net/publication/276273855
Strategi penerapan konsep adaptive reuse pada bangunan tua Studi kasus
gedung pt ppi (ex kantor pt tjipta niaga)
CITATIONS READS
0 2,462
3 authors:
Anisa Anisa
Universitas Muhammadiyah Jakarta
16 PUBLICATIONS 4 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ari Widyati Purwantiasning on 14 May 2015.
ABSTRAK
Dewasa ini, pembangunan gedung-gedung baru di Jakarta sangatlah pesat. Hal ini mengakibatkan
beberapa bagian di sudut Jakarta menjadi terlupakan dan seolah-olah dibiarkan lapuk. Pelapukan
bangunan ini umumnya terjadi pada bangunan-bangunan tua bersejarah yang sudah tidak
difungsikan lagi sebagaimana mestinya. Maka dari itu diperlukan suatu gerakan pelestarian
kawasan bersejarah dengan langkah revitalisasi maupun konservasi di suatu kota bersejarah
umumnya dan Jakarta khususnya. Karena kawasan bersejarah dapat menjadi identitas sebuah kota
yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan kota yang terbentuk oleh suatu peradaban
budaya.
Salah satu solusi yang tepat dalam menghidupkan kembali suatu kawasan bersejarah adalah dengan
langkah membuat suatu fungsi baru dari fungsi lama pada bangunan-bangunan tersebut. Langkah
ini dikenal dengan istilah adaptive re-use yang kemudian disandingkan dengan konsep konservasi.
Bahkan beberapa negara di dunia, sudah cukup lama menggunakan adaptive re-use sebagai upaya
menyelamatkan aset bersejarah dan dapat dikategorikan berhasil. Tetapi tidak selamanya langkah
ini mudah dilaksanakan, karena pada umumnya akan muncul kendala yang menyebabkan
hilangnya nilai-nilai sejarah. Hal ini dapat terjadi jika keaslian dari bentuk bangunan sengaja
dihilangkan atau mendapatkan respon negatif dari pihak luar.
Kata Kunci: strategi, adaptive reuse, bangunan tua, kawasan kota tua Jakarta
7. Peningkatan Kualitas
Gambar 12: Museum Fatahillah merupakan salah satu museum Dari uraian beberapa prinsip yang
di Kawasan Kota Tua yang memiliki beberapa dokumen melatarbelakangi kegiatan konservasi di
bersejarah tentang terbentuknya Kota Oud Batavia
sumber : dokumentasi pribadi, 2014
kawasan Kota Tua sesuai dengan prinsip
konservasi yang telah diungkapkan oleh
beberapa ahli, yaitu:
3. Nilai Arsitektur
a. Peranan sejarah, yaitu identitas dan
Salah satu alasan perlunya pelestarian “Sense Of Place”
bangunan bersejarah adalah nilai arsitektur b. Keluarbiasaan, yaitu nilai sejarah dan
yang tersirat di dalamnya. Karena dengan tetap pendidikan
berdirinya bangunan ini menjadi salah satu c. Dapat memperkuat citra kawasan dan
bukti bahwasanya pada masa lalu para arsitek identitas sebuah kota dengan
merancang suatu bangunan menjadi suatu karya memberikan banyak manfaat diberbagai
seni yang dapat menjadi landmark suatu bidang
kawasan. Seperti di kawasan Kota Tua d. Estetika bangunan, yaitu nilai arsitektur
bangunan-bangunan tersebut dirancang oleh dan sumber inspirasi
para arsitek dengan memaksimalkan seluruh e. Keaslian bangunan, yaitu nilai sejarah
kemampuannya sehingga saat ini masih tetap dan nilai arsitektur
awet.
4. Pendidikan
Memahami bagaimana sasaran konservasi
Lingkungan, bangunan dan artefak di yang tepat dan dapat diaplikasikan di
kawasan Kota Tua melengkapi dokumen kawasan Kota Tua Jakarta
sejarah tentang kejayaan di Batavia. Karena
Sebelum memulai proses konservasi kawasan
keberadaaan mereka memberikan segudang
Kota Tua Jakarta, alangkah baiknya mengetahui
ilmu pendidikan dari waktu ke waktu.
penyebab terjadinya pelapukan bangunan-
5. Sumber Inspirasi bangunan bersejarah di dalamnya. Pelapukan
tersebut diakibatkan oleh :
Konservasi kawasan Kota Tua dan
bangunan-bangunan di dalamnya mampu 1. Pelayanan publik di kawasan Kota Tua
memberikan inspirasi dan membangkitkan menurun
kembali jiwa patriotisme masyarakat. 2. Adanya upaya mengurangi pemeliharaan
Keberadaan mereka seolah-olah menjadi properti oleh pemilik gedung, sehingga