selama bertahun-
tahun, hubungan ini saling melengkapi; namun, penggunaan
sumber daya yang tidak rasional dan eksploitasi berlebihan
pada akhirnya menyebabkan terjadinya hal tersebut penipisan
yang tidak dapat diperbaiki lagi, membahayakan masa depan
planet kita dan generasi mendatang. Awal tahun 1960an
menandai perubahan dalam cara pemanfaatan sumber daya.
Silent Spring (1962) karya Rachel Carson mengungkap bahaya
bahan kimia tersebut industri, mempertanyakan keyakinan umat
manusia terhadap kemajuan teknologi, dan membantu
menyiapkan panggung untuk gerakan lingkungan.
1. Kebangkitan yang tiba-tiba ini terjadi sebagai “reaksi
terhadap konsekuensi berbahaya dari Gerakan Modern,”
2. yang melihat penggunaan lahan yang boros dan sumber daya
dengan menerapkan praktik konstruksi yang tidak efisien dan
tidak sehat serta ketergantungan yang berlebihan pada
teknologi berbasis fosil. Oleh karena itu, perhatian diberikan
kepada dampak berbahaya yang ditimbulkan oleh praktik
konstruksi terhadap lingkungan kita dan “kesadaran akan
pemikiran lingkungan holistik” dikembangkan.
3. Konsep pembangunan berkelanjutan dianggap sebagai
“respon terhadap kemanusiaanperlu menyeimbangkan
perlindungan lingkungan dengan pembangunan sosial-
ekonomi.”
4. Itu dimulai sebagai “penghijauan arsitektur,” yang bertujuan
untuk mengubah arsitektur modern menjadi pendekatan yang
berorientasi pada lingkungan. Kemudian, dari tahun 1980an
hingga 2000an, “gagasan tentang
5. hijau secara bertahap digantikan oleh keberlanjutan”
6. dan konsepnya berkembang menjadi bagaimana kita
mengetahuinya
7. itu hari ini. Kesadaran akan tekanan besar yang diberikan
umat manusia terhadap lingkungan memimpin organisasi-
organisasi dunia untuk mengambil tindakan, misalnya,
konferensi tingkat tinggi dunia yang diselenggarakan oleh
Menara Kuwait
Mihrab, relung di dinding dalam yang mengindikasikan arah
ke Mekkah. Dalam masa pra Islam, relung ini merupakan
tempat dari tabut perjanjian di Bait Allah Yahudi, atau haikal
dalam gereja koptik.
Kubah, nampaknya dipengaruhi benar oleh arsitek-arsitek
Bizantium di Konstantinopel.
Mahan, Kerman, Iran. Dibangun 1300an.
Penggunaan iwan sebagai perantara dua seksi yang berbeda.
Bentuk geometrik dan seni yang repetitif.
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
1.Apa itu arsitektur islam
Arsitektur Islam merupakan karya seni bangunan yang
mencakup gaya arsitektur yang terkait dengan Islam. Gaya
arsitektur ini mencakup gaya-gaya sekuler dan religius dari
awal sejarah Islam hingga saat ini, dan meliputi wilayah
geografis yang luas, dari Afrika Barat dan Eropa hingga Asia
Timur. Meskipun terdapat kesamaan dalam gaya arsitektur
Islam di berbagai wilayah, seiring waktu, berbagai wilayah
mengembangkan gaya mereka sendiri sesuai dengan bahan dan
teknik lokal, dinasti dan patron lokal, pusat produksi artistik
regional, dan kadang-kadang afiliasi agama yang berbeda.
Arsitektur Islam dipengaruhi oleh arsitektur Romawi,
Bizantium, Iran, dan Mesopotamia, serta arsitektur Tiongkok
dan India. Arsitektur Islam juga menekankan nilai-nilai
keislaman yang bersumber dari Al-Qur'an, As-Sunnah, dan
ijtihad ulama.
Arsitektur Islam menekankan aspek fisik lingkungan
binaan, sementara arsitektur Islami lebih menekankan pada
nilai-nilai keislaman yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits
atau sunnah Rasulullah. Aspek dari arsitektur Islami yang perlu
dikembangkan meliputi efisiensi, kesetaraan, privasi, dan
kearifan lokal
. Arsitektur Islam merupakan wujud perpaduan antara
kebudayaan manusia dan proses penghambaan diri seorang
manusia kepada Tuhannya, yang berada dalam keselarasan
hubungan antara manusia, lingkungan, dan Penciptanya.
Arsitektur Islam mengungkapkan hubungan geometris yang
kompleks, hirarki bentuk dan ornamen, serta makna simbolis
yang sangat dalam. Arsitektur Islam juga mencakup nilai-nilai
Islam yang dapat diterapkan tanpa menghalangi pemanfaatan
teknologi bangunan modern sebagai alat dalam
mengekspresikan esensi tersebut
2.Bagian Arsitektur apa yang terpenting pada Masjid Agung
Darussalam Bojonegoro?
arsitektur yang terpenting pada Masjid Agung Darussalam
Bojonegoro. Namun, dari beberapa sumber yang ditemukan,
dapat disimpulkan bahwa Masjid Agung Darussalam
Bojonegoro memiliki keunikan pada desain interior dan
eksteriornya, seperti bentuk menara yang berbeda dengan
menara masjid pada umumnya, yaitu berbentuk spiral yang
memutar ke atas.Selain itu, pada serambi depan masjid terdapat
desain lekung setengah lingkaran yang melancip. Pada ruangan
untuk ibadah shalat, terdapat dua lantai yang telah dibagi
menjadi beberapa area, seperti area mihrab, area liwan pria,
serta liwan wanita. Pada bagian interior masjid, terdapat
ornament berupa lampu kristal yang mengelilingi ruangan
shalat utama dan menghiasi bagian serambi masji d Selain itu,
pada masjid ini juga terdapat ukiran kayu yang terdapat pada
mimbar, pintu utama, bedug, serta tiang soko guru yang telah
mengadopsi kebudayaanarsitekturkhasCina.
3.Bagaimana dampak dari unsur-unsur Budaya terhadap
Arsitektur Masjid Agung Darussalam Bojonegoro?.
masjid ini terletak di barat alun-alun Bojonegoro, Jawa Timur,
Indonesia. Arsitektur Masjid Agung Darussalam dipengaruhi
oleh empat unsur budaya, yaitu budaya Jawa, Timur Tengah,
Eropa, dan Cina. Unsur-unsur budaya tersebut tercermin dalam
desain interior dan eksterior masjid, seperti tiang empat soko
guru wolu, menara yang berbentuk spiral, lampu kristal, dan
bahan dasar bangunan dari. Dalam masjid ini juga terdapat
ragam hias dengan berbagai corak, seperti huruf kaligrafi, motif
geometris, motif alam, dan motif tetumbuh an Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagian arsitektur yang terpenting
pada Masjid Agung Darussalam Bojonegoro dan dampak dari
unsur-unsur budaya terhadap arsitektur masjid tersebut
4.Apa saja ciri ciri Arsitektur Islam?
Arsitektur Islam memiliki beberapa ciri khas yang
mencerminkan prinsip-prinsip Islam. Beberapa ciri tersebut
antara lain:
1. Kubah: Kubah menjadi ciri khas sebuah tempat
ibadah seperti masjid dan mushola. Kubah umumnya berbentuk
bundar dengan sedikit menjorok ke atas
2. Mihrab: Mihrab adalah bagian penting dari arsitektur
Islam. Mihrab pertama kali mewarnai khazanah arsitektur
masjid mulai tahun 88 Hijriyah atau 708 Maseh
3. Mimbar: Mimbar adalah tempat seorang khatib untuk
menyampaikan khutbah
4. Rumah Tak Bermegah-megahan: Kriteria rumah
idaman menurut Islam adalah menghindari sifat bermegah-
megahan
5. Arah Bangunan Menghadap Kiblat: Rumah seorang
muslim sangat dianjurkan untuk dibangun menghadap kiblat
kecuali tempat tertentu seperti WC atau toilet
6. Sirkulasi Udara Harus Baik: Sirkulasi udara dan air
menjadi aspek penting dalam kriteria rumah idaman menurut
Islam
Arsitektur Islam juga mencerminkan hubungan antara manusia,
lingkungan, dan Penciptanya, serta mengungkapkan hubungan
geometris yang kompleks, hirarki bentuk, dan ornamen, serta
makna simbolis yang dalam
.Dalam perancangan ruang, arsitektur Islam dapat dicapai
dengan melakukan pendekatan seperti kombinasi suksesif dan
transfigurasi struktur.
5. Siapa saja toko pencetus Arsiitektur Islam
Toko-toko pencetus arsitektur Islam tidak secara spesifik
disebutkan dalam hasil pencarian yang disediakan. Namun,
arsitektur Islam dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk
pemimpin Islam pertama, Khilafah Rashidun, dan Khalifah
Umayyah yang mempopulerkan arsitektur IslamArsitektur
Islam juga dipengaruhi oleh berbagai gaya arsitektur, seperti
arsitektur Fatimiyah yang berkembang dalam kekhalifahan
Fatimiyah di Afrika Utara.Meskipun demikian, informasi
spesifik mengenai toko-toko pencetus arsitektur Islam tidak
ditemukan dalam sumber yang disediakan.Dalam konteks
sejarah masuknya Islam ke Indonesia, terdapat beberapa teori
yang menerangkan bagaimana agama Islam masuk ke
Indonesia, seperti teori Gujarat yang menyatakan bahwa Islam
dibawa ke Indonesia oleh pedagang asal Gujarat, India
Barat.Selain itu, terdapat teori lain yang menerangkan
masuknya Islam ke Indonesia, seperti teori Mekkah, Persia, dan
China.Sejarah masuknya Islam ke Indonesia juga terkait
dengan perdagangan dan pelayaran antar benua yang
berlangsung berabad-abad lalu. Terdapat banyak teori yang
menerangkan masuknya Islam ke Indonesia, dan kebanyakan
teori tersebut menggambarkan Islam masuk pada masa awal-
awal Hijriah atau sekitar tahun 700 Masehi. Dalam konteks
filsafat Islam, filsafat Islam dimaksudkan sebagai filsafat dalam
perspektif pemikiran orang Islam, yang merupakan upaya
manusia untuk memahami secara radikal dan integral mengenai
Tuhan, alam semesta, dan manusia. Filsafat Islam juga
memiliki keberpihakan (komitmen) kepada keselamatan dan
kedamaian dalam konteks Islam
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
Arsitektur Islam merupakan wujud perpaduan antara
kebudayaan manusia dan proses penghambaan diri seorang
manusia kepada Tuhannya, yang berada dalam keselarasan
hubungan antara manusia, lingkungan dan Penciptanya.
Perkembangan arsitektur Islam dari abad VII sampai
abad XV meliputi perkembangan struktur, seni dekorasi, ragam
hias dan tipologi bangunan. Daerah perkembangannya meliputi
wilayah yang sangat luas, meliputi Eropa, Afrika, hingga Asia
tenggara.
Arsitektur Islam: Seni Ruang dalam Peradaban Islam"
adalah untuk menjelaskan bagaimana arsitektur Islam
mencerminkan nilai-nilai dan etika Islam, serta bagaimana seni
ruang dalam arsitektur Islam menciptakan harmoni dan
keseimbangan yang mencerminkan ketaatan manusia kepada
Sang Pencipta. Jurnal ini juga bertujuan untuk menyoroti
keragaman arsitektur Islam di seluruh dunia, yang semuanya
bersatu dalam tujuan pengabdian kepada Allah.
Inti dari prinsip-prinsip ini adalah merancang
bangunan yang fungsional, efisien, dan sejalan dengan nilai-
nilai Islam. Prinsip-prinsip ini menekankan pentingnya
kesederhanaan, keterbukaan, keteraturan, dan integrasi dengan
lingkungan. Desain harus memprioritaskan kebutuhan
pengguna dan masyarakat, sekaligus mempertimbangkan aspek
ekonomi dan psikologis bangunan.
Masjid Noh-Gonbad adalah salah satu contoh
arsitektur Islam tertua, dan tidak diragukan lagi masjid paling
kuno di Afganistan, dibangun pada tahun 794 M, beberapa
dekade setelah Hijrah Muhammad.Dengan teknologi bangunan
khusus dan dekorasi plesteran yang megah, bangunan ini
mewakili sebuah mahakarya.
Simbolis dan Tanda Dalam Arsitektur Islam dengan
mengeksplor simbol dan tanda dalam arsitektur Islam serta
makna dan signifikansinya
Kata geometri mengacu pada ilmu tentang sifat-
sifat dan hubungan besaran seperti titik, garis, permukaan,
atau benda padat dalam ruang dan cara bagian-bagian suatu
benda tertentu saling menempel (Concise Oxford English
Dictionary, 1999).
Perkembangan arsitektur islam mengenai bentuk
arsitektur islam di nusantara tersebut adalah menjelaskan
tentang arsitektur Islam dan karakteristiknya, serta
bagaimana faktor geografis dan budaya lokal mempengaruhi
bentuk arsitektur Islam.
Pondok Pesantren Modern yang akan saya rancang
menggunakan pendekatan arsitektur islam yang di peroleh dari
tapak, tata lingkungan, sosial, konsep, dan wawasan tentang
islam.
Konsep Arsitektur Islam modern merupakan
pendekatan arsitektur yang menerapkan nilai islam pada
perancangan bangunan dengan karakteristik yang mudah
dikenali seperti ornament, bukaan yang sederhana. Metode
Eksplorasi desain dan deskriptif kualitatif digunakan dalam
membuat desain dan penerapan aplikasi ornament pada
bangunan. Tujuan penulisan untuk menerapkan ornament
arsitektur islam modern pada fasad bangunan
Masjid Agung Darussalam Bojonegoro memiliki
bagian-bagian fungsi terpenting yang dibagi menjadi dua
macam, yaitu Interior bagian dalam masjid dan bagian luar
masjid. Interior masjid meliputi : mihrab, mimbar,bedug, ,
serambi serta lampu sebagai penerang cahaya dalam masjid.
Sedangkan eksterior masjid meliputi: atap, menara, makam dan
ruangan lain sebagai fasilitas jama’ah.
Sambas Islamic Center merupakan wadah bagi umat Islam
yang ingin menjalankan ibadahnya baik kepada Allah S.W.T.,
sesama manusia, maupun alam sekitar. Kawasan inidirancang
senyaman mungkin dengan desain lanskapnya menggunakan
elemen air dan vegetasi agar terkesan layaknya surga
untuk mengingatkan rasa bersyukur hamba terhadap Allah yang
telah menciptakan alam dan seisinya.
Arsitektur kontemporer merupakan suatu bentuk
karya arsitektur yang sedang terjadi di masa sekarang, yang
mencirikan kebebasan berekspresi,keinginan untuk berperan
dalam dalam dunia mode. Menampilkan sesuatu yang
berbeda ,dan merupakan sebuah aliran baru atau
penggabungan dari beberapa aliran arsitektur.
M
VI
ARSITEKTUR
BAROK
BAB I
PENDAHULUAN
Abstrak – Arsitektur adalah proses dan produk
perencanaan, perancangan, dan konstruksi bangunan
yang hasilnya terkadang berpacu pada seni. Salah satu
gaya dari arsitektur ini sendiri adalah Barok. Barok
adalah gaya atau aliran seni yang berasal dari Eropa
yang menekankan gerakan, kontraks, dan detail yang
terlihat dalam suatu karya. Arsitektur Barok adalah gaya
bangunan, desain, dan seni yang sangat mewah yang
berasal dari Italia selama abad ke-17 dan menyebar ke
seluruh Eropa, dan akhirnya, AS. Arsitekturnya ditandai
dengan bentuk yang sangat detail, marmer, dekorasi
skala besar, dan warna cerah. Gaya Barok dimaksudkan
untuk mewakili kemuliaan Gereja Katolik Roma. Latar
belakang dari penelitian ini adalah mngetahui lebih
lanjut atau mendalam mengeai arsitektur barok. Metode
penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah analisis
analogis, dengan mencari pendeskripsian arsitektur
barok. Kita dapat melihat hal yang membedakan gaya
arsitektur dapat menjadi tantangan, terutama jika
pembangun menggabungkan bentuk dari gaya yang
berbeda, motif dan dekorasi yang rumit, serta
arsitekturnya yang menarik perhatian.
Kata kunci-Arsitektur, arsitektur barok
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perancis
Perancis menjadi salah satu pusat arsitektur sekular
Baroque selain di Roma. Karya arsitektur Palais du
Luxembourg oleh Salomon de Brosse menjadi tanda
masuknya Baroque. De Brosse memadukan unsur-unsur
tradisional Perancis (misalnya atap mansard tinggi) dengan
nuki-lan/kutipan italianate (misalnya ubiquitous rustication,
berasal dari Palazzo Pitti di Florence).Langkah berikut dalam
pengembangannya arsitektur perumahan Eropa, dimana
melibatkan integrasi kebun dalam komposisi istana, (seperti
yang dicontohkan oleh Vaux-le-Vicomte), di mana arsitek
Louis Le Vau, desainer Charles Le Brun dan tukang kebun
André Le Notre me- lengkapi keahlian masing-masing.
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
U
L
VII
ARSITEKTUR
GOTHIK
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Arsitektur merujuk pada seni dan ilmu merancang dan
membangun bangunan. Hal tersebut melibatkan perencanaan,
desain, dan konstruksi bangunan atau lingkungan fisik lainnya.
Arsitektur juga tidak hanya mencakup aspek estetika, tetapi
juga mempertimbangkan fungsi, keamanan, kenyamanan, dan
efisiensi dari suatu struktur.
Sehingga dapat dikatakan bahwa arsitektur
dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk budaya, agama,
teknologi, politik, dan perkembangan sosial dan dapat
menciptakan suatu gaya arsitektur yang mengacu pada ciri-ciri
atau karakteristik visual yang mendefinisikan suatu periode
atau kelompok tertentu dalam desain bangunan. Tidak hanya
memenuhi kebutuhan fungsional dan teknis saja, tetapi juga
mencerminkan nilai-nilai estetika dan budaya.
Gaya arsitektur adalah ciri khas yang ada pada suatu
kelompok bangunan berdasarkan masa atau letak geografis
tertentu, lahir dari sejarah masyarakat dan dirangkum dalam
bentuk sejarah arsitektur. Ada banyak gaya arsitektur yang
berkembang sepanjang sejarah dan di berbagai belahan dunia,
seperti arsitektur tradisional, klasik, past-modern, islam, barok,
Gothik dan neo klasik.
Namun, Setiap gaya arsitektur memiliki masanya dan
akan terus berubah seiring dengan perkembangan waktu. Gaya
baru terkadang hanya merupakan "pemberontakan" terhadap
gaya yang ada. Seperti Arsitektur Gothik yang sudah jarang
ditemukan karena perkembangan zaman dan teknologi yang
mempengaruhi perubahan dalam gaya arsitektur, sehingga
banyak arsitek yang lebih memilih untuk mengadopsi gaya
arsitektur yang lebih modern dan inovatif.
Oleh karena itu, meskipun penggunaan Gothik dalam
pembangunan baru mungkin menurun, gaya ini masih
memegang peran penting dalam pelestarian dan restorasi
bangunan bersejarah. Bangunan dengan gaya Gothik yang
sudah ada sering kali dianggap sebagai warisan budaya dan
tetap dihargai sebagai bagian dari sejarah arsitektur.
II. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi latar belakang dari munculnya
Arsitektur Gothik?
2. Bagaimana Pengaruh Arsitektur Gothik pada
perkembangan zaman dan dampak serta kebermanfaatannya di
lingkungan sosial?
3. Bagaimana perbandingan fungsionalitas dan estetika
bangunan arsitektur Gothik dengan gaya Arsitektur lainnya?
4. Bagaimana prinsip Arsitektur Gothik pada bangunan
di Indonesi
III. Tujuan
1. Diperolehnya informasi terhadap Sejarah Arsitektur
Gothik itu sendiri.
2. Diperolehnya informasi terkait pengaruh Arsitektur
Gothik pada perkembangan zaman, dampak atau
kebermanfaatannya di lingkungan sosial yang telah
dikemukakan.
3. Diperolehnya informasi terkait fungsionalitas dan
estetika bangunan Arsitektur Gothik dengan gaya arsitektur
lainnya.
4. Diperolehnya informasi terkait prinsip-prinsip
Arsitektur Gothik pada bangunan Katedral di Indonesia.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7. Cahaya
Para pembangun Gothik terobsesi intuk
menghadirkan cahaya yang merupakanungkapan keilahian
(Divine Light) ke dalam ruangan. Untuk itu mereka membuat
bangunan yang sangat tinggi dengan selubung bidang-bidang
yang tipis berlubangsehingga dapat ditembus cahaya.
Dengan selubung yang berupa bidang-bidang
diafan (tembus cahaya tapi taktembus pandang) ini dibedakan
secara tegas dengan rangka strukturnya yangharus kokoh untuk
menegakkan bangunan yang sangat tinggi ini.
BAB 3
ANALISA DAN PEMBAHASAN
b. Saran
Dalam perkembangan Arsitektur gaya Gothik dan
upaya dalam Gaya arsitektur Gothik dapat memberikan
VIII
ARSITEKTUR
NEO KLASIK
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Indonesia sedikit ketinggalan dalam mengeksplorasi
keterkaitan antara satu bidang seni dengan bidang seni lainnya
(Soekiman, 2014). Salah satu penyebabnya yang ditemukan
oleh peneliti adalah keterbatasan infrastruktur pendukung
pengamatan. Dalam dunia aristektur perkembangan dalam hal
gaya dan konsep arsitektur terus berkembang dan bertambah,
salah satu gaya arsitektur yang berembang adalah gaya
arsitektur neo klasik.
Arsitektur Neo Klasik adalah gaya arsitektur yang
berasal dari kebangkitan seni klasik di Eropa pada akhir abad
ke-18 dan awal abad ke-19. Gaya ini muncul sebagai reaksi
terhadap arsitektur Barok dan Rococo yang secara estetika
dianggap terlalu berlebihan dan tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip seni klasik. Arsitektur Neo Klasik menekankan pada
penggunaan elemen-elemen dari seni klasik Yunani dan
Romawi antik, seperti kolumna, pilar, dan kapitel kunci,
bersamaan dengan unsur artistik dari Renaisans dan Barok.
Gaya Arsitektur Neo Klasik di Indonesia pertama kali
dikenalkan dan dikembangkan oleh Herman Willen Daendels
yang menjabat sebagai Gubenur Jenderal Hindia Belanda sejak
tahun 1808 hingga 1811. pada masa tersebut gaya arsitektur
Neo Klasik mengalami kemajuan yang sangat pesat di Perancis.
Hanya saja sebutannya tidak menggunakan nama Neo Klasik
melainkan Empire Style.
III. Tujuan
1. Menjelaskan awal mula munculnya gaya arsitektur neo
klasik
2. Menjelaskan Proses apa yang terjadi dalam masuknya
arsitektur neo klasik ke Indonesia
3. Mengetahui perbedaan antara arsitektur neo klasik di
Indonesia dengan arsitektur neo klasik di Eropa
4. Menguraikan ciri-ciri arsitektur neo klasik dalam hal
bentuk bangunan
5. Menguraikan ciri-ciri arsitektur neo klasik dalam hal
material yang digunakan
6. Memahami pengaruh apa yang menjadi kelebihan
arsitektur neo-klasik dapat digunakan pada era modern dan
kekurangan arsitektur neo-klasik jika digunakan pada era
modern ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Persamaan:
Pendekatan Kualitatif: Kedua penelitian menggunakan
pendekatan kualitatif dalam analisis data.
Pengumpulan Data: Kedua penelitian menggunakan metode
pengumpulan data melalui studi pustaka.
Tujuan Penelitian: Kedua penelitian memiliki tujuan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis objek penelitian yang
relevan
BAB IV
KESIMPULAN
SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details
dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan. Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan.
Good buildings
come from good people,
and all problems are
solved by good design
-Stephen Gardiner
GAYA ARSITEKTUR
PENUTUP
Dalam KBBI, arsitektur adalah seni dan ilmu
merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan
sebagainya; ilmu bangunan. Di sini kita mendapati bahwa
bidang ini dapat merancang berbagai bangunan lain selain
rumah atau gedung (bangunan yang dapat di huni).
Sementara itu pengertian arsitektur dalam Webster
Dictionary adalah seni atau praktik perancangan struktur
bangunan, terutama yang dapat di huni. Menjelaskan mengapa
bidang ini di mata publik identik dengan desain bangunan
hunian, karena memang kebanyakan ranahnya ada di sana.
Pengertian Asitektur Menurut Para Ahli
Tentunya, arsitektur juga memiliki pengertian yang
berbeda namun biasanya masih searah pemikiran berdasarkan
masing-masing pendapat ahli. Di bawah ini adalah beberapa
pengertian-pengertian arsitektur lainnya menurut para ahli.
1. Francis DK Ching (1979), Arsitektur membentuk suatu
tautan yang mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi.
2. Amos Rappoport (1981), Arsitektur adalah ruang tempat
hidup manusia, yang lebih dari sekedar fisik, tapi juga
menyangkut pranata-pranata budaya dasar. Pranata ini
meliputi: tata atur kehidupan sosial dan budaya masyarkat,
yang diwadahi dan sekaligus mempengaruhi arsitektur.
3. Djauhari Sumintardja, Arsitektur merupakan sesuatu yang
dibangun manusia untuk kepentingan badannya (melindungi
diri dari gangguan) dan kepentingan jiwanya(kenyamanan,
ketenangan, dll.
4. J.B. Mangunwijaya (1992), Arsitektur sebagai vastuvidya
(wastuwidya) yang berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian
wastu terhitung pula tata bumi, tata gedung, tata lalu lintas
(dhara, harsya, yana). Seni ini adalah ilmu dalam merancang
bangunan. Arsitektur juga dapat merujuk kepada hasil proses
perancangan tersebut.
Tidak hanya untuk membangun suatu konstruksi
bangunan yang fungsional, estetis dan kokoh. Arsitektur secara
umum berfungsi sebagai suatu tata bina yang ikut
menyeimbangkan lingkungan di sekitar, termasuk pada alam,
manusia dan faktor sosialnya. Di bawah ini adalah penjabaran
fungsinya.
1. Arsitektur sebagai kebutuhan tuntutan fungsional
badani, rohani, emosional (spiritual & intelektual).
2. Ssebagai jawaban atas tantangan: Iklim, teknologi,
masyarakat, kebudayaan.
3. Sebagai penyeimbang biologis dan psikologis dalam
artian berfungsi sebagai pembatas (filter) antara
tubuhnya dengan lingkungan alamnya.
4. Penyeimbang biologis dan psikologis yang merupakan
kelanjutan perilaku adaptasi manusia terhadap dunia.
5. Ruang tempat manusia hidup dengan berbagi. Ruang,
manusia, hidup, dan bahagia, kaitannya dengan
pengalaman kehidupan sehari-hari secara sederhana
dapat diwujudkan pula oleh arsitektur.
6. Sebagai binaan lingkungan secara keseluruhan, bukan
hanya sebagai obyek/produk, tapi juga sebagai
institusi/proses.
7. Objek dan proses budaya. Monumen-monumen kuno
dunia yang diagungkan hingga sekarang adalah produk
dari Arsitektur.
DATA PENYUSUN
KELAS A1 ARSITEKTUR UMI 2023
ARSITEKTUR TRADISIONAL
ARSITEKTUR KLASIK
ARSITEKTUR BAROK
DAFTAR PUSTAKA
Arsitektur Tradisional
Vimy Seprahmi Chand, Majemul Wasad. “The
Influence of Tradisional Aceh Architecture on
Government Buildings”. Jl. Alue Naga Desa Tibang, Banda
Aceh, Indonesia
Kadek Agus Kuncoro Adi,Nyoman Sila,I ketut
sudita(2020). “Arsitektur Rumah Tradisional Desa
Pedawa, Buleleng, Bali”
Aron Soamosir “Transformasi Arsitektur
Tradisional Rumah Adat Batak Toba di Toba Samosir”
Primanizar. “Eksporasi Shape Grammar Arsitektur
Tradisional Sasak”
Renaldi Rozi Fitriza(2018). “Model Matematika
Arsitektur TradisionalRumh Gadang
Minangkabau”
Nyoman Susanta(2016). “Konsep dan Arsitektur
Tradisional Bali dan Aplikasinya Dalam Arsitektur Bali”
wayan Wiryawan
Sopiah Bela Winne,Frysa Wiriantari(2020).
“Arsitektur Rumah Adat Tradisional Mbatangu di
Kampung Ratenggaro
Suwardi di Alamsyah P(2009). “Arsitektur
Tradisional Rumah Betawi”
Hamdil Khaliesh. “Arsitektur Tradisional Tionghoa”
Doddy Soedigdo(2010). “Arsitektur
Regionalisme(Tradisional Modern)
Tumanggar,N.,Dafrina,A., Fidyanti, F., Sofyan,D.k.
(2023). “Arsitektur Tradisional Rumah Adat Jojomh Suku
Pakpak” di kabupaten Pakpak Bharat
Reginaldo Ch. Lake(2023). “Tata Spasial
Arsitektur Tradisional Suku Atoni di Kampung Tamkesi
Pulau Timor”
Hendra Hartarto Sugiono, Batchtiar
Fauzy(2022) “Tradisional and Modern
Architectural Acculturation In The Satya Budhi Klenteng
Building In Bandung”
Chairil Budiarto Amiuza, MSA(2017). “Semiotika
Arsitektur Tradisional Sumbawa”
A.Malik Abdul Aziz, R. Siti Rukyah, Wijayah
Wijayanti(2020). “Arsitektur Tradisional di Kawasan
Kampung Kapitan Palembang”. Bandung
Repi, Rose Rizal, Rika Cheris(2022). “Arsitektur
Rumah Tradisional Melayu Desa Ludai Kabupaten
Kampur”. Jl. Yos Sudarso km.8 Rumbai, Pekanbaru
Nur fauziah(2014). “Karekteristik Arsitektur
Tradisional Papua”.Nunung Weasley, Jl. Sutorejo, Surabaya
Rahmansah, Bakhrani Rauf(2014). “Arsitektur
Tradisional Bugis Makassar”
Mezak Wakim(2017). “Arsitektur Tradisional
Masyarakat Masela, muluku Barat Daya”. Jl. Ir. M
Putuhena Wailela Poka Rumahtiga Ambon
Mukhlis A. Mukhtar, Galih Widjil Pangarsa, dan Lisa
Dwi Wulandari (2013). Struktur Konstruksi Arsitektur
Tradisional Bangunan Tradisional Keda Suku Ende Lio Di
Permukiman Adat Wolotolo.
Arsitektur Klasik
Aini, Q. (2021). PERGESERAN DESAIN BANGUNAN
DALAM MASA PERKEMBANGAN ARSITEKTUR DI
INDONESIA (Vol. 8).
arsitektur kolonial bali utara perpaduan unsur
arsitektur klasik eropa dengan budaya lokal. (n.d.).
ART_PERFORMANCE_BUILDING_IN_GROBOGAN
_WITH_A_CLASSI. (n.d.).
Ashadi, A. (n.d.). TEORI ARSITEKTUR ZAMAN
KLASIK. https://www.researchgate.net/publication/341298107
Ashadi, A. (2018). PENGANTAR ANTROPOLOGI
ARSITEKTUR.
https://www.researchgate.net/publication/329554924
Buwono, H. (n.d.). Eropa terjadi di jarnan Sri Sultan.
Dan, B., & Jawa, B. (n.d.). ().
Fireza, D., & Nadia, A. (n.d.). ANALISIS GEOMETRI
PROPORSI FASADE PORTICO PADA BANGUNAN
INSTITUSI NEGARA BERGAYA ARSITEKTUR KLASIK
DI JAKARTA. In Journal of Architecture Innovation (Vol. 5,
Issue 2).
Hasbi, R. M., & Nimpuno, W. B. (2019). Pengaruh
Arsitektur Modern Pada Desain Masjid Istiqlal. Vitruvian, 8(2),
89. https://doi.org/10.22441/vitruvian.2018.v8i2.005
JELAJAH ARSITEKTUR KLASIK. (n.d.-a).
Limantara, K. D., & Roosandriantini, J. (2021).
Identifikasi Unsur Pembentuk Karakter Langgam Arsitektur
Klasik Pada Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria. In
JURNAL ARSITEKTUR (Vol. 11, Issue 2).
Mufsi, A., Karakteristik, S. :, Percandian, A., Klasik,
M., Das Batanghari, D., & Sadzali, A. M. (2022). Titian:
Jurnal Ilmu Humaniora KARAKTERISTIK ARSITEKTUR
PERCANDIAN MASA KLASIK DI DAS BATANGHARI the
architectural characteristics of classical temples in the
Batanghari watershed. 06(1).
https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian
Mustakim, A. (n.d.). SEJARAH PERKEMBANGAN
SENI PADA ESTETIKA KLASIK.
https://id.wikipedia.org/wiki/Plato
TUGAS I. (n.d.).
Arsitektue Modern
Efit. (2021). “Perencanaan Bangunan Agro Techno
Park Di Wonosobo Dengan Konsep Arsitektur Modern.”
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jebe/article/download/1762/10
77
Permana, R. A., dkk. (2023). “Analisis Penerapan
Konsep Modern Pada Bangunan Delipark Mall di Medan.”
https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/view/2971/
2102
Aristyawati, N. A., dkk. (2021). “CITY HOTEL
BINTANG TIGA ( ***) DI KOTA MALANG.”
https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pengilon/article/view/3609
Hasbi, R. H., & Nimpuno, W. B. (2019). “Pengaruh
Arsitektur Modern Pada Desain Masjid Istiqlal.”
https://media.neliti.com/media/publications/289933-pengaruh-
arsitektur-modern-pada-desain-m-4c120757.pdf
Danova, Y. A., dkk. (2023). “RUMAH SAKIT JIWA
DI KEDUNGKANDANG KOTA MALANG.”
https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pengilon/article/view/7236
Ashadi. (2016). “PERADABAN DAN ARSITEKTUR
MODERN.”
https://www.researchgate.net/publication/314307919_Peradaba
n_dan_Arsitektur_MODERN
Ashadi. (2020). “TEORI ARSITEKTUR ZAMAN
MODERN.” https://www.researchgate.net/profile/Ashadi-
Ashadi/publication/341298186_TEORI_ARSITEKTUR_ZAM
AN_MODERN/links/5eb9cce6299bf1287f7fb4ef/TEORI-
ARSITEKTUR-ZAMAN-MODERN.pdf
Kristhian Prasuthio & J. A. R. Sondakh. (2011).
“ARSITEKTUR TRANSISI ABAD-19 KE AWAL ABAD
20.”
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/view/338
Maryam Utami Andi Hasan, Moh. Faisal Dunggio, &
Heryati. (2023). “PENERAPAN ARSITEKTUR MODERN
PADA RANCANGAN PUSAT APRESIASI SENI DI
GORONTALO.”
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jja/article/view/18921
Ir. Suprayitno, MT. (2008). “PENERAPAN
ARSITEKTUR MINIMALIS PADA BANGUNAN
MODERN.”
https://repositori.uma.ac.id/jspui/bitstream/123456789/13144/1/
Karya%20Ilmiah%20-%20Suprayitno%20-%20Penerapan
%20Arsitektur%20Minimalis%20pada%20Bangunan
%20Modern.pdf
Stephanie Jill Najoan & Johansen Mandey. (2011).
“TRANSFORMASI SEBAGAI STRATEGI DESAIN.”
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/view/330
Nirmala Hajaria & Agus S. Ekomodyo. (2022).
“ANDRA MARTIN KREATIVITAS DALAM EKSPLORASI
MATERIAL PADA KARAKTER ARSITEKTUR MODERN.”
https://www.researchgate.net/publication/366353366_Andra_M
atin_Kreativitas_dalam_Eksplorasi_Material_pada_Karakter_A
rsitektur_Modern
Alda Nurulita, Breeze Maringka, & Ghoustanjiwani
Adi Putra. (2021). “GEDUNG OLAHRAGA GANECA KOTA
BATU TEMA: ARSITEKTUR MODERN.”
https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pengilon/article/view/4336
Lo Angela Irena & Dr. Bachtiar Fauzy, Ir., MT. (2018).
“MONUMENTALITAS ARSITEKTUR MODERN PADA
GEDUNG POLA DI JAKARTA.”
https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/2933/250
1
Melani Cahyani & Yeptadian Sari. (2020). “KAJIAN
ARSITEKTUR MODERN PADA BANGUNAN PUSAT
MODE.”
https://proceeding.unindra.ac.id/index.php/semnaskkbarsi/articl
e/view/5101
Arsitektur Post-Modern
Agus Dharma “UNSUR KOMUNIKASI DALAM
ARSITEKTUR POST-MODERN” (2019).
http://staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/
Anggito Ariotejo, Ady R. Thahir, Sri Tundono
“PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR POSTMODERN
PADAFASAD BANGUNAN MUSEUM” 2 September 2020.
https://www.e-journal.trisakti.ac.id/index.php/sim/article/view/
8968/6301
Carlitos Boby Ismail Lubis ,Dedi Hantono “KAJIAN
KONSEP ARSITEKTUR POSTMODERN PADA
BANGUNAN GEDUNG 550 MADISON“ 2 November 2022.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/view/14694
Carlitos Boby Ismail Lubis, Dedi Hantono “KAJIAN
KONSEP ARSITEKTUR POSTMODERN PADA
BANGUNAN GEDUNG PORTLAND” Volume 7 No. 1,
Maret 2023. https://www.researchgate.net/profile/Dedi-
Hantono/publication/369467598_Kajian_Konsep_Arsitektur_P
ostmodern_Pada_Bangunan_Gedung_Portland/links/
641c59a9a1b72772e41e7585/Kajian-Konsep-Arsitektur-
Postmodern-Pada-Bangunan-Gedung-Portland.pdf
Ferry Mokoginta, Julianus A. R. Sondakh “Penerapan
Konsep Arsitektur Post Modern Pada Pengembangan Bangunan
Universitas Dumoga Di Kotamobagu” November 3, 2016.
https://www.neliti.com/publications/64042/penerapan-konsep-
arsitektur-post-modern-pada-pengembangan-bangunan-
universitas-d
Hidayat, Akbar “Konsep Arsitektur Panti Rehabilitasi
Ketergantungan Narkotika & Psikotropika Di Makassar,
Pendekatan Arsitektur Postmodern Historiscm” Volume 5
No.1, Maret (2020).
http://www.ojs.unanda.ac.id/index.php/jiit/article/view/601
Murdiati “KONSEP SEMIOTIK CHARLES JENCKS
DALAM ARSITEKTUR POST-MODERN” Volume 18 No.1,
April 2008. https://journal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/3513
Putra, Winandari, Handjajanti “KONSEP
ARSITEKTUR POST-MODERN DI FASAD BANGUNAN
KASUS: TEATER TAMAN ISMAIL MARZUKI, CIKINI”
Volume 20 No.1, 2021.
https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/dekons/article/view/
2905
Pawitro “FENOMENA POST-MODERNISME
DALAM ARSITEKTUR ABAD KE-21” Volume 14 No.1,
2010.
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekayasa/article/view/52
RumÔh, “ARSITEKTUR POST-MODERN” Volume
9 No. 18, December 2019.
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=2909898&val=25527&title=ARSITEKTUR%20POST-
MODERN
Restu Aulad Al’Fattaah, Muhammad Iqbal,
Muhammad Rusydi “INTERAKSI SUFISME, EKOLOGI
DAN TEOLOGI DI ERA POSTMODERNISME: ANTARA
WAHDAT AL-WUJÛD IBN‘ARABI DAN SÛLUK AL-
GHAZALI” Volume 22 No.1, Juni (2023). https://jurnal.uin-
antasari.ac.id/index.php/al-banjari/article/view/7671/3550
Risang Rizky Fajar Pratiwi, Randy Pratama
Salisnanda, Suci Ramadhan “Konsep Arsitektur Post
Modernpada Perancangan Mall Pelayanan Publik dikota
Malang Jawa Timur” Volume 3 No. 1, April 2022.
http://ejurnal.itats.ac.id/tekstur/article/view/2946/pdf#
Sumardjito “ARSITEKTUR “POST-MODERN”
SEBAGAI SUATU FENOMENA DAN INOVASI DALAM
PROSES PERKEMBANGAN ARSITEKTUR” Cakrawala
Pendidikan No.3 Tahun XV, November
1996.https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/download/92
44/pdf
Septian, Yusuf Rose (2010) “PROGRAM
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (P3A)
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MASJID TRANSIT
DENGAN GAYA ARSITEKTUR POST MODERN DI
SRAGEN” https://eprints.ums.ac.id/8192/
Yeshi U. Utami Br Ginting, Imam Faisal Pane
“KAJIAN PERKEMBANGAN ARSITEKTUR
POSTMODERN PADA BANGUNAN KOTA MEDAN”
Volume 08 no. 01:Jurnal Koridor, JANUARI 2017.
https://talenta.usu.ac.id/koridor/article/view/1319/786
Arsitektur Islam
https://ejournal.uinmalang.ac.id/index.php/JIA/article/
viewFile/1712/3045
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/94447077/
j.culher.2018.02.00120221118-1-mvas6a-libre.pdf?
1668762062=&response-content-disposition=inline
%3B+filename
%3DA_masterpiece_of_early_Islamic_architect.pdf&Expires=
1700830439&Signature=Cc~PWRqvlk8q6qW6c4zmczShLBY
ANrQobadGCmSJKW6AkYDUrsevm7LtsWfYo5TwpJYTiqZ
DOzOkCShcsnsA5vEAxBRi5MMnpNjJnrjiLT-
9Sdz2yLztTFr~wZZHSVccfVSt6TiLtJbZX4ylQpWxfX3Vut7
N9gURlZAEOMgEv0KsWo0XKBUdgly30vf8t7FDOhb8lQIh
34dM3OHFbA0ZLazZ2tGdDxuC4Es3tsZmtI-t0Uv1sSxIhla-
6aiWpEi6pHs~ZQa4PcVTgT~01yjFGgxErZkJfOwmXvbpnB~
V9BlgJCMIUmjZ2GbDkhfV0nAZ-N6xdZvuhE-
oMqzA__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/
S2095263512000635
https://www.hbku.edu.qa/sites/default/files/
islamicperspectivearchitecture.
https://www.hbku.edu.qa/sites/default/files/
islamicperspectivearchitecture.pdf
https://.archive.org/work/sjtfojxh3jcu7aaid3m54omqp4/
access/wayback/https://www.ejournal.iairm-ngabar.ac.id/
index.php/Ngabari/article/download/55/51
https://www.academia.edu/download/84720538/29474.pdf
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/AS/article/view/1604
https://doi.org/10.24252/timpalaja.v4i1a8
https://scholar.archive.org/work/
uvfvkbozubcajeac44cedtzr2m/access/wayback/https://
seminar.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2017/06/
HERITAGE2017-A-547-554-Unsur-Unsur-Budaya-pada-
Arsitektur-Masjid-Agung-Darussalam-Bojonegoro.pdf
http://kuliahonline.unikom.ac.id/?listmateri/&detail=218
https://eproceeding.itenas.ac.id/index.php/fad/article/view/1293
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/purwarupa/article/view/2863
Arsitektur Barok
https://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/article/view/4738
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/view/25260
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/70720209/pdf-
libre.pdf?1635869692=&response-content-
disposition=inline%3B+filename
%3DDinamika_Keterhubungan_Ruang_Arsitekt
ura.pdf&Expires=1701182916&Signature=BeriRUCIY8d3C5
dfuQx8NWg21Y84 g-SuaPtjIppZOcmK1WQ3d-
9mPCYlXwW8-Y9tu57Nghf2JaZd-
Z0y5VGE2vlmdqYQbM9CfO2C2d0DJGyXMUVBkY-
6MQtGEek2GYEUlEUJTk1OWqLP~WcLMuAEYQcPkf7Z
tFtTplc3yB1bGxNZ
39VMTd6G3lUf7GE3t6cotA5aEbFajA~xU8~VzAXuxO~su
KM2pvu1qEM85Z0 8I05hM~C0~VH8mA-W5-
U1LhJ9VYZFwBSEhIPis8NXJZxTyC3eiqmUCmoLqWZISFP
vNbBFjGwwfuxF
3PH3ePSE4QwdJPlOMX3dBT3ZgDh2J7eWnw &Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt/article/
view/12862
https://journal.untar.ac.id/index.php/mezanin/article/view/2950
https://id.scribd.com/doc/213650015/Arsitektur-Baroque
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/view/4121
https://atrium.ukdw.ac.id/index.php/jurnalarsitektur/article/
view/146
https://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/6758/0
https://e-journal.uajy.ac.id/29251/
http://publikasi.kocenin.com/index.php/teksi/article/view/
471
https://jurnalcikini.ikj.ac.id/index.php/jurnalcikini/article/
view/91
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=631830&val=6478&t itle=Pelestarian
%20Bangunan%20Kolonial%20Museum%20Fatahillah
%20di%20 Kawasan%20Kota%20Tua%20Jakarta
https://jurnal.uns.ac.id/Arsitektura/article/view/36214
Arsitektur Gothik
RSIP Jurnal Arsitektur,Vol. 2, No.1, April2022: 62-71
THE APPLICATION OF GOTHIK
ARCHITECTURE IN THE CATHOLIC CHURCH OF
THE
BIRTH OF THE VIRGIN MARY IN SURABAYA
View of THE APPLICATION OF GOTHIK
ARCHITECTURE IN THE CATHOLIC CHURCH OF
THE BIRTH OF THE VIRGIN MARY IN SURABAYA
(unpand.ac.id)
HISTORY & THEORY OF ARCHITECTURE
EUROPEAN LEGACY: GOTHIK (MEDIEVAL)
ARCHITECTURE, EZHA AGHATA PUTRA
HISTORY & THEORY OF
ARCHITECTURE EUROPEAN LEGACY: GOTHIK
(MEDIEVAL) ARCHITECTURE | REZHA AGHATA
PUTRA - Academia.edu
Studi Komparasi Bentuk dan Makna Arsitektur Gereja
W.C.P Schoemaker
STUDI KOMPARASI BENTUK DAN MAKNA
ARSITEKTUR GEREJA (neliti.com)
GAYA GOTHIK (GOTHIK UMBRELLA)
6.-Perancangan-Payung-Yang-Dipadupadankan-
Dengan-Gaya-Gothik-Gothik-Umbrella.pdf
(esaunggul.ac.id)
Arsitektur Seni yang Berlogika by atpic (2010)
Periode Gothik ( Abad 13 – 14 M ) – ARSITEKTUR
(wordpress.com)
Milleni, CS Aly - Riset Arsitektur (RISA), 2023
Jurnal Arsitektur Archicentre Universitas Faletehan
BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA PADA
ARSITEKTUR NEO GOTHIK
443778-none-4735780a.pdf (neliti.com)
Arfianty Hutuba “ARSITEKTUR GOTHIK”
ARSITEKTUR GOTHIK | Arfianty Hutuba -
Academia.edu
Angga Iswara, “Arsitektur Abad Pertengahan”
Arsitektur Abad Pertengahan | Angga Iswara -
Academia.edu
Sejarah Perkembangan Arsitektur Gotik
(PDF) Sejarah Perkembangan Arsitektur Gothik -
DOKUMEN.TIPS
ARSITEKTUR DAN PERADABAN MANUSIA,
ANEDYA WARDHANI, 2020
ARSITEKTUR DAN PERADABAN MANUSIA
(univpancasila.ac.id)
Pengaruh Interior Bergaya Arsitektur Neo-Gotik Terhadap
Kualitas Akustik Pada Gereja Katolik St. Yusuf Gedangan
Semarang,
Pengaruh Interior Bergaya Arsitektur Neo-Gotik Terhadap
Kualitas Akustik Pada Gereja Katolik St. Yusuf Gedangan
Semarang | Finka Soelistyo - Academia.edu
Konsep Arsitektur Gotik Dan Karakter Visualnya
Konsep Arsitektur Gotik Dan Karakter Visualnya | PDF
(scribd.com)