1. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Tatanan. Francis D.K. Ching
Dalam buku ini, dijelaskan tentang awal dari pembelajaran arsitektur itu sendiri. Diperkenalkan dengan bentuk, lalu berjenjang menjadi ruang, yang akhirnya menjadi sebuah tatanan. Tak hanya melulu tulisan, tetapi dalam buku ini juga banyak terdapat contoh gambar yang menjelaskan kembali dari tulisan, atau kadang justru dengan melihat gambarnya saja, kita sudah memahami apa yang ingin disampaikan. Buku ini sangat mendukung proses berfikir kreatif dalam merancang bagi mahasiswa arsitektur. Memang Arsitektur tidak sesederhana bentuk, bidang, ruang, dan hal-hal persepsi umum tentang arsitektur, tapi arsitektur juga adalah bagian dari pemecahan masalah. Francis D.K Ching mengatakan seperti itu dalam pendahuluannya. Tahap awal dari proses desain adalah kesadaran akan adanya kondisi yang problematik dan keputusan untuk mencari solusinya. 2. Data Arsitek, Jilid 1 dan 2. Ernst Neufert Buku Data Arsitek membantu bagi perancang untuk mengetahui ukuran-ukuran yang diperlukan sebelum merancang sesuatu. Tidak hanya ukuran, tetapi juga simbol yang sering dipakai, perhitungan cahaya, udara, sirkulasi, dalam berbagai keadaan dan tempat. Dalam jilid 1, sebagian besar penjelasan dalam lingkup kecil, dan personal. Seperti ruang-ruang dalam rumah tinggal, terdapat ukuran benda-benda yang sering dipakai, juga jarak-jarak untuk sirkulasi. Sedang dalam jilid 2 lebih dijelaskan pada ruang yang bersifat publik, seperti bandara, bangunan industri, hingga kandang hewan dijelaskan disana. 3. Wastu Citra. Y.B Mangunwijaya. Bila 2 buku sebelumnya mengulas teknis pada perancangan sebuah bangunan, dalam buku Wastu Citra, Y.B Mangunwijaya menjelaskan kebudayaan arsitektur dalam negeri maupun luar, meski tidak semua kebudayaan luar negeri tercantum dalam bukunya. Dalam buku Wastu Citra, ia menjelaskan bahwa arsitektur, tidak hanya berkisar pada ruang servis, tetapi juga tentang menyatukan sebuah suku, atau juga berperan dalam keutuhan suatu keluarga, yang juga bagian dari budaya. Dalam keseharian kita, yang sedikit-sedikit, yang tak terasa sebagai sesuatu yang sangat berarti, menjadi bagian dari sejarah yang akhirnya lahir sebuah budaya. Dan semua itu dimulai dari dimana kita tinggal. Artinya, tindakan-tindakan yang kita ambil, tempat tinggal, saling berkaitan, tak bisa terlepas. Semuanya menyatu pada jaringan yang kompleks, akhirnya arsitekturr tidak hanya sekedar perancangan ruang servis belaka, tapi juga membentuk suatu budaya baru atau mempertahankan yang ada. 4.