Anda di halaman 1dari 4

Mengenal Arsitektur Vernakular -

Pengertian, Ciri dan Contohnya


Arsitektur Vernakular adalah salah satu jenis desain arsitektural yang jarang diketahui namun
telah banyak diterapkan di Indonesia. Sebenarnya desain arsitektur ini sudah sering kita jumpai
dan mudah ditemukan. Desain arsitektur ini menyuguhkan gaya bernuansa tradisional dan
seringkali mencerminkan tradisi lokal. Lalu apa sebenarnya arsitektur vernakular dan apa saja
contohnya?

Pengertian
Arsitektur vernakular adalah desain arsitektur yang disesuaikan dengan budaya masyarakat
lokal dan ketersediaan bahan di lingkungan tersebut.

Dulunya, gaya arsitektur ini hanya bergantung pada kemampuan masyarakat lokal dalam
membangun rumah tanpa campur tangan dari arsitek profesional. Karena itu, munculah teori
vernakular ini yang mempelajari struktur dari rumah yang dibangun tersebut.

Desain arsitektur ini bukanlah sebuah konsep baru. Teori mengenai arsitektur ini telah ada sejak
tahun 1800-an, namun para arsitek mulai tertarik untuk menggunakan dan mengembangkannya
pada awal abad ke-20. Ada 3 penjelasan mengenai apa itu vernakular.

1. Diambil dari Bahasa Latin, Vernaculus berarti “domestik, pribumi, aslii” dan Verna yang


artinya “budak pribumi”
2. Pengertian dari segi bahasa, vernakular merujuk pada suatu kondisi waktu, tempat dan
kelompok
3. Pada dunia arsitektur, vernakular berarti gaya arsitektur asli di suatu tempat dan waktu
tertentu tanpa adanya pengaruh dari tempat lain

Perbedaan Arsitektur Vernakular dan Tradisional


Meskipun memiliki kaitan yang erat, namun arsitektur gaya vernakular dan tradisional tidak bisa
disamakan. Perbedaan arsitektur vernakular dan tradisional terletak pada nilanya, arsitektur
tradisional adalah gaya vernakular yang diulang secara turun-temurun dan lintas generasi yang
kemudian diakui secara lisan.

Sedangkan konsep vernakular adalah rancangan arsitektur yang bersifat kontekstual dan
berkembang sesuai dengan zaman.

Untuk lebih jelasnya, berikut perbedaan arsitektur vernakular dan tradisional:

1. Arsitektur bergaya vernakular menggunakan bahan seadanya dan tidak memanfaatkan


teknologi maupun tenaga ahli, sedangkan arsitektur tradisional memanfaatkan teknologi
terbaru untuk hasil bangunan yang lebih maksimal.
2. Pembangunan gaya vernakular tidak melibatkan seseorang yang ahli dalam sistem
arsitektur, murni dibangun oleh masyarakat lokal, sedangkan arsitektur tradisional masih
dibantu oleh seorang profesional.
3. Arsitektur tradisional memang terkesan menggunakan bahan-bahan alami namun tidak
sepenuhnya, sedangkan jenis vernakular menggunakan bahan-bahan yang ramah
lingkungan, diperoleh dari alam dan tidak mengganggu ekosistem.
4. Perbedaan arsitektur vernakular dan tradisional selanjut terletak pada desain, arsitektur
tradisional menggunakan desain yang telah secara turun-temurun diwariskan,
sedangkan arsitektur jenis vernakular konsep desain alami yang kontekstual.

Ciri-ciri
Ciri-ciri utama dari arsitektur gaya ini adalah lokal dan kontekstual, artinya gaya ini
memanfaatkan bahan yang telah tersedia serta mencerminkan kebudayaan setempat. Berikut
ciri-ciri arsitektur vernakular.

1. Menggunakan material yang tersedia di dalam lingkungannya, sama sekali tidak


memanfaatkan bahan dari luar daerah.
2. Tidak menggunakan mesin-mesin berat, namun hanya menggunakan teknologi
sederhana dalam pembangunannya.
3. Pembangunannya berdasarkan iklim setempat, misalkan jika di daerah yang beriklim
dingin maka bangunan tersebut menggunakan jerami dan kayu agar terasa hangat dan
nyaman untuk ditempati.
4. Memiliki nilai tradisi dan budaya yang sangat kental dan khas dari daerah tersebut

Contoh Arsitektur Vernakular Indonesia


Sebagai negara yang kaya akan budaya, tidak sedikit daerah di Indonesia yang memiliki
bangunan khas. Namun tahukah Anda bahwa beberapa diantaranya juga mengadaptasi konsep
vernakular pada bangunannya?

Berbagai bangunan dengan konsep vernakular dapat kita lihat dan temukan pada rumah-rumah
tradisional di beberapa wilayah di Indonesia.

Umumnya, rumah-rumah tersebut dibangun dengan desain yang mirip dan senada, hal ini
tentunya menciptakan nilai tradisi lokal yang semakin kuat. Simak contoh bangunan arsitektur
vernakular Indonesia pada daftar di bawah ini.

Rumah Jawa
Arsitektur vernakular Jawa biasanya menggunakan bahan-bahan yang didominasi dengan kayu.
Hingga saat ini, arsitektur vernakular Jawa masih sering tampak pada rumah-rumah Joglo yang
banyak kita temui.

Rumah Joglo memiliki bentuk yang serupa, yaitu bangunan persegi panjang dengan atap
trapesium, dengan ciri khas itu siapapun sudah pasti akan mengenali rumah tradisional Jawa
tersebut.

Rumah Gadang

Rumah Gadang mengadaptasi desain vernakular sejak dahulu hingga sekarang. Bangunna ini
memiliki desain unik yang telah menjadi ciri khasnya yaitu berbentuk runcing menyerupai tanduk
kerbau. Atap tersebut berasal dari material alami seperti ijuk dan dedaunan kering.

Pembangunan rumah Gadang juga disesuaikan dengan iklim di Sumatera Barat, sejak dahulu
wilayah ini rawan akan gempa, karena itu pembangunan rumah Gadang menggunakan bahan-
bahan alami yang tahan gempa.

Rumah Honai
Pembangunan rumah tradisional Papua ini menggunakan gaya vernakular karena materialnya
yang sangat mudah didapatkan di alam sekitar. Material alami tersebut diantaranya jerami, kayu
besi, rotan dan rerumputan.

Sampai saat ini, rumah honai masih menjadi tempat tinggal dan berlindung bagi beberapa suku
di Papua.

Rumah Sasak

Rumah Sasak adalah rumah tradisional yang berasal dari Lombok. Rumah ini memadukan
tradisi Jawa dan Bali.

Rumah Sasak menggunakan gaya vernakular karena menggunakan bahan-bahan alami seperti
bambu dan badek untuk dindingnya, jerami sebagai atapnya dan kotoran kerbau sebagai
campuran pengeras lantai.

Menggunakan desain arsitektur vernakular juga dapat membuat rumah menjadi lebih ramah
lingkungan. Jika Anda ingin desain rumah yang unik, tidak ada salahnya memadukan desain
arsitektur modern dan vernakular untuk hunian Anda. Selamat mencoba!

Anda mungkin juga menyukai