ARSITEKTUR KONTEMPORER
Pendahuluan/Latar Belakang
Indonesia adalah gambaran dari sebuah keberagaman dan juga kesatuan. Sejalan dengan
pengertian itu, Indonesia memiliki banyak keragaman budaya, seperti rumah adat, tarian, alat
musik, dan lain sebagainya yang masih memiliki satu jenis kualifikasi, yaitu budaya Indonesia.
Namun, kebudayaan asli Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa, baik perubahan ke
arah yang baik atau sebaliknya.
Arsitektur di Indonesia yang awalnya berupa arsitektur vernakular, jadi ikut mengalami
perubahan mengikuti perkembangan zaman, baik perubahan baik maupun buruk. Awalnya
arsitektur Indonesia merupakan arsitektur yang didesain oleh non-arsitek, secara tradisional dan
memiliki ciri khas. Arsitektur Indonesia tumbuh dari kebiasaan masyarakat dalam membangun
rumah hunian atau tempat berkumpul dengan menyesuaikan lingkungan sosial maupun
lingkungan alam menggunakan material lokal. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman
dan perubahan lingkungan yang terjadi secara signifikan, arsitektur Indonesia juga ikut
ber-evolusi menyesuaikan term yang sedang berlangsung pada masa sekarang. Barat menjadi
cerminan atau standard bagi arsitektur Indonesia. Fakta ini merupakan fakta yang baik sekaligus
buruk, mengingat dewasa ini, barat memiliki peradaban yang lebih maju dari Indonesia. Namun,
sayangnya proses pengimplementasian prinsip barat bisa mengikis value dari budaya Indonesia.
Fakta inilah yang membuat setiap orang sadar akan kenyataan yang tidak bisa dihindari ini,
bahwa perkembangan zaman mempengaruhi perkembangan arsitektur sehingga arsitektur
Indonesia harus bisa beradaptasi, tumbuh, dan berkembang.
Indonesia pada abad ke-19 merupakan titik dimana mulai bergesernya dominasi konsep
arsitektur nusantara pada karya arsitektur tanah air serta pemukiman warga Indonesia. Dalam
perkembangan ilmu arsitektural di Indonesia, terjadi pencarian gaya baru, sehingga dalam
prosesnya muncul berbagai perkembangan pemikiran dan pendekatan arsitektural yang bersifat
baru yang kemudian bermuara pada keberagaman dunia arsitektur yang semakin kaya. Gaya
arsitektur modern yang muncul di Indonesia ini memiliki dua aliran. Yang pertama adalah
arsitektur kolonial, dimana eksistensinya dipengaruhi oleh proses kolonialisme bangsa Belanda
di Indonesia. Aliran arsitektur modern Indonesia yang kedua adalah arsitektur awal
kemerdekaan, muncul sejak diperkenalkannya kaidah rasionalitas dalam arsitektur, aliran ini
mengadopsi gaya arsitektur Eropa dan Amerika.
Selain melalui material serta mebel yang diadopsi dari arsitektur nusantara, beberapa karya
arsitektur modern mengambil inspirasi dari arsitektur nusantara melalui konsep tata ruang yang
sangat mengingatkan kita kepada arsitektur nusantara. Omah Djawa karya Budi Pradono yang
dibangun pada tahun 2021 adalah satu karya arsitektur yang memegang konsep tersebut. Dengan
artikel ini penulis akan meninjau lebih lanjut tentang pembahasan pengimplementasian arsitektur
nusantara dalam pelaksanaan arsitektur kontemporer, serta menggali topik ini lebih dalam
dengan beberapa studi kasus yang berhubungan.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengadaptasi arsitektur nusantara di era sekarang yaitu arsitektur
kontemporer?
2. Apa saja aspek-aspek arsitektur nusantara?
3. Prinsip-prinsip dalam arsitektur nusantara?
Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengkaji kesinambungan antara arsitektur nusantara dan
arsitektur kontemporer yaitu bagaimana mengadaptasi arsitektur nusantara pada arsitektur masa
kini, serta mengetahui dan memahami aspek-aspek arsitektur nusantara. Adaptasi arsitektur
nusantara pada arsitektur kontemporer ini diharapkan dapat menjaga kesinambungan antara masa
lampau dan masa sekarang sehingga budaya kita yang sekarang tidak terhapus. Arsitektur masa
lampau yaitu nusantara diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber kreativitas dan akar
kearsitekturan di Indonesia.
Tinjauan Pustaka
1. Arsitektur Vernakular
Istilah vernakular awalnya diperkenalkan oleh Bernard Rudofsky pada tahun 1964
melalui pameran yang bertema Architecture without Architect di Museum of Modern Art
(MoMA). Vernakular sendiri berasal dari kata verna (bahasa Latin) yang artinya
domestic, indigenous, native slave, atau home-born slave, dan dipilih oleh Rudofsky
untuk mendefinisikan arsitektur lokal. Namun, pada perkembangannya, hakikat
‘arsitektur vernakular’ diperdebatkan oleh beberapa tokoh, salah satunya adalah Rapoport
dalam bukunya “House Form and Culture” tahun 1969. Perdebatan ini terus berlangsung
hingga tahun 1990 dalam artikelnya yang berjudul “Defining Vernacular Design” dan
sampai saat ini diperkirakan perdebatan itu belum memperoleh hasil yang memuaskan.
Kemudian para ahli membuat kualifikasi sementara untuk batasan dan syarat ‘arsitektur
vernakular’, seperti:
a. Diciptakan masyarakat tanpa bantuan tenaga ahli / arsitek profesional melainkan
dengan tenaga ahli lokal /setempat;
b. Diyakini mampu beradaptasi terhadap kondisi fisik, sosial, budaya dan lingkungan
setempat;
c. Dibangun dengan memanfaatkan sumber daya fisik, sosial, budaya, religi, teknologi,
dan material setempat;
d. Memiliki tipologi bangunan awal dalam wujud hunian dan lainnya yang berkembang
di dalam masyarakat tradisional;
e. Dibangun untuk mewadahi kebutuhan khusus, mengakomodasi nilai-nilai budaya
masyarakat, ekonomi dan cara hidup masyarakat setempat;
f. Fungsi, makna dan tampilan arsitektur vernakular sangat dipengaruhi oleh aspek
struktur sosial, sistem.
2. Arsitektur Nusantara
Arsitektur nusantara adalah arsitektur yang berada di wilayah yang bernama ‘nusantara’.
Sedangkan nusantara sendiri adalah gabungan dari 2 kata yaitu, ‘nusa’ dan ‘antara’ yang
berarti pulau-pulau di antara lautan. Lautan dianggap sebagai sebagai satu kesatuan yang
utuh dengan pulau-pulau yang ada. Arsitektur nusantara merupakan cikal bakal adanya
arsitektur Indonesia. Namun, sejatinya arsitektur nusantara dan arsitektur Indonesia
adalah dua hal yang hampir sama karena nusantara merupakan awal mula terbentuknya
Indonesia.
Arsitektur nusantara merupakan salah satu bentuk dari arsitektur vernakular karena hal
yang ada di dalam arsitektur nusantara memenuhi kualifikasi yang ada di arsitektur
vernakular. Arsitektur nusantara juga merupakan arsitektur yang bersifat tradisional,
namun bukan merupakan arsitektur tradisional karena Arsitektur tradisional membahas
tentang kosmologi dan mitos, kepercayaan, lambang, mata pencaharian, jalinan sosial,
kesenian kerajinan, tata letak, sedangkan Arsitektur Nusantara lebih membahas tentang
tatanan estetika komposisi, sistem struktur dan konstruksi, tektonika, stilistika, proses
konstruksi, makna, adat tradisi manusia-lingkungan-bangunan.
Ditinjau dari definisinya, arsitektur nusantara merupakan sebuah tipe atau gaya desain
arsitektural yang berasal dari wilayah nusantara. Sehingga pada sistem struktur konstruksi
maupun dekorasinya, tidak ada prinsip yang mengikat seluruh karya arsitektural di tiap
wilayah bagiannya. Nilai utama dari arsitektur nusantara adalah orisinalitasnya yang
mencakup asal daerah, pemanfaatan material lokal, hingga inklusi nilai-nilai budaya yang
berkembang di wilayah sekitar. Orientasi desain dan pemecahan masalah pada rancang
bangun arsitektur nusantara ini mirip dengan arsitektur tropis. Dimana masyarakat
Indonesia tempo dulu dalam upayanya menciptakan hunian yang nyaman maka perlu
diadaptasikan dengan iklim sekitar yang merupakan iklim tropis.
Meninjau tulisan Dakung (1987), Rumah Tradisional Jawa memiliki bentuk Panggangpe
yang merupakan bentuk paling sederhana, yaitu satu ruang. Kemudian seiring dengan
perkembangan dan kemajuan sistem masyarakatnya, desain Rumah Panggangpe ini
diubah menjadi bentuk Kampung yang memiliki beberapa ruangan. Perkembangan tanpa
henti, sampailah pada bentuk rumah Joglo yang memiliki ruang-ruang tambahan lain dan
sistem penataan ruang yang lebih terstruktur dan penuh dengan filosofi serta pengaruh
budaya masyarakat Jawa pada masa itu. Salah
satu hasil karya arsitektur nusantara adalah
Rumah Joglo. Rumah Joglo merupakan rumah
tradisional Jawa dengan bentuk atap yang
serupa dengan gunungan yang disertai
tumpang sari.
3. Arsitektur Kontemporer
Definisi formal dari arsitektur kontemporer susah ditetapkan, sebab banyaknya
interpretasi terhadap definisi istilah tersebut. Kontemporer diartikan sebagai masa kini
atau saat ini, jadi dapat diartikan bahwa arsitektur kontemporer adalah arsitektur yang
berkembang pada saat ini. Arsitektur kontemporer adalah istilah yang digunakan secara
luas, untuk sejumlah gaya yang berkembang pada jaman sekarang sampai masa depan.
Istilah ini dapat mencakup beberapa aliran arsitektur yang lahir pada abad ke-21,
contohnya postmodernism, high-tech architecture, interpretasi arsitektur tradisional,
sampai karya arsitektur konseptual yang skulptural.
Urban, Florian (2017). The new tenement. New York. ISBN 978-1-315-40244-4. OCLC
1006381281
4. Adaptasi
Adaptasi dalam KBBI berarti penyesuaian terhadap lingkungan, penyesuaian ini
menyebabkan suatu individu dapat berfungsi lebih baik dalam alam sekitar dan
lingkungannya atau membuat lingkungan yang lebih baik untuk individu. Menurut
Robbins (2003), adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya
mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial
yang berubah-ubah agar tetap bertahan.
Menurut Douglas (2006) adaptasi pada bangunan adalah suatu bentuk pemeliharaan
bangunan dalam mengubah fungsi, kapasitas, dan fisik bangunan dengan melakukan
intervensi untuk menyesuaikan, menggunakan ulang dan meningkatkan kemampuan
bangunan.
“Perlunya adaptasi pada suatu bangunan merupakan suatu upaya untuk mengelola dan
mengendalikan aspek perubahan dalam segi fungsi maupun fisik bangunan untuk
menyesuaikan atau meningkatkan yang sudah ada, dengan berdasarkan bahwa bangunan
yang sudah ada tersebut secara fungsional maupun fisiknya perlu ditingkatkan lagi atau
dapat dikatakan suatu bangunan itu sudah tidak layak pakai.”
Dalam pendekatan ini, peneliti melakukan langkah-langkah membaca penelitian yang terdahulu,
pengumpulan data melalui sumber-sumber literatur arsitektur, pengumpulan data studi kasus
karya arsitektur melalui sumber website terpercaya penjelasan karya arsitektur oleh firma
arsitektur dan arsitek yang terkait seperti Archdaily, Asrinesia, serta Arsitag, analisis studi kasus
dengan mengaitkannya dengan teori arsitektur, hingga penampilan hasil akhir. Oleh karena itu,
data yang terkumpul harus dianalisis oleh penulis dengan baik sehingga mengungkap informasi
yang dicari oleh peneliti.