Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN

KOTA
CRITICAL REVIEW

ERRICK WORABAY
3613100701
CRITICAL REVIEW

NAMA: ERRICK WORABAY NRP: 3613100701

URBAN DESIGN (PERANCANGAN KOTA)

Oleh: Jon Lang Tahun 2005

Identitas Jurnal Penelitian

Jurnal Penelitian ini merupakan penelitian mengenai Perkembangan Sistem


Transportasi, berjudul Urban Design: A Typology Of Procedures And Product (50 Study
Cases) yang disusun oleh Jon Lang yang adalah The Master in Urban Development and Design
Program. Dari Universitas New South Wales, Sydney, Australia. Jurnal ini diterbitkan tahun
2005.

Deskripsi Penelitian

Issue yang dibahas dalam jurnal yang disusun oleh Jon Lang yaitu mengenai
Perancangan Kota dimana didalam jurnal tersebut terdapat 50 studi kasus tentang perancangan
kota berdasarkan tipologi dan prosedur.
Tipologi adalah ilmu atau kegiatan studi atau teori untuk mencari jenis dan
mengklasifikasi sebuah objek dan harus didasarkan pada variabel-variabel terkait yang mampu
menjelaskan fenomena sebuah objek dalam konteks ini adalah objek arsitektural. Sehingga
studi tipologi dirasa perlu untuk kemudian dilakukan terhadap lokus penelitian sebagai sebuah
bangunan cagar budaya untuk mengidentifikasi dan menganalisa tiap elemenelemen
bangunannya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh penyusun, penyusun menerangkan Tipologi


adalah klasifikasi (biasanya berupa klasikasi fisik suatu bangunan) karakteristik umum
ditemukan pada bangunan dan tempat-tempat perkotaan, menurut hubungan mereka dengan
kategori yang berbeda, seperti intensitas pembangunan (dari alam atau pedesaan ke perkotaan)
derajat, formalitas, dan sekolah pemikiran (misalnya, modernis atau tradisional). Karakteristik
individu tersebut membentuk suatu pola. Kemudian pola tersebut berhubungan dengan elemen-
elemen secara hirarkis di skala fisik (dari detail kecil untuk sistem yang besar).

Ringkasan Jurnal Penelitian

Dalam Jurnal Ada suatu kesalahan persepsi, baik secara pendefinisian, maupun secara
pemaknaan terhadap Perencanaan Kota (Urban Design), yaitu yang selama ini dianggap suatu
arsitektur besar, yang muncul sebagai akibat dibangunnya proyek-proyek berskala besar oleh
swasta, disamping itu juga sering dianggap sebagai suatu usaha vpengindahan kota', seperti
misalnya penanaman pohon-pohon, penghias jalan, trotoarisasi, dan sejenisnya, yang lebih
cenderung bersifat sebagai dekorasi kota. Namun demikian, pada dasarnya Urban Design
berkaitan erat dengan kebijakan dalam perancangan fisik kota, yang melibatkan sekelompok
orang dalam suatu kurun waktu tertentu, disamping juga berkaitan erat dengan rnanajemen
pembangunan fisik kota, baik dalam lingkungan alarni, maupun linakungan binaan (Shirvani).

Menurut Catanese dan Snyder, pada hakekatnya Urban Design adalah suatu jembatan
antara profesi perencanaan kota dan arsitektur, yang perhatian utamanya adalah pada bentuk
fisik wilayah perkotaan. Dalam hai in; Catanese dan Snyder menjelaskan posisi urban design
dalam proses perencanaan dan perancangan dalam skala makro.
Perancangan kota adalah sebutan yang diterima secara umum untuk suatu proses yang
ditujukan untuk menghasilkan arahan perancangan fisik dari perkembangan kota, konservasi
dan perubahan. Di dalamnya termasuk pertimbangan lansekap lebih dari pada bangunannya,
preservasi dan pembangunan baru; perdesaan yang perkembangannya dipengaruhi kota,
rencana lokal, renovasi kota oieh pemerintah serta kepentingan lokal (Barnet, 1982:12).

Menurut Pierre Merlin dan Francoise Choay (1988: 677 & 851) perancangan kota
adalah proses dari konsep dan realisasi arsitektur yang memungkinkan penguasaan pengaturan
formal dari perkembangan kota, yang menyatukan perubahan dan kemapanan. la adalah
pertengahan dari praktek arsitek yang berkonsentrasi pada konsep formal dan realisasi
arsitektural dalam konstruksi bangunan dan perancang kota yang berkonsentrasi pada
pembagian dan penggunaan yang kurang sempurna dari sumber-sumber kepemilikan dan
penghancuran yang tidak perlu dari bagian-bagian bersejarah sehingga terintegrasinya kesatuan
dan keindahan dalam lingkungan terbangun. Kekeliruan yang sering dilakukan dalam urban
planning menurut Danisvoro adalah melihat kota sebagai 'subyek fisik' bukan sebagai 'subyek
sosial'. Sebuah kota tidak hanya direncanakan, melainkan dirancang. Berdasarkan ha! tersebut,
beliau mendefinisikan urban design sebagai berikut:

a. Urban Design merupakan jembatan yang diperlukan untuk menghubungkan secara


layak, berbagai kebijaksanaan perencanaan kota dengan produk-produk perancangan
fisiknya.

b. Urban Design merupakan suatu proses yang memberikan arahan, bagi terwujudnya
suatu lingkungan binaan fisik yang Iayak dan sesuai dengan aspirasi masyarakat,
kemarnpuan sumber daya setempat, serta daya dukung lahannya.
Definisi dari Danisworo tersebut merupakan suatu gabungan definisi antara Shirvani dengan
Catanese & Snyder, yang menjelackan posisi urban design dalam lingkup perancangan kota.
Disamping itu, ia juga menjelaskan arah dan tujuan dan proses tersebut.
Urban Design menurut Andy Siswanto sebenarnya adaiah sebuah disiplin perancangan
yang merupakan pertemuan dari arsitektur, perencanaan dan pembangunan kota. Lebih jauh
lagi, Urban Design adalah menterjemahkan kedua bidang riset perkotaan dan arsitektural
sedemikian rupa, sehingga ruang dan bangunan perkotaan dapat dimanfaatkan, sosial, artistik,
berbudaya dan optimal secara teknis maupun ekonomis
Namun demikian, terkadang definisi Urban Design banyak disalahartikan, dimana arsitek
sendiri sering terkonsentrasi pada perancangan bangunan sebagai sosok tunggal yang terisolasi
dari kawasan, tidak merespon dan, terintegrasi dengan tipologi morfologi arsitektur, serta
struktur fisik kawasan. Pendapat ini sama dengan Danisworc yang mendefinisikan urban
design berdasarkan posisinya dalam proses perancangan suatu kota, dan menjelaskan fungsi
clan tujuan dari proses tersebut

Desain kota atau Urban Design, dapat didefinisikan sebagai bagian dari rangkaian
perencanaan kota, yang rnenyangkut seal estetika, yang akan mengatur dan menata bentuk
serta penampilan dari suatu kota (Djoko Sujarto). Pendapat ini berbeda dengan beberapa
definisi diatas, Djoko Sujarto lebih menekankan pandangannya pada segi estetika.
Berdasarkan atas beberapa analisa tersebut, banyak ditemui adanya kesamaan-kesamaan
pandangan persepsi, mengenai pengertian dan definisi dari urban design, antara lain:

a. Lebih menekankan pada aspek perancangan secara fisik, daripada perencanaan.

b. Lebih condong pada suatu nilsi estetis, daripada fungsi dan penampilan fisiknya.

c. Sama-sama menekankan pada aspek saling keterkaitan dalam proses perancangan,


antara dampak yang satu dengan yang lainnya.

Disamping beberapa kesamaan pandangan tersebut, ada pula beberapa perbedaan yang dapat
ditemukan, terutama dalam hal penekanan masalah yang rnenyangkut pengertian dan definisi
Urban Design, yaitu antara lain:

a. Shirvani dan Danisworo, lebih menekankan pada kebijakan dan manajemen


pembangunan, dalam perancangan fisik kota.

b. Catanese dan Snyder dalam definisinya, lebih menekankan pada kebijakan dan
manajemen pembangunan, dalam perancangan fisik kota.

c. Andy Siswanto dan Djoko Sujarto iebih menekankan urban design dalam posisinya,
yaitu sebagai suatu penghubung antara dua disiplin ilmu, yang menjadi bagian dari
suatu proses perancangan kota.

d. Jo Santoso iebih menekankan pada latar belakang dari timbulnya proses perancangan
tersebut, dibandingkan dengan pembahasan tentang proses itu sendiri.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya urban design
adalah merupakan suatu disiplin perancangan, yang merupakan suatu jembatan antara
perencanaan kota dan arsitektur, dan berkaitan erat dengan kebijakan dalam perancangan dan
manajemen pembangunan fisik kota, yang perhatian utamanya adalah pada bentuk fisik kota
dan lingkungannya, baik daiam bentuk lingkungan alami, maupun lingkungan binaan, yang
sesuai dengan aspirasi masyarakat, kernampuan sumberdaya setempat, serta daya dukung
lahannya, dan diatur sedemikian rupa, sehingga ruang dan bangunan perkotaan tersebut dapat
dimanfaatkan, sosial, artistik, berbudaya dan optimal, secara teknis maupun ekonomis.

Dalam Jurnal terdapat 3 topik bahasan, yaitu :

1. Perancangan Kota sebagai perluasan


bidang Arsitektur

Karena kita sudah berada di bidang Arsitektur, maka lebih mudah bila kita
lihat ―Perancangan kota‖ dari kacamata arsitektur. Perancangan kota dapat dilihat sebagai
perluasan bidang arsitektur. Mengapa demikian? Dari satu sisi skala atau cakupan area,
Arsitektur merancang bangunan pada satu persil (atau disebut berskala
mikro), sedangkan cakupan perancangan kota meluas tidak hanya satu persil tapi
suatu kawasan (yang biasanya terdiri dari banyak persil)—dapat disebut juga sebagai
berskala mezo (lihat Gambar I-1). Dengan demikian, perancangan kota berkaitan

dengan penataan lingkungan fisik yang lebih luas daripada hanya satu persil seperti
yang dialami oleh bidang arsitektur. Karena dapat dilihat sebagai ekstensi dari
bidang Arsitektur, maka bidang Perancangan Kota (Urban Design) sering pula
disebut sebagai ―Arsitektur Kota‖.
Arsitektur
Perancangan Kota

Mikro Mezo

Gambar I-1: Perancangan Kota sebagai ekstensi Arsitektur

Perluasan cakupan dari mikro ke mezo (kawasan) menimbulkan beberapa


implikasi, yaitu antara lain:

a) Klien dan partisipasi


Dalam pekerjaan arsitektural, yang umumnya menangani satu persil, kita
melayani satu klien; sedangkan dalam perancangan kota, yang biasanya mencakup
banyak persil, maka perancang kota berhadapan dengan banyak pemilik persil yang
berarti banyak klien atau banyak pengambil keputusan. Dengan banyaknya
pengambil keputusan maka perancangan kota mau tidak mau perlu melibatkan
partisipasi mereka (partisipasi masyarakat atau pihak-pihak terkait).

b) Masalah lingkungan
Dalam penanganan satu persil, masalah lingkungan kurang terasa, tapi bila

cakupan meluas ke kawasan, maka masalah kelestarian lingkungan menjadi lebih


nyata. Masalah lingkungan timbul akibat interaksi antar guna lahan dalam kawasan,
juga akibat kegiatan sirkulasi lalu lintas, dan sebagainya.

c) Masalah sosial (hubungan antar manusia)


Satu persil berarti satu keluarga, tapi berkaitan dengan satu kawasan, terdapat
masalah hubungan antar keluarga, antar manusia atau disebut sebagai masalah sosial.

Masalah ini misalnya terwujud dalam kebutuhan akan fasilitas umum atau fasilitas
sosial, prasarana umum, serta juga kegiatan yang khas di masyarakat kita, yaitu
perdagangan sektor informal (kakilima).

2. Perancangan Kota sebagai implementasi


Rencana Kota

Perencanaan kota (urban planning) menangani lingkungan binaan (built

environment) dalam lingkup kota (makro). Untuk melaksanakan hasil perencanaan


kota diperlukan program-program penanganan kawasan (mezo), maka dapat
diartikan bahwa perancangan kota (urban design)—sebagai penanganan
lingkungan binaan berskala mezo—merupakan salah satu langkah implementasi
(pelaksanaan) rencana kota (lihat Gambar II-2).

Arsitektur Perancangan Perencanaan


Kota Kota

Mikro Mezo Makro

Gambar II-2 :Perancangan Kota sebagai ekstensi Arsitektur


dan sebagai implementasi Perencanaan Kota
Sebagai implementasi rencana kota, perancangan kota mempunyai implikasi
sebagai berikut:

a) Mengacu pada program atau isi rencana kota


Rencana kota yang berimplikasi ke kawasan dapat berupa: pelestarian
kawasan bersejarah, penataan kembali atau revitalisasi pusat kota, pengembangan
kota baru, pengembangan kawasan perumahan dan sebagainya. Perancangan kota
dapat mengimplementasikan program-program tersebut, sehingga dapat
dikembangkan proyek perancangan kota berkaitan dengan pelestarian kawasan
bersejarah, dan sebagainya.

b) Memanfaatkan perangkat implementasi rencana kota


Sebagai salah satu kegiatan implementasi rencana kota, maka perancangan
kota dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan perangkat implementasi rencana
kota, yaitu antara lain perangkat pengendali pembangunan ruang kota, seperti:
perijinan lokasi atau guna lahan, peraturan bangunan, pemberian IMB, dan pada
kasus kota -kota di Amerika terdapat perangkat seperti: zoning, subdivison
regulation, dan sebagainya.

3. Nilai-nilai, Kriteria Desain, Proses, dan


Metode-Teknik dalam Perancangan Kota

Sebagai suatu usaha penataan lingkungan binaan, maka perancangan kota

memiliki nilai-nilai yang dianut. Nilai-nilai tersebut dapat dianut oleh semua orang
secara universal (misalnya: keindahan), dan ada pula yang hanya dianut oleh
sebagian orang atau kultur tertentu—ini dapat kita sebut sebagai nilai lokal.
Usaha penataan dilakukan dengan mengikuti suatu proses dan kriteria desain
tertentu; dan proses dan kriteria ini juga ada yang disepakati secara umum dan ada pula
yang hanya disepakati oleh masyarakat lokal. Bahkan, pada masa yang berbeda, suatu
masyarakat dapat menganut suatu proses perancangan kota yang berbeda pula.
Hal ini disebabkan mungkin karena terjadi pergeseran paradigma (cara pandang
terhadap kebenaran).
Dalam proses perancangan kota, dilakukan langkah-langkah yang dapat
didukung oleh metode dan teknik tertentu. Dalam khasanah pengetahuan bidang
perancangan kota, telah dikembangkan banyak metode dan teknik untuk
mendukung proses perancangan kota.

Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

Kelebihan pada jurnal penelitian adalah jurnal ini menjelaskan dasar


teori yang dipakai oleh penyusun sebagai dasar dari penelitian ini. Penyusun
menjabarkan hal-hal dan teori-teori serta penelitian-penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan penelitian penyusun dengan sangat jelas menjelaskan
mengenai urban design tipologi dn prosedurnya.

Kekurangan pada jurnal ini adalah ada beberapa studi kasus yang tidak
mempunyai kesinambungan dengan pembahasan utama jurnal.
Kesimpulan

Jurnal berjudul Urban Design: Typology Procedures and product yang


disusun oleh Jon Lang ini membahas tentang Perancangan kota mendalam
melalui prosedur tipologi dan produk perencanaan. Didalamnya terdapat kriteria
desain dan berbagai cara urban design,

Lesson Learned

Hal-hal yang dapat menjadi pelajaran bagi pembaca mengenai apa


yang ada dalam jurnal penelitian yang disusun oleh Jon Lang ini adalah
Perancangan Kota atau Urban Design mempunyai tipologi prosedur dan
produk untuk merancang atau merencanakan kota. Sehingga ilmu ini berkaitan
dengan ilmu arsitektur dan desain. Terdapat kriteria – kriteria perancangan
kota yang baik .

Anda mungkin juga menyukai